Anda di halaman 1dari 4

MEKATRONIKA & ROBOTIKA

DIV ELEKTRONIKA INDUSTRI


EC
Judul Tugas : Sistem Pneumatic
Nama Praktikan : Calvina Izumi Ramadhan
Nomor BP : 1911012013
Kelas : 3A DIV Elektronika Industri
Kelompok : 4
Dosen : Anton Hidayat,ST,MT.

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2020/2021
SISTEM PNEUMATIC

Pengertian Pneumatic

Pneumatic adalah sebuah sistem penggerak yang memanfaatkan tekanan udara sebagai tenaga
penggeraknya.

Jadi, secara sederhana pneumatic adalah tekanan udara yang dinaikkan oleh kompresor udara,
sehingga mampu menggerakkan alat-alat industri. Tekanan udara tersebut akan
menggerakkan sebuah cylinder kerja, dimana cylinder kerja yang nantinya akan mengubah
tenaga/tekanan udara tersebut menjadi tenaga mekanik (gerakan maju mundur
pada cyilinder).

Fungsi Sistem Pneumatic

Beberapa kegunaan dari sistem pneumatic dalam dunia industri adalah sebagai berikut :

 Untuk pencekaman benda kerja


 Untuk penggeseran benda kerja
 Untuk pengaturan posisi benda kerja
 Untuk pengaturan arah benda kerja

Penerapan sistem pneumatic secara umum :

 Pengemasan (Packaging)
 Pemakanan (Feeding)
 Pengukuran (Metering)
 Pengaturan buka dan tutup (Door or chute control)
 Pemindahan material (Transfer of material)
 Pemutaran dan pembalikan benda kerja (Turning dan inverting of part)
 Pemilahan bahan (Sorting of part)
 Penyusunan benda kerja (Stacking of Componen)
 Pencetakan benda kerja (Stamping and embossing of component)
Prinsip Kerja dan Komponen Pneumatic

Pada dasarnya, prinsip kerja dari sistem pneumatik adalah pemanfaatan udara terkompresi
menjadi suatu gerakan translasi pada plunyer atau piston. untuk pengaplikasian yang lebih
banyak,  maka hal ini jauh lebih efisien dan praktis.

Pada umumnya, sistem meliputi kompresor udara yang menyimpan udara yang terkompresi
dalam sebuah cylinder dan melepaskannya di bawah control listrik.

Sistem pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang  mana menentukan


kondisi keseimbangan antara gas dan uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya gaya-
gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).

Untuk lebih jelas, berikut cara kerja pneumatik beserta fungsi komponennya :

1.Kompresor

Kompresor berfungsi untuk menghisap udara yang berada di atmosfer dan menyimpannya ke
dalam tabung penampung udara atau receivoir air. Kondisi udara yang berada di atmosfer
dipengaruhi oleh suhu dan tekanan.

Udara pada tabung penampung akan mencapai tekanan 6 -9 bar (tekanan rata-rata). Tekanan
dibawah 6 bar dapat menyebabkan turunkan daya mekainik dari cylinder kerja pneumatic.
Sedangkan tekanan diatas 9 bar, merupakan tekanan yang sangat berbahaya pada sistem
perpipaan atau kompresor.

2.Air Dryer / Air Trap

Selanjutnya udara bertekanan akan melewati air dryer atau filter untuk memisahkan
kandungan air pada udara yang masuk dari kompresor. Meski jumlah air pada udara yang
masuk kedalam sistem pneumatik persentasenya kecil, namun hal ini dapat menjadi penyebab
serius dari tidak berfungsinya sistem.
3.Air Filter

Setelah udara yang dikeringkan dari bagian air dryer, maka udara yang telah terkompresi
tersebut akan melalui filter untuk disaring kualitasnya. Air Filter berfungsi untuk
memisahkan udara dari kemungkin adanya debu dan kotoran yang mungkin ada di dalam
udara.

4.Regulator

Di dalam bagian regulator, udara akan diatur jumlah tekanannya sehingga besar tekanan
udara yang mengalir menuju ke actuator telah sesuai dengan standar.

5.Solenoid Valve

Solenoid Valve merupakan suatu katup pada sistem pneumatik yang berfungsi untuk
mengarahkan aliran udara bertekanan dengan sistem penggerak berupa coil electric atau
pneumatic. Solenoid ini memiliki bentuk dan jenis yang bereda-beda.

6.Actuator atau Air Cylinder

Air cylinder bergerak berdesarkan solenoid valve. Jika solenoid valve menyalurkan udara
bertekanan dari air cylinder ke inlet maka piston akan bergerak maju. Sementara bila solenoid
valve menyalurkan udara bertekanan dari air cylinder ke outlet maka piston akan bergerak
mundur.

Susunan Sistem Pneumatik

 Catu Daya (Energi Supply)

 Elemen Masukan (Sensor)

 Elemen Pengolah (Processor)

 Elemen Kerja (Actuator)

Pada umumnya alat pneumatik mengubah udara terkompresi menjadi bekerja menggunakan
motor pneumatik. Dibandingkan dengan alat listrik lainnya yang sebanding, alat pneumatik
terbilang lebih aman untuk digunakan dan dijalankan, tanpa ada resiko percikan api,
hubungan arus pendek atau sengatan lisrik, dan memiliki rasio daya terhadap berat yang lebih
tinggi, memungkinkan alat yang lebih kecil dan lebih ringan untuk menyelsaikan tugas yang
sama.

Anda mungkin juga menyukai