Tugas 4 Metlit Proposal Penelitian
Tugas 4 Metlit Proposal Penelitian
Penulis :
ALBAR RIADI
NIM.1517822010
FAKULTAS TEKNIK
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini pendidikan menjadi salah satu sektor yang penting dalam
kehidupan manusia. Tidak jarang banyak hal lain dikesampingkan demi
mendapatkan pendidikan yang layak. Menurut UU SISDIKNAS NO. 20 tahun
2003, pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak
mulia, kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
Pengembangan dan perubahan dalam dunia pendidikan terus diupayakan karena
pendidikan yang bersifat fleksibel. Dunia pendidikan dan IPTEK harus beriringan,
semakin maju dunia IPTEK harus diiringi juga dengan pendidikan yang semakin
maju.
3
4
Dalam pembelajaran, media berupa modul menjadi salah satu yang penting
dalam mendukung proses pembelajaran. Modul yang diterapkan pada pembelajaran
dapat dijadikan sebagai acuan dalam belajar dan mempengaruhi hasil belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2013) dapat disimpulkan bahwa
penggunaan modul memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap hasil belajar
siswa. Hal ini didasarkan dat yang diperoleh dari posttest pada sekolah yang
menggunakan modul sebesar 89,23 sedangkan hasil yang diperoleh dari posttest
pada sekolah yang tidak menggunakan modul hanya sebesar 79,41. Dari hasil
penelitian tersebut dapat dilihat hasil belajar siswa dengan menggunakan modul
lebih baik dibangdingkan tanpa modul. (Aulia et al., 2014)
merata di setiap semester atau tahun ajarannya. 4). Pendidikan lebih berdaya guna,
karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang ingin dipecahkan
oleh peneliti. Antara lain:
C. Perumusan Masalah
D. Manfaat Penelitian
KAJIAN TEORITIK
7
8
Elliot merupakan pendukung dari gerakan guru sebagai peneliti dalam PTS.
Model PTS Elliot memusatkan perhatian pada adanya kesenjangan antara
mengajar untuk pemahaman dengan mengajar untuk kebutuhan. Model PTS yang
dikemukakan oleh Elliot ini mengadopsi dari model PTS yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Taggart. Salah satu konsep yang diadopsi oleh Elliot dari model
Kemmis dan Taggart adalah mengenai ide dasar langkah-langkah tindakan refleksi
yang terus bergulir dan kemudian menjadi suatu siklus. Elliot juga memiliki
pandangan terhadap model Kemmis dan Taggart, yaitu mengenai skema langkah-
langkahnya yang lebih rinci dan memiliki peluang untuk mudah diubah. Elliot
selanjutnya membuat suatu diagram model PTS yang dipandang lebih baik. Model
PTS Elliot tersebut divisualisasikan
10
Dalam PTS, Ebbut mengedepankan dua hal, yakni: (1) sangat memperhatikan
alur logika penelitian tindakan; dan (2) menjabarkan teori sistem yang terdiri atas
subsistem-subsistem atau konseptual ke ke dalam bentuk kegiatan operasional.
Selanjutnya, Ebbut menawarkan diagram PTS yang divisualisasikan pada gambar
Model PTS yang dikemukakan oleh Hopkins dilaksanakan dalam tiga siklus
atau lebih. Setiap siklus terdiri dari beberapa kali tindakan. Diagram pelaksanaan
PTS model Hopkins telah divisualisasikan dalam gambar
1. Modul Pembelajaran
a. Pengertia Modul Pembelajaran
Modul adalah media pembelajaran berupa bahan ajar yang telah dirancang
secara terstruktur dan sistematis berdasarkan kurikulum yang telah ditentukan
14
dengan penyajian kemasan dalam bentuk yang lebih ringkas dan memungkinkan
dipelajari oleh siswa secara mandiri agar tercapai tujuan dari pembelajaran.
(Darmiyatun,2013)
Menurut Ditjen PMPTK (2008) modul merupakan sebuah bahan ajar yang disusun
secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah dipahami
oleh siswa serta dapat dipelajari secara mandiri tanpa membutuhkan seorang
fasilitator dan modul juga dapat digunakan sesuai dengan kecepatan belajar siswa
dengan pengertian tersebut maka modul yang baik memiliki lima karakteristik,
yaitu self instruction, self contained, stand alone, adaptive, dan user friendly.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan modul pada proses
pembelajaran dapat meningkatkan hasil pelajaran (Wenno, 2010; Esmiyati et al.,
2013; Dewi et al.,2014).
Melalui modul yang sudah disediakan, diharapkan peserta didik dapat belajar
dengan mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. (I Wayan Satya, 2009:11).
Peserta didik yang memiliki pemahaman yang beraneka ragam bisa belajar secara
mandiri untuk menambah pemahaman tanpa harus menunggu orang lain untuk
mengajarkan. Untuk itu maka pada modul harus memenuhi kriteria yang dapat
dijelaskan sebagai berikut : Berisi tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan
jelas; materi yang disajikan lebih spesifik sehingga mudah untuk dipelajari,
15
Materi yang disajikan harus dapat mewakili setiap unit kompetensi yang akan
dicapai, mulai dari capaian pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator. Tujuan
dari konsep ini adalah membuat siswa tuntas dalam mempelajari materi selama
pembelajaran karena dikemas lebih mudah dalam satu kesatuan yang utuh.
Maksudnya modul yang diasjikan harus mampu digunakan oleh siswa selama dia
melakukan pembelajaran terhadap materi tersebut. Ketika siswa mengerjakan
tugas , mereka hanya menggunakan satu modul tersebut untuk mencari jawaban
dari permasalahan yang dihadapi. Bila modul yang digunakan untuk belajar dan
mengerjakan tugas sudah mampu menyelesaikan semua persoalan yang
berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari maka modul tersebut dapat
diaktakan modul yang berdiri sendiri
Adaptive
Dalam modul yang disajikan, isi dari materinya harus bersifat adaptive atau
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teori – teori yang
disajikan harus sesuai dengan perkemabangan jaman agar Ketika dilakukan
implementasi sesuai antara teori dengan kejadian yang terdapat di lapangan
16
Mata pelajaran yang disajikan dalam modul hendaknya sesuai dengan karakteristik
peserta didik. Penyajian dengan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana,
penyajian halaman sampul yang menarik dan kata – kata yang umum menjadikan
modul lebih nershabat dengan penggunanya. Hal ini juga membuat minat siswa
lebih meningkat dan menjadikan motivasi tersendiri bagi siswa untuk semangat
dalam belajar.
Format
Dalam pembuatan modul hal terpenting dan yang paling utama adalah format
modul yang disajikan. Banyak aturan tentang format penulisan modul, salah
satunya adalah Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang pedoman penulsian
modul pendidikan dan pelatihan. Isi dari format penulisan modul tersebut mulai
dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, daftar informasi visual, daftar
lampiran, petunjuk penggunaan modul, pendahuluan, materi pokok1, materi pokok
2, materi pokok 3 dan seterusnya, penutup, kunci jawaban, daftar pustaka, dan
glosari. Selain itu penggunaan format kertas dan ukuran kertas yang sesuai juga
harus diperhatikan.
Organisasi
Daya Tarik
Daya Tarik disini seperti penyajian halaman sampul yang menarik dengan
kombinasi – kombiansi warna dan gambar ilustrasi yang membuat siswa tertarik.
Dalam isi modul juga perlu dilengkapi dengan gambar – gambar ilustrasi yang
mendukung materi dengan penyajian yang menarik.
Gunakan jenis atau gaya dan bentuk huruf yang mudah untuk dibaca oleh
siswa. Tidak perlu menggunakan gaya huruf berlebihan yang akan menimbulkan
kebingungan peserta didik. Serta gunakan juga perbandingan huruf yang
proporsional terutama untuk judul modul.
Sediakan ruang kosong atau spasi untuk memberikan kesempatan jeda kepada
siswa dan untu menambahkan catatan – catatan yang dianggap penting. Berikan
ruang kosong tersebut secara tepat dan proporsional , misalnya ditempatkan pada
ruang sekitar judul bab dan subbab
Konsistensi
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan sebuah modul pembelajaran yang baik
jika mampu memenuhi persyaratan seperti diatas. Syarat – syarat diatas
dimaksudkan agar modul yang disajikan bisa menarik dan memotivasi siswa lebih
semangat dalam belajar.
2. Supervisi Akademik
a. Pengertian Supervisi
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut
: “Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning
18
b. Tujuan Supervisi
d. Model Supervisi
motivasi kerja guru. Dalam pelaksanaannya menurut Sullivan & Glanz (2005)
setidaknya ada empat langkah yaitu:
Perencanaan pertemuan
Observasi
Pertemuan berikutnya
Refleksi kolaborasi.
e. Teknik Supervisi
20
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervise akademik. Untuk
melaksanakannya secara efektif, diperlukan keterampilan konseptual,
interpersonal dan teknikal (Glickman, at al: 2007). Oleh sebab itu, setiap kepala
sekolah harus memiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan menerapkan
teknik-teknik supervise akademik yang tepat. Menurut Gwyn (1961) teknik
supervise akademik meliputi dua macam, yaitu: individual dan kelompok.
3. Kompetensi Guru
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan
menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud
dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan
fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang
diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal
maupun pengalaman.
Sejalan dengan itu Finch & Crunkilton (1979:222), sebagaimana dikutip oleh
Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu
tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan.Sofo (1999:123) mengemukakan “A competency is composed of
skill, knowledge, and attitude, but in particular the consistent applications of those
skill, knowledge, and attitude to the standard of performance required in
21
D. Kerangka Berfikir
E. Hipotesis Tindakan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat dilakasanakannya penelitian ini yaitu di SMK Negeri 2 Setu Bekasi
dengan alamat Jalan MT. Haryono, Taman Rahayu, Kec. Setu, Kabupaten
Bekasi, Jawa Barat 17320
2. Waktu Penelitian
Waktu dilakukannya penelitian ini adalah pada bulan Januari sampai April
2022
C. Subyek Penelitian
D. Metode Penelitian
25
26
yang dihadapi oleh suatu kelompok subyek yang diteliti dalam hal ini adalah guru
pemula. Selanjutnya mengamati keberhasilan sebagai akibat dari Tindakan serta
memberi tindakan lanjutan untuk menyempurnakan hasil yang lebih baik.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif.
Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini dilaksanakan pendampingan pada setiap guru sesuai dengan
jadwal yang telah direncanakan, yaitu: (a) Pendampingan terhadap guru dalam
perencanaan penyusunan : mulai dari menyusun rencana pendampingan:
menyiapkan metode, membuat media belajar, menyiapkan sumber bahan, dan
menyiapkan alat evaluasi. (b) Pendampingan terhadap guru saat melaksanakan
kegiatan penyusunan secara kelompok maupun perorangan , sesuai dengan mata
pelajaran yang disusun. (c) Pendampingan terhadap guru saat mengevaluasi hasil
kerja penyusunan.
Pengamatan (Observation)
Refleksi (Reflection)
Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi, dengan
Refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kinerja guru dan hasil belajar
siswa, kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi
pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya. Pada penelitian ini refleksi yang
dilakukan adalah dari hasil pengamatan input dan output kinerja guru SMPN 4
Tamiang Layang.
Sumber data penelitian ini adalah guru SMKN 2 Setu Bekasi, peneliti. Jenis
data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatf, yang mencakup (a)
rencana pendampingan, (b) pelaksanaan pendampingan, (c) data hasil observasi, (d)
kinerja guru, (e) hasil penyusunan guru SMKN 2 Setu Bekasi..
G. Analisis Data
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis kategorial dan
fungsional melalui model analisis interaktif (interactive model), yakni analisis yang
dilakukan melalui empat komponen analisis: reduksi data, penyandian, dan
verifikasi dilakukan secara simultan. Data kuantitatif dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif.
DAFTAR PUSTAKA
29
30
Wardani, IGK. 1996. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta: Dirjen
Dikti.