Aliansi PPT RLL
Aliansi PPT RLL
lalulintas
Pengantar rekayasa lalulintas dan karekteristik pemakai jalan
Kelompok 1
1. Didan Hamdani (1810503001)
2. Riskha Putri W (1810503004)
3. Uswatun Azizah (1810503037)
4. Muhammad Firda Nazri Nasaf
(1810503050)
5. Haryo Aji Kurniawan (1810503061)
pengertian
rekayasa lalu-lintas merupakan salah satu cabang dari
ilmu teknik sipil yang menggunakan pendekatan
rekayasa untuk mengalirkan lalu-lintas pergerakan
orang dan/atau barang secara aman dan effisien
dengan merencanakan, membangun dan
mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi
dengan rambu lalu-lintas, marka jalan serta alat
pemberi isyarat lalu lintas.
Ruang lingkup rekayasa lalulintas
1. Studi karakteristik lalu lintas
2. Perencanaan transportasi
3. Perencanaan geometrik jalan
4. Operasi lalulintas
5. Administrasi
Kompomen lalu lintas
MANUSIA
KENDARAAN JALAN
PEMAKAI JALAN
• Pemakai jalan dalam hal ini siapa pun yang memakai fasilitas jalan, yaitu
pengemudi kendaraan bermotor dan tidak bermotor dan pejalan kaki.
• Pengguna trotoar untuk berjualan, pengemudi becak, angkot atau mobil
lainnya yang sedang mengetem disebut Hambatan Samping
• Pemakai jalan sebagai komponen yang terpenting dalam rekayasa lalu
lintas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisik, mental,
psikologi, dan lingkungan. Karakteristik manusia juga dipengaruhi oleh
motivasi dan tujuan berpergian sehingga akan berdampak pada cara
mengemudi kendaraan dan waktu reaksi menghadapi rintangan. Waktu
reaksi ini dipengaruhi oleh persepsi (pandangan), intelektual
(kecerdasan), emosi, dan volition (kemauan bertindak).
Perilaku pengemudi
KARAKTERISTIK MENTAL KARAKTERISTIK FISIK
1. Kecerdasan 1. Bidang penglihatan
2. Motivasi 2. Titik buta
3. Belajar 3. Observasi pengemudi
4. emosi 4. Keputusan pengemudi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PENGEMUDI
Faktor dari dalam
1. Fisiologis
2. Psikologis
Faktor dari Luar
1. Tata guna lahan/tanah dan aktifitasnya
2. Cuaca
3. Fasilitas jalan
4. Karakteristik aliran lalu lintas
5. Banyaknya pejalan kaki
6. Banyaknya pedagang kaki lima
Waktu persepsi dan reaksi
• Waktu yang diperlukan antara melihat suatu kejadian, mengolah
informasi tersebut diotak untuk kemudian mengambil reaksi disebut
sebagai waktu reaksi, atau didalam berbagai referensi disebut sebagai
PIEV time sebagai singkatan dari Perception, Intelection, Emotion dan
Volition atau Perception – Reaction time.
PIEV
1. Perception, merupakan saat pandangan mata yang menangkap adanya suatu keadaan/ancaman
dihadapan pengemudi.
2. Intelection, informasi yang diperoleh mata selanjutnya dikirim ke otak oleh syaraf mata,
informasi diolah oleh otak dengan menggunakan kecerdasan otak dengan menggunakan ingatan
masa lalu ataupun analisis keadaan.
3. Emotion, pengambilan keputusan diotak, mengenai langkah yang akan dilakukan untuk
menghadapi keadaan/ancaman dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan yang sering-
sering dipengaruhi oleh emosional pengemudi.
4. Volition, merupakan instruksi yang telah diolah untuk diteruskan melalui syaraf kepada tindakan
yang akan diambil oleh tangan, dan kaki pengemudi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIEV
1. bertambahnya umur
2. kelelahan
3. kompleksnya isyarat atau tugas
4. pelemahan fisik akibat cacat fisik
5. pengaruh alcohol dan obat bius
JARAK REAKSI DAN JARAK HENTI
1. Jarak reaksi
Jarak yang diperlukan untuk pengemudi bereaksi disebut jarak reaksi (dp),
dihitung dengan persamaan berikut ini:
Dp = 1,469 V.t ( ft )
= 0,278 V.t ( m )
V = kecepatan kendaraan ( mph atau kph )
T = waktu reaksi (menurut AASHTO t = 2,5 detik)
2. Jarak Henti
Jarak pengereman (dr) yaitu jarak yang diperlukan untuk melakukan pengereman dihitung dengan
persamaan berikut ini:
Dr = v² / { 30 ( f ± g ) } ( ft )
= v² / { 225 ( f ± g ) }( m )
v = kecepatan kendaraan ( mph atau kph )
f = koefisien gesek normal antara ban
g = besarnya landai jalan
Karakter pejalan kaki
Karakteristik pejalan kaki mempengaruhi rancangan dan lokasi alat kontrol bagi pejalan
kaki.Karakteristik pejalan kaki meliputi :
1. kecepatan berjalan
2. jenis kelamin pejalan kaki
Pada tikungan, lebar tikungan didesain ntuk dapat mengakomodasikan jenis kendaraan
yang diijinkan lewat
d1 = 0,278 x v x t
•Volume adalah jumlah kendaraan yang melalui satu titik yang tetap
pada jalan dalam satuan waktu.
F=1/h
Dimana : F = arus lalu lintas
h = waktu antara (time headway)
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
S = dx / dt
Dimana :
S = kecepatan
Dx = jarak tempuh
Dt = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak dx
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS
D=n/I atau
D=1/s
Dimana :
D = kepadatan lalu lintas (kend/km)
n = jumlah kendaraan pada lintasan (kend)
l = panjang lintasan (km)
s = jarak antara (space headway)
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS
Karakteristik Sekunder:
•Waktu antara kendaraan (time headway) yaitu waktu yang
diperlukan antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya
untuk melalui satu titik tertentu.
•Jarak antara kendaraan (space headway) yaitu jarak antara bagian
depan satu kendaraan dengan bagian depan kendaraan berikutnya.
Volume Lalu
Lintas
Volume Lalu Lintas
volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang lewat pada satu
titik pengamatan / ruas jalan dalam suatu
satuan waktu pada setiap periode yang dipilih.
Tujuan dan penggunaan volume lalu lintas :
1. Ukuran kuantitatif arus yang tepat dan menentukan prioritas
perbaikan.
2. Pola dan arah kecenderungan lalu lintas
3. dasar perkerasan, desain geometris, perhitungan kapasitas
jalan berdasarkan klasifikasi kendaraan.
Klasifikasi kendaraan yang disederhanakan :
1. Sepeda Motor ( Motor Cycle ), 2 roda, dengan EMP
0,25
2. Kendaraan Ringan ( Heavy Vechicles), 3-4 Roda,
dengan EMP 1
3. Kendaraan Berat ( Heavy Vechicles), 6 roda atau
lebih, dengan EMP 1,3
4. Kendaraan tak bermotor dihitung sebagai hambatan
samping.
1. Perhitungan Volume Lalu Lintas
a. Penghitung Mekanik : Fixed and Portable
secara otomatis mencatat jumlah total kendaraan. Dengan cara
kerja kabel berongga, tenaga listrik, sel photo listrik, detektor
magnet, detektor radar.
b. Penghitungan Manual
Menghitung dengan cara blanko formulir mencatat volume
masing-masing jenis kendaraan, pindah jurusan, kondisi
pembebanan, dan jumlah penumpang.
2. Penyajian Data Volume Lalu Lintas
komponen :
a. LHRT/AADT (Lalu lintas harian rata-rata tahunan/ annual
average daily traffic)
b. LHR/ ADT (lalu lintas harian rata-rata/average daily traffic),
untuk menentukan tingkat kepentingandan tahapan SMP nya.
c. Diagram ramal, untuk melihat variasi dan fluktasi jam,
harian, musiman.
d. Peta arus lalu lintas, untuk melihat rute dan arah lalu
lintas yang padat secara berkala.
e. Diagram arus volume lalu lintas, untuk melihat
pembagian dan arah arus pada persimpangan sebagai
data desain persimpangan.
f. Volume jalan perencanaan
3. Faktor Pertumbuhan Volume Lalu Lintas
Pt = p0 (1+i)n
Pt = produksi volume lalu lintas pada tahun t
(kendaraan/hari)
p0 = volume lalu lintas hasil survei (Kendaraan/hari)
i = Faktor pertumbuhan lalu lintas (%)
n = Perkiraan jangka waktu (tahun)
Kecepatan dan Jenis-jenisnya
Pengertian Kecepatan
Menurut Wikipedia, Kecepatan adalah besaran vektor yang
menunjukkan seberapa cepat benda berpindah. Besar dari vektor ini
disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per sekon
(m/s).
Sedangkan dalam ilmu transportasi kecepatan dapat diartikan secara
kompleks dan tidak bisa berdiri sendiri karena saling berkaitan antara
variabel satu dan yang lainnya.
PP 32/2011, kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak
dalam satuan waktu dinyatakan dengan km/jam.
Hobbs (1995), kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya
dinyatakan dalam km/jam.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan kendaraan:
1. Sikap masyarakat
2. Kecelakaan
3. Lingkungan
4. Jenis dan kondisi jalan
5. Tata Guna Lahan
6. Kondisi Cuaca
Jenis- Jenis kecepatan:
1. Kecepatan sesaat (spot speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat
diukur dari suatu tempat ke tempat yang lain.
2. Kecepatan Bergerak (running/operation speed), yaitu kecepatran rata-rata
kendaraan pada saat bergerak pada suatu jalur dan didapat dengan membagi
panjang jalur dengan waktu kendaraan menempuh jalur tersebut.
3. Kecepatan Perjalanan (journey speed), yaitu kecepatan rata-rata kendaraan
efektif antara dua titik tertentu di suatu perjalanan, yang dapat ditentukan dari
jarak perjalanan dibagi dengan total waktu perjalanan.
4. Kecepatan Rencana (design speed), yaitu kecepatan yang digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan jalan yang ditemntukan secara langsungberdasarkan
klasifikasi jalan dan standar geometric jalan.
5. Kecepatan Arus Bebas, yaitu kecepatan kendaraan pada saat tidak terhalang
sama sekali oleh kendaraan lain.
REKAYASA LALU
LINTAS
KELOMPOK 4 :
1.Geronimo S (1710503051)
2. Dimas Jati W (1810503017)
3. Apriliani Citra R.F (1810503033)
4. Ristiana Arifia D (1810503044)
5. Putri Devina M (1810503054)
Waktu Antar Kendaraan
Adalah perbedaan waktu antara bagian depan dari sebuah kendaraan melewati suatu titik tertentu
dengan kedatangan bagian depan kendaraan berikutnya yang dinyatakan dengan detik.
Ht = t x hs
Faktor SMP
Satuan kendaraan di dalam arus lalu lintas yang disetarakan dengan kendaraan
ringan/mobil penumpang, dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp)
atau faktor pengali berbagai jenis kendaraan menjadi satu satuan
dimana besaran SMP dipengaruhi oleh:
1. tipe/jenis kendaraan
2. dimensi kendaraan
3. dan kemampuan olah gerak
Klasifikasi Jalan
Jarak yang diperlukan antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya untuk melalui satu titik
tertentu yang tetap.
Yang dirumuskan dengan:
1
SH = 𝐷
• Keterangan :
SH = Jarak antar kendaraan (meter)
D = Kepadatan lalu lintas (kend/km)
5. Kinerja Lalu Lintas Jalan
Menurut PKJI 2014 derajat kejenuhan atau kecepatan tempuh merupakan hal – hal
yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan tertentu
terkair dengan geometris, arus lalu lintas, dan lingkungan jalan baik untuk kondisi
desain maupun kondisi eksisting. Semakin rendah nilai derajat kejenuhan atau
semakin tinggi kecepatan tempuh menunjukkan semakin baik kinerja lalu lintas.
Untuk tujuan praktis dan didasarkan pada anggapan jalan memenuhi kondisi dasar
(ideal), maka dapat disusun table dibawah ini untuk membantu menganalisis kinerja
jalan secara cepat.
PERSIMPANGAN
OLEH:
M. RYO AL-ASHAFF (1810503035)
NABA SILVA Y.P. (1810503045)
EKO SATRIO W. (1810503047)
SHINTA MAULIDA S. (1810503055)
Pengertian Persimpangan Jalan
suatu daerah umum dimana dua atau lebih ruas jalan (link) saling
bertemu/berpotongan yang mencakup fasilitas jalur jalan (roadway) dan tepi jalan
(road side), dimana lalu lintas dapat bergerak didalamnya
Alih Gerak ( Manuver) Lalu lintas pada
Persimpangan Jalan
1. Divering adalah peristiwa memisahnya kenderaan dari suatu arus
yang sama kejalur antara lain
2. Merging adalah peristiwa menggabungnya kenderaan dari suatu
jalur ke jalur yang lain
3. Crossing adalah peristiwa perpotongan antara arus kenderaan dari
satu jalur ke jalur yang lain pada persimpangan dimana keadaan
yang demikian akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan
tersebut.
4. Weaving adalah pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang
berjalan menurut arah yang sarna sepanjang suatu lintasan dijalan
raya tanpa bantuan rambu lalu lintas.
Konflik Pada Persimpangan Jalan
Keberadaan persimpangan pada suatu jaringan jalan, ditujukan agar
kenderaan bermotor, pejalan kaki (pedestrian), dan kenderaan tidak
bermotor dapat bergerak dalam arah yang berbeda dan pada waktu yang
bersamaan. Dengan demikian pada persimpangan akan terjadi suatu
keadaan yang menjadi karakteristik yang unik dari persimpangan yaitu
munculnya konflik yang berulang sebagai akibat dari pergerakan
Berdasarkan sifatnya konflik yang
ditimbulkan oleh manuver kenderaan dan
keberadaan pedestrian
1. Konflik primer yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas yang
saling memotong
2. Konflik sekunder yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas
kanan dengan arus lalu lintas arah lainnya dan atau lalu lintas belok
kiri dengan para pejalan kaki.
Faktor yang mempengaruhi konflik
1. Jumlah kaki persimpangan yang ada
2. Jumlah lajur pada setiap kaki persimpangan
3. Jumlah arah pergerakan yang ada
4. Sistem pengaturan yang ada
HIRARKI PENGENDALIAN
PERSIMPANGAN
Bahasa Yunani: hierarchia
Berdasarkan volume lalu lintas:
b. Rambu Berhenti
c. Kanalisasi
d. Bundaran
Kendaraan yang dapat prioritas jalan
• 1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan
tugas.
• 2. Ambulans yang mengangkut orang sakit.
• 3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada
kecelakaan lalu lintas.
• 4. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia.
• 5. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta
lembaga internasional yang menjadi tamu negara.
• 6. Iring-iringan pengantar jenazah.
• 7. Konvoi dan atau kendaraan untuk kepentingan tertentu
menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Persimpangan Tidak Sebidang
• Ciri–ciri fisik lampu lalu lintas yang disebutkan oleh Oglesby dan Hicks
(1982) adalah:
• Sinyal modern yang dikendalikan oleh listrik,
• Setiap unit terdiri dari lampu merah, kuning dan hijau yang terpisah
dengan diameter 8-12 inch (20,4-30,4 cm),
• Lampu lalu lintas dipasang diluar batas jalan atau digantung diatas
persimpangan jalan. Tinggi lampu lalu lintas yang dipasang pada tiang
adalah 78-15 ft (2,4-4,6 cm) diatas trotoar atau diatas perkerasan bila
tidak ada trotoar. Sedangkan sinyal yang odigantung harus diberi
kebebasan vertikal 15-9 ft (4,65,8 cm),
• Sinyal modern dilengkapi dengan sinyal pengatur untuk pejalan kaki
atau penyeberang jalan.
Pengendalian Secara Manual
Pengaturan lalu lintas secara manual adalah
memberitahukan, mengarahkan kepada pemakai
jalan tentang bagimanana dan dimana mereka dapat
bergerak atau berhenti terutama saat ada keadaaan
darurat yang menyebabkan konflik di
persimpangan.
Digunakan saat:
• Adanya kemacetan
• Pemadaman listrik
• Bencana alam
• Kecelakaan
Tujuan
• Untuk mengendalikan arus lalu lintas supaya dapat berjalan tertib dan
lancar
• Untuk mengatasi kemacetan dan kepadatan lalu lintas dijalan umum
• Sebagi usaha mempengaruhi pemakai jalan untuk patut dan taat
terhadap peraturan – peraturan lalu lintas.
• Untuk melakukan tindakan pertama ditempat kejadian kecelakaan lalu
lintas
Macam Pengaturan Lalu Lintas Secara Manual
di Persimpangan
IDENTIFIKASI
MASALAH
PARKIR
Tahap jangka
Tahap Jangka Pendek
menengah/panjang