Anda di halaman 1dari 95

Rekayasa

lalulintas
Pengantar rekayasa lalulintas dan karekteristik pemakai jalan
Kelompok 1
1. Didan Hamdani (1810503001)
2. Riskha Putri W (1810503004)
3. Uswatun Azizah (1810503037)
4. Muhammad Firda Nazri Nasaf
(1810503050)
5. Haryo Aji Kurniawan (1810503061)
pengertian
rekayasa lalu-lintas merupakan salah satu cabang dari
ilmu teknik sipil yang menggunakan pendekatan
rekayasa untuk mengalirkan lalu-lintas pergerakan
orang dan/atau barang secara aman dan effisien
dengan merencanakan, membangun dan
mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi
dengan rambu lalu-lintas, marka jalan serta alat
pemberi isyarat lalu lintas.
Ruang lingkup rekayasa lalulintas
1. Studi karakteristik lalu lintas
2. Perencanaan transportasi
3. Perencanaan geometrik jalan
4. Operasi lalulintas
5. Administrasi
Kompomen lalu lintas
MANUSIA

KENDARAAN JALAN
PEMAKAI JALAN
• Pemakai jalan dalam hal ini siapa pun yang memakai fasilitas jalan, yaitu
pengemudi kendaraan bermotor dan tidak bermotor dan pejalan kaki.
• Pengguna trotoar untuk berjualan, pengemudi becak, angkot atau mobil
lainnya yang sedang mengetem disebut Hambatan Samping
• Pemakai jalan sebagai komponen yang terpenting dalam rekayasa lalu
lintas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisik, mental,
psikologi, dan lingkungan. Karakteristik manusia juga dipengaruhi oleh
motivasi dan tujuan berpergian sehingga akan berdampak pada cara
mengemudi kendaraan dan waktu reaksi menghadapi rintangan. Waktu
reaksi ini dipengaruhi oleh persepsi (pandangan), intelektual
(kecerdasan), emosi, dan volition (kemauan bertindak).
Perilaku pengemudi
KARAKTERISTIK MENTAL KARAKTERISTIK FISIK
1. Kecerdasan 1. Bidang penglihatan
2. Motivasi 2. Titik buta
3. Belajar 3. Observasi pengemudi
4. emosi 4. Keputusan pengemudi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PENGEMUDI
Faktor dari dalam
1. Fisiologis
2. Psikologis
Faktor dari Luar
1. Tata guna lahan/tanah dan aktifitasnya
2. Cuaca
3. Fasilitas jalan
4. Karakteristik aliran lalu lintas
5. Banyaknya pejalan kaki
6. Banyaknya pedagang kaki lima
Waktu persepsi dan reaksi
• Waktu yang diperlukan antara melihat suatu kejadian, mengolah
informasi tersebut diotak untuk kemudian mengambil reaksi disebut
sebagai waktu reaksi, atau didalam berbagai referensi disebut sebagai
PIEV time sebagai singkatan dari Perception, Intelection, Emotion dan
Volition atau Perception – Reaction time.
PIEV
1. Perception, merupakan saat pandangan mata yang menangkap adanya suatu keadaan/ancaman
dihadapan pengemudi.
2. Intelection, informasi yang diperoleh mata selanjutnya dikirim ke otak oleh syaraf mata,
informasi diolah oleh otak dengan menggunakan kecerdasan otak dengan menggunakan ingatan
masa lalu ataupun analisis keadaan.
3. Emotion, pengambilan keputusan diotak, mengenai langkah yang akan dilakukan untuk
menghadapi keadaan/ancaman dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan yang sering-
sering dipengaruhi oleh emosional pengemudi.
4. Volition, merupakan instruksi yang telah diolah untuk diteruskan melalui syaraf kepada tindakan
yang akan diambil oleh tangan, dan kaki pengemudi.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PIEV
1. bertambahnya umur
2. kelelahan
3. kompleksnya isyarat atau tugas
4. pelemahan fisik akibat cacat fisik
5. pengaruh alcohol dan obat bius
JARAK REAKSI DAN JARAK HENTI
1. Jarak reaksi
Jarak yang diperlukan untuk pengemudi bereaksi disebut jarak reaksi (dp),
dihitung dengan persamaan berikut ini:
Dp = 1,469 V.t ( ft )
= 0,278 V.t ( m )
V = kecepatan kendaraan ( mph atau kph )
T = waktu reaksi (menurut AASHTO t = 2,5 detik)
2. Jarak Henti
Jarak pengereman (dr) yaitu jarak yang diperlukan untuk melakukan pengereman dihitung dengan
persamaan berikut ini:
Dr = v² / { 30 ( f ± g ) } ( ft )
= v² / { 225 ( f ± g ) }( m )
v = kecepatan kendaraan ( mph atau kph )
f = koefisien gesek normal antara ban
g = besarnya landai jalan
Karakter pejalan kaki
Karakteristik pejalan kaki mempengaruhi rancangan dan lokasi alat kontrol bagi pejalan
kaki.Karakteristik pejalan kaki meliputi :
1. kecepatan berjalan
2. jenis kelamin pejalan kaki

Pengembangan fasilitas pejalan kaki


Menurut Fruin, “Tujuan utama pengembangan fasilitas jalur pejalan kaki adalah
keamanan dan keselamatan, dan perbaikan gambaran fisik sistem untuk meningkatkan
kenyamanan, keamanan, kesinambungan kelengkapan dan daya tarik.”
Faktor yang mempengaruhi dalam pengembangan jalan untuk pejalan kaki adalah
dimensi daya gerak dan dimensi tubuh manusia.
KARAKTERISTIK KENDARAAN





2 Standar untuk mengklasifikasikan Kendaraan
di Indonesia

1. AASHTO (American Association Of State Highway and Transportation Official).


2. RSNI T-14-2004 untuk perencanaan geometric jalan perkotaan dan SNI-1997 untuk
jalan antar kota.

Pada tikungan, lebar tikungan didesain ntuk dapat mengakomodasikan jenis kendaraan
yang diijinkan lewat

1. Alinyemen Horizonta dan Vertikal


2. Lebar Jalur
3. Radius Putar
4. Jarak Pandang
GERAKAN MEMUTAR
Adalah melakukan rotasi 180 ° untuk membalikkan arah perjalanan. Ini disebut "belok"
karena manuvernya terlihat seperti huruf U.
1. Tahap Pertama, kendaraan yang melakukan gerakan balik arah akan
mengurangi kecepatan dan akan berada pada jalur paling kanan.
2. Tahap Kedua, saat kendaraan melakukan gerakan berputar menuju
ke jalur berlawanan, dipengaruhi oleh jenis kendaraan (kemampuan
manuver, dan radius putar).
3. Tahap Ketiga, adalah gerakan balik arah kendaraan, sehingga perlu
diperhatikan kondisi arus lalu-lintas arah berlawanan.
Radius Putar

• Radius putar merupakan merupakan factor terpenting yang harus


dipertimbangkan khusunya truck. Semakin besar ukuran kendaraan,maka
semakin besar pula radius putarnya.


JARAK PANDANG HENTI (Jh) Jarak Pandang Mendahului

• Jarak Tanggap (Jht) adalah Jarak pandang menyiap


jarak yang ditempuh oleh adalah jarak yang di
kendaraan sejak pengemudi butuhkan oleh pengemudi
melihat suatu halangan yang untuk mendahului
menyebabkannya harus berhenti
sampai saat pengemudi kendaraan lain yang ada
menginjak rem. di depannya pada jalur
yang sama dengan aman.
• Jarak Pengereman (Jhr) adalah
jarak yang dibutuhkan untuk
menghentikan kendaraan sejak
pengemudi menginjak rem
sampai kendaraan berhenti.
• Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi
untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat
adanya halangan di depan.
• Jalan harus direncanakan sehingga dapat memberikan jarak pandang
yang paling besar atau paling sedikit sama dengan jarak pandangan
henti minimum tersebut.
• Jh diukur berdasar asumsi : tinggi mata pengemudi 105 cm dan tinggi
halangan 15 cm yang diukur dari permukaan jalan.
MANFAAT JARAK PANDANG
• Menghindarkan terjadinya tabrakan
• Memberi kemungkinan untuk mendahului kendaraan lain yang
bergerak dengan kecepatan yang lebih rendah dengan
mempergunakan lajur di sebelahnya
• Menambah efisiensi jalan, sehingga volume pelayanan dapat dicapai
semaksimal mungkin
• Sebagai pedoman bagi pengatur lalulintas dalam menempatkan
rambu-rambu lalulintas yang diperlukan pada setiap segmen jalan
TEORI PIEV
• Perception (tanggapan memahami): Proses mengenali suatu rangsangan yang
diterima melalui mata, telinga maupun indera yang lain yang memerlukan
penelaahan di otak. Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini disebut waktu
tanggapan ( perception time ).
• Intellection or identification (pengenalan): Proses pemikiran yang diterima otak.
Proses ini disebut proses pengenalan ( intellection process ). Bagi pengemudi yang
berpengalaman, proses ini akan lebih cepat.
• Emotion or decision (emosi atau keputusan): Keputusan untuk melakukan respon yang
tepat terhadap suatu rangsangan. Emosi mempengaruhi proses pengambilan
keputusan, setelah melalui perception dan intellection . Emosi dipengaruhi oleh usia
dan jenis kelamin.
• Volition or reaction (kemauan atau reaksi): Reaksi untuk mengambil suatu tindakan
dengan berbagai pertimbangan yang diambil, seperti: menginjak pedal rem atau
membanting setir ke kiri/kanan. Waktu untuk merespon ini disebut volition
Faktor Pengaruh Waktu PIEV
Waktu reaksi total (T) = waktu ketika
pengemudi melihat rintangan s/d. 1. karakteristik fisik pengemudi,
menginjak rem, berdasarkan “teori 2. faktor psikologis
PIEV” sebagai berikut : 3. kondisi lingkungan
• Perception time 4. maksud perjalanan
• Intellection time 5. kecepatan kendaraan.
6. T (detik), berdasarkan
• Emotion time
7. Standar AASTO : 2,5 dtk
• Volition time 8. Standar Inggris : 2 dtk
Berdasarkan jarak PIEV dapat dirumuskan sebagai berikut:

d1 = 0,278 x v x t

d1 = jarak dari melihat rintangan sampai menginjak rem (m)


V = kecepatan (km)
t = waktu reaksi (s) = 2,5 detik
d1 = jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (m)
d2 = jarak yang ditempuh selama kendaraan mendahului sampai dengan kembali ke lajur
semula (m)
d3 = jarak antara kendaraan yang mendahului dengan kendaraan yang datang dari arah
berlawanan setelah proses mendahului selesai (m)
d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan (m)
t1 = 3,7 – 4,3 detik atau t1= 2,12+0,026 V
t2 = 6,56+0,048 V
m = perbedaan kecepatan (10 – 15 km/jam)
a = percepatan mendahului (2,26 – 2,36 km/jam/det atau a = 2,052+0,0036 V)
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Jarak Pandang Menyalip

1. Kecepatan kendaraan yang bersangkutan


2. kebebasan
3. reaksi
4. kecepatan pengemudi
5. besar kecepatan maksimum kendaraan
Pengaruh Landai Jalan

• Pada pendakian jalan di perlukan jarak yang lebih besar, karena


berkurangnya percepatan dan kendaraan menyiap dansering
kendaraan yang mendatang lebih mempercepat kendaraannya. Pada
penurunan jalan terjadi sebaliknya.
Hubungan Dasar Berbagai
Elemen Utama Lalu Lintas
Kelompok 3:

1. Yagi Tri Cahya (1810503012)


2. Noor layyinatul A. (1810503013)
2. Khusni Sangadah (1810503042)
3. Fajar Abdilah (1810503052)
4. Denisa Damayanti (1810503063)
Arus Lalu Lintas
• Pengertian Lalu LintasMenurut
Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa
Indonesia (1993:55)menyatakan bahwa lalu
lintas adalah berjalan bolak balik, hilir
mudik dan perihalperjalanan di jalan dan
sebagainya serta berhubungan antara
sebuah tempatdengan tempat lainnya.
UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
•lalu lintas di artikan sebagai gerak kendaraan dan
orang di ruang lalulintas jalan.

Ruang lalu lintas itu sendiri


adalah prasarana yang berupa
jalan danfasilitas pendukung
dan diperntukkan bagi gerak
pindah kendaraan, orang
danatau barang. Di dalam lalu
lintas memiliki 3 (tiga) sistem
komponen yang antaralain
adalah manusia. kendaraan dan
jalan yang saling berinteraksi
dalampergerakan kendaraan
• Saat ini, arus lalu lintas dan kemacetan merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan dan masih menjadi topik
permasalahan yang masih dicari solusi penyelesaiannya
oleh para peneliti. Para ahli pemodelan dan simulasi pun
hingga saat ini masih terus menggali ilmu pengetahuan
serta melakukan pengembangan agar mampu memperoleh
model arus lalu lintas yang representatif dan dapat
memberikan manfaat yang lebih maksimal bagi manajemen
lalu lintas.
• Pada kenyataan sebenarnya akan sulit
untuk membuat sebuah sistem yang bisa
memprediksi rute karena keterbatasan
sensor yang ada dan juga karena arus
lalu lintas ini sulit diprediksi karena
memiliki perilaku pengemudi yang
berbeda-beda satu sama lain
KARAKTERISTIK
ARUS LALU LINTAS
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

• Tiga karakteristik primer dari arus lalu lintas :


• • Volume
• • Kecepatan
• • Kepadatan
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

•Volume adalah jumlah kendaraan yang melalui satu titik yang tetap
pada jalan dalam satuan waktu.

F=1/h
Dimana : F = arus lalu lintas
h = waktu antara (time headway)
KARAKTERISTIK LALU LINTAS

•Kecepatan kendaraan adalah satuan yang menyatakan


hubungan antara jarak yang ditempuh oleh kendaraan dibagi
dengan waktu tempuhnya

S = dx / dt
Dimana :
S = kecepatan
Dx = jarak tempuh
Dt = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak dx
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

•Kepadatan adalah rata-rata jumlah kendaraan persatuan


panjang jalan.

D=n/I atau
D=1/s
Dimana :
D = kepadatan lalu lintas (kend/km)
n = jumlah kendaraan pada lintasan (kend)
l = panjang lintasan (km)
s = jarak antara (space headway)
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS
KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS

Karakteristik Sekunder:
•Waktu antara kendaraan (time headway) yaitu waktu yang
diperlukan antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya
untuk melalui satu titik tertentu.
•Jarak antara kendaraan (space headway) yaitu jarak antara bagian
depan satu kendaraan dengan bagian depan kendaraan berikutnya.
Volume Lalu
Lintas
Volume Lalu Lintas
volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang lewat pada satu
titik pengamatan / ruas jalan dalam suatu
satuan waktu pada setiap periode yang dipilih.
Tujuan dan penggunaan volume lalu lintas :
1. Ukuran kuantitatif arus yang tepat dan menentukan prioritas
perbaikan.
2. Pola dan arah kecenderungan lalu lintas
3. dasar perkerasan, desain geometris, perhitungan kapasitas
jalan berdasarkan klasifikasi kendaraan.
Klasifikasi kendaraan yang disederhanakan :
1. Sepeda Motor ( Motor Cycle ), 2 roda, dengan EMP
0,25
2. Kendaraan Ringan ( Heavy Vechicles), 3-4 Roda,
dengan EMP 1
3. Kendaraan Berat ( Heavy Vechicles), 6 roda atau
lebih, dengan EMP 1,3
4. Kendaraan tak bermotor dihitung sebagai hambatan
samping.
1. Perhitungan Volume Lalu Lintas
a. Penghitung Mekanik : Fixed and Portable
secara otomatis mencatat jumlah total kendaraan. Dengan cara
kerja kabel berongga, tenaga listrik, sel photo listrik, detektor
magnet, detektor radar.
b. Penghitungan Manual
Menghitung dengan cara blanko formulir mencatat volume
masing-masing jenis kendaraan, pindah jurusan, kondisi
pembebanan, dan jumlah penumpang.
2. Penyajian Data Volume Lalu Lintas
komponen :
a. LHRT/AADT (Lalu lintas harian rata-rata tahunan/ annual
average daily traffic)
b. LHR/ ADT (lalu lintas harian rata-rata/average daily traffic),
untuk menentukan tingkat kepentingandan tahapan SMP nya.
c. Diagram ramal, untuk melihat variasi dan fluktasi jam,
harian, musiman.
d. Peta arus lalu lintas, untuk melihat rute dan arah lalu
lintas yang padat secara berkala.
e. Diagram arus volume lalu lintas, untuk melihat
pembagian dan arah arus pada persimpangan sebagai
data desain persimpangan.
f. Volume jalan perencanaan
3. Faktor Pertumbuhan Volume Lalu Lintas
Pt = p0 (1+i)n
Pt = produksi volume lalu lintas pada tahun t
(kendaraan/hari)
p0 = volume lalu lintas hasil survei (Kendaraan/hari)
i = Faktor pertumbuhan lalu lintas (%)
n = Perkiraan jangka waktu (tahun)
Kecepatan dan Jenis-jenisnya
Pengertian Kecepatan
Menurut Wikipedia, Kecepatan adalah besaran vektor yang
menunjukkan seberapa cepat benda berpindah. Besar dari vektor ini
disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per sekon
(m/s).
Sedangkan dalam ilmu transportasi kecepatan dapat diartikan secara
kompleks dan tidak bisa berdiri sendiri karena saling berkaitan antara
variabel satu dan yang lainnya.
PP 32/2011, kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh jarak
dalam satuan waktu dinyatakan dengan km/jam.
Hobbs (1995), kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya
dinyatakan dalam km/jam.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan kendaraan:

1. Sikap masyarakat
2. Kecelakaan
3. Lingkungan
4. Jenis dan kondisi jalan
5. Tata Guna Lahan
6. Kondisi Cuaca
Jenis- Jenis kecepatan:
1. Kecepatan sesaat (spot speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat
diukur dari suatu tempat ke tempat yang lain.
2. Kecepatan Bergerak (running/operation speed), yaitu kecepatran rata-rata
kendaraan pada saat bergerak pada suatu jalur dan didapat dengan membagi
panjang jalur dengan waktu kendaraan menempuh jalur tersebut.
3. Kecepatan Perjalanan (journey speed), yaitu kecepatan rata-rata kendaraan
efektif antara dua titik tertentu di suatu perjalanan, yang dapat ditentukan dari
jarak perjalanan dibagi dengan total waktu perjalanan.
4. Kecepatan Rencana (design speed), yaitu kecepatan yang digunakan sebagai
acuan dalam perencanaan jalan yang ditemntukan secara langsungberdasarkan
klasifikasi jalan dan standar geometric jalan.
5. Kecepatan Arus Bebas, yaitu kecepatan kendaraan pada saat tidak terhalang
sama sekali oleh kendaraan lain.
REKAYASA LALU
LINTAS
KELOMPOK 4 :
1.Geronimo S (1710503051)
2. Dimas Jati W (1810503017)
3. Apriliani Citra R.F (1810503033)
4. Ristiana Arifia D (1810503044)
5. Putri Devina M (1810503054)
Waktu Antar Kendaraan

Adalah perbedaan waktu antara bagian depan dari sebuah kendaraan melewati suatu titik tertentu
dengan kedatangan bagian depan kendaraan berikutnya yang dinyatakan dengan detik.

Yang dirumuskan dengan :


Waktu antara rata- rata (ht) = rata waktu tempuh untuk satuan waktu tertentu dikali jarak antara rata-
rata.

Ht = t x hs
Faktor SMP
Satuan kendaraan di dalam arus lalu lintas yang disetarakan dengan kendaraan
ringan/mobil penumpang, dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp)
atau faktor pengali berbagai jenis kendaraan menjadi satu satuan
dimana besaran SMP dipengaruhi oleh:
1. tipe/jenis kendaraan
2. dimensi kendaraan
3. dan kemampuan olah gerak
Klasifikasi Jalan

• Berdasarkan fungsi jalan :


1. Jalan arteri
2. Jalan kolektor
3. Jalan local
4. Jalan lingkungan
• Berdasarkan administrasi pemerintahan :
1. Jalan nasional
2. Jalan provinsi
3. Jalan kabupaten
4. Jalan kota
5. Jalan desa
• Berdasarkan muatan sumbu:
1. Jalan I
2. Jalan Kelas II
3. Jalan Kelas III
4. Jalan Kelas IIIA
5. Jalan Kelas IIIB
6. Jalan Kelas IIIC
4. Jarak Antar Kendaraan

Jarak yang diperlukan antara satu kendaraan dengan kendaraan berikutnya untuk melalui satu titik
tertentu yang tetap.
Yang dirumuskan dengan:
1
SH = 𝐷

• Keterangan :
SH = Jarak antar kendaraan (meter)
D = Kepadatan lalu lintas (kend/km)
5. Kinerja Lalu Lintas Jalan

Menurut PKJI 2014 derajat kejenuhan atau kecepatan tempuh merupakan hal – hal
yang mempengaruhi kriteria kinerja lalu lintas pada suatu kondisi jalan tertentu
terkair dengan geometris, arus lalu lintas, dan lingkungan jalan baik untuk kondisi
desain maupun kondisi eksisting. Semakin rendah nilai derajat kejenuhan atau
semakin tinggi kecepatan tempuh menunjukkan semakin baik kinerja lalu lintas.
Untuk tujuan praktis dan didasarkan pada anggapan jalan memenuhi kondisi dasar
(ideal), maka dapat disusun table dibawah ini untuk membantu menganalisis kinerja
jalan secara cepat.
PERSIMPANGAN
OLEH:
M. RYO AL-ASHAFF (1810503035)
NABA SILVA Y.P. (1810503045)
EKO SATRIO W. (1810503047)
SHINTA MAULIDA S. (1810503055)
Pengertian Persimpangan Jalan
suatu daerah umum dimana dua atau lebih ruas jalan (link) saling
bertemu/berpotongan yang mencakup fasilitas jalur jalan (roadway) dan tepi jalan
(road side), dimana lalu lintas dapat bergerak didalamnya
Alih Gerak ( Manuver) Lalu lintas pada
Persimpangan Jalan
1. Divering adalah peristiwa memisahnya kenderaan dari suatu arus
yang sama kejalur antara lain
2. Merging adalah peristiwa menggabungnya kenderaan dari suatu
jalur ke jalur yang lain
3. Crossing adalah peristiwa perpotongan antara arus kenderaan dari
satu jalur ke jalur yang lain pada persimpangan dimana keadaan
yang demikian akan menimbulkan titik konflik pada persimpangan
tersebut.
4. Weaving adalah pertemuan dua arus lalu lintas atau lebih yang
berjalan menurut arah yang sarna sepanjang suatu lintasan dijalan
raya tanpa bantuan rambu lalu lintas.
Konflik Pada Persimpangan Jalan
Keberadaan persimpangan pada suatu jaringan jalan, ditujukan agar
kenderaan bermotor, pejalan kaki (pedestrian), dan kenderaan tidak
bermotor dapat bergerak dalam arah yang berbeda dan pada waktu yang
bersamaan. Dengan demikian pada persimpangan akan terjadi suatu
keadaan yang menjadi karakteristik yang unik dari persimpangan yaitu
munculnya konflik yang berulang sebagai akibat dari pergerakan
Berdasarkan sifatnya konflik yang
ditimbulkan oleh manuver kenderaan dan
keberadaan pedestrian
1. Konflik primer yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas yang
saling memotong
2. Konflik sekunder yaitu konflik yang terjadi antara arus lalu lintas
kanan dengan arus lalu lintas arah lainnya dan atau lalu lintas belok
kiri dengan para pejalan kaki.
Faktor yang mempengaruhi konflik
1. Jumlah kaki persimpangan yang ada
2. Jumlah lajur pada setiap kaki persimpangan
3. Jumlah arah pergerakan yang ada
4. Sistem pengaturan yang ada
HIRARKI PENGENDALIAN
PERSIMPANGAN
Bahasa Yunani: hierarchia
Berdasarkan volume lalu lintas:

➢ Persimpangan prioritas ➢ Bundaran

➢ Persimpangan tidak sebidang


Berdasarkan segi pandang untuk kontrol kendaraan:
➢ Persimpangan tanpa sinyal ➢ Persimpangan dengan sinyal
▪ Aturan Prioritas
▪ Rambu dan Marka
a. Rambu Yield

b. Rambu Berhenti
c. Kanalisasi
d. Bundaran
Kendaraan yang dapat prioritas jalan
• 1. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan
tugas.
• 2. Ambulans yang mengangkut orang sakit.
• 3. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada
kecelakaan lalu lintas.
• 4. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia.
• 5. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta
lembaga internasional yang menjadi tamu negara.
• 6. Iring-iringan pengantar jenazah.
• 7. Konvoi dan atau kendaraan untuk kepentingan tertentu
menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Persimpangan Tidak Sebidang

Pertemuan atau persimpangan jalan tidak


sebidang, merupakan persimpangan dimana dua
ruas jalan atau lebih saling bertemu tidak dalam
satu bidang tetapi salah satu ruas berada di atas
atau di bawah ruas jalan yang lain.
Lampu Pengatur Lalu Lintas

Lampu lalu lintas menurut Oglesby dan Hicks


(1982) adalah semua peralatan pengatur lalu
lintas yang menggunakan tenaga listrik kecuali
lampu kedip, rambu, dan marka jalan untuk
mengarahkan atau memperingatkan pengemudi
kendaraan bermotor, pengendara sepeda atau
pejalan kaki.
Fungsi lampu lalu lintas

• Mendapatkan gerakan lalu lintas yang teratur,


• Meningkatkan kapasitas lalu lintas pada perempatan jalan,
• Mengurangi frekuensi jenis kecelakaan tertentu,
• Mengkoordinasikan lalu lintas dibawah kondisi jarak sinyal yang cukup baik,
sehingga aliran lalu lintas tetap berjalan menerus pada kecepatan tertentu,
• Memutuskan arus lalu lintas tinggi agar memungkinkan adanya penyeberangan
kendaraan lain atau pejalan kaki.
Ciri – ciri fisik lampu lalu lintas

• Ciri–ciri fisik lampu lalu lintas yang disebutkan oleh Oglesby dan Hicks
(1982) adalah:
• Sinyal modern yang dikendalikan oleh listrik,
• Setiap unit terdiri dari lampu merah, kuning dan hijau yang terpisah
dengan diameter 8-12 inch (20,4-30,4 cm),
• Lampu lalu lintas dipasang diluar batas jalan atau digantung diatas
persimpangan jalan. Tinggi lampu lalu lintas yang dipasang pada tiang
adalah 78-15 ft (2,4-4,6 cm) diatas trotoar atau diatas perkerasan bila
tidak ada trotoar. Sedangkan sinyal yang odigantung harus diberi
kebebasan vertikal 15-9 ft (4,65,8 cm),
• Sinyal modern dilengkapi dengan sinyal pengatur untuk pejalan kaki
atau penyeberang jalan.
Pengendalian Secara Manual
Pengaturan lalu lintas secara manual adalah
memberitahukan, mengarahkan kepada pemakai
jalan tentang bagimanana dan dimana mereka dapat
bergerak atau berhenti terutama saat ada keadaaan
darurat yang menyebabkan konflik di
persimpangan.
Digunakan saat:
• Adanya kemacetan
• Pemadaman listrik
• Bencana alam
• Kecelakaan
Tujuan

• Untuk mengendalikan arus lalu lintas supaya dapat berjalan tertib dan
lancar
• Untuk mengatasi kemacetan dan kepadatan lalu lintas dijalan umum
• Sebagi usaha mempengaruhi pemakai jalan untuk patut dan taat
terhadap peraturan – peraturan lalu lintas.
• Untuk melakukan tindakan pertama ditempat kejadian kecelakaan lalu
lintas
Macam Pengaturan Lalu Lintas Secara Manual
di Persimpangan

• Pengaturan lalu lintas dengan isyarat tangan


• Pengaturan lalu lintas dengan menggunakan
isyarat sempritan atau peluit.
• Pengaturan lalu lintas dengan menggunakan
isyarat cahaya atau lampu.
Pengaturan lalu lintas dengan isyarat tangan

1. Berhenti dari semua arah


2. Berhenti dari arah tertentu
3. Berhenti dari arah depan
4. Berhenti dari arah belakang
5. Berhenti dari arah depan dan belakang
6. Menjalankan dari arah kanan
7. Menjalankan dari arah kiri
8. Menjalankan dari arah kanan dan kiri
9. Mempercepat dari arah kanan
10. Mempercepat dari arah kiri
11. Memperlambat dari arah depan
12. Memperlambat dari arah belakang
Pengaturan lalu lintas dengan
menggunakan isyarat peluit

1. Tiupan panjang 1 X berarti “ Berhenti “


2. Tiupan pendek 2 X berarti “ Berjalan “
3. Tiupan pendek berulang ulang lebih dari 2 X
berarti untuk meminta perhatian kepada pemakai
jalan.
Pengaturan lalu lintas dengan
menggunakan isyarat cahaya atau
lampu
1. Sinar panjang berarti berhenti.
2. Sinar pendek 2 X berarti berjalan.
3. Sinar pendek berulang ulang lebih dari dua kali
untuk meminta perhatian kepada pemakai
jalan
REKAYASA LALU
LINTAs
Parkir
Disusun oleh :
Sinta Nur A (1810503036)
Irsyad Syaifulloh (1810503048)
Noviana W (1810503049)
Abdul Aziz (1810503060)
PENGERTIAN
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu
kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh
pengemudinya.

IDENTIFIKASI
MASALAH
PARKIR

Berdasarkan jenis moda angkutan Berdasarkan lokasi parkir


PERMASALAHAN PARKIR Penanganan Masalah Parkir

1. Bangkitan tidak tertampung oleh 1. Pengaturan ruas-ruas jalan yang boleh


fasilitas parkir di luar badan jalan untuk parkir, yang mencakup lokasi dan
yang tersedia, sehingga meluap ke pola parkirnya sehingga menghasilkan
badan jalan. gangguan terhadap kelancaran arus
2. Tidak tersedianya fasilitas parkir di lalu lintas.
luar badan jalan sehingga bangkitan 2. Mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas
parkir secara otomatis parkir yang telah ada
memanfaatkan badan jalan untuk 3. Penyediaan fasilitas parkir di luar
parkir. badan jalan khususnya pada kawasan
perdagangan, jasa dan perkantoran
serta tempat rekreasi
Penanganan Masalah Parkir

Tahap jangka
Tahap Jangka Pendek
menengah/panjang

❑Pembangunan pusat ❑Penyediaan fasilitas


kegiatan baru, pada parkir di luar badan jalan
pengusulan IMB Harus pada kawasan-kawasan
disertai persyaratan pembangkit parkir
penyediaan fasilitas
parkir yang memadai
❑Pola parkir yang ada
pada fasilitas parkir di
badan jalan tetap
dipertahankan,
khususnya pola paralel
Kebijakan Parkir
▪ Membuat persediaan untuk parkir kendaraan pengantar
barang, parkir singkat dan lama
▪ Mendesain pelataran parkir dan jalan masuk sedemikian rupa
sehingga lalulintas jalan tidak diperburuk oleh kendaraan yang
masuk dan keluar
▪ Memastikan bahwa kepentingan satuan-satuan bisnis di
sepanjang jalan tersebut diperbaiki oleh susunan parkir yang
bagus
▪ Memelihara karakter lingkungan sekitar dengan membatasi
parkir dan menegakkan pengendalian tata guna lahan
▪ Memastikan bahwa kebijakan parkir dan kebijakan transit
umum saling melengkapi, misalnya fasilitas parkir mobil yang
berdekatan dengan rute bus cepat akan memperbaiki tingkat
tumpangan bus.
Metode Menentukan Kebutuhan Parkir

Metode ini mengasumsikan bahwa semakin


Metode berdasarkan meningkat jumlah penduduk, maka kebutuhan
kepemilikan kendaraan lahan parkir semakin meningkat karena kepemilikan
kendaraan meningkat.

Luas lantai suatu bangunan akan


mempengaruhi jumlah kendaraan yang akan diparkir
Metode berdasarkan luas pada area dekat bangunan tersebut. Metode ini lebih
lantai bangunan tepat bila digunakan untuk perencanaan awal dari
suatu bangunan yang akan didirikan

Metode ini memperhitungkan kebutuhan lahan


Metode berdasarkan selisih
parkir didasarkan pada akumulasi terbesar pada
terbesar antara kedatangan
suatu selang waktu pengamatan, dengan harapan
dan keberangkatan
bahwa pada lahan parkir ini tidak akan pernah terjadi
kendaraan
penolakan parkir.

Anda mungkin juga menyukai