Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH

KELOMPOK 5
1. Asysyifa R. (10321053)
2. Azzahra Budy Nur F. (10321064)
3. Edvan Audri E. (10321098)
4. Galang Permana Putra A. (10321135)
5. Muhammad Faishal P. (10321223)
6. Rifki A. (10321308)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU UKUR TANAH

KELOMPOK 5

NAMA PRAKTIKAN NAMA ASISTEN


1. Asysyifa Ramadhani 1. Muhammad Danvi M. P., S.T
2. Azzahra Budy Nur Fadillah 2. Nasim Fida, S.T.
3. Edvan Audri Efrillyan 3. Opi Nurkhopipah
4. Galang Permana Putra Ari
5. Muhammad Faishal Pramudia
6. Rifki Alfarizi

Depok, 03 November 2022


Koordinator Laboratorium Teknik Sipil

(Dr. Budi Santosa)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

BAB 3

PENGUKURAN POLYGON

3. 1 PENGERTIAN POLYGON

Polygon berasal dari kata poly yang artinya banyak dan gone yang artinya

titik. Polygon adalah metode untuk menentukan posisi horizontal dari titik-titik di

lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan data-data lapangan berupa koordinat

horizontal (X dan Y). Metode ini sering digunakan karena sifatnya yang fleksibel

dan kesederhanaan hitungannya (Nur Nafisah, 2017).

Polygon merupakan suatu cara yang digunakan dalam pengukuran untuk

menentukan titik-titik di lapangan secara tepat guna perencanaan atau pelaksanaan

suatu konstruksi sipil. Polygon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang

dan arahnya telah ditentukan dari pengukuran di lapangan. Pengukuran polygon,

pekerjaan menetapkan stasiun-stasiun polygon dan membuat pengukuran-

pengukuran yang perlu adalah suatu cara paling dasar dan paling banyak dilakukan

untuk menentukan letak relatif titik-titik (Ricky, 2017).

Pada pekerjaan pembuatan peta, rangkaian titik polygon digunakan

sebagai kerangka peta, yaitu merupakan jaringan titik-titik yang telah tertentu

letaknya di tanah yang sudah ditandai dengan patok seperti jembatan, jalan raya,

gedung, danau, bukit, dan sungai akan diorientasikan. Kedudukan benda pada

pekerjaan pemetaan biasanya dinyatakan dengan sisitem koordinat (X dan Y) dan


23
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

ketinggian (Z). Koordinat titik-titik polygon harus cukup teliti mengingat ketelitian

letak dan ukuran benda-benda yang akan dipetakan sangat tergantung pada

ketelitian dari kerangka peta (Budi, 2012).

3.2 TUJUAN PENGUKURAN POLYGON

Tujuan dari pengukuran polygon dengan menggunakan alat ukur

theodolite dalam Praktkum Ilmu Ukur Tanah adalah sebagai berikut.

1. Kerangka dasar untuk keperluan pemetaan atau keperluan teknis lainnya.

Seperti untuk keperluan pembangunan real estate, pengembangan kota,

ground control, dan lain lain

2. Mendapatkan data berupa koordinat horizontal (X dan Y) dan koordinat

vertikal (Z) di lapangan.

3. Mengetahui cara penggunaan alat theodolite sesuai dengan prosedur.

4. Mengetahui rumus yang digunakan dalam pengukuran polygon.

3.3 DATA DAN JENIS PENGUKURAN POLYGON

Data yang dimaksud pada pengukuran polygon adalah unsur-unsur yang

diperlukan untuk dapat menghitung koordinat pada polygon tersebut. Unsur-Unsur

yang dimaksud adalah sudut, jarak, dan azimuth. Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini

akan membahas dua jenis pengukuran polygon, yaitu sebagai berikut.

1. Polygon tertutup (kring), yaitu pengukuran dimana garis-garis kembali ke

titik awal, membentuk segi banyak yang tertutup secara matematis dan

geomteris sehingga memiliki ketelitian yang yang sama. Pengukuran ini


24
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

bertujuan untuk mengetahui koordinat dari masing-masing titik yang telah

ditentukan.

2. Polygon titik detail, yaitu serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak

kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama

atau lebih tinggi ordenya, dimana titik pertama tidak sama dengan titik

akhir. Jenis-jenis dari polygon titik detail, yaitu polygon terbuka terikat

sempurna, polygon terbuka terikat sepihak, dan polygon terbuka tidak

terikat. Contohnya pada jalan raya, saluran irigasi, kabel listrik tegangan

tinggi, kabel telkom, dan jalan kereta api.

3.4 PERALATAN PENGUKURAN POLYGON

Peralatan yang digunakan dalam perhitungan polygon pada praktikum

Ilmu Ukur Tanah adalah sebagai berikut.

1. Theodolite, berfungsi untuk alat ukur tanah yang digunakan untuk

menetukan tinggi tanah dengan sudut horizontal, vertical, serta mengukur

jarak.

2. Kompas, berfungsi untuk menunjukkan arah Utara, Selatan, Barat, dan

Timur pada alat.

3. Tripod, berfungsi untuk tempat mendirikan alat.

4. Unting-unting, berfungsi untuk memproyeksikan suatu titik pada pita ukur

dipermukaan tanah.

5. Rambu ukur, berfungsi untuk alat ukur untuk mengukur beda tinggi antara

garis bidik dengan permukaan tanah.


25
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

6. Meteran dan Roll Meter, berfungsi untuk mengukur tinggi alat theodolite

dan jarak di lapangan.

7. Payung, berfungsi untuk melindungi alat dari panas matahari dan hujan.

8. Kalkulator dan alat-alat tulis, berfungsi untuk alat menghitung dan

mencatat hasil pengukuran yang didapat di lapangan

9. Handy talky, berfungsi untuk alat komunikasi jarak jauh di lapangan.

10. Alat Pelindungan Diri (APD), berfungsi untuk mencegah dan mengurangi

risiko terjadinya kecelakaan kerja.

26
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

(1) (2)

(3) (4)

(5) (6)

(7) (8)

(9) (10)

Gambar 3.1 Peralatan Pengukuran Polygon

27
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

9 8
1
15
4
3
2 14
10
11 5
6
12
7
13

Gambar 3.2 Bagian Theodolite

Keterangan gambar:

1. Pengarah kasar, berfungsi untuk membantu membidik dan mengarahkan

teropong ke satu titik secara kasar.

2. Klem pengunci vertikal, berfungsi untuk mengunci teropong agar tidak

dapat digerakkan secara vertikal.

3. Klem penggerak halus vertikal, berfungsi untuk menggerakan teropong ke

arah vertikal pada rambu ukur secara halus.

4. Tempat baterai, berfungsi untuk tempat menyimpan baterai.

5. Klem pengunci horizontal, berfungsi untuk mengunci alat agar tidak dapat

diputar secara horizontal.

28
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

6. Klem penggerak halus horizontal, berfungsi untuk menggerakan teropong

ke arah horizontal pada rambu ukur secara halus.

7. Sekrup pengatur nivo, berfungsi untuk mengatur posisi gelembung pada

nivo berada dititik tengah.

8. Handle, berfungsi untuk pegangan tangan pada alat supaya mudah dibawa.

9. Pengatur fokus okuler, berfungsi untuk mengatur fokus lensa okuler pada

objek.

10. Nivo tabung, berfungsi untuk mengetahui posisi alat dalam keadaan datar

dan dapat diatur dengan menggunakan tiga sekrup penyama rata.

11. Display dan papan tombol, berfungsi untuk pembacaan sudut vertikal dan

horizontal dan sebagai tempat tombol operasi alat (menghidup dan

mematikan alat).

12. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui posisi alat dalam keadaan datar

dan dapat diatur dengan menggunakan tiga sekrup penyama rata.

13. Pelat dasar, berfungsi untuk tempat tumpuan alat.

14. Lensa verticalizing, berfungsi untuk melihat dan memposisikan alat tepat

berhimpitan dengan titik yang sudah ditentukan.

15. Klem pengatur fokus benang, berfungsi untuk memfokuskan benang atas,

benang tengah dan benang bawah agar terlihat jelas.

29
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

3.5 PERSIAPAN ALAT (THEODOLITE)

Theodolite yang digunakan dalam pengukuran perlu dilakukan persiapan

terlebih dahulu. Proses persiapan dalam penggunaan alat theodolite antara lain

sebagai berikut:

1. Mendirikan tripod pada titik yang telah ditentukan.

2. Memastikan tripod sudah berdiri dalam keadaan datar tepat di atas titik

yang telah di tentukan dengan menggunakan untung-unting.

3. Memasang unit theodolite pada tripod, kemudian mengunci unit

theodolite.

4. Mengatur nivo agar theodolite benar-benar dalam keadaan datar.

Pengaturan nivo ini harus sangat diperhatikan karena apabila alat ukur

theodolite dalam keadaan tidak datar maka semua hasil pengukuran, baik

itu sudut horizontal, vertikal dan jarak optis yang diukur akan mengalami

kesalahan. Berikut ini beberapa tahapan dalam mengatur nivo adalah

sebagai berikut.

a. Mengatur Nivo kotak


C C

1 2

A B A B
Posisi 1 Posisi 2

Gambar 3.3 Nivo Kotak

30
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Langkah-langkah dalam mengatur nivo kotak adalah sebagai berikut.

a) Memposisikan nivo pada posisi seperti gambar 3.3 dengan memutar

alat secara horizontal.

b) Memutar sekrup A dan B secara bersama-sama dan berlawanan arah,

sehingga gelembung nivo bergeser ke posisi 1.

c) Memutar sekrup C, hingga gelembung bergeser ke tengah lingkaran

seperti posisi 2.

b. Mengatur Nivo Tabung

Nivo tabung berfungsi untuk memastikan alat yang digunakan dalam

keadaan datar sama seperti nivo kotak.

C C

A B A B

Posisi 1 Posisi 2

Gambar 3.4 Nivo Tabung

Langkah-langkah dalam mengatur nivo tabung adalah sebagai berikut.

a) Memutar teropong dan mensejajarkan dengan dua sekrup A dan B.

b) Memutar sekrup A dan B secara bersamaan dan berlawanan arah,

hingga gelembung pada nivo bergeser ke tengah seperti posisi 1.

c) Memutar teropong 90° ke arah garis sekrup C seperti posisi 2.

31
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

d) Memutar sekrup C ke arah kiri atau ke arah kanan hingga gelembung

pada nivo bergeser ke tengah seperti posisi 2.

5. Mengatur acuan sudut horizontal (azimuth)

a) Memastikan alat yang didirikan sudah benar dalam keadaan datar,

meletakkan kompas di atas handle theodolite sejajarkan dengan

teropong.

b) Memutar dan mengarahkan alat tepat ke utara dengan bantuan kompas

sampai kompas menunjukan garis 0°.

c) Mengunci posisi alat dengan menggunakan klem pengunci horizontal

setelah alat tersebut benar-benar berada pada posisi Utara.

d) Mengarahkan alat tersebut dengan memutar klem penggerak halus

horizontal. Jika keberadaan alat tepat pada arah Utara dan

menguncinya, menyalakan alat dengan menekan tombol on/off yang

ada pada papan tombol. Ketika tulisan H 00°00’00” muncul di layar

pada alat berarti alat tersebut telah ter-setting ke arah Utara sebagai

acuan sudut horizontal.

3.6 LANGKAH KERJA PENGUKURAN POLYGON

Langkah kerja pengukuran polygon pada Praktikum Ilmu Tanah ini

meliputi pengukuran polygon tertutup dan polygon titik detail. Langkah kerja dari

masing-masing metode pengukuran polygon adalah sebagai berikut.

32
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

3.6.1 Pengukuran Polygon Tertutup

Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada pengukuran polygon tertutup

adalah sebagai berikut.

1. Memasang patok atau tanda pada titik-titik yang telah ditentukan.

2. Mendirikan tripod di atas titik awal yang telah ditentukan sebelumnya

(misal P2), pastikan tripod berada tepat di atas titik tersebut dengan

menggunakan unting-unting.

3. Memasang unit theodolite di atasnya dan menguncinya dengan baut

pengunci.

4. Memastikan kedudukan theodolite sedatar mungkin dengan menggunakan

nivo kotak dan nivo tabung sehingga kedua gelembung berada pada posisi

yang seharusnya, kemudian mengukur tinggi alat.

5. Mengarahkan theodolite ke Utara, mengunci klem horizontal, dan

mengarahkan teropong ke bawah, mengunci klem vertikal kemudian

menyalakan monitor pembacaan sudut horizontal dan vertikal hingga

terbaca sudut horizontal sebesar 00°00’00”.

6. Membuka kunci klem horizontal, membidik salah-satu titik yang telah

ditandai (misal P1), mengunci klem horizontal, melakukan pembacaan

biasa (B) pada rambu pengukuran, membaca nilai benang atas (Ba),

benang tengah (Bt), benang bawah (Bb), sudut horizontal dan vertikal, lalu

mencatat hasil pengukuran pada formulir data.

7. Melakukan pengukuran luar biasa (LB) pada rambu ukur, dengan cara

memutar theodolite secara horizontal (sebesar 180o) dan mengarahkan


33
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

teropong pada P1 (sebesar 270o), mengunci klem horizontal, melakukan

pembacaan yang sama seperti sebelumnya dan mencatat pada formulir

data yang telah disediakan.

8. Melakukan langkah No.6 sampai No.7 ke titik lainnya yang telah

ditentukan hingga mendapat data pengukuran dari masing-masing titik

yang ada di dalam metode polygon tertutup tersebut.

3.6.2 Pengukuran Polygon Titik Detail

Langkah-langkah kerja yang harus dilakukan pada pengukuran titik detail

adalah sebagai berikut.

1. Memasang patok atau tanda pada titik-titik yang telah ditentukan.

2. Mendirikan tripod di atas titik awal yang telah ditentukan sebelumnya

(misal P2), memastikan posisi tripod berada tepat di atas titik tersebut

dengan menggunakan unting-unting.

3. Memasang unit theodolite di atasnya dan mengunci dengan baut pengunci.

4. Memastikan kedudukan theodolite sedatar mungkin dengan menggunakan

nivo kotak dan nivo tabung hingga kedua gelembung berada pada posisi

yang seharusnya, lalu mengukur tinggi alat.

5. Mengarahkan badan theodolite ke Utara, mengunci klem horizontal dan

mengarahkan teropong ke bawah, mengunci klem vertical kemudian

menyalakan monitor pembacaan sudut horizontal dan vertikal hingga

terbaca sudut sebesar 00°00’00”.

34
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

6. Membuka kunci klem horizontal, membidik titik yang memiliki perbedaan

ketinggian, batas bangunan dan batas lahan sedetail mungkin, sehingga

dapat menggambarkan kondisi lapangan yang sebenarnya.

7. Membuat titik bantu (Tb) dengan cara membidik titik baru yang akan

digunakan sebagai titik mendirikan alat untuk mengamati titik selanjutnya

yang tidak terlihat dari lokasi alat sebelumnya.

8. Mengulangi langkah No.1 sampai No.7 hingga pengukuran selesai.

3.7 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran

polygon adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan sketsa situasi daerah yang akan diukur, kemudian plot

titik-titik utama dan detail yang akan diambil.

2. Hasil perhitungan harus di bawah toleransi yang ditetapkan.

3. Setiap kedudukan alat, kedudukan nivo harus selalu seimbang (syarat

mutlak).

4. Pengukuran tinggi alat dilakukan setelah alat berada dalam keadaan datar.

1
5. Harus ada kontrol di mana harga batas tengah yaitu Bt = (Ba + Bb)
2

untuk pembacaan tinggi.

6. Cara memegang rambu harus benar-benar vertikal.

7. Menghentikan pekerjaan pada waktu tengah hari sekitar jam 11.00 − 13.00

WIB, pekerjaan harus dihentikan mengingat adanya pembiasan cahaya

yang disebabkan oleh variasi kerapatan udara pada ketinggian yang


35
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

berbeda (refraksi atmosfer) dan gelombang yang terjadi akibat panas

matahari (undulasi) kemudian setelah istirahat dilanjutkan kembali.

3.8 PENGUKURAN JARAK (THEODOLITE)

Pengukuran jarak bermaksud untuk membandingkan dan mengetahui

kekurangan serta kelebihan dari pengukuran jarak secara langsung dan tidak

langsung (optis).

1. Secara langsung

Pengukuran jarak langsung berfungsi mengukur garis yang

menghubungkan dua titik. Cara yang paling sederhana adalah

menggunakan meteran.

2. Secara optis

Pengukuran jarak secara optis adalah pengukuran jarak yang dilakukan

tidak secara langsung, tetapi dengan menghitung sudut yang dibentuk

sewaktu pengukuran. Cara yang digunakan adalah dengan cara tracymetri.

Rumus:

` D = (A × Y × cos2(h)) + (B × cos(h)) (3.1)

Di mana:

D : Jarak (m)

A : Konstanta pengali (m)

Y : Ba – Bb (m)

B : Besaran Penambah (m)

H : Sudut kemiringan (helling = 900 − θ)


36
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Lazimnya B diabaikan atau pada alat yang baru B = 0 dalam praktik

pengukuran, sehingga rumus jarak optisnya dengan sudut kemiringan h

adalah sebagai berikut.

D = A × Y × cos2(h) (3.2)

Menghitung jarak optis bisa menggunakan rumus:

Dd = 100 × Y × cos2(h) (3.3)

Di mana:

Dd : Jarak optis benang (m)

Ba : Benang atas (m)

Bb : Benang bawah (m)

H : Helling

H : Bacaan sudut biasa (B) = 900 − θ

Bacaan sudut luar biasa (LB) = θ − 2700

Koordinat dari tiap-tiap titik perlu diketahui, apabila tidak memungkinkan

dapat menggunakan jarak datar dan azimuth untuk memudahkan

penggamabaran titik-titik detail di atas kertas.

3.9 RUMUS PERHITUNGAN PENGUKURAN (POLYGON)

Rumus-rumus yang digunakan pada pengukuran polygon utama dan

polygon tertutup adalah sebagai berikut.

37
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

3.9.1 Perhitungan Polygon Utama

Rumus-rumus yang dapat digunakan dalam peritungan polygon utama ini

adalah sebagai berikut.

1. Helling (h) = 900 − θ (bacaan sudut biasa (B)) (3.4)

= θ − 2700 (bacaan sudut luar biasa (LB))

2. Jarak (Dd) = 100 × (Ba − Bb) × cos 2 h (3.5)

Di mana:

Dd : Jarak datar optis (m)

Bb : Benang atas (m)

Bb : Benang bawah (m)

3. Beda tinggi (∆H) = Tinggi alat + (Dd × tg(h)) - bt (3.6)

4. Tinggi tempat (P) = Tinggi awal + ∆H (biasa) (3.7)

Catatan:

Tinggi tempat selanjutnya

Faktor kereksi (Fk) = Tinggi tempat sebelumnya + ∆H (3.8)

Σ∆H rata-rata
∆H setelah koreksi =− . (3.9)
Jumlah titik

Setelah koreksi = ∆H + fk (3.10)

Tinggi tempat setelah koreksi = P + ∆H setelah koreksi (3.11)

3.9.2 Perhitungan Polygon Tertutup

Berikut ini rumus yang dapat digunakan dalam perhitungan polygon

tertutup adalah sebagai berikut.

38
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

1. Sudut dalam (α)

Sudut dalam adalah sudut yang berada di sebelah dalam polygon tertutup.

Sudut dalam dapat diputar searah jarum jam (kanan), lihat Gambar 3.5 atau

berlawanan arah jarum jam (kiri). Pada saat pengukuran sebaiknya selalu

mengukur sudut searah jarum jam dan arah putaran ditunjukan dalam buku

lapangan dengan sebuah sketsa.

P1

α
P2
P3

Gambar 3.5 Sudut Dalam Polygon Tertutup

2. Azimuth (β)

Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang

meridian acuan. Azimuth pada pengukuran tanah datar biasanya diukur

dari arah Utara dan berkisar 0° sampai 360° dalam pengukuran tanah

tersebut. Sudut arah azimuth perlu dinyatakan dalam catatan lapangan pada

waktu permulaan pekerjaan, apakah azimuth diukur dari Utara atau

Selatan.

39
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Meridian Acuan

A1

70o
B T

235o

Gambar 3.6 Azimuth

3. Koordinat X, Y, dan ketinggian Z

Jarakrata-rata = Jarak (bacaan B) + Jarak (bacaan LB) (3.12)


4

Misal untuk titik P1–P2:


{Dd (P1−P2) + Dd (P2−P2) }biasa + {Dd (P1−P2) + Dd (P2−P2) }luar biasa
Ddrata-rata = (3.13)
4

ΔH biasa + H luar biasa


∆Hrata-rata = (3.14)
4

Misal untuk titik P1–P2:


{H (P1−P2) + ΔH (P2−P2) }biasa + {H (P1−P2) + H (P2−P2) }luar biasa
H rata-rata =
4
40
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

Koordinat X

Xawa =0

X1 = Xawal + D sin β1

X2 = X1 + D sin β2... Dst

Maka

Xn = Xn-1 + D sin βn (3.16)

Koordinat Y

Yawa =0

Y1 = Yawal + D cos β1

Y2 = Y1 + cos β2... Dst

Maka

Yn = Yn-1 + D cos βn (3.17)

Koordinat Z

Zawa =0

Z1 = Zawal + ∆H1

Z2 = Z1 + ∆H ........ Dst

Maka

Zn = Zn-1 + ∆Hn (3.18)

41
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, N.A. 2021. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal Dan Kerangka Dasar

Vertikal. https://idoc.pub/documents/pengukuran-kerangka-dasar-hori-

zontal-dan-kerangka-dasar-vertikal-3no78k2mz3ld. 9 November 2022

(13.10)

Agam, Z.N. 2016. Tutorial Menggunakan Menu Interpolasi Pada Arcamp

(ARCGIS 10.2). Tutorial-Menggunakan-Menu-Interpolasi-Pada-ArcMap

(ArcGis 10.2) – Tutorial ArcGis 10.2 (wordpress.com). 26 Oktober 2022 (16.05).

Apriliani, L.T. 2019. Praktikum Kerangka Dasar Horizontal.

http://spig.upi.edu/2019/12/12/praktikum-kerangka-dasar-horizontal/#:~

:text=Kerangka%20dasar%20horizontal%20merupakan%20kumpulan,

Metode%20Poligon. 16 Oktober 2022 (11.10).

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Modul 2 Dasar-Dasar Pengukuran

Topografi Untuk Pekerjaan Jalan. 2019. https://bpsdm.pu.go.id/cen-

ter/pelatihan/uploads/edok/2019/08/7d452_MODUL_2_DASAR-DASAR

_PENGUKURAN_TOPOGRAFI_UNTUK_PEKERJAAN_JALAN.pdf.

16 Oktober 2022 (16.12).

Bakri, A.2020. Azimuth. https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/azimuth/

15 Oktober 2020 (16.23).

xiii
Budi, K. 2012. Pengukuran Poligon. https://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-

tanah/pengukuran-poligon. 15 Oktober (14.31).

Direktorat Pengukuran Dasar Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan Ba-

dan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. 2011. Penggunaan Alat

Total Station. https://pengukurandasarbpnsulteng.files.wordpress

.com/2011/02/bahan-ajar-ts.pdf. 16 Oktober 2022 (11.00).

Dunia Pengertian. 2022. Pengertian Pemetaan https://www.duniapen-

gertian.com/2022/08/pengertian-pemetaan.html. 15 Oktober 2022 (15.46)

Eticon. 2020. Total Station dalam Pengukuran dan Survei. https://eticon.co.id/total-

station/#:~:text=Total%20Station%20dirancang%20untuk%20menguku

,dapat%20ditransfer%20ke%20komputer%20pribadi. 16 Oktober 2022

(09.30).

Faustina, D.A. 2020. Pengembangan Video Pembelajaran Penggunaan Pesawat

Penyipat Datar Cara Sipat Datar Memanjang Kelas X Desain Pemodelan

dan Informasi. https://eprints.uny.ac.id/67532/. 23 Oktober 2022 (16.30).

Kadu, Untung. 2017. Bagian-Bagian Waterpass/Sipat Datar. http://theophanyeliza-

beth.blogspot.com/2017/01/bagian-bagian-waterpass-sipat-datar.html.

16 Oktober 2022 (18.30).

Kusumawati, Y. 2014. Catatan kuliah Ilmu Ukur Tanah. http://eprints.bina-

darma.ac.id/6141/1/PER%2010_Catatan%20ilmu%20ukur%20tanah%28

2020-2021%29Ganjil_UNIVERSITAS%20BINA%20DARMA.pdf

7 November 2022 (11.03).


xiv
Nafisha, N. 2017. Pengertian Polygon. https://cookpierun.word-

press.com/2017/01/01/pengertian-polygon/. 15 Oktober 2022 (13.27)

Nikada. 2014. Jenis-jenis Polygon. http://ukuralamhijau.blogspot.com/2014/02/v-

behaviorurldefaultvmlo.html. 7 November 2022 (22.18).

Novriza. 2020. Pemetaan Topografi Menggunakan Total Station Pada Komplek S

Terpadu Teuku Umar Aceh Barat. http://ojs.aknacehbarat.ac.id/in-

dex.php/vocatech/article/view/42/pdf(15/10/22. 15 Oktober 2022 (21.15).

Putra, B.R. 2020. Pengertian Poligon tertutup dan terbuka pada ilmu ukur tanah.

https://www.blog.bekasirayaputra.co.id/2020/02/pengertian-poligon-ter-

tutup-dan-terbuka.html. 15 Oktober (14.25).

Putri, D.S. 2018. Penerapan Media Pembelajaran Video Tutorial Total Station Pada

Mata Kuliah Pengukuran Sipat Datar dan Praktikum Pada Mahasiswa Pen-

didikan Teknik Banguan Universitas Negeri Surabaya. https://jurnalma-

hasiswa.unesa.ac.id/index.php/24/article/view/25031. 15 Oktober 2022

(21.00).

Ricky. 2017. Pengertian Polygon. https://zdocs.tips/doc/bab-iii-ilmu-ukur-tanah-

gpd2n4o5md67. 15 Oktober 2021 (16.19).

Safrel, I., Julianto, E.N., Tinov, N. 2020. Petunjuk Praktikum Pengioprasian Alat

Total Station Sokkia Green Label http://lib.unnes.ac.id/43134/1/Petun-

juk%20Praktikum%20Pengoperasian%20Alat%20Total%20Station%20

Sokkia%20Green%20Label.pdf. 16 Oktober 2022 (09.10).

xv
Saragi, Y., Napitupulo, R.A., Siagian, P. Sidabutar, R.A., Hutagalung, B. 2021.

Pengukuran dan Pengambilan Topografi di Proyek Pembangunan Belawan

Port Development Phase 1. https://publisher.yccm.or.id/index.php/cab/ar-

ticle/download/22/29. 16 Oktober 2022 (17.17).

Sibima. 2011. Juru Ukur Bangunan Gedung Penguasaan Peralatan Ukur.

https://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/31930/mod_resource/content/1/201

1-03-Penguasaan%20Peralatan%20Ukur.pdf. 15 Oktober 2022 (21.10).

Syaifullah, Arief. 2014. Ilmu Ukur Tanah. https://prodi1.stpn.ac.id/wp-content/up-

loads/2016/12/Modul-Ilmu-Ukur-Tanah.pdf. 14 oktober 2022 (10.00).

Tambnas. 2021. Penjelasan Penggambaran Kontur Pada Survey Pemetaan

https://www.tambnas.com/2021/02/penjelasan-penggambaran-kontur-

pada.html. 15 Oktober 2022 (16.00).

Wardhana, Y.P. 2015. Pembaruan Peta dan Sig Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang. http://lib.unnes.ac.id/22094/1/5111311006-S.pdf. 16 Oktober

2022 (09.00).

xvi

Anda mungkin juga menyukai