Syifa Bab 3 - Merged
Syifa Bab 3 - Merged
KELOMPOK 5
1. Asysyifa R. (10321053)
2. Azzahra Budy Nur F. (10321064)
3. Edvan Audri E. (10321098)
4. Galang Permana Putra A. (10321135)
5. Muhammad Faishal P. (10321223)
6. Rifki A. (10321308)
KELOMPOK 5
BAB 3
PENGUKURAN POLYGON
3. 1 PENGERTIAN POLYGON
Polygon berasal dari kata poly yang artinya banyak dan gone yang artinya
titik. Polygon adalah metode untuk menentukan posisi horizontal dari titik-titik di
lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak.
horizontal (X dan Y). Metode ini sering digunakan karena sifatnya yang fleksibel
suatu konstruksi sipil. Polygon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang
pengukuran yang perlu adalah suatu cara paling dasar dan paling banyak dilakukan
sebagai kerangka peta, yaitu merupakan jaringan titik-titik yang telah tertentu
letaknya di tanah yang sudah ditandai dengan patok seperti jembatan, jalan raya,
gedung, danau, bukit, dan sungai akan diorientasikan. Kedudukan benda pada
ketinggian (Z). Koordinat titik-titik polygon harus cukup teliti mengingat ketelitian
letak dan ukuran benda-benda yang akan dipetakan sangat tergantung pada
yang dimaksud adalah sudut, jarak, dan azimuth. Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini
titik awal, membentuk segi banyak yang tertutup secara matematis dan
ditentukan.
2. Polygon titik detail, yaitu serangkaian garis yang berhubungan tetapi tidak
kembali ke titik awal atau terikat pada sebuah titik dengan ketelitian sama
atau lebih tinggi ordenya, dimana titik pertama tidak sama dengan titik
akhir. Jenis-jenis dari polygon titik detail, yaitu polygon terbuka terikat
terikat. Contohnya pada jalan raya, saluran irigasi, kabel listrik tegangan
jarak.
dipermukaan tanah.
5. Rambu ukur, berfungsi untuk alat ukur untuk mengukur beda tinggi antara
6. Meteran dan Roll Meter, berfungsi untuk mengukur tinggi alat theodolite
7. Payung, berfungsi untuk melindungi alat dari panas matahari dan hujan.
10. Alat Pelindungan Diri (APD), berfungsi untuk mencegah dan mengurangi
26
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
(1) (2)
(3) (4)
(5) (6)
(7) (8)
(9) (10)
27
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
9 8
1
15
4
3
2 14
10
11 5
6
12
7
13
Keterangan gambar:
5. Klem pengunci horizontal, berfungsi untuk mengunci alat agar tidak dapat
28
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
8. Handle, berfungsi untuk pegangan tangan pada alat supaya mudah dibawa.
9. Pengatur fokus okuler, berfungsi untuk mengatur fokus lensa okuler pada
objek.
10. Nivo tabung, berfungsi untuk mengetahui posisi alat dalam keadaan datar
11. Display dan papan tombol, berfungsi untuk pembacaan sudut vertikal dan
mematikan alat).
12. Nivo kotak, berfungsi untuk mengetahui posisi alat dalam keadaan datar
14. Lensa verticalizing, berfungsi untuk melihat dan memposisikan alat tepat
15. Klem pengatur fokus benang, berfungsi untuk memfokuskan benang atas,
29
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
terlebih dahulu. Proses persiapan dalam penggunaan alat theodolite antara lain
sebagai berikut:
2. Memastikan tripod sudah berdiri dalam keadaan datar tepat di atas titik
theodolite.
Pengaturan nivo ini harus sangat diperhatikan karena apabila alat ukur
theodolite dalam keadaan tidak datar maka semua hasil pengukuran, baik
itu sudut horizontal, vertikal dan jarak optis yang diukur akan mengalami
sebagai berikut.
1 2
A B A B
Posisi 1 Posisi 2
30
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
seperti posisi 2.
C C
A B A B
Posisi 1 Posisi 2
31
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
teropong.
pada alat berarti alat tersebut telah ter-setting ke arah Utara sebagai
meliputi pengukuran polygon tertutup dan polygon titik detail. Langkah kerja dari
32
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
(misal P2), pastikan tripod berada tepat di atas titik tersebut dengan
menggunakan unting-unting.
pengunci.
nivo kotak dan nivo tabung sehingga kedua gelembung berada pada posisi
biasa (B) pada rambu pengukuran, membaca nilai benang atas (Ba),
benang tengah (Bt), benang bawah (Bb), sudut horizontal dan vertikal, lalu
7. Melakukan pengukuran luar biasa (LB) pada rambu ukur, dengan cara
(misal P2), memastikan posisi tripod berada tepat di atas titik tersebut
nivo kotak dan nivo tabung hingga kedua gelembung berada pada posisi
34
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
7. Membuat titik bantu (Tb) dengan cara membidik titik baru yang akan
mutlak).
4. Pengukuran tinggi alat dilakukan setelah alat berada dalam keadaan datar.
1
5. Harus ada kontrol di mana harga batas tengah yaitu Bt = (Ba + Bb)
2
7. Menghentikan pekerjaan pada waktu tengah hari sekitar jam 11.00 − 13.00
kekurangan serta kelebihan dari pengukuran jarak secara langsung dan tidak
langsung (optis).
1. Secara langsung
menggunakan meteran.
2. Secara optis
Rumus:
Di mana:
D : Jarak (m)
Y : Ba – Bb (m)
D = A × Y × cos2(h) (3.2)
Di mana:
H : Helling
37
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Di mana:
Catatan:
Σ∆H rata-rata
∆H setelah koreksi =− . (3.9)
Jumlah titik
38
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Sudut dalam adalah sudut yang berada di sebelah dalam polygon tertutup.
Sudut dalam dapat diputar searah jarum jam (kanan), lihat Gambar 3.5 atau
berlawanan arah jarum jam (kiri). Pada saat pengukuran sebaiknya selalu
mengukur sudut searah jarum jam dan arah putaran ditunjukan dalam buku
P1
α
P2
P3
2. Azimuth (β)
Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang
dari arah Utara dan berkisar 0° sampai 360° dalam pengukuran tanah
tersebut. Sudut arah azimuth perlu dinyatakan dalam catatan lapangan pada
Selatan.
39
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah
Meridian Acuan
A1
70o
B T
235o
Koordinat X
Xawa =0
X1 = Xawal + D sin β1
Maka
Koordinat Y
Yawa =0
Y1 = Yawal + D cos β1
Maka
Koordinat Z
Zawa =0
Z1 = Zawal + ∆H1
Z2 = Z1 + ∆H ........ Dst
Maka
41
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N.A. 2021. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal Dan Kerangka Dasar
Vertikal. https://idoc.pub/documents/pengukuran-kerangka-dasar-hori-
(13.10)
http://spig.upi.edu/2019/12/12/praktikum-kerangka-dasar-horizontal/#:~
:text=Kerangka%20dasar%20horizontal%20merupakan%20kumpulan,
ter/pelatihan/uploads/edok/2019/08/7d452_MODUL_2_DASAR-DASAR
_PENGUKURAN_TOPOGRAFI_UNTUK_PEKERJAAN_JALAN.pdf.
xiii
Budi, K. 2012. Pengukuran Poligon. https://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-
Direktorat Pengukuran Dasar Deputi Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan Ba-
station/#:~:text=Total%20Station%20dirancang%20untuk%20menguku
(09.30).
beth.blogspot.com/2017/01/bagian-bagian-waterpass-sipat-datar.html.
darma.ac.id/6141/1/PER%2010_Catatan%20ilmu%20ukur%20tanah%28
2020-2021%29Ganjil_UNIVERSITAS%20BINA%20DARMA.pdf
Putra, B.R. 2020. Pengertian Poligon tertutup dan terbuka pada ilmu ukur tanah.
https://www.blog.bekasirayaputra.co.id/2020/02/pengertian-poligon-ter-
Putri, D.S. 2018. Penerapan Media Pembelajaran Video Tutorial Total Station Pada
Mata Kuliah Pengukuran Sipat Datar dan Praktikum Pada Mahasiswa Pen-
(21.00).
Safrel, I., Julianto, E.N., Tinov, N. 2020. Petunjuk Praktikum Pengioprasian Alat
juk%20Praktikum%20Pengoperasian%20Alat%20Total%20Station%20
xv
Saragi, Y., Napitupulo, R.A., Siagian, P. Sidabutar, R.A., Hutagalung, B. 2021.
https://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/31930/mod_resource/content/1/201
https://www.tambnas.com/2021/02/penjelasan-penggambaran-kontur-
Wardhana, Y.P. 2015. Pembaruan Peta dan Sig Fakultas Teknik Universitas Negeri
2022 (09.00).
xvi