Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengukuran sipat datar dan pengukuran

polygon di Laboratorium Teknik Sipil, Kampus F7, Universitas Gunadarma,

Ciracas, Jakarta Timur. Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut.

1. Pengukuran sipat datar adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan beda tinggi antara dua tempat atau lebih di lapangan

dengan cara membaca skala pada rambu vertikal yang tepat berhimpitan

pada posisi garis bidik horizontal. Praktikum Ilmu Ukur Tanah

membahas dua jenis pengukuran sipat datar, yaitu sebagai berikut.

a. Sipat datar profil memanjang, yaitu pengukuran yang dilakukan

searah dengan sumbu utama (as) bidang ukur.

b. Sipat datar profil melintang, yaitu pengukuran yang dilakukan secara

tegak Jurus sumbu utama (as) bidang ukur.

2. Pengukuran polygon adalah metode untuk menentukan posisi horizontal

dari titik-titik di lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan

pengukuran sudut dan jarak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data-

data lapangan berupa koordinat horizontal (X dan Y). Praktikum Ilmu

64
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

ukur tanah membahas dua jenis pengukuran polygon, yaitu sebagai

berikut.

64
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

a. Polygon tertutup (kring), yaitu pengukuran yang dilakukan dalam

suatu kawasan tertentu yang dibatasi oleh titik-titik tertentu, dimana

titik awal dan akhir adalah titik yang sama.

b. Polygon titik detail, yaitu pengukuran yang dilakukan untuk

mendapatkan data yang dapat menggambarkan bentuk permukaan

bumi secara lengkap dan detail.

3. Penerapan dari pengukuran sipat datar dan pengukuran polygon, yaitu

sebagai berikut.

a. Penerapan dari pengukuran sipat datar, antara lain:

1. Sipat datar profil memanjang, pengukuran ini biasa digunakan

dalam pembuatan trase jalan dan kereta.

2. Sipat datar profil melintang, pengukuran ini biasanya digunakan

pada pembuatan cross section sungai, saluran drainase, irigasi,

dan pembuatan trase jalan.

b. Penerapan dari pengukuran polygon, antara lain:

1. Polygon tertutup (kring), pengukuran ini bertujuan untuk

mengetahui koordinat dari masing-masing titik yang telah

ditentukan.

2. Polygon titik detail, pengukuran ini biasa dilakukan dalam

pembuatan peta kontur untuk keperluan pemetaan, penentuan

volume cut and fill, dan lain-lain.

65
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

4. Data yang diperlukan untuk pembuatan peta topografi adalah jarak

horizontal dan vertikal (Dd), beda tinggi (ΔH), sudut dalam (α), dan

azimuth (β).

5. Pembuatan peta menggunakan tiga alat, yaitu waterpass, theodolite, dan

total station. Alat-alat penunjang lainnya yang diperlukan yaitu tripod,

unting-unting, rambu ukur, roll meter, kalkulator, alat tulis, kompas,

payung, dan prisma.

5.2 SARAN

Setelah melakukan praktikum dan menganalisis data hasil

pengukuran Ilmu Ukur Tanah, saran yang dapat diambil adalah sebagai

berikut.

1. Memastikan pengukuran dilakukan dengan teliti agar tidak terjadi

kesalahan.

2. Memastikan rambu ukur dalam posisi benar-benar vertikal untuk

menghindari kesalahan dalam pembacaan rambu.

3. Penggunaan waterpass dan theodolite harus selalu menggunakan payung

supaya alat terlindungi dari sinar matahari dan hujan.

4. Menginput data dengan benar dan teliti agar tidak terjadi kesalahan pada

saat melakukan perhitungan.

66
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah

5. Penggambaran profil memanjang dan melintang serta penggambaran

kontur dilakukan secara teliti dan benar agar tidak terjadi kesalahan

dalam penggambaran.

66
Kelompok 5 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai