Anda di halaman 1dari 2

Bahasa dan Keragaman

Bagian memukau dari bahasa adalah perannya yang istimewa dalam


menangkap luasnya pikiran dan upaya manusia. Menyadari hal itu, kita
memandangi sekitar lantas takjub dengan keragaman perspektif hidup
(worldview), pranata sosial, dan literatur yang ada.
Kita kembali ke belakang ke dalam pemikiran-pemikiran para
leluhur, dan menemukan nyatanya kita hanya mampu melihat suatu
riwayat tatkala bahasa mengizinkan kita mengaksesnya. Kita melintas ke
hadapan ke masa-masa yang akan datang, dan mendapati kita mampu
melihat rencana-rencana sejauh bahasa menjangkaunya. Lalu kita melesat
ke antariksa, bersama pesawat ulang-alik kita mengirim bahasa (sinyal-
sinyal komunikasi) hanya sekadar menjelaskan siapa kita, kalau-kalau di
luar sana ada entitas yang menangkapnya.
Hal penting yang kita ketahui dalam bahasa yakni tidak ada sektor
masyarakat mana pun yang tidak terkena imbas. Bahasa adalah milik
semua orang sehingga kebanyakan orang memiliki hak untuk berpegang
pada pendapatnya sendiri. Lebih jauh lagi, karena bahasa merupakan
tindakan paling umum maka secara bersamaan perbedaan penggunaan
bahasa akan mudah dicatat dan dikomentari.
Bahasa dengan demikan menjadi produk dari proses normal
pendidikan dan perkembangan sosial. Bahasa membuat seseorang
memahami siapa dirinya dan masyarakat sekitarnya. Tidak heran
kemudian di dalam interaksi manusia, penyelesaian beberapa masalah
serta perselisihan yang muncul sering kali membutuhkan penguasaan
bahasa. Bahasa di sini menjadi jalan tengah mewujudkan sikap kompromi
dan saling menghargai satu sama lain.
Kendati demikian faktor bahasa pula yang memicu penilaian kita
terhadap kepribadian, kecerdasan, status sosial, standar pendidikan, dan
banyak bidang lainnya. Pertanyaan “kamu siapa?” atau “dari mana
asalmu?” lumrah terdengar. Namun, bagaimana dengan pertanyaan,
“kamu itu apa?” Pertanyaan ini yang justru dapat menerangkan bahwa
tidak ada sistem klasifikasi tunggal dalam menilai identitas sosial
seseorang di tengah status sosial dan jenis peran yang berlapis di dalam
cakupan struktur masyarakat yang luas.
Status sosial di sini dipahami sebagai posisi yang dipegang oleh
seseorang dalam struktur sosial. Sedangkan jenis peran, yakni prilaku
konvensional yang diharapkan oleh masyarakat dari seseorang ketika
memeroleh status khusus. Peran publik seseorang memiliki penanda salah

1
satunya bahasa. Kadang-kadang penerimaan suatu peran sosial
memerlukan pembelajaran bahasa. Seseorang belajar ragam bahasa baru
ketika tengah mendapat peran sosialnya.
Beberapa peran dalam interaksi sosial harus menyadari bagaimana
seseorang sepantasnya berperilaku ketika ambil bagian dalam suatu acara.
Prilaku ini (tingkat kesopanan) beragam dari satu budaya dengan budaya
yang lain. Kesopanan atau penghormatan dalam konteks sistem kelas
sosial atau kasta, terdapat tingkatan-tingkatan berbahasa. Bentuknya bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti (1) usia, (2) jenis kelamin, (3)
hubungan kekerabatan, (4) pekerjaan, (5) afiliasi keagamaan, atau (6)
jumlah kepemilikian materi dan lain-lain.
Tidak berbeda di dalam situasi tingkat yang sama atau tidak adanya
kasta dalam suatu sistem sosial. Seseorang menggunakan bahasa di
tingkat yang lebih tinggi (formal) dalam hal seperti, saat (1) pertemuan
dewan dari pada perjumpaan di jalan, (2) perbincangan soal agama dari
pada jual beli di pasar, (3) atau menyapa seseorang yang sebelumnya
bertengkar dengannya.
Cara yang paling kentara agar memahami bahasa berkelindan
dengan status dan peran seseorang, yakni dengan melihat diri kita
memberikan sinyal keinginan untuk dekat atau berbeda dari orang-orang
di sekitarnya dengan memanfaatkan pilihan bahasa. Paling umum untuk
menandai faktor-faktor seperti solidaritas, jarak, kedekatan, prioritas
adalah dengan mengganti variasi bahasa ke variasi yang lain. Sebab itu
penggunaan bahasa yang berbeda sering menjadi kode kelompok agama
atau politik tertentu.
Bahasa telah mengembangkan variasi dalam rentang yang luas. Hal
ini untuk mengatasi perbedaan jenis dan tingkatan hubungan yang
mengidentifikasi struktur sosial di masyarakat. Tidak ada klasifikasi
tunggal namun sebagian besar dimainkan oleh faktor-faktor seperti, (1)
latar sebagai identitas georafis dan historis, (2) kepesertaan yakni status
dan peran seseorang ketika ikut serta dalam sebuah interaksi, dan (3)
aktifitas atau situasi di mana peristiwa komunikatif terjadi.

Faqih Sulthan, S.S., M.A.

Anda mungkin juga menyukai