Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mata Kuliah Manejemen Limbah

Nama : Devi Kurnia


NIM : 201711007
Kelas : 3A TEN

Isu Lingkungan
“ Pencemaran Paracetamol Di Air Laut Jakarta “
Dosen pengampu : Dra. Tina Mulya G., MT

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Science Direct, Agustus 2021 menemukan bahwa
sejumlah air laut di Indonesia terkontaminasi obat-obatan, terutama di Jakarta. Namun, hingga
saat ini belum diketahui jelas darimana obat-obatan itu berasal. Hasil penelitian menemukan
konsentrasi tinggi paracetamol di Angke yaitu 610 nanogram per liter, dan Ancol 420 ng/L,
keduanya di Teluk Jakarta. Kendati demikian, para ahli menyebut dibutuhkan analisis lebih
lanjut.

Menurut para ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) data yang disajikan dalam studi
pendahuluan ini memberikan gambaran kualitas air laut di daerah-daerah tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa parameter nutrisi melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia,
dan terdapat juga beberapa logam.Paracetamol sendiri merupakan obat yang umum digunakan
masyarakat sebagai pereda demam dan nyeri. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
menyebut paracetamol atau asetaminofen sebagai obat untuk mengatasi nyeri ringan sampai
nyeri sedang dan bisa untuk mengatasi nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia. Namun, obat
ini tidak boleh dikonsumsi sembarangan, harus sesuai anjuran pada kemasan atau anjuran dari
dokter.
Tak hanya paracetamol, penelitian dalam jurnal Science Direct juga menyebut bahwa
ada kontaminasi obat-obatan lain di empat lokasi di Jakarta dan satu di pantai utara Jawa Tengah.
Empat titik yang diambil sampelnya di DKI yakni Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing.
Konsentrasi paracetamol yang tinggi meningkatkan kekhawatiran paparan jangka panjang
terutama, dampaknya terhadap peternakan kerang di dekatnya. Terlebih, studi lain menemukan
juga adanya cemaran logam. Sementara itu Angke dan Ancol berada di muara dua sungai besar,
yaitu Angke dan Ciliwung yang berfungsi sebagai penampung limbah rumah tangga dan industri.
Cemaran paracetamol di lokasi tersebut bisa menimbulkan dampak berbahaya, terutama bagi
penduduk sekitar.

Berikut dampak cemaran paracetamol di Teluk Jakarta:

- Masalah keamanan pangan dan perikanan yang ada di daerah tersebut.


- Angke dan Ancol adalah lokasi pasar sentral, untuk produk laut, bisa memperparah kasus
kontaminasi makanan laut dari Teluk Jakarta
- Menimbulkan kematian ikan, hipoksia, eutrofikasi dan ledakan alga beracun
- Berkurangnya populasi ikan total

Kekhawatiran ini muncul terkait keselamatan penduduk di kawasan kumuh dalam hal akses
ke air permukaan yang bersih Meski demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
memastikan dampaknya pada manusia. Dr Wulan Koagouw, peneliti dari Oseanografi BRIN,
mengaku tidak bisa memastikan, tetapi seharusnya dampaknya sangat kecil. Belum terlihat
efeknya di manusia. Karena memang konsentrasinya rendah dibanding paracetamol yang kita
makan, kita minum,secara logika harusnya efeknya kecil

Kandungan paracetamol tidak seharusnya berada di laut. Peneliti Lembaga Ilmu


Pengetahuan Indonesia (LIPI) menduga cemaran paracetamol akibat manajemen penanganan
limbah yang kurang baik sehingga membuat kotoran tidak terurai dengan baik.
"Waste water treatment kita kurang baik, tidak bisa menyaring dengan baik. Kalau kita konsumsi
secara berlebihan itu kan akan terbuang melalui air seni atau feses kita masuk ke septic tank,
sistem limbahnya kurang bagus apalagi di masyarakat ekonomi lemah," jelas peneliti LIPI Zainal
Arifin kepada detikcom, Sabtu (2/10/2021).
Selain itu, Zainal menambahkan faktor lain diduga karena pengelolaan air limbah di rumah
sakit dan perusahaan farmasi yang tidak terkelola dengan baik. Akibatnya, sisa-sisa obat atau
limbah masuk ke air. Hasil penelitian juga menemukan dibandingkan pantai-pantai di negara
lain, konsentrasi paracetamol di Teluk Jakarta (420-610 ng/L) relatif tinggi dari pantai Brazil
(34. 6 ng/L) dan pantai utara Portugis (51,2 - 584 ng/L).

Penanggulangan pencemaran air tidak bisa dilakukan sembarangan. Berikut ini sejumlah
cara penanggulangan pencemaran air yang bisa dilakukan:
1. Pembuatan kolam stabliisasi
Pada kolam stabilisasi ini air limbah diolah secara alami. Hal itu dilakukan untuk menetralisasi
zat-zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai.
2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Pengolahan air limbah dengan IPAL menggunakan alat-alat khusus dan menggunakan tiga
tahapan, yakni primary treatment (pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan
kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).
3. Pengelolaan Excrexta (Human Excreta)
Pengelolaan ini dapat ditemukan dalam septictank yang bisa diolah dengan cara anaerobik
menjadi biogas. Setelah itu bisa dimanfaatkan sebagai sumber gas untuk rumah tangga.
Daam menangani limbah baik dalam bentuk padat atau cair tetap memperhatikan prinsip ekologi
yang dikenal dengan 4R. Yakni, recycle (daur ulang), reuse (penggunaan ulang), reduce
(pengurangan penggunaan), dan repair (perbaikan).

SUMBER :
https://www.suara.com/lifestyle/2021/10/06/061500/teluk-jakarta-mengandung-paracetamol-ini-
faktor-dan-cara-penanggulangan-pencemaran-air?page=3
https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/03/200200823/teluk-jakarta-tercemar-parasetamol-
konsentrasi-tinggi-dlh-uji-sampel?page=all
https://news.detik.com/berita/d-5748106/air-laut-teluk-jakarta-mengandung-paracetamol-ini-
titiknya

Anda mungkin juga menyukai