Bab Ii
Bab Ii
A. Landasan Teoritis
1. Respon
reaksi terhadap rangsangan yang diterima oleh panca indera. Apa yang
Menurut (Mulyani, 2007: 87) secara umum, dapat dikatakan bahwa ada
apa dia melihat, dia dipengaruhi oleh sikap, motif, minat, dan harapan. b)
Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindakan, dan karakteristik lain
situasi, respons dapat dilihat secara kontekstual, yang berarti bahwa dalam
situasi di mana respons terjadi, ia mendapat perhatian. Situasi adalah faktor
Pada proses awal, individu memegang respon tidak hanya dari stimulus
menarik. Dengan demikian, hal itu akan direspon individu tergantung pada
1. Faktor internal
Itu adalah faktor yang ada dalam diri manusia sendiri mulai dari dua
elemen yaitu spiritual dan fisik. Seseorang yang memiliki respons terhadap
stimulus masih dipengaruhi oleh keberadaan dua elemen ini. Dalam hal
terjadi gangguan hanya pada salah satu elemen, itu akan menimbulkan hasil
tanggapan atau tanggapan akan berbeda dari satu orang ke orang lain.
Elemen fisik atau fisiologis meliputi keberadaan, integritas dan cara kerja
2. Faktor eksternal
yang harus memiliki hasil atau setelah komunikasi disebut efek. Aktivitas
yang dikutip oleh para peneliti dari (Jalaludin Rahmat, 2013: 166) dibagi
kognitif adalah respons yang terkait erat dengan pengetahuan seseorang dan
dalam apa yang dipahami oleh publik. b) Afektif: apa yang dimaksud
dengan respons emosional adalah respons yang terkait dengan emosi, sikap,
terhadap apa yang telah didengarnya, baik dalam bentuk suara, kekuatan
Rasakan respons, yaitu respons terhadap sesuatu yang telah mereka alami.
yaitu respon terhadap sesuatu yang diingat. b) Respons yang fantastis, yaitu
b. Komunikasi (Organisasi, O)
c. Efek (Response, R)
dalam hal ini how to change the attitude, bagaimana mengubah sikap
komunikan.
menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable
penting yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Apabila digambarkan teori SOR adalah sebagai berikut :
Stimulus Organisme
(Pesan) a. Pengertian
b. Perhatian
c. penerimaan
Response
(perubahan sikap)
1) Perhatian (attention)
Perhatian merupakan penyesuaian organ-organ
penginderaan dan sistem syaraf sentra bagi stimulasi
maksimal. Perhatian juga merupakan suatu proses
mereaksi secara istimewa terhadap suatu rangsangan atau
sederet perangsang.
2) Pengertian (understanding)
Pengertian berarti proses memahami atau kemampuan
individu memahami makna atau arti. Seperti, perasaan
suka terhadap titik pandang orang lain.
3) Penerimaan (acceptance)
Penerimaan merupakan pengakuan atau penghargaan
terhadap nilai- nilai individual, tanpa menyertakan
pengakuan terhadap tingkah lakunya atau tanpa
keterkaitan emosional yang terdapat dipihak terapis yang
berangkutan dan biasanya ditandai dengan sikap positif
atau menolak.
c. Efek (Response, R)
dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian secara
samar dan umum, akan tetapi hal itu dapat dianggap indikasi dari hakikat
manusia yang senantiasa ingin hidup bersama dengan orang-orang lain.
dua orang.
suatu kesatuan.
Soekanto, 1983)
pembagian dalam :
Gesellschaft.
Gemeinschaft.
kepada orang lain. Dalam hal ini tentu penyampaian ajaran Islam yang
bersumber dari Al-Quran dan Hadits kepada segenap manusia. orang yang
gramatikal, kata mubalig merupakan isim fa'il, yang berarti orang yang
mubalig mempunyai dua arti “(1) pengantar dalam salat berjamaah, yaitu
kepada segenap manusia lainnya. Jadi pada intinya kita adalah seorang
mubalig. Mubalig dalam arti luas mempunyai pengertian setiap orang yang
Begitu pula bila dikaitkan dengan mubalig berdasarkan status dan fungsi
serta hal-hal lain yang keluar dari ajaran Islam. dalam hal ini
umat dari berbagai penyakit, seperrti hasud, iri, dengki dan lain
siapa dirinya.
meyakinkan mereka.
menuju jalan Allah SWT atau ajakan kepada agama-Nya yaitu Islam.
Pemahaman ini sejalan dengan penjelasan Allah dalam Q.S Yusuf ayat 108
Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik."
al-Islam itu adalah seruan untuk beriman kepada-Nya dan pada ajaran yang
tujuan tersebut, maka seorang juru dakwah harus memiliki metode atau
teknik. Pada zaman seperti saat ini, dipandang perlu untuk melakukan
melalui Sinetron.
materu atau segala sesuatu yang disampaikan da’i (subjek dakwah) kepada
mad’u (objek dakwah), yang mana pesan tersebut berisi keseluruhan ajaran
Islam yang ada di dalam kitabullah maupun sunnah Rasulullah. Atau disebut
juga al-haq (kebenaran yang hakiki) yaitu al-Islam yang bersumber dari Al-
Qur’an (Enjang AS dan Aliyudin, 2009: 80). Dalam Al-Qur’an Allah SWT
َ z اzَ نz ْلz َسzرzْ َأz اz َمz َوzۗ z َلz َزzَ نzِّz قzحzَ z ْلz اzِ بzوzَ zُهz اzَ نz ْلz َزz َأ ْنzِّz قzحzَ z ْلz اzِ بzَو
z اz ًرz يz ِذzَ نzوzَ z اz ًرz ِّشzَ بz ِإ اَّل ُمzك
Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran
itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus
Kata dakwah sendiri, secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu
dari kata da’a – yad’u – da’watan, yang berarti seruan, panggilan, undangan
dapat mengambil isyarat dari salahsatu ayat Al-Qur’an surat An- Nahl ayat
125 :
z َنz يz ِدzَ تz ْهz ُمz ْلz اzِ بz ُمzَ لz َأ ْعzوzَ zُ هzوzَ zۖ z ِهzِلz يzِ بz َسzنzْ z َعzَّz لzض
َ zنzْ z َمzِ بz ُمzَ لz َأ ْعz َوzُ هzك
َ zَّz بzَر
yang baik, dan bantahlah dengan cara yang baik pula. Sesungguhnya
Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
menadapat petunjuk”
kepada jalan Allah (sisitem Islam) secara menyeluruh, baik dengan lisan,
Aliyudin, 2009: 5)
yang disebut pesan dakwah yaitu seluruh ajaran Islam yang sering disebut
juga syari’at Islam. Ajaran Islam sebagai kebenaran hakiki yang diturunkan
Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Dan pada ayat
diatas, dalam QS. An-Nahl ayat 125, pesan dakwah disebut sebagai sabili
berupa kata-kata dan bahasa yang diucapkan. Dalam hal ini symbol
mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, dan hal yang konkret
maupun abstrak.
sendiri yang berbentuk secara sistematik, dalam arti akan berkaitan antara
unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Unsur dakwah artinya berbagai
elemen penting yang harus ada sebagai proses dakwah itu sendiri. Secara
para da’i menyebarluasakan ajaran Islam. Jadi da’i adalah orang yang
mengajak orang lain kepada jalan Allah baik secara langsung ataupun tidak
ajaran Islam atau menyebarluaskan ajaran Islam. Da’i dalam posisi ini
dalam bentuk pesan untuk membuat mad’u sebagai komunikan menjadi tahu
dan berubah sikap, pendapat, dan perilakunya. (Wahyu Ilahi, 2010 : 77)
menjadi materi atau pesan dakwah adalah al-Islam itu sendiri, sebab
semuanya ajaran Islam dapat dijadikan pesan dakwah. Maka maudu atau
pesan dakwah adalah seluruh ajaran islam yang lajim disebut syari’at Islam.
(Ali Aziz,2004:318)
(2009:35), bahwa berdakwah tidak akan efektif tanpa adanya metode yang
lembaga keislaman.
kepada mad’u. ketika media dakwah adalah alat dakwah, maka bentuknya
adalah alat komunikasi. Akan tetai ada sarana lain selain alat komunikasi
tersebut, seperti tempat, infrastruktur, mesin, tempat duduk, alat tulis dan
misalnya; surat kabar, majalah, buku, radio, film, televise, sinetron dan
tulisan atau cetak, visual, audio, maupun audiovisual (Wahyu Ilaihi, 2010:
104).
Mad’u artinya objek dakwah yang diajak oleh da’i menuju jalan
manusia universal baik dalam jarak dekat maupun jauh, baik muslim
manusia secara universal termasuk diri da’i itu sendiri. Manusia tidak hidup
zِ zَ بzىzٰ zَ لz َعzۚ zِ هَّللاz ىzَ ِإ لz وz ُعz َأ ْدz يzِلz يzِ بz َسz ِهz ِذzَ ٰهzلzْ zُق
z اz َمzوzَ zِ هَّللاzنzَ z اzحzَ z ْبz ُسz َوzۖ z يzِ نz َعzَ بzَّتz اz ِنz َمz َوz اzَ َأ نz ٍةz َرz يzص
z َنz يz ِكz ِرz ْشz ُمz ْلz اzنzَ z ِمz اzََأ ن
mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata, maha
suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.” (Depag RI,
2012: 238)
Allah diatas bumi agar dilalui umat manusia. Dari ayat diatas Abdul Rasyid
Shaleh membagi tujuan dakwah menjadi dua bagian, yaitu tujuan utama
Aliyudin (2009 :100) menjelaskan tujuan dakwah yang mengacu kepada Al-
khalifah Allah.
sarana hidup.
agar manusia tidak tersesat dalam kehidupan didunia ini. Tanpa adanya
Islam umat Islam akan kehilangan arah dalam hidup ini. Dengan diutusnya
nabi Muhammad SAW. sebagai rahmat bagi seluruh alam, tidak hanya umat
makhuk seluruh manusia yang ada di muka bumi ini. Pertama, fungsi
manusia khususnya umat Islam tidak tersesat dan juga penyejuk dalam
berdakwah maka ajaran Islam atau syariat Islam akan menyebar kesuluruh
kemungkinan agama Islam akan lenyap di muka bumi ini. Ketiga, jika
alat komunikasi.. akan tetapi ada sarana lain selain alat komunikasi tersebut,
kegiatan lainnya. Dalam hal ini cara berdakwah harus bisa efektif dan
Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untu manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah SWT. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang- orang yang fasik (Qs Ali Imran 110)
Bukhari).
Maksud kalimat ولو آيةadalah walau hanya satu ayat, hendaknya setiap
bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya,
kewajiban bagi setiap muslim baik secara individu maupun kelompok sesuai
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Kata ud`u yang diterjemahkan dengan seruan dan ajakan adalah fi`il amr
yang menurut kaidah ushul fiqh setiap fi`il amr adalah perintah dan
setiap perintah adalah wajib dan harus dilaksanakan, selama tidak ada
dalil lain yang memalingkannya dari kewajiban itu kepada sunnah atau
lain yang memalingkannya dari kewajiban itu dan hal ini disepakati oleh
para ulama.
seorang dai memperhatikan standar kebaikan apa yang perlu diacu dalam
mencegah sasaran dan sesuatu yang kurang baik, dan ini dapat mengundang
yang tidak benar. (2) Mujadalah yang Baik, adalah yang disampaikan
dengan sopan serta menggunakan dalil-dalil atau dalil yang diakui oleh
akal dan menegakkan dalil, dengan berbagai cara dalam bentuk yang
beragam sesuai dengan tingkat pemikiran audiens, hingga tidak ada satu
tercantum di dalamnya.
(munas). Salah satu keputusan penting yang diambil dalam munas itu
adalah merumuskan kode etik dakwah untuk para dai. Keputusan ini
diambil karena pada waktu itu mulai muncul dai walakedu (ju[w]al
agama kejar duit). Rumusan kode etik itu diharapkan dapat menjadi
sehingga mereka dapat mewarisi tugas para nabi, bukan justru mendapat
ucapan. Kode ini diambil dari Alquran surah al-Shaff ayat 2-3. “Hai
kalian tidak melakukannya? Amat besar murka di sisi Allah SWT karena
kalian mengatakan hal-hal yang tidak kalian kerjakan.” Kode pertama ini
juga diambil dari perilaku Rasulullah SAW di mana secara umum beliau
dalam Aqidah dan ibadah dilarang dalam Islam. Hal itu berdasarkan
firman Allah SWT dalam surah al-Kafirun ayat 6, “Bagi kamu agama
kamu dan bagiku agamaku.” Dalam Hadis Riwayat Imam ibn Hisyam
diambil dari surah al-An’am ayat 108. “Dan, janganlah kamu memaki
sesembahan yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan
orang miskin, antara lain, Bilal al-Habsyi, Shuhaib al-Rumi, Salman al-
Farisi, dan lain-lain, tiba-tiba datang kepada Nabi SAW sejumlah tokoh
bangsawan Quraisy yang juga hendak belajar Islam dari beliau. Namun,
itu, yaitu surah al-An’am ayat 52. “Dan, janganlah kamu mengusir orang-
orang yang selalu menyembah Tuhannya pada pagi hari dan petang
tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka tidak
orang-orang zalim.
antara lain dari Alquran surah Saba’ ayat 47. “Katakanlah, upah apa pun
yang aku minta kepadamu maka hal itu untuk kamu (karena aku pun
tidak minta upah apa pun kepadamu). Upahku hanya dari Allah. Dia
sebagainya.
Kode etik keenam, tidak mengawani pelaku maksiat. Para dai yang
menjadi tidak mampu untuk melakukan amar makruf dan nahi mungkar.
Akhirnya, justru Allah SWT melaknat mereka semua. Hal itulah yang
telah terjadi atas kaum Bani Israil seperti diceritakan dalam surah al-
Maidah ayat 78-79. “Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil
dengan lisan Daud dan ‘Isa bin Maryam. Hal itu karena mereka durhaka
dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang
diketahui. Kode etik ini diambil dari surah al-Isra ayat 36. “Dan,
dimintai pertanggungjawabannya.