Anda di halaman 1dari 5
Keanekaragaman Genetik Dan Erasi Genetik Oleh Soedjadi Martodi fj0 Ringkasan Keanekaragaman hayati lazimnya dibagi secara hierarkis ke dalam tiga tingkatan tama yaitu keanekaragaman dalam spesies, keanekaragaman antar spesies dan keanekaragaman ekosistem. Khusus keanekaragaman dalam spesies yang berupa variabilitas genetik di bidang kehutanan sudah sangat mendesak untuk diberi perhatian yang lebih sungguh-sungguh. Apabila hal ini diabaikan dikhawatirkan akan banyak ‘sumber daya genetik hutan, variabilitasnya akan jatuh turun secara drastis atau dengan perkataan Iain terjadi erosi genetik. Pendatutoan Sudah cukup banyak perhatian diberikan pada pengawetan keaneka- ragaman tumbuban dan satwa beserta cekosistemnya terutama dengan banyaknya penunjukan kawasan suaka alam, Perhatian pada jumlah ckosistem dan jumlah jenis tumbuhan saja belum cukup. Tidak kalah pentingnya juga pemberian perhatian terhadap pengawetan jenis tumbuhan terutama yang = menyangkut_—soal keanekaragaman genetik jenis-jenis yang dalam bahaya kepunahan maupun yang populasinya jarang (pasal 20, U.U. No.5/ 1990). Suatu pengelolaan hutan, terutama hutan alam, tanpa kesadaran akan prinsip-prinsip dasar genetika, terutama pengetahuan yang berkaitan dengan Keanekaragaman genetik, akan sangat ‘merugikan kekayaan alam yang berupa DUTA RIMBAME! -JUNI203-204101997 38 keanekaragaman genetik yang dimiliki Tulisan ini disampaikan dengan maksud agar para rimbawan dan para peminatnya menyadari pentingnya keanekaragaman genetik, tenitama dalam spesies, serta melanjutkan tulisan Sdr. Abdul Bari Ts tentang Keanekaragaman Hayati dalam Pembangunan (Duta Rimba No.197-198/ XX). Variabilitas Genetik dari Bermacam- macam Bentuk Sumber Daya Genetik 1. Definisi Menurut logical Diversity" dari Convention on Biological Diversity, Rio De Janeiro, 5 Juni 1992 Article 2, keanekaragaman hayati didefinisikan sebagai berikut : Keanekaragaman haya- ti berarti variabilitas antar makhluk hidup dari semua sumber daya, termasuk antara lain di daratan dan ekosistem- ekosistem perairan lainmya dan kompleks- kompleks ekologis di mana mereka meru- pakan bahagiannya; hal ini termasuk ‘eanekaragaran dalam spesies, di antara spesies, dan dari ekosistem-ekosistemnya. Sedangkan definisi. menurut ITTO Guidelines on the Conservation of Bio- logical Diversity in Tropical Production Forest adalah sebagai berikut : Keane- karagaman hayati bukanlah hanya jumlah dari spesies-spesies di areal tertentu, akan teiapi keanekaragaman hayati adalah varitas total strain-strain _genetik, spesies-spesies, dan ekosistem-ekosistem ‘yang ada di alam. Untuk maksud-maksud praktis teane- karagaman hayati biasanya secara hirarkis dibagi ke dalam tiga bagian katagori wtama; variasi pada tingkat genetik dalam spesies-spesies tertentu, Keanekaragaman spesies ator jumlah dan bagian dari spesies berbeda pada areal tertentu, keanekaragaman ekosistem yang menentukan yariasi dalam himpunan spesies dan habitainya Dari kedua definisi tersebut_katagori pertama yang masih perlu mendapat febih perhatian yaitu variasi/keanekeragaman genetik dalam spesies tertentu 2. Sumber-Sumber Daya Genetik (Ge- netic Resources) Sumber-sumber daya genetik adalah unit-unit dari nilai-nilai variabilitas sifat-sifat yang dapar diturunkan baik yang aktual maupun potensial. Varia- bilitas harus dapat diturunkan dan tersedia dalam suatu bentuk yang akan memberikan ke-naikan pada generasi yang akan datang baik dalam waktu dekat atau kemudian. Variabilitas genetik adalah suatu ‘ungkapan/pernyataan perbedaan genotipik antara individu individu dalam suatu populasi misalnya individu-individu yang mempunyai perbedaan komposisi gen Dalam artian luas bila semua spesies, populasi-populasi dalam spesies dan individual-individual dimasukkan, maka yang dibicarakan adalah sumber daya (resource) didefinisikan sebagai suatu persediaan atau cadangan dalam mana orang boleh mengambil bila perlu, yang menunjukkan bahwa baik aktual maupun potensial keduanya diperhitungkan. Sumber daya genetik (genetic resource) terjadi dalam bentuk yang berbeda-beda 36 DUTA RIMBAMES- JUNUZ03.204X1987 seperti misalnya tegakan cadangan daiam habitat alamnya (hutan alam), hutan buatan, tanaman dan lain-lain. "Banyaknya" variabilitas akan bervariasi tergantung pada tipe dari sumber daya genetik yang dihadapi misalnya apakah sumber daya tersebut merupakan bentuk liar" suatu hutan alam ataukah sumber daya tersebut merapakan suatu material sangat terseleksi dari suatu program pemulizan. Dengan demikian, pada umumnya ada hubungan—antara Keuntungan “hasil" dalam arti luas (produksi, sifat-sifat yang diinginkan) dan banyaknya variabilitas. Dalam urutan seleksi, di mana sifat-sifat yang diturunkan hanya yang sangat, menguntungkan dan disukai saja, variasi genetik jatuh turun menyempit. Proses Konservasi ex situ tersebut dilukiskan pada bagan di bawah ini Ada tiga sumber variasi utama yaitu variasi Karena umur (pertumbuhan), variasi kerena lingkungan dan variasi genetik (Karena gen) Variasi genetik adalah dasar untuk pemuliaan tanaman. Variasi genetik ini perlu dibedakan dengan —_variasi. pertumbuhan dan variasi__lingkungan Bila mempelajari tanaman dapat dilihat hasil dari interaksi gen-gen tanaman dengan lingkungannya. © Penampakan (fenotipe) dari pohon adalah apa yang dilihat, diukur dan dengan apa dikerjakannya, sedangkan genotipe adalah potensi gentik dari pohon tersebut. Tanaman Kebun benih, Klon Bagan skematik hubungan prinsip antara keanekaragaman genetik dan sumber daya genetik selama proses pemuliaan pohon DUTA RIMBAME! - JuNL203.204%X1907 7 Genotipe tidak dapat selalu nampak langsung, genotipe —_tersebut _harus diselidiki melalui pengujian pengujian yang dirancang dengan baik Erosi Genetik dan Sumber Daya Genetik Hutan 1. Erosi Genetik Istilah ini pertama kali dipergunakan pada tanaman pangan yang telah mencapai tingkat keturunan yang tinggi seperti padi, gandum, jagung dll, di mana hasil yang amat tinggi dicapai_ melalui pemuliaan yang sistematik dan kombina- si-kombinasi khusus dari sebagian terbatas potensi genetik. Hasil yang amat tinggi tersebut diperoleh dari tanaman secara genetik amat seragam tetapi bersamaan dengan itu juga lebih mudah diserang hama dan penyakit. Kesesuaian atau "ketahanan" tidak cukup digarap dalam usaha perbaikan produksi Para paker pertanian dan para pemulia tanaman pangan menyadari pentingnya ‘memelihare/mempertahankan sumber daya genetik yang berpotensi asli dan lebar kisarannya (wide range), serta misalnya gen-gen tahan penyakit, dapat diambil kemudian memasukkannya dalam kegiatan pemuliaan, dalam —rangka menyediakan materi genetik untuk ‘mengurangi "efek erosi" 2. Erosi Genetik pada Sumber Daya Genetik Hutan Di bidang kehutanan pemuliaan tanaman pada umumnya masih primitif atau pada tingkat pemula, dalam jangka panjang kemungkinan penyempitan genetik dapat 38 terjadi terutama dalam : (1) pemilihan spesies dan provenance, dan (2) peningkatan penggunaan perbanyakan vegetatif 1) Pemilihan spesies dan asal_usul (Provenance) Permintaan untuk pena- naman amat mendesak. Karenanya pemilihan spesies dan sumber beni dipengaruhi ketersediaan dan kemudahan pembangunannya. Sebagai akibatnya relatif hanya beberapa spesies, sebagian besar diwakili oleh jenis Pinus dan Eucalyptus, mendominasi_ permulaan kegiatan penanaman. Dominasi pada beberapa spesies yang berasal dari jumlah sumber terbatas pada dasarnya me- nyerupai penyebarluasan hasil yang tinggi, akan tetapi bersamaan dengan ita seperti pertanian ia mudah terserang hama dan penyakit. Oleh karena itu penting sekali untuk mengamankan/memelihara keanekaragaman sumber-sumber genetik dalam spesies-spesies yang paling umum ditanam. Demikian pula di antasa spesies alternatif yang berbeda (tidak mono- kultur). Ditekankan lebih lanjut untuk menggunakan berbagai_jenis_ yang memerlukan spesies-spesies berspektrum lebar. 2) Peningkatan penggunaan perbanyakan vegetatif Pembiakan vegetatif tegakan hutan telah diakukan untuk Eucalyptus dalam bentuk tanaman klonal, tetapi sebaliknya hanya dalam skala kecil yang dilakukan di bidang penelitian. Bagaimanapun, dengan perkembangan —_perbanyakan vegetatif akan menjadi lebih menyebarluaskan pelaksanaan, Khususnya bagi spesies- spesies berasal dari biji yang sukar DUTA RIMBAME! - JUNV203-204%X1907 ditingkatkan dalam jumlah banyak ‘Sungguhpun hasil-hasil sangat spektakuler telah dicapai dengan penanaman klonal Eucalyptus, resiko erosi genetik akan meningkat. Dengan demikian pengamanan/ pemeliharaan sumber daya genetik dasar menjadi lebih penting, 3) Di samping itu. menurut Per Rasmusen ancaman pada sumber daya genetik hutan di Indonesia adalah kerusakan hutan, —_aktivitas-aktivitas pemungutan hasil hutan, kebakaran hutan, alang-alang dan pemiskinan —hutan Gseleksi negatif) Penutup Keanekaragaman hayati lazimaya secara hierarkis dibagi dalam tiga tingkatan utama yaitu keanekaragaman_ tingkat dalam spesies, keanekaragaman antar spesies dan keanekaragaman ckosistem. Keanekaragaman kedua tingkat terakhir telah cukup disadari oleh banyak pihak, sedangkan keanekaragaman _tingkat pertama yaitu keanekaragaman dalam spesies atau dikenal juga sebagai keanekaragaman genetik/variabilitas ge- netik dalam spesies masih belum banyak dipahami. Dengan pemahaman tentang arti “jumlah” variabilitas tipe sumber daya genetik yang. dihadapinya diharapkan langkah-langkah mendesak akan segera diambil dalam pengamanan/pemeliharaan sumber. daya genetik hutan yang dimiliknya, sebelum terjadinya erosi genetik seperti apa yang telah terjadi pada tanaman pangan di bidang pertanian (lr, Soedjadi Martodiwirjo, adalah Pumarimbawan. manian Direktur Reboisasi pada Departemen Kehutanan) DAFTAR PUSTAKA. UU. No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Keiding, H. and L. Graudal. Introduction to Tree Improvement, Danida Forest Seed Centre. 1989. Bamer, H; B. Ditlevsen dan Kirsten Olesen, Introduction to Tree Improvement, Danida Forest Seed Centre. Welleahdorf, H. and B. Ditleysen. Introduction to Forest Genet- ‘ic, Danida Forest Seed Centre. 1992. UTA RIMBAME! - JUN/209-204701/1997 39

Anda mungkin juga menyukai