Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ENZIM KATALASE DAN RESPON RADIKAL BEBAS

Nama : Fathia Mabrura


NIM : 2107101010181
KELAS : B-03
Hari/Tanggal : Senin, 31 Oktober 2022

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022/2023
A. Pendahuluan

Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep radikal bebas.
2. Untuk mengetahui respon enzim katalase terhadap radikal bebas sebagai agen lingkungan.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase.

Cara Kerja
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Gunakan sarung tangan (gloves) sebelum memulai percobaan
3. Masukkan ekstrak hati yang telah diblender ke dalam tabung reaksi A, B, C, D, E masing-masing 2
ml atau jika bahan kurang bisa 10 tetes.
4. Tambahkan HCl 5% sebanyak 5 tetes ke dalam tabung reaksi B, kemudian ukur pH larutan sampai
menjadi asam.
5. Tambahkan NaOH 5% sebanyak 5 tetes ke dalam tabung reaksi C, kemudian ukur pH larutan
sampai menjadi basa
6. Siapkan air panas, kemudian letakkan tabung reaksi D ke dalam gelas beker yang berisi air panas,
kemudian ukur suhunya.
7. Masukkan es batu kedalam gelas beker, kemudian letakkan tabung reaksi E ke dalam gelas beker
berisi es batu, kemudian ukur suhunya.
8. Siapkan larutan H2O2 3%.
9. Tuangkan H2O2 3% ke dalam tabung reaksi A, B, C, D, E masing-masing sebanyak 2 ml dan
segera lakukan uji gelembung gas dan nyala bara api
10. Perhatikan ada tidaknya gelembung gas pada tabung reaksi A, B, C, D, E
11. Nyala bara api dilakukan dengan menggunakan lidi yang membara.
12. Catatlah hasil pengamatan ke dalam tabel dan buatlah pembahasan dan kesimpulan
13. Setelah kegiatan selesai, cucilah rak dan tabung reaksi dengan menggunakan sabun.
14. Pastikan semua alat telah bersih dan meja percobaan juga bersih

Alat dan Bahan


- Rak tabung reaksi 1 buah
- Tabung reaksi 5 buah
- Pipet tetes
- Gelas beker 2 buah
- Lidi
- Lampu spiritus
- Korek api
- pH meter atau kertas lakmus
- termometer
- Ekstrak hati segar, yaitu hati ayam yang dihaluskan (diblender) menjadi seperti bubur
- Air panas
- Es batu
- H2O2 3%

- HCl 5%
- NaOH 5%

Hasil Pengamatan

Tabung Perlakuan Kondisi Gelembung Nyala Bara Keterangan


Gas Api
A Hati +H2O2 Netral ++++ ++++ Gelembung
gas sangat
banyak dan
nyala bara api
sangat terang
B Hati + HCl + H2O2 Asam +++ + Gelembung
gas tidak
terlalu banyak
dan nyala bara
api redup
C Hati +NaOH + H2O2 Basa + - Gelembung
gas sedikit dan
bara api tidak
menyala
D Hati + H2O2 (dalam air Panas - - Tidak ada
panas) gelembung gas
dan bara api
tidak menyala
E Hati + H2O2 (dalam es) Dingin ++++ +++ Gelembung
gas sangat
banyak dan
nyala bara api
tidak terlalu
terang

B. Landasan Teori

Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.Enzim
sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika
tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat
hingga pertumbuhan sel juga terganggu .Sehubungan dengan potensi toksisitas senyawa
radikal bebas, tubuh memiliki mekanisme sistem pertahanan alami berupa enzim antioksidan
endogen yaitu superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GPx), dan katalase yang
berfungsi menetralkan dan mempercepat degradasi senyawa radikal bebas untuk mencegah
kerusakan komponen makromolekul sel. Reaktive Oxygen Spesies (ROS) merupakan radikal
bebas yang sangat berbahaya bagi mahluk hidup. Pada tanaman ROS terbentuk dalam sel
melalui beberapa cara yaitu. Produksi fitokimia di atmosfer akibat pencemaran udara,
penyumbatan electron langsung ke oksigen ketika terjadi fotosintesis terutama pada kondisi
cahaya yang tinggi dan konsentrasi CO2 pada kloroplas yang rendah, respon terhadap
kondsisi. cekaman seperti kekeringan,suhu tinggi, salinitas ozon dan serangan mikroba.
(Hasria Alang, 2019)
Radikal bebas adalah molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tidak
berpasangan pada orbit terluarnya, dan memiliki sifat yang sangat labil dan reaktif. Radikal
bebas memiliki peran penting dalam kerusakan jaringan dan proses patologi dalam organisme
hidup. Abnormalnya kadar radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh dapat menyerang
senyawa yang rentan, seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada timbulnya berbagai
penyakit . Hal ini disebabkan karena oksidan yang masuk kedalam tubuh tidak mampu
diimbangi oleh antioksidan dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki antioksidan alami dari
enzim-enzim seperti katalase, superoksida dismutase (SOD), glutation peroksidase, dan
glutation Stransferase. Namun, antioksidan alami tubuh belum dapat sepenuhnya melindungi
kerusakan sel yang disebabkan oleh oksidan dari luar, karna itulah tubuh manusia
memerlukan antioksidan tambahan dari luar . Bahan makanan jenis kacang-kacangan yang
mempunya nilai gizi yang cukup tinggi adalah kedelai, yang merupaka sumber protein,
lemak, vitamin mineral dan serat yang paling baik. Didalam lemak kedalai terakandung
bebrapa fosfolipid penting, yaitu lesitin, sepalin dan lipositol. Kedelai juga memiliki
kandungan isoflavon dan derivatnya, yang berfungsi sebagai antioksidan, antitumor, dan
antiaterosklerosis. Besarnya manfaat kandungan kedelai terhadap tubuh, dengan kandungan
gizi yang tinggi serta memiliki kandungn senyawa antioksidan yaitu isofalvon yang tinggi,
maka peneliti ingin mebahas tentang kandungan senyawa antioksidan isoflavon dalam kedelai
terhadap radikal bebeas, yang mmapu menyebabkan banyak penyakit. (Andestya Nanda
Pratama, 2018)

Antioksidan adalah zat yang bisa memberi perlindungan endogen dan tekanan
oksidatif eksogen dengan menangkap radikal bebas. Antioksidan merupakan molekul yang
mampu menghambat oksidasi molekul lain. (Anas Subarnas, 2018)

C. Pembahasan
Dari hasil praktikum didapatkan bahwa pada keadaan asam gelembung gas tidak terlalu banyak dan
nyala bara api redup, sedangkan pada keadaan basa gelembung gas sedikit dan bara api tidak menyala.
Karena keadaan suhu yang tidak optimal menghambat kerja enzim.

D. Kesimpulan

ROS merupakan representasi katagori molekul yang luas yang merupakan derivate oksigen
radikal dan nonradikal. Derivate oksigen radikal meliputi ion OH, superoksida, nitric oxide, dan peroxyl,
sedangkan derivate oksigen yang non-radikal meliputi ozone, singlet oksigen, lipid peroksida, dan hydrogen
peroksida. Derivate oksigen non-radikal selanjutnya akan mengambil bagian dalam kaskade reaksi yang
menghasilkan radikal bebas. Selain derivate oksigen, radikal bebas juga dapat berasal dari derivate nitrogen
seperti nitric oxide, peroksi nitrit, dan ion nitroksil yang juga merupakan subklas dari ROS. Berbagai macam
ROS tersebut dapat bersumber dari dalam tubuh (intrinsic) atau dari luar tubuh (extrinsic).

Tabel 2. Data Superoxide dismutase (SOD) : UniProt

Superoxide Dismutase (SOD) Gambar


Lokasi Sitoplasma, mitokondria, nukleus
Seluler
Interaksi 1. SOD2 (Superoxide dismutase [Mn]):
Menghancurkan radikal anion superoksida yang
normalnya diproduksi dalam sel dan bersifat toksik
dalam sistem.
2. CCS (Copper chaperone for superoxide dismutase)
3. CAT (Catalase): Melindungi sel dari toksisitas
H2O2, mendukung pertumbuhan sel T, sel B, sel
myeloid leukemia, sel melanoma, sel mastositoma,
sel normal & fibroblast yang bertransformasi.

4. VDAC1 (Voltage-dependent anion-selective


channel protein 1): Membentuk kanal melalui
membran luar mitokondria untuk difusi molekul-
molekul hidrofilik kecil dan melalui membran
plasma untuk regulasi volume sel dan mekanisme
apoptosis.
5. GPX1 (Glutathione peroxidase 1): Melindungi
hemoglobin dari penguraian oksidatif
6. KARS (Lysine; tRNA ligase): Mengkatalisis
penempelan asam amino tertentu juga sebagai
molekul persinyalan yang menginduksi respon imun
melalui aktivasi monosit/makrofag.
7. HSPA4 (Heat shock protein family A member 4)
8. GPX7 (Glutathione peroxidase 7): Melindungi
epitel esofagus dari oxidative stress yang diinduksi
hidrogen peroksida.
9. PARK7 (Protein/nucleic acid deglycase DJ-1)
10.GPX3 (Glutathione peroxidase 3): Melindungi sel
dan enzim dari kerusakan oksidatif melalui katalisis
reduksi H2O2, lipid peroksida, dan hidroperoksida
organik.
Penyakit 1. Amyotrophic lateral sclerosis 1 (ALS1): Kelainan
Terkait neurodegeneratif yang memengaruhi UMN (upper
motor neuron) pada otak dan LMN (lower motor
neuron) pada batang otak serta korda spinalis yang
berujung pada paralisis.
2. Spastic tetraplegia and axial hypotonia,
progressive (STAHP): Kelainan resesif autosom
yang menyebabkan hilangnya kemampuan motorik
juga dapat berpengaruh pada perkembangan
kognitif.

Tabel 3. Data Katalase : UniProt


Katalase Gambar
Lokasi Peroksisom
Seluler
Interaksi 1. PEX5: Berikatan dengan C-terminal PTS1.
2. SOD1: Menghancurkan radikal
yang mengakibatkan toksisitas pada sistem biologi.
3. SOD2: Menghancurkan anion superoksida rasikal
yang normalnya dihasilkan oleh sel.
4. SCP2: Memediasi secara in-vitro transfer
fosfolipid, kolestrol, dan gangliosida antar
membran.
5. ACOX1: Mengkatalisis desaturasi dari Acyl-CoA
menjadi 2-trans-enoyl-CoA
6. SOD3: Proteksi ruang ekstrasel dari efek toksik
yang reaktif terhadap oksigen dengan mengubah
superoksida radikal menjadi hidrogen peroksida dan
oksigen.
7. FOXO3: Aktivator transkripsional yang memicu
terjadinya apopotosis saat tidak adanya faktor
pertahanan, termasuk kematian sel neuron yang
diakibatkan stress oksidatif.
8. ACOX2: Mengoksidasi ester KoA dari asam
empedu.
9. HAO1; HSD17B4
Penyakit 1. Acatalasemia (ACATLAS): Kelainan yang ditandai
Terkait dengan hilangnya sebagian atau seluruh aktivitas
katalase pada sel darah merah dan merupakan penyakit
turunan yang bersifat autosom resesif.

Tabel 4. Data Glutation Peroksidase : UniProt

Glutation Peroksidase Gambar


Lokasi Sitoplasma
Seluler
Interaksi 1. GSR (Glutathione reductase): Mempertahankan
tingkat glutation tereduksi yang tinggi di sitosol.
2. SOD1, SOD2, SOD3 (Superoxide dismutase)
3. CAT (Catalase)
4. GSS (Glutathione synthetase)
5. SELENBP1 (Selenium-binding protein 1): Terlibat
dalam penginderaan xenobiotik reaktif.
6. ALOX5 (Arachidonate 5-lipoxygenase):
Mengkatalisis langkah pertama pada biosintesis
leukotrien.
7. PPARGC1A (Peroxisome proliferator-activated
receptor gamma coactivator 1-alpha)
8. TXNRD1 (Thioredoxin reductase 1): Menginduksi
polimerisasi aktin dan tubulin yang pengarah pada
pembentukan tonjolan membran sel.
Penyakit Defisiensi glutation peroksidase: Kelainan autosom
Terkait resesif yang berhubungan dengan anemia defisiensi
dan anemia heinz body.

E. Daftar Pustaka
Franyoto, Y.D., Kusmita, L., Mutmainah., Angrena, R.D. (2018) Total Flavonoid Content and
Formulation Antioxidant Cream Stem Of Jatropha multifida l. Journal of Physics.

Garretson, L., Tyl, C., and Marti, A. Effect of Processing on Antioxidant Activity (2018) Total
Phenols, and Total Flavonoids of Pigmented Heirloom Beans. Journal of Food Quality.

Agarawal A, Alamaneni SSR. (2019) Role of Free Radical in Female Reproductive Dissease and
Asisted Reproduction. Reproductive BioMedicine Online.

Chelikani, P., Fita, I., Loewen, P.C. (2018) Diversity of structures and properties among catalases.
Cellular and Molecular Life Sciences,

Winarsi H. 2019. Antioksidan alami dan radikal bebas. Jogyakarta: Penerbit Kanisius

Anda mungkin juga menyukai