Anda di halaman 1dari 65

ANGGARAN DASAR KOPONTREN DAARUT TAUHIID

BAB I

PENDIRIAN

Bagian Kesatu

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1

(1) Koperasi ini bernama KOPERASI PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHIID BANDUNG
(KOPONTREN DT) dan untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.
(2) Koperasi ini berkedudukan di :
Jalan : Gegerkalong Girang Baru Nomor 4.
RT/RW : 002/006.
Kelurahan : Isola.
Kecamatan : Sukasari.
Kota : Bandung.
Propinsi : Jawa Barat.
Telepon : 022-2007953
(3) Daerah kerja Koperasi meliputi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia dan dapat
mendirikan serta membuka kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas baik
di dalam negeri maupun negara lain sesuai kebutuhan dan kemampuan atas keputusan
Rapat Anggota.

Bagian Kedua

LANDASAN, ASAS, DAN PRINSIP KOPERASI

Pasal 2

Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pasal 3

Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan.

Pasal 4

(1) Koperasi melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi yaitu:


a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis;
c. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya
jasa usaha masing-masing anggota;
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. Kemandirian;

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 1 dari 64


(2) Dalam mengembangkan koperasi, koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai
berikut :
a. Pendidikan perkoperasian;
b. Kerjasama antar koperasi.
(3) Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan kegiatannya yang mengorganisir
pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar
prinsip-prinsip tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) diatas dan kaidah-kaidah usaha
ekonomi.

Bagian Ketiga

VISI, MISI DAN TUJUAN

Pasal 5

Visi Koperasi :

“Menjadi Solusi Ekonomi Ummat menuju Kemandirian dan Kemaslahatan Bersama”

Pasal 6

Misi Koperasi :

1. Menjalankan Usaha Berbasis Syariah dan Profesional.


2. Meningkatkan Infrastruktur dan Sumber Daya Insani.
3. Memberdayakan Potensi Ekonomi Anggota.
4. Menjalin Kemitraan dengan Penggerak dan pelaku UMKM.

Pasal 7

(1) Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan


masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan
perekonomian nasional yang demokratis da berkeadilan.
(2) Dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Koperasi menyusun Rencana Strategis.

Bagian Keempat

JANGKA WAKTU BERDIRINYA KOPERASI

Pasal 8

Koperasi didirikan dalam jangka waktu tidak terbatas.

Bagian Kelima

Jenis Koperasi

Pasal 9

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 2 dari 64


Koperasi ini termasuk dalam jenis Koperasi Konsumen.

BAB II

KEANGGOTAAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 10

(1) Anggota Koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi;


(2) Keanggotaan koperasi tidak dapat dipindahtangankan;
(3) Pengertian keanggotaan sebagaimana dalam ayat (1) diatas termasuk para pendiri.

Bagian Kedua

Syarat Keanggotaan

Pasal 11

Persyaratan untuk diterima menjadi anggota sebagai berikut:

(1) Warga Negara Indonesia;


(2) Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak
dalam perwalian dan sebagainya);
(3) Bertempat tinggal dan kedudukan di lintas provinsi pada wilayah Negara Republik
Indonesia;
(4) Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan
wajib yang besarnya berdasarkan hasil keputusan Rapat Anggota;
(5) Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan yang berlaku.

Pasal 12

(1) Keanggotaan koperasi diperoleh jika seluruh persyaratan telah dipenuhi, simpanan pokok
telah dilunasi dan yang bersangkutan didaftar dan telah menandatangani Buku Daftar
Anggota Koperasi;
(2) Koperasi secara terbuka dapat menerima anggota lain sebagai anggota luar biasa;
(3) Tata cara penerimaan anggota sebagaimana dimaksud ayat (4) diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Bagian Ketiga

Berakhirnya Keanggotaan

Pasal 13

(1) Keanggotaan berakhir apabila:

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 3 dari 64


a. Anggota bersangkutan meninggal dunia;
b. Koperasi membubarkan diri atau dibubarkan oleh Pemerintah;
c. Berhenti atas permintaan sendiri; atau
d. Diberhentikan oleh Pengurus karena tidak memenuhi lagi persyaratan keanggotaan
dan atau melanggar ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga dan
ketentuan lain yang berlaku dalam Koperasi.
(2) Dalam hal anggota diberhentikan oleh Pengurus sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d
maka kepada yang bersangkutan diberi hak untuk membela diri dalam Rapat Anggota.
(3) Rapat Anggota sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat menerima atau menolak keputusan
Pengurus tentang pemberhentian anggota;
(4) Simpanan pokok, simpanan wajib dan bagian Sisa Hasil Usaha anggota yang
diberhentikan oleh Pengurus, dikembalikan sesuai dengan ketentuan Anggaran Rumah
Tangga atau peraturan khusus lainnya;
(5) Berakhirnya keanggotaan dinyatakan sah setelah nama anggota yang bersangkutan
dihapus atau dicoret dari buku dafta anggota.
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang berakhirnya keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat (1)
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Bagian Keempat

Kedudukan Anggota Sebagaimana Pemilik

Pasal 14

Kedudukan anggota sebagai pemilik mempunyai tanggung jaawb untuk mengembangkan


organisasi, kelembagaan dan usaha yang diwujudkan dalam bentuk:

a. Memperkuat ekuitas atau modal sendiri dengan membayar simpanan wajib secara rutin.
b. Bersedia secara sukarela menempatkan kelebihan dana untuk ditempatkan pada koperasi
dalm bentuk modal penyertaan maupun simpanan lainnya.
c. Berpartisipasi aktif setiap ada kegiatan rapat-rapat yang diselenggarakan oleh koperasi.

Bagian Kelima

Kedudukan Anggota Sebagai Pengguna Jasa

Pasal 15

(1) Kedudukan anggota sebagai pengguna jasa diwujudkan dengan partisipasi aktif untuk
memanfaatkan kegiatan usaha melalui transaksi oleh anggota terhadap Koperasi;
(2) Setiap anggota memiliki kedudukan yang sama untuk memperoleh pelayanan dari
koperasi.

Bagaian Keenam

Hak dan Kewajiban Anggota

Pasal 16

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 4 dari 64


Setiap anggota mempunyai kewajiban:

a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan lainnya dan keputusan
Rapat Anggota;
b. Menghadiri Rapat Anggota;
c. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi;
d. Turut mengawasi pengelolaan organisasi dan usaha koperasi;
e. Melunasi Simpanan Pokok dan membayar Simpanan Wajib secara rutin yang besaran dan
tata caranya ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga; dan
f. Mengembangkan dan memelihara prinsip Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.

Pasal 17

Setiap anggota berhak :

a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalm Rapat Anggota;


b. Mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengawas dan Pengurus diluar Rapat
Anggota baik diminta atau tidak;
c. Memilih dan/atau dipilih menjadi Pengawas atau Pengurus sesuai persyaratan yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar;
d. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar;
e. Mendapat pelayanan kegiatan usaha yang telah disediakan oleh Koperasi;
f. Mendapat keterangan mengenai perkembangan Koperasi sesuai dengan ketentuan
dalam Anggaran Dasar; dan
g. Membela diri dalam Rapat Anggota apabila diberhentikan sementara oleh Pengurus.
h. Mendapatkan bagian dari Sisa Hasil Usaha Koperasi sebanding dengan jumlah simpanan
pokok dan simpanan wajib di Koperasi dan transaksi usaha yang dilakukan oleh masing-
masing Anggota dengan Koperasi.
i. Mendapatkan pengembalian simpanan-simpanan yang menjadi miliknya apabila keluar
dari keanggotaan, dan atau sisa hasil penyelesaian Koperasi apabila koperasi
membubarkab diri atau dibubarkan oleh Pemerintah.

Bagian Ketujuh

Calon Anggota

Pasal 18

(1) Bagi orang yang belum membayar seluruh simpanan pokok termasuk simpanan wajib dan
lain-lain sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga; atau
(2) Bagi mereka yang telah melunasi pembayaran simpanan pokok, akan tetapi secara formal
belum sepenuhnya melengkapi persyaratan administrasinya, belum menandatangani
Buku Daftar Anggota.

Pasal 19

(1) Calon anggota memiliki hak-hak :


a. Memperoleh pelayanan Koperasi;
b. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota;

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 5 dari 64


c. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan Koperasi.
d. Tidak berhak dipilih menjadi Pengurus atau Pengawas Koperasi.
(2) Setiap Calon Anggota mempunyai kewajiban:
a. Segera melunasi simpanan pokok untuk menjadi anggota dan membayar simpanan
wajib secara rutin sesuai ketentuan-ketentuan yang diputuskan Rapat Anggota;
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha Koperasi;
c. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Rapat
Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam Koperasi;
d. Memelihara dan menjaga nama baik dan kebersamaan dalm Koperasi.
(3) Dalam jangka waktu tiga bulan calon anggota harus menjadi anggota.
(4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang bersangkutan
belum memenuhi ketentuan sebagai anggota, dilarang memperoleh fasilitas pelayanan
dari Koperasi.

Pasal 20

(1) Koperasi secara terbuka dapat menerima anggota lain sebagai anggota luar biasa.
(2) Anggota luar biasa adalah orang yang bermaksud menjadi anggota, akan tetapi tidak
memenuhi seluruh syarat sebagai anggota.
(3) Ketentuan ini memberi peluang bagi penduduk Indonesia bukan warga Negara dapat
menjadi anggota luar biasa sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Ketentuan mengenai penerimaan anggota luar biasa sebagaimana dimaksud ayat (2)
diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 21

(1) Setiap Anggota Luar Biasa mempunyai hak :


a. Memperoleh pelayanan Koperasi;
b. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota;
c. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan Koperasi;
d. Tidak berhak dipilih menjadi Pengurus dan Pengawas.
(2) Setiap Anggota luar Biasa mempunyai kewajiban :
a. Membayar simpanan pokok dan simpanan wajib sesuai dengan ketentuan Rapat
Anggota;
b. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha Koperasi;
c. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, keputusan Rapat
Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dlam koperasi;
d. Memelihara dan menjaga nama baik Koperasi dan kebersamaan Koperasi.

BAB III

MODAL KOPERASI

Bagian Kesatu

Umum

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 6 dari 64


Pasal 22

(1) Modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal Pinjaman.
(2) Modal sendiri dapat berasal dari :
a. Simpanan pokok;
b. Simpanan wajib;
c. Dana cadangan;
d. Hibah.
(3) Modal pinjaman dapat berasal dari :
a. Anggota;
b. Koperasi lain dan atau anggotanya;
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya;
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya;
e. Suber lain yang sah.
(4) Selain modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), koperasi dapat melakukan
pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan yang lebih lanjut diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
(5) Modal yang dimiliki pada saat perubahan Anggaran Dasar Koperasi ditetapkan sebesar
Rp. 6.703.917.648,29 (enam milyar tujuh ratus tiga juta sembilan ratus tujuh belas ribu
enam ratus empat puluh delapan rupiah dua puluh sembilan sen) yang berasal dari
Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Hibah dan Cadangan.

Bagian Kedua

Simpanan Pokok

Pasal 23

(1) Setiap anggota harus menyetor simpanan pokok atas namanya pada Koperasi, simpanan
pokok sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) yang pada waktu
keanggotaan diakhiri merupakan suatu tagihan atas Koperasi, jika perlu dikurangi dengan
tanggungan kerugian.
(2) Uang simpanan pokok pada prinsipnya harus dibayar sekaligus.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai simpanan pokok pada koperasi, diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga.

Bagian Ketiga

Simpanan Wajib

Pasal 24

(1) Setiap anggota harus menyimpan atas namanya pada koperasi,simpanan wajib,yang pada
waktu keanggotaan diakhiri merupakan suatu tagihan atas koperasi,jika perlu dikurangi
dengan bagian tanggungan kerugian.
(2) Setiap anggota diwajibkan untuk menyetor secara berkal.
(3) Koperasi dapat menghimpun simpanan wajib untuk keperluan pengembangan usaha
dalam jumlahdan waktu tertentu melalui mekanisme khusus berdasarkan keputusan
Rapat Anggota.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 7 dari 64


(4) Simpanan wajib dapat diterbitkan dalam bentuk warkat.
(5) Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi
Anggota.
(6) Pengambilan Simpanan wajib bagi anggota yang berakhir keanggotaannya,tidak dapat
diambil serta merta tanpa memperhatikan ekuitas koperasi.
(7) Setiap Anggota yang tidak memenuhi kewajiban membayar simpanan wajib dikenakan
sanksi.
(8) Besarnya simpanan wajib setiap anggota, waktu pembayaran simpanan wajib dikenakan
sanksi.
(9) Disamping simpanan wajib secara berkala, koperasi dapat menghimpun simpanan wajib
dalam periode tertentu untuk keperluan pengembangan usaha.

Bagian Keempat

Hibah

Pasal 25

(1) Pengurus atas nama koperasi dapat menerima atau menolak pemberian hibah atas
persetujuan pengawas.
(2) Hibah yang diberikan oleh pihak ketiga yang berasal dari sumber modal asing, baik
langsung maupun tidak langsung, dapat diterima oleh suatu koperasi dan dilaporkan
kepada Menteri.
(3) Hibah sebagai mana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dibagikan secara langsung atau
tidak langsung kepada Anggota, Pengurus,dan Pengawas.
(4) Ketentuan mengenai hibah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Bagian Kelima

Cadangan

Pasal 26

(1) Dana cadangan dikumpulkan dari penyisihan sebagian Sisa Hasil Usaha.
(2) Koperasi menyisihkan Sisa Hasil Usaha untuk Dana Cadangan sehingga menjadi paling
sedikit 30% (tiga puluh persen) dari total sisa hasil usaha sebelum pajak.
(3) Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum mencapai jumlah
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dipergunakan untuk menutup
kerugian koperasi.
(4) Dalam hal Dana Cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup kerugian Hasil Usaha,
kerugian tersebut diakumulasikan dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan
belanja Koperasi pada tahun berikutnya.
(5) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk menggunakan paling tinggi 75%(tujuh puluh
lima persen) dari jumlah cadangan untuk perluasan usaha koperasi.
(6) Sekurang-kurangnya 25% (dua puluh lima persen) dari Dana Cadangan harus disimpan
dengan bersifat giro pada Bank yang ditetapkan rapat anggota.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 8 dari 64


Bagian Keenam

Modal Pinjaman

Pasal 27

(1) Modal pinjaman merupakan hutang koperasi baik jangka pendek atau jangka panjang
yang wajib di bayar kembali pada saat jatuh tempo sesuai yang diperjanjikan.
(2) Modal pinjaman sebagaimana ayat (1) dapat berasal dari:
a. Anggota.
b. Koperasi lain dan/atau anggotanya.
c. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya.
e. Sumber lain yang syah.
(3) Modal pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihimpun koperasi dengan
memperhatikan rasio pinjaman terhadap modal sendiri.
(4) Dalam jumlah tertentu modal pinjaman wajib dituangkan dalam perjanjian yang
dikukuhkan oleh notaris.
(5) Ketentuan lebih lanjut tentang modal pinjaman diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Bagian Ketujuh

Modal Penyertaan

Pasal 28

(1) Koperasi dapat menerima Modal Penyertaan dari :


a. Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan/atau.
b. Masyarakaat berdasarkan perjanjian penempatan Modal penyertaan.
(2) Pemerintah dan/atau masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib urut
menanggug resiko dan bertanggung jawab terhadap kerugian usaha yang dibiayai
dengan Modal Penyertaan sebatas nilai Modal Penyertaan yang ditanamkan dalam
koperasi.
(3) Kewajiaban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku juga dalaam hal pemerintah
dan/atau masyarakat turut serta dalam pengolahan usaha yang dibiayai dengan Modal
Penyertaan dan/atau turut menyebebkan terjadinya kerugian usaha yang dibiayai dengan
Modal Penyertaan.
(4) Pemerintah dan/atau masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak mendapat
bagian keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai Modal Penyertaan.
(5) Modal Penyertaan adalah unsur kewajiban dalam koperasi.

Pasal 29

(1) Modal Penyertaan sebagai dimaksud pada pada pasal 28 ayat (1) huruf b dapat
bersumber dari Non Anggota setelah anggota diberi kesempatan terlebih dahulu.
(2) Jumlah Modal Penyertaan harus berimbang dengan modal sendiri.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 9 dari 64


Pasal 30

(1) Modal penyertaan wajib dituangkan dalam perjanjian yang dikukuhkan oleh notaris.
(2) Perjanjian penempatan M0dal Penyertaan dari pemerintah dan/atau masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
a. Nama koperasi dan pemodal.
b. Besarnya Modal Penyertaan.
c. Usaha yang akan dibiayai modal penyertaan.
d. Pengelolaan dan pengawasan.
e. Hak dan kewajiban Pemodal dan Koperasi.
f. Pembagian keuntungan.
g. Tata cara pengalihan modal penyertaan yang dimiliki pemodal dalam koperasi.
h. Penyertaan perselisihan.

Pasal 31

(1) Dana yang dihimpun dari modal penyertaan digunakan untuk pengembangan usaha yang
dilaksanakan langsung oleh koperasi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai modal koperasi diatur dalam anggaran rumah tangga
dan/atau peraturan lainnya.

BAB IV

ALAT KELEMBAGAAN ORGANISASI

Bagian Kesatu

Rapat Anggota

Paragraf 1

Umum

Pasal 32

(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.


(2) Rapat Anggota Koperasi terdiri dari Rapat Anggotanndan Rapat Luar Biasa.
(3) Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1(satu) tahun.
(4) Rapat Anggota dapat dilakukan melalui sistim delegasi apabila anggotanya lebir dari 500
(lima ratus) orang yang pengaturannya ditentukan dalam anggaran rumah tangga.
(5) Rapat Anggota dapat dilakukan secara langsung atau media elektronik yang
pengaturannya ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Paragraf 2

Wewewnang Rapat Anggota

Pasal 33

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 10 dari 64


Rapat Anggota Koperasi berwenang:

(a) Menetapkan dan mengubah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,dan peraturan
lainnya;
(b) Menetapkan kebijakan umum di biang organisasi,managemen,usaha, dan permodalan
koperasi;
(c) Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus dan pengawas;
(d) Menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan;
(e) Pengesahan penanggungjawaban pengurus dan pengawas atas pelaksanaan tugasnya;
(f) Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha;
(g) Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran koperasi;

Paragraf 3

Penyelenggaran Rapat Anggota

Pasal 34

(1) Rapat Anggota diselenggarakan oleh pengurus koperasi.


(2) Rapat Anggota diselenggarakan sekurang-kurangnya 1(satu) kali dalam 1(satu) tahun.
(3) Rapat Anggota dihadiri oleh Anggota,Pengurus, dan Pengawas.
(4) Rapat Anggota dapat dipimpin oleh Ketua Sidang yang berasal dari Anggota yang hadir
dan ditunjuk atau ditetapkan oleh rapat Anggota dengan di pandu oleh pengurus
koperasi.
(5) Undangan dilakukan sekurang-kurannya mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat,
acara, tata tertib dan bahan materi Rapat Anggota harus sudah disampaikan terlebih
dahulu kepala anggota paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pelaksanaan Rapat
Anggota.
(6) Dalam hal koperasi tidak menyelenggarakan Rapar Anggota dalam waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), maka Anggota dapat memerintahkan pengurus Koperasi untuk
menyelenggarakan Rapat Anggota.

Pasal 35

(1) Rapat Anggota sah jika dihadiri lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota koperasi
yang terdaftar dalam buku daftar Anggota Koperasi dan disetujui oleh lebih dari ½ (satu
per dua) bagian dari jumlah anggota yang hadir;
(2) Apabila kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, maka undangan
pemanggilan rapat kedua dilakuakan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum rapat
anggota dilaksanakan.
(3) Apabila pada rapat kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kuorum masih tetap
belum tercapai, maka Rapat Anggota tersebut dapat dilangsugkan dan keputusannya sah
serta mengikat bagi semua anggota, bila dihadiri sekurang-kurangnya 1/5 (satu per lima)
dari jumlah anggota.
(4) Setiap Rapat Anggota wajib dibuat berita acara rapat anggota yang ditandatangani oleh
Pimpinan dan Sekertaris sidang sebgai bukti yang sah umtuk semua Anggota koperasi
dan pihak ketiga.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 11 dari 64


(5) Untuk memperkuat legalitas berita acara Rapat Anggota sebagaimana dimaksud ayat (3)
maka Berita Acara tersebut dapat dibuat sebagai akta otentik oleh Notaris.
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang tatacara penyelenggaraan sekali dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 36

(1) Rapat Anggota yang diselenggarakan untuk menyampaikan laporan


pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus serta agenda lainnya diselenggarakan
sekali dalam (1) satu tahun yang disebut sebagai Rapat Anggota Tahunan
(2) Rapat Anggota Tahunan wajib diadakan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
sesudah tutup tahun buku.
(3) Rapat Anggota Tahunan membahas dan mengesahakan:
a. Laporan mengenai keadaan dan jalannya koperasi serta hasil yang telah dicapai;
b. Laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri dari neraca akhir dan perhitungan
hasil usaha tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas laporan tersebut;
c. Laporan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas dan Pelaksanaan tugasnya
dalam satu taun buku; dan
d. Penggunaan dan Pembagian hasil usaha.

Pasal 37

(1) Rapat Anggota rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja membahas
dan mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi wajib dilaksanakan tiap tahun buku, paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tutup
tahun buku atau Anggaran yang bersangkutan dilaksanakan,yang diajukan oleh Pengurus
dan Pengawas.
(2) Dalam hal Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dapat dilaksanakan oleh Koperasi, karena
alas an yang objektif dan rasional maka:
a. Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja dapat
dilaksanakan dalam waktu bersamaan dengan Rapat Anggota Tahunan secara
terpisah, dengan ketentuan Rapat Anggota Tahunan dilaksanakan paling lambat 2
(dua) bulan setelah tutup tahun buku;
b. Selama Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja belum
disahkan oleh Rapat Anggota maka pelaksanaan tugas pengawas dan pengurus
berpedoman pada Rencana Kerja dan Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja
tahun sebelumnya yang telah mendapat persetujuan.

Pasal 38

Pengaturan lebih lanjut tentang penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan, Rapat Anggota
Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja ditetapkan dalam Anggaran
Rumah tangga dan/atau peraturan lainnya.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 12 dari 64


Paragraf 4

Rapat Anggota Luar Biasa

Pasal 39

(1) Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) dilakukan apabila:


a. Keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenang pengambilannya
ada pada Rapat Anggota Koperasi.
b. Keperluan yang berkaitan dengan peningkatan usaha koperasi.
c. Penyelesaian masalah yang berhubungan dengan terjadinya kasus hukum yang harus
segera diselesaikan.
d. Penetapan peraturan pelaksanaan yang harus dilakukan segera dan belum diputus
oleh Rapat Anggota sebelumnya.
e. Menjual, menjaminkan, atau mengalihkan asset koperasi dalam jumlah yang melebihi
jumlah 25% dari total asset.
f. Menerima atau menolak hibah atau pemberian dari pihak ketiga yang nilainya
melebihi 25% dari asset.
g. Menetapkan wakil dari koperasi untuk duduk dalam kepengurusan koperasi sekunder
atau Badan Hukum yang dibentuk oleh koperasi.
(2) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan untuk memutuskan pembubaran,
penggabungan, peleburan dan pemisahan Koperasi dengan ketentuan:
a. Harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga per empat) dari jumlah anggota.
b. Keputusannya harus disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota yang hadir.
(3) Ketentuan dan pengaturan lebih lanjut mengenai Rapat Anggota Luar Biasa sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan (2) diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau
peraturan lainnya.

Paragraf 5

Keputusan Rapat Anggota

Pasal 40

(1) Pengambilan keputusan Rapat Anggota berdasarkan musyawarah untuk mencapai


mufakat.
(2) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka pengambilan keputusan oleh Rapat Anggota
berdasarkan suara terbanyak dari jumlah anggota yang hadir.
(3) Dalam hal pengambilan keputusan oleh Rapat Anggota berdasarkan suara terbanyak,
maka setiap anggota mempunyai hak satu suara.
(4) Anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakilkan suaranya kepada anggota yang lain.
(5) Pemungutan suara dapat dilakukan secara terbuka dan atau tertutup.
(6) Keputusan rapat Anggota dicatat dalam Berita Acara Rapat dan dapat dibuat akta otentik
oleh Notaris.
(7) Ketentuan lebih lanjut tentang keputusan Rapat Anggota diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.

Bagian Kedua

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 13 dari 64


Pengurus

Paragraf 1

Persyaratan Pengurus

Pasal 41

(1) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota;
(2) Persyaratan untuk dipilih menjadi pengurus adalah:
a. Mampu melaksanakan perbuatan hukum.
b. Jujur dan berdedikasi terhadap koperasi.
c. Memiliki kemampuan mengelola usaha konsumen yang dilaksanakan oleh koperasi.
d. Sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
e. Tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus suatu koperasi atau komisaris atau
direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan koperasi
atau perusahaan itu dinyatakan pailit dan ;
f. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan
koperasi,keuangan Negara,dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan,dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan ;
g. Antara pengurus tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda-sampai
derajat ketiga;
(3) Anggota pengurus tidak boleh merangkap jadi anggota pengurus koperasi lain kecuali
mendapat persetujuan dari Rapat Anggota;

Paragraf 2

Tugas, Kewajiban, Hak, dan Wewenang Pengurus

Pasal 42

Tugas pengurus adalah :

(1) Mengelola Koperasi berdasarkan Anggaran Dasar;


(2) Mengajukan rancangan rencana kerja dan rancangan rencana anggaran pendapatan dan
belanja Koperasi
(3) Menyelenggarakan rapat anggota;
(4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas;
(5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
(6) Memelihara daftar buku anggota ,pengurus dan pengawas;
(7) Mendorong dan memajukan usaha koperasi;
(8) Menyelenggarakan dan mengendalikan usaha koperasi;
(9) Membantu pelaksanaan tugas pengawasan dengan memberikan keterangan dan
memperlihatkan bukti-bukti yang diperlukan;
(10)Memberikan penjelasan dan keterangan kepada anggota mengenai jalannya organisasi
dan usaha koperasi;
(11)Memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan
perselisihan;
(12)Menanggung kerugian koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya, dengan ketentuan :
a. Jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seorang atau beberapa anggota
Pengurus, maka kerugian ditanggung oleh anggota Pengurus yang bersangkutan;

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 14 dari 64


b. Jika kerugian, timbul sebagai akibat kebijaksanaan yang telah di putuskan dalam
Rapat Pengurus, maka semua anggota Pengurus tanpa kecuali menanggung
kerugian yang diderita koperasi;
(13)Menyusun ketentuan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab anggota
Pengurus serta ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota;
(14)Meminta jasa audit kepada Akuntan Publik yang biayanya dimasukkan dalam Anggaran
Biaya koperasi;
(15)Membuat laporan perkembangan usaha kepada menteri atau pejabat yang membidangi
koperasi tiap triwulan sekali;
(16)Pengurus atau salah seorang yang ditunjuknya berdasarkan ketentuan yang berlaku
dapat melakukan tindakan hukum yang bersifat pengurusan dan pemilikan dalam batas-
batas tertentu berdasarkan persetujuan tertulis dari keputusan Rapat pengurus dan
pengawas Koperasi dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Koperasi dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus Koperasi;
b. Membeli, menjual atau dengan cara lain memperoleh atau melepaskan hak atas
barang bergerak dan tidak bergerak milik koperasi dengan jumlah tertentu, yang
ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus Koperasi.

Pasal 43

Pengurus berkewajiban :

(1) Menjalankan tugas dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan
usaha koperasi;
(2) Bertanggung jawab atas kepengurusan koperasi untuk kepentingan dan pencapaian
tujuan koperasi kepada rapat anggota;
(3) Bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah
menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
(4) Pengurus yang karena kesalahannya menimbulkan kerugian pada koperasi dapat digugat
ke pengadilan oleh sejumlah anggota yang mewakili paling sedikit 1/5 (satu per lima)
anggota atas nama koperasi;
(5) Ketentuan mengenai tanggung jawab pengurus atas kesalahan dan kelalaiannya-yang
diatur dalam Anggaran Dasar ini tidak mengurangi ketentuan dalam kitab-undang-undang
hukum pidana;

Pasal 44

Pengurus mempunyai hak :

(1) Menerima gaji dan tunjangan sesuai keputusan Rapat Anggota;


(2) Mengangkat dan memberhentikan Manajer dan Karyawan Koperasi;
(3) Membuka kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas baik baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan Keputusan Rapat Anggota;
(4) Melakukan upaya-upaya dalam rangka mengembangkan usaha Koperasi;
(5) Meminta laporan dari Manajer atau pengelola secara berkala dan sewaktu waktu apabila
diperlukan.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 15 dari 64


Pasal 45

Pengurus berwenang :

(1) Mewakili koperasi didalam maupun diluar pengadilan;


(2) Memutuskan penerimaan anggota baru, penolakan anggota serta pemberhentian
anggota sesuai ketentuan dalam Anggaran dasar;
(3) Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai
dengan tanggung jawabnya;
(4) Melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk kepentingan anggota dan kemanfaatan
koperasi sesuai tanggung jawab dan keputusan Rapat Anggota;
(5) Memberikan penjelasan, saran atau masukan kepada anggota pada rapat anggota dalam
rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

Paragraf 3

Pengangkatan, Penggantian dan Pemberhentian Pengurus

Pasal 46

(1) Jumlah Pengurus sekurang-kurannya 3 (tiga) orang dan/atau dalam jumlah ganjil sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota.
(2) Pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya :
a. Seorang atau beberapa orang ketua;
b. Seorang atau beberapa orang sekretaris;
c. Seorang atau beberapa orang bendahara.
(3) Susunan Pengurus Koperasi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan usaha Koperasi;
(4) Anggota pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Pengurus;
(5) Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun;
(6) Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali untuk masa
jabatan berikutnya sebanyak-banyaknya 2 (dua) periode masa bhakti;
(7) Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai Pengurus, harus terlebih dahulu
mengucapkan sumpah atau janji didepan Rapat Anggota;
(8) Tata cara pemilihan pengangkatan, pemberhentian, dan sumpah pengurus diatur dan di
tetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan lainnya.

Pasal 47

(1) Pengurus dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatannya berakhir
apabila terbukti :
a. Melakukan kecurangan dan penyelewengan yang merugikan usaha dan keuangan
serta nama baik Koperasi;
b. Tidak mentaati Undang-Undang perkoperasian beserta peraturan dan ketentuan
pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,dan Keputusan Rapat
Anggota;

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 16 dari 64


c. Sikap maupun tindakannya menimbulkan akibat yang merugikan bagi koperasi
khususnya dan gerakan koperasi pada umumnya;
d. Melakukan dan terlibat dalam tindakan pidana terutama bidang ekonomi dan
keuangan, dan tindak pidana lain yang telah diputuskan oleh pengadilan;
(2) Dalam hal salah seorang anggota pengurus berhenti sebelum masa jabatan berakhir,
Rapat Pengurus dengan dihadiri wakil pengawas dapat mengangkat penggantinya
dengan cara:
a. Menunjuk salah seorang pengurus untuk merangkap jabatan tersebut;
b. Mengangkat dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan pengurus tersebut;
(3) Pengangkatan pengganti pengurus yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus dipertanggung jawabkan oleh penurus dan disahkan dalam Rapat Anggota
berikutnya.

Bagian Ketiga

PENGAWASAN

Paragraf 1

Persyaratan Pengawas

Pasal 48

(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota pada Rapat Anggota.
(2) Yang dapat dipilih menjadi pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian, pengawasan dan akuntasi,
b. Memiliki keterampilan kerja dan wawasan dibidang usaha konsumen.
c. Jujur dan berdedikasi terhadap Koperasi;
d. Sudah menjadi anggota sekurang-kurang nya 2 (dua) tahun.
e. Tidak mempunyai hubunngan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat kedua
dengan pengurus, pengawas, dan pengelola;
f. Tidak pernah menjadi pengawas atau pengurus suatu koperasi atau komisaris-atau
direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan koperasi
atau perusahaan itu dinyatakan pailit;dan
g. Tidak pernah di hukum karena melakukan tundak pidana yang merugikan koperasi,
keuangan Negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan,dalam waktu 5
(lima) tahun sebelum pengangkatan.
(3) Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi pengawas diatur lebih lanjut dalam anggaran
rumah tangga dan/atau peraturan lainnya.

Paragraf 2

Tugas, Kewajiban, Hak, dan Wewenang Pengawas

Pasal 49

Tugas pengawas :

(1) Memberi nasihat dan pengawasan kepada pengurus;

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 17 dari 64


(2) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi yang
dilakukan oleh pengurus;dan
(3) Melaporkan hasil pengawasan kepada rapat anggota.

Pasal 50

Kewajiban Pengawas:

(1) Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;


(2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat
Anggota;dan
(3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;
(4) Mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan pengawasan kepada Rapat Anggota.

Pasal 51

Hak pengawas :

(1) Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi;


(2) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
(3) Memberikan koreksi, saran teguran dan peringatan kepada pengurus;
(4) Menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota.

Pasal 52

Wewenang pengawasan:

(1) Meminta dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dari pengurus dan pihak
lain yang terkait;
(2) Mendapatkan laporan berkala tentang perkembangan usaha dan kinerja koperasi dari
pengurus;
(3) Memberikan persetujuan atau bantuan kepada pengurus dalam melakukan perbuatan
hukum tertentu yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar;dan
(4) Meminta bantuan kepada akuntan public atau tenaga ahli dibidangnya untuk melakukan
audit keuangan dan audit non keuangan terhadap koperasi,yang penetapannya
diputuskan oleh Rapat Anggota.

Paragraf 3

Pengangkatan, Penggantian dan Pemberhentian Pengawas

Pasal 53

(1) Jumlah pengawas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan/atau dalam jumlah ganjil sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota.
(2) Jumlah pengawas 3 (tiga) orang, yang terdiri dari:
a. Seorang ketua;

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 18 dari 64


b. 2 (dua) orang Anggota;
(3) Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
(4) Anggota pengawas yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali untuk
masa jabatan berikutnya sebanyak-banyaknya 2 (dua) periode masa bhakti;
(5) Pengawas dicatat dalam Buku Daftar Pengawasan;
(6) Sebelum melaksanakan tugas dan kewajibannya, Pengawas wajib mengucapkan sumpah
atau janji dihadapan Rapat Anggota.
(7) Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian serta sumpah atau janji
Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 54

(1) Dalam hal salah seorang anggota Pengawas berhenti atau berhalangan tetap sebelum
masa jabatannya berakhir, Rapat Pengawasan dengan dihadiri oleh wakil Pengurus dapat
mengangkat pengganti dengan ketentuan:
a. Jabatan dan tugas tersebut dirangkap oleh anggota pengawas yang lain;
b. Mengangkat penggantinya dari kalangan anggota untuk menduduki jabatan
Pengawas tersebut;
(2) Pengangkatan pengganti anggota pengawas sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatas,
dilaporkan oleh Pengawas pada Rapat Anggota setelah penggantian yang bersangkutan
untuk mendapat persetujuan dalam rapat anggota .

Pasal 55

(1) Pengawas dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota sebelum masa jabatan berakhir
apabila terbukti:
a. Melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama baik Koperasi;
b. Tidak mentaati ketentuan Undang-Undang Perkoperasian beserta
pengaturan,ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dengan keputusan Rapat Anggota;
c. Sikap maupun tindakannya menimbulkan pertentangan didalam Koperasi yang
akibatnya merugikan Koperasi khususnya dan gerakan koperasi umumnya;
d. Melakukan dan atau terlibat dalam tindak pidana yang telah memiliki berkekuatan
hukum tetap dari pengadilan.
(2) Dalam hal salah seorang Pengawas berhalangan tetap dengan pertimbangan waktu dan
tidak memungkinkan menunggu sampai pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan, maka
untuk mengisi kekosongan Jabatan Pengawas tersebut, koperasi menyelenggarakan
rapat anggota luar biasa untuk menetapkan pengganti Pengawas tersebut.

Pasal 56

Ketentuan lainnya tentang Pengawas diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau
Peraturan lainnya.

Bagian Keempat

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 19 dari 64


DEWAN PENGAWAS SYARIAH

Paragraf Kesatu

Pengangkatan dan Pemberhentian

Pasal 57

(1) Dewan pengawas Syariah dipilih dari anggota yang mempunyai keahlian dibidang
muamalah syariah;
(2) Koperasi dapat memilih tenaga ahli untuk menjadi dewan Pengawas Syariah;
(3) Dewan Pengawas Syariah ditetapkan dalam Rapat Anggota;
(4) Dewan Pengawas Syariah paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang.
(5) Setengah dari Anggota Dewan Pengawas Syariah harus memiliki Sertifikat dan/atau
Rekomendasi DSN-MUI;
(6) Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengawas Syariah diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau Peraturan lainnya;

Pasal 58

(1) Dewan Pengawas Syariah dapat diberhentikan oleh Rapat Anggota apabila terbukti :
a. Melakukan tindakan, perbuatan yang merugikan keuangan dan nama baik Koperasi;
b. Tidak mentaati ketentuan Undang-Undang Perkoperasian beserta pengaturan,
ketentuan pelaksanaannya, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dengan
keputusan Rapat Anggota;
(2) Dalam hal salah seorang anggota Dewan Pengawas Syariah berhenti atau meninggal
dunia, Rapat Dewan Pengawas Syariah dengan dihadiri oleh wakil Pengawas dapat
mengangkat pengganti dari kalangan anggota atau tenaga ahli untuk menduduki jabatan
Dewan Pengawas Syariah tersebut.

Paragraf Kedua

Tugas Dewan Pengawas Syariah

Pasal 59

Tugas Dewan Pengawas Syariah antara lain :

(1) Memberikan nasehat dan saran kepada pengurus serta mengawasi kegiatan Koperasi
agar sesuai dengan Prinsip Ekonomi Syariah;
(2) Memberikan pendapat kepada pengurus atau Produk-Produk Syariah sebelum di
pasarkan dan dilaksanakan sebagai produk layanan;
(3) Melakukan Pengawasan pelaksanaan Prinsip Ekonomi Syariah dalam Usaha Koperasi;
(4) Melaporkan hasil pengawasan pelaksanaan Prinsip Ekonomi Syariah kepada Rapat
Anggota;

Paragraf Ketiga

Kewajiban Dewan Pengawas Syariah

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 20 dari 64


Pasal 60

Kewajiban Dewan Pengawas Syariah antara lain :

(1) Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga;


(2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan kepada Rapat
Anggota;
(3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Produk pelayanan dan pengelolaan
Koperasi;dan
(4) Mempertanggung jawabkan hasil pelaksanaan pengawasan kepada Rapat Anggota;

Paragraf keempat

Hak Dewan Pengawas Syariah

Pasal 61

Hak Dewan Pengawas Syariah :

(1) Meneliti Produk yang telah dijalankan oleh Koperasi;


(2) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan;
(3) Memberikan Koreksi, saran, Teguran dan Peringatan kepada
(4) Pengurus berkaitan dengan penerapan Produk;
(5) Menerima imbalan Jasa sesuai keputusan Rapat Anggota;

BAB V

PENGENDALIAN ATAU PENGAWASAN

Bagian Kesatu

Pengendalian atau Pengawasan Intern

Paragraf 1

Sistem Pengendalian Intern

Pasal 62

(1) Sistem pengendalian intern bertujuan untuk melindungi harta kekayaan koperasi,
pencegahan terjadinya penyimpangan, memelihara kecermatan dan ketelitian data
akuntansi meningkatkan afisiensi, serta mendorong dipatuhinya peraturan dan kebijakan
manajemen yang telah di tetapkan.
(2) Untuk memenuhi tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Anggota, Pengurus,
Pengawas dan pengelola, wajib mematuhi hal-hal sebagai berikut;
a. Aspek Organisasi, meliputi :
(1) Ketaatan terhadap ketentuan perundangan,
(2) Ketaatan terhadap Anggaran dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan
lainnya.
(3) Ketaatan terhadap penyelenggaraan dan keputusan Rapat Anggota.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 21 dari 64


b. Aspek Ketatalaksanaan, meliputi :
(1) Memiliki system dan prosedur kerja.
(2) Adanya struktur dan tata kerja organisasi
(3) Pengendalian administrasi melalui program kerja dan anggaran
(4) Meningkatkan kemampuan pengelolaan
(5) Kesesuaian kebutuhan karyawan dan uraian tugas
c. Aspek Usaha, meliputi :
(1) Keterkaitan dan keterikatan usaha dengan anggota
(2) Perlakuan khusus terhadap anggota
(3) Keterkaitan usaha dalam jaringan koperasi
(4) Kesehatan terhadap usaha yang dijalankan
d. Aspek Akuntansi Keuangan, meliputi :
(1) Tempat prosedur
(2) Tempat jumlah atau nilai
(3) Tempat waktu
(4) Tempat pencatatannya
(5) Tempat otoritasnya

Paragraf 2

Pengawasan oleh Pengurus terhadap Karyawan

Pasal 63

(1) Pengawasan oleh Pengurus terhadap karyawan menitik beratkan pada peningkatan daya
guna dan ketaatan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan manajemen.
(2) Manajer atau karyawan bertanggung jawab kepada pengurus
(3) Ketentuan tentang pengawasan oleh pengurus terhadap karyawan diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Paragraf 3

Pengawasan oleh Pengawas terhadap Pengurus

Pasal 64

(1) Pengawas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan


Koperasi.
(2) Pengawasan Pengawasan terhadap Pengurus dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Menghimpun dan mempelajari perundang-undangan dan semua kebijakan, aturan,
ketentuan sebagai dasar pelaksanaan tugas sebagai pengawas;
b. Membandingkan apakah perundang-undangan yang berlaku dan semua kebijakan,
aturan, ketentuan telah dilaksanakan oleh Pengurus dengan tepat dan benar;
c. Melakukan evaluasi kesesuaian semua kebijakan, aturan, ketentuan yang ada
d. Memberikan rekomendasi kemungkinan adanya perubahan atau perbaikan terhadap
kebijakan, aturan, ketentuan.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 22 dari 64


Bagian Kedua

Pengendalian atau Pengawasan Ekstern

Paragraf 1

Pengendalian atau Pengawasan oleh Akuntan Publik

Pasal 65

(1) Pengawasan oleh akuntan public melalui kegiatan pemeriksaan akuntan atas kehendak
pengawas, pengurus ataupun anggota yang mendapatkan pengesahan rapat anggota;
(2) Pemeriksaan oleh akuntan publik meliputi audit finansial dan/ atau audit manajemen.

Paragraf 2

Pengawasan oleh Pemerintahan

Pasal 66

(1) Peran Pemerintahan dalam hal pengawasan lebih bersifat Pembinaan untuk
mengendalikan agar Koperasi dijalankan sesuai Jati Diri, taat terhadap perundang-
undangan dan ketentuan yang berlaku.
(2) Pemerintah dapat memberikan sanksi administratif, sedangkan pelanggaran hukum
diserahkan sepenuhnya pada penegak hukum.

Paragraf 3

Pengendalian atau Pengawasan Pajak

Pasal 67

(1) Pengendalian atau Pengawasan Pajak dimaksudkan untuk meneliti kepatuhan terhadap
perpajakan yang berlaku.
(2) Koperasi wajib memungut pajak final atas jasa simpanan anggota sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

BAB VI

KEGIATAN USAHA

Bagian Kesatu

UMUM

Pasal 68

(1) Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, koperasi meyelenggarakan
kegiatan usaha utama berupa Toko Swalayan, yang menyediakan barang-barang dan non
anggota.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 23 dari 64


(2) Dalam melaksanakan kegiatan usaha, Koperasi wajib memiliki surat ijin usaha dan surat
ijin lainnya dari instansi yang berwenang,sesuai ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
(3) Dalam melaksanakan kegiatan usaha, Koperasi dapat melakukan kerjasama dengan
supplier dan pihak-pihak lain baik yang berada di dalam wilayah Negara Republik
Indonesia maupun diluar negeri.

Bagian kedua

Usaha Pendukung

Pasal 69

Untuk meningkatkan efektivitas dan daya saing usaha utama tersebut, koperasi melaksanakan
kegiatan-kegiatan usaha pendukung berupa :

- Toko online
- Jasa Delivery Service.

Pasal 70

Dalam melaksanakan kegiatan konsumen sebagaimana dimaksud Pasal 63 ayat (1) dan Pasal 64,
koperasi wajib memperhatikan skala ekonomi dan kelayakan usahanya serta kebutuhan anggota
dan masyarakat konsumen.

Pasal 71

Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan usaha diatur lebih lanjut dalam Anggaran-Rumah Tangga
(ART).

Bagian Ketiga

Usaha Tambahan

Pasal 72

(1) Selain melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) dan
Pasal 64, koperasi melaksanakan usaha tambahan berupa :
- Penginapan;
- Tour dan travel;
- Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS), dengan kegiatannya yaitu :

-menghimpun dana dari anggota.

-memberikan pinjaman pada anggota;

-menempatkan dana pada koperasi simpan pinjam sekundernya.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 24 dari 64


(2) Koperasi menyediakan sebagian modalnya untuk modal unit usaha simpan pinjam,
sebesar Rp.3.778.094.812,- (tiga milyar tujuh ratus tujuh puluh delapan juta Sembilan
puluh empat ribu delapan ratus dua belas rupiah).
(3) Modal unit usaha simpan pinjam sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berupa modal
tetap dan modal tetap tambahan;
(4) Unit usaha simpan pinjam dikelola secara terpisah dari unit-usaha sektor riil lainnya;
(5) Jumlah modal tetap dan modal tetap tambahan unit usaha simpan-pinjam sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) tidak boleh berkurang jumlahnya dari jumlah yang semula;
(6) Pengelolaan unit usaha simpan pinjam dilakukan dengan mengangkat seorang karyawan
sebagai manager unit usaha simpan pinjam yang bertanggung jawab kepada pengurus;
(7) Pengaturan lebih lajut kegiatan usaha simpan pinjam sebagaimana dimaksud ayat (1)
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Khusus;

BAB VII

SISA HASIL USAHA

Bagian Kesatu

Cara Pembagian

Pasal 73

(1) Mengacu pada Keputusan Rapat Anggota, Sisa Hasil Usaha disisihkan terlebih dahulu
untuk Dana Cadangan dan sisanya digunakan untuk :
a. Anggota sebanding dengan transaksi usaha yang dilakukan oleh masing masing
Anggota dengan Koperasi;
b. Anggota sebanding dengan jumlah kepemilikan simpanan wajibnya;
c. Dana pendidikan perkoperasian kepada anggota;
d. Pengurus, Pengawas dan Karyawan;
e. Penggunaan lain yang ditetapkan dalam Rapat Anggota.
(2) Besarnya persentasenya Pembagian Sisa Hasil Usaha sebagaimana dimaksud ayat (1),
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Bagian Kedua

Defisit Hasil Usaha

Pasal 74

(1) Dalam hal terdapat kerugian Usaha, Koperasi dapat menggunakan Dana Cadangan;
(2) Penggunaan Dana Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan Rapat Anggota;
(3) Dalam hal Dana Cadangan yang ada tidak cukup untuk menutup kerugian usaha, Defisit
hasil usaha dibebankan pada periode tahun buku berikutnya;

BAB VIII

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 25 dari 64


PENGELOLAAN ORGANISASI DAN USAHA

Pasal 75

(1) Pengelolaan organisasi dan usaha Koperasi secara keseluruhan merupakan tanggung
jawab Pengurus;
(2) Untuk memenuhi permintaan anggota akan penyediaan produk produk layanan usaha
simpan pinjam wajib disusun database kebutuhan layanan simpan pinjam bagi anggota
dan masyarakat.
(3) Dalam pengelolaan usaha koperasi, pengurus dapat mengangkat Manager dan Karyawan;
(4) Sebagai konsekuensi dari pengangkatan manager dan karyawan lainnya oleh Pengurus,
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pengurus berkewajiban melaksanakan fungsi
pengawasan dan pengendalian;
(5) Kerugian usaha koperasi sebagai akibat kelalaian pengurus atau manajer merupakan
tanggung jawab pengurus atau manager yang bersangkutan;
(6) Pengurus wajib menetapkan batas kewenangan yang dilimpahkan kepada manager
dan/atau pengelola;
(7) Persyaratan, Tugas, Kewajiban, Hak, Wewenang, Pengangkatan, dan Pemberhentian
Manager dan/atau Pengelola, diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau
Peraturan lainnya.

BAB IX

PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal 76

(1) Tahun Buku Koperasi dimulai tanggal 1 (satu) Januar dan berakhir sampai dengan tanggal
31 (tiga puluh satu) Desember, dan pada akhir bulan Desember tiap-tiap akhir tahun
pembukuan koperasi ditutup.
(2) Koperasi wajib menyelenggarakan pencatatan, pembukuan dan penyajian laporan
keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia.
(3) Pengawas dapat meminta bantuan kepada Kantor Akuntan Publik untuk melakukan jasa
audit terhadap Koperasi.
(4) Apabila diperlukan, Laporan keuangan Tahunan dapat diaudit oleh Akuntan Publik atas
permintaan Rapat Anggota.
(5) Apabila ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) tidak dipenuhi, laporan
pertanggungjawaban tahunan oleh rapat anggota dinyatakan tidak sah.
(6) Dalam hal volume pinjaman yang diberikan unit simpan pinjam koperasi melebihi nilai 2
(dua) milyar 500 (lima ratus) juta rupiah wajib diaudit oleh kantor akuntan publik.
(7) Ketentuan, pengaturan lebih lanjut mengenai isi, bentuk, susunan Laporan keuangan
pertanggungjawaban Pengurus dan pelaksanaan audit diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau peraturan lainnya.

BAB X

PENGGABUNGAN, DAN PELEBURAN

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 26 dari 64


Pasal 77

(1) Untuk keperluan pengembangan dan/atau efesiensi :


a. Satu koperasi atau lebih dapat menggabungkan diri dengan koperasi lain;atau
b. Beberapa Koperasi dapat meleburkan diri untuk membentuk suatu koperasi baru;
(2) Penggabungan atau peleburan dilakukan dengan persetujuan Rapat Anggota masing-
masing Koperasi;
(3) Sebelum dilakukan penggabungan atau peleburan, Pengawas dan Pengurus masing-
masing Koperasi wajib memperhatikan :
a. Kepentingan Anggota
b. Kepentingan Karyawan
c. Kepentingan Kreditor;dan
d. Pihak Ketiga lainnya;
(4) Akibat hukum yang ditimbulkan oleh penggabungan atau peleburan meliputi :
a. Hak dan kewajiban Koperasi yang digabungkan atau dilebur beralih kepada Koperasi
hasil penggabungan atau peleburan;dan
b. Anggota Koperasi yang digabung atau dilebur menjadi anggota Koperasi hasil
penggabungan atau peleburan;
(5) Koperasi yang menggabungkan diri pada Koperasi lain atau yang melebur diri, secara
hukum bubar;
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggabungan atau peleburan Koperasi diatur lebih
lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan lainny;

BAB XI

PEMBUBARAN,PENYELESAIAN , DAN

HAPUSNYA STATUS BADAN HUKUM

Bagian Kesatu

Pembubaran

Pasal 78

Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan :

a. Keputusan Rapat Anggota;


b. Keputusan Menteri;

Pasal 79

(1) Usul pembubaran Koperasi diajukan kepada Rapat Anggota oleh Pengawas atau Anggota
yang mewakili paling sedikit 1/5 (satu perlima) jumlah Anggota;
(2) Keputusan pembubaran Koperasi ditetapkan oleh Rapat Anggota;
(3) Keputusan pembubaran Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sah apabila
diambil berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 73 huruf (b);
(4) Pengurus bertindak sebagaimana Kuasa Rapat Anggota pembubaran koperasi apabila
Rapat Anggota tidak menunjuk pihak yang lain;
(5) Koperasi dinyatakan bubar pada saat ditetapkan dalam keputusan Rapat Anggota;

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 27 dari 64


(6) Keputusan pembubaran Koperasi oleh Rapat Anggota kepada Menteri dan semua
Kreditor;
(7) Pembubaran Koperasi dicatat dalam Daftar Umum Koperasi;

Pasal 80

Menteri dapat membubarkan Koperasi apabila :

a. Dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai ketentuan


hukum tetap;dan/atau
b. Tidak dapat menjalankan kegiatan organisasi dan usahanya selama 2 (dua) tahun
berturut-turut.

Bagian Kedua

Penyelesaian

Pasal 81

(1) Untuk penyelesaian terhadap pembubaran Koperasi harus dibentuk Tim penyelesaian;
(2) Tim penyelesai untuk penyelesaian terhadap pembubaran koperasi berdasarkan
keputusan Rapat Anggota ditunjuk oleh Rapat Anggota;
(3) Tim penyelesai untuk penyelesaian terhadap pembubaran koperasi berdasarkan berakhir
jangka waktu berdirinya koperasi ditunjuk oleh Rapat Anggota;
(4) Tim penyelesai untuk penyesuaian terhadap pembubaran berdasarkan keputusan
Pemerintahan ditunjuk oleh Menteri;
(5) Tim penyelesai untuk penyesuaian terhadap pembubaran berdasarkan keputusan
pengadilan Niaga ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(6) Selama dalam proses Penyelesaian terhadap pembubaran, koperasi tersebut tetap ada
dengan status “Koperasi dalam Penyelesaian”;
(7) Selama dalam proses Penyelesaian terhadap pembubaran, koperasi tidak diperbolehkan
melakukan perbuatan hukum, kecuali untuk memperlancar proses Penyelesaian;

Pasal 82

Dalam hal terjadi pembubaran Koperasi tetapi Koperasi tetapi Koperasi tidak mampu
melaksanakan kewajiban yang harus dibayar, Anggota hanya menanggung sebatas Simpanan
Pokok dan Simpanan Wajib di Koperasi, dan/atau Modal Penyertaan yang dimilliki;

Pasal 83

Tugas dan fungsi Tim Penyelesai:

(1) Melakukan pencatatan dan penyusunan informasi tentang kekayaan, kewajiban dan
ekuitas Koperasi;
(2) Memanggil Pengawas, Pengurus, Karyawan, Anggota, dan pihak lain yang diperlukan,
baik sendiri-sendiri maupun bersama sama;

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 28 dari 64


(3) Menyelesaikan hak dan kewajiban keuangan terhadap pihak ketiga;
(4) Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada Anggota;
(5) Melaksanakan tindakan lain yang perlu dilakukan dalam penyelesaian kekayaan;
(6) Membuat berita acara penyelesaian dan laporan kepada Menteri;dan/atau
(7) Mengajukan permohonan untuk diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia

Pasal 84

Tim Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 pada ayat (1) dan ayat (2) dapat diganti
apabila tidak melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 78.

Bagian Ketiga

Tanggungan Anggota

Pasal 85

(1) Bilamana koperasi dibubarkan dan pada saat penyelesaian pembubaran ternyata bahwa
kekayaan koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajiban,
maka anggota dan mereka yang telah berhenti sebagai anggota dalam waktu satu tahun
sebelum pembubaran koperasi diwajibkan menanggung kerugian itu masing-masing
sebatas Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib di Koperasi.
(2) Bila menurut kenyataan ada anggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota dalam
waktu 1 (satu) tahun yang sebelum pembubaran koperasi, tidak mampu memenuhi
kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam pasal ini, maka kekurangan itu dibebankan
kepada anggota lain,sehingga jumlah kerugian yang menurut perhitungan harus dibayar
oleh para anggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota dapat dipenuhi.
(3) Segala persoalan mengenai penentuan tindakan atau kejadian yang menyebabkan
kerugian, diselesaikan menurut hukum yang berlaku.

Pasal 86

(1) Kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir tahun buku, dapat ditutup dengan dana
cadangan atas persetujuan rapat anggota.
(2) Jika kerugian yang diderita oleh koperasi pada akhir suatu tahun buku tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan sebagaimana dimaksud ayat 1, maka rapat anggota dapat
memutuskan untuk membebankan bagian kerugian tersebut kepada anggota sebatas
Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib di koperasi.

Pasal 87

Anggota yang telah berhenti dari koperasi tidak menanggung kerugian dari usaha yang tidak
turut diputuskan oleh mereka sesudah keluar dari koperasi.

Bagian Keempat

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 29 dari 64


Hapusnya Status Badan Hukum

Pasal 88

Status badan hukum Koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran Koperasi dalam
berita Negara Republik Indonesia;

BAB XII

SANKSI

Pasal 89

(1) Apabila anggota, Pengawas, dan pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar atau
Rumah Tangga dan peraturan lainnya yang berlaku di Koperasi dikenakan sanksi oleh
Rapat Anggota berupa :
a. Peringatan lisan;
b. Peringatan tertulis;
c. Dipecat dari keanggotaan atau jabatannya;
d. Diberhentikan bukan atas kemauan sendiri;
e. Diajukan ke pengadilan
(2) Tata cara pengenaan sanksi bagi anggota:
a. Pengurus menyampaikan teguran lisan
b. Pengurus menyampaikan surat teguran tertulis pertama,
c. Pengurus menyampaikan surat teguran tertulis kedua,
d. Pengurus memanggil anggota yang bersangkutan untuk dibuat berita acara,
e. Dalam hal pemanggilan tidak diindahkan dan anggota yang bersangkutan terbukti
tidak melaksanakan kewajiban, maka pengurus menerbitkan surat keputusan
pencabutan status keanggotaan sementara, untuk diputuskan dalam Rapat Anggota.
f. Anggota yang terkena sanksi sebagaimana dimaksud huruf d.diberi kesempatan
untuk membela diri sebelum diputuskan dalam Rapat Anggota.
(3) Tata cara pengenaan sanksi bagi pengurus:
a. Pengawas mengundang untuk malakukan klarifikasi
b. Pengawas menyampaikan surat teguran tertulis pertama,
c. Pengawas menyampaikan surat teguran tertulis kedua,
d. Pengawas memanggil pengurus yang bersangkutan untuk dibuat berita acara,
e. Dalam hal surat teguran tertulis tidak diindahkan oleh pengurus dan terbukti
Pengurus melanggar ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga
dan/atau peraturan lainnya maka pengawas menerbitkan surat keputusan
pemberhentian sementara pengurus untuk diputuskan dalam Rapat Anggota.
f. Pengurus yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud huruf e.diberi
kesempatan untuk membela diri sebelum diputuskan dalam Rapat Anggota.
(4) Tata cara pengenaan sanksi bagi Pengawas
a. Perwakilan anggota menyampaikan teguran lisan kepada Pengawas yang melanggar
ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga dan/atau peraturan lainnya;
b. Perwakilan anggota menyampaikan surat teguran tertulis pertama dan kedua kepada
pengawas.
c. Dalam hal surat teguran tertulis tidak diindahkan oleh pengawas dan terbukti
melanggar ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga dan/atau

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 30 dari 64


Peraturan lainnya, Perwakilan anggota meminta pengurus untuk menyelenggarakan
Rapat Anggota Luar Biasa untuk memutuskan sanksi kepada pengawas yang
bersangkutan.
d. Pengawas yang terkena sanksi sebagaimana dimaksud huruf c diberi kesempatan
untuk membela diri sebelum diputuskan dalam Rapat Anggota Luar Biasa.
(5) Ketentuan mengenai sanksi diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB XIII

KETENTUAN PENUTUP

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 90

(1) Koperasi wajib menyelesaikan penyusunan Anggaran Rumah Tangga selambat-lambatnya


1 (satu) tahun setelah koperasi berdiri.
(2) Koperasi wajib melengkapi peraturan-peraturan internal sebagai bagian dari system
pengendalian intern.

Bagian Kedua

Anggaran Ruman Tangga dan Peraturan Khusus

Pasal 91

Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan lainnya, yang Memuat
peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Koperasi dan Tidak bertentangan
dengan Anggaran Dasar ini.

Bandung, 13 April 2017

No Nama Amanah Jabatan Tanda Tangan

Ketua Pengurus
1 Peri Risnandar
Kopontren Daarut Tauhiid

Sekretaris Pengurus
2 Yusuf Rizal
Kopontren Daarut Tauhiid

Bendahara Pengurus
3 Sofian
Kopontren DaarutTauhiid

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 31 dari 64


ANGGARAN RUMAH TANGGA

KOPERASI PONDOK PESANTREN DAARUT TAUHIID (KOPONTREN DT)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Pengertian

Anggaran Rumah Tangga Koperasi adalah merupakan penjabaran Anggaran Dasar Koperasi yang
berisi tentang peraturan pelaksanaan ketentuan-ketentuan sehingga tidak boleh bertentangan
dengan Anggaran Dasar Koperasi.

Pasal 2

Perubahan Anggaran Rumah Tangga

Anggaran Rumah Tangga Koperasi hanya dapat diubah, ditambah atau dikurangi dengan
keputusan-keputusan Rapat Anggota dengan memperhatikan pasal (1) ART ini.

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 3

Kualifikasi Anggota

(1) Anggota Koperasi dikualifikasikan ke dalam 4 (empat) jenis, yaitu Anggota Inti, Anggota
Alumni Santri Karya, Anggota Komunitas Daarut Tauhiid, dan Anggota Mitra Muamalah.
(2) Kualifikasi anggota ditetapkan pada awal tahun buku dan dievaluasi kembali setiap akhir
tahun buku.
(3) Pengurus wajib mengumumkan daftar kualifikasi anggota pada setiap periode
pengklasifikasian.

Pasal 4

Status Keanggotaan

(1) Anggota aktif adalah anggota yang sudah melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib
secara teratur dan tepat waktu.
(2) Anggota yang tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar simpanan wajib selama 3
(tiga) bulan baik berturut-turut ataupun tidak berturut-turut maka digolongkan sebagai
anggota pasif.
(3) Anggota pasif tidak berhak diundang dalam Rapat Anggota Koperasi, kehilangan fasilitas
keanggotaan, kehilangan hak perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) dari transaksi unit usaha

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 32 dari 64


namun berhak mendapatkan bagian Sisa Hasil Usaha tahun tersebut sesuai dengan
simpanan jenis keanggotaan masing-masing..
(4) Anggota pasif dapat memulihkan status keanggotaannya menjadi anggota aktif dengan cara
melunasi kewajibannya untuk membayar simpanan wajib.

Pasal 5

Lembaga Yang Terafiliasi Dengan Pesantren Daarut Tauhiid

Lembaga yang terafiliasi dengan Pesantren Daarut Tauhiid adalah lembaga-lembaga dan/atau
badan-badan usaha yang terikat secara formal dengan Pesantren Daarut Tauhiid dan/atau anak
perusahaan yang dimiliki oleh pimpinan/pengasuh Pondok pesantren Daarut Tauhiid dan/atau
dimiliki oleh Yayasan Daarut Tauhiid dan/atau dimiliki oleh Kopontren Daarut Tauhiid.

Pasal 6

Calon Anggota Inti

Calon Anggota Inti adalah Santri Karya di lembaga yang terafiliasi dengan Pesantren Daarut
Tauhiid yang menyetor simpanan pokok maksimal selama 10 (sepuluh) bulan.

Pasal 7

Pendaftaran dan Permintaan Berhenti

(1) Seseorang dapat diterima menjadi Anggota Inti dengan syarat sebagai berikut:
a. Terdaftar, tercatat, dan masih aktif sebagai sebagai Penasihat Kopontren Daarut Tauhiid,
anggota organ Yayasan Daarut Tauhiid (Pembina, Pengawas, dan Pengurus), serta para
Ustadz/Ustadzah, Komisaris, Direksi dan/atau Karyawan/SantriKarya pada lembaga-
lembaga dan unit/badan usaha yang terafiliasi dengan Pesantren Daarut Tauhiid, yang
dibuktikan dengan surat keterangan atau rekomendasi dari lembaga yang bersangkutan.
b. Dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal pengangkatan sebagai
santri karya, pengurus menerima sebagai calon anggota dan anggota.
c. Keputusan pengurus menerima calon anggota dan anggota harus dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan oleh Pengurus kepada Rapat Anggota berikutnya.
d. Pengurus segera mencatat nama calon anggota menjadi anggota dalam buku daftar
anggota setelah terlebih dahulu diberi nomor register keanggotaan dan menerbitkan
kartu anggota yang ditandatangani oleh Ketua Pengurus sebagai identitas telah diterima
secara resmi sebagai anggota koperasi.
(2) Seseorang yang dapat diterima menjadi anggota koperasi selain dari pasal 8 ayat 1 poin (a)
adalah:
a. Alumni Santri Karya yang dibuktikan secara tertulis dari lembaga yang bersangkutan.
b. Komunitas Daarut Tauhiid yang sedang dan/atau sudah mengikuti program yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga Daarut Tauhiid.
c. Mitra Muamalah adalah masyarakat umum dan/atau jemaah Pondok Pesantren Daarut
Tauhiid.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 33 dari 64


(3) Bagi calon anggota yang sudah pernah terdaftar sebagai anggota Koperasi dan ingin
mendaftar baru keanggotaannya, hanya dapat dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak
tanggal keluar dari keanggotaan sebelumnya kecuali ada pertimbangan khusus dari
Pengurus.
(4) Permintaan berhenti menjadi anggota dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Diajukan secara tertulis kepada pengurus, dan bagi Anggota Inti harus dilengkapi dengan
surat keterangan dari lembaga anggota yang bersangkutan.
b. Paling lambat dalam waktu 14 (emapt belas) hari Pengurus memberi jawaban atas
permintaan pengunduran dari anggota yang bersangkutan disertai dengan rincian
mengenai hak dan kewajiban yang masih harus segera diselesaikan oleh anggota
terhadap koperasi.

Pasal 8

Perubahan Kualifikasi Keanggotaan

(1) Anggota yang berstatus selain Anggota Inti apabila menjadi santri karya maka status
keanggotaanya otomatis berubah menjadi Anggota Inti dengan melunasi simpanan pokok
sesuai dengan nominal yang diatur dalam Anggaran Dasar, dan apabila belum melunasi
simpanan pokok sebagai Anggota Inti maka berlaku jenis keanggotaan yang sebelumnya;
(2) Anggota Inti yang mengundurkan diri dan/atau yang diberhentikan dari kekaryaan pada
lembaga yang terafiliasi Pesantren Daarut Tauhiid harus melampirkan surat keterangan dari
lembaga yang bersangkutan dan berubah status keanggotaannya secara otomatis menjadi
anggota Alumni Santri Karya dan kelebihan simpanan pokoknya akan dialihkan
pencatatannya sebagai simpanan wajib;
(3) Anggota Inti yang berubah status keanggotaannya harus menyerahkan data/keterangan
tertulis kepada Koperasi, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah pengangkatan atau
pemberhentian santri karya tersebut.

Pasal 9

Berakhirnya Masa Keanggotaan

Keanggotaan Koperasi berakhir apabila anggota memenuhi salah satu kondisi sebagai berikut:

1. Meninggal dunia.
2. Meminta berhenti atas kehendak sendiri seperti dimaksud dalam pasal 8 Anggaran Rumah
Tangga ini.
3. Diberhentikan oleh Pengurus atau Rapat Anggota karena tidak lagi memenuhi persyaratan
keanggotaan atau karena telah berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi.
4. Selama 6 (enam) bulan berturut-turut dikualifikasikan sebagai anggota pasif dan telah
diperingkatkan secara tertulis sampai dengan 3 (tiga) kali.

Pasal 10

Pengajuan Keberatan Akibat Pemberhentian Keanggotaan Bukan atas Permintaan Sendiri

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 34 dari 64


(1) Dalam hal anggota diberhentikan dari keanggotaannya dari Koperasi bukan atas
permintaannya sendiri sebagaimana diatur dalam pasal 10 (ayat 3) dan (ayat 4) dapat
mengajukan surat keberatan atas pemberhentiannya tersebut kepada Rapat Anggota
berikutnya melalui Pengawas.
(2) Keputusan dan/atau pertimbangan Rapat Anggota terhadap pengajuan keberatan seperti
dimaksud dalam ayat 1 (satu) pasal ini disampaikan oleh Pengawas selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sejak Rapat Anggota selesai diselenggarakan kepada anggota atau mantan
anggota yang bersangkutan.

Pasal 11

Anggota Luar Biasa

(1) Anggota luar biasa adalah orang yang bermaksud menjadi anggota, akan tetapi tidak
memenuhi seluruh syarat sebagai anggota.
(2) Syarat dan ketentuan penerimaan anggota luar biasa meliputi:
1. Warga Negara Indonesia yang berdomisili di luar negeri.
2. Warga Negara Asing yang berdomisili di Indonesia.
3. Individu yang berada dibawah perwalian dan tanggungjawab hukum sepenuhnya
dibawah walinya.

BAB III

MODAL KOPERASI

Pasal 12

Sumber Modal dan Statusnya

(1) Modal koperasi terdiri dan dipupuk dari simpanan-simpanan anggota, pinjaman/pembiayaan,
penyisihan hasil usaha, temasuk cadangan serta sumber-sumber lain yang dapat dibenarkan
menurut aturan perkoperasian.
(2) Modal koperasi yang berasal dari penyisihan sisa hasil usaha, yaitu cadangan disebut sebagai
modal dari dalam koperasi.
(3) Modal koperasi yang berasal dari anggota berupa simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela serta simpanan-simpanan lain dan ditambah dengan modal yang berasal
dari dalam koperasi seperti disebutkan pada (ayat 2) pasal ini disebut sebagai modal yang
berasal dari dalam organisasi koperasi.
(4) Modal yang berasal dari pinjaman-pinjaman, simpanan sukarela dari bukan anggota serta
modal dari sumber-sumber lain yang dapat dibenarkan menurut aturan perkoperasian
disebut sebagai modal luar atau modal asing, atau hutang, dan dikelompokan sesuai dengan
jangka waktunya, yaitu:
a. Modal jangka pendek, apabila dapat ditarik kembali oleh pemiliknya dalam jangka waktu
kurang dari 1 (satu) tahun.
b. Modal jangka menengah, apabila dapat ditarik kembali oleh pemiliknya dalam jangka
waktu lebih dari 1 (satu) tahun dan kurang dari 5 (lima) tahun.
c. Modal jangka panjang, apabila dapat ditarik kembali oleh pemiliknya dalam jangka waktu
lebih dari 5 (lima) tahun.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 35 dari 64


(5) Modal koperasi yang diperoleh dari luar koperasi hanya dapat dibenarkan apabila
dipergunakan untuk mempertahankan dan mengembangkan koperasi.
(6) Modal yang disetor oleh anggota atau kelompok dalam bentuk simpanan-simpanan
ditujukan agar koperasi mampu menjalankan tugas-tugasnya melayani kebutuhan anggota.
(7) Modal dari sumber-sumber lain di luar cadangan dan donasi yang dihibahkan, digolongkan
sebagai modal tidak permanen.
(8) Modal yang bersumber dari cadangan dan donasi yang dihibahkan, digolongkan sebagai
modal permanen.

Pasal 13

Modal Luar

(1) Modal dari luar koperasi adalah yang berasal dari sumber-sumber di luar organisasi
koperasi.
(2) Modal luar menjadi modal tetap apabila berbentuk hibah atau donasi yang tidak mengikat.
(3) Modal luar menjadi hutang koperasi apabila koperasi harus mengembalikan kepada
pemiliknya menurut syarat-syarat yang diatur dalam perjanjian.

Pasal 14

Pembiayaan Untuk Modal

(1) Pengurus atas nama Koperasi dapat mengadakan perjanjian pembiayaan untuk modal
dengan pihak ketiga.
(2) Pengurus baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama menanggung kerugian atas
pembiayaan untuk modal dari pihak ketiga apabila terbukti kerugiannya itu diakibatkan oleh
kelalaian dan/atau kesalahan pengurus.
(3) Pengurus baik secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama dibebaskan dari
menanggung kerugian atas pembiayaan untuk modal apabila terbukti kerugian itu bukan
diakibatkan oleh kelalaian atau kesalahan Pengurus tetapi tidak dibebaskan dari
menanggung kerugian sebagai Anggota Koperasi.

Pasal 15

Simpanan Pokok

(1) Simpanan pokok adalah simpanan anggota yang disetor, pada saat seseorang secara resmi
dinyatakan sebagai anggota koperasi.
(2) Besarnya simpanan pokok anggota telah tercantum dalam Anggaran Dasar.
(3) Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus akan tetapi pengurus dapat mengijinkan
Anggota untuk membayar dalam waktu sebanyak-banyaknya 5 (lima) kali angsuran bulanan.
(4) Simpanan pokok tidak dapat diminta kembali oleh anggota selama masih menjadi anggota.

Pasal 16

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 36 dari 64


Simpanan Wajib

(1) Simpanan wajib adalah simpanan yang harus disetor oleh anggota pada setiap awal bulan
atau selambat–lambatnya akhir bulan yang bersangkutan.
(2) Besarnya simpanan wajib anggota telah tercantum dalam Anggaran Dasar.
(3) Anggota yang tidak menunaikan simpanan wajibnya dalam 3 (tiga) bulan beralih status
keanggotaan menjadi anggota pasif.
(4) Simpanan wajib tidak dapat diminta kembali oleh anggota selama masih menjadi anggota.

Pasal 17

Simpanan Sukarela

(1) Simpanan sukarela anggota adalah simpanan anggota di luar simpanan pokok dan simpanan
wajib yang dapat diberikan dan diambil setiap saat oleh anggota.
(2) Simpanan anggota mitra muamalah dikategorikan dalam simpanan sukarela sesuai dengan
jenis dan ketentuannya, yang diatur dalam peraturan khusus.

Pasal 18

Penyertaan Pihak Ketiga

(1) Penyertaan pihak ketiga merupakan penyertaan individu atau perusahaan kepada koperasi
dengan jumlah, waktu, dan nisbah yang ditetapkan dalam perjanjian kerjasama.
(2) Pembagian bagi hasil antara koperasi dengan investor adalah jumlah investasi investor
dibagi dengan jumlah modal koperasi dikali laba bersih dikali nisbah bagi hasil yang
disepakati kedua belah pihak.

Pasal 19

Modal Pinjaman

Modal pinjaman dapat berasal dari:

(1) Anggota
(2) Koperasi lainnya dan atau anggotanya
(3) Bank dan lembaga keuangan lainnya
(4) Sumber lain yang sah

BAB IV

RAPAT ANGGOTA

Pasal 20

Penyelenggaraan

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 37 dari 64


(1) Peserta Rapat Anggota adalah Anggota inti dan Anggota Alumni Santri Karya mempunyai 1
(satu) hak suara dan tidak dapat diwakilkan.
(2) Rapat Anggota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan
diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku lampau.
(3) Peserta Rapat Anggota untuk kategori Anggota Komunitas Daarut Tauhiid dan Anggota
Mitra Muamalah diwakili sebanyak 1% (satu persen) dari jumlah total anggota masing-masing
jenis keanggotaan tersebut.
(4) Mekanisme undangan perwakilan peserta rapat anggota untuk jenis keanggotaan
Komunitas Daarut Tauhiid dan Mitra Muamalah berdasarkan perolehan Sisa Hasil Usaha
(SHU) tertinggi.

Pasal 21

Prosedur Penyelenggaraan Rapat Anggota

(1) Pengurus bertugas mempersiapkan, mengatur kelancaran pelaksanaan, memimpin,


mencatat, dan menerbitkan keputusan-keputusan Rapat Anggota
(2) Untuk kemudahan dalam persiapan pengaturan Rapat Anggota dan menunjang prinsip
demokratis, maka pengurus dapat membentuk panitia dari unsur anggota dan santri karya.
(3) Penetapan panitia pelaksana Rapat Anggota ditetapkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum pelaksanaan Rapat Anggota.
(4) Personil yang terlibat sebagai panitia pelaksana Rapat Anggota sebaiknya mewakili seluruh
civitas Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.
(5) Salah satu tugas panitia adalah membuka kesempatan bagi anggota Kopontren Daarut
Tauhiid untuk menjadi kandidat Pengurus dan Pengawas, serta menyampaikan pokok-
pokok pemikiran tentang kebijakan koperasi yang akan dituangkan dalam RAPB Koperasi.
(6) Pengaturan tugas dan tanggung jawab panitia pelaksana Rapat Anggota secara rinci dapat
diatur dalam ketetapan atau petunjuk pelaksanaan tersendiri.
(7) Dalam keadaan Pengurus tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagaimana dalam ayat 1
(satu) pasal ini maka Pengawas dan/atau Penasihat dapat mengambil alih tugas Pengurus.
(8) Anggota dan pihak-pihak lain yang terkait dengan penyelenggaraan Rapat Anggota harus
diberi tahu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Anggota dilaksanakan, sekurang-
kurangnya memberitahukan tentang waktu, tempat, dan usulan acara.
(9) Sebelum Rapat Anggota membicarakan hal-hal pokok yang mendasari dilaksanakannya
rapat tersebut, maka terlebih dahulu harus dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan sahnya kuorum rapat, yang dipimpin oleh perwakilan Pengurus selaku
pimpinan sidang sementara.
b. Pimpinan sidang sementara mensahkan tata tertib rapat.
c. Pimpinan sidang sementara memimpin pemilihan pimpinan sidang definitif.
d. Pimpinan sidang terpilih mensahkan daftar acara rapat.
e. Pimpinan sidang membahas seluruh acara rapat.
(10) Sebelum Rapat Anggota ditutup, pimpinan sidang membacakan draft keputusan-keputusan
rapat anggota.

Pasal 22

Keputusan Rapat Anggota

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 38 dari 64


(1) Keputusan Rapat Anggota tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan Hadits, undang-
undang perkoperasian dan peraturan-peraturan pemerintah, Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah tangga serta peraturan-peraturan lain yang berlaku umum bagi gerakan koperasi.
(2) Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan mufakat sebagai cerminan dari hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan yang menunjang kesamaan derajat, gotong royong
dan kekeluargaan.
(3) Dalam hal tidak tercapai mufakat, maka keputusan diambil dengan cara suara terbanyak dari
peserta rapat yang hadir.
(4) Keputusan Rapat Anggota diterbitkan dan diumumkan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
setelah Rapat Anggota ditutup, ditandatangani oleh pimpinan sidang atas nama peserta
Rapat Anggota.
(5) Keputusan yang telah disahkan oleh Rapat Anggota berlaku mengikat terhadap seluruh
unsur yang ada di dalam organisasi koperasi.

Pasal 23

Kuorum Rapat Anggota

Sahnya rapat anggota menurut ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga ini dicatat
dalam Berita Acara sebagai salah satu butir keputusan anggota.

Pasal 24

Rapat Anggota Tahunan

(1) Rapat Anggota tahunan diadakan dalam waktu paling lambat tanggal 30 (tiga puluh) Juni
tahun buku berikutnya.
(2) Selama Rapat Anggota Tahunan belum diselenggarakan dan program kerja atau anggaran
pendapatan dan belanja koperasi tahun berikutnya belum disahkan oleh Rapat Anggota,
maka Pengurus hanya diperbolehkan mengambil tindakan-tindakan rutin demi tetap
terselenggaranya kegiatan koperasi.
(3) Rapat Anggota Tahunan membahas seluruh atau sebagian dari acara di bawah ini
a. Pengesahan kuorum rapat, tata tertib rapat, pemilihan pimpinan sidang, dan daftar
acara.
b. Pembukaan
c. Pembacaan dan pengesahan berita acara rapat anggota tahunan yang lampau apabila
pembacaan dan pengesahan itu belum dilakukan sebelumnya.
d. Pelaporan oleh Pengurus tentang koperasi dan perusahaannya untuk tahun buku yang
lampau dengan menyediakan neraca, perhitungan keuangan disertai dengan catatan-
catatan yang perlu dan hal-hal penting lainnya yang berdasarkan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang harus dilaporkan Kepada Rapat Anggota.
e. Pembacaan laporan pemeriksaan oleh Pengawas.
f. Pengesahan rencana pekerjaan untuk tahun buku berikutnya dan peninjauan anggaran
pendapatan dan belanja koperasi untuk tahun buku yang berjalan.
g. Penetapan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
h. Pemilihan, pelantikan dan ikrar Pengurus, Pengawas, dan Penasihat.
i. Perumusan peraturan-peraturan khusus.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 39 dari 64


j. Tanya jawab dan usul-usul.
k. Pengesahan keputusan-keputusan.
l. Penutup.
(4) Daftar keputusan-keputusan Rapat Anggota dikirim oleh Pengurus kepada pejabat dan
pembina selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah disahkan oleh
Rapat Anggota.

Pasal 25

Rapat Anggota Luar Biasa

(1) Dalam keadaan yang istimewa atau luar biasa, maka rapat anggota adalah sah bila dihadiri
sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah Anggota Inti ditambah Anggota
Alumni Santri Karya.
(2) Apabila ketentuan dalam (ayat 1) pasal ini, masih juga belum dapat terlaksana maka
pelaksanaan rapat Anggota dapat dilaksanakan dengan musyawarah mufakat diantara
peserta rapat anggota yang hadir.
(3) Keadaan istimewa atau luar biasa pada (ayat 1) dan (ayat 2) pasal ini adalah sebagai berikut:
a. Apabila biaya untuk mengadakan Rapat Anggota tidak memungkinkan atau sangat
memberatkan koperasi.
b. Apabila keadaan negara atau karena peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan
pemerintah baik pusat maupun setempat tidak memungkinkan diadakannya rapat
anggota sebagaimana mestinya.
c. Apabila perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga harus diadakan
berhubungan dengan atau dikehendaki oleh ketentuan Undang-undang/peraturan-
peraturan/ketentuan-ketentuan pelaksanaannya.
d. Apabila rapat anggota harus diadakan demi kelancaran usaha koperasi dan untuk
memenuhi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah tangga, sedangkan sebagian besar
anggota aktif tidak dapat menghadiri rapat anggota yang bersangkutan dengan
ketentuan bahwa segala keputusan rapat anggota yang diadakan menurut ayat 1 (satu)
pasal ini hanyalah bila keputusan-keputusan itu menguntungkan anggota,
menyelamatkan organisasi dan perusahaan koperasi.

Pasal 26

Rapat Anggota Khusus Tentang Perubahan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Dan
Pembubaran Koperasi

(1) Untuk mengubah Anggaran Dasar harus diadakan Rapat Anggota yang dihadiri sekurang-
kurangnya ¾ (tiga perempat) dari jumlah anggota aktif dan keputusannya harus disetujui
oleh suara terbanyak dari jumlah peserta yang hadir.
(2) Untuk mengubah Anggaran Rumah tangga harus diadakan rapat anggota yang dihadiri
sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota Inti ditambah Anggota Alumni Santri
Karya dan keputusannya harus disetujui oleh suara terbanyak dari peserta yang hadir.
(3) Untuk membubarkan koperasi harus diadakan rapat anggota yang dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ¾ (tiga perempat) dari jumlah anggota Inti ditambah Anggota Alumni Santri

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 40 dari 64


Karya, sedangkan keputusannya harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah peserta yang hadir.

Pasal 27

Rapat Anggota dengan Media Elektronik

Rapat Anggota dapat dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana
media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta saling melihat dan mendengar serta
berpartisipasi langsung dalam Rapat Anggota, dengan ketentuan :

a. Pengurus menyampaikan materi dan bahan rapat kepada setiap anggota secara lengkap,
jelas, dan mudah dimengerti, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Anggota
dilaksanakan.
b. Persyaratan kuorum dan sahnya pengambilan keputusan Rapat Anggota adalah
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi.
c. Persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas dihitung berdasarkan jumlah
peserta yang mengikuti Rapat Anggota melalui media telekonferensi, video konferensi, atau
sarana media elektronik lainnya.
d. Rapat Anggota sebagaimana dimaksud pada huruf c wajib dibuatkan risalah rapat yang
disetujui dan ditandatangani oleh semua peserta Rapat Anggota.

BAB V

PENGURUS

Pasal 28

Tata Cara Pengangkatan Pengurus

(1) Tata cara pemilihan Pengurus adalah sebagai berikut:


a. Pembacaan kriteria calon Pengurus sesuai dengan AD/ART oleh Pimpinan Sidang.
b. Anggota mengusulkan nama-nama calon Pengurus.
c. Pimpinan sidang menanyakan kesediaan masing-masing calon.
d. Pemilihan pertama dilakukan untuk memilih Ketua Pengurus.
e. Pemilihan Sekretaris dan Bendahara dilakukan setelah Ketua Pengurus terpilih.
f. Ketua Pengurus terpilih berhak untuk mengajukan rekomendasi bagi Sekretaris dan
Bendahara untuk dipilih oleh anggota, agar tim di Pengurus dapat bekerjasama dengan
baik.
g. Pemilihan Pengurus dapat dilakukan dengan aklamasi jika calon hanya 1 (satu) orang.
h. Jika calon terdiri dari 2 (dua) hingga 5 (lima) orang maka dilakukan pemungutan suara
tertutup, yang memperoleh suara mayoritas atau minimal 35% (tiga puluh lima persen)
suara menjadi Pengurus yang terpilih.
i. Jika calon lebih dari 5 (lima) orang, dan/atau tidak ada yang memperoleh suara mayoritas
yaitu minimal sebesar 35% (tiga puluh persen) maka dilakukan pemungutan suara ulang
dengan peserta 3 (tiga) peraih suara terbanyak.
j. Peraih suara terbanyak ditetapkan sebagai Pengurus terpilih.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 41 dari 64


(2) Pengurus yang terpilih mengucapkan sumpah/janji di hadapan Rapat Anggota sebagaimana
diatur dalam pasal 38 Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 29

Uraian Tugas Pengurus

(1) Ketua menjalankan tugas-tugas sebagai pemimpin umum, membina kepemimpinan antara
pengelola, ikut menandatangani surat-surat berharga serta surat-surat lain yang berkaitan
dengan penyelenggaran Koperasi, menjalankan tugas-tugas yang diamanahkan oleh
ketentuan AD/ART khususnya mengenai pencapaian tujuan, visi, misi, fungsi, dan prinsip-
prinsip koperasi.
(2) Sekretaris bertugas dalam urusan kesekretariatan, keadministrasian, kepersonalian, sistem
pengendalian manajemen, kehumasan dan tata nilai/budaya organisasi.
(3) Bendahara bertugas dalam urusan keuangan, investasi, pengendalian keuangan dan
pencarian sumber-sumber modal baru ataupun memproduktifkan asset Koperasi

Pasal 30

Wewenang Pengurus

Pengurus berwenang untuk:

1. Melakukan tindakan-tindakan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah


Tangga, peraturan-peraturan khusus dan keputusan–keputusan Rapat Anggota.
2. Mengangkat, memberi kuasa dan memberhentikan pengelola (Manajer dan/atau
Karyawan/Santri Karya) sesuai kebutuhan Koperasi untuk melakukan pengelolaan harian
usaha Koperasi dan atas nama Pengurus mewakilinya dalam hal-hal urusan sehari-hari dari
usaha Koperasi.
3. Pengurus dapat meminta pertanggungjawaban atau keterangan kepada pengelola.
4. Menggunakan fasilitas, sarana maupun dana yang tersedia sesuai keputusan Rapat Anggota
untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya.
5. Mewakili Koperasi di dalam maupun di luar pengadilan.
6. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian anggota sesuai
dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.

Pasal 31

Rapat Pengurus

(1) Dalam meningkatkan pengawasan kegiatan, diadakan rapat pengurus secara rutin minimal 1
(satu) bulan sekali untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengadakan evaluasi terhadap kebijaksanaan Pengurus.
b. Mempertimbangkan dan memutuskan kebijaksanaan keuangan.
c. Menilai/mengadakan evaluasi mengenai usaha dan bidang-bidang lainnya.
(2) Rapat Pengurus tersebut dilaksanakan baik antara Pengurus sendiri, Pengurus dengan
Pengawas, Pengurus dengan Pengelola (Pimpinan Usaha) yang diangkat atau ditunjuk,
Pengurus dengan Santri Karya dan lain-lain yang disesuaikan dengan permasalahannya.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 42 dari 64


BAB VI

PENGAWAS

Pasal 32

Pengangkatan dan Masa Kerja Pengawas

(1) Pengawas Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota dengan jumlah
sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang tidak termasuk dalam keanggotaan pengurus, dan salah
seorang diantaranya dipilih sebagai Ketua Pengawas.
(2) Keanggotaan Pengawas diusahakan agar mewakili unsur-unsur anggota koperasi.
(3) Pengawas tidak gugur hak dan kewajibannya sebagai Anggota Koperasi.
(4) Tata cara pemilihan Pengawas adalah sebagai berikut:
1. Pembacaan kriteria calon Pengawas sesuai dengan AD/ART oleh Pimpinan Sidang.
2. Anggota mengusulkan nama-nama calon Pengawas.
3. Pimpinan Sidang menanyakan kesediaan masing-masing calon.
4. Pemilihan Pengawas dapat dilakukan dengan aklamasi jika calon hanya 3 (tiga) orang.
5. Jika calon lebih dari 3 (tiga) orang maka dilakukan pemungutan suara tertutup, dan 3
(tiga) peserta peraih suara terbanyak terpilih sebagai Pengawas.
(5) Pengawas yang terpilih mengucapkan sumpah/janji di hadapan Rapat Anggota sebagaimana
diatur dalam pasal 38 Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
(6) Anggota pengawas yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali.

Pasal 33

Tugas Pengawas

Pengawas bertugas untuk:

1. Menjaga dan mengamati secara teratur pelaksanaan atas peraturan-peraturan intern seperti
Anggaran Dasar, Angggaran Rumah Tangga, serta keputusan Rapat Anggota agar senantiasa
dipatuhi oleh Pengurus, Manajer, Karyawan/Santri karya, dan Anggota.
2. Mengamankan kepentingan-kepentingan koperasi, anggota dan pihak-pihak lainnya.
3. Mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha agar hasil yang dicapai sesuai dengan rencana yang
telah disahkan.
4. Mendorong untuk tercapainya pelaksanaan usaha yang efektif dan efisien.
5. Membantu pengurus dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dalam Koperasi baik
menyangkut organisasi, manajemen maupun administrasi, usaha dan keuangan dengan jalan
memberikan saran atau usul.
6. Memberikan informasi yang obyektif tentang kondisi, perkembangan dan hasil yang dicapai
kepada anggota, pejabat beserta penasehat,
7. Mendampingi pengurus bila diadakan pemeriksaan oleh pihak luar.
8. Menjaga agar kekayaan koperasi digunakan secara sehat untuk kegiatan usaha sesuai
dengan kepentingan dan kebutuhan anggota.
9. Melakukan pemeriksaan atas tata kehidupan koperasi, yang meliputi bidang organisasi,
usaha, permodalan, keuangan maupun bidang lainnya.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 43 dari 64


10. Memeriksa dan meliputi keberadaan pembukuan dan catatan-catatan yang berhubungan
dengan kegiatan organisasi dan usaha koperasi serta melaporkan kepada anggota setiap 3
(tiga) bulan sekali.
11. Meneliti dan mengevaluasi kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakan Pengurus.
12. Membuat laporan tertulis tentang hasil pemeriksaan untuk disampaikan kepada Anggota
dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu.

Pasal 34

Wewenang Pengawas

Pengawas berwenang untuk:

1. Dengan tidak mengurangi apa yang ditetapkan dalam pasal 33 Anggaran Rumah Tangga ini,
maka pengawas mempunyai wewenang melakukan pemeriksaan intern, sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
2. Mengembangkan prosedur, metode dan teknik pemeriksaan disesuaikan dengan situasi,
kondisi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi alat pemeriksaan.
3. Meneliti segala catatan seluruh harta kekayaan Koperasi dan kebenaran pembukuannya.
4. Mengevaluasi kebijakan dan keputusan-keputusan Pengurus dalam menyelenggarakan
organisasi dan usaha Koperasi.
5. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan dari siapapun untuk hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugasnya.
6. Untuk mendukung kebenaran dalam pengumpulan data atau informasi, maka pengawas
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Meninjau terhadap pribadi-pribadi.
b. Meneliti laporan-laporan lisan, tertulis dan atau yang bersifat khusus.
7. Pengawas berwenang menyelesaikan perselisihan yang timbul karena kepentingan
memperjuangkan kemajuan Koperasi dan/atau karena kepentingan khusus Koperasi dalam
hubungannya dengan Pengurus dengan jalan adil dan damai tanpa memihak kepada salah
satu pihak, serta wajib menegakan musyawarah untuk mufakat.
8. Pengawas dapat mengajukan pengaduan tuntutan terhadap Pengurus dan/atau Santri Karya
Koperasi kepada penegak hukum, jika terbukti melakukan hal-hal yang merugikan Koperasi.
9. Pengawas dapat meminta bantuan auditor luar atas persetujuan pengurus dan pejabat, yang
disebut dalam Anggaran Rumah Tangga ini sebagai pemeriksana ekstern atas pertimbangan-
pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 35

Tanggung Jawab Pengawas

(1) Tanggung jawab pengawas adalah melaksanakan tugas, sehingga tata kehidupan Koperasi
dapat lestari tumbuh dan berkembang.
(2) Pengawas harus mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Anggota di
Rapat Anggota.

Pasal 36

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 44 dari 64


Bidang Pengawasan

Hal-hal yang diawasi oleh pengawas adalah sebagai berikut:

1. Bidang organisasi, manajemen, keanggotaan, dan SDM


2. Bidang keuangan.
3. Bidang pelayanan kepada anggota dan bisnis/usaha Koperasi.
4. Inventaris Koperasi.
5. Akuntabilitas koperasi.
6. Penerapan prinsip-prinsip syariah dalam koperasi

Pasal 37

Tata Cara Pengawasan

(1) Tugas-tugas pengawasan yang dilimpahkan oleh Rapat Anggota dilaksanakan oleh
Pengawas melalui urutan sebagai berikut:
a. Merumuskan maksud pengawasan.
b. Menyampaikan pemberitahuan maksud pengawasan kepada Pengurus.
c. Melaksanakan pengawasan.
d. Membuat laporan secara tertulis untuk disampaikan pada Rapat Anggota dan
tembusannya kepada pejabat Koperasi.
(2) Dalam meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan koperasi, diadakan rapat Pengurus
dengan Pengawas sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.

Pasal 38

Sumpah/Janji Pengurus dan Pengawas

(1) Sebelum memangku jabatannya, Pengurus dan Pengawas harus mengucapkan sumpah/janji
Pengurus/Pengawas di hadapan Rapat Anggota, dan menandatangani Berita Acara
pengucapan sumpah/janji.
(2) Sumpah/Janji Pengurus/ Pengawas, adalah sebagai berikut:

“Demi Allah, saya bersumpah/berjanji,

1. Bahwa saya dalam menjalankan tugas/kewajiban sebagai Pengurus/Pengawas Koperasi


Pondok Pesantren Daarut Tauhiid akan selalu berpegang teguh pada ketentuan dalam
Undang-Undang Perkoperasian yang berlaku dan peraturan-peraturan pelaksanaannya,
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah tangga, serta peraturan-peraturan yang berlaku pada
Koperasi, dan melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut dengan jujur dan sebaik-
baiknya;
2. Bahwa saya dalam menjalankan tugas/kewajiban sebagai Pengurus/Pengawas Koperasi
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid akan bekerja dengan rajin, jujur, tertib, cermat, dan
bersemangat, sehingga kepentingan koperasi dan anggota-anggotanya lebih diutamakan
untuk mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya;
3. Bahwa saya dalam menjalankan tugas/kewajiban sebagai Pengurus/Pengawas Koperasi
Pondok Pesantren Daarut Tauhiid akan menjauhkan perbuatan-perbuatan yang

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 45 dari 64


merugikan gerakan Koperasi pada umumnya dan Koperasi Pondok Pesantren Daarut
Tauhiid serta anggota-anggotanya pada khususnya.”

BAB VII

DEWAN PENGAWAS SYARIAH

Pasal 39

Persyaratan Pengangkatan Dewan Pengawas Syariah

(1) Rapat Anggota membentuk dan menetapkan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur
organisasi Kopontren DT.
(2) Jumlah Dewan Pengawas Syariah (DPS) Kopontren DT paling sedikit 2 (dua) orang dan
setengahnya memiliki sertifikasi Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI).
(3) Dewan Pengawas Syariah (DPS) diutamakan berasal dari anggota Kopontren DT dan dapat
diangkat dari luar anggota Kopontren DT.
(4) Masa jabatan Dewan Pengawas Syariah (DPS) paling lama 2 (dua) tahun dan apabila sudah
berakhir masa jabatannya dapat dipilih kembali.
(5) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan korporasi, keuangan
negara, dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 (lima) tahun
sebelum pengangkatan.
(6) Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat kesatu dengan
pengurus Kopontren DT.
(7) Memiliki pemahaman muamalah syariah, kelembagaan ekonomi syariah dan perkoperasian
terutama dengan fungsi pengawasan.

BAB VIII

PENASIHAT

Pasal 40

Tata Cara Pengangkatan Penasihat

(1) Dewan penasihat sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dan tidak termasuk ke dalam
keanggotaan Pengurus dan Pengawas Koperasi.
(2) Anggota Penasihat dipilih oleh Rapat Anggota dengan masa jabatan 3 (tiga) tahun.
(3) Anggota Penasihat yang masa jabatannya telah berakhir dapat dipilih kembali.

Pasal 41

Persyaratan dan Peran Penasihat

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 46 dari 64


(1) Penasihat dipimpin oleh pimpinan pondok pesantren Daarut Tauhiid dengan anggota
sekurang-kurangnya terdiri dari salah seorang Pembina Yayasan Daarut Tauhiid dan salah
seorang dari Pengurus atau Pengawas Yayasan Daarut Tauhiid.
(2) Penasihat berperan untuk memberi nasihat, membimbing, membina dan melindungi
Koperasi agar mampu berkembang dengan sehat dan mencapai tujuannya.
(3) Penasihat tidak menerima gaji akan tetapi dapat diberi uang jasa yang disetujui oleh Rapat
Anggota dan dibebankan sebagai biaya organisasi.

BAB IX

PENGELOLA

Pasal 32

(1) Pengelola adalah pelaksana profesional usaha Koperasi yang ditunjuk oleh Pengurus untuk
mengelola dan mengembangkan usaha Koperasi.
(2) Pengelola melaksanakan semua kebijakan Pengurus dan bertanggungjawab kepada
Pengurus.
(3) Pengelola wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan/atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan, dibuktikan dengan surat kelakuan
baik dari petugas yang berwenang.
b. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
c. Mempunyai keahlian di bidang usaha terkait atau pernah berkarya di unit usaha yang
terkait.
(4) Pengelola mendapatkan imbalan jasa dalam bentuk gaji yang besarannya ditentukan oleh
Pengurus.
(5) Pengelola mendapatkan bonus dari SHU sesuai dengan kinerjanya dalam memajukan
Koperasi yang ditentukan dalam Rapat Anggota.
(6) Setiap akhir bulan, Pengelola berkewajiban membuat laporan dan menyampaikannya kepada
pengurus, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Program dan kegiatan usaha.
b. Keuangan.
c. Pengelolaan SDM .

Pasal 33

Karyawan/Santri Karya Koperasi

(1) Pengelolaan usaha koperasi dilakukan oleh pimpinan unit usaha dengan dibantu oleh
beberapa orang Karyawan/Santri Karya Koperasi.
(2) Karywan/Santri Karya Koperasi diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus.
(3) Hal-hal yang mengenai Karyawan/Santri Karya dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 47 dari 64


a. Prosedur penerimaan, pengangkatan dan pemberhentiannya diatur dalam peraturan
khusus yang ditetapkan oleh rapat pengurus.
b. Penetapan Karyawan/Santri Karya oleh Pengurus haruslah mengindahkan peraturan
perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan yang berlaku, dengan batas maksimal
usia karya adalah 55 (lima puluh lima) tahun.
c. Pembagian tugas diantara Karyawan/Santri Karya ditetapkan dalam peraturan yang
ditetapkan dalam rapat Pengurus.
d. Masa jabatan Karyawan/Santri Karya tidak terikat oleh masa jabatan Pengurus.
e. Sistem pengupahan bagi Karyawan/Santri Karya harus disusun dalam suatu aturan
tersendiri, dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah bisnis.
f. Karyawan/Santri Karya berhak menerima bagian Sisa Hasil Usaha sebagaimana diatur
dalam pasal 38 (ayat 2) Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB X

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Pasal 34

Pengendalian dan Pengawasan Pengurus terhadap Karyawan

(1) Dalam pelaksanaan kegiatan usaha, diperlukan adanya pengendalian dan pengawasan
terhadap kinerja karyawan. Hal ini bertujuan untuk :
a. Memastikan setiap karyawan bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan
b. Mengukur pencapaian terhadap target yang telah ditentukan
c. Melaksanakan fungsi kontrol manajemen
d. Mengambil tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi penyimpangan
(2) Agar pengendalian dan pengawasan karyawan dapat berjalan dengan efektif, maka
pengendalian dan pengawasan dilakukan secara berjenjang berdasarkan hierarki
amanah/jabatan

BAB XI

KEGIATAN USAHA

Pasal 35

Klasifikasi Kegiatan Usaha

(1) Guna tercapainya maksud dan tujuan, Koperasi melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
a. Menyediakan segala kebutuhan untuk beribadah, kebutuhan kantor, dan kebutuhan
rumah tangga.
b. Menyediakan layanan jasa simpan pinjam kepada anggota
c. Menyediakan layanan pembiayaan syariah kepada anggota.
d. Menyediakan kebutuhan pendidikan dan pelatihan ekonomi syariah, kepemimpinan
(leadership) dan kewirausahaan (entrepreneurship) untuk anggota dan masyarakat.
e. Menyediakan kebutuhan-kebutuhan berbagai produk kerajinan Islami

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 48 dari 64


f. Menyediakan pelayanan jasa penginapan dan kebutuhan makanan untuk civitas Daarut
Tauhiid, lembaga dan masyarakat umum.
g. Menyediakan pelayanan jasa kebersihan dan layanan keamanan.
h. Mengadakan kerjasama antar Koperasi dan pihak-pihak lain yang saling menguntungkan.
i. Menyelenggarakan pengadaan barang untuk instansi swasta dan pemerintah.
j. Menyelenggarakan usaha lain dalam bidang jasa & pemasaran.
(2) Dalam menjalankan usahanya Koperasi dapat mengelola usaha-usaha tersebut secara
langsung dan atau mendirikan suatu badan hukum untuk mengelola usaha tersebut secara
khusus.
(3) Pendirian badan hukum yang dimaksud dalam pasal 35 (ayat 2) diatas harus diputuskan
dalam Rapat Anggota.
(4) Koperasi tidak mendirikan Cabang Koperasi tetapi unit usaha Koperasi dapat membuka
cabang usaha di wilayah lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
(5) Dalam hal pembukaan cabang usaha di wilayah lain harus diputuskan dalam Rapat Anggota.

BAB XII

PENGELOLAAN UNIT SIMPAN PINJAM DAN PEMBIAYAAN SYARIAH

Pasal 36

Pelayanan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

(1) Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah adalah merupakan salah satu usaha yang
diselenggarakan oleh koperasi di bidang jasa keuangan, yang pengelolaannya harus
dipisahkan dari Unit usaha-lainnya serta memenuhi persyaratan Peraturan Pemerintah
Nomor 9 Tahun 1995 (seribu sembilan ratus sembilan puluh lima) tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
(2) Dalam melaksanakan usahanya, Unit Simpan Pinjam dapat menyelenggarakan usaha sebagai
berikut:
a. Menerima simpanan berjangka dan simpanan dari anggota, calon anggota, Koperasi lain
dan/atau anggotanya.
b. Memberikan pembiayaan kepada anggota, serta Koperasi lain dan/atau anggotanya.
c. Melakukan kerjasama dan kemitraan dengan pihak ketiga dalam rangka meningkatkan
pelayanan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b.
(3) Pelayanan terhadap koperasi lain dan/atau anggotanya dilakukan berdasarkan kerjasama
atau kemitraan usaha.
(4) Ketentuan mengenai jenis, tata cara, persyaratan, administrasi dan lainnya mengenai
simpanan berjangka dan simpanan serta pemberian pembiayaan diatur lebih lanjut dalam
peraturan khusus.

Pasal 37

Pemodalan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 49 dari 64


(1) Koperasi menetapkan modal disetor pada Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Koperasi primer sebagai modal tetap, yang besarnya minimal Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah).
(2) Modal Tetap Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dimaksud pada ayat (1) tidak boleh
berkurang atau ditarik kembali oleh koperasinya.
(3) Untuk memperbesar usahanya, maka Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS)
melalui Koperasinya dapat memperoleh modal pembiayaan yang tidak merugikan koperasi,
dari:
a. Anggota.
b. Koperasi lain dan/atau anggotanya.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya.
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya.
e. Sumber lain yang sah.
(4) Kelebihan atas dana yang dihimpun Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS)
setelah melaksanakan kegiatannya, dapat ditempatkan dalam bentuk:
a. Giro, deposito berjangka, tabungan, sertifikat deposito pada bank dan lembaga keuangan
lainnya.
b. Tabungan dan/atau simpanan berjangka pada koperasi lain.
c. Pembelian saham melalui pasar modal yang terdaftar di bursa efek di Indonesia.
d. Pembelian obligasi yang terdaftar pada bursa di Indonesia.
(5) Penempatan dana untuk pembelian saham, penerbitan obligasi dan sarana investasi lainnya
harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Rapat Anggota, karena menanggung resiko
yang cukup tinggi.
(6) Untuk menjaga kesehatan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS), tidak
diperbolehkan menghipotikkan dan/atau menggadaikan harta kekayaannya.

Pasal 38

Pembiayaan Syariah

(1) Dalam usaha pemberian pembiayaan koperasi dapat menetapkan berbagai jenis pembiayaan
sesuai dengan kebutuhan.
(2) Pembiayaan hanya dapat diberikan pada anggota serta Koperasi lain dan/atau anggotanya.
(3) Setiap pembiayaan yang diberikan harus diikat dengan surat perjanjian pembiayaan dan
diperkuat dengan jaminan.
(4) Jaminan pembiayaan dapat berupa surat bukti kepemilikan barang, hak tagih, pernyataan
kesediaan tanggung renteng di antara anggota, atau usaha yang dibiayai dari pembiayaan
tersebut.
(5) Setiap permohonan pembiayaan harus disertai bukti yang mendukung penggunaan
pembiayaan tersebut.
(6) Batas maksimum pemberian pembiayaan kepada anggota serta Koperasi lain dan/atau
anggotanya ditetapkan oleh Rapat Anggota.

Pasal 39

Pengelola Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 50 dari 64


(1) Pengelolaan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah dilakukan oleh Pengurus, akan
tetapi Pengurus dapat mengangkat Pengelola atau Manajer Unit Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah (USPPS).
(2) Pengelola atau Manajer Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS) dapat berupa
perorangan atau Badan Usaha, termasuk yang berbentuk Badan Hukum.
(3) Pengelola atau Manajer Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (USPPS) diangkat dan
diberhentikan oleh Pengurus yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak kerja.
(4) Dalam hal pengelola adalah perorangan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan/atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan, dibuktikan dengan surat kelakuan
baik dari petugas yang berwenang.
b. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
c. Mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan simpan pinjam
dan/atau magang dalam usaha simpan pinjam.
(5) Dalam hal Pengurus menjadi pengelola Unit Simpan dan Pembiayaan Syariah (USPPS), maka
berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 11 (ayat 4) pada Anggaran Dasar (AD) ini.
(6) Apabila pengelola lebih dari satu orang, sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) dari
jumlah pengelola wajib mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti
pelatihan simpan pinjam atau magang dalam usaha simpan pinjam serta diantara pengelola
tidak boleh mempunyai hubungan keluarga sampai derajat kesatu menurut garis lurus ke
bawah maupun ke samping.
(7) Apabila Pengelola adalah badan usaha, harus memenuhi persyaratan minimal sebagai
berikut:
a. Memiliki kemampuan keuangan yang memadai.
b. Memiliki tenaga manajerial yang berkualitas baik.
(8) Persyaratan, wewenang, tanggung jawab, hak dan kewajiban Pengelola Unit Simpan Pinjam
dan Pembiayaan Syariah diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga (ART), peraturan
khusus dan/atau perjanjian/kontrak kerja.

Pasal 40

Cabang Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

(1) Untuk meningkatkan kualitas pelayanan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah,
Koperasi dapat membuka jaringan pelayanan berupa Kantor Cabang, Kantor Cabang
Pembantu, dan Kantor Kas di tempat kedudukan koperasi atau di tempat lain.
(2) Pembukaan Kantor Cabang Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah berskala daerah
harus mendapat persetujuan dari Kepala Dinas atau Kantor Koperasi di tingkat
Kota/Kabupaten atas nama Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia atau Bupati/Walikota atau Gubernur.
(3) Kantor Cabang berfungsi mewakili Kantor Pusat dalam menjalankan kegiatan usaha untuk
menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang memutuskan pemberian
pembiayaan.
(4) Kantor Cabang Pembantu berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan
usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang menerima
permohonan pembiayaan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan
pemberian pembiayaan.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 51 dari 64


(5) Kantor Kas berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan usaha untuk
menghimpun dana.

Pasal 41

Pengelolaan Kantor Cabang Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

(1) Pengelolaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas dilakukan oleh
Pimpinan Kantor Cabang, Pimpinan Kantor Cabang Pembantu dan Pimpinan Kantor Kas
dibantu oleh karyawan.
(2) Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat oleh Pengurus dengan
perjanjian/kontrak kerja setelah mendengar saran dari Manajer Unit Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah.
(3) Persyaratan untuk diangkat menjadi Pimpinan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan
Kantor Kas adalah:
a. Mempunyai keahlian di bidang keuangan atau pernah mengikuti pelatihan, atau magang
dalam usaha simpan pinjam.
b. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang keuangan dan atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan.
c. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
(4) Pimpinan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Pengurus yang secara teknis operasional diatur dalam
peraturan khusus.
(5) Pengaturan lebih lanjut mengenai persyaratan, tugas, kewajiban, hak dan wewenang
Pimpinan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Khusus dan/atau perjanjian/kontrak kerja.

Pasal 42

Kerahasiaan

(1) Pengelola Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah berkewajiban merahasiakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan Simpanan Berjangka dan Tabungan masing-masing
penyimpan kepada pihak ketiga dan kepada anggota secara perorangan, kecuali dalam hal
yang diperlukan untuk kepentingan proses peradilan atau perpajakan.
(2) Permintaan untuk mendapatkan keterangan mengenai Simpanan Berjangka dan Tabungan
sehubungan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan oleh
pimpinan Instansi yang menangani proses peradilan atau perpajakan kepada Pemerintah.

Pasal 43

Pelaporan

(1) Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah melalui Koperasinya wajib menyampaikan
laporan keuangan secara berkala (triwulan) dan tahunan kepada Pemerintah, dengan
ketentuan:

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 52 dari 64


a. Laporan triwulan (akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember) disampaikan paling
lambat 1 (satu) bulan berikutnya.
b. Laporan tahunan disampaikan paling lambat bulan Juni tahun berikutnya.
(2) Laporan keuangan dimaksud dalam ayat (1) meliputi unsur-unsur: neraca, perhitungan hasil
usaha, catatan atas laporan keuangan yang memuat kebijakan akuntansi dan penjelasan atas
pos-pos neraca dan perhitungan hasil usaha serta laporan perubahan kekayaan bersih

BAB XIII

SISA HASIL USAHA

Pasal 44

Pengertian Sisa Hasil Usaha

(1) Sisa Hasil Usaha, yang selanjutnya disingkat SHU, yaitu pendapatan usaha koperasi yang
diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku dikurangi dengan penyusutan-penyusutan aktiva tetap
ditambah segala biaya usaha dan organisasi yang dikeluarkan oleh Koperasi dalam tahun
buku yang bersangkutan.
(2) Pendapatan koperasi adalah surplus harga pelayanan koperasi.

Pasal 45

Persentase Pembagian Sisa Hasil Usaha

(1) Sisa Hasil Usaha yang diperoleh setelah dikurangi zakat sebesar 2.5% (dua koma lima persen)
pembagiannya diatur sebagai berikut :
a. 30% (tiga puluh persen) untuk Dana Cadangan Koperasi.
b. 35% (tiga puluh lima persen) untuk Anggota, sebanding dengan jasa usahanya terhadap
koperasi (transaksi dan partisipasi modal).
c. 10% (sepuluh persen) untuk Dana Pengurus dan Pengawas.
d. 10% (sepuluh persen) untuk Dana Pengelola dan Karyawan.
e. 15% (lima belas persen) untuk Dana Pendidikan, Dana Sosial dan Dana Pembangunan
Daerah Kerja.
(2) Pembagian dan prosentase sebagaimana diatur dalam ayat (1) pasal 37 dapat diubah sesuai
dengan keputusan Rapat Anggota.

Pasal 46

Sumber dan Penggunaan Sisa Hasil Usaha

(1) SHU koperasi dapat diperoleh dari usaha–usaha yang diselenggarakan untuk anggota dan
usaha-usaha yang diselenggarakan untuk bukan anggota.
(2) Penggunaan Sisa Hasil Usaha sesuai dengan yang ditetapkan pada Anggaran Dasar.

Pasal 47

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 53 dari 64


Penggunaan Dana Cadangan

(1) Dana cadangan adalah kekayaan koperasi yang disediakan untuk menutup kerugian-
kerugian koperasi sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota tetapi dapat digunakan
sebagai modal koperasi.
(2) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk menggunakan paling banyak 75% (tujuh puluh lima
persen) dari seluruh jumlah dana cadangan sebagai modal usaha koperasi.

BAB XIV

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 48

(1) Pengurus dan Pengawas koperasi harus menyampaikan laporan pertanggung-jawaban


kepada Rapat Anggota sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun
(2) Bahan laporan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas selambat-lambatnya dibagikan
kepada anggota 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan Rapat Anggota.
(3) Laporan pertanggungjawaban Pengurus yang harus disampaikan kepada Rapat Anggota
meliputi 5 (lima) bidang pokok, yaitu:
a. Laporan bidang organisasi, manajemen, dan keanggotaan
b. Laporan kegiatan pelayanan dan usaha/bisnis koperasi.
c. Laporan keuangan, yang meliputi: neraca, laporan partisipasi anggota, perhitungan hasil
usaha, laporan penerimaan dan pengeluaran kas (cash flow), laporan promosi ekonomi
anggota, dan catatan atas laporan keuangan koperasi.
d. Laporan inventaris dan laporan lainnya
(4) Laporan pertanggungjawaban Pengawas yang harus disampaikan kepada Rapat Anggota
isinya memuat mengenai hasil pengawasan di bidang-bidang sebagai berikut:
a. Organisasi, manajemen, keanggotaan, dan SDM.
b. Keuangan
c. Pelayanan kepada anggota dan usaha/bisnis koperasi.
d. Inventaris koperasi dan pengawasan lainnya
e. Akuntabilitas koperasi
(5) Laporan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas dimintakan pengesahannya oleh
Rapat Anggota.

BAB XV

PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal 49

Ketentuan Umum Pembukuan Koperasi

(1) Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan organisasi dan pembukuan usaha sebagai
layaknya perusahaan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku, atau menurut
contoh yang ditetapkan oleh pejabat.
(2) Pembukuan organisasi merupakan kesatuan administrasi dari seluruh kegiatan di luar usaha,
sekurang-kurangnya meliputi:

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 54 dari 64


a. Buku daftar anggota termasuk pengklasifikasiannya.
b. Buku daftar pengurus.
c. Buku daftar pengawas.
d. Buku keputusan rapat.
e. Buku notulen rapat.
f. Buku tamu.
g. Buku anjuran pejabat.
h. Buku anjuran instansi pemerintah lainnya.
i. Buku saran-saran anggota.
j. Buku catatan pengawas.
k. Buku catatan kejadian-kejadian penting.
l. Buku simpanan anggota.
m. Buku evaluasi pelaksanaan keputusan rapat.
n. Buku perlengkapan organisasi.
o. Surat-surat masuk dan keluar.
p. Buku catatan dewan penasihat.
(3) Pembukuan usaha atau biasa disebut dengan akuntansi usaha merupakan kesatuan
administrasi dan seluruh kegiatan usaha yang meliputi pengaturan tentang sistem
pengendalian internal, sistem akuntansi yang digunakan serta penyelenggaraannya.
(4) Prosedur dan proses akuntansi koperasi disesuaikan dengan standar khusus akuntansi
koperasi sebagaimana diatur oleh prinsip akuntansi Indonesia dan/atau yang ditetapkan oleh
pejabat.
(5) Tahun buku koperasi ditetapkan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan 31 (tiga puluh
satu) Desember.
(6) Pada setiap akhir tahun buku, Pengurus wajib menyajikan laporan keuangan koperasi dan
diverifikasi oleh pengawas.
(7) Atas permintaan pejabat atau penasihat atau atas pertimbangan-pertimbangan lain demi
kepentingan koperasi dapat disusun laporan keuangan koperasi meskipun tahun buku
berjalan belum berakhir.

Pasal 50

Materi Laporan Keuangan

(1) Laporan keuangan koperasi berisikan informasi yang berguna bagi Anggota dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan agar mengetahui tentang hal sebagai berikut:
a. Manfaat yang diperoleh dari koperasi dengan menjadi Anggota koperasi.
b. Prestasi dan posisi keuangan koperasi dalam 1 (satu) periode pelaporan.
c. Sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban dan kekayaan bersihnya,
dengan memisahkan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota serta
kejadian-kejadian dari keadaan yang dapat mengubahnya.
d. Informasi penting lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi dan kondisi keuangan
koperasi.
(2) Laporan keuangan koperasi harus memberikan ciri-ciri kualitatif yang relevan, dapat
dimengerti, berdaya uji netral, tepat waktu, berdaya banding dan lengkap.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 55 dari 64


Pasal 51

Petugas Pembukuan

(1) Pengurus dapat mengangkat Karyawan/Santri Karya yang secara khusus ditugaskan
melakukan pembukuan.
(2) Biaya-biaya yang berhubungan dengan (ayat 1) pasal ini dibebankan kepada koperasi.

BAB XVI

PENGGABUNGAN DAN PELEBURAN

Pasal 52

Penggabungan

(1) Permohonan pengesahan perubahan anggaran dasar koperasi yang menerima


penggabungan sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (2) disampaikan oleh Notaris
dengan melampirkan:
a. 2 (dua) rangkap salinan anggaran dasar koperasi yang telah diubah, bermaterai cukup;
b. data akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi hasil penggabungan;
c. berita acara rapat perubahan anggaran dasar koperasi yang menerima penggabungan;
d. berita acara atau pernyataan keputusan rapat anggota dari masing-masing koperasi yang
bergabung;
e. anggaran dasar asli dari masing–masing koperasi yang bergabung; dan
f. neraca awal koperasi hasil penggabungan.
(2) Penggabungan koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh
jenis koperasi yang sama.
(3) Koperasi yang akan melakukan penggabungan harus mendapat persetujuan rapat anggota.
(4) Koperasi yang menerima penggabungan wajib melakukan perubahan Anggaran Dasar.
(5) Terhadap koperasi yang melakukan penggabungan, Badan Hukum Koperasi hapus dan harus
dilaporkan kepada Menteri.

Pasal 18

Peleburan

(1) Selain perubahan anggaran dasar karena penggabungan, 2 (dua) koperasi atau lebih dapat
melakukan peleburan menjadi satu badan hukum koperasi baru.
(2) Pengesahan akta pendirian koperasi baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan tata cara sebagaimana dimaksud dalam BAB IV Peraturan Menteri ini dengan
ditambah lampiran berupa:
a. 2 (dua) rangkap anggaran dasar koperasi, dan bermaterai cukup;
b. data akta pendirian dan anggaran dasar koperasi hasil peleburan;
c. berita acara rapat peleburan koperasi;
d. berita acara atau pernyataan keputusan rapat anggota dari masing-masing koperasi yang
melakukan peleburan;
e. anggaran dasar asli dari masing–masing koperasi yang dilebur; dan
f. neraca awal koperasi hasil peleburan.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 56 dari 64


(2) Bentuk surat permohonan pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Koperasi yang melakukan peleburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melakukan
Rapat Anggota untuk memperoleh persetujuan tentang peleburan koperasi.
(4) Koperasi yang melakukan peleburan, badan hukum bubar atau hapus dan melaporkan
kepada Menteri.

BAB XVII

PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN

Pasal 53

Permintaan Pembubaran Koperasi

(1) Pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan :


a. Keputusan Rapat Anggota.
b. Keputusan Pemerintah.
(2) Koperasi secara sah dinyatakan bubar berdasarkan keputusan pejabat.
(3) Pembubaran koperasi atas kehendak anggota didasarkan kepada :
a. Jangka waktu berdirinya koperasi telah berakhir.
b. Koperasi tidak ada kegiatan usahanya lagi serta tidak akan melanjutkan kegiatan
usahanya lagi.
(4) Pembubaran koperasi oleh pemerintah dilakukan apabila:
a. Terdapat bukti-bukti bahwa koperasi tidak memenuhi ketentuan Undang-undang
Perkoperasian yang berlaku.
b. Ketentuan bertentangan dengan ketertiban umum atau kesusilaan.
c. Kelangsungan hidup koperasi tidak dapat lagi diharapkan.
(5) Rapat Anggota khusus seperti yang dimaksudkan untuk mengajukan permintaan
pembubaran koperasi kepada pejabat dengan menyertakan Berita Acara yang antara lain
memuat:
a. Tanggal dan tempat diadakannya Rapat Anggota yang bersangkutan dengan hal
tersebut;
b. Jumlah anggota aktif atau utusan yang hadir dan sahnya kuorum Rapat Anggota;
c. Acara Rapat;
d. Alasan pembubaran koperasi;
e. Jumlah suara yang setuju dan tidak setuju terhadap pembubaran itu;
f. Pendapat Penasihat.
(6) Permintaan pembubaran koperasi kepada pejabat dilakukan setelah Rapat Anggota khusus
benar-benar membahas dan memutuskan bahwa:
a. Terdapat bukti–bukti bahwa koperasi tidak lagi memenuhi ketentuan– ketentuan dalam
undang–undang.
b. Kegiatan koperasi bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, mengancam
kelangsungan hidup Pondok Pesantren Daarut Tauhiid khususnya dan Islam umumnya.
c. Koperasi dalam keadan sedemikian rupa sehinga tidak dapat diharapkan lagi
kelangsungan hidupnya.
(7) Sebelum diselenggarakan Rapat Anggota Khusus dan permintaan pembubaran koperasi
disampaikan kepada pejabat, dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Penasihat.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 57 dari 64


Pasal 54

Penyelesaian pembubaran

(1) Berdasarkan permintaan pembubaran koperasi dan hasil pemeriksaan, pejabat menerbitkan
keputusan pembubaran koperasi.
(2) Dengan terbitnya surat keputusan pejabat tentang pembubaran koperasi, maka segala
sesuatu yang berhubungan dengan organisasi dan perusahaan koperasi menjadi tanggung
jawab Tim Penyelesaian yang diangkat oleh pejabat.
(3) Selama proses penyelesaian, koperasi masih tetap berstatus sebagai badan hukum dan
disebut “KOPERASI DALAM PENYELESAIAN”.
(4) Tim penyelesaian yang diangkat oleh pejabat mempunyai hak, kewenangan dan kewajiban
sebagai berikut:
a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi serta mewakilinya di
depan dan di luar pengadilan.
b. Mengumpulkan, menyusun dan mencatat berbagai keterangan-keterangan yang
diperlukan.
c. Mengambil anggota dan bekas anggota satu persatu atau bersama-sama.
d. Menetapkan jumlah tanggungan yang harus dibayar seperti yang dimaksud dalam
Anggaran Rumah Tangga ini.
e. Menetapkan oleh siapa dan menurut perbandingan bagaimana biaya penyelesaian harus
dibayar.
f. Menyelesaikan pembayaran biaya-biaya penyelesaian, hutang-hutang dan ganti kerugian
koperasi kepada pihak-pihak yang berhak.
g. Menetapkan penyimpanan dan penggunaan segala arsip koperasi.
h. Mempergunakan sisa kekayaan koperasi sesuai dengan asas dan tujuan koperasi,
peraturan perundang-undangan, keputusan Rapat Anggota terakhir atau menurut pasal-
pasal dan ayat-ayat yang tercantum dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
i. Memperoleh, memeriksa dan mempergunakan segala catatan serta arsip-arsip koperasi.
j. Membagikan Sisa Hasil Penyelesaian kepada anggota.
k. Setelah berakhir penyelesaian menurut jangka waktu yang ditetapkan oleh pejabat, maka
Tim penyelesaian membuat Berita Acara tentang penyelesaian.
l. Biaya tim penyelesaian yang ditunjuk oleh Rapat Anggota dibebankan kepada koperasi
paling tinggi 5% (lima persen) dari jumlah keseluruhan sisa hasil penyelesaian dan
pembayaran dapat dilakukan dari pembayaran hutang lainnya.
m. Berita acara sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 (dua) disampaikan kepada
pemerintah/pejabat maka dengan demikian tugas dalam penyelesaian sudah selesai.
n. Berdasarkan Berita Acara penyelesaian, maka Tim Penyelasaian mengajukan
pencabutan/pembatalan badan hukum koperasi kepada pejabat.
(5) Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada pembayaran hutang-hutang dan ganti
lainnya.

Pasal 55

Hapusnya Badan Hukum Koperasi

(1) Berdasarkan berita acara penyelesaian tentang penyelesaian proses pembubaran koperasi,
maka pejabat mengumumkan pembubaran koperasi dalam berita acara negara.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 58 dari 64


(2) Sejak tanggal pengumuman dalam berita acara negara tersebut dalam ayat 1(satu) dalam
pasal ini, hapuslah badan hukum koperasi.

BAB XVIII

TANGGUNGAN ANGGOTA

Pasal 56

Kerugian Koperasi

(1) Kerugian koperasi adalah kerugian yang timbul dari aktivitas usaha selama tahun buku
maupun kerugian yang timbul pada saat pembubaran koperasi atau kejadian-kejadian khusus
yang dapat menimbulkan kerugian.
(2) Suatu kerugian dapat dibenarkan sebagai kerugian koperasi berdasarkan hasil pemeriksaan
yang sah.
(3) Pemeriksaan untuk menetapkan besarnya kerugian koperasi dilakukan oleh Pengawas.
(4) Apabila karena suatu hal Pengawas tidak melakukan tugas pemeriksaannya atau karena
kerugian akan menimbulkan akibat-akibat yang lebih luas, maka pemeriksaan dilakukan oleh
pembimbing dan pejabat, koperasi jasa audit dan/atau akuntan publik.

Pasal 57

Kekayaan Koperasi dan Kekayaan Anggota

(1) Kekayaan koperasi yang dapat digunakan untuk menutupi kerugian koperasi adalah
kekayaan koperasi yang tidak dibebani oleh kewajiban, seperti dana cadangan dan donasi
yang dihibahkan termasuk kekayaan lain yang telah dibeli dengan dana-dana tersebut serta
modal permanen koperasi.
(2) Kekayaan anggota yang dapat digunakan untuk menutupi kerugian koperasi adalah hak-hak
keuangan anggota yang berada di dalam dan dapat ditarik kembali oleh anggota pada saat
tertentu atau pada saat anggota berhenti menjadi anggota, yaitu terutama berbentuk
simpanan pokok dan wajib.

Pasal 58

Jenis Kerugian dan Cara Menanggung Kerugian

(1) Kerugian koperasi digolongkan ke dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:


a. Kerugian-kerugian yang timbul karena aktivitas-aktivitas usaha koperasi, disebut kerugian
usaha.
b. Kerugian-kerugian yang timbul karena hal-hal khusus atau luar biasa, disebut sebagai
kerugian khusus.
c. Kerugian saat terjadi pembubaran koperasi disebut kerugian saat pembubaran.
(2) Kerugian-kerugian yang dimaksud dalam (ayat 1) pasal ini diselesaikan dengan cara
tanggungan terbatas dan tanggungan tidak terbatas sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku tentang perkoperasian.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 59 dari 64


(3) Cara tanggungan kerugian terbatas adalah cara menyelesaikan kerugian koperasi dengan
menggunakan kekayaan-kekayaaan koperasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 58 (ayat 1)
Anggaran Rumah Tangga ini.

Pasal 59

Tanggungan Kerugian Usaha

(1) Dalam hal terjadi kerugian-kerugian usaha, maka kerugian tersebut diselesaikan dengan cara
tanggungan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga ini.
(2) Jika kerugian usaha tidak dapat diselesaikan dengan cara tanggungan terbatas, maka Rapat
Anggota dapat menetapkan cara tanggungan tidak terbatas dengan pertimbangan dari
kelangsungan hidup usaha koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Rumah
Tangga.

Pasal 60

Tanggungan Kerugian Khusus

(1) Kerugian khusus adalah kerugian koperasi sebagai akibat adanya kejadian-kejadian luar biasa
seperti risiko bencana, tindak pidana, pencurian, hal-hal yang tidak terduga atau kejadian-
kejadian lain yang berada diluar kemampuan manajemen untuk mencegahnya.
(2) Kerugian khusus ditutup dengan cara tanggungan terbatas dan apabila kerugian khusus
terjadi sedemikian rupa maka penyelesaiannya dapat dilakukan dengan memperlakukan
ketentuan-ketentuan tanggungan tidak terbatas dan atau seperti pada saat terjadi
pembubaran koperasi dengan pengecualian mereka telah berhenti menjadi anggota.

BAB XIX

SANKSI-SANKSI

Pasal 61

Sanksi terhadap Pengurus

(1) Pengurus harus diperingatkan (secara lisan dan atau surat) apabila:
a. Tidak berhasil menyusun rancangan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja koperasi
b. Penyelenggaraan Rapat Anggota Tahunan tidak dapat dilaksanakan sesuai ketentuan
Anggaran Dasar Koperasi.
c. Pertanggungjawaban dalam pengelolaan usaha tidak memenuhi kehendak/aspirasi
Anggota
d. Laporan Keuangan tidak mendapat pernyataan dari Pengawas (Unqualified Opinion) atau
audit eksternal yang di tunjuk.
e. Dalam memimpin Koperasi belum menerapkan Manajemen Koperasi yang benar.
f. Masih belum menerapkan prinsip-prinsip Koperasi sebagaimana ditentukan di dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 60 dari 64


g. Belum menerapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah tangga, Peraturan Khusus dan
RAPBK serta Keputusan Rapat Anggota sebagai pedoman dalam pengelolaan kegiatan
Koperasi.
(2) Pengurus dapat diberhentikan apabila:
a. Melakukan kecurangan yang berakibat merugikan Koperasi.
b. Melanggar peraturan perundang-undangan tentang perkoperasian yang berlaku.
c. Pengurus baik dalam sikap dan tindakannya menimbulkan pertentangan dalam Koperasi
yang berakibat timbulnya keresahan Anggota.
d. Melakukan kelalaian dalam melaksanakan tugas kewajibannya, sehingga yang
bersangkutan wajib menanggung kerugian Koperasi yang diakibatkan oleh kelalaiannya.
e. Melakukan tindakan yang tujuannya melindungi Koperasi namun karena kelalaiannya
merugikan terhadap Koperasi.
f. Pengurusan Koperasi dilaksanakan tidak berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan Khusus dan Ketentuan-ketentuan yang berlaku di Koperasi yang
berakibat merusak citra Perkoperasian.

Pasal 62

Sanksi terhadap Pengawas

(1) Pengawas harus diperingatkan (secara lisan dan atau surat) apabila:
a. Pelaksanaan pengawasan tidak sesuai dengan jadwal.
b. Laporan pertanggungjawaban kurang memenuhi kepentingan anggota.
c. Kerjasama Pengurus dan Pengawas kurang serasi.
d. Pelaksanaan pemeriksaan tidak sesuai dengan prosedur dan objek yang diperiksa.
(2) Pengawas dapat diberhentikan apabila:
a. Melakukan tindakan yang tujuannya melindungi Koperasi namun karena kelalaiannya
merugikan terhadap koperasi.
b. Pengawasan yang dilaksanakan tidak berdasarkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
tangga, peraturan khusus dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di koperasi yang
berakibat merusak citra perkoperasian.

Pasal 63

Sanksi terhadap Anggota

(1) Anggota harus diberikan peringatan (secara lisan dan atau tertulis) apabila:
a. Tidak mematuhi terhadap Anggaran Dasar, Anggaran Rumah tangga dan keputusan
Rapat Anggota.
b. Kurang berpartisipasi pada kegiatan usaha Koperasi.
c. Kurang memahami pengertian asas kekeluargaan yang intinya adalah berusaha saling
tolong menolong, menghargai kepentingan orang lain dan solidaritas antara sesama
Anggota.
d. Apabila tidak aktif dalam pembayaran simpanan wajib selama 3 (tiga) bulan baik berturut-
turut atau tidak.
(2) Anggota akan diberhentikan apabila:
a. Dalam melaksanakan kewajibannya telah merugikan koperasi.

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 61 dari 64


b. Melakukan kecurangan dalam memanfaatkan pelayanan koperasi.
c. Senantiasa melanggar ketetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
menghindarkan adanya usaha rapat.
d. Senantiasa tidak mengindahkan kewajibannya sebagai anggota, khususnya yang
menyangkut keuangan atau berbuat sesuatu yang merugikan koperasi.

BAB XX

PEMBINAAN

Pasal 68

(1) Koperasi berada di bawah instansi pemerintah yang terkait baik di tingkat nasional, propinsi
maupun Kota/Kabupaten.
(2) Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan kepada koperasi.
(3) Pelaksanaan pembinaan oleh pemerintah dimaksud tidak ikut campur urusan internal
koperasi tetapi untuk menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendukung
pertumbuhan koperasi yang sehat, kuat, tangguh, dan mandiri yang berarti kepada anggota.

BAB XXI

JANGKA WAKTU

Pasal 69

Koperasi didirikan dalam jangka waktu yang tak terbatas disesuaikan dengan kondisi dari usaha
koperasi serta aspirasi dan kebijakan anggota koperasi, yang diputuskan dalam Rapat Anggota
Khusus mengenai pembubaran koperasi

BAB XXII

PERATURAN KHUSUS

Pasal 70

(1) Pengurus dapat memutuskan peraturan -peraturan khusus mengenai hal-hal yang belum
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini dengan mempertimbangkan demi penyelamatan,
pemantapan dan pengembangan koperasi serta tidak bertentangan dengan undang–
undang, Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga serta peraturan-peraturan koperasi
lainnya.
(2) Peraturan khusus yang diputuskan oleh Pengurus memiliki kekuatan mengikat yang sama
seperti peraturan-peraturan lainnya apabila telah mendapat pengesahan dari Rapat
Anggota.

BAB XXIII

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 62 dari 64


PENUTUP

Pasal 71

(1) Demikian Anggaran Rumah Tangga (ART) KOPERASI PONDOK PESANTREN DAARUT
TAUHIID (KOPONTREN DT) ditetapkan dan ditandatangani oleh para Pengurus Kopontren
DT yang telah diberi kuasa penuh oleh Rapat Anggota Khusus (RAK) untuk Perubahan
Angaran Dasar Kopontren Daarut Tauhiid yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Maret
2017.
(2) Anggaran Rumah Tangga (ART) berlaku sejak tanggal 13 April 2017.

Bandung, 13 April 2017

No Nama Amanah Jabatan Tanda Tangan

Ketua Pengurus
1 Peri Risnandar
Kopontren Daarut Tauhiid

Sekretaris Pengurus
2 Yusuf Rizal
Kopontren Daarut Tauhiid

Bendahara Pengurus
3 Sofian
Kopontren DaarutTauhiid

AD dan ART Kopontren Daarut Tauhiid Halaman 63 dari 64

Anda mungkin juga menyukai