Anda di halaman 1dari 24

KONSEP KEBIDANAN

LINGKUP PRAKTIK KEBIDANAN

KELOMPOK 1

NAMA KELOMPOK

1. DHIYA MARALIN ( 30422014 )


2. ANGGIA MARETHA ( 30422003 )
3. CAHAYA AURELIA ( 30422010 )
4. DEWI PERMATA SARI ( 30422012 )
5. AMANDA ABEL ( 30422001 )

DOSEN PEMBIMBING

ARIYANTI, S.ST., M.Bmd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

TAHAP SARJANA

STIKES ABDURAHMAN PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


II

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Alah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya serta sholawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta kerabat dan para sahabat, dimana penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”Lingkup Praktik Kebidanan” . Mengingat
sangat terbatasnya kemampuan penulis, maka dalam penyusunan dan penulisan
laporan ini telah banyak dibantu oleh berbagai pihak.Untuk itulah penulis secara
khusus mengucapkan tanda terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama buat Allah SWT yang
telah memberikan nikmat yang tak terhingga kepada penulis sehingga dapat
terselesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwasanya masih banyak
kekurangan-kekurangan pada penulis makalah ini. Oleh karena itu , penulis
berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan dalam penulisan laporan ini untuk berikutnya.

Palembang, 07 November 2022


III

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Lingkup Praktik Kebidanan.............................................................3
2.2 Kerangka Kerja Praktik Kebidanan...................................................................4
2.3 Lingkup Praktik Kebidanan...............................................................................5
2.3.1 Lingkup Pelayanan Kebidanan kepada Anak......................................5
2.3.2 Lingkup Pelayanan Kebidanan pada Wanita Hamil...........................5
2.3.3 Lingkup Pelayanan Keluarga Berencana............................................7
2.3.4 Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat.........................................8
2.4 Ruang Lingkup 24 Standar Kebidanan..............................................................8
2.4.1 Standar Pelayanan Umum...................................................................9
2.4.2 Standar Pelayanan Antenatal.............................................................10
2.4.3 Standar Pelayanan Persalinan............................................................13
2.4.4 Standar Peelayanan Nifas..................................................................14
2.4.5 Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal...............15
BAB III PENUTUP..............................................................................................18
3. 1 Kesimpulan.....................................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan merupakan profesi yang dia akui secara nasional maupun


internasional dengan jumlah praktisi di seluruh dunia. Pada dasarnya, praktik
kebidanan yaitu penerapan ilmu kebidanan dengan membrikan pelayanan
atau asuhan kebidanan pada klien dengan pendekatan managemen kebidanan.
Asuhan kebidanan dan praktik kebidanan adalah dasar dalam pemberian
asuhan kebidanan yang baik bagi para remaja wanita, wanita pra nikah,
wanita hamil, dan wanita melahirkan. Ketika asuhan kebidanan diberikan
secara baik maka dapat memberikan kenyamanan pada wanita ketika
melakukan persalinan. Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan, sangat
berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan ibu dalam melahirkan,
kemampuan menemani ibu dalam proses kelahiran, dan melayani saat masa-
masa nifas (Sari & dkk, 2022).

Secara umum, ruang lingkup praktik kebidanan dapat diatikan sebagai luas
area praktik dari suatu profesi. Ruang lingkup praktik kebidanan sering
bervariasi menurut pedoman nasional dan regional, kode etik professional,
praktik dan keyakinan kultural, mutu pendidikan dan pelatihan kebidanan,
serta kerjasama dari masyrakat medis. Lingkup praktik kebidanan yang
digunakan meliputi asuhan mandiri / otonomi pada anak perempuan, remaja
dan wanita. sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya (Salmiati, 2011,
dalam Sari & dkk, 2022).

Ruang lingkup praktik dalam pelayanan kebidanan, seperti menolong


persalinan, konseling, penyuluhan, asuhan pada saat hamil, melahirkan, nifas
dan BBL (bayi baru lahir), deteksi dini penyakit, pengobatan terbatas
2

ginekologi, pertolongan gawat darurat, pengawasan tumbuh kembang, dan


supervisi (Ani, Ninik, Rahmawati, & dkk, 2021).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan lingkup praktik kebidanan ?


2. Apa kerangka kerja dari praktik kebidanan ?
3. Apa saja lingkup praktik kebidanan ?
4. Apa saja ruang lingkup 24 standar kebidanan ?

1.3 Tujuan

Adapan tujuan makalah ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu, tujuan


umum dan tujuan khusus:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk memahami dan mengetahui
apa itu Lingkup Praktik Kebidanan, sehingga dapat memberikan asuhan
kebidanan yang sesuai dengan filosofi kebidanan.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan lingkup praktik
kebidanan.
2. Untuk mengetahui apa kerangka kerja dari praktik kebidanan.
3. Untuk mengetahui apa saja lingkup praktik kebidanan.
4. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup 24 standar kebidanan.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
a. Manfaat Teoretis
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik bagi
Mahasiswa, terutama mahasiswa Stikes Abdurahman Palembang dalam
mempelajari Konsep Kebidanan khususnya dalam pembahasan Ruang
Lingkup Praktik Kebidanan.
3

b. Manfaat Praktis
Makalah ini dapat memberikan pemahaman dan sumbangsi bagi mata kuliah
Konsep Kebidanan mengenai Ruang Lingkup Praktik Kebidanan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lingkup Praktik Kebidanan

Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam


memberikan pelayanan terhadap klien dengan pendekatan manajemen
kebidanan. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis
meliputi asuhan mandiri pada anak wanita, remaja putrid dan wanita dewasa
sebelum dan selama kehamilan (Hatijar, Mahmud, & Yanti, 2022).

Ruang lingkup praktik kebidanan memberikan kebebasan bidan dalam


memberikan pelayanan kebidanan, namun ada batasan kewenangan bidan
yang harus diperhatikan. Ruang lingkup praktik kebidanan merupakan suatu
batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktik yang berkaitan
dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan tersebut.
Secara umum lingkup praktik kebidanan dapat diartikan sebagai luas suatu
area praktik dari suatu profesi. Sedangan, secara khusus ruang lingkup praktik
kebidanan adalah upaya yang digunakan untuk melakukan apa yang boleh
atau tidak boleh dilakukan oleh seorang bidan (Delvina, Meilinda, & dkk,
2022).

Menurut Irianti (2021) dalam (Sari, Nainggolan, & dkk, 2022) ruang
lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam
menjalankan praktik yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan
jenis pelayanan kebidanan. secara umum, ruang lingkup kedidanan dapat
diartikan sebagai luas areapraktik pada suatu profesi.
4

Ruang lingkup praktik kebidanan meliputi standar minimal yang telah


ditentukan dalam standar praktik kebidanan (SPK). SPK tersebut telah
bersifat nasional dan dibuat oleh organisasi profesi bidan itu sendiri (Ikatan
Bidan Indonesia/IBI). Ruang lingkup praktik kebidanan menurut ICM dan
IBI:

1. Asuhan mandiri. (otonomi) pada anak perempuan, remaja putri dan


wantia dewasa sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya.
2. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat
bayi baru lahir.
3. Pengawasan pada kesmas di posyandu (tindak pencegahan), penyuluhan
dan pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat termasuk
persiapan menjadi orang tua, menentukan KB, mendeteksi
kondisi abnormal pada ibu dan bayi.
4. Konsultasi dan rujukan.
5. Pelaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada
saat tidak ada pertolongan medis.

Seorang bidan harus memiliki kompetensi dalam melaksanakan praktik


kebidanan secara aman dan penuh tanggungjawab, meliputi pengetahuan,
keterampilan, serta prilaku (Purwoastuti & Walyani, 2021).

2.2 Kerangka Kerja Praktik Kebidanan

Kerangka kerja bidan dalam teknis pelayanan meliputi hal-hal berikut ini :

1. KEPMENKES RI NO.900/MENKES/SK/II/2002
2. Standar pelayanan kebidanan
3. Kode etik profesi bidan
5

4. Kepmenkes no 369/Menkes/SK/11 2007

(Septina & Srimulyawati, 2020)

2.3 Lingkup Praktik Kebidanan

Ruang lingkup praktik kebidanan memberikan kebebasan seorang bidan


dalam memberikan pelayanan kebidanan, namun ada batasan kewenangan
bidan yang harus diperhatikan. Lingkup praktik kebidanan meliputi
pemberian asuhan pada: Bayi baru lahir (BBL), bayi, balita, anak perempuan,
remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil, bersalin (nifas),
wanita pada masa interval, dan wanita menopause (Septina & Srimulyawati,
2020).

2.3.1 Lingkup Pelayanan Kebidanan kepada Anak

Lingkup pelayanan kebidanan kepada anak meliputi:

1. Pemeriksaan bayi baru lahir


2. Perawatan tali pusat
3. Perawatan bayi
5. Resusitasi pada bayi baru lahir
6. Pemantauan tumbuh kembang anak
7. Pemberian imunisasi
8. Pemberian penyuluhan.(KEPMENKES RI NO 900 pasal 18)
(Septina & Srimulyawati, 2020)

2.3.2 Lingkup Pelayanan Kebidanan pada Wanita Hamil

Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi:

1. Penyuluhan dan konseling


2. Pemeriksaan fisik
3. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
6

4. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil


dengan abortus imminens, hipertensi, gravidarum tingkat I,
preeklampsi ringan dan anemi ringan
5. Pertolongan persalinan normal
6. Pertolongan persalinan normal yang mencakup letak sungsang,
partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa
infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia.karena
inersia uteri primer, postterm, dan preterm
7. Pelayanan ibu nifas normal
8. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta,
renjatan, dan infeksi ringan
9. Pelayanan dan pengobatan pada klien ginekologis yang meliputi
keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid
(KEPMENKES RI NO 900 pasal 16)

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana terdapat dalam


pasal 16 berwenang untuk :

1. Memberikan imunisasi
2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan, dan
nifas
3. Mengeluarkan plasenta secara normal
4. Bimbingan senam hamil
5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
6. Episiotomi
7. Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat II
8. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm
9. Pemberian infus
10. Pemberian suntikan intamuskuler uterotonika, antibiotika, dan
sedative
11. Kompresi bimanual
12. Versi ekstasi gemelli pada kelahiran bayi ke II dan seterusnya
7

13. Vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul


14. Pengendalian anemia
15. Meningkatkan pemeliharaan dan pengeluaran ASI
16. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
17. Penanganan hipotermi
18. Pemberian minum dengan sonde atau pipet
19. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat
20. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian.
21. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, alat
kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit, dan
kondom
22. Tanpa penyulit
23. Memberikan penyuluhan dan konseling pemakaian KB
24. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
25. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit
26. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, KB, dan
kesehatan masyarakat (KEPMENKES RI NO 900 pasal 21)

(Septina & Srimulyawati, 2020)

2.3.3 Lingkup Pelayanan Keluarga Berencana

Pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk mewujudkan


keluarga berkualitas melalui pengaturan jumlah keluarga secara
terencana. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan mempunyai
tugas dalam pelayanan keluarga berncana. Bidan dalam memberikan
pelayanan keluarga berencana berwenang untuk:

1. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat


kontrasepsi dalam rahim, bawah kulit dan kondom
2. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi.
3. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim
8

4. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit


5. Memberikan konseling umtuk pelayanan kebidanan, keluarga
berencana dan kesehatan masyarakat (Purwoastuti & Walyani,
2021).

2.3.4 Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang


untuk:

1. Pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan


anak
2. Memantau tumbuh kembang anak
3. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas
4. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama,
merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual,
penyalahgunaan NAPZA, serta penyakit lainnya.

Hubungan kompetensi dengan lingkup praktik kebidanan

Pengetahuan ketrampilan dan sikap (kompetensi) tanpa adanya


kewenangan (lingkup praktik) maka dikaitkan sebagai bentuk
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar karena pelayanan yang
diberikan tidak mengacu pada kerangka kerja berdasrkan
KEPMENKES 900, standar praktik dan kode etik.

(Purwoastuti & Walyani, 2021)

2.4 Ruang Lingkup 24 Standar Kebidanan

Standar Pelayanan Kebidanan meliputi 24 standar, yang dikelompokan


menjadi 5 bagian besar yaitu :
1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)
2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)
9

3. Standar Pelayanan Persalinan (4 standar)


4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)
5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9standar)

2.4.1 Standar Pelayanan Umum

Standar 1: Persiapan untuk Kehidupan Keluarga Sehat

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan,


keluarga dan masyarakat terhadap segala hal yang berkaitan dengan
kehamilan, termasuk penyuluhan kesehatan umum (gizi, KB, kesiapan
dalam menghadapai kehamilan dan menjadi calon orang tua, persalinan
dan nifas).

Tujuannya adalah memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat


untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terencana serta
menjadi orang yang bertanggungjawab. Hasil yang diharapkan dari
penerapan standar 1 adalah masyarakat dan perorangan dapat ikut serta
dalam upaya mencapai kehamilan yang sehat. Ibu,keluarga dan
masyarakat meningkat pengetahuannya tentang fungsi alat-alat
reproduksi dan bahaya kehamilan pada usia muda.Tanda-tanda bahaya
kehamilan diketahui oleh masyarakat dan ibu.

Standar 2: Pencatatan Dan Laporan

Bidan melakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan yang


dilakukannya, yaitu registrasi semua ibu hamil diwilayah kerja, rincian
pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil/bersalin/nifas dan bayi baru
lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat.
Disamping itu, bidan hendaknya mengikut sertakan kader untuk
mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang
berkaitan dengan ibu dan bayi baru lahir . Bidan meninjau secara teratur
10

catatan tersebut untuk menilai kinerja dan penyusunan rencana kegiatan


untuk meningkatkan pelayanannya.

Tujuan dari standar 2 (dua) ini yaitu mengumpulkan, menggunakan


dan mempelajari data untuk pelaksanaan penyuluhan , kesinambungan
pelayanan dan penilaian kerja. Hal-hal yang dapat dilakukan bidan
untuk dapat melakukan pencatatan dan pelaporan yang maksimal adalah
sebagai berikut :

1. Bidan harus bekerjasama dengan kader dan pamong setempat


agar semua ibu hamil dapat tercatat
2. Memberikan ibu hamil KMS atau buku KIA untuk dibawa
pulang. Dan memberitahu ibu agar membawa buku tersebut
setiap pemeriksaan.
3. Memastikan setiap persalinan , nifas, dan kelahiran bayi tercatat
pada patograf.
4. Melakukan pemantauan buku pencatatan secara berkala, dll.
(Sari, Nainggolan, & dkk, 2022)

2.4.2 Standar Pelayanan Antenatal

Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan


masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan motifasi
ibu , suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk
memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. Adapun
tujuan yang diharapkan dari penerapan standar ini adalah mengenali
dan memotifasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.

Hasil yang diharapkan dari standar ini adalah ibu dapat memahami
tanda dan gejala kehamilan. Ibu , suami, anggota masyarakat menyadari
manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur.meningkatkan
11

cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16


minggu.

Standar 4: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan hendaknya paling sedikit memberikan 4 kali pelayanan


antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan
janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung
normal. Bidan juga harus bisa mengenali kehamilan dengan risiko
tinggiti/kelainan , khususnya anemia , kurang gizi , hipertensi ,
PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan
penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
puskesmas. Tujuan yang diharapkan dari standar ini adalah bidan
mampu memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini
komplikasi kehamilan.

Standar 5 : Palpasi Abdominal

Bidan harus melakukan pemeriksaan abdomen secara seksama dan


melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur
kehamilan bertambah , memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya
kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan dan
untuk merujuk tepat waktu. Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah
memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin,
penentuan letak, posisi dibagian bawah janin.

Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan


12

Bidan melakukan tindakan pencegahan anemia , penemuan ,


penanganan dan rujukan semua kasusu anemia pada kehamialan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Tujuan dari standar ini adalah bidan
mampu menemukan anemia pada kehamilan secara dini, melakukan
tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung. Tindakan yang bisa dilakukan bidan
contohnya: memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunnjungan
pertama dan minggu ke 28. Memberikan tablet Fe pada semua ibu
hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut . beri penyuluhan
gizi dan pentingnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, dll.

Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah


pada kehamilan dan mengenali tanda gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknnya. Tujuan dari
dilakukannya standar ini yaitu bidan dapat mengenali dan menemukan
secaea dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang
diperlukan. Adapun tindakan yang dapat dilakukan bidan yaitu rutin
memeriksa tekanan darah ibu dan mencatatnya. Jika terdapat tekanan
darah diatas 140/90 mmHg lakukan tindakan yang diperlukan.

Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami atau
keluarga pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan
bersih dan aman dan suasana menyenangkan akan direncanakan
dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk
merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
mengusahakan untuk melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil
untuk hal ini. Tujuan dari dilakukannya standar ini adalah untuk
13

memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang


aman dan memadai dengan pertolongan bidan terampil.

(Sari, Nainggolan, & dkk, 2022)

2.4.3 Standar Pelayanan Persalinan

Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah mulai, kemudian


memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai , dengan
memperhatikan kebutuhan ibu, selama proses persalinan berlangsung. Bidan
juga melakuakan pertolongan proses persalinan dan kelahiran yang bersih
dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap hak pribadi ibu
serta memperhatikan tradisi setempat. Disamping itu ibu diijinkan memilih
orang yang akan mendampinginya selam proses persalinan dan kelahiran.
Tujuan dari dilakukannya standar ini yaitu untuk memberikan pelayanan
kebidanan yang memadai dalam mendukung pertolongan persalinan yang
bersih dan aman untuk ibu bayi.

Standar 10 : Persalinan Kala Dua Yang Aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan bayi dan plasenta yang bersih


dan aman, dengan sikap sopan dan penghargaann terhadap hak pribadi ibu
serta memperhatikan tradisi setempat . disamping itu ibu diijinkan untuk
memilih siapa yang akan mendampinginya saat persalinan. Tujuan dari
diterapkannya standar ini yaitu memastikan persalinan yang bersih dan
aman bagi ibu dan bayi. Hasil yang diharapkan yaitu persalinan dapat
berlangsung bersih dan aman. Menigkatnya kepercayaan masyarakat kepada
bidan. Meningkatnya jumlah persalinan yang ditolong oleh bidan.
Menurunnya angka sepsis puerperalis.
14

Standar 11 : Penatalakasanaan Aktif Persalinan Kala Tiga

Secara aktif bidan melakukan penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga.


Tujuan dilaksanakan nya standar ini yaitu membantu secara aktif
pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap untuk mengurangi
kejadian perdarahan pasca persalinan kala tiga, mencegah terjadinya atonia
uteri dan retesio plasenta.

Standar 12 : Penanganan Kala Dua Dengan Gawat Janin Melalui


Episiotomi

Bidan mengenali secra tepat tanda-tanda gawat janin pada kala dua, dan
segera melakukan episiotomy dengan aman untuk mmemperlancar
persalinan, diikiuti dengan penjahitan perineum. Tujuan dilakukannya
standar ini adalah mempercepat persalinan dengan melakukan episiotomy
jika ada tanda-tanda gawat janin pada saat kepala janin meregangkan
perineum.

(Sari, Nainggolan, & dkk, 2022)

2.4.4 Standar Peelayanan Nifas

Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan


pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menemukan kelainan , dan
melakukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah atau menangani hipotermi dan mencegah hipoglikemia dan
infeksi. Tujuan nya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu
dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemi dan infeksi.

Standar 14 : Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan


15

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi


paling sedikit selama 2 jam stelah persalinan, serta melakukan tindakan
yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-
hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk
memulai pemberian ASI.

Tujuan nya adalah mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih
dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan ibu
dan bayi. Meningkatan asuhan saying ibu dan sayang bayi. Memulai
pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan
mendukung terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya.

Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan


rumah sakit atau melakukan kunjungan ke rumah paa hari ke-tiga, minggu
ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses
penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan dini, penatalaksanaan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir , pemberian ASI ,
imunisasi dan KB.

(Hatijar, Mahmud, & Yanti, 2022)

2.4.5 Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal

Standar 16 : Penanganan Perdarahan Dalam Kehamilan Pada


Trimester Tiga

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada


kehamilan serta melakukan pertolongan pertama dan merujuknya. Tujuan
16

dari dilakukannya standar ini adalah mengenali dan melakukan tindakan


secara tepat dan cepat perdarahan pada trimester tiga.

Standar 17 : Penanganan Kegawat Daruratan Pada Eklamsia

Bidan mengenali secara tepat gejala eklamsia mengancam, serta merujuk


dan/atau memberikan pertolongan pertama. Tujuan dilaksanakan satandar
ini adalah mengenali tanda gejala preeklamsia berat dan memberikan
perawatan yang tepat dan memadai. Mengambil tindakan yang tepat dan
segera dalam penanganan kegawat daruratan bila eklamsia terjadi.

Standar 18 : Penanganan Kegawat Daruratan Pada Partus


Lama/Macet

Bidan mengenali secara tepat tanda gejala partus lama/macet serta


melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu untuk merujuk
untuk persalinan yang aman. Tujuan nya adalah untuk mengetahui segera
dan penanganan yang tepat keadaan daruratpada partus lama/macet.

Standar 19 : Persalinan Dengan Menggunakan Vakum Ekstrakor

Bidan hendaknya mengenali kapan waktu diperlukan menggunakan


ekstraksi vakum, melakukan secara benar dalam memberikan pertolongan
persalinan dengan memastikan keamanan bagi ibu dan janinnya. Tujuan
penggunaan vakum yaitu untuk mempercepat persalinan dalam keadaan
tertentu.

Standar 20 : Penanganan Kegawat Daruratan Retensio Plasenta


17

Bidan mampu mengenali retensio plasenta dan memberikan pertolongan


pertama, termasuk plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai
dengan kebutuhan. Tujuan nya adalah mengenali dan melakukan tindakan
yang tepat ketika terjadi retensio plasenta .

Standar 21 : Penanganan Perdarahan Post Partum Primer

Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam


pertama setelah persalinan dan segera melakukan pertolongan pertama
kegawat daruratan untuk mengendalikan perdarahan. Tujuan nya adalah
bidan mampu mengambil tindakan pertolongan kegawat daruratan yang
tepat pada ibu yang mengambil perdarahan post partum primer/ atoni uteri.

Standar 22 : Penanganan Perdarahan Post Partum Sekunder

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini gejala perdarahan post
partum sekunder , dan melakukan pertolongan pertama untuk
penyelamatan jiwa ibu , dan/atau merujuk. Tujuan nya adalah mengenali
gejala dan tanda perdarahan post partum sekunder serta melakukan
penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu.

Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis

Bidan mampu menangani secara tepat tanda dan gejala sepsis


puerperalis, melakukan perawatan dengan segera merujuknya. Tujuannya
adalah mengenali tanda dan gejala sepsis puerperalis dan mengambil
tindakan yang tepat .

Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonaturum


18

Bidan mengenali secara tapat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta
melakukan tindakan secepatnya, memulai resusitasi, mengusahakan
bantuan medis, merujuk bayi baru lahir dengan tepat dan memberiakan
perawatan lanjutan yang tepat.Tujuan yang diharapkan yaitu mengenal
dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia , mengambil tindakan yang
tepat dan melakukan pertolongan kegawatdaruratan.

(Rosalia, 2013) dalam Sari, Nainggolan, & dkk, 2022

BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Ruang lingkup praktik kebidanan merupakan suatu batasan dari


kewenangan bidan dalam menjalankan praktik yang berkaitan dengan upaya
pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan tersebut. Lingkup praktik
kebidanan meliputi pemberian asuhan pada: Bayi baru lahir (BBL), bayi,
balita, anak perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa
hamil, bersalin (nifas), wanita pada masa interval, dan wanita menopause.

Pengetahuan ketrampilan dan sikap (kompetensi) tanpa adanya


kewenangan (lingkup praktik) maka dikaitkan sebagai bentuk pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar karena pelayanan yang diberikan tidak mengacu
pada kerangka kerja berdasrkan KEPMENKES 900, standar praktik dan kode
etik.

3.2 Saran

Terkait makalah yang telah kami buat, maka kami sebagai penyusun makalah
menyarankan beberapa hal:
19

1. Sebagai seorang mahasiswa kebidanan kita perlu memahami pengetahuan


tentang lingkup praktik kebidanan, meliputi kerangka kerja, lingkup
praktik, dan ruang lingkup 24 standar kebidanan.
2. Sebagai seorang mahasiswa kebidanan kita hrus memiliki kompetensi
dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan penuh
tanggungjawab, meliputi pengetahuan, keterampilan, serta prilaku.
3.
20

DAFTAR PUSTAKA

Ani, M., Ninik, A., Rahmawati, V. E., & dkk. (2021). Pengantar Kebidanan.
Medan: Yayasan Kita Menulis.

Delvina, V., Meilinda, V., & dkk. (2022). Teori Konsep Kebidanan. Aceh:
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Hatijar, Mahmud, T., & Yanti, L. C. (2022). Konsep Kebidanan. Bandung: Media
Sains Indonesia.

Purwoastuti, E., & Walyani, E. S. (2021). Konsep Kebidanan. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.

Sari, M. H., Nainggolan, L., & dkk. (2022). Pengantar Konsep Kebidanan.
Medan: Yayasan Kita Menulis.

Septina, Y., & Srimulyawati, T. (2020). Pengantar Praktik Ilmu Kebidanan.


Bogor: Penerbit Lindan Bestari.

Anda mungkin juga menyukai