Anda di halaman 1dari 28

KEBUTUHAN FISIK

BODY MEKANIK DAN POSISI & KEAMANAN


LINGKUNGAN

KELOMPOK 4

NAMA KELOMPOK

1. DHIYA MARALIN ( 30422014)


2. ANGGUN APRILLIA ( 30422004 )
3. LESI USTANTRI ( 30422026 )
4. NIMA MARISKA ( 30422034 )
5. REFI MARISKA SARI ( 30422043 )
6. TRI PEBRIANI ( 30422054 )

DOSEN PEMBIMBING

RANI PURWANI, S.SiT, M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

TAHAP SARJANA

STIKES ABDURAHMAN PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


II

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Alah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya serta sholawat dan salam tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta kerabat dan para sahabat, dimana penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”Body Mekanik Dan Posisi & Keamanan
Lingkungan” . Mengingat sangat terbatasnya kemampuan penulis, maka dalam
penyusunan dan penulisan laporan ini telah banyak dibantu oleh berbagai
pihak.Untuk itulah penulis secara khusus mengucapkan tanda terima kasih kepada
Dosen Pembimbing yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Terutama buat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tak terhingga
kepada penulis sehingga dapat terselesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwasanya masih banyak kekurangan-kekurangan pada penulis makalah ini.
Oleh karena itu , penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan dalam penulisan laporan ini untuk berikutnya.

Palembang, 20 September 2022

Penulis
III

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Pengertian Body Mekanik..............................................................................4
2.2 Prinsip- prinsip body mekanik.......................................................................5
2.3 Faktor yang mempengaruhi body mekanik....................................................5
2.4 Akibat dari adanya body mekanik yang buruk...............................................7
2.5 Pergerakan dasar dalam body mekanik........................................................10
2.6 Pengaturan posisi tubuh pada pasien dalam body mekanik.........................12
2.7 Konsep dasar keamanan dan keselamatan lingkungan.................................20
2.8 Klasifikasi dari kebutuhan keselamatan dan keamanan lingkungan............21
BAB III PENUTUP..............................................................................................23
3.1 Kesimpulan...................................................................................................23
3.2 Saran.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
IV
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk yang paling utama di ciptakan Tuhan
dengan memiliki beberapa kebutuhan dasar yang harus terpenuhi bila mereka
ingin mendapatkan kehidupan yang sehat dan seimbang. Kebutuhan dasar
manusia tersebut merupakan faktor yang dibutuhkan untuk mempertahankan
suatu keseimbangan fisiologis maupun keseimbangan psikologis yang pada
akhirnya digunakan untuk mempertahankan kehidupan serta kesehatan dalam
diri manusia tersebut (Rosmalawati,2016). Teori hierarki kebutuhan
menjelaskan bahwa masing-masing manusia mempunyai 5 kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri
(Potter&Perry, 1997, dalam Hidayat, 2016).

Teori dari (Rianzi, 2013) Menjelaskan bahwa dalam memenuhi suatu


kebutuhan dasar fisiologis, manusia dihadapkan pada berbagai masalah yang
berkaitan dengan kebutuhan dasar tersebut. Salah satunya yaitu mengenai
body mekanik atau posisi body. Mekanik merupakan suatu pergerakan tubuh
yang dilakukan secara efisien, terkoordinir dan aman agar menghasilkan
suatu keseimbangan dalam pergerakan tubuh manusia selama beraktivitas.
Selain itu, menurut Asmadi (NS Kasiati, 2016) kebutuhan akan keselamatan
atau keamanan merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan body mekanik
yang berfungsi untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Kebutuhan akan
keamanan berkaitan dengan suatu konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis dapat berkaitan dengan suatu hal yang
mengancam tubuh serta kehidupan sesorang. Ancaman tersebut bisa bersifat
nyata ataupun hanya imajinasi semata. Sedangkan dalam konteks hubungan
interpersonal hal tersebut tergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan
dalam berkomunikasi, kemampuan seseorang dalam mengontrol dan
memahami masalah yang ada di lingkungan sekitar individu tersebut.
2

Ketidaktahuan seseorang mengenai sesuatu kadang menimbulkan perasaan


cemas dan tidak aman (Rosmalawati, 2016).

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka


makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui prinsip dasar kebutuhan
manusia yang meliputi body mekanik dan posisi serta keamanan lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan body mekanik ?
2. Bagaimana prinsip-prinsip body mekanik ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi body mekanik ?
4. Bagaimana akibat dari adanya body mekanik yang buruk ?
5. Bagaimana pergerakan dasar dalam body mekanik ?
6. Bagaimana pengaturan posisi tubuh pada pasien dalam body
mekanik ?
7. Bagaimana konsep dasar keamanan dan keselamatan lingkungan?
8. Bagaimana kalsifikasi dari kebutuhan keselamatan dan keamanan
lingkungan ?

1.3 Tujuan
Adapan tujuan makalah ini dibedakan menjadi 2 tujuan yaitu,
tujuan umum dan tujuan khusus:
a. Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk memahami dan
mengetahui apa itu kebutuhan fisik body mekanik dan posisi serta
keamanan ligkungan, sehingga mahasiswa dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui apa itu body mekanik.
2. Untuk memahami prinsip- prinsip body mekanik.
3. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi body mekanik.
4. Untuk mengetahui apa saja akibat dari adanya body mekanik yang
buruk.
3

5. Untuk memahami pergerakan dasar dalam body mekanik.


6. Bagaimana pengaturan posisi tubuh pada pasien dalam body mekanik .
7. Untuk mengetahui konsep dasar keamanan dan keselamatan
lingkungan.
8. Untuk memahami kalsifikasi dari kebutuhan keselamatan dan
keamanan lingkungan.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.

a. Manfaat Teoretis

Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik bagi


Mahasiswa, terutama mahasiswa Stikes Abdurahman Palembang dalam
mempelajari Kebutuhan Dasar Manusia, khususnya dalam pembahasan
Kebutuhan fisik body mekanik dan posisi serta keamanan lingkungan.

b. Manfaat Praktis

Makalah ini dapat memberikan pemahaman dan sumbangsi


bagi mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia mengenai kebutuhan Body
Mekanik dan Posisi serta Keamanan Lingkungan.
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Body Mekanik


Mekanika tubuh adalah penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinasi
dan aman untuk menciptakan gerakan dan menjaga keseimbangan selama
aktivitas. Mekanika tubuh merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia. Mekanika tubuh melibatkan pengetahuan tentang bagaimana
menggunakan kelompok otot tertentu untuk menciptakan dan
mempertahankan gerakan dengan aman (Marni, 2016).

Selain itu, ada kelompok otot tertentu yang digunakan untuk


pergerakan dan kelompok otot lain membentuk postur tubuh/bentuk tubuh.
Body mekanik mencakup 3 elemen dasar yaitu :

1. Body alignement (Postur Tubuh)


Susunan geometric bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan
bagian tubuh yang lain.
2. Balance (keseimbangan)
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line
gravity dan base of support.
3. Coordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Di mana body mekanik berinteraksi dalam fungsi musculoskeletal
dan system saraf.
(Marni, 2016)
Body mekanik akan memfasilitasi pergerakan pada tubuh yang
memungkinkan terjadinya mobilisasi fisik tanpa terjadi ketegangan otot serta
penggunaan kekuatan otot yang yang dilakukan berlebihan. Sehingga,
mekanika tubuh yang tepat dpat mengurangi risiko cidera musculoskeletal
termasuk daerah vertebra yang akan menyebabkan nyeri punggung atau nyeri
tulang belakang (Lina Puspitasari, 2020).
5

2.2 Prinsip- prinsip body mekanik


Prinsip yang digunakan dalam mekanika tubuh adalah sebagai
berikut:
A. Gravitasi
Yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh.
Terdapat tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:
 Pusat gravitasi (center of gravitasi), titik yang berada
dipertengahan tubuh.
 Garis gravitasi (Line of gravitasi), merupakan garis imaginer
vertical melalui pusat gravitasi.
 Dasar tumpuan (base of support), merupakan dasar tempat
seseorang dalam keadaan istirahat untuk menopang atau
menahan tubuh.
B. Keseimbangan
Keseimbangan saat penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan
mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan
dasar tumpuan.
C. Berat
Saat menggunakan mekanika tubuh sangat penting untuk
memperhatikan berat atau bobot benda yang akan diangkat, karena
berat benda akan mempengaruhi mekanika.
(Marni, 2016).
2.3 Faktor yang mempengaruhi body mekanik
A. Status Kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mepengaruhi sistem
muskuloskeletal dan saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan ini
dapat disebabkan oleh penyakit, penurunan kemampuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari dan lain-lainnya.
6

B. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi dalam tubuh adalah untuk mendukung
proses pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Ketika tubuh
kekurangan nutrisi, otot menjadi lemah dan kalsium menjadi lebih
mudah mengalami fraktur.
C. Emosi
Keadaan mental seseorang dapat mempengaruhi mekanika tubuh.
Seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat,
dan harga diri yang rendah sangat mudah mengalami perubahan dalam
mekanika tubuh.
D. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang misalnya,
dimana seseorang tersebut sering mengangkat benda-benda berat,
akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh.
E. Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang menyebabkan stress dan
cenderung menyebabkan kelambanan dalam beraktivitas, sehingga
dapat mengganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan system
saraf, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan mekanika tubuh.
F. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik tentang penggunaan mekanika tubuh akan
mendorong seseorang untuk mempergunakannya secara tepat,
sehingga dapat mengurangi tenaga yang dikeluarkan. Sebaliknya,
dengan pengetahuan yang kurang memadai tentang penerapan
mekanika tubuh, seseorang akan berisiko mengalami gangguan
koordinasi saraf dan muskulusletal.
(Sitti, 2021).
7

2.4 Akibat dari adanya body mekanik yang buruk


Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi
pengeluaran energi secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan
dari penggunaan mekanika tubuh yang salah adalah sebagai berikut (Sitti,
2021):

1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan


gangguan dalam sistem muskulusletal.
2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang
salah dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan
terjadinya gangguan dalam struktur muskulusletal, misalnya
kelainan pada tulang vertebrata.
Konsekuensi body mekanik yang buruk.
a. Jatuh
b. Cidera belakang
Menurut Harber (Sitti, 2021), memberikan daftar penyebab
cidera belakang yang paling sering terjadi pada perawat yang
bekerja di rumah sakit yaitu:
1) Mengangkat pasien ke atas tempat tidur (48%)
2) Membantu pasien turun dari tempat tidur (30%)
3) Memindahkan bed (27%)
4) Mengangkat pasien keatas brankat (22%)
c. Kelainan Postur Tubuh
Kelainan postur yg didpat atau congenital mempengaruhi efisiensi
system moskuloskeletal, seperti kesejajaran tubuh keseimbangan
dan penampilan. Macam-macam abnormal:
1) Tortikolis
Diskripsi: mencondongkan kepala ke sisi yang sakit, dimana
otot sternokleidomastoideus berkontraksi.
Penyebab: kondisi congenital.
8

Penatalaksanaan: operasi, pemanasan, topangan, atau


imobilisasi berdasarkan penyebab dan
tingkat keparahan (Sitti, 2021).
2) Lordosis
Diskripsi: kurva anterior pada spinal lumbal yang melengkung
berlebihan.
Penyebab: kondisi congenital, kondisi temporer missal,
kehamilan.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal berdasarkan
penyebab (Sitti, 2021).
3) Kifosis
Diskripsi: peningkatan kelengkungan pada kurva spinal
torakal.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket
tuberkolosis spinal.
Penatalaksanaan: latihan peregangan spinal, tidur tanpa bantal,
menggunakan papan tempat tidur, memakai
jaket, penggabungan (Sitti, 2021).
4) Kifolordosis
Diskripsi: kombinasi dari kifosis dan lordosis.
Penyebab: kondisi congenital.
Penatalaksanaan: sama dengan metode berdasarkan penyebab
yang digunakan untuk kifosis dan lordosis
(Sitti, 2021).
5) Skoliosis
Diskripsi: kurvatura spinal lateral, tinggi pinggul dan bahu
tidak sama.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, paralisis spastic,
panjang kaki tidak sama.
9

Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan


penyebab dan tingkat keparahan) (Sitti,
2021).

6) Kifoskoliosis
Diskripsi: tidak normalnya kurva spinal anteroposteriol dan
lateral.
Penyebab: kondisi congenital, poliomyelitis, Kor Pulmonal.
Penatalaksanaan: immobilisasi dan operasi (berdasarkan
penyebab dan tingkat keparahan) (Sitti,
2021).
7) Dysplasia Pinggung Kongenital
Diskripsi: ketidakstabilan pinggul dengan keterbatasan abduksi
pinggul, dan kadang kadang kontraktur adduksi
(kaput vemur tidak bersambung dengan
assetatbulum karena abnormal kedangkalan
assetatbulum).
Penyebab: kondisi congenital (biasanya dengan kelahiran
sungsang).
Penatalaksanaan: mempertahankan abduksi paha yang terus
menerus sehingga kaput vemur menekan ke
bagian tengah assetatbulum, beban abduksi,
gips, pembedahan (Sitti, 2021).
8) Knock-knee (genu varum)
Diskripsi: kurva kaki yang masuk ke dalam sehingga lutut
rapat jika seseorang berjalan.
Penyebab: kondisi congenital, penyakit tulang atau ricket.
Penatalaksanaan: knee braces, operasi jika tidak dapat
diperbaiki oleh pertumbuhan (Sitti, 2021).
10

2.5 Pergerakan dasar dalam body mekanik


Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh merupakan bagian
dari ke butuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh,
terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus di perhatikan, di
antaranya:

A. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh.
Sebagai contoh, keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat
orang berjalan. Orang berdiri akan lebih mudah stabil dibanding
dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan terjadi
perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan
pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan
terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan fase mengayun,
yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama (Marni,
2016).

Gambar 1. Gerakan orang berdiri dan berjalan


B. Menahan (squating)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu
berubah. Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda
dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan
posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan
11

untuk memberikan posisi yang tepat dalam menahan. Dalam


menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk
mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan
dilakukan (Marni, 2016).

Gambar 2. Posisi berdiri ke jongkok


C. Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk me.
mindahkan benda. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk menarik benda, di antaranya keting gian, letak benda
(sebaiknya berada di depan orang yang akan menarik), posisi kaki
dan tubuh dalam menarik (seperti condong ke depan dari panggul),
sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi
pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat
tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan
penarikan (Marni, 2016).

Gambar 3. Posisi menarik


D. Mengangkat (lifting)
12

Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik.


Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian atas, kaki bagian
bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada daerah
tubuh bagian belakang (Marni, 2016).

Gambar 4. Posisi mengangkat barang


E. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh
dan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan memutar yang baik
memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak
memberi pengaruh buruk pada postur tubuh (Marni, 2016).

Gambar 5. Posisi memutar tangan


2.6 Pengaturan posisi tubuh pada pasien dalam body mekanik
1. Posisi Fowler

A. Pengertian
13

Gambar 6. Posisi Fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,


dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan.
Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
B. Tujuan
1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga
meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi paru
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi
yang menetap
C. Indikasi
1. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan
2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
D. Alat dan bahan:
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
E. Cara kerja:
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Dudukkan pasien
3. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau
atur tempat tidur
4. Untuk posisi fowler (90 derajat)
5. Anjurkan pasien untuk tetam berbaring setengah duduk.
(Natalia, 2014)
14

2. Posisi Semi Fowler

A. Pengertian

Gambar 7. Posisi Semi Fowler


Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60
derajat.
B. Tujuan
1. Mobilisasi
2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
C. Cara/prosedur
1. Mengangkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat
(15-60 derajat)
2. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika
tubuh bagian atas klien lumpuh
3. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan
klien, menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah
menghindari adanya teknan di bawah jarak poplital (di bawah
lutut).
(Natalia, 2014)
3. Posisi Sims
A. Pengertian
15

Gambar 8. Posisi Sims


Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat
melalui anus (supositoria).
B. Tujuan
1. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter
mayor otot pinggang
2. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencega
aspirasi
3. Memasukkan obat supositoria
4. Mencegah dekubitus
C. Indikasi
1. Untuk pasien yang akan di huknah
2. Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
D. Alat dan bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
E. Cara kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri
dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus
lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan
tangan kanan diatas tempat tidur.
16

4. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan


telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk
diarahakan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan
tangan kiri di atas tempat tidur.
(Natalia, 2014)

4. Posisi Trendelenburg
A. Pengertian

Gambar 9. Posisi Trendelenburg


Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan
bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi in
dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
B. Alat dan bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
C. Indikasi
1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi
D. Alat dan bahan
1. Tempat tidur khusus
2. Selimut
17

E. Cara kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri
dengan posisi badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus
lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan
tangan kanan diatas tempat tidur.
4. Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengan
telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk
diarahakan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan
tangan kiri diatas tempat tidur.
(Natalia, 2014)
5. Posisi Dorsal Recumbent
A. Pengertian

Gambar 10. Posisi Dorsal Recumbent


Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua
lutut flexi (ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi
ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta pada
proses persalinan.
B. Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan
punggung belakang
C.. Indikasi
1. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan
genetalia
2. Untuk persalinan
18

D. Alat dan bahan


1. Tempat tidur
2. Selimut

E. Cara kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang. letakkan bantal
diantara kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan
bantal dibawah lipatan lutut
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidu atau atur
tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien
6. Posisi Litotomi
A. Pengertian

Gambar 11. Posisi Litotomi


Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk
memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat
kontrasepsi.
B. Indikasi
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi
C. Alat dan bahan
19

1. Tempat tidur khusus


2. Selimut
D. Cara kerja
1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat
kedua paha dan tarik ke arah perut
2. Tungkal bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk
posisi lithotomic
4. Pasang selimut.
(Natalia, 2014)
7. Posisi Genu Pectrocal/ Knee Chest
A. Pengertian

Gambar 12. Posisi Genu pectrocal/ Knee chest


Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di
tekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur Posisi ini
dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
B. Tujuan
Memudahkan pemeriksaan daerah rectum, sigmoid, dan vagina,
serta dapat meredakan nyeri haid
C. Indikasi
1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan
vagina.
D. Cara kerja
20

1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki


ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat tidur
2. Pasang selimut pada pasien (Natalia, 2014).

2.7 Konsep dasar keamanan dan keselamatan lingkungan


Keamanan dapat berupa keadaan bebas dari bahaya fisik dan
psikologis atau keadaan aman dan tenang (Potter& Perry, 2006, dalam
Rosmalawati, 2016).

Perubahan kenyamanan adalah keadaan di mana seseorang


mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan merespon suatu
rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2000, dalam
Rosmalawati, 2016).

Teori dari Kolcaba (Febriana, 2017) megungkapkan


kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan seharihari), kelegaan (kebutuhan
telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi
masalah dan nyeri).

Kebutuhan akan rasa aman atau keamanan adalah kebutuhan


untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan
manusia dapat diklasifikasikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal
dan bakteriologis. Kebutuhan akan rasa aman berhubungan dengan situasi
fisiologis dan hubungan interpersonal. Keamanan fisiologis mengacu pada
mereka yang mengancam tubuh dan kehidupan manusia. Ancaman itu bisa
nyata atau hanya imajinasi (misalnya: penyakit, rasa sakit, ketakutan, dan
sebagainya). Dalam konteks interpersonal bergantung pada banyak faktor,
seperti kemampuan untuk berkomunikasi, kemampuan untuk
mengendalikan masalah, kemampuan untuk memahami tingkah laku yang
konsisten terhadap orang lain, dan kemampuan memahami orang-orang di
sekitar anda dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang dapat
21

menyebabkan kecemasan dan perasaan tidak aman (Asmadi, 2005, dalam


Rosmalawati, 2016).

2.8 Klasifikasi dari kebutuhan keselamatan dan keamanan lingkungan


1. Keamanan Fisik

Mempertahankan keamanan fisik memerlukan pengurangan atau


mengeluarkan ancaman terhadap tubuh dan nyawa. Ancaman tersebut
dapat berupa penyakit, kecelakaan,bahaya,atau pemajanan pada
lingkungan. Pada saat sakit, seseorang mungkin rentan terhadap
komplikasi seperti infeksi, oleh karena itu bergantung pada profesional
dalam sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan.

Memenuhi kebutuhan keamanan fisik kadang lebih diutamakan


dari pada memenuhi kebutuhan fisiologis. Misalnya,seorang perawat perlu
melindungi pasien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum
memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Potter &
Perry, 2005, dalam Rosmalawati, 2016).

2. Keamanan Psikologis

Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia perlu


memahami apa yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota
keluarga dan professional medis. Seseorang harus mengetahui apa yang
diharapkan dari prosedur, pengalaman baru, dana pa yang mereka temui di
lingkungan mereka. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keamanan
psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal (Potter &
Perry, 2005, dalam Rosmalawati, 2016).

Orang dewasa yang sehat umumnya dapat memenuhi kebutuhan


keamanan fisik dan psikologis merekat tanpa bantuan seorang profesional
medis. Namun, orang yang sakit atau cacat lebih renta terhadap ancaman
kesejahteraan fisik dan emosional mereka, sehingga intervensi yang
dilakukan perawat adalah membantu melindungi mereka dari bahaya
(Potter & Perry, 2005, dalam Rosmalawati, 2016).
22

3. Lingkup Kebutuhan Keamanan atau Keselamatan


Lingkungan pasien meliputi semua faktor fisik dan psikososial
yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup pasien. Di sini menyangkut kebutuhan fisiologis juga. Kebutuhan
fisiologis sendiri terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban
yang optimum, nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi
kemampuan seseorang (Rosmalawati, 2016).

4. Cara Meningkatkan Keamanan

a. mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri;

b. menjaga keselamatan pasien yang gelisah;

c. mengunci roda kereta dorong saat berhenti;

d. penghalang sisi tempat tidur;

e. bel yang mudah dijangkau;

f. meja yang mudah dijangkau;

g. kereta dorong ada penghalangnya;

h. kebersihan lantai;

i. prosedur tindakan.

(Rosmalawati, 2016)
23

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami susun, dapat di simpulkan bahwa Mekanika
tubuh atau body mekanik melibatkan pengetahuan tentang bagaimana
menggunakan kelompok otot tertentu untuk menciptakan dan mempertahankan
gerakan dengan aman

Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari
bahaya fisik. Ancaman terhadap keamanan manusia dapat diklasifikasikan
menjadi ancaman mekanis, kimia, termal, dan bakteriologis. Kebutuhan akan
rasa aman berhubungan dengan situasi fisiologis dan hubungan interpersonal.
Keamanan fisiologis mengacu pada mereka yang mengancam tubuh dan
lingkungan kehidupan manusia. Ancaman bisa nyata atau hanya fiksi
(misalnya: penyakit, rasa sakit, ketakutan, dan sebagainya).

3.2 Saran
Terkait makalah yang telah kami buat, maka kami sebagai penyusun
makalah menyarankan beberapa hal:

1. Kita perlu memahami pengetahuan tentang gerakan, termasuk koordinasi


gerakan tubuh, fungsi terintegrasi dari sistem rangka, otot rangka, dan
sistem saraf, karena body mekanik melibatkan pengetahuan tentang
bagaimana menggunakan kelompok otot tertentu.
2. Kita harus mengetahui dan memperhatikan fungsi keamanan dan
keselamatan baik itu keamanan fisik maupun keamanan psikologis, agar
tidak menimbulkan dampak yang buruk bagi tubuh manusia.
24

DAFTAR PUSTAKA

Febriana, Diva Viya. 2017. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Healthy.

Hidayat, Aziz Alimul., dan Uliyah, Musrifatul. 2016. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Lina Puspitasari, E. 2020. Manfaat Body Mekanik dan Hamstring Exercise


terhadap Pengurangan Nyeri Pinggang Ibu Hamil Trimester III. Jurnal
Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, 18.

Marni. 2016. Keterampilan Dasar Praktik Klinik (Untuk Bidan dan Perawat).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

NS Kasiati, Ni Wayan Dwi dan Rosmalawati. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia 1.


Jakarta: KEMENKES RI.

Rianzi. 2013. Konsep Manusia Dan Kebutuhan Dasar Manusia. Jurnal


Keperawatan, 1.

Saleh, Sitti Nurul Hikam. 2021. Keterampilan Klinik Praktek Bidan. Aceh:
Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.

Yuni, Natalia Erlina dan Rika Sertiana Oktami. 2014. Keterampilan Dasar
Praktik Klinik (KDPK) Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai