Bab 2 - RLDC - Hukum Dasar Dan Rangkaian Sederhana
Bab 2 - RLDC - Hukum Dasar Dan Rangkaian Sederhana
BAB II
HUKUM DASAR DAN RANGKAIAN SEDERHANA
Dalam Bab ini akan dibahas bagaimana hukum dasar rangkaian mendasari
gabungan dan interkoneksi beberapa unsur rangkaian dalam suatu rangkaian elektrik,
akan dijumpai hukum dasar utama, yaitu Hukum Ohm yang merupakan hubungan
antara arus dan tegangan pada konstanta rangkaian, Kukum Kirchhoff yang akan
menguraiakan bagaimana hubungan arus apabila beberapa unsur rangkaian bertemu
dalam suatu titik sambung (node), serta bagaimana beberapa tegangan bergabung
apabila unsur rangkaian dihubungkan secara berurutan.
Dibahas pula pengembangan dari hukum-hukum dasar untuk menyelidiki
hubungan seri dan paralel beberapa unsur rangkaian, pembagian tegangan dan
pembagian arus serta transformasi sumber tegangan dan sumber arus.
v =Ri
v : Tegangan dalam volt (V)
i : Arus dalam ampere (A)
R: Resistansi dalam ohm (Ω)
v =Ri v = − Ri
Apabila arus mengalir masuk resistansi menjumpai polaritas positif (+), maka tegangan
pada resistansi adalah positif.
Apabila arus mengalir masuk resistansi menjumpai polaritas negatif (-), maka tegangan
pada resistansi adalah negative
18
Rangkaian Elektrik
2. Hukum Kirchhoff I
Hukum Kirchhoff I menyatakan jumlah arus yang menuju ketitik sambung (titik
simpul/node) adalah sama dengan nol, atau jumlah arus yang menuju titik sambung
sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik sambung.
i
k =1
k =0
i1 + i2 + i3 + i4 + ......... + in = 0
i1 + i2 + ( −i3 ) + i4 + ( −i5 ) = 0
i1 + i2 + i4 − i3 − i5 = 0
Atau :
i1 + i2 + i4 = i3 + i5
(Jumlah arus yang menuju node sama dengan jumlah arus yang meninggalkan node)
ia
18 A 3A
2A
4A
Solusi :
Pada rangkaian terdapat 2 titik sambung, titik sambung (1) dan titik sambung (2).
Ditinjau pada titik sambung (1) :
i = 0 , maka 18 – 2 – 3 – 4 – ia = 0
ia = 9 A
-18 +2 +3 + 4 + ia = 0
ia = 9 A
3. Hukum Kirchhoff II
Hukum Kirchhoff II menyatakan bahwa dalam rangkaian tertutup jumlah
tegangan sama dengan nol.
n
v
k =1
k =0
v1 + v 2 + v 3 + ........ +v n = 0
20
Rangkaian Elektrik
arus masuk ke unsur rangkaian menjumpai polaritas negatif (-), maka tegangan pada
unsur rangkaian diberi tanda negatif
− v1 + ( + v a ) + ( + v b ) + ( + v 2 ) + ( + v c ) = 0
− v1 + v a + v b + v 2 + v c = 0
Contoh :
30 V Solusi :
R1 + -
+
30 V
- v = 0
+ +
150 – 30 – 30 – Va = 0
150 V R2 Va
- -
Va = 90 V
+ -
Vx
10 A 2 4 1A
Ix 2A
Solusi :
Pada titik sambung (3), berlaku i =0 1
2
2
+ -
-10 + Ix + 2 + 1 = 0 Vx
+ +
-7 + Ix = 0
10 A 2 V1 V2 4 1A
Ix = 7 A - -
Ix 2A
V1 = 2x7 = 14 V, dan V2 = 4x2 = 8 V
Pada rangkaian tertutup berlaku v=0 3
V1 – Vx – V2 = 0
Vx = V1 – V2
Vx = 14 – 8 = 6 V
21
Rangkaian Elektrik
1. Hubungan Seri
Dalam hubungan seri unsur rangkaian yang diperlihatkan pada gambar 2.4,
besarnya arus yang mengalir adalah sama.
i1 = i2 = i3 = i4 = i5
R L1
i1 i2
i3
+
Vs C
-
i5
i4
L2
Apabila beberapa sumber arus dihubungkan seri, maka besarnya arus harus sama.
2. Hubungan Paralel
Dalam hubungan paralel unsur rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 2.5,
besarnya tegangan paralel sama.
v s = v1 = v 2 = v 3
+ + + +
Vs V3 L
V1 C V2 R
- - - -
22
Rangkaian Elektrik
R1
i + - i
V1
+ + +
Vs R2 Vs Rs
V2
-
- -
- V3 +
R3
R s = R1 + R2 + R3
Sehingga secara umum dapat dituliskan rumus persamaan sebagai berikut :
Rs = R
1. Resistansi Paralel
Rangkaian yang terdiri dari 3 resistansi yang dihubungkan paralel, serta
rangkaian ekuivalenya terlihat pada gambar 2.7
i i
i1 i2 i3
+
+
R1 R2 R3 Vs Rp
Vs
-
-
23
Rangkaian Elektrik
1 1 1 1
= + +
Rp R1 R 2 R 3
Gp = G
Apabila terdapat dua resistansi yang paralel, untuk mempermudah dalam perhitungan,
maka digunakan rumus sebagai berikut :
R1 R2
24
Rangkaian Elektrik
1 1 1
= +
Rp R1 R 2
1 R 2 + R1
=
R p R1 x R 2
R 2 x R1
Rp =
R1 + R 2
i + V1 - i
+
+
+
Vs V2 L2 Vs Ls
- -
-
- V3
+
L3
di
v 1 = L1
dt
di
v 2 = L2
dt
di
v 3 = L3
dt
25
Rangkaian Elektrik
Ls = L
2. Induktansi Paralel
Rangkaian yang terdiri dari 3 induktansi dihubungkan paralel, serta rangkaian
ekuivalenya terlihat pada gambar 2.10
i i
i1 i2 i3
+ +
Vs Vs Lp
L1 L2 L3
- -
1
L1
i1 = v dt
1
i2 =
L2 v dt
1
v dt i3 =
L3
Menurut Hukum Kirchhoff I, maka berlaku : i = 0
i − i1 − i2 − i3 = 0
i = i1 + i2 + i3
1 1 1
i=
L1 v dt + v dt +
L2 L3 v dt
1 1 1
i= + +
L1 L 2 L 3
v dt
1
Lp
i= v dt
26
Rangkaian Elektrik
1 1 1 1
= + +
L p L1 L 2 L 3
1 1
=
Lp L
i i
+ - + -
V1 V2
+ +
+
V3 C3 Vs Cs
Vs
- -
-
1
C1
v1 = i dt
1
C2
v2 = i dt
1
C3
v3 = i dt
1 1 1
vs = + + i dt
C1 C 2 C3
1
Cs
vs = i dt
27
Rangkaian Elektrik
1 1 1 1
= + +
Cs C1 C2 C3
1 1
Cs
= C
2. Kapasitansi Paralel
Rangkaian yang terdiri dari 3 kapasitansi dihubungkan paralel, serta rangkaian
ekuivalenya terlihat pada gambar 2.12
i i
i1 i2 i3
+ +
Vs C1 C2 C3 Vs Cp
-
-
dv
i1 = C1
dt
dv
i2 = C 2
dt
dv
i3 = C 3
dt
dv dv dv
i = C1 + C2 + C3
dt dt dt
i = C1 + C 2 + C3
dv
dt
dv
i = Cp
dt
28
Rangkaian Elektrik
Cp = C1 + C2 + C3
Cp = C
Contoh Soal :
15 x 10
Rp = =6
15 10 15 + 10
R ab = 10 + 14 + 6 = 30
b
10 H 4H
a
6H 2H
10 H
a
c
Ls = 4 + 2 = 6 H
6x6
L cd = = 3H
6+6
6H Ls
L ab = 10 + 3 = 13 H
b
d
5F 3F
3F 6F
29
Rangkaian Elektrik
5F
c 6x3
a Cs = = 2F
6+3
3F
Ccd = 3 + 2 = 5 F
Cs
5x5
Cab = = 2,5 F
5+5
b
d
0,5 1
x
+
12 V 4 10 8
-
0,5 1
y
Solusi :
0,5
x
R s = 1+ 8 + 1= 10
4 10 Rs
0,5
y
0,5
x
10 x 10
4 Rp Rp = =5
10 + 10
0,5
y
R s = 0.5 + 5 + 0,5 = 6
6x4
4 Rs1
R xy = = 2,4
6+4
30
Rangkaian Elektrik
I
12 12
Ia I= = =5A
+
+ R xy 2,4
12 V Va 12 12
Ia = = =2A
- - Rs 6
Va = R p Ia = 5 x 2 = 10 V
1. Pembagian Tegangan
Pembagian tegangan digunakan untuk menyatakan tegangan pada salah satu
diantara beberapa resistansi yang terhubung seri, dapat dilihat pada gambar 2.13
Rs = R1 + R2 + R3 i
v = Rs i +
R1 V1
v
i= -
Rs +
+
v R V
v 1 = R1 i = R1 = 1v -
R2 V2
Rs Rs -
v R
v 2 = R2 i = R2 = 2v +
Rs Rs R3 V3
v R
v 3 = R3 i = R3 = 3v
-
Rs Rs
Gambar 2.13 Pembagian Tegangan
Dari ketiga persamaan mempunyai bentuk kesamaan, dan apabila dituliskan dalam
bentuk persamaan secara umum, diperoleh :
Rx
vx = v
R
x : 1 s/d n
Vx : Tegangan pada resistansi ke x
31
Rangkaian Elektrik
Contoh :
Hitung tegangan v1 dan v4
5
+ V1 -
10
5
+ v1 = x150 = 15 V
150 V 5 + 10 + 15 + 20
20
v4 = − x 150 = − 60 v
-
15
5 + 10 + 15 + 20
+ V4 -
20
2. Pembagian Arus
Pembagian arus digunakan untuk menyatakan arus yang mengalir melalui
salah satu diantara beberapa resistansi yang terhubung paralel, hal ini dapat dilihat
pada gambar 2.14
1 1 1 1 i
= + + i2
R p R1 R 2 R 3 i1 i3
Gp = G1 + G 2 + G3 +
V R1 R2 R3
v = Rp i -
i
v =
Gp
Gambar 2.14 Pembagian Arus
v i G
i1 = = G1 v = G1 = 1i
R1 Gp Gp
v i G
i2 = = G2 v = G2 = 2i
R2 Gp Gp
v i G
i3 = = G3 v = G3 = 3i
R3 Gp Gp
Dari ketiga persamaan mempunyai bentuk kesamaan, dan apabila dituliskan dalam
bentuk persamaan secara umum, diperoleh :
Gx
ix = i
G
x : 1 s/d n
ix : Arus pada resistansi ke x
32
Rangkaian Elektrik
Contoh :
1
60 A 15
i2 i3 i2 = − x 60 = − 12 A
1 1 1
+ + +
15 15 5
V 15 15 5 1
-
i3 = 5 x 60 = 36 A
1 1 1
+ +
15 15 5
R 2 x R1
v = Rp i = i i
R1 + R 2 i1 i2
+
v 1 R x R1 V R1 R2
i1 = = x 2 i
R1 R1 R1 + R 2 -
R2
i1 = i
R1 + R 2
v 1 R x R1
i2 = = x 2 i
R 2 R 2 R1 + R 2
R1
i2 = i
R1 + R 2
33
Rangkaian Elektrik
Rs
+
Is Rs
Vs
-
Sumber tegangan dapat ditransformasikan ke sumber arus, besarnya arus dari sumber
arus adalah :
vs
is =
Rs
Rp
+
Is Rp
Vs
-
Contoh :
+
3A 4
12 V
-
34
Rangkaian Elektrik
-
10 A 5
50 V
+
+ -
Vx
10 A 2 4 1A
Solusi :
2 2 4
Ia
+ - + - + -
Vx
+ -
20 V 4V
- +
v = 0
20 − 2 Ia − 2 Ia − 4 Ia + 4 = 0
8 Ia = 24
Ia = 3 A
V x = 2 Ia = 2 x 3 = 6 V
35
Rangkaian Elektrik
60 V
10 - +
a b
Ix -
-
5 2A
10 V 5
+
Solusi :
60 V
- + 5
a b
Ix -
+
10 5 10 V
1A
-
10 x 5
Rp = = 3,33
10 + 5
60 V
3,33 - + 5
a b
Ix - + -
+ -
+
-
10 V
3.33 V
-
+
36
Rangkaian Elektrik
Terlihat pada rangkaian gambar 2.17, hubungan resistor tidak dapat dilihat mana yang
sri dan yang paralel.
Untuk menghitung resistansi total maka harus dilakukan transformasi hubungan delta
ke hubungan bintang, hal ini ditunjukan pada gambar 2.18, hubungan (Δ) dengan
resistansi (R1, R2, R3) ditransformasi ke hubungan (Y) dengan resistansi (Ra, Rb, Rc)
37
Rangkaian Elektrik
R1 R 2 R2 R3
R a + Rb = + ............... (1)
R1 + R 2 + R 3 R1 + R 2 + R 3
R1 R3 R 2 R3
Rb + R c = + .................. (2)
R1 + R 2 + R3 R1 + R 2 + R3
R1 R 2 R1 R3
Rc + Ra = + ................. (3)
R1 + R 2 + R3 R1 + R 2 + R3
Dari ketiga persamaan (1), (2), (3) apabila diselesaikan akan diperoleh besarnya Ra,
Rb, Rc sebagai berikut.
Dengan cara yang sama akan dapat diperoleh R1, R2, R3, sebagai berikut :
Contoh :
Hitung resistansi ekivalen rangkaian elektik pada gambar berikut.
38
Rangkaian Elektrik
12x18
Ra = = 6 k
12 + 18 + 6
18x 6
Rb = = 3 k
12 + 18 + 6
12x6
Rc = = 2 k
12 + 18 + 6
Rs1 = 2 + 4 = 6 k
Rs2 = 3 + 9 = 12 k
6 x12
Rt = 6 + = 10 k
6 + 12
SOAL - SOAL
39