Anda di halaman 1dari 32

RANGKUMAN ISO 14001:2015

SEJARAH ISO
Itu adalah kata Yunani yang berarti sama. Ini adalah seperangkat standar Internasional yang disiapkan
oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi, sebuah badan sukarela yang memiliki perwakilan dari
160 negara dan berkantor pusat di Jenewa. Menyediakan bantuan untuk bisnis, pemerintah, lembaga
pendidikan dan masyarakat dengan alat manajerial praktis yang membuat organisasi lebih epektif dan
efisien.
ISO (International Standarisation Organisation) adalah organisasi non-pemerintah dan bukan
merupakan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization) walaupun Standar-standar yang
dihasilkan merupakan rujukan bagi kedua organisasi tersebut.
Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari delegasi pemerintah tetapi tersusun dari
institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil organisasi untuk setiap negara.
• Keberadaan Standar ISO digerakkan oleh pasar sebagai pemakai utama standar.
• Suatu Standar (misalnya, ISO 14001) dibuat berdasarkan konsensus internasional oleh ahli-ahli
dari industri, teknik atau bisnis.
Walaupun Standar ISO bersifat sukarela, pada kenyataannya standar dibuat berdasarkan permintaan
pasar, dan didasarkan konsensus di antara pihak-pihak terkait ini membuktikan pemakaian yang luas di
seluruh dunia
• ISO14000 adalah standar internasional untuk manajemen lingkungan
• Sistem yang berlaku untuk setiap usaha atau organisasi, terlepas dari ukuran, lokasi atau
pendapatan.
• Standar-standar ini dikembangkan oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi(ISO),yang
memiliki perwakilan dari komite seluruh dunia.
• ISO 14.000 termasuk yang paling terkenal adalah ISO 14001, yang merupakan inti set standar yang
digunakan oleh organisasi untuk merancang dan menerapkan sistem manajemen lingkungan yang
efektif.
KAPLING ISO 14000
• ISO14000: SML – Pedoman umum mengenai Prinsip, Sistem dan Teknik Pendukung (kemudian
dikenal sebagai ISO 14004)
• ISO 14001: SML – Spesifikasi dengan pedoman penggunaan
• ISO 14040: Analisa Daur Hidup – Prinsip Umum dan Praktek-praktek
• ISO 14010-12 : Pedoman untuk Audit Lingkungan Direvisi oleh ISO 19010-12 (berlaku untuk ISO
9001 dan ISO 14001)
• ISO 14020 : Standar Pelabelan
• ISO 14030 : Standar Kinerja Lingkungan
• ISO 14040 : Standar Analisa Daur Hidup
• ISO 14050 : Vocabulary Manajemen Lingkungan
SEJARAH ISO:
1973:Europe Community Principle I,
1992: Inggris mengeluarkan Standar Resmi BS 7750
sebuah standar tentang system manajemen lingkungan hidup
Standar ini menuntut organisasi yang menerapkannya untuk mematuhi peraturan
perundangan-undangan pemerintahan setempat, khususnya di bidang lingkungan hidup
1992: EART SUMMIT di Rio de Janeiro Brazil ( 50 Kepala Negara Hadir)
Salah satu rekomendasi dari pertemuan tersebut adalah pembentukan sebuah tim
teknis untuk mengembangkan dan menetapkan sebuah standar system manajemen
lingkungan
1993: membentuk tim teknis yang disebut dengan TC 207
Selanjutnya diluncuran Standar ISO 140001
1996: Mulai dilrilis Standar ISO 14001 : 1996
2005: Revisi pertama mejadi ISO 14001:2004
2015 : Revisi kedua menjadi ISO 14001:2015
MENGAPA ISO 14001 DIREVISI?
• Semua ISO standar ditinjau dan direvisi secara berkala untuk memastikan mereka tetap relevan
dengan pasar.
• ISO 14001: 2015 akan merespon tren terbaru, termasuk meningkatnya pengakuan oleh
perusahaan dari kebutuhan untuk faktor dalam unsur eksternal dan internal yang mempengaruhi
dampak lingkungan mereka, seperti perubahan iklim dan konteks kompetitif di mana mereka
bekerja.
• Perubahan juga memastikan bahwa standar kompatibel dengan standar sistem manajemen
lainnya.
• Semua standar ISO yang direvisi teratur untuk memastikan mereka tetap relevan.
• Standar ISO 14001 disepakati secara internasional untuk menetapkan persyaratan sistem
manajemen lingkungan
• Membantu organisasi meningkatkan kinerja lingkungan melalui peningkatan efisiensi
penggunaan sumber daya dan pengurangan limbah, sehingga akan menjadi organisasi dengan
keunggulan kompetitif dan yang lebih penting mendapatkan kepercayaan dari stakeholders
SISTEM MANAJEMN LINGKUNGAN
• Apa itu sistem manajemen lingkungan ?
Sistem manajemen adalah sebuah sistem yang akan membantu organisasi mengidentifikasi,
mengelola, memantau dan mengendalikan masalah lingkungan organisasi secara menyeluruh.
ISO 14001 dapat diterapkan untuk organisasi dari semua jenis dan ukuran, dan semua tipe
organisasi. Karena semua organisasi dalam operasinya harus mempertimbangkan semua isu-isu
lingkungan yang relevan, seperti polusi udara, air dan limbah, pengelolaan limbah, pencemaran
tanah, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penggunaan sumber daya serta efisiensi.
MANFAAT PENERAPAN ISO 14001
Apa manfaat yang didapatkan oleh organisasi ?
• Menunjukkan kepatuhan kepada hukum dan peraturan lain yang berlaku.
• Meningkatkan keterlibatan kepemimpinan dan keterlibatan karyawan (semuanya disetiap level
organisasi terlibat).
• Meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan stakeholder melalui
komunikasi yang strategis
• Mencapai tujuan bisnis strategis karena telah menggabungkan isu-isu lingkungan dalam
manajemen bisnisnya
• Meningkatkan keuntungan baik lingkungan ataupun keuangan karena sudah memperbaiki sistem
menjadi lebih efisien dalam menggunakan sumber daya dan biaya.
• Mendorong pemasok lebih baik dengan cara mengintegrasikan mereka ke dalam sistem bisnis
organisasi kita.
MANFAAT BAGI PRODUSEN:
 Meminimasi potensi konflik antara pekerja dengan pengusaha dalam penyediaan lingkungan
kerja yang layak dan sehat dan meningkatkan produktivitas pekerja melalui efisiensi waktu dan
biaya.
 Menjembatani pemenuhan peraturan lingkungan dengan lebih terencana dan terstruktur.
 Penggunaan sumber daya alam yang lebih bijaksana menuju terciptanya eko-efisiensi.
 Menjaga citra bisnis industri yang selama ini sering dikaitkan secara negatif dengan pencemaran
lingkungan
MANFAAT BAGI LINGKUNGAN:
 Berkurangnya pencemaran lingkungan melalui penurunan penggunaan bahan-bahan kimia
berbahaya.
Pengurangan limbah berbahaya dan dapat mengurangi gangguan sosial yang berasal dari
keberadaan industri itu sendiri misalnya, mengurangi kebisingan, polusi air, polusi udara,
kemacetan, dan social responsibilty
KLAUSUL ISO 14001:2015
Hal yang paling mencolok dari ISO 14001:2015 adalah struktur klausulnya yang berubah sangat
signifikan. Dari 4 klausul pada ISO 14001:2004 menjadi 10 klausul pada ISO 14001:2015. Berikut
ini struktur klausul ISO 14001:2015:
1) Scope (Ruang Lingkup)
2) Normative References (Acuan Normatif)
3) Terms and Definitions (Istilah dan Definisi)
4) Context of the Organization (Konsteks Organisasi)
5) Leadership (Kepemimpinan)
6) Planning (Perencanaan)
7) Support (Dukungan)
8) Operation (Operasi)
9) Performance Evaluation (Evaluasi Kerja)
10) Improvement (Perbaikan)
EMS ISO 14001:2015 – New Concept
EMS ISO 14001:2015 – New Concept

“shall” indicates a requirement: "seharusnya" menunjukkan keharusan


“should” indicates a recommendation: "sebaiknya" menunjukkan rekomendasi;
“may” indicates a permission: "mungkin" menunjukkan izin;
“can” indicates a possibility or a capability: dapat" menunjukan kemungkinan atau kemampuan.
DOKUMEN WAJIB ISO 14001 : 2015
• Lingkup Sistem Manajemen Lingkungan (klausul 4.3)
• Kebijakan lingkungan (klausul 5.2)
• Kriteria untuk evaluasi aspek lingkungan yang signifikan (klausul 6.1.2)
• Aspek lingkungan dengan dampak lingkungan yang terkait (klausul 6.1.2)
• Aspek lingkungan yang signifikan (klausul 6.1.2)
• Sasaran Lingkungan dan rencana pencapaian (klausul 6.2)
• Pengendalian operasional (klausul 8.1)
• Kesiapan dan tanggap darurat (klausul 8.2)
REKAMAN WAJIB ISO 14001: 2015
• Risiko dan Peluang untuk ditangani beserta proses yang diperlukan (klausul 6.1.1)
• Rekaman data kepatuhan terhadap perundangan (klausul 6.1.3)
• Rekaman data pelatihan, keterampilan, pengalaman dan kualifikasi (klausul 7.2)
• Rekaman komunikasi internal / eksternal (klausul 7.4)
• Pemantauan dan pengukuran hasil, termasuk rekaman kalibrasi alat yang digunakan (klausul
9.1.1)
• Program audit internal (klausul 9.2)
• Hasil audit internal (klausul 9.2)
• Tinjauan manajemen (klausul 9.3)
• Rekaman ketidaksesuaian dan tindakan korektif (klausul 10.2)
DOKUMEN NON WAJIB ISO 14001 : 2015
• Prosedur untuk menentukan konteks organisasi dan pihak yang berkepentingan (pasal 4.1 dan
4.2)
• Daftar Kompetensi karyawan, pelatihan dan Prosedur Kesadaran terkait Sistem Manajemen
Lingkungan ISO 14001(klausul 7.2 dan 7.3)
• Bukti komunikasi internal ataupun eksternal terkait Sistem Manajemen Lingkungan(klausul 7.4)
• Prosedur untuk pengendalian dokumen dan rekaman (klausul 7.5)
• Prosedur untuk pemantauan dan pengukuran (4.5.1)
• Prosedur untuk Evaluasi Kepatuhan terhadap Perundangan ataupun Persyaratan yang lain (9.1.2)
• Prosedur untuk audit internal (klausul 9.2)
• Prosedur untuk pengelolaan ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan (klausul 10.2)

Perencanaan Pembangunan ISO 14001


• Setiap organisasi memiliki keterbatasan waktu dan sumberdaya, oleh karenanya kedua hal
tersebut digunakan seefisien mungkin. Salah satu cara adalah dengan menyusun persiapan dan
rencana yang efektif.
• Langkah awal dalam perencanaan SML adalah mempertanyakan mengapa perlu membangun
SML?. Apakah SML diperlukan untuk meningkatkan kinerja lingkungan (misal: mentaati
peraturan lingkungan atau mencegah pencemaran)? Selanjutnya perlu dipertanyakan pula
seluas apa cakupan penerapan SML? Apakah hanya satu lokasi atau beragam lokasi.?
• Salah satu langkah kritis dalam proses perencanaan SML adalah memperoleh komitmen
manajemen puncak untuk mendukung pengembangan dan penerapan SML. Komitmen dan
kepemimpinan manajemen puncak yang berkesinambungan sangat menentukan. Identifikasi
manfaat dan tantangan yang dapat dihadapi dengan sistem manajemen lingkungan dapat
membantu untuk meyakinkan komitmen dan kepemimpinan manajemen puncak.
• Untuk memulai membangun SML ISO-14001 perlu dipilih Tim proyek ISO-14001 Tim tersebut
merupakan “pemikir sistem” dan memiliki komitmen waktu untuk mengembangkan SML. Tim
proyek merupakan perwakilan dari beragam fungsi manajemen kunci (seperti keuangan, teknik,
SDM, produksi, jasa) yang dapat mengidentifikasi dan menilai isu-isu dan proses yang berjalan
saat ini. Jumlah anggota dan kualifikasi tm proyek bergantung pada karaktertistik organisasi dan
keluasan lingkup penerapan SML organisasi. Tim proyek bertemu secara berkala, terutama pada
tahap-tahap awal proyek.
Salah seorang dari tim proyek dipilih oleh manajemen puncak sebagai Ketua Tim yang nantinya
akan bertanggungjawab sebagai Wakil Manajemen Lingkungan (environmental management
representatives/EMR). Wakil Manajemen Lingkungan sebaiknya seseorang yang memiliki jabatan
setingkat Manajer ke atas dan memiliki hubungan tanggungjawab langsung kepada manajemen
puncak organisasi.
• Setelah Tim Proyek ISO-14001 terpilih, laksanakan kick-off meeting untuk mendiskusikan tujuan
organisasi menerapan SML ISO-14001, langkah-langkah awal yang akan dilakukan, dan peran
masing-masing anggota tim. Bila memungkinkan, manajemen puncak menghadiri pertemuan
tersebut dengan memberikan gambaran tentang komitmen-nya terhadap SML organisasi.
• Langkah berikutnya adalah mempersiapkan rencana anggaran dan kegiatan. Rencana tersebut
harus menggambarkan secara rinci apa kegiatan utama yang dibutuhkan, siapa yang
bertanggungjawab, apa sumberdaya yang dibutuhkan, kapan pekerjaan tersebut selesai.
• Kebutuhan pembangunan SML ISO-14001 antara lain adalah: komputer, tenaga operator
komputer, kertas, foto-copy, folder, dan ruangan. Jaga agar rencana tersebut fleksibel, namun
dengan tujuan yang ketat.

KAJI AWAL LINGKUNGAN


• Kaji Awal Lingkungan (KAL) atau environmental initial review (EIR) merupakan suatu kegiatan
yang “tidak dipersyaratkan” (non-mandatory) dalam Standar ISO-14001. Namun berdasarkan
pengalaman, kegiatan ini sangat penting sebagai dasar perancangan dan penerapan SML,
khususnya bagi organisasi yang belum memiliki dan menerapkan sistem manajemen
lingkungan. Data dan informasi yang diperoleh dari kaji awal lingkungan merupakan data dasar
(environmental baseline) dalam pengukuran kinerja SML.
• Pada prinsipnya kaji awal lingkungan merupakan suatu kegiatan penilaian awal atau
sering disebut dengan Audit Kesenjangan (gap analysis audit). Pada kegiatan ini dilakukan
penilaian sejauh mana kesenjangan praktik-praktik manajemen lingkungan yang berjalan saat ini
terhadap persyaratan standar SML ISO-14001 dan peraturan-peraturan lingkungan yang relevan.

Pengkajian dan penilaian meliputi seluruh kegiatan, produk, dan jasa organisasi yang telah,
sedang, dan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Evaluasi dan penilaian terutama difokuskan pada penilaian terhadap empat hal sebagai
berikut:
– Identifikasi aspek lingkungan, termasuk yang terkait dengan kondisi operasi normal,
kondisi abnormal, awal operasi dan akhir operasi, serta situasi darurat dan kecelakaan;
– Identifikasi persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang
berlaku yang diikuti organisasi;
– Pengujian pelaksanaan dan prosedur sistem manajemen lingkungan yang telah ada,
termasuk kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa dan kontrak;
– Evaluasi situasi darurat dan kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya.
– Hasil kaji awal lingkungan menghasilkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dari
sistem manajemen lingkungan yang sedang dijalankan organisasi saat ini, dan dijadikan sebagai
data dasar bagi perancangan dan penerapan SML ISO-14001.
– Hasil kajian dapat digunakan untuk membantu organisasi dalam menetapkan lingkup sistem
manajemen lingkungannya, menyusun atau menyempurnakan kebijakan lingkungan, menyusun
tujuan dan sasaran lingkungan, dan menentukan efektifitas pendekatannya untuk memelihara
penaatan terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang
diikuti organisasi.
– Kaji awal lingkungan dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap sejumlah data dan informasi
lingkungan organisasi, antara lain: dokumen ANDAL, RKL, RPL; data pemantauan limbah (cair,
padat, udara, kebisingan); dan lainnya.
– Metode yang dapat digunakan untuk menguji praktik dan prosedur manajemen lingkungan yang
telah ada, meliputi :
– Wawancara dengan orang-orang yang bekerja saat ini atau sebelumnya untuk atau atas nama
organisasi untuk menentukan lingkup kegiatan produk dan jasa organisasi saat ini dan
sebelumnya.
– Evaluasi komunikasi internal dan eksternal yang dilakukan dengan pihak-pihak berkepentingan,
termasuk keluhan, persoalan yang terkait dengan persyaratan peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi, insiden dan kecelakaan lingkungan atau yang
terkait di masa lampau.
– Pengumpulan informasi yang terkait dengan praktik manajemen lingkungan saat ini, seperti :
– proses pengendalian terhadap pengadaan bahan kimia berbahaya dan beracun,
– penyimpanan dan penanganan bahan kimia (seperti, penampung sekunder; tata graha,
penyimpanan bahan kimia yang tidak selaras)
– pengendalian emisi yang menyebar (‘fugitive’)
– metode pembuangan limbah
– perlengkapan kesiagaan dan tanggap darurat
– penggunaan sumberdaya (misal, penggunaan lampu kantor setelah jam kerja)
– perlindungan vegetasi dan habitat selama masa konstruksi
– perubahan proses sementara (misal perubahan pola rotasi tanaman yang menyebabkan
pupuk dibuang ke air)
– program pelatihan lingkungan
– proses kajian dan persetujuan untuk prosedur pengendalian operasional
– kelengkapan rekaman pemantauan dan atau kemudahan dalam pengambilan rekaman
yang runut waktu
KAJIAN AWAL LINGKUNGAN
• Kajian dapat dilakukan dengan menggunakan daftar periksa, diagram alir proses, wawancara,
inspeksi lapangan dan pengukuran yang lalu dan saat ini, hasil audit sebelumnya atau kajian
lainnya, tergantung pada sifat kegiatan organisasi, produk dan jasa.
• Hasil kajian sebaiknya didokumentasikan sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk
menetapkan ruang lingkup dan membentuk atau menyempurnakan sistem manajemen
lingkungan, termasuk kebijakan lingkungannya.

Data, Dokumen, dan Informasi untuk Kaji Awal SML ISO-14001

1. Pedoman dan prosedur Sistem Manajemen


Mutu ISO-9001 dan atau Sistem Manajemen Lainnya (misalnya: kesehatan keselamatan kerja)
2. Kebijakan dan prosedur organisasi
3. Diagram proses dan kegiatan organisasi
4. Rencana tindakan koreksi/perbaikan
5. Hasil dan atau laporan audit terdahulu
6. Hasil dan atau laporan inspeksi penaatan lingkungan
6. Draft kebijakan lingkungan atau kesehatan dan keselamatan kerja
7. Daftar isu-isu lingkungan utama atau prioritas
8. Prosedur untuk menentukan isu-isu lingkungan prioritas
9. Hasil pemeriksaan kejadian insiden dan atau kecelakaan
10. Daftar perizinan lingkungan
11. Dokumen lingkungan (ANDAL, RKL, RPL atau UKL, UPL)
12. Laporan kinerja lingkungan kepada Pemerintah
13. Struktur organisasi
14. Deskripsi tugas & tanggungjawab yang berkaitan dengan lingkungan
15. Analisa kebutuhan pelatihan bidang lingkungan
16. Rekaman pelatihan dan rencana/program pelatihan di bidang lingkungan
Mekanisme komunikasi internal organisasi (vertikal dan horizontal)
18. Mekanisme penanganan komunikasi eksternal (termasuk penanganan
komplain)
19. Tata cara pengendalian dokumen organisasi
20. Prosedur dan jadual pemeliharaan peralatan
21. Rencana minimisasi limbah dan pencegahan pencemaran
22. Prosedur-prosedur standar operasi
23. Pengendalian proses penggunaan bahanbahan berbahaya
24. Prosedur pengelolaan limbah / pencemaranair / pencemaran udara
Prosedur pencegahan dan pengelolaan kedaruratan
26. Daftar peralatan pencegahan dan pengelolaan kedaruratan
27. Rekaman dan atau laporan kejadian insiden dan kecelakaan
28. Prosedur dan jadual kalibrasi peralatan pemantauan dan
pengukuran
29. Prosedur dan jadual pemantauan dan pengukuran lingkungan
30. Rekaman pemantauan konsumsi sumberdaya energi/listrik, air,
BBM, dan bahan baku.
31. Rekaman pemantauan kinerja lingkungan (limbah cair, emisi
udara, limbah B3, limbah padat, dll)
32. Prosedur dan jadual kaji ulang manajemen

PENGERTIAN MUTU
1. Pengertian Mutu Menurut Phillip B. Crosby
Mutu adalah confermance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan. Suatu produk
memiliki mutu apabila sesuai dengan yang standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan,
standar mutu tersebut meliputi bahan baku proses produksi dan produk jadi.
2. Pengertian Mutu Menurut Edwards Deming
Mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu
adalah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan
kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan konsumen. Jika konsumen merasa puas,
maka mereka akan setia membeli produk perusahaan tersebut baik berupa barang maupun jasa.
3. Pengertian Mutu Menurut Feigenbaum
Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk dianggap
bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai
dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan perusahaan.
4. Pengertian Mutu Menurut Gravi dan Davis
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan
tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Perubahan mutu
produk tersebut memerlukan peningkatan atau perubahan keterampilan tenaga kerja, proses
produksi, dan tugas serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi dan
melebihi harapan konsumen.
DEFENISI MUTU MENURUT ISO
Mutu adalah kondisi yang sehat untuk tujuan atau pemakaian
Mutu adalah keselarasan dengan spesifikasi
Mutu adalah kebebasan dari segala kekurangan
Mutu adalah kepuasan pelanggan
Mutu adalah kredibilitas
Mutu adalah nilai pelanggan
Mutu adalah kebanggaan memiliki

KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN:


• Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa Inggris quality artinya taraf
atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu.
• Jadi mutu berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal.
• Mutu adalah faktor yang mendasar dari pelanggan.
• Mutu adalah penentuan pelanggan
• Mutu berdasarkan atas pengalaman nyata pelanggan terhadap produk dan jasa pelayanan,
mengukurnya, mengharapkannya, dijanjikan atau tidak, sadar atau hanya dirasakan, operasional
teknik atau subyektif sama sekali dan selalu menggambarkan target yang bergerak dalam pasar
yang kompetitif”.
Pemahaman Mutu:
Mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat produk atau jasa pelayanan dari
pemasaran, engineering, manufaktur, dan pemeliharaan di mana produk atau jasa pelayanan
dalam penggunaannya akan bertemu dengan harapan pelanggan

Banyak arti tentang mutu namun dua di antaranya sangat penting bagi manajer, meskipun tidak
menyadarinya, yaitu :
 Mutu sebagai keistimewaan Produk
Di mata pelanggan, semakin baik keistimewaan produk semakin tinggi mutunya.
 Mutu berarti bebas dari kekurangan (defisiensi)
Di mata pelanggan semakin sedikit kekurangan, semakin baik mutunya.
STANDAR MUTU:
Standar produk dan jasa terdiri dari :
a) Kesesuaian dengan spesifikasi
b) Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat
c) Tanpa cacat ( Zero Defects)
d) Selalu baik sejak awal

Standar pelanggan terdiri dari :


a) Kepuasan pelanggan
b) Memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan
c) Menyenangkan pelanggan

Zeithmalh, dkk (1990: 23):


sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)
3) Responsiveness (Cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)

1)Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan alat-alat
komunikasi.
2) Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara
konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
3) Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pelanggan (konsumen) dan
menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.
4) Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para pegawai
5) Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada
pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan
pelanggan

KEISTIMEWAAN PRODUK YANG MEMENUHI KEBUTUHAN PELANGGAN:


Mutu yang lebih tinggi dari produk memungkinkan (memberikan manfaat) untuk :
• Meningkatkan kepuasan pelanggan.
• Membuat produk mudah laku dijual
• Memenangkan persaingan
• Meningkatkan pangsa pasar
• Memperoleh pemasukan dari penjualan
• Menjamin harga premium
• Dampak yang teruatama adalah terhadap penjualan
• Biasanya, mutu yang lebih tinggi membutuhkan biaya lebih banyak

MUTU YANG BEBAS DARI KEKURANGAN:


• Mutu yang lebih tinggi memungkinkan untuk :
• Mengurangi tingkat kesalahn
• Mengurangi pekerjaan ulang dan pemborosan
• Mengurangi kegagalan di lapangan, beban garansi
• Mengurangi ketidakpuasan pelanggan
• Mengurangi keharusan memeriksa dan menguji
• Memendekkan waktu guna melempar produk baru ke pasar
• Tingkatkan hasil/kapasitas
• Meningkatkan kinerja pengiriman
• Dampak utama biaya
• Biasanya mutu lebih tinggi biayanya lebih sedikit

ELEMEN KUNCI SUKSES PENERAPAN ISO 14001: 2015:


1.Keterlibatan Karyawan
Elemen kunci pertama untuk memiliki sistem manajemen lingkungan (SML) yang sukses
adalah mendapatkan partisipasi penuh dari seluruh karyawan, dari manajemen puncak
hingga pekerja paling bawah. Jika tidak ada keterlibatan karyawan, setiap tujuan dan
target akan membutuhkan lebih banyak waktu dan usaha untuk dicapai. Banyak yang
percaya bahwa hanya sekelompok kecil orang saja dalam suatu organisasi yang
bertanggung jawab untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan perbaikan SML.
2.Kepatuhan terhadap Peraturan
Salah satu tujuan utama ISO 14001 adalah agar organisasi patuh terhadap peraturan/UU.
Organisasi perlu menggunakan SML sebagai alat yang efektif untuk menentukan dan
mematuhi persyaratan hukum yang berlaku dan persyaratan lainnya.
3.Efisiensi yang Tinggi
Organisasi harus fokus pada peningkatan efisiensi proses, tidak hanya pada pengendalian
aspek lingkungan saja. Tidak hanya mengontrol dan mencegah kontaminasi, tapi ISO
14001 juga perlu fokus pada perbaikan. Sebuah efisiensi operasional yang lebih besar
biasanya melibatkan pembaruan peralatan atau fasilitas, dan desain peningkatan proses
produksi yang akan menghasilkan pengurangan input (energy, air, dan sumber daya
lainnya) dan juga pengurangan limbah.
4.Menggunakan Indikator Kinerja yang Tepat
Setiap organisasi berbeda pada aspek dan dampak lingkungannya. Hal ini penting untuk
mendefinisikan dan menggunakan indikator kinerja yang memungkinkan organisasi
secara efektif memantau kinerja dan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan.
5.Meningkatkan Hubungan Pelanggan
Organisasi perlu membangun hubungan berdasarkan kepercayaan dan rasa hormat
dengan badan pengawas, masyarakat, dan semua orang yang dapat mempengaruhi SML.
Hubungan yang baik dengan pelanggan internal dan eksternal akan memberikan
kontribusi dalam keberhasilan ISO 14001.

Klausul 4. Konteks organisasi : (isu internal dan eksternal)+hal penting yang relevan dari
pihak yang berkepentingan.
4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya
Organisasi harus menetapkan : isu eksternal dan isu internal yang relevan dengan tujuan
strategisorganisasi.
Terutama yang terkait dengan lingkungan dan berdampak bagi kelestarian lingkungan
dimana organisasi berkarya.
Helpful harmful
Internal Strengths (kekuatan) Weaknesses(kelemahan)
eksternal opportunities Threats
4.2 Memahami Kebutuhan dan Harapan Pihak Berkepentingan
Organisasi harus mengidentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan dan persyaratan-
persyaratannya.
Identifikasi pihak berkepentingan yang relevan dengan sistem manajemen lingkungan
a. Masyarakat
b. Pemerintah
c. Pemilik saham
d. Konsumen
e. Karyawan
ISU INTERNAL:
a. Apakah feasibility study sudah mencakup semua risiko yang dapat terjadi
terhadap lingkungan?
b. Apakah terdapat sistem informasi yang memadai untuk pemantauan
terhadap kinerja lingkungan?
c. Bagaimana dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi?
d. Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki telah mampu mengatasi
masalah lingkungan yang ditimbulkan?

ISU EKSTERNAL:
a. Apakah pelanggan kita saaat ini memperhatikan damoak lingkungan dari
produk yang dihasilkan?
b. Apakah kebutuhan pelanggan terkait produk saaat ini sudah memperhatikan
aspek lingkungan?
c. Apa yang dilakukan competitor?bagaimana pengaruhnya terhadap bisnis
kita?
d. Apakah regulasi/peraturan pemerintah telah diikuti terutama terkait
lingkungan?
4.3 Menentukan Lingkup Manajemen Lingkungan
Kesesuaian terhadap standar internasional ini hanya boleh dikalim apabila persyaratan yang
ditentukan menjadi tidak dapat diaplikasi,tidak mempengaruhi kemampuan dan tanggung jawab
organisasi untuk memastikan kesesuaian produk dan jasa dan kepedulian akan dampak
lingkungan yang terjadi.
Dokumentasi ruang lingkup harus menyatakan:
1. Kegiatan yang tercakup dalam sistem manajemen lingkungan
2. Pembenaran (justifikasi) untuk setiap pengecualian

4.4 Sistem Manajemen Lingkungan dan Prosesnya


Penegmbangan manajemen sistem:
• Membuat Kaji Awal Lingkungan
• Membuat Konteks Organisasi
• Membuat Kebijakan Lingkungan
• Membuat Tujuan, Program dan sasaran
• Menunjuk PIC
• Membuat dokumen dan rekaman wajib
Minimum Requirements for EMS (ISO14001:2015)
• Scope of the EMS
• Environmental policy
• Environmental aspect  criteria of significant aspect
• Compliance obligations
• Determine organization context (internal & external issues)
• Determine the interested parties, their needs & expectations
• Environmental objectives
• Evidence of competence
• Evidence of communications
• Operational control is done as planned
• Emergency preparedness response is done as planned
• Monitoring, measurement, analysis & evaluation
• Compliance evaluation
• Audit program
• Management review
• Corrective action of any NC

Klausul 5. KEPEMIMPINAN
5.1 kepemimpinan dan komitmen
1. mengambil akuntabilitas untuk iplementasi sistem manajemen lingkungan
2. memastikan bahwa tujuan kebijakan lingkungan dan sarana lingkungan tercapai dan
kompatibel dengan konteks dan arah strategis organisasi
3. memasitikan integrase persyaratan sistem manajemen lingkungan dan proses bisnis organisasi
4. mempromosikan pemikiran berbasis risiko dan life-cycle dalam produk/jasa yang dihasilkan
5. memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk sistem manajemen lingkungan
tersedia
6. mengkomunikasikan pentingnya manajemen lingkungan yang efektif dan sesuai dengan
organisasi
7. memastikan sistem manajemen lingkungan mencapai hasil yang diinginkan
8. terlibat, mengarahkan dan mendukung orang-orang untuk berkontribusi pada keefektifan SML
9. mempromosikan peningkatan
10. mendukung peran manajemen yang berhubungan untuk mendemonstrasikan kepemimpinan
mereka sesuai dengan areanya masing-masing.

5.2 Kebijakan Lingkungan


 Dibuat dan ditandatangani oleh top manajemen
 Sesuai dengan aspek lingkungan dari perusahaan
 Mencakup komitmen untuk penyempurnaan berkelanjutan dan pencegahan
pencemaran
 Mencakup komitmen untuk mematuhi perundang-undangan, peraturan lingkungan
yang relevan dan dengan persyaratan lain
 Memberikan kerangka untuk menyusun dan mengkaji tujuan dan sasaran
lingkungan
 Didokumentasikan,diterapkan,dan dipelihara serta didokumentasikan ke semua
karyawan
 Tersedia untuk umum

Kebijakan lingkungan merupakan elemen dasar SML dan menjadi payung penerapan dan
penyempurnaan SML, dimana semua tindakan organisasi mengacu pada kebijakan lingkungan
organisasi. Kebijakan Lingkungan merupakan penentu arah, prinsip, dan tindakan organisasi
secara menyeluruh, dimulai sejak perencanaan strategik dan investasi sampai pelaksanaan
operasional sehari-hari.
• Pernyataan kebijakan lingkungan mencerminkan komitmen manajemen puncak organisasi
(Presiden Direktur, Direktur Utama, Chief Executive Officer, dan sejenisnya) sebagai
penanggungjawab tertinggi dalam organisasi. Komitmen manajemen puncak organisasi yang
harus direfleksikan dalam Kebijakan Lingkungan agar memenuhi persyaratan standar SML ISO-
14001, adalah:
• Menaati peraturan perundang-undangan lingkungan yang berlaku dan
persyaratan lain yang dapat diterapkan;
• Mencegah pencemaran; dan
• Memperbaiki/menyempurnakan terus menerus kinerja manajemen dan kinerja
lingkungan.
Komitmen utama kebijakan lingkungan:
- Menaati peraturan
- Mencegah pencemaran
- Penyempurnaan terus menerus
TIPS
• Libatkan seluas mungkin personil dari bagian/unit kerja organisasi dalam menyusun
Kebijakan Lingkungan. Pendekatan ini akan meningkatkan komitmen dan rasa memiliki
dari karyawan organisasi.
• Kebijakan lingkungan dapat berdiri sendiri atau dapat diintegrasikan dengan kebijakan
manajemen organisasi lainnya yang sudah ada, seperti kebijakan mutu atau kesehatan dan
keselamatan kerja.
• Jaga agar kebijakan lingkungan tetap sederhana dan mudah dimengerti. Gunakan kata-
kata yang langsung dan hindari pernyataan yang sangat umum seperti “ Kami memiliki
komitmen untuk menjadi yang terbaik dan pemimpin dalam perlindungan lingkungan”.
Lebih baik menggunakan pernyataan yang dapat langsung dibuktikan penerapan
operasionalnya.
• Pastikan bahwa kebijakan lingkungan dimengerti dan dipahami oleh karyawan, karena
sukses penerapan SML tergantung pada komitmen seluruh tingkat dan fungsi organisasi
terkait, terutama dari manajemen puncak organisasi.
• Oleh karenanya, Kebijakan Lingkungan harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan,
baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui beragam media komunikasi yang
efektif, misalnya: pemasangan Kebijakan Lingkungan di tempat kerja, dimiliki oleh setiap
karyawan, dimuat dalam bulletin organisasi, atau dikomunikasikan melalui pelatihan dan
cara-cara lain. Dengan demikian, setiap karyawan akan mengetahui, memahami, dan
mengimplementasikan KEBIJAKAN LINGKUNGAN organisasi dalam pekerjaan sehari-
hari.
• Uji pemahaman dan kepedulian perlu dilakukan untuk memastikan apakah makna
kebijakan lingkungan dipahami oleh karyawan, dan seberapa besar kebijakan lingkungan
mempengaruhi pekerjaan mereka
• Sebagai dokumen yang terbuka bagi masyarakat umum, Kebijakan Lingkungan harus
tersedia tanpa persyaratan apapun, dapat diketahui atau diakses oleh siapapun. Untuk
memenuhi persyaratan ini, Kebijakan Lingkungan dapat ditempatkan pada area terbuka,
misal halaman kantor atau ruang tamu, yang mudah terlihat dan terbaca oleh tamu ataupun
masyarakat umum. Kebijakan Lingkungan sebaiknya juga dicantumkan pada publikasi
organisasi (bulletin, laporan tahunan, brosur, dan media lainnya).
• Sifat lingkungan yang dinamis dan terus berubah mengharuskan kebijakan lingkungan
selalu dikaji ulang secara berkala/periodik, sehingga dapat disesuaikan dengan perubahan
dan perkembangan organisasi, peraturan, teknologi, dan pandangan.
• Kebijakan Lingkungan merupakan dokumen penting
karena bertindak sebagai driver bagi organisasi.
• Kebijakan Lingkungan memberikan arah dan secara resmi menetapkan tujuan dan
komitmen.
• Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan tersebut yang tepat, sesuai dengan
arahan strategis dan bukan pernyataan hambar yang bisa berlaku untuk bisnis apapun. Ini
harus memberikan arah yang jelas untuk memungkinkan bermakna tujuan yang akan
ditetapkan yang sejajar dengan itu.
• Standar baru berfokus pada komitmen untuk "perlindungan lingkungan” bukan semata-
mata menangani "Pencegahan polusi“. Ini menunjukkan pandangan lingkungan yang lebih
luas dan lebih dalam sejalan dengan tantangan lingkungan saat ini dan masa depan.
• Komitmen untuk melindungi lingkungan, selain untuk pencegahan polusi, juga mencakup
perubahan iklim mitigasi dan adaptasi, penggunaan sumber daya berkelanjutan dan
perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem.
• Kebijakan tersebut perlu dikomunikasikan kepada seluruh karyawan
dan mereka perlu memahami bagian yang mereka dapat berperan serta didalam nya.
• Kebijakan tersebut harus didokumentasikan dan
tersedia eksternal.

KEBIJAKAN LINGKUNGAN ISO-14001


RUMUSAN KEBIJAKAN
- NAMA PERUSAHAN
- KOMITMEN PERUSAHAAN DAN PIMPINAN PUNCAK
- KOMITMEN UNTUK PENCEGAHAN PENCEMARAN DAN
PENYEMPURNAAN
- KOMITMEN UNTUK SELALU MEMATUHI PERATURAN DAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU
- KOMITMEN TUJUAN DAN SASARAN LINGKUNGAN
- KOMITMEN UNTUK PEMANTAUAN, PENDOKUMENTASIAN &
PENGKOMUNIKASIAN
- DITANDA TANGANI OLEH PIMPINAN PUNCAK
Model Sederhana Kebijakan Lingkungan Organisasi
KEBIJAKAN LINGKUNGAN
[ ORGANISASI ]
Merupakan komitmen [organisasi] untuk menjadikan perlindungan lingkungan
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan operasi dan bisnis sehari-hari.
Menaati peraturan dan persyaratan hukum merupakan keharusan yang menjadi
standar kerja minimum operasi perusahaan.
Untuk mencapai perlindungan lingkungan, kami akan :
– Selalu menaati peraturan-peraturan yang diterapkan pada perusahaan.
– Secara terus menerus melakukan usaha-usaha mencegah dan mengurangi
pencemaran lingkungan serta penghematan dalam penggunaan sumberdaya pada
setiap kegiatan, produk dan jasa yang dilakukan, melalui usaha minimisasi limbah,
daur ulang limbah dan penghematan energi.
– Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terus menerus dalam sistem manajemen
lingkungan dan kinerja lingkungan.
– Mempertimbangkan dampak lingkungan dalam setiap perancangan produk baru
dan atau kegiatan baru.
– Mengkomunikasikan kebijakan lingkungan ini kepada seluruh karyawan yang
bekerja untuk atau atas nama perusahaan, serta kepada masyarakat dan pihak-pihak
yang berkepentingan lainnya.
[tempat, tanggal/bulan/tahun]
[nama dan tanda tangan]
Presiden Direktur
ENVIROMENTAL POLICY
PT.ABCD sebagai perusahaan manufaktur berlokasi di kawasan industri,bertekad untuk mengelola
setiap aktivitas dengan selalu memperhatikan perlindungan lingkungan.
Untuk itu, PT.ABCD bertekad untuk :
• Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari setiap aktifitas dan proses
produksi
• Memenuhi setiap peraturan pemerintah dan kesepakatan internasional di bidang lingkungan
• Melakukan penghematan penggunaan sumber daya alam ( Air , Listrik dan BBM ) menghemat
penggunaan air dan listrik 5% pada tahun 2011
• Melakukan perbaikan kinerja lingkungan secara berkelanjutan hingga diperoleh kinerja yang
paling optimal, pada tahun 2012 semua parameter limbah cair sudah memenuhi baku mutu
• Melakukan pemantauan secara konsisten terhadap setiap kinerja lingkungan yang telah dicapai
• Mendorong peningkatan kompetensi dan kesadaran seluruh karyawan di bidang lingkungan
Kebijakan ini dikomunikasikan untuk seluruh karyawan atau pekerja yang berada dilingkungan PT
ABCD.
Jakarta, 7-1-2010
Basuki Suseno

Klausul 6. Perencanaan untuk sistem manajemen lingkungan


Perencanaan:
• Setelah Tim Proyek ISO-14001 terpilih, laksanakan kick-off meeting untuk mendiskusikan tujuan
organisasi menerapan SML ISO-14001, langkah-langkah awal yang akan dilakukan, dan peran
masing-masing anggota tim. Bila memungkinkan, manajemen puncak menghadiri pertemuan
tersebut dengan memberikan gambaran tentang komitmen-nya terhadap SML organisasi.
• Langkah berikutnya adalah mempersiapkan rencana anggaran dan kegiatan. Rencana tersebut
harus menggambarkan secara rinci apa kegiatan utama yang dibutuhkan, siapa yang
bertanggungjawab, apa sumberdaya yang dibutuhkan, kapan pekerjaan tersebut selesai.
• Kebutuhan pembangunan SML ISO-14001 antara lain adalah: komputer, tenaga operator
komputer, kertas, foto-copy, folder, dan ruangan. Jaga agar rencana tersebut fleksibel, namun
dengan tujuan yang ketat.
6.1.2 identifikasi aspek dampak lingkungan
Aspek: unsur dari suatu kegiatan, produk atau jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan
Dampak: setiap perubahan pada lingkungan, merugikan atau menguntungkan, seluruhnya atau sebagian
yang dihasilkan oleh kegiatan, produk atau jasa dari organisasi.
ASPEK LINGKUNGAN:
• Aspek lingkungan merupakan elemen kegiatan, produk dan jasa dari suatu organisasi yang
berinteraksi dengan lingkungan.
• Interaksi oleh seluruh atau sebagian kegiatan, produk atau jasa organisasi tersebut dapat
menyebabkan perubahan terhadap lingkungan (dampak lingkungan), apakah perubahan yang
merugikan (negatif) atau yang menguntungkan (positif).
• Hubungan antara aspek lingkungan dan dampak lingkungan merupakan suatu “hubungan sebab
dan akibat”.
• Aspek lingkungan dapat positif atau negatif. Aspek lingkungan merupakan masukan (input),
sedangkan dampak lingkungan merupakan keluaran (output).
• Dengan demikian, dapat diartikan bahwa identifikasi aspek lingkungan merupakan suatu proses
kompilasi dari inventarisasi input dan output.
• Mengapa digunakan istilah aspek lingkungan, bukan dampak lingkungan? Hal ini menyiratkan arti
organisasi tidak harus melakukan penilaian dampak lingkungan secara rinci seperti melakukan
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), namun lebih bertujuan untuk mengukur dan mengetahui
apa dan berapa besar input yang digunakan (misal: energi, air, bahan baku), serta apa dan berapa
besar output yang berpengaruh terhadap lingkungan (misal: emisi udara, limbah cair). Namun
demikian, persyaratan standar tidak menghalangi organisasi untuk melakukan penilaian lengkap
resiko lingkungan.
• Hal terpenting yang ingin dicapai dengan dilakukannya identifikasi dan evaluasi aspek lingkungan
adalah organisasi memahami apa yang terjadi dan telah dilakukan serta dampak yang ditimbulkan
terhadap lingkungan.
• Cakupan identifikasi dan evaluasi aspek lingkungan perlu mempertimbangkan antara lain:
• Proses kegiatan organisasi di masa lalu dan sekarang yang menimbulkan dampak (positif atau
negatif) terhadap lingkungan;
• Komponen lingkungan yang terkait, seperti: air, udara, tanah, limbah (cair, padat, gas),
sumberdaya alam (energi, air, bahan baku), dan aspek sosial dan kesehatan masyarakat;
• Kondisi operasional organisasi: normal, abnormal, dan darurat;
• Kegiatan kontraktor dan pemasok di area yang menjadi tanggungjawab organisasi.
• Standar SML ISO-14001 tidak menyatakan secara spesifik metode atau cara identifikasi aspek
lingkungan. Organisasi bebas memilih metode yang digunakan, apakah metode kualititatif
maupun kuantitatif, namun metode tersebut harus cukup memadai sebagai alat identifikasi dan
evaluasi, dipahami penggunaannya, dan digunakan secara konsisten. Hal yang sama juga berlaku
untuk penentuan kriteria aspek lingkungan penting.
• Organisasi bebas menentukan sendiri sesuai dengan karakteristik kegiatan, produk, jasa. Sebagai
pedoman dapat digunakan beberapa kriteria berikut ini:
• Ada atau tidaknya peraturan perundang-undangan yang mengatur suatu aspek lingkungan;
• Tingkat pengendalian organisasi terhadap aspek lingkungan;
• Sifat sumberdaya alam yang digunakan (terbaharui atau tidak);
• Sifat negatif dan bahaya dampak lingkungan;
• Ketersediaan codes of practice dari proses organisasi;
• Ada tidaknya bukti resiko lingkungan yang timbul;
• Ketersediaan rekaman komplain terhadap proses organisasi.
PROSES DAN TAHAPAN IDENTIFIKASI ASPEK LINGKUNGAN
• TAHAP-1. PAHAMI KEGIATAN, PRODUK DAN JASA
• TAHAP-2. IDENTIFIKASI ASPEK LINGKUNGAN
• TAHAP-3. MEMAHAMI DAMPAK LINGKUNGAN
• TAHAP-4. MENENTUKAN ASPEK LINGKUNGAN PENTING
TIPS
• Untuk mengidentifikasi aspek lingkungan, dibutuhkan pemahaman mendalam tentang seluruh
proses dan aktifitas pendukung yang dilaksanakan dalam menghasilkan produk dan jasa. Sebagai
alat bantu dalam proses ini dibutuhkan materi atau bahan sebagai berikut:
– Diagram proses
– Diagram tata letak pabrik
– Data biaya lingkungan (pembuangan limbah, ijin, pembayaran listrik, air, dsb-nya)
– Lembar data keselamatan bahan ( Material Safety Data Sheets -MSDS)
– Laporan insiden dan kecelakaan (tumpahan, kebakaran, komplain)
– Daftar peraturan dan persyaratan lain.

• Diskusikan dengan anggota Tim Inti ISO-14001 tentang definisi aspek dan dampak lingkungan, dan
kembangkan suatu daftar dampak lingkungan sebagai rujukan. Hal ini untuk mempermudah agar
dampak lingkungan terlihat konsisten, dan pertimbangkan pula dampak tersebut actual atau
potensial.
– Limbah (scrap metal, limbah kertas, dll)
– Produk tidak berguna
– Penggunaan sumberdaya alam (air, bahan kimia,dll)
– Penggunaan energi
– Emisi udara
– Dampak terhadap air permukaan
– Dampak terhadap air tanah
– Kebisingan
– Bau
– Dan Lainnya.
• Tetapkan kategori kegiatan dalam organisasi (misal: penerimaan, proses produksi, inspeksi,
pengemasan, pengiriman, dll). Cuplik satu kategori kegiatan, dan rancang diagram sederhana
yang mengindikasikan masukan (kimia, materi, energi, sumberdaya alam), dan keluaran
(produk, emisi, limbah). Perhatikan berbagai kegiatan (atau aspek) yang berasosiasi dengan
masukan, dan dampak (actual dan potensial) yang berasosiasi dengan keluaran.
• Ingat pula agar melakukan identifikasi kategori jasa seperti yang dilakukan pada kategori
kegiatan atau produk. Selain identifikasi yang dilakukan pada tapak operasi di dalam (on-site),
organisasi perlu pula mengidentifikasi dampak potensial yang terjadi di luar tapak (seperti
kegiatan pemeliharaan peralatan). Demikian pula halnya organisasi memperhatikan pula
berbagai kondisi operasional pada operasi normal, shut-down dan start-up, termasuk pula
kondisi darurat.
• Selanjutnya, organisasi harus menetapkan kriteria penting untuk aspek lingkungan. Berikut
adalah contoh pertimbangan yang dapat digunakan:
– Kriteria aspek penting yang berkaitan dengan peraturan perundangan lingkungan atau
terkait dengan pernyataan dalam kebijakan lingkungan organisasi;
– Kriteria aspek penting berdasarkan pandangan pihak yang berkepentingan.
– Kriteria aspek penting berdasarkan besaran, frekuensi, dan lamanya suatu dampak
berlangsung.
6.1.3 Penentuan Persyaratan Perundang-undangan
 Prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang diacu oleh organisasi
 Metode untuk memastikan tersedianya informasi terbaru
 Bukti kesesuaian dengan peraturan
 Catatan-catatan dari ketidaksesuaian dan prosedur untuk tindakan perbaikan
KETENTUAN HUKUM DAN PERSYARATAN
Ketentuan hukum mencakup peraturan daerah, nasional, maupun internasional yang berkaitan
dengan aspek lingkungan organisasi,
seperti:
a) undang-undang, termasuk peraturan-peraturan;
b) keputusan dan ketetapan;
c) perintah pengadilan;
d) norma kemasyarakatan atau hukum adat; dan
e) kesepakatan atau konvensi

HIRARKI PERATURAN: UU,PP, KEPUTUSAN /INSTRUKSI PRESIDEN,KEPUTUSAN


MENTERI,PERATURAN DAERAH.
PERATURAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA:
1. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup,
2. Permenkes No 70 tahun 2016 ttg stnadar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja Industri
3. PP no. 24 tahun 2018 tentang pelayanan perozinan berusaha terintegrasi secara, elektronik P.
4 PP no.101 thaun 2014 tentang pengelolaan limbah B3
5 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana
Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup,
7 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman
Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses AMDAL dan Izin Lingkungan, *
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomo 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana &
Pemeriksaan Dokumen LH, (
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan,
10. Permen Nomor 14 Tahun 2012 tentang Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Gambut,
11. Permen Nomor 15 Tahun 2012 tentang Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan,
12. Surat Edaran Pelaksanaan Pasal 121 No.32 Tahun 2009 ttg DPLH-DELH,
131. Permen LHK Nomor P.28/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2016 tentang Jaringan Informasi
Geospasial Lingkup KLH,
42. Permen LHK Nomor P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen LH Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.

6.1.4 RENCANA IMPLEMENTASI


Organisasi harus merencanakan:
a. Tindakan untuk menjalankan implementasi dan terkait dengan:
- Aspek lingkungan yang signifikan
- Kewajiban kepatuhan
- Risiko dan peluang yang diidentifikasi dalam 6.1
b. Bagaimana caranya
- Mengintegrasikan dan menerakan tindakan ke dalam proses sistem manajemen
lingkungan atau proses bisnis lainnya
- Mengevaluasi keefektifan tindakan ini
Saat merencanakan tindakan ini, organisasi harus mempertimbangkan opsi
teknologinya dan persyaratan keuangan, operasional, dan bisnis lainnya.

6.2 sasaran lingkungan dan perencanaan untuk pencapaiannya


S= SPECIFIC M= MEASURABLE A= ACHIEVABLE R= RELEVAN T= TIME FRAME
Organisasi harus menetapkan, mengimplementasikan dan memelihara objective dan target yang
terdokumentasi. Mencakup: tingkat organisasi: tiap fungsi dan tingkat yang relevan.
• Objective dan target harus bisa terukur, dipraktekan dan konsisten dengan: kebijakan
lingkungan yang mencakup pencegahan pencemaran:pencegahan sakit akiba kerja:
pencegahan kecelakaan kerja:pemenuhan terhadap peraturan dan persyaratan lain yang
relevan, dan perbaikan berkesinambungan.
• Dalam menetapkan objective, target harus dipertimbangkan: persyaratan hukum: aspek
penting lingkungan: teknologi ,keuangan :operasional dan persyaratan bisnis serta
pandangan dari pihak berkepentingan.
Faktor-faktor perencanaan tujuan dan sasaran.

TUJUAN DAN SASARAN


• Tujuan lingkungan adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh organisasi untuk memenuhi kebijakan
lingkungan, sedangkan Sasaran lingkungan merupakan rincian hal-hal yang ingin dicapai dalam
tujuan lingkungan.
• Penetapan tujuan dan sasaran lingkungan merupakan suatu proses transformasi dan penjabaran
dari hal-hal yang bersifat umum kepada sesuatu bentuk yang lebih jelas dan terarah.

• Oleh karenanya, tujuan dan sasaran lingkungan harus memuat rencana dan dimensi waktu yang
realistik untuk memenuhi penaatan peraturan, mencegah pencemaran, dan memperbaiki/
menyempurnakan secara berkelanjutan kinerja lingkungan.
• Tujuan dan sasaran dapat ditetapkan ke seluruh organisasi atau lebih sempit terhadap lokasi atau
kegiatan tertentu. Untuk itu, organisasi dapat menyusun tujuan dan sasaran sebagai berikut:
• Hanya menyusun tujuan dan sasaran pada tingkat organisasi, dan digunakan oleh setiap
fungsi/tingkatan yang relevan; atau
• Menyusun tujuan dan sasaran pada fungsi/tingkatan organisasi yang relevan dan
konsisten dengan tujuan dan sasaran organisasi.

PROGRAM: RENCANA TINDAKAN YANG DIBUAT UNTUK PENCAPAIAN TUJUAN DAN


SASARAN:- perancangan tanggung jawab pada tiap fungsi dan level yang relevan
- Memuat skala waktu untuk pencapaiannya
- Termasuk pengkajian lingkungan untuk kegiatan produk dan jasa baru.

PROGRAM
• Program merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran lingkungan, yang dijabarkan dalam
bentuk kegiatan operasional organisasi, dengan berfokus pada hasil kinerja
lingkungan. Organisasi harus menyusun program manajemen lingkungan untuk memenuhi dan
mencapai kebijakan lingkungan serta tujuan dan sasaran lingkungan organisasi.
• Program manajemen lingkungan adalah rencana tindak yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
dan sasaran lingkungan. Oleh karenanya, progam manajemen lingkungan harus berkaitan
langsung dengan tujuan dan sasaran – yaitu hubungan antara konsep dan penerapan. Kemajuan
tujuan dan sasaran harus dapat terukur.
• Program manajemen lingkungan sebaiknya dibuat untuk setiap tujuan dan sasaran lingkungan,
dan dijabarkan pada setiap tingkat dan fungsi organisasi yang relevan. Penyusunan program
manajemen lingkungan sebaiknya berawal dari fungsi/tingkat organisasi yang terkait (bottom-up
approach).
• Perencanaan program manajemen lingkungan hendaknya dipadukan dan menjadi bagian tidak
terpisahkan dari rencana strategi organisasi keseluruhan, rencana strategi kegiatan/usaha
organisasi. Program manajemen lingkungan sebaiknya mencakup pula rencana kegiatan, jadual
waktu pelaksanaan, kriteria/indikator pencapaian, dan penanggungjawab pelaksana dari setiap
program.
Untuk mememastikan efektifitas, program manajemen lingkungan organisasi sebaiknya
menetapkan:
– Penanggungjawab untuk mencapai sasaran (siapa yang akan melaksanakan?)
– Tahapan untuk mencapai sasaran (bagaimana melaksanakannya?)
– Apa kegiatan yang secara khusus akan dilaksanakan?
– Kerangka waktu untuk mencapai sasaran tersebut (kapan?)
– Perlu diingat, bahwa program manajemen lingkungan bersifat dinamis. Oleh karenanya,
pertimbangkan untuk memodifikasi program manajemen lingkungan apabila:
– Tujuan dan sasaran mengalami perubahan atau penambahan;
– Ketentuan dan persyaratan hukum dan peraturan baru diterapkan atau mengalami
perubahan;
– Kemajuan yang sangat berarti dari tujuan dan sasaran lingkungan telah tercapai (atau
tidak tercapai); atau
– Terjadi perubahan pada produk, jasa, proses, atau fasilitas atau timbulnya masalah-
masalah baru.
Stake holder: Kepatuhan thd peraturan ,Meningkatkan image perusahaan, Utk mencegah
kecelakaan lingkungan
Cutomer: Produk ramah lingkungan
Employee: kebanggaan, Peluang perbaikan
Community: -Bebas dari polusi,Lingkungan yg ,sehat, bersih, nyaman
STRUKTUR EMS (KLAUSUL ISO/EMS)

THE NEW ISO 14001 (ISO 14001 BARU)


REVISI ISO 14001DI PUBLIKASIKAN PADA BULAN SEPTEMBER 2015
Perubahan :
• Dari 5 halaman mjd 11 halaman
• Jumlah elemen (klausul) dari 18 mjd 32
• Struktur sama dgn ISO 9001 & Management System Standards (MSS) lainnya : High
Level Structure format
> konteks, kepemimpinan, perencanaan, pendukung, Operasional, Perbaikan
KLAUSUL 7. PENDUKUNG
7.1 SUMBER DAYA
Menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
pelaksanaan sistem manajemen lingkungan
 Bangunan dan utilitas terkait
 Peralatan (perangkat keras dan lunak)
 Sumber daya transportasi
 Informasi dan teknologi komunikasi
7.2 KOMUNIKASI
Tetapkan std kompetensi,lakukan penilaian kompetensi, sediakan pelatihan atau
tindakan lain,evaluasi keefektifannya.
7.2 KOMPETENSI DAN TRAINING
Perusahaan harus membuat prosedur untuk mengidentifikasi kebutuhan training
lingkungan
Pengetahuan mengenai tipe dan level kompeten yang
dipersyaratkan penting ketika :
- Seleksi dan reqruitment karyawan
- Menentukan kebutuhan training
- Memantapkan program yang sedang berjalan dalam pembentukan kompeten
karyawan
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TRAINING
Personal yang harus di training terdiri dari :
 Manager, supervisor
 Environmental Staff
 Foremen
 Operator
 Maintenance
 Purchasing
 Human resources
 Contractors, Supliers
 Security, Cleaners, etc
7.3 KESADARAN
Pentingnya memenuhi kebijakan Lingkungan serta prosedur – prosedur dan
tuntutan yang ada dalam EMS
Dampak lingkungan yang penting dari pekerjaan mereka
Peran dan tanggung jawab mereka dalam pemenuhan kebijakan lingkungan
Akibat yang mungkin terjadi karena tidak diikutinya prosedur tertentu
7.4 KOMUNIKASI
TABEL KOMUNIKASI

7.4.1 UMUM
Perusahaan harus menyediakan prosedur untuk :
• Internal communication antar berbagai level dan fungsi dalam perusahaan
• Penerimaan, pendokumenan dan respon terhadap komunikasi yang relevan dari lembaga
luar/pihak ketiga
Note :
Prosedur juga harus mencakup komunikasi yang diperlukan dengan pihak
berwenang berkaitan dengan emergency planing dan issue lain yang relevan
7.4.2 KOMUNIKASI INTERNAL
• Komunikasi melalui saluran manajemen normal
• Komunikasi melalui buletin intern
• Komunikasi melalui video
• Komunikasi melalui surat edaran, e-mail, poster dan memo
• Komunikasi melalui kotak saran dan hot line pekerja
• Komunikasi khusus melalui pengacara
7.4.3 KOMUNIKASI INTERNAL
BENTUK KOMUNIKASI EKSTERNAL YANG
CUKUP PENTING :
• Komunikasi konsumen
• Komunikasi media
• Komunikasi masyarakat
• Komunikasi pihak berwenang
7.5 INFORMASI TERDOKUMENTASI
Prosesnya: Tujaun;review;disetujui;distribusi
Perusahaan harus menyediakan dan memelihara informasi
(dalam bentuk kertas ataupun elektronik ) untuk :
• Menggambarkan unsur-unsur inti EMS dan interaksinya
• Menyediakan tuntunan ke dokumentasi yang berhubungan
termasuk :
- Informasi proses
- Bagan organisasi
- Standard dan prosedur operasi internal
- Site Emergency Plans
7.5.2 MEMBUAT DAN MEMPERBAHARUI
 Organisasi harus membuat, memperbaharui format dan menyimpan informasi dalam
bentuk kertas atau elektronik
 Dokumen harus :
a. Mendiskripsikan elemen penting ISO 14001 dan interaksinya
b. Memberikan arahan terhadap dokumen yang terkait
7.5.3 PENGENDALIAN INFORMASI TERDOKUMENTASI
Perusahaan harus melakukan pengontrolan yang efektif
tentang prosedur yang dipakai untuk meyakinkan :
- Dokumen tersebut tersimpan
- Direview secara periodik, revisi jika perlu dan disetujui
oleh karyawan yang berwenang
- Versi yang masih berlaku tersedia disemua lokasi yang
sesuai untuk efektivitas EMS
- Dokumen yang sudah tidak berlaku harus disingkirkan
- Beberapa dokumen yang “tidak berlaku “ bisa disimpan
untuk keperluan legal dan/atau pengetahuan
 Dokumentasi harus jelas,mudah dibaca dan diberi tanggal dan nomer revisi
 Perlu diingat bahwa tujuan utama tetap pada efektivitas Sistem Manajemen Lingkungan,
sehingga tidak terjebak pada sistem pengontrolan dokumen yang kompleks dan rumit
yang justru menyulitkan.
8.1 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
• Dilakukannya patrol LK3 terencana & berkelanjutan
• Pengelolaan limbah
• Pengelolaan energi yang digunakan
• Penyimpanan B3
• Pemeliharaan alat yang menyangkut LK3
• Membuat sistem ijin kerja
• Kalibrasi alat yang digunakan untuk megukur
8.2 KESIAPSIAGAAN DAN RESPON DARURAT
Perusahaan harus :
- Menyediakan prosedur untuk mengindentifikasi potensi
dan respon terhadap accident dan situasi darurat, dan untuk
pencegahan serta pengurangan dampak lingkungan yang
berkaitan
- Mereview dan merevisi (kalau perlu) prosedur kesiapan
dan respon situasi darurat setelah terjadinya accident atau
situasi darurat
- Melakukan uji coba secara periodik beberapa prosedur yang
dapat dipraktekan
Upaya – upaya yang dilakukan
a. Upaya pencegahan
1. Pembuatan sistem penanggulangan ( Prosedur )
2. Identifikasi bahaya
3. Organisasi & Tangggung Jawab
4. Peta bahaya & Peta evakuasi
5. Penyediaan APAR & pemeriksaan
6. Simulasi
7. Training
b. Upaya Penanggulangan
1. Penanggulangan bahaya kebakaran
2. Penanggulangan bahaya banjir
3. Penanggulangan Bahaya gempa Bumi
4. Tumpahan bahan kimia ( adanya MSDS )
5. Dll
Situasi yang perlu dipertimbangkan sebagai
Situasi darurat :
 Kebakaran
 Banjir
 Ledakan
 Tumpahan Bahan Kimia
 Angin Topan / Badai
 Dll
KAUSUL 9. PEMANTAUAN, PENGUKURAN, ANALISA DAN EVALUASI
9.1 Pemantuan, Pengukuran, Analisa dan Evaluasi
9.1.1 Umum
Harus menetapkan:
a) Apa saja yang perlu dimonitor atau diukur;
b) Metode pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi untuk memastikan hasil yang
valid;
c) Kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan;
d) Analisa dan evaluasi hasil pemantauan dan pengukuran.
Semua rekaman terkait harus terpelihara.
9.1.2 Harus dilakukan pemantauan tingkat persepsi pelanggan. Metode pemantauan harus
ditetapkan
Evidence:
- Konsumsi raw material, konsumsi energi, efisiensi alat, kualitas produk, stock balance,
tingkat kepuasan pelanggan, dll
- Frekuensi pemantauan telah ditetapkan : daily, weekly, monthly, yearly
- Hasil analisa: weekly/monthly report, analisa hasil survey kepuasan pelanggan (CSI
index), QC report, dll)
- Laporan RKL-RPL
9.1.2 PEMENUHAN EVALUASI
Perusahaan harus konsisten melaksanakan komitmen dan menentukan frekuensi yang
sesuai evaluasi pemenuhan kewajiban kepatuhan.
Perusahaan harus konsisten evaluasi persyaratan lain
Yang applicable
Catatan evaluasi di pelihara
9.2 AUDIT INTERNAL
1. Audit internal arus dilakukan secara berkala untuk menentukan apakah SML:
 Sesuai dengan kebutuhan organisasi dan persyaratan SI
 Secara efektif diimplementasikan dan dipelihara
2. Program audit harus direncanakan dengan memperhatikan status dan pentingnya
area dan proses dan hasil audit sebelumnya
3. Manajemen area yg diaudit harus memastikan bahwa tindakan sementara dan
perbaikan yang diperlukan segara dilakukan
9.2 AUDIT INTERNAL
Prosedur audit harus mengcover
• Audit scope (activity dan area)
• Frekuensi
• Tanggungjawab penyelenggaraan audit
• Komunikasi hasil audit
• Kompetensi auditor
• Methodologi
Tujuan Penyelenggaraan EMS Audit Secara Periodik :
• Menentukan apakah EMS :
© Sesuai dengan komitmen yg direncanakan
© Telah diimplementasikan dan dijaga secara baik
• Menyediakan informasi hasil audit ke management
Program audit harus didasarkan pada tingkat kepentingan dampak lingkungan dari
tiap kegiatan dan hasil audit lainnya
Potensi kesalahan :
• Frekuensi audit tidak jelas
• Prosedur “ sistem” diabaikan cenderung mewujudkan audit lingkungan
• Tidak dilakukannya pemeriksaan semua prosedur yang berhubungan
dengan Prosedur Lingkungan
• Auditor yang tidak berkompeten
• Tidak dilakukannya follow up terhadap hasil temuan audit
• Hasil temuan audit sebelumnya tidak dijadikan dasar dalam audit
selanjutnya.
TAHAPAN AUDIT LINGKUNGAN
A. PRE AUDIT
- PERENCANAAN AUDIT
Tujuan, lingkup &Team AuditorJadwal Audit
- PELATIHAN / PEMBEKALAN AUDITOR
- MEMPERSIAPKAN RENCANA AUDIT
Konfirmasi Audit, Telaah Dokumen, Telaah Peraturan, Membuat check list, Rencana
Audit Trail
B. SITE AUDIT
- RAPAT PEMBUKAAN
- PENGUMPULAN BUKTI
Bertanya, Memperhatikan, Memeriksa
- EVALUASI DAN TEMUAN AUDIT
- RAPAT PENUTUPAN DAN PRESENTASI TEMUAN AUDIT
C. POST AUDIT
- LAPORAN AUDIT
- PERENCANAAN & AKSI PERBAIKAN
- TINDAK LANJUT AKSI KOREKSI

9.3 TINJAUAN MANAJEMEN


Top management perusahaan harus mereview EMS untuk memastikan
kesesuaiannya, kelayakannya dan keefektifannya.
Management review harus :
• Memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan memadai
agar management bisa melakukan evaluasi
• Memiliki kemungkinan untuk perubahan policy, objective
dan unsur-unsur lain dalam EMS, berdasarkan :
- Hasil EMS audit
- Kondisi perubahan
- Komitment untuk continual improvement.
• Didokumentasikan
PENGKAJIAN MANAJEMEN
Pengkajian manajemen sebaiknya sesuai dengan:
- Temuan yang diperoleh dari hasil proses audit SML
- Tujuan dan sasaran yg telah dicapai dan pengkajian kinerja lingkungan yang diperlukan
- Kecakupan atas kebijakan lingkungan dan kebutuhan untuk merubahnya
- Perubahan kondisi dan informasi karena itu harus adanya kesesuaian yg terus menerus
dari sistem manajemen lingkungan
- Kepedulian diantara pihak-pihak terkait yang relevan
Informasi yang diperlukan untuk memudahkan pengkajian manajemen
- Hasil audit dan pengkajian manjemen sebelumnya
- Tujuan dan sasaran lingkungan dibandingkan dengan hasil kinerja lingkungan
- PERUBAHAN DILINGKUNGAN BISNIS YANG DAPAT MEMPENGARUHI
KEBIJAKAN, TUJUAN, DAN SASARAN LINGKUNGAN
- PERATURAN PERUNDANG- UNDANG YANG BARU ATAU YANG DIRUBAH
- HARAPAN BARU ATAU YANG BERUBAH DARI PIHAK TERKAIT
- PERUBAHAN TEKNOLOGI YANG DIGUNAKAN, TERMASUK PROSES KERJA
- POSISI PERSAINGAN DAN KEUANGAN PERUSAHAAN
- KEGIATAN DAN LINGKUP BISNIS, KEBUTUHAN PASAR
- KETIDAKSESUAIAN DAN PERISTIWA LINGKUNGAN DAN TINDAK KOREKSI

9.3 ULASAN MANJEMEN


Potensi kesalahan :
• Hasil review di distribusikan melalui e mail
• Catatan dari hasil rapat tidak dapat memberikan gamabaran yang
jelas mengenai hasil rapat yang dilakukan
• Tindak lanjut rapat tidak dilakukan
• Rapat tidak dilakukan karena ketidak hadiran anggota
• Auditor yang tidak berkompeten
• Tidak dilakukannya follow up terhadap hasil temuan audit
• Hasil temuan audit sebelumnya tidak dijadikan dasar dalam audit
selanjutnya.
KLAUSUL 10. PERBAIKAN
10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Korektif
- Bereaksi terhadap ketidaksesuaian
a. Mengambil tindakan penegndalian dan perbaikan
b. Menangani konsekuensi yang terjadi
- Evaluasi akar masalah
- Implementasi tindakan
- Memperbaharui risiko dan peluang yang ditetapkan selama perencanaan bila diperlukan
- Meninjau efektivitas
- Membuat perubahan dalam SML bila diperlukan.

Dalam prosedur investigasi dan koreksi ketidaksesuaian harus mencakup


hal-hal mendasar sbb :
• Identifikasi penyebab ketidak sesuaian
• Identifikasi dan penerapan tindakan koreksi yang diperlukan
• Penerapan atau modifikasi pengendalian untuk menghindari pengulangan
dari ketidaksesuaian
• Pencatatan setiap perubahan dalam prosedur tertulis sebagai hasil dari
tindakan koreksi
10.3 PENINGKATAN
Peningkatan keefektifan SML dengan menindaklanjuti:
- Hasil analisis evaluasi
- Output tindakan manjemen terhadap kinerja lingkungan

Anda mungkin juga menyukai