Rangkuman Iso 14001
Rangkuman Iso 14001
SEJARAH ISO
Itu adalah kata Yunani yang berarti sama. Ini adalah seperangkat standar Internasional yang disiapkan
oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi, sebuah badan sukarela yang memiliki perwakilan dari
160 negara dan berkantor pusat di Jenewa. Menyediakan bantuan untuk bisnis, pemerintah, lembaga
pendidikan dan masyarakat dengan alat manajerial praktis yang membuat organisasi lebih epektif dan
efisien.
ISO (International Standarisation Organisation) adalah organisasi non-pemerintah dan bukan
merupakan bagian dari PBB atau WTO (World Trade Organization) walaupun Standar-standar yang
dihasilkan merupakan rujukan bagi kedua organisasi tersebut.
Anggota ISO, terdiri dari 110 negara, tidak terdiri dari delegasi pemerintah tetapi tersusun dari
institusi standarisasi nasional sebanyak satu wakil organisasi untuk setiap negara.
• Keberadaan Standar ISO digerakkan oleh pasar sebagai pemakai utama standar.
• Suatu Standar (misalnya, ISO 14001) dibuat berdasarkan konsensus internasional oleh ahli-ahli
dari industri, teknik atau bisnis.
Walaupun Standar ISO bersifat sukarela, pada kenyataannya standar dibuat berdasarkan permintaan
pasar, dan didasarkan konsensus di antara pihak-pihak terkait ini membuktikan pemakaian yang luas di
seluruh dunia
• ISO14000 adalah standar internasional untuk manajemen lingkungan
• Sistem yang berlaku untuk setiap usaha atau organisasi, terlepas dari ukuran, lokasi atau
pendapatan.
• Standar-standar ini dikembangkan oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi(ISO),yang
memiliki perwakilan dari komite seluruh dunia.
• ISO 14.000 termasuk yang paling terkenal adalah ISO 14001, yang merupakan inti set standar yang
digunakan oleh organisasi untuk merancang dan menerapkan sistem manajemen lingkungan yang
efektif.
KAPLING ISO 14000
• ISO14000: SML – Pedoman umum mengenai Prinsip, Sistem dan Teknik Pendukung (kemudian
dikenal sebagai ISO 14004)
• ISO 14001: SML – Spesifikasi dengan pedoman penggunaan
• ISO 14040: Analisa Daur Hidup – Prinsip Umum dan Praktek-praktek
• ISO 14010-12 : Pedoman untuk Audit Lingkungan Direvisi oleh ISO 19010-12 (berlaku untuk ISO
9001 dan ISO 14001)
• ISO 14020 : Standar Pelabelan
• ISO 14030 : Standar Kinerja Lingkungan
• ISO 14040 : Standar Analisa Daur Hidup
• ISO 14050 : Vocabulary Manajemen Lingkungan
SEJARAH ISO:
1973:Europe Community Principle I,
1992: Inggris mengeluarkan Standar Resmi BS 7750
sebuah standar tentang system manajemen lingkungan hidup
Standar ini menuntut organisasi yang menerapkannya untuk mematuhi peraturan
perundangan-undangan pemerintahan setempat, khususnya di bidang lingkungan hidup
1992: EART SUMMIT di Rio de Janeiro Brazil ( 50 Kepala Negara Hadir)
Salah satu rekomendasi dari pertemuan tersebut adalah pembentukan sebuah tim
teknis untuk mengembangkan dan menetapkan sebuah standar system manajemen
lingkungan
1993: membentuk tim teknis yang disebut dengan TC 207
Selanjutnya diluncuran Standar ISO 140001
1996: Mulai dilrilis Standar ISO 14001 : 1996
2005: Revisi pertama mejadi ISO 14001:2004
2015 : Revisi kedua menjadi ISO 14001:2015
MENGAPA ISO 14001 DIREVISI?
• Semua ISO standar ditinjau dan direvisi secara berkala untuk memastikan mereka tetap relevan
dengan pasar.
• ISO 14001: 2015 akan merespon tren terbaru, termasuk meningkatnya pengakuan oleh
perusahaan dari kebutuhan untuk faktor dalam unsur eksternal dan internal yang mempengaruhi
dampak lingkungan mereka, seperti perubahan iklim dan konteks kompetitif di mana mereka
bekerja.
• Perubahan juga memastikan bahwa standar kompatibel dengan standar sistem manajemen
lainnya.
• Semua standar ISO yang direvisi teratur untuk memastikan mereka tetap relevan.
• Standar ISO 14001 disepakati secara internasional untuk menetapkan persyaratan sistem
manajemen lingkungan
• Membantu organisasi meningkatkan kinerja lingkungan melalui peningkatan efisiensi
penggunaan sumber daya dan pengurangan limbah, sehingga akan menjadi organisasi dengan
keunggulan kompetitif dan yang lebih penting mendapatkan kepercayaan dari stakeholders
SISTEM MANAJEMN LINGKUNGAN
• Apa itu sistem manajemen lingkungan ?
Sistem manajemen adalah sebuah sistem yang akan membantu organisasi mengidentifikasi,
mengelola, memantau dan mengendalikan masalah lingkungan organisasi secara menyeluruh.
ISO 14001 dapat diterapkan untuk organisasi dari semua jenis dan ukuran, dan semua tipe
organisasi. Karena semua organisasi dalam operasinya harus mempertimbangkan semua isu-isu
lingkungan yang relevan, seperti polusi udara, air dan limbah, pengelolaan limbah, pencemaran
tanah, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penggunaan sumber daya serta efisiensi.
MANFAAT PENERAPAN ISO 14001
Apa manfaat yang didapatkan oleh organisasi ?
• Menunjukkan kepatuhan kepada hukum dan peraturan lain yang berlaku.
• Meningkatkan keterlibatan kepemimpinan dan keterlibatan karyawan (semuanya disetiap level
organisasi terlibat).
• Meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan kepercayaan stakeholder melalui
komunikasi yang strategis
• Mencapai tujuan bisnis strategis karena telah menggabungkan isu-isu lingkungan dalam
manajemen bisnisnya
• Meningkatkan keuntungan baik lingkungan ataupun keuangan karena sudah memperbaiki sistem
menjadi lebih efisien dalam menggunakan sumber daya dan biaya.
• Mendorong pemasok lebih baik dengan cara mengintegrasikan mereka ke dalam sistem bisnis
organisasi kita.
MANFAAT BAGI PRODUSEN:
Meminimasi potensi konflik antara pekerja dengan pengusaha dalam penyediaan lingkungan
kerja yang layak dan sehat dan meningkatkan produktivitas pekerja melalui efisiensi waktu dan
biaya.
Menjembatani pemenuhan peraturan lingkungan dengan lebih terencana dan terstruktur.
Penggunaan sumber daya alam yang lebih bijaksana menuju terciptanya eko-efisiensi.
Menjaga citra bisnis industri yang selama ini sering dikaitkan secara negatif dengan pencemaran
lingkungan
MANFAAT BAGI LINGKUNGAN:
Berkurangnya pencemaran lingkungan melalui penurunan penggunaan bahan-bahan kimia
berbahaya.
Pengurangan limbah berbahaya dan dapat mengurangi gangguan sosial yang berasal dari
keberadaan industri itu sendiri misalnya, mengurangi kebisingan, polusi air, polusi udara,
kemacetan, dan social responsibilty
KLAUSUL ISO 14001:2015
Hal yang paling mencolok dari ISO 14001:2015 adalah struktur klausulnya yang berubah sangat
signifikan. Dari 4 klausul pada ISO 14001:2004 menjadi 10 klausul pada ISO 14001:2015. Berikut
ini struktur klausul ISO 14001:2015:
1) Scope (Ruang Lingkup)
2) Normative References (Acuan Normatif)
3) Terms and Definitions (Istilah dan Definisi)
4) Context of the Organization (Konsteks Organisasi)
5) Leadership (Kepemimpinan)
6) Planning (Perencanaan)
7) Support (Dukungan)
8) Operation (Operasi)
9) Performance Evaluation (Evaluasi Kerja)
10) Improvement (Perbaikan)
EMS ISO 14001:2015 – New Concept
EMS ISO 14001:2015 – New Concept
Pengkajian dan penilaian meliputi seluruh kegiatan, produk, dan jasa organisasi yang telah,
sedang, dan berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan.
Evaluasi dan penilaian terutama difokuskan pada penilaian terhadap empat hal sebagai
berikut:
– Identifikasi aspek lingkungan, termasuk yang terkait dengan kondisi operasi normal,
kondisi abnormal, awal operasi dan akhir operasi, serta situasi darurat dan kecelakaan;
– Identifikasi persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang
berlaku yang diikuti organisasi;
– Pengujian pelaksanaan dan prosedur sistem manajemen lingkungan yang telah ada,
termasuk kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa dan kontrak;
– Evaluasi situasi darurat dan kecelakaan yang pernah terjadi sebelumnya.
– Hasil kaji awal lingkungan menghasilkan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) dari
sistem manajemen lingkungan yang sedang dijalankan organisasi saat ini, dan dijadikan sebagai
data dasar bagi perancangan dan penerapan SML ISO-14001.
– Hasil kajian dapat digunakan untuk membantu organisasi dalam menetapkan lingkup sistem
manajemen lingkungannya, menyusun atau menyempurnakan kebijakan lingkungan, menyusun
tujuan dan sasaran lingkungan, dan menentukan efektifitas pendekatannya untuk memelihara
penaatan terhadap persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang
diikuti organisasi.
– Kaji awal lingkungan dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap sejumlah data dan informasi
lingkungan organisasi, antara lain: dokumen ANDAL, RKL, RPL; data pemantauan limbah (cair,
padat, udara, kebisingan); dan lainnya.
– Metode yang dapat digunakan untuk menguji praktik dan prosedur manajemen lingkungan yang
telah ada, meliputi :
– Wawancara dengan orang-orang yang bekerja saat ini atau sebelumnya untuk atau atas nama
organisasi untuk menentukan lingkup kegiatan produk dan jasa organisasi saat ini dan
sebelumnya.
– Evaluasi komunikasi internal dan eksternal yang dilakukan dengan pihak-pihak berkepentingan,
termasuk keluhan, persoalan yang terkait dengan persyaratan peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi, insiden dan kecelakaan lingkungan atau yang
terkait di masa lampau.
– Pengumpulan informasi yang terkait dengan praktik manajemen lingkungan saat ini, seperti :
– proses pengendalian terhadap pengadaan bahan kimia berbahaya dan beracun,
– penyimpanan dan penanganan bahan kimia (seperti, penampung sekunder; tata graha,
penyimpanan bahan kimia yang tidak selaras)
– pengendalian emisi yang menyebar (‘fugitive’)
– metode pembuangan limbah
– perlengkapan kesiagaan dan tanggap darurat
– penggunaan sumberdaya (misal, penggunaan lampu kantor setelah jam kerja)
– perlindungan vegetasi dan habitat selama masa konstruksi
– perubahan proses sementara (misal perubahan pola rotasi tanaman yang menyebabkan
pupuk dibuang ke air)
– program pelatihan lingkungan
– proses kajian dan persetujuan untuk prosedur pengendalian operasional
– kelengkapan rekaman pemantauan dan atau kemudahan dalam pengambilan rekaman
yang runut waktu
KAJIAN AWAL LINGKUNGAN
• Kajian dapat dilakukan dengan menggunakan daftar periksa, diagram alir proses, wawancara,
inspeksi lapangan dan pengukuran yang lalu dan saat ini, hasil audit sebelumnya atau kajian
lainnya, tergantung pada sifat kegiatan organisasi, produk dan jasa.
• Hasil kajian sebaiknya didokumentasikan sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk
menetapkan ruang lingkup dan membentuk atau menyempurnakan sistem manajemen
lingkungan, termasuk kebijakan lingkungannya.
PENGERTIAN MUTU
1. Pengertian Mutu Menurut Phillip B. Crosby
Mutu adalah confermance to requirement, yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan. Suatu produk
memiliki mutu apabila sesuai dengan yang standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan,
standar mutu tersebut meliputi bahan baku proses produksi dan produk jadi.
2. Pengertian Mutu Menurut Edwards Deming
Mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu
adalah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan
kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan konsumen. Jika konsumen merasa puas,
maka mereka akan setia membeli produk perusahaan tersebut baik berupa barang maupun jasa.
3. Pengertian Mutu Menurut Feigenbaum
Mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction). Suatu produk dianggap
bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai
dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan perusahaan.
4. Pengertian Mutu Menurut Gravi dan Davis
Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan
tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Perubahan mutu
produk tersebut memerlukan peningkatan atau perubahan keterampilan tenaga kerja, proses
produksi, dan tugas serta perubahan lingkungan perusahaan agar produk dapat memenuhi dan
melebihi harapan konsumen.
DEFENISI MUTU MENURUT ISO
Mutu adalah kondisi yang sehat untuk tujuan atau pemakaian
Mutu adalah keselarasan dengan spesifikasi
Mutu adalah kebebasan dari segala kekurangan
Mutu adalah kepuasan pelanggan
Mutu adalah kredibilitas
Mutu adalah nilai pelanggan
Mutu adalah kebanggaan memiliki
Banyak arti tentang mutu namun dua di antaranya sangat penting bagi manajer, meskipun tidak
menyadarinya, yaitu :
Mutu sebagai keistimewaan Produk
Di mata pelanggan, semakin baik keistimewaan produk semakin tinggi mutunya.
Mutu berarti bebas dari kekurangan (defisiensi)
Di mata pelanggan semakin sedikit kekurangan, semakin baik mutunya.
STANDAR MUTU:
Standar produk dan jasa terdiri dari :
a) Kesesuaian dengan spesifikasi
b) Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat
c) Tanpa cacat ( Zero Defects)
d) Selalu baik sejak awal
1)Tangible (berwujud); meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, karyawan dan alat-alat
komunikasi.
2) Realibility (keandalan); yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara
konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
3) Responsiveness (cepat tanggap); yaitu kemauan untuk membantu pelanggan (konsumen) dan
menyediakan jasa/ pelayanan yang cepat dan tepat.
4) Assurance (kepastian); mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para pegawai
5) Empaty (empati); meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual kepada
pelanggan, kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan
pelanggan
Klausul 4. Konteks organisasi : (isu internal dan eksternal)+hal penting yang relevan dari
pihak yang berkepentingan.
4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya
Organisasi harus menetapkan : isu eksternal dan isu internal yang relevan dengan tujuan
strategisorganisasi.
Terutama yang terkait dengan lingkungan dan berdampak bagi kelestarian lingkungan
dimana organisasi berkarya.
Helpful harmful
Internal Strengths (kekuatan) Weaknesses(kelemahan)
eksternal opportunities Threats
4.2 Memahami Kebutuhan dan Harapan Pihak Berkepentingan
Organisasi harus mengidentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan dan persyaratan-
persyaratannya.
Identifikasi pihak berkepentingan yang relevan dengan sistem manajemen lingkungan
a. Masyarakat
b. Pemerintah
c. Pemilik saham
d. Konsumen
e. Karyawan
ISU INTERNAL:
a. Apakah feasibility study sudah mencakup semua risiko yang dapat terjadi
terhadap lingkungan?
b. Apakah terdapat sistem informasi yang memadai untuk pemantauan
terhadap kinerja lingkungan?
c. Bagaimana dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksi?
d. Apakah sarana dan prasarana yang dimiliki telah mampu mengatasi
masalah lingkungan yang ditimbulkan?
ISU EKSTERNAL:
a. Apakah pelanggan kita saaat ini memperhatikan damoak lingkungan dari
produk yang dihasilkan?
b. Apakah kebutuhan pelanggan terkait produk saaat ini sudah memperhatikan
aspek lingkungan?
c. Apa yang dilakukan competitor?bagaimana pengaruhnya terhadap bisnis
kita?
d. Apakah regulasi/peraturan pemerintah telah diikuti terutama terkait
lingkungan?
4.3 Menentukan Lingkup Manajemen Lingkungan
Kesesuaian terhadap standar internasional ini hanya boleh dikalim apabila persyaratan yang
ditentukan menjadi tidak dapat diaplikasi,tidak mempengaruhi kemampuan dan tanggung jawab
organisasi untuk memastikan kesesuaian produk dan jasa dan kepedulian akan dampak
lingkungan yang terjadi.
Dokumentasi ruang lingkup harus menyatakan:
1. Kegiatan yang tercakup dalam sistem manajemen lingkungan
2. Pembenaran (justifikasi) untuk setiap pengecualian
Klausul 5. KEPEMIMPINAN
5.1 kepemimpinan dan komitmen
1. mengambil akuntabilitas untuk iplementasi sistem manajemen lingkungan
2. memastikan bahwa tujuan kebijakan lingkungan dan sarana lingkungan tercapai dan
kompatibel dengan konteks dan arah strategis organisasi
3. memasitikan integrase persyaratan sistem manajemen lingkungan dan proses bisnis organisasi
4. mempromosikan pemikiran berbasis risiko dan life-cycle dalam produk/jasa yang dihasilkan
5. memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk sistem manajemen lingkungan
tersedia
6. mengkomunikasikan pentingnya manajemen lingkungan yang efektif dan sesuai dengan
organisasi
7. memastikan sistem manajemen lingkungan mencapai hasil yang diinginkan
8. terlibat, mengarahkan dan mendukung orang-orang untuk berkontribusi pada keefektifan SML
9. mempromosikan peningkatan
10. mendukung peran manajemen yang berhubungan untuk mendemonstrasikan kepemimpinan
mereka sesuai dengan areanya masing-masing.
Kebijakan lingkungan merupakan elemen dasar SML dan menjadi payung penerapan dan
penyempurnaan SML, dimana semua tindakan organisasi mengacu pada kebijakan lingkungan
organisasi. Kebijakan Lingkungan merupakan penentu arah, prinsip, dan tindakan organisasi
secara menyeluruh, dimulai sejak perencanaan strategik dan investasi sampai pelaksanaan
operasional sehari-hari.
• Pernyataan kebijakan lingkungan mencerminkan komitmen manajemen puncak organisasi
(Presiden Direktur, Direktur Utama, Chief Executive Officer, dan sejenisnya) sebagai
penanggungjawab tertinggi dalam organisasi. Komitmen manajemen puncak organisasi yang
harus direfleksikan dalam Kebijakan Lingkungan agar memenuhi persyaratan standar SML ISO-
14001, adalah:
• Menaati peraturan perundang-undangan lingkungan yang berlaku dan
persyaratan lain yang dapat diterapkan;
• Mencegah pencemaran; dan
• Memperbaiki/menyempurnakan terus menerus kinerja manajemen dan kinerja
lingkungan.
Komitmen utama kebijakan lingkungan:
- Menaati peraturan
- Mencegah pencemaran
- Penyempurnaan terus menerus
TIPS
• Libatkan seluas mungkin personil dari bagian/unit kerja organisasi dalam menyusun
Kebijakan Lingkungan. Pendekatan ini akan meningkatkan komitmen dan rasa memiliki
dari karyawan organisasi.
• Kebijakan lingkungan dapat berdiri sendiri atau dapat diintegrasikan dengan kebijakan
manajemen organisasi lainnya yang sudah ada, seperti kebijakan mutu atau kesehatan dan
keselamatan kerja.
• Jaga agar kebijakan lingkungan tetap sederhana dan mudah dimengerti. Gunakan kata-
kata yang langsung dan hindari pernyataan yang sangat umum seperti “ Kami memiliki
komitmen untuk menjadi yang terbaik dan pemimpin dalam perlindungan lingkungan”.
Lebih baik menggunakan pernyataan yang dapat langsung dibuktikan penerapan
operasionalnya.
• Pastikan bahwa kebijakan lingkungan dimengerti dan dipahami oleh karyawan, karena
sukses penerapan SML tergantung pada komitmen seluruh tingkat dan fungsi organisasi
terkait, terutama dari manajemen puncak organisasi.
• Oleh karenanya, Kebijakan Lingkungan harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan,
baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui beragam media komunikasi yang
efektif, misalnya: pemasangan Kebijakan Lingkungan di tempat kerja, dimiliki oleh setiap
karyawan, dimuat dalam bulletin organisasi, atau dikomunikasikan melalui pelatihan dan
cara-cara lain. Dengan demikian, setiap karyawan akan mengetahui, memahami, dan
mengimplementasikan KEBIJAKAN LINGKUNGAN organisasi dalam pekerjaan sehari-
hari.
• Uji pemahaman dan kepedulian perlu dilakukan untuk memastikan apakah makna
kebijakan lingkungan dipahami oleh karyawan, dan seberapa besar kebijakan lingkungan
mempengaruhi pekerjaan mereka
• Sebagai dokumen yang terbuka bagi masyarakat umum, Kebijakan Lingkungan harus
tersedia tanpa persyaratan apapun, dapat diketahui atau diakses oleh siapapun. Untuk
memenuhi persyaratan ini, Kebijakan Lingkungan dapat ditempatkan pada area terbuka,
misal halaman kantor atau ruang tamu, yang mudah terlihat dan terbaca oleh tamu ataupun
masyarakat umum. Kebijakan Lingkungan sebaiknya juga dicantumkan pada publikasi
organisasi (bulletin, laporan tahunan, brosur, dan media lainnya).
• Sifat lingkungan yang dinamis dan terus berubah mengharuskan kebijakan lingkungan
selalu dikaji ulang secara berkala/periodik, sehingga dapat disesuaikan dengan perubahan
dan perkembangan organisasi, peraturan, teknologi, dan pandangan.
• Kebijakan Lingkungan merupakan dokumen penting
karena bertindak sebagai driver bagi organisasi.
• Kebijakan Lingkungan memberikan arah dan secara resmi menetapkan tujuan dan
komitmen.
• Manajemen puncak harus memastikan bahwa kebijakan tersebut yang tepat, sesuai dengan
arahan strategis dan bukan pernyataan hambar yang bisa berlaku untuk bisnis apapun. Ini
harus memberikan arah yang jelas untuk memungkinkan bermakna tujuan yang akan
ditetapkan yang sejajar dengan itu.
• Standar baru berfokus pada komitmen untuk "perlindungan lingkungan” bukan semata-
mata menangani "Pencegahan polusi“. Ini menunjukkan pandangan lingkungan yang lebih
luas dan lebih dalam sejalan dengan tantangan lingkungan saat ini dan masa depan.
• Komitmen untuk melindungi lingkungan, selain untuk pencegahan polusi, juga mencakup
perubahan iklim mitigasi dan adaptasi, penggunaan sumber daya berkelanjutan dan
perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem.
• Kebijakan tersebut perlu dikomunikasikan kepada seluruh karyawan
dan mereka perlu memahami bagian yang mereka dapat berperan serta didalam nya.
• Kebijakan tersebut harus didokumentasikan dan
tersedia eksternal.
• Diskusikan dengan anggota Tim Inti ISO-14001 tentang definisi aspek dan dampak lingkungan, dan
kembangkan suatu daftar dampak lingkungan sebagai rujukan. Hal ini untuk mempermudah agar
dampak lingkungan terlihat konsisten, dan pertimbangkan pula dampak tersebut actual atau
potensial.
– Limbah (scrap metal, limbah kertas, dll)
– Produk tidak berguna
– Penggunaan sumberdaya alam (air, bahan kimia,dll)
– Penggunaan energi
– Emisi udara
– Dampak terhadap air permukaan
– Dampak terhadap air tanah
– Kebisingan
– Bau
– Dan Lainnya.
• Tetapkan kategori kegiatan dalam organisasi (misal: penerimaan, proses produksi, inspeksi,
pengemasan, pengiriman, dll). Cuplik satu kategori kegiatan, dan rancang diagram sederhana
yang mengindikasikan masukan (kimia, materi, energi, sumberdaya alam), dan keluaran
(produk, emisi, limbah). Perhatikan berbagai kegiatan (atau aspek) yang berasosiasi dengan
masukan, dan dampak (actual dan potensial) yang berasosiasi dengan keluaran.
• Ingat pula agar melakukan identifikasi kategori jasa seperti yang dilakukan pada kategori
kegiatan atau produk. Selain identifikasi yang dilakukan pada tapak operasi di dalam (on-site),
organisasi perlu pula mengidentifikasi dampak potensial yang terjadi di luar tapak (seperti
kegiatan pemeliharaan peralatan). Demikian pula halnya organisasi memperhatikan pula
berbagai kondisi operasional pada operasi normal, shut-down dan start-up, termasuk pula
kondisi darurat.
• Selanjutnya, organisasi harus menetapkan kriteria penting untuk aspek lingkungan. Berikut
adalah contoh pertimbangan yang dapat digunakan:
– Kriteria aspek penting yang berkaitan dengan peraturan perundangan lingkungan atau
terkait dengan pernyataan dalam kebijakan lingkungan organisasi;
– Kriteria aspek penting berdasarkan pandangan pihak yang berkepentingan.
– Kriteria aspek penting berdasarkan besaran, frekuensi, dan lamanya suatu dampak
berlangsung.
6.1.3 Penentuan Persyaratan Perundang-undangan
Prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang diacu oleh organisasi
Metode untuk memastikan tersedianya informasi terbaru
Bukti kesesuaian dengan peraturan
Catatan-catatan dari ketidaksesuaian dan prosedur untuk tindakan perbaikan
KETENTUAN HUKUM DAN PERSYARATAN
Ketentuan hukum mencakup peraturan daerah, nasional, maupun internasional yang berkaitan
dengan aspek lingkungan organisasi,
seperti:
a) undang-undang, termasuk peraturan-peraturan;
b) keputusan dan ketetapan;
c) perintah pengadilan;
d) norma kemasyarakatan atau hukum adat; dan
e) kesepakatan atau konvensi
• Oleh karenanya, tujuan dan sasaran lingkungan harus memuat rencana dan dimensi waktu yang
realistik untuk memenuhi penaatan peraturan, mencegah pencemaran, dan memperbaiki/
menyempurnakan secara berkelanjutan kinerja lingkungan.
• Tujuan dan sasaran dapat ditetapkan ke seluruh organisasi atau lebih sempit terhadap lokasi atau
kegiatan tertentu. Untuk itu, organisasi dapat menyusun tujuan dan sasaran sebagai berikut:
• Hanya menyusun tujuan dan sasaran pada tingkat organisasi, dan digunakan oleh setiap
fungsi/tingkatan yang relevan; atau
• Menyusun tujuan dan sasaran pada fungsi/tingkatan organisasi yang relevan dan
konsisten dengan tujuan dan sasaran organisasi.
PROGRAM
• Program merupakan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran lingkungan, yang dijabarkan dalam
bentuk kegiatan operasional organisasi, dengan berfokus pada hasil kinerja
lingkungan. Organisasi harus menyusun program manajemen lingkungan untuk memenuhi dan
mencapai kebijakan lingkungan serta tujuan dan sasaran lingkungan organisasi.
• Program manajemen lingkungan adalah rencana tindak yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan
dan sasaran lingkungan. Oleh karenanya, progam manajemen lingkungan harus berkaitan
langsung dengan tujuan dan sasaran – yaitu hubungan antara konsep dan penerapan. Kemajuan
tujuan dan sasaran harus dapat terukur.
• Program manajemen lingkungan sebaiknya dibuat untuk setiap tujuan dan sasaran lingkungan,
dan dijabarkan pada setiap tingkat dan fungsi organisasi yang relevan. Penyusunan program
manajemen lingkungan sebaiknya berawal dari fungsi/tingkat organisasi yang terkait (bottom-up
approach).
• Perencanaan program manajemen lingkungan hendaknya dipadukan dan menjadi bagian tidak
terpisahkan dari rencana strategi organisasi keseluruhan, rencana strategi kegiatan/usaha
organisasi. Program manajemen lingkungan sebaiknya mencakup pula rencana kegiatan, jadual
waktu pelaksanaan, kriteria/indikator pencapaian, dan penanggungjawab pelaksana dari setiap
program.
Untuk mememastikan efektifitas, program manajemen lingkungan organisasi sebaiknya
menetapkan:
– Penanggungjawab untuk mencapai sasaran (siapa yang akan melaksanakan?)
– Tahapan untuk mencapai sasaran (bagaimana melaksanakannya?)
– Apa kegiatan yang secara khusus akan dilaksanakan?
– Kerangka waktu untuk mencapai sasaran tersebut (kapan?)
– Perlu diingat, bahwa program manajemen lingkungan bersifat dinamis. Oleh karenanya,
pertimbangkan untuk memodifikasi program manajemen lingkungan apabila:
– Tujuan dan sasaran mengalami perubahan atau penambahan;
– Ketentuan dan persyaratan hukum dan peraturan baru diterapkan atau mengalami
perubahan;
– Kemajuan yang sangat berarti dari tujuan dan sasaran lingkungan telah tercapai (atau
tidak tercapai); atau
– Terjadi perubahan pada produk, jasa, proses, atau fasilitas atau timbulnya masalah-
masalah baru.
Stake holder: Kepatuhan thd peraturan ,Meningkatkan image perusahaan, Utk mencegah
kecelakaan lingkungan
Cutomer: Produk ramah lingkungan
Employee: kebanggaan, Peluang perbaikan
Community: -Bebas dari polusi,Lingkungan yg ,sehat, bersih, nyaman
STRUKTUR EMS (KLAUSUL ISO/EMS)
7.4.1 UMUM
Perusahaan harus menyediakan prosedur untuk :
• Internal communication antar berbagai level dan fungsi dalam perusahaan
• Penerimaan, pendokumenan dan respon terhadap komunikasi yang relevan dari lembaga
luar/pihak ketiga
Note :
Prosedur juga harus mencakup komunikasi yang diperlukan dengan pihak
berwenang berkaitan dengan emergency planing dan issue lain yang relevan
7.4.2 KOMUNIKASI INTERNAL
• Komunikasi melalui saluran manajemen normal
• Komunikasi melalui buletin intern
• Komunikasi melalui video
• Komunikasi melalui surat edaran, e-mail, poster dan memo
• Komunikasi melalui kotak saran dan hot line pekerja
• Komunikasi khusus melalui pengacara
7.4.3 KOMUNIKASI INTERNAL
BENTUK KOMUNIKASI EKSTERNAL YANG
CUKUP PENTING :
• Komunikasi konsumen
• Komunikasi media
• Komunikasi masyarakat
• Komunikasi pihak berwenang
7.5 INFORMASI TERDOKUMENTASI
Prosesnya: Tujaun;review;disetujui;distribusi
Perusahaan harus menyediakan dan memelihara informasi
(dalam bentuk kertas ataupun elektronik ) untuk :
• Menggambarkan unsur-unsur inti EMS dan interaksinya
• Menyediakan tuntunan ke dokumentasi yang berhubungan
termasuk :
- Informasi proses
- Bagan organisasi
- Standard dan prosedur operasi internal
- Site Emergency Plans
7.5.2 MEMBUAT DAN MEMPERBAHARUI
Organisasi harus membuat, memperbaharui format dan menyimpan informasi dalam
bentuk kertas atau elektronik
Dokumen harus :
a. Mendiskripsikan elemen penting ISO 14001 dan interaksinya
b. Memberikan arahan terhadap dokumen yang terkait
7.5.3 PENGENDALIAN INFORMASI TERDOKUMENTASI
Perusahaan harus melakukan pengontrolan yang efektif
tentang prosedur yang dipakai untuk meyakinkan :
- Dokumen tersebut tersimpan
- Direview secara periodik, revisi jika perlu dan disetujui
oleh karyawan yang berwenang
- Versi yang masih berlaku tersedia disemua lokasi yang
sesuai untuk efektivitas EMS
- Dokumen yang sudah tidak berlaku harus disingkirkan
- Beberapa dokumen yang “tidak berlaku “ bisa disimpan
untuk keperluan legal dan/atau pengetahuan
Dokumentasi harus jelas,mudah dibaca dan diberi tanggal dan nomer revisi
Perlu diingat bahwa tujuan utama tetap pada efektivitas Sistem Manajemen Lingkungan,
sehingga tidak terjebak pada sistem pengontrolan dokumen yang kompleks dan rumit
yang justru menyulitkan.
8.1 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OPERASIONAL
8. OPERASIONAL
• Dilakukannya patrol LK3 terencana & berkelanjutan
• Pengelolaan limbah
• Pengelolaan energi yang digunakan
• Penyimpanan B3
• Pemeliharaan alat yang menyangkut LK3
• Membuat sistem ijin kerja
• Kalibrasi alat yang digunakan untuk megukur
8.2 KESIAPSIAGAAN DAN RESPON DARURAT
Perusahaan harus :
- Menyediakan prosedur untuk mengindentifikasi potensi
dan respon terhadap accident dan situasi darurat, dan untuk
pencegahan serta pengurangan dampak lingkungan yang
berkaitan
- Mereview dan merevisi (kalau perlu) prosedur kesiapan
dan respon situasi darurat setelah terjadinya accident atau
situasi darurat
- Melakukan uji coba secara periodik beberapa prosedur yang
dapat dipraktekan
Upaya – upaya yang dilakukan
a. Upaya pencegahan
1. Pembuatan sistem penanggulangan ( Prosedur )
2. Identifikasi bahaya
3. Organisasi & Tangggung Jawab
4. Peta bahaya & Peta evakuasi
5. Penyediaan APAR & pemeriksaan
6. Simulasi
7. Training
b. Upaya Penanggulangan
1. Penanggulangan bahaya kebakaran
2. Penanggulangan bahaya banjir
3. Penanggulangan Bahaya gempa Bumi
4. Tumpahan bahan kimia ( adanya MSDS )
5. Dll
Situasi yang perlu dipertimbangkan sebagai
Situasi darurat :
Kebakaran
Banjir
Ledakan
Tumpahan Bahan Kimia
Angin Topan / Badai
Dll
KAUSUL 9. PEMANTAUAN, PENGUKURAN, ANALISA DAN EVALUASI
9.1 Pemantuan, Pengukuran, Analisa dan Evaluasi
9.1.1 Umum
Harus menetapkan:
a) Apa saja yang perlu dimonitor atau diukur;
b) Metode pemantauan, pengukuran, analisa dan evaluasi untuk memastikan hasil yang
valid;
c) Kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan;
d) Analisa dan evaluasi hasil pemantauan dan pengukuran.
Semua rekaman terkait harus terpelihara.
9.1.2 Harus dilakukan pemantauan tingkat persepsi pelanggan. Metode pemantauan harus
ditetapkan
Evidence:
- Konsumsi raw material, konsumsi energi, efisiensi alat, kualitas produk, stock balance,
tingkat kepuasan pelanggan, dll
- Frekuensi pemantauan telah ditetapkan : daily, weekly, monthly, yearly
- Hasil analisa: weekly/monthly report, analisa hasil survey kepuasan pelanggan (CSI
index), QC report, dll)
- Laporan RKL-RPL
9.1.2 PEMENUHAN EVALUASI
Perusahaan harus konsisten melaksanakan komitmen dan menentukan frekuensi yang
sesuai evaluasi pemenuhan kewajiban kepatuhan.
Perusahaan harus konsisten evaluasi persyaratan lain
Yang applicable
Catatan evaluasi di pelihara
9.2 AUDIT INTERNAL
1. Audit internal arus dilakukan secara berkala untuk menentukan apakah SML:
Sesuai dengan kebutuhan organisasi dan persyaratan SI
Secara efektif diimplementasikan dan dipelihara
2. Program audit harus direncanakan dengan memperhatikan status dan pentingnya
area dan proses dan hasil audit sebelumnya
3. Manajemen area yg diaudit harus memastikan bahwa tindakan sementara dan
perbaikan yang diperlukan segara dilakukan
9.2 AUDIT INTERNAL
Prosedur audit harus mengcover
• Audit scope (activity dan area)
• Frekuensi
• Tanggungjawab penyelenggaraan audit
• Komunikasi hasil audit
• Kompetensi auditor
• Methodologi
Tujuan Penyelenggaraan EMS Audit Secara Periodik :
• Menentukan apakah EMS :
© Sesuai dengan komitmen yg direncanakan
© Telah diimplementasikan dan dijaga secara baik
• Menyediakan informasi hasil audit ke management
Program audit harus didasarkan pada tingkat kepentingan dampak lingkungan dari
tiap kegiatan dan hasil audit lainnya
Potensi kesalahan :
• Frekuensi audit tidak jelas
• Prosedur “ sistem” diabaikan cenderung mewujudkan audit lingkungan
• Tidak dilakukannya pemeriksaan semua prosedur yang berhubungan
dengan Prosedur Lingkungan
• Auditor yang tidak berkompeten
• Tidak dilakukannya follow up terhadap hasil temuan audit
• Hasil temuan audit sebelumnya tidak dijadikan dasar dalam audit
selanjutnya.
TAHAPAN AUDIT LINGKUNGAN
A. PRE AUDIT
- PERENCANAAN AUDIT
Tujuan, lingkup &Team AuditorJadwal Audit
- PELATIHAN / PEMBEKALAN AUDITOR
- MEMPERSIAPKAN RENCANA AUDIT
Konfirmasi Audit, Telaah Dokumen, Telaah Peraturan, Membuat check list, Rencana
Audit Trail
B. SITE AUDIT
- RAPAT PEMBUKAAN
- PENGUMPULAN BUKTI
Bertanya, Memperhatikan, Memeriksa
- EVALUASI DAN TEMUAN AUDIT
- RAPAT PENUTUPAN DAN PRESENTASI TEMUAN AUDIT
C. POST AUDIT
- LAPORAN AUDIT
- PERENCANAAN & AKSI PERBAIKAN
- TINDAK LANJUT AKSI KOREKSI