Makalah Fiqih Ibadah
Makalah Fiqih Ibadah
Disusun oleh:
1. Muhammad Hasan
2. Qotrun Nadda
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada Ibu Nur Farida M.Pd.i selaku dosen Mata kuliah “Fiqih
Ibadah”. Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada segenap kerabat yang telah
ikut serta membantu kami dalam penyusunan makalah ini, baik bantuan berupa materi
maupun bantuan berupa motivasi.
Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah "Fiqih Ibadah"
Dengan tema " Tata Cara Zakat", kami sangat berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
manfaat lebih bagi para pembacanya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih mengandung banyak
kekurangan dan kekurangan, baik dalam isi, penyajian, maupun dalam sistematikanya. Hal
ini pasti disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan kami. Oleh karena itu kami meminta
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Penyusun
Kelompok 10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar BelakangRumusan.................................................................................................
B. MasalahTujuan Masalah.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada
setiap kaum Muslimin. Perintah zakat didalam Al-Quran senantiasa disandingkan
dengan perintah shalat. Pentingnya menunaikan zakat karena perintah ini
mengandung misi sosial yang memiliki tujuan jelas bagi kemaslahatan umat. Tujuan
yang dimaksud antara lain untuk memecahkan problem kemiskinan, meratakan
pendapatan, meningkatkan kesejahteraan umat dan negara. Inilah yang menunjukkan
betapa pentingnya menunaikan zakat sebagai salah satu rukun Islam.
Zakat menurut syaraʽ adalah sejumlah harta tertentu yang telah mencapai
syarat-syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap orang muslim
untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula.
Maksud dari sejumlah harta tertentu ialah harta-harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan Hadis yakni harta hasil pertanian,
perdagangan, peternakan, emas, perak dan rikāz. Serta hanya jenis harta tersebutlah
yang sudah ada dan menjadi sumber zakat sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Namun seiring berkembangnya. perekonomian, sumber zakat pun mengalami
perkembangan seperti, zakat dari kekayaan yang diperoleh dari upah/ gaji,
pendapatan, honorium, atau penghasilan yang dihasilkan dari kerja tertentu yang telah
mencapai niṣāb atau disebut dengan zakat profesi.
Menurut prof. Didin Hafidhuddin zakat profesi adalah zakat yang dikenakan
pada tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendiri
maupun bersama orang atau lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang)
yang memenuhi niṣāb. Adapun bentuk penghasilan yang paling sering menghasilkan
upah atau gaji besar pada zaman sekarang yaitu yang diperoleh dari profesi seperti
penghasilan seorang dokter, advokat, insinyur, seniman, motivator, pengacara
(lawyer), designer dan sebagainya.
Adanya perintah wajib zakat bukan hanya sekedar untuk ditunaikan semata,
akan tetapi harus disertai dengan pengelolaan yang baik dan didistribusikan secara
merata kepada pihak yang berhak menerima zakat. Oleh karena itu peran lembaga-
lembaga amil zakat sangatlah penting. Seperti halnya yang terjadi pada BMT Amanah
Ummah Kartasura melalui Baitul Mālnya mengenai proses penghimpunan zakat
profesi dari data yang didapat oleh penulis terdapat perbedaan dalam cara menghitung
zakat profesinya yakni dipotong sebesar 3% , bukan 2,5% yang diqiyaskan pada zakat
emas, dan bukan pula 5-10% yang diqiyaskan pada zakat pertanian. Selain itu
muzakki zakat profesi jumlahnya hanya sedikit, padahal anggota BMT Amanah
Ummah jumlahnya mencapai ribuan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih dalam terhadap pengelolaan, pendayagunaan, dan
pendistribusian zakat profesi yang dilakukan oleh BMT Amanah Ummah Kartasura
apakah telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 atau belum.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Menurut lughat arti zakat adalah tumbuh (al Numuww) seperti pada zakat Al Zar’u
yang artinya bertambaha banyak dan mengandung berkat seperti pada zaka’ al malu dan
suci(thoharoh) seperti pada nafsan zakiyah dan qad aflaha man zakkaha[1]
Sedangkan menurut Istilah zakat adalah sebagian harta yang telah diwajibkan oleh
Allah swt untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sebagaiman yang telah
dinyatakan dalam Al Qur’an atau juga boleh diartikan dengan kadar tertentu atas harta
tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu dengan lafadz zakat yang juga digunakan
terhadap bagian tertentu yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk
mengeluarkan zakat[2]
Menurut Imam Maliki dalam mendefinisikan zakat bahwa zakat adalah mengeluarkan
sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab(batas kuantitas
yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan catatan
kepemilikan itu penuh dan mencapai haul, bukan barang tambang dan bukan pertanian.
Menurut madzhab Syafii zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta atau
tubuh sesuai dengan cara khusus, sedangkanmadzhab Hambali mengatakan Zakat adalah hak
yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.[3]
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'
a) Surat At Taubah; 103
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui”
b) Surat Al An’am; 141
“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.
c) Surat At Taubah; 5
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu Maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu
dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah
ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat,
Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan[. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”[4].
As Sunnah
a) Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar Rosulullah
bersabda
ومOOبيت و صOOبني االءسال م على خمس شها دة ان ال اله االهللا و ان محمدا رسول هللا اقا مة الصالة و ايتاء الز كاة و حج ال
)رمضان (متفق علبه
“Islam itu ditegakkan atas lima pilar: syahadat yang menegaskan bahwa tiada tuhan selain
Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan haji
dan berpuasa pada bulan ramadhan” (HR Bukahari Muslim)[5]
b) Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah
الحد يث-ما من صاحب كنز ال يؤ دي ز كا ته اال احمي عليه في نارجهنم فيجعل صفا ئح فتكوى بها جنبا ه و جبهته
Harta yang memiliki criteria ini ada lima jenis antara lain:
Uang, emas, perak baik berbentuk uang logam maupun uang kertas
Barang tambang dan barang temuan
Barang dagangan
Hasil tanaman dan buah-buahan
Binatang ternak (menurut jumhur ulama yang merumput sendiri atau menurut Maliki
binatang yang diberi makan)
menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan kewajibannya
terhadap Allah dan terhadap makhluk Allah (masyarakat)
membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela, serta membayarkan amanat
kepada orang yang berhak dan berkepentingan
sebagai ucapan syukur dan trimakasi atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya
guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan yang susah
guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si miskin dan si
kaya[10]
penyucian dari bagi orang yang berpuasa dari kebatilan dan kekokohan untuk
memberi makan kepada orang miskin serta sebagai rasa syukur kepada Allah atas
selesainya menunaikan kewajiban puasa[11]
Dipergunakan pula untuk yang dikeluarkan disini dengan fitrah, yaitu bayi yang di lahirkan.
Yang menurut bahasa-bukan bahasa arab dan bukan pula mu'arab (dari bahasa lain yang
dianggap bahas arab)-akan tetapi merupakan istilah para fuqoha'.
Zakat fitrah diwajibkan pada kedua tahun hijrah, yaitu tahun diwajibkannya puasa bulan
ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak
ada gunanya, untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka
dari kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya.
Zakat ini merupakan pajak yang berbeda dari zakat-zakat lain, seperti memiliki nisab, dengan
syarat-syaratnya yang jelas, pada tempatnya. Para fuqoha' menyebut zakat ini dengan zakat
kepala, atau zakat perbudakan atau zakat badan. Yang dimaksud dengan badan disini adalah
pribadi, bukan badn yang merupakan dari jiwa dan nyawa.
Adapun dalil atau dasar kewajibannya zakat fitrah adalah berdasarkan atas:
a. Al Qur’an : Surat Al A’la; 14
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)"
Surat Al Baqarah; 43
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”[12]
b. As Sunnah
عير علىOOا من شOOا عOOر او صOOا من تمOO زكاة الفطر من رمضان على الناس صا ع.م.عن ابن عمر قال فرض رسول هللا ص
كل حر او عبد ذكرا و انثى من المسلمين (رواه البخا رى ومسلم) وفى البخارى وكان يعطون قبل الفطر بيوم او يومين
“Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri(berbuka) bulan ramadhan
sebanyak satu sha’(3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim merdeka atau
hamba, laki-laki atau perempuan”(HR Bukhari Muslim), dalam hadits Bukhari disebutkan
“mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya”[13]
Adapun hikmah dari kewajiban zakat fitrah adalah penyucian diri bagi orang yang
berpuasa dari kebatilan dan kekotoran, untuk memberi makan kepada orang-orang miskin
serta sebagai ras syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan kewajiban puasa.
Rasulullah juga menerangkan tentang waktu mengeluarkannya yaitu sebelum sholat id, yang
dimulai sejak waktu utamanya yaitu setelah tenggelamnya matahari pada malam id (menurut
Tsauri, Ahmad, Ishak dan Syafii dalam Al Jadid serta menurut satu berita juga dari Malik)
[14].
Dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah antara lain:
1. Waktu yang di bolehkan yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan ramadhan
3. Waktu yang lebih baik (sunnat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi sholat
hari raya
زكاة الفطر طهرة للصا ئم و طعمة للمسا كين فمن اداها قبل الصالة فهي زكاة.م. فرض رسول هللا ص:عن ابن عباس قال
مقبو لة ومن اداها بعد الصالة فهي صدفة من الصدفات
“Dari Ibn Abbas, ia berkata: telah diwajibkan oleh rasulullah saw zakat fitrah sebagai
pembersih bagi orang puasa dan memberi makan bagi orang miskin, barang siapa yang
menunaikannya sebelum sholat hari raya maka zakat itu diterima, dan barang siapa
membayarnya sesudah sholat hari raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa”(HR Abu
Dawud dan Ibn Majah)
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum terbenam matahari
pada hari raya
5. Waktu haram, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya[15].
Rasulullah juga menganjurkan agar zakat dikeluarkan atas bayi yang masih dalam
kandungan sebagaiman dilakukan oleh Ustman bin Affan r. a.[16], menurut Tsauri, Ahmad,
Ishak dan Syafii tidak wajib dikelurkan zakat ats bayi yang dilahirkan setelah waktu
diwajibkannya mengeluarkan zakat dan menurut Abu Hanifah, Laits, Syafii masih tetap wajib
dikeluarkan zakat ats bayi tersebut karena lahirnya sebelum waktu diwajibkan[17]. Dengan
demikian anak yang telah lahir pada saat matahari terbenam dan istri pada saat itu telah
dinikahi dan menjadi tanggungannya maka wajib dikeluarkan zakat fitrahnya begitu juga
dengan sebaliknya[18].
Adapun tujuan dari zakat fitrah adalah memenuhi kebutuhan orang-orang miskin pada
hari raya idul fitri dan untuk menghibur mereka dengan sesuatu yang menjadi makanan
pokok penduduk negeri tersebut[19]. Adapun syarat-syarat wajib zakat fitrah terdiri atas:
1. Islam
2. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan
3. Memiliki lebihan harta dan keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang wajib
dinafkahinya baik manusia ataupun binatang pada malam hari raya dan siang harinya, sabda
rasulullah
)فاعلمهم ان هللا فترض عليهم صدقة تؤ خذ من اغنيا ئهم فترد على فقرا ئهم (رواه الجماعة
“Beritahukanlah kepada mereka (penduduk yaman), sesungguhnya Allah telah mewajibkan
kepada mereka sedekah(zakat) yang diambil dari orang-orang kaya diberikan kepada orang-
orang fakir dikalangan mereka” (HR Jamaah ahli hadits)[20]
F. Zakat Maal (harta)
Menurut terminologi (bahasa) harta adalah segala sesuatu yang di inginkan sekali oleh
manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. sedangkan menurut istilah
syara' harta adalah segala sesuatu yang dapat di miliki dan dapat di manfaatkan. sesuatu dapat
disebut dengan maal(harta) apabila memenuhi dua syarat antara lain:
a. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun dan disimpan
b. Dapat di ambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya seperti rumah, mobil ternak dan lain
sebagainya.
Harta (maal) yang Wajib di Zakati
1. Binatang Ternak seperti: unta, sapi, kerbau, kambing, domba dan unggas (ayam, itik,
burung).
2. Emas Dan Perak
3. Biji makanan yang mengenyangkan seperti beras, jagung, gandum, dan sebagainya
4. Buah-buahan seperti anggur dan kurma
5. Harta Perniagaan
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas. penulis berkesimpulan bahwa zakat hukumnya wajib bagi
umat Islam, yang diperintahkan melalui AlQur'an. Sunnah Nabi. dan dikembangkan melaiui
ijtihad manusia. Melaksanakan kewajiban zakat berarti merealisasikan rukun Islam yang
ketiga. Kewajiban zakat diambil dari harta kekayaan yang dimiliki seseorang sesuai dengan
ketentuan haul, nisab, dan kadarnya. Zakat yang dikumpulkan diperuntukkan bagi delapan
golongan./ kelompok (asnaf) yarg telah ditentukan oleh Al-Qur'an.
Zakat merupakan sumber dana yang potensial. bagi kesejahteraan masyamkat. Karena
itu, pelaksanaan zakat perlu dikelola secara profesional dal bertanggung jawab, sehingga
kemanfaatannya tepat pada sasaran. Pelaksanaan ini dapat dilakukan langsung oleh pembayar
pajak, melalui BAZ, atau oleh pemerintah. Derngan demikian. kewajiban zakat yang telah
dilaksarakan oleh setiap umat Islam, mudah-mudahan, dapat menjadi amal ibadah dan
memperoleh ridho AIIah Swt
DAFTAR PUSTAKA
Ar Rahman, Syaikh Muhammad Abdul Malik, 1001 Masalah Dan Solusinya, (Jakarta:
Pustaka Cerdas Zakat, 2003),