Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TATA CARA ZAKAT


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Fiqih Ibadah”
Dosen pengampu: Nur Farida,M.Pd.I.

Disusun oleh:
1. Muhammad Hasan
2. Qotrun Nadda

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada Ibu Nur Farida M.Pd.i selaku dosen Mata kuliah “Fiqih
Ibadah”. Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada segenap kerabat yang telah
ikut serta membantu kami dalam penyusunan makalah ini, baik bantuan berupa materi
maupun bantuan berupa motivasi.

Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah "Fiqih Ibadah"
Dengan tema " Tata Cara Zakat", kami sangat berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
manfaat lebih bagi para pembacanya.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih mengandung banyak
kekurangan dan kekurangan, baik dalam isi, penyajian, maupun dalam sistematikanya. Hal
ini pasti disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan kami. Oleh karena itu kami meminta
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Wonosobo, 08 Juni 2022

Penyusun

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangRumusan.................................................................................................
B. MasalahTujuan Masalah.................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa pengertian zakat.........................................................................................................


B. Apa hokum mengeluarkan zakat.......................................................................................
C. Apa syarat dan rukun zakat...............................................................................................
D. Apa zakat di bagi menjadi dua..........................................................................................
E. Apa zakat fitrah………………………………………………………………………….
F. Apa zakat mal....................................................................................................................
G. Tata cara zakat...................................................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada
setiap kaum Muslimin. Perintah zakat didalam Al-Quran senantiasa disandingkan
dengan perintah shalat. Pentingnya menunaikan zakat karena perintah ini
mengandung misi sosial yang memiliki tujuan jelas bagi kemaslahatan umat. Tujuan
yang dimaksud antara lain untuk memecahkan problem kemiskinan, meratakan
pendapatan, meningkatkan kesejahteraan umat dan negara. Inilah yang menunjukkan
betapa pentingnya menunaikan zakat sebagai salah satu rukun Islam.

Zakat menurut syaraʽ adalah sejumlah harta tertentu yang telah mencapai
syarat-syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada setiap orang muslim
untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula.

Maksud dari sejumlah harta tertentu ialah harta-harta yang wajib dikeluarkan
zakatnya yang telah ditetapkan oleh Al-Quran dan Hadis yakni harta hasil pertanian,
perdagangan, peternakan, emas, perak dan rikāz. Serta hanya jenis harta tersebutlah
yang sudah ada dan menjadi sumber zakat sejak zaman Nabi Muhammad SAW.
Namun seiring berkembangnya. perekonomian, sumber zakat pun mengalami
perkembangan seperti, zakat dari kekayaan yang diperoleh dari upah/ gaji,
pendapatan, honorium, atau penghasilan yang dihasilkan dari kerja tertentu yang telah
mencapai niṣāb atau disebut dengan zakat profesi.

Menurut prof. Didin Hafidhuddin zakat profesi adalah zakat yang dikenakan
pada tiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendiri
maupun bersama orang atau lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang)
yang memenuhi niṣāb. Adapun bentuk penghasilan yang paling sering menghasilkan
upah atau gaji besar pada zaman sekarang yaitu yang diperoleh dari profesi seperti
penghasilan seorang dokter, advokat, insinyur, seniman, motivator, pengacara
(lawyer), designer dan sebagainya.
Adanya perintah wajib zakat bukan hanya sekedar untuk ditunaikan semata,
akan tetapi harus disertai dengan pengelolaan yang baik dan didistribusikan secara
merata kepada pihak yang berhak menerima zakat. Oleh karena itu peran lembaga-
lembaga amil zakat sangatlah penting. Seperti halnya yang terjadi pada BMT Amanah
Ummah Kartasura melalui Baitul Mālnya mengenai proses penghimpunan zakat
profesi dari data yang didapat oleh penulis terdapat perbedaan dalam cara menghitung
zakat profesinya yakni dipotong sebesar 3% , bukan 2,5% yang diqiyaskan pada zakat
emas, dan bukan pula 5-10% yang diqiyaskan pada zakat pertanian. Selain itu
muzakki zakat profesi jumlahnya hanya sedikit, padahal anggota BMT Amanah
Ummah jumlahnya mencapai ribuan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih dalam terhadap pengelolaan, pendayagunaan, dan
pendistribusian zakat profesi yang dilakukan oleh BMT Amanah Ummah Kartasura
apakah telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 atau belum.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat


Pasal 1 ayat (8) memutuskan bahwa dalam rangka mempermudah pengelolaan dana
zakat, Pemerintah membolehkan masyarakat untuk membuat Lembaga Amil Zakat
(LAZ) yang memiliki tugas membantu dalam pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat. Sejalan dengan itu, terdapat tiga organisasi yang diakui
pemerintah dan bertugas melakukan pengelolaan zakat yang tentunya sangat
memberikan kontribusi bagi kelancaran pelaksanaan zakat, yaitu Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS), Lembaga Amil Zakat (LAZ), dan Unit Pengelola Zakat (UPZ).

LAZ merupakan lembaga pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk atas


prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak dibidang dakwah,
pendidikan, sosial, dan kemaslahatan umat Islam. Disamping itu LAZ juga tidak
hanya mengelola zakat, tetapi mengelola dana infak, shadaqah, dan dana sosial
kemanusiaan lainnya. Salah satu contoh LAZ adalah BMT Amanah Ummah
Kartasura yang mengelola dana zakat termasuk didalamnya zakat profesi yang berasal
dari karyawan dan sebagian anggotanya.

Atas dasar itulah penyusun berkeinginan untuk melakukan penelitian skripsi


mengenai bagaimana pengelolaan terkait zakat profesi tersebut dengan judul
“Pelaksanaan Pengelolaan Zakat Profesi di BMT Amanah Ummah Kartasura
(Tinjauan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011)”..
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian zakat?
2. Apa Hukum Mengeluarkat Zakat?
3. Apa Syarat Dan Rukun Zakat?
4. Apa Zakat Mal Dan Fitrah
5. Apa Tata Cara Zakat
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian zakat.
2. Mengetahui Hukum Zakat.
3. Mengetahui Syarat Dan Rukun Zakat.
4. Mengetahui Zakat Fitrah.
5. Mengetahui Zakat Mal.
6. Mengetetahui Tata Cara Zakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Menurut lughat arti zakat adalah tumbuh (al Numuww) seperti pada zakat Al Zar’u
yang artinya bertambaha banyak dan mengandung berkat seperti pada zaka’ al malu dan
suci(thoharoh) seperti pada nafsan zakiyah dan qad aflaha man zakkaha[1]
Sedangkan menurut Istilah zakat adalah sebagian harta yang telah diwajibkan oleh
Allah swt untuk diberikan kepada orang yang berhak menerimanya sebagaiman yang telah
dinyatakan dalam Al Qur’an atau juga boleh diartikan dengan kadar tertentu atas harta
tertentu yang diberikan kepada orang-orang tertentu dengan lafadz zakat yang juga digunakan
terhadap bagian tertentu yang dikeluarkan dari orang yang telah dikenai kewajiban untuk
mengeluarkan zakat[2]
Menurut Imam Maliki dalam mendefinisikan zakat bahwa zakat adalah mengeluarkan
sebagian yang khusus dari harta yang khusus pula yang telah mencapai nishab(batas kuantitas
yang mewajibkan zakat) kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan catatan
kepemilikan itu penuh dan mencapai haul, bukan barang tambang dan bukan pertanian.
Menurut madzhab Syafii zakat adalah sebuah ungkapan untuk keluarnya harta atau
tubuh sesuai dengan cara khusus, sedangkanmadzhab Hambali mengatakan Zakat adalah hak
yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula.[3]

B. Hukum Mengeluarkan Zakat


Zakat merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam dan zakat juga termasuk salah
satu panji-panji Islam yang penegakkannya tidak boleh diabaikan oleh siapaun juga. Zakat
telah difardzukan diMadinah pada bulan Syawwal tahun kedua hijrah setelah kepada ummat
islam diwajibkan berpuasa ramadhan. Dasar-dasar atau landasan kewajiban mengeluarkan
zakat disebutkan dalam:

 Al Qur’anS: urat Al Baqarah; 43 

“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'
a) Surat At Taubah; 103 
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
Mengetahui”
b) Surat Al An’am; 141 
“Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.
c) Surat At Taubah; 5
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu Maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu
dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah
ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat,
Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan[. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”[4].

 As Sunnah

a) Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar Rosulullah
bersabda
‫وم‬OO‫بيت و ص‬OO‫بني االءسال م على خمس شها دة ان ال اله االهللا و ان محمدا رسول هللا اقا مة الصالة و ايتاء الز كاة و حج ال‬
)‫رمضان (متفق علبه‬
“Islam itu ditegakkan atas lima pilar: syahadat yang menegaskan bahwa tiada tuhan selain
Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, menunaikan haji
dan berpuasa pada bulan ramadhan” (HR Bukahari Muslim)[5]

b) Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah

‫الحد يث‬-‫ما من صاحب كنز ال يؤ دي ز كا ته اال احمي عليه في نارجهنم فيجعل صفا ئح فتكوى بها جنبا ه و جبهته‬

)‫(رواه احمد و مسلم‬


“Seseorang yang menyimpan hartanya tidak dikeluarkan zakatnya akan dibakar dalam neraka
jahnnam baginya dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrikakan ke lambung dan dahinya-
Al Hadits (HR Ahmad dan Muslim)[6]
c) Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dal buku Al Ausath dan As Saghir dari Ali
‫ا‬OO‫روا اال بم‬OO‫وا او ع‬OO‫ا ع‬O‫راء اذا ج‬O‫د الفق‬OO‫را ئهم ولن يجه‬OO‫ان هللا فرض على اغنياء المسا عين في اموا لهم بقد ر الذي يسع فق‬
‫يصنع اغنيا ئهم اال وان هللا يحا سبهم حسابا شديدا و يعذ بهم عذابااليما‬
“Allah ta’ala mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya dari kaum muslimin sejumlah
yang dapat melapangi orang-orang miskin diantara merela fakir miskin itu tiadalah akan
menderita menghadapi kelaparan dan kesulitan sandang kecuali karena perbuatan golongan
dan kaya, ingatlah Allah akan mengadili mereka nanti nanti secara tegas dan menyiksa
mereka dengan pedih”[7]
Ijma’ Ulama’
Ulama baik salaf (tradisional) maupun khalaf (modern) telah sepakat akan kewajiban
zakat dan bagi yang mengingkarinya berarti telah kafir dari Islam[8].
C. Syarat, Rukun Dan Hikmah Zakat
Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut jumhur ulama syarat
wajib zakat terdiri dari:
1. Islam
2. Merdeka
3. Baligh dan Berakal
4. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati

Harta yang memiliki criteria ini ada lima jenis antara lain:

 Uang, emas, perak baik berbentuk uang logam maupun uang kertas
 Barang tambang dan barang temuan
 Barang dagangan
 Hasil tanaman dan buah-buahan
 Binatang ternak (menurut jumhur ulama yang merumput sendiri atau menurut Maliki
binatang yang diberi makan)

5. Harta yang dizakati telah mencapai nishab atau senilai dengannya


6. Harta yang dizakati adalah milik penuh
7. Kepemilikan harta telah mencapai haul (setahun)
8. Harta tersebut bukan termasuk harta hasil hutang
9. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok
Dan diantara syarat-syarat sah pelaksanaan zakat terdiri atas:
1. Niat
2. Tamlik (memindahkan kepemilikan kepada penerimanya)
Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari nisab(harta) yang dengan melepaskan
kepemilikan terhadapnya, menjadiakannya sebagai milik orang fakir dan menyerahkannya
kepadanya atau harta tersebut diserahkan kepada wakilnya yakni imam atau orang yang
bertugas untuk memungut zakat.[9]
Diantara hikmah disyariatkannya zakat adalah bahwa pendistribusiannya mampu
memperbaiki kedudukan masyarakat dari sudut moral dan material dimana ia dapat
menyatukan anggota-anggota masyarakatnya menjadi seolah-olah sebuah tubuh yang satu,
selain dari itu zakat juga dapat membersihkan jiwa anggota masyarakat dari sifat pelit dan
bakhil. Zakat juga merupakan benteng keamanan dalam system ekonomi islam sebagai
jaminan kearah stabilitas dan kesinambungan sejarah social masyarakat.
Diantara hikmah zakat yang lain yang saling menguntungkan baik dari pihak sang kaya
maupun dari pihak si miskin antara lain:

 menolong orang yang lemah dan susah agar dia dapat menunaikan kewajibannya
terhadap Allah dan terhadap makhluk Allah (masyarakat)
 membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela, serta membayarkan amanat
kepada orang yang berhak dan berkepentingan
 sebagai ucapan syukur dan trimakasi atas nikmat kekayaan yang diberikan kepadanya
 guna menjaga kejahatan-kejahatan yang akan timbul dari si miskin dan yang susah
 guna mendekatkan hubungan kasih sayang dan cinta mencintai antara si miskin dan si
kaya[10]
 penyucian dari bagi orang yang berpuasa dari kebatilan dan kekokohan untuk
memberi makan kepada orang miskin serta sebagai rasa syukur kepada Allah atas
selesainya menunaikan kewajiban puasa[11]

D. Zakat terbagi atas dua jenis yakni 


Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram/3,5 liter makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan. Zakat Maal (Zakat Harta), mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing tipe
memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. 
E. Zakat Fitrah
Makna zakat fitrah, yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbuka
puasa) pada bulan ramadhan disebut pula dengan sedekah. Lafadh sedekah menurut syara'
dipergunakan untuk zakat yang diwajibkan, sebagaimana terdapat pada berbagai tempat
dalam qur'an dan sunnah. Dipergunakan pula sedekah itu untuk zakat fitrah, seolah-olah
sedekah dari fitrah atau asal kejadian, sehingga wajibnya zakat fitrah untuk mensucikan diri
dan membersihkan perbuatannya.

Dipergunakan pula untuk yang dikeluarkan disini dengan fitrah, yaitu bayi yang di lahirkan.
Yang menurut bahasa-bukan bahasa arab dan bukan pula mu'arab (dari bahasa lain yang
dianggap bahas arab)-akan tetapi merupakan istilah para fuqoha'.

Zakat fitrah diwajibkan pada kedua tahun hijrah, yaitu tahun diwajibkannya puasa bulan
ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak
ada gunanya, untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka
dari kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya.

Zakat ini merupakan pajak yang berbeda dari zakat-zakat lain, seperti memiliki nisab, dengan
syarat-syaratnya yang jelas, pada tempatnya. Para fuqoha' menyebut zakat ini dengan zakat
kepala, atau zakat perbudakan atau zakat badan. Yang dimaksud dengan badan disini adalah
pribadi, bukan badn yang merupakan dari jiwa dan nyawa.

Adapun dalil atau dasar kewajibannya zakat fitrah adalah berdasarkan atas:
a. Al Qur’an : Surat Al A’la; 14   
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)"
Surat Al Baqarah; 43
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”[12]
b. As Sunnah
‫عير على‬OO‫ا من ش‬OO‫ا ع‬OO‫ر او ص‬OO‫ا من تم‬OO‫ زكاة الفطر من رمضان على الناس صا ع‬.‫م‬.‫عن ابن عمر قال فرض رسول هللا ص‬
‫كل حر او عبد ذكرا و انثى من المسلمين (رواه البخا رى ومسلم) وفى البخارى وكان يعطون قبل الفطر بيوم او يومين‬
“Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri(berbuka) bulan ramadhan
sebanyak satu sha’(3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim merdeka atau
hamba, laki-laki atau perempuan”(HR Bukhari Muslim), dalam hadits Bukhari disebutkan
“mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya”[13]
Adapun hikmah dari kewajiban zakat fitrah adalah penyucian diri bagi orang yang
berpuasa dari kebatilan dan kekotoran, untuk memberi makan kepada orang-orang miskin
serta sebagai ras syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan kewajiban puasa.
Rasulullah juga menerangkan tentang waktu mengeluarkannya yaitu sebelum sholat id, yang
dimulai sejak waktu utamanya yaitu setelah tenggelamnya matahari pada malam id (menurut
Tsauri, Ahmad, Ishak dan Syafii dalam Al Jadid serta menurut satu berita juga dari Malik)
[14].
Dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah antara lain:
1. Waktu yang di bolehkan yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan ramadhan
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan ramadhan
3. Waktu yang lebih baik (sunnat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi sholat
hari raya
‫ زكاة الفطر طهرة للصا ئم و طعمة للمسا كين فمن اداها قبل الصالة فهي زكاة‬.‫م‬.‫ فرض رسول هللا ص‬:‫عن ابن عباس قال‬
‫مقبو لة ومن اداها بعد الصالة فهي صدفة من الصدفات‬
“Dari Ibn Abbas, ia berkata: telah diwajibkan oleh rasulullah saw zakat fitrah sebagai
pembersih bagi orang puasa dan memberi makan bagi orang miskin, barang siapa yang
menunaikannya sebelum sholat hari raya maka zakat itu diterima, dan barang siapa
membayarnya sesudah sholat hari raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa”(HR Abu
Dawud dan Ibn Majah)
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum terbenam matahari
pada hari raya
5. Waktu haram, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya[15].

Rasulullah juga menganjurkan agar zakat dikeluarkan atas bayi yang masih dalam
kandungan sebagaiman dilakukan oleh Ustman bin Affan r. a.[16], menurut Tsauri, Ahmad,
Ishak dan Syafii tidak wajib dikelurkan zakat ats bayi yang dilahirkan setelah waktu
diwajibkannya mengeluarkan zakat dan menurut Abu Hanifah, Laits, Syafii masih tetap wajib
dikeluarkan zakat ats bayi tersebut karena lahirnya sebelum waktu diwajibkan[17]. Dengan
demikian anak yang telah lahir pada saat matahari terbenam dan istri pada saat itu telah
dinikahi dan menjadi tanggungannya maka wajib dikeluarkan zakat fitrahnya begitu juga
dengan sebaliknya[18].
Adapun tujuan dari zakat fitrah adalah memenuhi kebutuhan orang-orang miskin pada
hari raya idul fitri dan untuk menghibur mereka dengan sesuatu yang menjadi makanan
pokok penduduk negeri tersebut[19]. Adapun syarat-syarat wajib zakat fitrah terdiri atas:
1. Islam
2. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan
3. Memiliki lebihan harta dan keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang wajib
dinafkahinya baik manusia ataupun binatang pada malam hari raya dan siang harinya, sabda
rasulullah
)‫فاعلمهم ان هللا فترض عليهم صدقة تؤ خذ من اغنيا ئهم فترد على فقرا ئهم (رواه الجماعة‬
“Beritahukanlah kepada mereka (penduduk yaman), sesungguhnya Allah telah mewajibkan
kepada mereka sedekah(zakat) yang diambil dari orang-orang kaya diberikan kepada orang-
orang fakir dikalangan mereka” (HR Jamaah ahli hadits)[20]
F. Zakat Maal (harta)
Menurut terminologi (bahasa) harta adalah segala sesuatu yang di inginkan sekali oleh
manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. sedangkan menurut istilah
syara' harta adalah segala sesuatu yang dapat di miliki dan dapat di manfaatkan. sesuatu dapat
disebut dengan maal(harta) apabila memenuhi dua syarat antara lain:
a. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun dan disimpan
b. Dapat di ambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya seperti rumah, mobil ternak dan lain
sebagainya.
Harta (maal) yang Wajib di Zakati
1. Binatang Ternak seperti: unta, sapi, kerbau, kambing, domba dan unggas (ayam, itik,
burung).
2. Emas Dan Perak
3. Biji makanan yang mengenyangkan seperti beras, jagung, gandum, dan sebagainya
4. Buah-buahan seperti anggur dan kurma
5. Harta Perniagaan

H. Tata Cara Zakat


Dalam melaksanakan zakat, baik itu zakat hafta nlaupun zakat fitrah.
ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh wajib zakat. Adapun halhal
yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut (Rayid, 1978: 63-68):
1. Niat. Maksudnya berniat dalam hati menunaikan zakat fardhu secara ikhlas,
bersih. murni dan jujur. semata-mata mengharapkan ridho Allah. sebagaimana
sabda Rasullullah: “Segala amal perbuatan itu hanyalah bergantung niatnya
dan bagi setiap orang hanyalah menurut apa yang diniatkanya.
2. Mengerakkan. Artiya, apabila sudah sampai waktunya untuk membayar
zakat maka segeralah dilaksanakan. karena dengan menyegerakan membayar
zakat berarti juga rnenghindarkan diri dari penghalang, yang menghalangl
untuk berbuat kebajikan, karena manusia tidak pemah akan tahu kejadian yang
akan menimpanya. 3. Tidak memindahkan ketempat lain. Pada dasamya zakat
jangan dipindahkan ke lain tempat, mengingat bahwa kewajiban menolong
orang yang dekat adalah baik dekat secara kekerabatan ataupun dekat sccara
lingkungan di mana seseorang bertempat tinggal. sehingga hal itu yang harus
didahulukan sebelum menolong orang yang jauh.
4. Diserahkan kepada yang berhak. Penyerahan zakat dapat melalui badan
amal zakat (BAZ) atau dilakukan langsung oleh yang bersangkutan kepada
yang berhak menerimanya. Namun hal penting yang harus dilakukan oleh
pemberi zakat adalah jangan sampai zakat itu diberikan kepada yang di luar
delapan golongan (asnaf yang sudah ditentukan oleh Al-Qur'an dan Sunnah
Nabi Muhammad SAW.
Mengenai tata cara menunaikan zakat bagi yang wajib bezakat, secara
sederhana dapat penulis uraikan sebagai berikut :
1. Bagi harta kekayaan yang berbentuk emas, perak dan uang.
a. Zakat emas yang harus dikeluarkan seseorang! selain harus dimiliki secara
pasti dan sudah dimiliki selama satu tahun (haul) juga harus sampai jumlahnla
(nisab), yaitu 20 Dinar (Q.S.9: 35) atau.jika diukur dengan enmas di Indonesia
setara dengan 96 gram emas murni (Departemen Agama. 1978), dengan kadar
Zakat yang harus dibayarkan/dikeluarkan adalah 2,5 %.
b. Zakat perak yang harus dikeluarkan adalah perak yang telah dimiliki selama
satu tahun (haul) dan jumlahnya (nisab) sudah mencapai 200 Dirham atau
setara dengan 672 gram perak murni (Departemen Agama, 1978), degan kadar
zakat Perak )yang harus dikeluarkan adalah 2,5%.
c. Uang, baik uang giral maupun uang chartal setelah dimiliki selam satu
tahun (haul) dan sudah mencapai jumlahnya (nisab) senilai alau setara dengan
96 gram emas (Departemen Agama, 1978). dengan kadar zakat uang )yang
harus dikeluarkan adalah sehesar 2,5%
2. Hasil Pertenakan
Binatang ternak )yang dikenakan zakat adalah binatang ternak yang
sudah dimiliki selama satu tahun (haul) dan binatang ternak tersebut tidak
digunakan sebagai tenaga pengangkutan dan sehagainya. Di Indonesia yang
temasuk binatang ternak disini adalah:
a. Kambing, biri-biri, dan domba, yang nisabnya adalah 40 ekor.
Apabiia seseorang menpunyai 40 s d. 120 ekor, Zakatnya adalah 1
ekor. Apabila seseorang mempunyai 121 s.d. 200 ekor. zakatnya
adalah 2 ekor. Kemudian apabila seseorang mempun)ai 201 s.d. 100
ekor, zakatnya adalah 3 ekor. Selanjutnya setiap pertambahan 100
ekor berikutnva, zakatnya adalah tambah 1 ekor.
b. Sapi. ,yang nisabny:a adalah 30 ekor. Apabila seseorang
mempunyai 30 s.d. :9 ekor. zakatnya adalah 1 ekor yang berumur
lebih dari 1 tahun. apabila seseorang mempunlai 60 s-d. 69 ekor.
zakatnya adalah 2 ekor,yang berumur lebih dai 1 tahun. Kemudian
apabila seseorang mempunyai 70 s-d.79 ekor, zakatnya adalah 2
ekor (1 ekor berumur lebih dari 1 tahun dan 1 ekor lagi berumur
lebih dari 2 tahun). Selarjutnya setiap tambahan 30 ekor berikutnya.
zakatnya adalah ditambah 1 ekor sapi yang berumur lebih dari 1
tahun
c. Kerbau dan Kuda. yang nisab dan kadarnya adalah sama dengan
zakat sapi.

3. Tumbuh-tumbuhan (Hasil bumi)

a. Padi. yang haLlin.la adalah setiap panen jika iumlahnya (nisab)


sudah mencapai sejumlah 350 kg gabah atau setara dengan 750 beras,
dengan kadar zakat yang harus dibayar sebesar 10% untuk sawah
tadah hujan. sedangkan kadar zakat untuk sawah "yang diairi dengan
irigasi adalah 5 %
b. Biji-bijian (jagung. kedelai dsb). yang jumlahnya adalah setiap
panen yang nisab dan kadar zakatnya sama dengan zakat padi.
c. Umbi-umbian (ubi. kentang, ubi kayu. ubi jalar, jahe. dsb.). yang
hasil nisab, dan kadar zakatya adalah sama dengar zakat padi.
d. Buah-buahan (kelapa. pisang. duku. rambutan. durian, mangga, apel.
jeruk, papaya, nanas. kelapa. pala, lada, pinang, dan sejenisnya),yang
haul,nisab dan kadar zakatnya adalah sama dengan zakat padi.
e. Tanaman hias (anggrek, dan segala jenis bunga),y ang haul, nisab,
dan kadar zakatnya adalah sama dengan zakat padi.
i. Runput-rumputan (serei, bambu, tebu, dan sejenisnya), yang haul,
nisab, dan kadar zakatnya adalah sama dengan zakat padi.
g. Daun-daunan (teh. tembakau. fanili dan sejenisnya), yang haul,
nisab, dan kadar zakatnya adalirh sama dergan zakal padi.
h. Sayur-sayuran (barvang. Mentimun, kol, wortel, bayam. sarvi, cabai,
dan sejenisnya). yang haul. nisab, dan kadar zakahya adalah sama
dengan zakat padi.
4, Perdagangan, Pendapatan, dan usaha-usaha
a. Perdagangan
(1). Industri, sepeti: tekstil. baja. keramil. batu merah, genting. kapur,
tempe. tahu. batik, ukir-ukiran, dan sejenisnya. jika sudah
diperdagangkan selama satu tahun (haul) dan jumlahnya (nisab) sudah
senilai/setara dengan 96 gram emas murni, maka kadar zakat yang
harus dikeluarkan adalah 2,5 %.
(2). Industri pariwisata, seperti hotel, cottage, penginapan. vi1la,
restoran. bioskop, kolam renang dan sejenisnya, jika sudah dijalankan
selama satu tahun dan nisabnya sudah senilai/setara dengan 96 gram
emas murni, maka kadar zakat yang harus dikeluarkan sebesar 2,5%
(3). Perdagangan, seperti eksport impor atau perdagangan dalam
negeri misalnya: pertokoan, warung, kios/depot, percetakan dan
penerbitan, jika sudah berialan selama satu tahun (haul) dan nisabnya
sudah senilai,/setara dengan 96 gram emas murni maka kadar zakatn
yang harus dikeluarkan sebesar 2,5%
(4). Jasa. Sepeti notaris. pengacara, akuntan, travel biro. biro reklame.
designer. salon, dan tranportasi darat atau laut atau udara, jika sudah
berjalan selama satu tahun (haul) dan nisabnya sudah senilai/setara
dengan 96 gram emas murni. maka kadar zakat yang harus dikeluarkan
sebesar 2,5%
(5). Reai estate, seperti perumahan atau penyewaan rumah atau tanah.
jika sudah berjalan selanma satu tahun (haul) dan nisabnya sudah
senilai/setara dengan 96 gram ernas murni maka, kadar Zakat yang
harus dikeluarkan sebesar 2,5 %.
(6). Pendapatan seperti : gaji, honorarium, komisi, atau penghasilan
dokter, jika sudah didapat selama satu tahun (haul) dan nisabnya sudah
senilai/setara dengan 96 gram emas murni. Maka kadar zakat yang
harus dikeluarkan sebesar 2,5 %.
(7).usaha-usaha pertanian alau perkebunan, sepertil tambak. kebun
teh'karet ,/kop i. peternakan ayam bebek,kelinci, dan sebagainya. jika
sudah berjalan selama satu tahun (haul) dan nisabnya sudah
senilai/setara dengan 95 gram emas murni, maka kadar zakat yang
harus dikeluarkan sehesar 2,5 %.
(8). Uang sinpanan, seperti: tabanas. deposito, uang tunai, dan
sejenisnya, iika sudah dimiliki selama satu tahun (haul) dan nisabnya
sudah senilai/setara dengan 96 gram emas murni, maka kadar zakat
yang harus dikeluarkan sebesar 2,.5 %.
5. Zakat Fitrah.
Tata cara perhitungan zakat fitrah bergantung pada jenis makanan
pokok suatu daerah. jumlahnya (nisab) melebihi kebutuhan (yang wajar) untuk
keluarga pada hari raya idul fitri. haulnya tiap akhir ramadhan kadarnya 2,5 kg
atau 3,5 liler makanan pokok atau boleh juga dalam bentuk uang seharga
makanan pokok tersebut.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas. penulis berkesimpulan bahwa zakat hukumnya wajib bagi
umat Islam, yang diperintahkan melalui AlQur'an. Sunnah Nabi. dan dikembangkan melaiui
ijtihad manusia. Melaksanakan kewajiban zakat berarti merealisasikan rukun Islam yang
ketiga. Kewajiban zakat diambil dari harta kekayaan yang dimiliki seseorang sesuai dengan
ketentuan haul, nisab, dan kadarnya. Zakat yang dikumpulkan diperuntukkan bagi delapan
golongan./ kelompok (asnaf) yarg telah ditentukan oleh Al-Qur'an.

Zakat merupakan sumber dana yang potensial. bagi kesejahteraan masyamkat. Karena
itu, pelaksanaan zakat perlu dikelola secara profesional dal bertanggung jawab, sehingga
kemanfaatannya tepat pada sasaran. Pelaksanaan ini dapat dilakukan langsung oleh pembayar
pajak, melalui BAZ, atau oleh pemerintah. Derngan demikian. kewajiban zakat yang telah
dilaksarakan oleh setiap umat Islam, mudah-mudahan, dapat menjadi amal ibadah dan
memperoleh ridho AIIah Swt
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Lahmanudin, Fiqih 1, (Bandung: Jaya Baru, 1998)

Ar Rahman, Syaikh Muhammad Abdul Malik, 1001 Masalah Dan Solusinya, (Jakarta:
Pustaka Cerdas Zakat, 2003),

Al Zuhayly, Wahbah, Al Fiqh Al IslamiAdillatuh, (Damaskus: Dar Al Fikr, 1995),

Al Fauzan, Saleh, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006),

Rasyid, Sulaiman Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994),

Sabiq, Sayyid, Fiqih Sunnah 3, (Bandung: PT Al Maarif, 1982),

Anda mungkin juga menyukai