Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EVALUASI PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TOLERANSI DAN MENGHARGAI PERBEDAAN

Oleh :
Muhammad Hasan (NIM 2021010084)

Dosen Pengampu : Taufan Jannata,M.Pd

PRODI STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL QURAN JAWA TENGAH WONOSOBO
2022

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 1


A. Definisi Operasional
1. Mari Membaca Q.S. al-Hujurat/49:13

Aktivitas Siswa 1:
a. Membaca ayat-ayat di bawah ini secara individu maupun kelompok.
b. Menunjukkan kemampuan membaca dengan fasih dan tartil kepada
teman dan guru.
Ayat-ayat berikut ini berisi pesan-pesan mulia terkait dengan
keanekaragaman manusia yang Allah Swt. ciptakan dengan berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Bacalah ayat yang mulia
ini dengan tartil!
c. Q.S. al-Hujurat/49:13

2. Memahami Tajwid tentang Tanda Waqaf


Aktivitas Siswa 2:
a. Membaca dan mempelajari ketentuan tanda waqaf.
b. Membuat skema lengkap tentang tanda waqaf.
c. Mempresentasikan hasilnya.
Menurut bahasa, waqaf artinya berhenti/menahan. Menurut istilah
ilmu tajwid, pengertian waqaf adalah memutuskan suara di akhir kata
untuk bernapas sejenak dengan niat meneruskan bacaan selanjutnya
Waqaf dibedakan menjadi 5 macam berikut ini.

a. Waqaf Lazim
Waqaf lazim artinya harus berhenti. Ketika kalian membaca
al-Qur’ān kemudian menemukan waqaf lazim, itu artinya pada tempat
yang terdapat tanda waqaf lazim tersebut harus berhenti (waqaf)
untuk mengambil napas, baru kemudian melanjutkan bacaan. Waqaf
lazim ini disebut juga waqaf taam (waqaf sempurna).

Tanda waqaf-nya adalah

Perhatikan contoh-contoh potongan ayat berikut yang di dalamnya


terdapat waqaf lazim.

Contoh:

Jika kamu menemukan tanda waqaf lazim semacam ini, bacaan


harus dihentikan sejenak untuk mengambil napas, baru kemudian
dilanjutkan lagi.

2 Kelas IX SMP/MTs
b. Waqaf Jaiz
Ketika membaca al-Qur’ān dan menemukan tanda waqaf jaiz,
kalian boleh berhenti (waqaf) atau meneruskan bacaan (washal).
Namun, ada yang diutamakan waqaf (berhenti) dan ada yang lebih
diutamakan untuk washal (terus). Oleh karena itu, waqaf jaiz ini sendiri
dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1) Jaiz Kafi
Ketika pembaca al-Qur’ān dan menemukan waqaf Jaiz Kafi,
ia boleh waqaf dan boleh washal (diteruskan), namun lebih
diutamakan untuk waqaf (berhenti).
Tanda waqaf-nya adalah

Contoh:

2) Jaiz Tasawi
Ketika pembaca al-Qur’ān menemukan waqaf (Jaiz tasawi),
boleh waqaf (berhenti) maupun washal (diteruskan), hukumnya
sama, tidak ada yang lebih utama.

Tanda waqaf-nya adalah


Contoh:
1) Jaiz Hasan
Ketika pembaca al-Qur’ān menemukan waqaf Jaiz hasan maka
ia boleh membaca waqaf (berhenti) maupun washal (diteruskan),
tetapi membaca washal lebih utama.
Tanda waqaf-nya adalah

Contoh:

c. Waqaf Muraqabah / Mu’anaqah

. . ...
Apabila pembaca al-Qur’ān menemukan tanda waqaf muraqabah/
mu’anaqah, pembaca itu harus berhenti pada salah satu tanda
waqafnya.

Tanda waqaf-nya adalah .. .. (titik tiga yang


terletak pada dua tempat).

Contoh:

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 3


d. Waqaf Mamnu’
Waqaf mamnu’ maksudnya dilarang berhenti pada tempat yang
terdapat tanda waqaf ini. Pada tempat tersebut, dilarang berhenti
karena masih terdapat keterkaitan makna antara kalimat yang dibaca
dan kalimat berikutnya, sehingga terjadi perubahan makna apabila
terputus dalam membacanya.
Tanda waqaf-nya adalah

Contoh:

e. Saktah
Apabila pembaca al-Qur’ān mendapati tanda waqaf saktah, ia
harus berhenti sejenak, tetapi jangan mengambil napas.
Tanda waqaf-nya adalah atau ( )

Contoh:

3. Mari Belajar Mengartikan Q.S. al-Hujur±t/49:13

Aktivitas Siswa 3:
a. Secara individu dan kelompok berlatih mengartikan ayat menurut arti per
kata (mufradad), kemudian merangkainya menjadi terjemah secara utuh.
b. Membandingkan hasil terjemah yangkamu rumuskan dengan terjemah yang
ada di buku al-Qur’±n Terjemah.
Mempresentasikan hasilnya
a. Arti per kata (mufradad)

Kami telah
seorang
dari menciptakan Sungguh Manusia Wahai
laki-laki
kamu
dan
Sesung- agar kamu dan ber-
kemudian Kami seorang
guh- saling bersuku- bangsa-
jadikan kamu perem-
nya mengenal suku bangsa
puan

ialah orang yang yang paling mulia di


Sungguh Allah di sisi
paling bertakwa antara kamu

Maha
Mahateliti Allah
Mengetahui

1) Terjemah:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui,
Mahateliti.”

4. Memahami Kandungan Q.S. al-Hujurat/49:13

Q.S. al-¦ujur±t/13 ini mengandung pesan yang luar


biasa, yakni kita diajarkan untuk tidak membeda-bedakan orang
lain berdasarkan kekayaan, warna kulit, ras, suku bangsa, dan
perbedaan fisik lainnya. Akan tetapi, kita diajarkan untuk menjadi
orang yang mulia di sisi Allah berdasarkan ketakwaan kita. Kita juga
diperintahkan untuk saling mengenal berbagai jenis dan karakter
manusia agar mampu memahami kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Allah Swt. tidak pernah membeda-bedakan manusia dari
bentuk tubuh ataupun harta bendanya, namun Allah Swt. melihat
manusia dari amal shaleh dan kebersihan hatinya. Manusia yang paling
mulia di sisi Allah Swt. adalah manusia yang paling banyak amal
salehnya dan bersih hatinya. Rasulullah saw. berpesan agar kita
senantiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, seperti yang
disabdakan dalam hadis berikut ini:

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 5


Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang dimarfu’kan kepada
Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak
melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya
memandang kepada amal dan hati kalian.” (H.R. Ibnu Majah)
Sebagai seorang mukmin, kita hendaknya menghargai
perbedaan di antara kaum mukminin sebab sesama mukmin
adalah bersaudara, yang satu sama lain saling
menguatkan. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad saw.:

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Musa Al Asy’ari ia berkata; Rasulullah


saw. bersabda: “Antara seorang mukmin dengan mukmin
yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan, yang saling
menguatkan satu sama lainnya.” (H.R. at-Tirmizi)
Setelah membaca penjelasan ini, apakah kamu siap untuk menjadi
orang yang penuh dengan toleransi dan mau menghargai
perbedaan? Untuk menjadi hamba Allah Swt. yang seperti itu,
tidaklah sulit, hanya perlu berlatih. Latihan yang paling sederhana
adalah memulai dari lingkungan sekitar, misalnya dalam keluarga
mau menghargai kesukaan anggota keluarga yang lain, dan di
sekolah seperti mau menghargai pendapat teman-teman saat
berdiskusi kelompok. Hal-hal seperti ini mungkin bagi kamu terlihat
sepele, akan tetapi apabila kamu biasakan dalam kehidupan sehari-
hari, kamu akan lebih mudah untuk bertoleransi dan menghargai
perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Jika diri kita sudah terbiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan,
kehidupan akan menjadi lebih tenang dan penuh kedamaian

Anda mungkin juga menyukai