Anda di halaman 1dari 8

A.

Membaca al-quran (AT-TILAWAH)


Seorang muslim meyakini kesucian dan keutamaan kalamullah, kalam yang paling utama
dan sempurna; tidak ada cela dan kebatilan sedikitpun padanya. Al-Qur`an merupakan sebaikbaik dan sebenar-benarnya kalam, barangsiapa yang berhukum dengan Al-Qur`an pasti ia
akan berada di atas keadilan dan jauh dari kezhaliman. Dan barangsiapa yang berpegang
teguh dengan Al-Qur`an (dan Al-Hadits) sebagai jalan hidupnya dalam segala aspek
kehidupanya maka -dengan idzin Allah Taala- hidupnya akan sukses di dunia hingga di
akhirat kelak. Namun hal itu tidak akan bisa tercapai kecuali jika kita mempelajari dan
melaksakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang muslim tidaklah pantas melupakan Al-Qur`an dan mengambil hukum
lain dalam menyelesaikan permasalahan hidup. Dengan tilawah (membaca) dan memahami
Al-Qur`an terus menerus, sedikit demi sedikit, Insya`Allah akan kita dapatkan berbagai
macam ilmu pengetahuan yang menambah keimanan kita.
Sebelum memasuki pembahasan inti (Tilawah Al-Qur`an & adab-adabnya) sebaiknya kita
ketahui terlebih dahulu tentang makna Al-Qur`an, keutamaan keutamaannya dan kewajibankewajiban yang bertautan dengannya, agar menambah semangat dalam Tilawah dan menjaga
adab-adab terhadapnya.
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN TERHADAP AL-QURAN
1. Beriman terhadap Al-Qur`an. Konsekwensi pertama keimanan seorang mu`min terhadap
Al-Qur`an adalah mempelajarinya, membacanya sekaligus mentadabburinya untuk
mendapatkan nasehat dan pelajaran yang ada di dalamnya. Sebagaimana salah satu sifat
Al-Qur`an adalah sebagai mauizhah (nasehat / pelajaran).
2. kedua adalah menjalankan perintah-perintah Al-Qur`an sekaligus menjauhi hal-hal yang
dilarangnya, kemudian menda`wahkannya ke seluruh ummat manusia. Hal itu dimulai dari
diri sendiri, kemudian keluarga, dan seterusnya. Hal itu walaupun hanya satu ayat yang
diilmu. Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Sampaikanlah dariku meskipun satu ayat. [HR.Bukhari]
DIANTARA KEUTAMAAN TILAWAH DAN MEMPELAJARAI AL-QURAN
1. Orang yang mempelajari, mengajarkan, dan mengamalkan Al-Qur`an termasuk insan yang
terbaik, bahkan ia akan menjadi Ahlullah (keluarga Allah). Rasulullah Shallallahu alihi wa
sallam bersabda.
Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkanya.
[HR Bukhari]
2. Mendapatkan Syafaat dari Al-Qur`an pada hari kiamat.
1

Bacalah Al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat memberikan syafaat
bagi pembacanya.[1] [HR. Muslim, dari Abu Umamah Al-Bahili]
3. Shahibul Qur`an akan memperoleh ketinggian derajat disurga.
Dikatakan kepada Shahibul Qur`an (di akhirat): Bacalah Al-Qur`an dan naiklah ke surga
serta tartilkanlah (bacaanmu) sebagai mana engkau tartilkan sewaktu di dunia.
Sesungguhnya kedudukan dan tempat tinggalmu (di surga) berdasarkan akhir ayat yang
engkau baca. [HR. Imam Tirmidzi, Abu Dawud, dari Abdillah bin Amru bin Ash
Radhiyallahu anhuma] [2]
4. Orang yang membaca Al-Qur`an akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat.
5.

Sakinah (ketenangan) dan rahmat serta keutamaan akan diturunkan kepada


orang-orang yang berkumpul untuk membaca Al-Qur`an.

6. Bacaan Al-Qur`an merupakan Hilyah (perhiasan) bagi Ahlul Iman (orang-orang yang
beriman).
7. Orang yang berhak menjadi imam shalat adalah orang yang paling banyak hafalan AlQur`an dan luas pengetahuannya terhadap ilmu-ilmu Al-Qur`an.
Orang yang paling berhak menjadi imam (dalam shalat) adalah orang yang paling
pandai membaca Al-Qur`an. [HR. Muslim]
8. Tilawah Al-Qur`an akan dapat melembutkan hati bagi pembacanya atau orang yang
mendengarkanya dengan baik.
9. Kedua orang tua akan dihiasi dengan mahkota pada hari kiamat.
DIANTARA ADAB-ADAB TILAWAH
1. Mengikhlaskan niat untuk Allah semata.
2. Menghadirkan hati (konsentrasi) ketika membaca, khusyu, tenang dan sopan, berusaha
terpengaruh (terkesan) dengan yang sedang dibaca, dengan memahami (menghayati) atau
memikirkan (tafakkur-tadabbur) sebagaimana tujuan utama dalam tilawah.
3. Tilawah al-Quran, hendaknya di tempat yang suci dan dlm keadaan yg suci pula
4. Membaca do`a Isti`azhah (berlindungan kepada Allah Taala dari godaan setan) ketika
hendak membaca al-Quran.
5. Menghadap kiblat hal ini juga sebagai upaya menghidupkan sunnah dalam bermajlis.
7. Hendaknya membaca dengan sirri (pelan) apabila dikhawatirkan dapat menimbulkan riya`
atau sum`ah pada dirinya atau dapat mengganggu ketenangan dalam Masjid.
8. Hendaknya membaca Al-Qur`an dengan tartil.

B. Menyimak bacaan al-quran


1. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di
dalamnya.
2. Tujuan Menyimak
a. Mengetahui bunyi pelafalan bahasa arab dan dapat membedakannya yang meliputi perbedaan
fhonnetik yang diucapkan ketika menggunakanya dalam muhadsah pada umumnya dan
mengucapkannya dengan baik.
b. Menetahui perbedaan harkat yang panjang dan yang pendek serta membedakannya.
c. Membedakan antara huruf-huruf yang berdekatan dalam pengucapannya.
d. Mengetahui segala penempatan huruf yang berangkap ,tsydid, tanwin dan dapat
membedakanya.
e. Mengetahui perhubungan antar rumus fhonetik dan rumus teks.
f. Mendengarkan bahsa arab bukan menelaah pola gramatikal dalam susunan bahasa.
g. Mendengarkan kalimat dan mengerti kesalahan dalam jalannya alur muhadasah pada
umumnya.
h. Menemukan beberapa ibarat dari mana yang berbeda-beda dari pemindahan kosa kata dan
pemindahanya didalam satu kalimat ( mana istiqoqyi)
i. Memahami penggunaan shigat kalam yang digunakan dalam susunan kalimat yang digunakan
dalam menunjukan mana.
3. Metode Pembelajaran Menyimak (Istima)
Pembelajaran menyimak ada dua macam, yaitu: pertama, menyimak untuk keperluan
pengulangan. Menyimak dalam model ini menuntut mahasiswa untuk menyimak teks
kemudian mengulang dari apa yang didengarnya. Kedua, menyimak untuk keperluan
memahami teks dengan baik, dapat membedakan mana ide pokok dan mana ide tambahan,
dapat memahami alur cerita dalam teks dan sebagainya.
4. Contoh pembelajaran menyimak
a. Al-istima wa al-qiraah (mendengar dan membaca)
b. Al-Imla wa al-Istima (dikte dan mendengarkan)
Disini siswa diminta untuk mendengarkan sebuah teks berbahasa arab, kemudian didiktekan
dengan dua atau satu kali pengulangan dan siswa diminta untuk menulis apa yag didengar.
c. Al-Istima wa al-Dzakirah (menyimak dan ingatan)
Pada jenis ini siswa diminta untuk mendengarkan sebuah teks yangdibacakan oleh guru atau
tape kemudian siswa diminta untuk menulis kembali teks tersebut dengan menulis kembali
teks tersebut dengan menggunakan redaksi atau bahasa siswa. Tujuan jenis ini adalah
mengukur kemampuansiswa dalam memahami teks yang diperdengarkan dan daya ingat
siswa.
d. Mengidentifikasi bunyi
Siswa diminta untuk mendengarkan dan mengidentifikasi bunyi bahasa tertentu yang
ditentukan.
e. Membedakan bunyi yang mirip
3

Siswa diminta untuk mendengarkan rangkaian kalimat atau siswa diminta untuk membedakan
dua kata atau lebih yang mempunyai bunyi yang mirip
f. Mengungkapkan kembali
Siswa diminta untuk mendengarkan teks tertentu kemudian diminta kembali mengungkapkan
kembali apa yang diperdengarkan dengan bahasa mereka sendiri.

C. MEMAHAMI DAN MERENUNGI KANDUNGAN AL-QURAN

Memahami Al-Quran hukumnya adalah wajib berdasarkan ayat berikut:


"Maka mengapakah mereka tidak mau mentadabburi al-Qur'an? Apakah karena hati
mereka terkunci mati?" (QS 47:24)
Ada beberapa tahapan agar kita mampu untuk memahami dan mampu berinteraksi dengan AlQuran.
1. Memperhatikan adab tilawah.
2. Membaca satu surat, satu juz, atau satu ruku dengan pelan- pelan, khusyu, tadabbur
dan penuh penghayatan. Tidak mementingkan target dalam satu hari harus selesai satu
surat, satu juz atau beberapa lembar.
3. Memperhatikan dan merenungi satu ayat, diperdalam untuk mendapatkan arti yang
terkandung dalam ayat tersebut, dengan cara dibaca dengan penuh perasaan dan
penghayatan, mendengarkan dari bacaan orang lain atau kaset dan dilakukan berulangulang sampai mendapat arti yang terkandung dalam ayat tersebut.
4. Mempelajari secara rinci, susunan kata, konteks kalimat, arti yang terkandung, sebab
turunnya (asbabun nuzul), i'rab sampai betul-betul memahami seluk-beluk ayat
tersebut dan berbagai sudut pandang.
5. Memahami korelasi ayat dengan kondisi sekarang.

Merujuk kepada yang dipahami oleh para salafus shalih terutama pemahaman para
shahabat. Hal ini dikarenakan mereka lebih ahli dibanding Profesor Al-Quran terpintar
saat ini pun

Kunci-kunci untuk Dapat Memahami dan Berinteraksi dengan Al-Quran Merasa


Bahwa Setiap Ayat itu Ditujukan Kepada Kita
lmam al-Ghazali dalam al-Ihya' berkata: "Merasa bahwa kitalah yang dimaksud oleh

setiap khithob Al-Quran. Jika Al-Quran memerintah maka kitalah yang diperintah, jika
Al-Quran melarang maka kitalah yang dilarang, jika Al-Quran memberi janji maka
kitalah yang diberi janji, jika Al-Quran mengancam maka kitalah yang diancam, jika Al4

Quran bercerita maka kitalah yang harus mengambil ibrohnya, bahkan jika khithobAlQuran berbentuk jamak maka kitalah yang paling dimaksud (QS 6:19). Bagaikan seorang
budak yang membaca surat dari majikannya, sehingga dengan demikian maka bacaan AlQuran akan menambah keimanan, iltizam (komitmen), pengamalan dan menjadi rijal
Quraniy yang memberikan atsar dan manfaat pada dirinya dan orang lain."

Memahami bahwa Al-Quran Tidak Terbatas dengan Waktu dan Tempat

Tidak boleh membatasi Al-Quran hanya berlaku untuk masa tertentu, orang tertentu, kaum
tertentu, kecuali memang ada dalil-dalil yang jelas tentang pengkhususannya.

Memahami Dasar-Dasar Ilmu Tafsir

Seperti ilmu bahasa Arab (nahwu, sharaf dan balaghah), Ilmu Fiqh dan hukum-hukumnya,
ilmu Ushul fiqh, dan Ulumul Quran (Sabab-nuzul, Makkiy-Madaniy, Nasikh-Mansukh, Ijaz
al-Quran, qashash Al-Quran, qasam, Uslub Al-Quran, ahkam Al-Quran, dsb).

D. MENGHAFAL AL-QURAN
1. Niat
Sebelum kita menghafal al-quran maka pertama kali yang harus kita lakukan yaitu niat
sepenuh hati dari dalam diri ,dan membersihkan jiwa kita .Niat sangat mempengaruhi ,karena
jika kita menghafal cuma karena ingin menjadi penghafal al-quran maka hafalan kita pasti
akan tidak bermanfaat dan lebih sulit menghafal bahkan akan merasa bosan serta malas. Hal
ini di karenakan kita tidak mendapat Ridho dari ALLAH swt .

Wudhu disetiap akan melakukanhafalan al-quran

Berdoa

Melakukan amalan amalan seperti sholat tahajut, sholat hajat , puasa dan sodakoh.

2. Menggunakan mushaf yang sama


Menggunakan mushaf yang sama yaitu suatu cara menghafal yang pertama ,kenapa demikian
yaitu karena untuk mudah mengingat.
3. Membagi menjadi 7 bagian surah
Bagian bagian tersebut yaitu ;
Surah Al-baqoroh sampai surah An-Nisa
Surah Al-Maidah sampai At- Taubah
Surah Yunus sampai An-Nahl
Surah Al- Isra sampai Al- Furqan
Surah As-Syuara sampai Yasin
5

Surat As-soffat sampai Al- Hujarat


Surah Qaf sampai An-nas
Boleh juga menghafal dibalik dari bagian ke 7 dulu , baru ke bagian ke 6 dan seterusnya.
4. Menghafal dengan perlembar atau per ayat
5. Memiliki target
6. Sering mendengarkan bacaan AL-quran
Selain untuk mempercepat penghafalan , mendengarkan bacaan atau murotal juga dapat
memperbaiki tajwid dan mahroj huruf yang benar .
7. Menyetorkan bacaan
Setelah menghafal , kita hendaknya menyetorkan kepada orang lain seperti orang tua , guru atau
yang lain untuk memperbaiki bacaan kita.
8. Mengulang seluruh hafalan.

E. MENGAJARKAN AL-QURAN (Al-Talim)


Secara bahasa berarti pengajaran (masdar dari alama-yualimu-taliman), secara istilah
berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampian pengertian, pengetahuan dan
ketrampilan. Menurut Abdul Fattah Jalal, talim merupakan proses pemberian pengatahuan,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih
dari segala kotoran sehingga siap menerima hikmah dan mampu mempelajari hal-hal yang
bermanfaat bagi dirinya ( ketrampilan). Mengacu pada definisi ini, talim, berarti adalah usaha
terus menerus manusia sejak lahir hingga mati untuk menuju dari posisi tidak tahu ke posisi
tahu
Cara Mengajarkan Al-Quran
a. Tadib
Merupakan bentuk masdar dari kata addaba-yuaddibu-tadiban, yang berarti
mengajarkan sopan santun. Sedangkan menurut istilah tadib diartikan sebagai proses
mendidik yang di fokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti
pelajar.
Tadib sebagai istilah yang paling mewakili dari makna pendidikan berdasarkan Al Quran
dan Al Hadith dikemukakan oleh Syed Naquib Al Attas

Tuhanku (Allah) telah mendidikku dengan pendidikan yang terbaik

Haditsh tersebut memperjelas bahwa sumber utama pendidikan adalah Allah.


Sehingga pendidikan yang beliau peroleh adalah sebaik-baik pendidikan. Dengan demikian
dalam pendangan filsafat pendidikan Islam. Rasulullah merupakan pendidik utama yang harus
dijadikan teladan.
b.

Tarbiyah

Tarbiyyah merupakan

salah

satu

konsep

pendidikan

Islam

yang

penting.

Perkataan tarbiyyah berasal dari bahasa Arab yang dipetik dari fiil (kata kerja) seperti
berikut :
1)

Rabba, yarbu yang berarti tumbuh, bertambah, berkembang.

2)

Rabbi, yarba yang berarti tumbuh menjadi lebih besar, menjadi lebih dewasa

3)

Rabba, yarubbu yang berarti memperbaiki, mengatur, mengurus dan mendidik,

menguasai dan memimpin, menjaga dan memelihara


Melalui pengertian tersebut, konsep tarbiyyah merupakan proses mendidik manusia dengan
tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia ke arah yang lebih sempurna. Ia bukan saja
dilihat proses mendidik saja tetapi merangkumi proses mengurus dan mengatur supaya
perjalanan kehidupan berjalan dengan lancar.
Berdasarkan penafsiran pada surat Al Fatihah ayat 2,
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam .
Terdapat penafsiran terhadap ayat tersebut yaitu Allah itu Pendidik semesta alam tak ada suatu
juga dari makhluk Allah itu terjauh dari didikan-Nya. Allah mendidik makhluk-Nya dengan
seluas arti kata itu. Sebagai pendidik, Dia menumbuhkan, menjaga, memberikan daya
(tenaga) dan senjata kepada makhluk itu guna kesempurnaan hidupnya masing-masing.
Selain daripada Allah sebagai Pendidik, manusia juga boleh menjadi pendidik berdasarkan
firman Allah
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah
mendidik Aku waktu kecil.
Walaupun ayat ini dalam beberapa tafsir banyak menitik beratkan pembahasan pada
kewajiban anak terhadap orang tua, namun kata Rabba yang diartikan mendidik
memberikan pembentukan istilah darinya yaitu tarbiyyah yang berarti diartikan sebagai
pendidikan.

F. Mengamalkan Al-Quran
Al Quranul karim adalah kitab yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad
SAW. Al Quran merupakan sumber rujukan paling utama bagi umat Islam, dan bagian dari
7

rukun iman. Al Quran adalah pedoman hidup dan rahmatan lil alamin. Artinya, barangsiapa
yang mengaku dirinya sebagai muslim, maka sudah sepantasnyalah dia mengamalkan apa-apa
yang terdapat di dalam Al Quran.
Syeikh Yusuf Qaradhawi menyebutkan, paling tidak ada 2 hal yang harus ditempuh
agar kita dapat mengamalkan Al Quran dengan baik dan benar.
Pertama, kita harus memulainya dengan mengimani Al Quran dahulu secara kaffah,
menyeluruh, totalitas, tanpa tawar-menawar.
Tanpa iman kepada Al Quran, maka dipastikan akan sulit mengamalkan isi Al Quran. Iman
kepada Al Quran berarti beriman kepada seluruh kandungan yang ada di dalamnya, yang
berupa aqidah, ibadah, syiar, akhlaq, adab, syariat, dan muamalah. Seorang muslim tidak
boleh hanya mengambil sebagiannya saja, misalnya dia hanya mengambil bagian aqidah,
namun menolak bagian ibadah. Atau dia mengambil bagian syariat, namun menolak aqidah.
Atau dia mengambil bagian ekonomi, namun menolak bagian politik, atau pensyariatan bagi
segala urusan. Dan seterusnya.
Kedua, yaitu dengan memberikan perhatian kita kepada apa yg adaatau yg diperhatikan oleh
Al-Quran. Misalnya perhatian Al-Quran terhadap anak-anak yatim. Banyak sekali ayat AlQuran yg menyebutkan tentang anak yatim. Rasulullah sendiri lahir dalam keaadan yatim.ini
menendakan bahwa anak yatim patut mendapatkan perhatian serius dari kita , dan ini adalah
hal yg sagat penting. Maka sudah sewarjanya kita dan juga negara untuk tidak menelantarkan
anak yatim. Selain anak yatim, dalam Al-Quran juga terdapat perhatian terhadap orang-orang
fakir miskin.

Anda mungkin juga menyukai