Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Peritonitis adalah membrane serosa rangkap yang terbesar di dalam tubuh.


Peritonitis terdiri atas dua bagian utama, yaitu peritonitis parietal yang melapisi
dinding rongga abdominal, dan peritonitis visceral yang menyelaputi semua organ
yang berada di dalam rongga itu, yang bisa terdapat di antara dua lapis ini disebut
ruang peritoneal atau kantong peritoneum. (Andriayani, 2015).

Inflamasi peritonium-lapisan membran serosa rongga abdomen dan meliputi


viserela. Biasanya akibat dari infeksi bakteri seperti organisme yang berasal dari
penyakit saluran gastrointestinal atau pada wanita dari organ reproduksi internal
(Brunner & Sudarth 2002).

Peritonitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri yang menginvasi atau


masuk kedalam rongga peritonium pada saluran makanan yang mengalami
perrforasi. Kuman yang paling sering adalah bakteri E Colli, steptokokus a dan b
hemolik, strapilokokus aurens, enterokokus aurens, enterokokus dan paling
berbahaya adalah clostridium wechii. Salah penanganan peritonitis adalah operasi
laparatomy (Padila 2012, h.198). Pelaksanaan laparatomi dapat dilakukan apabila
ada beberapa indikasi yang mendasarinya, seperti terjadi pada trauma abdomen
(tumpul atau tajam), perdarahan saluran pencernaan (internal blooding), sumbatan
pada usus halus dan usus besar, terdapat massa pada abdomen dan terjadi peritonitis
atay inflamasi lapisan pritonium (Padila 2012, h.198).

Pada keadaan normal peritoneum resiten terhadap infeksi bakteri secara


inokulasi kecil-kecilan. Kontaminasi yang terus menerus, bakteri virulen,
penurunan resistensi, dan adanya benda asing atau enzim pencerna aktif,
merupakan faktor-faktor terjadinya peritonitis.

Berdasarkan data rekam medic RSUD Indramayu pada bulan Agustus-


Desember 2021, angka kejadian kasus post operasi laparatomi atas indikasi
peritonitis di ruang Manalagi 2 sebagai berikut :

1
2

Tabel 1.1 Persentasi angka kejadian kasus Post Operasi Laparatomi di ruang
Manalagi 2 RSUD Indramayu bulan Agustus-Desember 2021
Jumlah
penderita
Bulan Jumlah pasien Persentase%
Peritonitis Post
Op Laparatomi
Agustus 70 1 1.42%
September 53 1 1.88%
Oktober 72 0 0%
November 73 3 4.10%
Desember
50 3 6%
*1-18 Desember
(sumber : Rekam Medik di Ruang Manalagi 2 RSUD Indramayu)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pada penelitian ini penulis mengangkat


rumusan masalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Tn. M Dengan Post
Laparatomi Atas Indikasi Peritonitis Di Ruang Manalagi 2, RSUD Indramayu?

1.3 Batasan Masalah

Berikut merupakan batasan masalah yang umum pada tugas akhir ini yang
berjudul asuhan keperawatan pada Tn. M dengan post operasi laparatomi atas
indikasi peritonitis diruang Manalagi 2, RSUD Indramayu sebagai berikut :
• Apa yang di maksud dengan Peritonitis
• Kenali jenis diagnosa peritonitis
• Berikan pemahaman untuk mencegah terjadinya peritonitis pada setiap
manusia.

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan umum

Tujuan umum pada tugas akhir ini yaitu untuk menggambarkan pengelolaan
kasus atau asuhan keperawatan pada Tn. M dengan post operasi laparatomi dengan
indikasi peritonitis di ruang Manalagi 2, RSUD Indramayu.
3

1.4.2 Tujuan Khusus


• Mampu melakukan pengkajian keperawatan selama memberikan asuhan
keperawatan medikal Bedah pada Tn. M post operasi laparatomi atas indikasi
peritonitis di ruang manalagi 2, RSU Indramayu.
• Mampu melakukan pengkajian keperawatan selama memberikan asuhan
keperawatan medikal Bedah dengan merumuskan diagnosa keperawatan
yang tepat dari masalah yang timbul pada Tn. M post operasi laparatomi atas
indikasi peritonitis di ruang manalagi 2, RSUD Indramayu.
• Mampu merumuskan rencana tindakan selama memberikan asuhan
keperawatan pada Tn. M post operasi laparatomi atas indikasi peritonitis di
ruang manalagi 2, RSUD Indramayu.
• Mampu memberikan rencana tindakan keperawatan pada pasien Tn. M post
operasi laparatomi atas indikasi peritonitis di ruang manalagi 2, RSUD
Indramayu.
• Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan post operasi laparatomi atas
indikasi peritonitis di ruang manalagi 2, RSUD Indramayu.
• Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan post
operasi laparatomi atas indikasi peritonitis di ruang manalagi 2, RSUD
Indramayu.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat penulisan tugas akhir ini adalah :
1.5.1 Bagi penulis
• Untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan
pasien post operasi laparatomi atas indikasi peritonitis.
• Untuk menambah keterampilan mahasiswa dalam menerapkan asuhan
keperawatan pasien post operasi Laparatomi atas indikasi peritonitis.

1.5.2 Bagi institusi pendidikan

Menjadikan bahan referensi untuk menambah wawasan bagi mahasiswa


Diploma III keperawatan Politeknik Negeri Indramayu khususnya yang berkaitan
dengan asuhan keperawatan pasien post operasi Laparatomi atas indikasi
peritonitis.
4

1.5.3 Bagi lahan praktek

Dapat menambah bahan referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan yang


lebih baik khusunya pasien post operasi Laparatomi atas indikasi peritonitis.

1.6 Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami studi
kasus ini secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1.6.1 Bagian Awal : Terdiri dari sampul depan, halaman judul, halaman
pengesahan, halaman pernyataan, kata pengantar, abstrak dan daftar isi.

1.6.2 Bagian Inti : Terdiri lima bab yang masing-masing bab terdiri sub bab, berikut
ini :
• Bab I : Pendahuluan, latar belakang masalah rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, sistematika penulisan.
• Bab II : Landasan teori, berisi tentang konsep penyakit dan konsep asuhan
keperawatan laparatomi atas indikasi peritonitis dari sudutt teori.
• Bab III : Metode pelaksanaan berisi tentang metode dan pelaksanaan dalam
diagram alir.
• Bab IV : Hasil dan pembahasan berisi tentang hasil dan pembahasan mengenai
asuhan keperawatan kasus yang di ambil penulis.
• Bab V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran

1.6.3 Bagian Akhir : Terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.

Anda mungkin juga menyukai