Anda di halaman 1dari 23

DRAFT PERATURAN PERUSAHAAN

PT INTEGRAL MULIA CIPTA


2022 - 2024
BAB I
UMUM

PASAL I
DEFINISI

Dalam peraturan perusahaan ini yang dimaksud dengan :

1. PERUSAHAAN
Adalah PT INTEGRAL MULIA CIPTA disingkat IMC berkedudukan di Jakarta dan
Pabrik Operasionalnya berada di Kota Purwokerto.

2. LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Adalah keseluruhan tempat yang secara sah berada di bawah penguasaan Perusahaan
dan digunakan untuk melakukan pekerjaan menurut tata tertib Perusahaan.

3. DIREKSI
Adalah yang karena jabatannya mempunyai tugas memimpin Perusahaan atau bagian dari
Perusahaan atau dapat disamakan dengan itu dan mempunyai wewenang melakukan dan
menyusun rencana kerja, distribusi pekerjaan. dan tindakan pengawasan secara langsung
terhadap Karyawan di bagiannya .Terdiri dari Presiden Direktur dan para Direktur.

4. ATASAN
Adalah Karyawan yang karena jabatannya inempunyai tanggung jawab penugasan,
pembinaan dan pengawasan terhadap Karyawan yang menjadi bawahannya.

5. KARYAWAN
Adalah semua orang yang terikat secara forrnal dalam suatu hubungan kerja dengan
Perusahaan dan menerima upah dari Perusahaan berdasarkan hubungan kerja.

6. KELUARGA KARYAWAN
Adalah seorang isri atau suami dan anak-anaknya yang sah (maksimum 3 orang), dan
terdaftar pada Human Resource Department (HRD) di Kantor Pusat Jakarta.

7. ISTRI/SUAMI
Adalah pasangan Karyawan dari perkawinan yang sah menurut Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dan terdaftar pada bagian HC di Kantor Pusat.

8. AHLI WARIS
Adalah Pihak yang berhak rnendapat warisan sesuai ununjukan Liari Karyawan,
menurut hukum yang berlaku.

9. HARI & JAM KERJA


Adalah waktu kerja yang ditetapkan Perusahaan dengan didasarkan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10. JAM KERJA NORMAL
Adalah waktu yang dipergunakan untuk bekerja dari hari Senin sampai dengan
Jum'at atas dasar 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu di luar
jam istirahat.

11. JAM KERJA LEMBUR


Adalah waktu yang dipergunakan untuk bekerja melebihi jam kerja norrnal yang
telah ditetapkan atau waktu kerja di luar jam kerja Karyawan dan ditetapkan sebagai
kerja lembur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

12. CUTI
Adalah hari kerja dimana Karyawan libur tidak bekerja dengan sepengetahuan dan
atas persetujuan atasan dengan mendapat upah penuh.

13. CUTI MASAL


Adalah sejumIah hari kerja dimana seluruh Karyawan diliburkan secara masal
berdasarkan keputusan Direksi Perusahaan dan atau keputusan Pemerintah.

14. HARI ISTIRAHAT MINGGUAN


a. Adalah hari Sabtu dan Minggu untuk Karyawan yang masuk bekerja pada hari
Senin sampai dengan Sabtu atas dasar 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat
puiuh) jam seminggu di luar jam istirahat

b. Adalah hari di luar hari Sabtu dan Minggu untuk Karyawan yang melaksanakan
jenis pekerjaan yang sifatnya khusus.

15. HARI LIBUR RESMI


Adalah hari – hari libur yang ditentukan oleh pemerintah.
BAB II
HUBUNGAN KERJA

PASAL 2
PENERIMAAN KARYAWAN

1. Perusahaan melakukan penerimaan Karyawan baru dengan syarat dan kondisi sesuai
dengan prosedur Perusahaan yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

2. Penerimaan Karyawan didasarkan atas perencanaan tenaga kerja dan permintaan


penarnbahan atau pergantian Karyawan yang telah disetujui Direksi.

3. Proses penerimaan Karyawan melalui tahapan rekrutrnen dan seleksi yang didasarkan
atas kriteria-kriteria persyaratan jabatan.

4. Dalam penerimaan Karyawan baru, Perusahaan memberikan Surat Penawaran Kerja


yang disetujui dan ditandatangani bersama antara wakil Perusahaan dan calon
Karyawan.

PASAL 3
PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

1. Perusahaan berhak mempekerjakan Karyawan untuk jangka waktu tertentu pada


suatu pekerjaan tertentu dengan syarat-syarat kerja dan ketentuan Iainnya yang
dinyatakan khusus dalam perjanjian Kerja yang diadakan antara Karyawan yang
bersangkutan dengan Perusahaan dan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

2. Seluruh syarat dan kondisi benefit yang diberikan adalah sesuai dengan perjanjian kerja
yang ditandatangani bersama antar Perusahaan dengan calon Karyawan.

PASAL 4
PENGANGKATAN KARYAWAN

1. Pengangkatan Karyawan tetap harus disetujui oleh Direksi dan ditetapkan dalam suatu
Surat Keputusan.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI

PASAL 5
STRUKTUR ORGANISASI

1. Struktur Organisasi ditetapkan dan disahkan oleh Direksi dengan


mempertimbangkan strategi dan kebutuhan Perusahaan.

2. Direksi dapat menetapkan perubahan dan penyempurnaan Struktur Organisasi dari


waktu ke waktu dengan mempertimbangkan efisiensi, kebutuhan dan kelangsungan
Perusahaan.

PASAL 6
PENGALIHAN/PEMINDAHAN KARYAWAN

1. Pemindahan jabatan dan atau lokasi tugas dilakukan oleh Perusahaan (penugasan
Perusahaan) untuk pendayagunaan tenaga kerja dan mencapai tujuan organisasi sesuai
dengan kepentingan Perusahaan. Perusahaan berwenang mernindahkan jabatan, jenis
pekerjaan dan atau lokasi tugas Karyawan di dalam lingkungan Perusahaan dan
Karyawan wajib mematuhinya.

2. Perusahaan dapat mempertimbangkan, meluluskan atau menolak permohonan


perpindahan jabatan dan atau lokasi tugas dari Karyawan, sejauh ada situasi
dan kondisi yang memungkinkan dan pertimbangan lain yang memperkuat.

3. Pernindahan jabatan dan atau lokasi tugas dapat disertai dengan perubahan nama atau
posisi jabatan atau subsidi sesuai dengan jabatan baru atau ditetapkan dengan suatu
surat keputusan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

PASAL 7
PROMOSI & KEPANGKATAN

1.Perusahaan menetapkan sistem kepangkatan yang berlaku bagi karyawan yang diatur
dalam suatu ketetapan Direksi

2.Perusahaan menaikan kepangkatan Karyawan kepada Karyawan yang memenuhi


persyaratan jabatan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kemampuan
potensi, prestasi kerja, kebutuhan dan pertimbangan lainnya.

3.Promosi kenaikan pangkat ditetapkan oleh Direksi dalam suatu Surat Keputusan.
PASAL 8
SISTEM KEPANGKATAN

1. Sistem kepangkatan ditetapkan oleh Direksi

2. Sistem kepangkatan menjadi dasar promosi dan ketentuan pemberian fasilitas bagi
Karyawan

3. Sistem kepangkatan ditetapkan berdasarkan golongan sebagai berikut

Level Grade

Executive President 1
Vice President 2
General Manager 3
Manager 4
Supervisor 5
Officer 6
Foreman 7
Senior Staff 8
Staff 9

PASAL 9
PENILAIAN PRESTASI KERJA

1. Perusahaan secara berkala melakukan penilaian prestasi kerja karyawan

2. Penilaian prestasi kerja dilakukan secara sistematis dan objektif

3. Penilaian prestasi kerja dijadikan dasar untuk mengembangkan karir Karyawan,


Pemberian Sanksi, dan Pemberian Penghargaan

4. Teknis pelaksanaan dan prosedur penilaian prestasi kerja ditetapkan Direksi


BAB IV
HARI KERJA, JAM KERJA & WAKTU ISTIRAHAT

PASAL 10
WAKTU KERJA

Mengingat sifat pekerjaan perusahaan, maka jam kerja diatur sebagai berikut

1. Untuk Kantor Pusat dan Pabrik Operasional jam kerja mengacu pada undang – undang
yaitu 40 jam/minggu.

2. Setiap Hari Ju’mat bagi pemeluk agama yang akan melakukan ibadah atau yang akan
melakukan kebaktian, Perusahaan memberikan dispensasi waktu istirahat mulai pukul
11.30 sampai 13.30.

3. Untuk karyawan di Kantor Pusat & Pabrik Operasional yang sifatnya pekerjaanya tidak
dapat mengikuti hari dan jam kerja normal, maka hari dan jam kerjanya diatur menurut
keperluan dengan persetujuan Direksi dan tidak menyimpang dari Peraturan Perundang
– undangan yang berlaku.

PASAL 11
KERJA LEMBUR

Untuk keperluan Perusahaan dalam menyelesaikan pekerjaan – pekerjaan yang tertunda dan
pekerjaan – pekerjaan yang telah ditargetkan, Perusahaan dapat melaksanakan kerja lembur
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Direksi dengan memperhatikan peraturan Perundang
– undangan yang berlaku.
BAB V
CUTI ATAU IJIN

PASAL 12
UMUM

Cuti atau ijin dengan tanggungan perusahaan adalah pembebasan dari kewajiban masuk kerja
dengan mendapatkan gaji penuh sesuai dengan ketetapan Perusahaan dan Peraturan
Perundanga – undangan yang berlaku.

PASAL 13
CUTI TAHUNAN

1. Cuti Tahunan dilaksanakan dengan mengisi formulir permohonan cuti dan telah
mendapatkan persetujuan dari atasan langsung paling lambat 4 (empat) hari sebelum
tanggal pelaksanaan.

2. Cuti Tahunan yang tidak digunakan oleh karyawan dapat digunakan di tahun
berikutnya

3. Cuti Tahunan yang dapat digunakan oleh karyawan dalam 1 bulan maksimal 7 (tujuh)
hari berturut – turut

4. Apabila jatah Cuti Tahunan sudah Habis dan karyawan tetap melakukan Cuti maka
karyawan dapa mengajukan advance Cuti (mengambil jatah cuti ditahun berikut nya)
dengan maksimal jatah cuti advance sebanyak 6 hari dari jatah cuti tahun depan dan
harus disetujui oleh Direksi.

5. Karyawan yang menggunakan Hak Cuti Tahunan tetap memperoleh semua Hak &
Benefit yang berlaku sesuai ketentuan Perusahaan

6. Apabila dibutuhkan perusahaan, karyawan yang sedang cuti dan berada di luar kota
dapat dipanggil untuk bekerja, maka biaya transportasi kembali ke kantor dapat
dibebankan ke Perusahaan. Sisa Cuti yang belum dijalani akan tetap diperhitungkan
sebagai hak karyawan yang bersangkutan.

7. Bagi Karyawan yang tidak masuk bekerja setelah menjalani cuti tahunan tanpa alasan
yang dapat dipertanggung jawabkan maka kehadirannya dianggap mangkir dan
dikenakan sanksi sesuai dengan tata tertib dan tindakan disiplin yang berlaku.

8. Bagi Karyawan yang permohonan cutinya tidak disetujui oleh Atasan dan Karyawan
tersebut tidak hadir bekerja maka dianggap sebagai mangkir dan dikenakan sanksi
dengan tata tertib dan tindakan disiplin yang berlaku.

9. Besarnya pemotongan hak cuti karyawan atas cuti masal yang ditentukan Direksi
serta Cuti Bersama yang ditetapkan Pemerintah akan diatur lebih lanjut dalam Surat
Keputusan Direksi.
PASAL 15
ISTIRAHAT MELAHIRKAN/GUGUR KANDUNGAN

1. Sesuai dengan Undang – undang No 13 Tahun 2003 pasal 82 kepada karyawan


Wanita yang hamil diberikan cuti selama 3 (tiga) bulan yang pelaksanaannya diatur
satu setengah bulan sebelum saatnya menurut perhitungan Dokter akan melahirkan
dan satu setengah bulan setelah melahirkan. Pelaksanaan pengambilan Cuti Hamil di
luar ketentuan tersebut, harus mendapatkan persetujuan atasan.

2. Bagi Karyawan Wanita yang mengalami keguguran kandungan diberikan hak istirahat
sakit satu setengah bulan atau sesuai keterangan dokter kandungan atau bidan.

PASAL 16
ISTIRAHAT SAKIT

1. Istirahat sakit hanya diberikan kepada Karyawan yang menderita sakit dan dibuktikan
dengan surat keterangan Dokter.

2. Karyawan sakit (lebih dari 1 Hari) yang tidak membawa Surat keterangan Dokter
maka akan dianggap mangkir.

3. Karyawan yang dinyatakan Sakit melalui Surat Keterangan Dokter (SKD) tetap
memperoleh semua Hak & Benefit yang berlaku sesuai ketentuan Perusahaan.

4. Karyawan yang sudah dinyatakan sembuh dari sakit wajib memberikan Surat
Keterangan Dokter (SKD) kepada Dept HR selambat – lambatnya 3 hari setelah
masuk kerja.

5. Karyawan yang tidak masuk bekerja dengan alasan sakit diwajibkan memberitahukan
kepada atasan pada hari kerja bersangkutan.

6. Perusahaan atau atasan berhak melakukan pemeriksaan langsung kepada Karyawan


atau Pihak – pihak yang mengeluarkan Surat Keterangan Dokter dan atau Apotik.

PASAL 17
IZIN

1. Hak izin cuti tidak dapat digunakan secara berturut – turut

2. Hak izin cuti yang diperkenakan kepada karyawan Maksimum adalah 4 (empat)
jam/hari
3. Hak izin cuti dapat dilakukan dalam rentan waktu
 09:00 – 13:00
 14:00 – 17:00

4. Apabila penggunaan izin melebihi batas durasi yang ditentukan (4 jam/hari) ataupun
diluar rentan waktu maka penggunaan izin akan gugur dan memotong Cuti Tahunan
Karyawan.

5. Karyawan dapat mengajukan ijin datang terlambat dari jam kerja yang telah
ditentukan dan disampaikan kepada Atasan serta harus dengan alasan yang bersifat
penting, mendesak dan dapat dipertanggung jawabkan.

PASAL 18
CUTI KHUSUS

Karyawan diberikan Cuti Khusus dan harus mendapatkan persetujuan dari atasan langsung,
untuk hal – hal sebagai berikut

1. Anggota Keluarga meniggal dunia (Orang tua, Mertua, Suami, Istri, Anak, Kakak
kandung, Adik kandung, Menantu)
 Di kota yang sama : 2 Hari Kerja
 Di luar kota : 3 Hari Kerja
2. Pernikahan karyawan : 3 Hari Kerja
3. Kelahiran anak dari Istri sah dan terdaftar : 2 Hari Kerja
4. Khitanan anak atau pembabtisan anak : 2 Hari Kerja
5. Wisuda Karyawan : 1 Hari Kerja
6. Anggota keluarga meninggal tingal satu rumah : 1 Hari Kerja

Cuti khusus tidak masuk bekerja dianggap sah setelah mendapatkan persetujuan dari atasan,
kecuali dalam hal anggota keluarga meniggal atau kondisi mendesak lainnya.

BAB VI
PENGGAJIAN

PASAL 19
UMUM

1. Perusahaan menetapkan sistem penggajian dengan mempertimbangkan faktor


kepangkatan bobot tanggung jawab masing – masing jabatan, prestasi kerja,
pendidikan, keadaan keuangan Perusahaan, dan faktor eksternal lain.

2. Gaji pokok dan Tunjangan ditetapkan dengan keputusan Direksi dengan tetap
mengindahkan peraturan undang – undang yang berlaku.
3. Benefit/Tunjangan/Subsidi diberikan kepada karyawan sesuai
jabatan/level/homebase/penempatan/lokasi kerja dan status perkawinan dan berakhir
apabila tidak menjabat lagi di posisi tersebut.

4. Benefit jabatan sementara/acting diberikan mengacu kepada jabatan sebelumnya


sampai adanya pengangkatan yang permanen/Tidak diberikan benefit tambahan
kepada pejabat yang merangkap jabatan sementara.

5. Bonus atau insentif atas pencapaian suatu target akan menjadi hak Karyawan, bila
karyawan masih bekerja hingga tanggal yang telah ditetapkan sebagai tanggal
pembayaran bonus/insentif tersebut dan telah disetujui oleh direksi.

PASAL 20
UPAH LEMBUR

Karyawan yang melakukan kerja lembur sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan berhak
mendapatkan upah lembur menurut peraturan perundang – undangan yang berlaku.
Karyawan yang melakukan kerja lembur harus mendapatkan persetujuan dari atasan.

PASAL 21
GAJI SELAMA SAKIT BERKEPANJANGAN

1. Karyawan yang menderita sakit terus menerus sehingga tidak dapat melakukan
pekerjaannya dibayarkan sebagai berikut ;

a. 4 bulan pertama : 100% Upah


b. 4 bulan kedua : 75% Upah
c. 4 bulan ketiga : 50% Upah
d. Bulan selanjutnya : 25% dari upah sampai dengan PHK

2. Termasuk sakit terus menerus adalah penyakit menahun atau berkepanjangan,


demikian pula apabila Karyawan yang telah sakit lama mampu bekerja kembali tetapi
dalam waktu 4 (empat) minggu sakit kembali.

PASAL 22
GAJI SELAMA DITAHAN PIHAK BERWAJIB

Karyawan ditahan Pihak Berwajib bukan atas pengaduan Perusahaan

1. Karyawan ditahan oleh Pihak Berwajib bukan atas pengaduan Perusahaan, tidak
berhak atas gaji dan tunjangan. Perusahaan akan memberikan bantuan kepada
Keluarga Karyawan yang menjadi tanggungan yang bersangkutan dengan perhitungan
sebagai berikut

a. Untuk 1 orang tanggungan : 25% dari Gaji


b. Untuk 2 orang tanggungan : 35% dari Gaji
c. Untuk 3 orang tanggungan : 45% dari Gaji
d. Untuk 4 orang tanggungan : 50% dari Gaji
2. Bantuan sebagaimana dimaksud pada angka 1.a diberikan untuk paling lama 6 (enam)
bulan takwim terhitung sejak hari pertama Karyawan ditaha Pihak berwajib.

PASAL 23
TUNJANGAN HARI RAYA

Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya sesuai Peraturan Perundang – undangan yang
berlaku (Permenaker No. 04/MEN/1994)

BAB VII
JAMINAN SOSIAL & KESEJAHTERAAN KARYAWAN

PASAL 24
PROGRAM BADAN PENYELERNGGARAAN JAMINAN SOSIAL
KETENAGAKERJAAN (BPJS KETENAGAKERJAAN)

Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam penyelenggaraan program BPJS


Ketenagakerjaan meliputi

a. Jaminan Kecelakaan Kerja


b. Jaminan Hari Tua
c. Jaminan Kematian
d. Jaminan Pensiun

PASAL 25
PROGRAM BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN

Perusahaan mengikutserakan seluruh karyawan dalam penyelenggaraan program BPJS


Kesehatan.

Pelaksanaan penyelenggaraan BPJS sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang


berlaku.

BAB VIII
PROGRAM PELATIHAN KERJA & PENGEMBANGAN KARIR

PASAL 26
PELATIHAN

1. Perusahaan menyelenggarakan program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan


keterampilan, keahlian dan pembentukan sikap karyawan sehingga memperlancar
pelaksanaan tugas dan mempersiapkan kaderisasi.
2. Pengaturan tentang persyaratan peserta, identifikasi kebutuhan, modul teknis
penyelenggaraan pelatihan dan evaluasi ditetapkan Direksi.

PASAL 27
PENGEMBANGAN KARIR

Perusahaan memberikan kesempatan pengembangan karir bagi karyawan dengan


pertimbangan faktor Perusahaan, Struktur Organisasi, Potensi dan Kemampuan Karyawan,
Hasil penilaian prestasi kerja, Kebutuhan dan Posisi yang memungkinkan.

BAB IX
KESELAMATAN KERJA

PASAL 28
PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN

1. Setiap Karyawan wajib secara aktif mencegah dan rnenghindari terjadi kecelakaan
kerja, musibah kebakaran, pencurian dan keadaan lain yang membahayakan
keselamatan Karyawan, kerusakan aset Perusahaan, dan lingkungan.
2. Setiap Karyawan wajib secara aktif menangguiangi bila terjadi kecelakaan kerja,
musibah kebakaran, kebanjiran, pencurian dan kejadian lain yang membahayakan
dan atau perusakan aset Perusahaan.

3. Karyawan yang bertugas di luar kantor dengan kendaraan roda dua wajib
rnenggunakan helm sebagai pelindung keselamatan.

4. Karyawan yang memiliki tugas dan fungsi tertentu wajib menggunakan ketentuan
berpakian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB X
ETIKA, TATA TERTIB KERJA, DAN TINDAKAN DISIPLIN

PASAL 29
ETIKA, TATA TERTIB, & KEWAJIBAN KARYAWAN

1. Karyawan diwajibkan melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan penuh rasa


tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Perusahaan.
2 Karyawan diwajibkan untuk masuk bekerja pada hari dan waktu kerja yang telah
ditetapkan Perusahaan kepadanya.
3. Seluruh Karyawan kecuali Direksi, yang masuk bekerja diwajibkan :

a. Absensi pada saat datang dan pulang bekerja.


b. Karyawan yang terlambat masuk bekerja atau terpaksa harus meninggalkan
pekerjaan keluar lingkungan Perusahaan atau Karyawan yang karena suatu
hal tidak melakukan absensi datang dan atau pulang maka Karyawan yang
bersangkutan diharuskan mendapatkan persetujuan tertulis dari atasan.

4.Karyawan yang tidak masuk bekerja diwajibkan untuk memberitahukan secara lisan atau
tertulis kepada Atasan atau bagian HR sebelum atau pada hari kerja yang
bersangkutan tidak masuk bekerja dengan menyebutkan alasannya,. Apabila tidak
ada pemberitahuan sesuai ketentuan tsb. maka dianggap sebagai mangkir, dan
dikenakan sanksi cuti di luar tanggungan Perusahaan dan atau dikenakan sanksi lain
sesuai dengan Tata Tertib dan Tindakan Disiplin yang berlaku.

5.Karyawan dilarang meninggalkan tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas yang


tidak ada hubungan dengan pekerjaannya maupun mengerjakan pekerjaan lain
tanpa ijin Atasan.

6.Karyawan diwajibkan senantiasa memelihara dengan sebaik-baiknya perlengkapan dan


peralatan kerja atau harta milik Perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya.

7. Karyawan diwajibkan segera melaporkan kepada Atasan atas kerugian atau kehilangan
perlengkapan / peralatan kerja atau harta milik Perusahaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
8. Karyawan diwajibkan menggunakan perlengkapan peralatan kerja atau harta milik
Perusahaan hanya untuk kepentingan Perusahaan. Karyawan tanpa ijin yang
berwenang dilarang menggunakan atau memindahkan dari lokasi yang telah
ditentukan, kecuali dalam pemakaian yang diperlukan berkenaan dengan tugas dan
kewajibannya di dalam lingkungan Perusahaan.
9. Karyawan wajib menggunakan baju kantor dengan model, warna dan bahan yang
sopan dan bersih sesuai dengan pelaksanaan tugasnya dan ketentuan Perusahaan.
10. Karyawan wajib menjaga kebersihan, kerapihan tempat lingkungan kerja serta mencegah
timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan.
11. Karyawan dilarang membawa barang-barang yang tidak diperlukan untuk bekerja
ke dalam Perusahaan dan melakukan usaha-usaha bisnis pribadi di dalam
lingkungan Perusahaan.

12.Karyawan dilarang keras menerima pemberian dari nasabah atau mitra Perusahaan
dalam bentuk uang atau hadiah lain.

13. Karyawan diwajibkan memelihara sopan santun, saling menghargai antara atasan dan
bawahan maupun sesama teman sekerja.
14. Karyawan dilarang merokok di dalam lingkungan kantor Perusahaan.
15. Karyawan wajib menjaga nama baik Perusahaan dalam tindak dan perbuatannya di
lingkungan Perusahaan maupun di luar Perusahaan.
16. Karyawan dilarang melewati hak jabatannya atau menyalahgunakan hak tersebut.
17.Karyawan dilarang mengikat hubungan kerja dengan Perusahaan lain tanpa ijin
tertulis dari Perusahaan.
18.Karyawan wajib menjaga rahasia Perusahaan, dilarang keras untuk memperbanyak
data, catatan Perusahaan, memberikan dokumen Perusahaan, transaksi dan
keterangan lainnya yang berhubungan dengan usaha Perusahaan kepada Pihak luar
tanpa persetujuan tertulis dari Atasan.
19.Karyawan dilarang membagikan atau menempelkan selebaran di dalam Perusahaan
tanpa ijin dari perusahaan.
20. Karyawan dilarang melakukan kegiatan yang bersifat politik dan
sejenisnya di dalam lingkungan Perusahaann

PASAL 30
TUGAS & TANGGUNG JAWAB ATASAN

1. Atasan adalah pimpinan kerja Karyawan yang bertindak sebagai pengawas dan
pembimbing di tempat kerja, memberikan petunjuk yang jelas tentang tata tertib
administrasi pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan.
2. Atasan bertanggung jawab atas pelaksanaan Tata Tertib dan Tindakan Disiplin
Karyawan bawahannya.
3. Atasan dapat mengeluarkan teguran terhadap Karyawan bawahannya dan atau
mengajukan usulan pengenaan sanksi kepada Karyawan bawahannya dengan didasari
itikad baik sebagai usaha pembinaan agar Karyawan menyadari, memperbaiki, dan
tidak mengulangi lagi kesalahan atau pelanggaran yang telah dilakukan.

PASAL 31
TATA CARA PEMBERIAN DAN MASA BERLAKU SANKSI

1. Perusahaan akan mengambil tindakan terhadap Karyawan yang melanggar Tata Tertib
dan Disiplin Perusahaan berupa sanksi yang didasarkan atas besar / kecilnya pelanggaran
dengan tanpa memperhatikan urutan-urutan pemberian sanksi.

2. Perusahaan akan mengambil tindakan terhadap Karyawan yang melanggar Tata Tertib
dan Disiplin Perusahaan berupa sanksi yang didasarkan atas jenis atau kekerapan atau
berat pelanggaran dengan memperhatikan urutan pemberian sanksi.

3. Urutan Sanksi atau Peringatan sebagai berikut

a. Teguran Lisan atau Tertulis


Dibuat & ditandatangani sekurang – kurangnya oleh HRGA MANAGER
dengan masa berlaku 3 bulan.

b. Surat Peringatan 1 (PERTAMA)


Dibuat & ditandatangani sekurang – kurangnya oleh HRGA MANAGER
dengan masa berlaku 6 bulan.
c. Surat Peringatan 2 (KEDUA)
Dibuat & ditandatangani sekurang – kurangnya oleh HRGA MANAGER
dengan masa berlaku 6 bulan.

d. Surat Peringatan 3 (KETIGA)


Dibuat & ditandatangani sekurang – kurangnya oleh DIREKTUR dengan masa
berlaku 6 bulan.

e. Masa berlaku sanksi seperti tersebut dimulai sejak tanggal diprosesnya


peringatan yang dimaksud sampai berakhir jangka waktu yang ditentukan.

f. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan berpedoman pada peraturan


perundangan – undangan yang berlaku.

PASAL 32
PELANGGARAN YANG DIKENAKAN SANKSI

1.Teguran Lisan atau Terulis


dikenakan kepada Karyawan yang melakukan :

a.Terlambat masuk bekerja lebih dari 15 (lima betas} menit sebanyak 3 (tiga) kali dalam
sebulan, tanpa alasan yang benar dan persetujuan Atasan.

b.Terlambat masuk bekerja Iebih dari 1 (satu) jam sebanyak 1 (satu) kali dalam sebulan,
tanpa alasan yang benar dan persetujuan Atasan.

c.Melakukan usaha atau berbisnis yang mempunyai konflik kepentingan dengan


Perusahaan.

d.Perbuatan-perbuatan tidak patut lainnya yang dapat dikenakan sanksi teguran lisan
atau tertulis.

2. Surat Peringatan 1 (Pertama)


dikenakan kepada Karyawan yang melakukan :

a.Pelanggaran atas perbuatan yang dikenakan sanksi teguran lisan atau tertulis setelah
mendapatkan teguran lisan atau tertulis yang masih berlaku.

b.Alpa / mangkir 1 (satu) kali dalam sebulan tanpa bukti dan atau alasan yang dapat
diterima Perusahaan.

c.Pulang lebih cepat atau meninggalkan pekerjaan dari waktu kerja yang telah
ditentukan tanpa ijin Atasan.

d.Istirahat atau tidur dalam jam kerja tanpa ijin Atasan.

e.Tindakan-tindakan yang dapat mengganggu aktivitas kerja Karyawan lain.

f.Melakukan pekerjaan yang bukan merupakan bagiannya kecuali atas instruksi atau
ijin Atasan.
g.Tidak menjaga kerapihan dan kebersihan di tempat kerja atau di dalam lingkungan
Perusahaan.

h.Berada di tempat bekerja atau di dalam lingkungan Perusahaan di luar jam kerja tanpa
urusan yang jelas untuk Perusahaan atau tanpa ijin Atasan.

i.Absensi untuk Karyawan lain atau meminta orang lain untuk melakukan absensi atas
nama Karyawan ybs

j.Menghindar terhadap perintah yang layak tanpa alasan yang dapat diterima
oleh Atasan atau Pimpinan Perusahaan

k. Bertutur kata atau bersikap kurang sopan terhadap klien atau pelanggan atau
rekan sekerja.

l.Menggunakan waktu kerja untuk kepentingan pribadi yang tidak ada kaitannya
dengan pekerjaan tanpa ijin Atasan atau alasan yang dapat dipertanggung-
jawabkan.

m.Prestasi / hasil kerja di bawah standar kerja yang telah ditentukan Perusahaan tanpa
alasan yang dapat diterima Perusahaan.

n.Melakukan perbuatan-perbuatan tidak patut lainnya yang dapat dikenakan sanksi Surat
Peringatan I (Pertama) yang ditetapkan Direksi.

3. Surat Peringatan II (Kedua)


dikenakan kepada Karyawan yang melakukan :

a.Pelanggaran atas perbuatan yang dikenakan sanksi teguran lisan/surat teguran atau surat
peringatan I (pertama) setelah mendapatkan surat peringatan I (pertama) yang
masih berlaku.

b.Alpa / mangkir 2 (dua) kali dalam sebulan.

c.Menolak mentaati perintah dan penugasan yang layak dari Atasan atau Perusahaan
tanpa alasan yang dapat diterima oleh Atasan atau Perusahaan.

d.Tidak mernatuhi standar prosedur kerja atau melakukan tindakan-tindakan yang


menimbulkan pertentangan kepentingan sehingga mengakibatkan kerugian
Perusahaan secara material maupun non material.

e.Perbuatan-perbuatan tidak patut lainnya yang dapat dikenakan sanksi Surat Peringatan
II (Kedua) yang ditetapkan Direksi.

4. Surat Peringatan III (Ketiga).


dikenakan kepada Karyawan yang melakukan :

a.Pelanggaran atas perbuatan yang dikenakan sanksi teguran lisan atau tertulis atau Surat
Peringatan I setelah mendapatkan Surat Peringatan II (Kedua) yang masih
berlaku.
b.Alpa / mangkir 3 (tiga) kali dalam sebulan.

c.Mengabaikan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan menimbulkan


kerugian bagi diri sendiri, orang lain maupun Perusahaan.

d.Menggunakan api secara tidak hati – hati, membuat api, merokok pada tempat yang
ada tanda dilarang merokok atau menyalakan api.

e.Menggunakan fasilitas atau barang atau inventaris Perusahaan yang bukan haknya
tanpa seijin Atasan atau Perusahaan, untuk tujuan pribadi atau menyuruh orang
lain untuk memakainya.
g.Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba di berbagai bidang tugas
yang ada.

h.Perbuatan-perbuatan tidak patut lainnya yang dapat dikenakan sanksi Surat Peringatan
III (Ketiga) / Terakhir yang dipertirnbangkan dan ditetapkan Direksi.

5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Dikenakan kepada Karyawan yang melakukan kesalahan berat dibawah ini akan di putus
hubungan kerjanya dengan alasan mendesak, yang pelaksanaannya berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Karyawan melakukan pelanggaran berat akan
di proses PHK dengan alasan mendesak dan dilaksanakan sesuai peraturan perundangan
yang berlaku atas tindakan sbb:

a. Melakukan pelanggaran atas perbuatan yang dikenakan sanksi teguran lisan atau
tertulis atau Surat Peringatan I/II/III setelah mendapatkan Surat Peringatan III
(Ketiga) / Terakhir yang masih berlaku.

b. Merokok dengan sengaja di Kantor Pusat dan atau Pabrik Operasional

c. Menerima pemberian atau balas jasa atau uang pelicin atau hadiah atau apapun
jenisnya dari mitra Perusahaan atau dari siapa saja untuk melakukan hal-hal yang
secara langsung atau tidak langsung menimbulkan konflik kepentingan ( conflict
of interest) dan atau merugikan Perusahaan secara langsung maupun tidak
langsung.

d. Melakukan usaha-usaha untuk keuntungan atau kepentingan diri sendiri atau orang
lain di dalam lingkungan Perusahaan tanpa persetujuan Atasan, dengan atau tanpa
merugikan Perusahaan.

e. Mabok, minuet-minuman keras yang memabokkan, memakai obat bius


atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau obat-obat perangsang lainnya
di luar ketentuan dokter, pada jam kerja atau di tempat kerja, dan di tempat-
tempat yang ditetapkan Perusahaan yang dilarang oleh peraturan perundang-
undangan.

f. Melakukan perjudian atau pelecehan seksual di lingkungan kerja atau


melakukan pelecehan seksual terhadap karyawan lain, atau atas laporan karyawan
lain dengan bukti yang dapat diterima.
g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya
barang atau aset Perusahaan sehingga menimbulkan kerugian atau membahayakan
perusahaan
h.Menganiaya atau mengancam secara fisik atau mental, rnenghina secara kasar atau
membuat fitnah baik secara tertulis atau lisan terhadap atasan, bawahan atau
teman sekerja.

i.Berkelahi atau berbuat onar yang dapat mengganggu atau mempengaruhi ketertiban
Perusahaan.

j.Membawa senjata api atau senjata tajam atau sejenisnya ke dalam lingkungan
Perusahaan.

k.Memberikan keterangan palsu atau yang dipaisukan sehingga merugikan Perusahaan


atau kepentingan Negara.

l. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau mencemarkan


nama baik Perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
Negara.

m.Melakukan tindakan kejahatan misalnya menyerang atau mengintimidasi atau


menipu Perusahaan atau Atasan atau teman sekerja atau memperdagangkan barang
terlarang baik di dalam perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan.

n.Membujuk Atasan atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan yang
bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta peraturan perundangan yang
berlaku.

o.Melakukan gerakan kegiatan kelompok atau kegiatan politik atau propaganda atau
kampanye, bujukan—bujukan atau ancaman. paksaan baik terhadap teman
sekerja, Atasan, maupun Pengusaha atau sebaliknya.

p.Melakukan perbuatan lainnya yang di lingkungan Perusahaan yang dapat diancam


pidana penjara.

q.Melakukan perbuatan-perbuatan tidak patut lainnya yang dapat dikategorikan ke


dalamnya
BAB XI
PENGADUAN KELUHAN

PASAL 33
UMUM

Karyawan berhak mengajukan keluhannya kepada atasan atau HR apabila dalam kegiatan
sehari-hari terdapat masalah yang tidak sesuai dengan isi dan makna Peraturan Perusahaan
guna memperoleh penyelesaian yang sebaik-baiknya dengan prosedur dan tata cara yang
berlaku.

PASAL 34
TATA CARA PENYELESAIAN KELUHAN

1. Bila dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja terhitung sejak keluhan dan pengaduan
disampaikan kepada Atasan, namun upaya tersebut tidak dapat diselesaikan, maka dengan
sepengetahuan Atasan, Karyawan yang bersangkutan dapat menyampaikan keluhan dan
pengaduannya kepada Kepala Departemen secara lisan atau tertulis.

2. Bila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari terhitung sejak keluhan dan pengaduan
disampaikan kepada Pimpinan Cabang atau Kepala Departemen, namun upaya tersebut
tidak dapat diselesaikan, maka dengan sepengetahuan Pimpinan Cabang atau Kepala
Departemen, Karyawan yang bersangkutan dapat menyampaikan keluhan dan
pengaduannya kepada Kepala Departemen dan / atau Direksi secara tertulis.

3. Dalam hal penyelesaian secara bipartit di Perusahaan tidak dapat diselesaikan, maka
dimintakan bantuan ke instansi Ketenagakedaan setempat dan selanjutnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XII
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

PASAL 35
UMUM

1. Berakhirnya hubungan kerja karyawan adalah putusnya hubungan kerja antara Perusahaan
dengan karyawan dan penyelesaiannya berdasarkan peraturan perundangan dan Peraturan
Perusahaan yang berlaku.
2. Karyawan wajib menyelesaikan semua kewajiban hutangnya, satu minggu sebelum hari
terakhir bekerja
PASAL 36
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA KARENA MENGUNDURKAN DIRI

Karyawan yang mengundurkan diri secara baik atas kemauan sendiri, harus mengajukan
permohonan pengunduran diri secara tertulis kepada perusahaan minimal 1 ( satu ) bulan
atau 30 hari kalender, sebelum hari pelaksanaan ( tidak termasuk cuti ) dan disetujui oleh
atasan.

PASAL 37
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA KARENA PENSIUN

1. Karyawan yang bekerja hingga usia pensiun, maka besar pesangon yang dibayarkan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku (dikompensasikan dengan iuran dan
pengembangan pensiun yang merupakan porsi Perusahaan).
2. Karyawan memperoleh Jaminan Hari Tua dari program BPJS Ketenagakerjaan atas
pertimbangan tertentu, Perusahaan dapat meminta kepada Karyawan seperti tersebut
untuk tetap bekerja atas persetujuan Direksi dan dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-u ndangan yang berlaku.

PASAL 38
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA KARENA PERJANJIAN KERJA WAKTU
TERTENTU

1. Pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu berpedoman pada UU No. 13 tahun 2003 dan
Kepmenakertrans No. 100/Men/2004

2. Karyawan dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu sebagaimana di maksud
point 1, berakhir hubungan kerjanya terhitung sejak tanggal berakhirnya jangka waktu yang
diperjanjikan. Perusahaan tidak berkewajiban memberikan uang pesangon atau ganti rugi
apapun lainnya kepada Karyawan.

PASAL 39
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA KARENA MENINGGAL DUNIA

Hubungan kerja berakhir demi hukum karena Karyawan meninggal dunia warisnya
mendapatkan hak-hak seperti

1. Jaminan Hari Tua


2. Jaminan Pensiun
3. Jaminan Kecelkaan Kerja (Jika sebagai penyebab utama)
PASAL 40
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA KARENA TUTUP ATAU EFESIENSI

Dalam hal pemutusan hubungan kerja karena Perusahaan tutup dan atau melakukan efisiensi
pengurangan Karyawan dan atau keadaan memaksa dilakukan sesuai dengan prosedur yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XIII
PENUTUP

PASAL 41
PELAKSANAAN PERATURAN PERUSAHAAN

1. Dengan ditetapkan nya Peraturan Perusahaan ini, maka semua ketentuan yang bertentangan
dengan Peraturan Perusahaan ini dinyatakan tidak berlaku lagi
2. Setiap Karyawam wajib mematuhi Peraturan Perusahaan
3. Pelanggaran atas ketentuan Peraturan Perusahaan dapat dikenakan sanksi baik pidana maupun
perdata sesuai dengan pertaturan peundang – undangan yang berlaku.

PASAL 42
MASA BERLAKU

1. Peraturan Perusahaan ini berlaku sejak tanggal disahkannya oleh KEMENAKER untuk jangka
waktu 2 (Dua) tahun
2. Agar setiap Karyawan dapat memahami dan mematuhi, maka Peraturan Perusahaan ini akan
diberikan ke setiap Karyawan.

Jakarta, 7 November 2022


PT INTEGRAL MULIA CIPTA

DIREKTUR

Anda mungkin juga menyukai