Critical Review 2 - Naufal Karim Adnanta - 1906301993
Critical Review 2 - Naufal Karim Adnanta - 1906301993
SMK3L
1906301993
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM SARJANA
DEPOK
2022
i
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan rasa puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena kasih
sayang dan rahmatnya saya dikaruniakan kemampuan untuk dapat menyelesaikan laporan
yang berjudul “Laporan Critical Review Kebijakan K3 / SMKK”. Sebagai tugas dari
matakuliah SMK3L, laporan ini saya buat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan.
Dalam penulisan laporan ini penulis mendapat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada seluruh pihak yang terkait sehingga laporan ini dapat dibuat dengan baik dan
lancar
Laporan ini tentu saja masih memiliki kekurangan oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Laporan ini.
Mudah-mudahan karya tulis ini memberi manfaat kepada saya sendiri dan pembaca serta
dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan teknik sipil.
Universitas Indonesia
ii
ABSTRAK
Pada laporan ini dibahas mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja
(SMK3) dengan standar regulasi yang digunakan adalah PP 50 tahun 2012. Selain itu,
dibahas juga mengenai Safety Management System (SMS) dengan standar regulasi yang
digunakan adalah ISO 45001:2018. Dan pembahasan terakhir mengenai Sistem
manajemen keselamatan konstruksi (SMKK) yang berpedoman pada PP 14 tahun 2021
dan Permen PUPR 10 tahun 2021. Pada laporan ini juga dibahas mengenai ketiga
komponen tersebut secara lebih mendalam sehingga diharapkan bagi penulis untuk dapat
memperluas pengetahuan mengenai SMK3, SMS, dan SMKK. Selain itu, untuk pembaca
juga diharapkan dapat menggali pengetahuan lebih dalam terkait critical review dari
SMK3, SMS, dan SMKK.
Universitas Indonesia
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan kontruksi dari tahun ke tahun semakin pesat dari segi desain maupun
dari segi metode. Dalam perencanaan dan jalannya suatu proyek konstruksi, salah satu aspek
yang penting adalah regulasi / peraturan. Regulasi yang diatur antara lainnya mengatur
mengenai system manajemen keselamatan pada pekerjaan konstruksi. Komponen yang diatur
terdapat dalam PP 50 tahun 2012 mengenai SMK3, ISO 45001 mengenai Safety Management
System, dan PP 14 tahun 2021 & Permen PUPR No 10 tahun 2021 mengenai SMKK.
SMK3 merupakan bagian dari system manajemen perushaan secara keseluruhan dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif (PP No. 50, 2012). Dalam penerapannya terdapat beberapa
prinsip dalam SMK3 yakni penetapan kebijakan K3, perencanaan K3, Pelaksanaan rencana K3,
pemantauan dan evaluasi kinerja K3, dan peninjauan ulang dan peningkatan kinerja SMK3.
Pedoman tersebut di kendalikan dengan dilakukannya perbaikan yang berkelanjutan.
Safety Management System (SMS) dijelaskan dari ISO 45001. SMS merupakan
regulasi yang berlaku secara internasional. Seringkali suatu perusahaan berada pada pilihan
mana yang harus diterapkan terlebih dahulu antara SMK3 atau SMS. Ciri dari SMS ialah
penerapannya yang bersifat opsional, berlaku secara internasional, dan tidak ada ketentuan
sanksi jika tidak menerapkan standarnya.
SMKK memiliki standar yang sering disebut dengan K4 yang merupakan standar
keamanan, keselamatan, Kesehatan, dan keberlanjutan. Dalam standar K4 haruslah menjamin
keselamatan dari keteknikan konstruksi, keselamatan dan Kesehatan kerja, keselamatan publik,
serta keselamatan lingkungan. Dari SMKK ini juga diarahkan mengenai tools dalam
pencegahan risiko seperti identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan peluang (IBPRP). Hal yang
perlu diperhatikan dari segi aspek SMKK adalah metode kerja, rencana pelaksanaan pekerjaan,
dan analisis keselamatan kosntruksi.
Di dunia konstruksi, sudah menjadi kewajiban untuk berpedoman dengan SMK3,
SMS, dan SMKK sebagai salah satu pegangan dalam jalannya suatu proyek. Dengan ketiga
Universitas Indonesia
4
pedoman tersebut, suatu proyek dapat meminimalisir terjadinya hal hal yang tidak diinginkan
seperti kecelakaan kerja, kerusakan alat, dan ketidakjelasan alur safety.
Dari laporan ini, objek yang akan di bahas adalah critical review SMK3, SMS, dan
SMKK. Sehingga, diharapkan hasil dari critical review ini dapat mempermudah pihak pihak
yang memerlukan breakdown mengenai SMK3, SMS, dan SMKK.
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang ada tertulis sebagai berikut.
1) Bagaimana critical review dari SMK3 ?
2) Bagaimana critical review dari SMS ?
3) Bagaimana critical review dari SMKK ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Sebagai pedoman dalam pelaksaan proyek yang membutuhkan penjelasan mengenai
SMK3, SMS, dan SMKK.
2) Membahas lebih lanjut secara lebih kritis mengenai SMK3, SMS, dan SMKK.
3) Mengetahui dan menganalisis terkait SMK3, SMS, dan SMKK.
4) Menyimpulkan mengenai hasil dari analisis kritis terkait SMK3, SMS, dan SMKK.
Manfaat Penelitian
Penulisan ini diharapkan memiliki manfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Bagi
penulis, laporan ini dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai SMK3, SMS,
dan SMKK. Khususnya terkait sistem manajemen dari masing masing regulasi. Penulis juga
dapat memahami terkait penerapan dan batasan dari SMK3, SMS, dan SMKK. Bagi pembaca,
laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk melakukan penelitian dan analisis
lebih lanjut terkait SMK3, SMS, dan SMKK.
Universitas Indonesia
5
Batasan Penelitian
Terdapat Batasan dalam penelitian yang tertulis sebagai berikut.
1) Penulis tidak membahas terkait hal diluar dari SMK3.
2) Penulis tidak membahas terkait hal diluar dari SMS.
3) Penulis tidak membahas terkait hal diluar dari SMKK.
Metode Penelitian
Metode atau tahapan dalam pengerjaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Studi Literatur
Hal yang dilakukan penulis adalah membaca dan memahami lebih dalam dari
literatur dan penelitian yang sudah ada mengenai SMK3, SMS, dan SMKK.
2) Analisis
Tahap dari analisis adalah menanggapi secara kritis literatur yang telah dibaca
mengenai SMK3, SMS, dan SMKK.
3) Kesimpulan
Hal yang dilakukan penulis pada tahap ini adalah menarik benang merah dari
keseluruhan analisis sehingga dapat disimpulkan menjadi beberapa poin sebagai hasil
akhir dari critical review.
Hipotesa Awal
Dari hasil tinjauan Pustaka yang dilakukan dengan membaca materi dari kelas, terdapat
pembahasan yang dapat di analisis lebih dalam pada laporan ini. SMK3, SMS, dan SMKK
sebagai sistem manajemen yang diperlukan untuk mengatur alur dari sistem keamanan pada
kelangsungan proyek. Selain itu, SMK3, SMS, dan SMKK sebagai pedoman akan mereduksi
tingkat kecelakaan dan antisipasi dari segala kemungkinan dari kecelekaan kerja pada suatu
proyek. Hal tersebut dikarenakan SMK3, SMS, dan SMKK yang bersifat mengatur sehingga
sebagai suatu dasar pengadaan proyek hal ini menjadi sangat penting. Laporan ini diharapkan
akan memberikan pengetahuan lebih dalam terkait SMK3, SMS, dan SMKK.
Universitas Indonesia
6
Sistematika Penulisan
Penulisan pada laporan ini mencakup 3 bab pokok bahasan sebagai berikut.
1) Bab 1 Pendahuluan
Pada bagian ini berisi pembahasan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
2) Bab 2 Dasar Teori
Pada bagian ini berisi pemaparan terkait dasar-dasar teori yang digunakan dalam
penelitian. Teori yang digunakan dapat bersumber dari buku, penelitian terdahulu,
jurnal, standar dan peraturan, serta sumber lainnya yang relevan dan kredibel.
3) Bab 3 Kesimpulan dan Saran
Pada bagian ini akan dipaparkan kesimpulan yang didpatkan dari penelitian yang
dilakukan serta saran-saran yang diberikan untuk penelitian lebih lanjut.
Universitas Indonesia
7
BAB 2
CRITICAL REVIEW
2.1 SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Dalam
penerapannya terdapat beberapa prinsip yang digunakan dalam SMK3 yakni
• Penetapan kebijakan K3
• Perencanaan K3
• Pelaksanaan rencana K3
• Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
• Peninjauan ulang dan peningkatan kinerja SMK3
• Perbaikan yang berkelanjutan
Kebijakan yang mengatur terkait SMK3 adalah PP No.50/2012. Pada peraturan tersebut,
terdapat tujuan dari SMK3 antara lain :
Universitas Indonesia
8
Setelah keseluruhan tahapan telah dipersiapkan maka dapat dilanjutkan dengan Menyusun
rencana K3 yang dimulai dengan penelaahan awal, identifikasi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko. Dilanjutkan dengan pelaksanaan rencana dari K3 yang mana sumber daya
manusianya harus memiliki :
Untuk kelengkapan sarana dan prasarana dalam suatu perusahaan atau Lembaga minimal
harus terdiri dari :
Setelah dilakukan pelaksanaan maka perlu dilakukan penilaian terhadap hasil rencana K3
dengan berpedoman pada Permennaker RI No.26 tahun 2014 yang membagi menjadi 3 kategori
yakni kritikal, mayor dan minor. Setelah penilaian terkait rencana K3 maka dilakukan audit dimana
kriteria dari audit terdapat pada PP No.50 tahun 2017 yang berisi tentang penilaian yang terbagi
menjadi 3 tingkat yakni awal, transisi dan lanjutan. Tingkat dari pencapaian penerapan K3 di nilai
berdasarkan regulasi Permenaker RI No.26 tahun 2014 yang membaginya menjadi 3 pencapaian
yakni kurang, baik, memuaskan. Fungsi dari audit SMK3 ini terbagi berdasarkan 2 tool yang
berbeda. Berdasarkan alat manajemen fungsi audit sebagai tools dalam pemantauan dan
memverifikasi efektifitas penerapan kebijakan. Sedangkan, fungsi lain dari audit SMK3 yakni
sebagai alat untuk menilai kesesuaian seperti sertifikasi eksternal dan evaluasi rantai pasokan.
Berdasarkan fungsi yang telah disebutkan, tujuan dari audit SMK3 antara lain sebagai berikut :
1. Prioritas manajemen
2. Tujuan komersial
3. Persyaratan sistem manajemen
4. Persyaratan kontrak
Universitas Indonesia
9
Dari keseluruhan tujuan yang telah disebutkan diatas, audit dari SMK3 juga memiliki
manfaat sebagai berikut :
1. Ruang lingkup
2. Acuan normative
3. Istilah dan definisi
4. Konteks organisasi
5. Kepemimpinan dan partisipasi pekerja
6. Perencanaan
7. Dukungan
Universitas Indonesia
10
8. Operasional
9. Evaluasi kinerja
10. Peningkatan
Pola penyelesaian yang dapat dilakukan dengan melihat isi dari ISO 45001:2018 di atur
dengan sedemikian rupa seperti gambar berikut.
Sehingga kita telah menemukan 2 regulasi yang berbeda yakni ISO 45001:2018 dan PP 50
tahun 2012. Kedua regulasi ini memiliki perbedaan yang tertulis sebagai berikut.
Universitas Indonesia
11
b. Jika tidak menerapkan ISO 45001 tidak ada ketentuan sanksi yang akan
diberikan sedangkan jika tidak menerapkan PP 50 maka ada sanksi yang akan
diberikan.
c. Dokumen acuan dari ISO 45001 adalah British Standard Institute (BSI)
sedangkan dokumen acuan dari PP 50 adalah dokumen sistem manajemen yang
diterbitkan oleh pemerintah RI.
Universitas Indonesia
12
Dalam penerapannya di lapangan, SMKK dapat diterapkan dengan tahapan dimulai dari
pengkajian dan perencanaan yang dilanjutkan dengan perancangan dan setelah kedua tahap
tersebut selesai maka dapa dimulai pembangunan. Pada tahap pengkajian terdapat dokumen yang
diperlukan antara lain rancangan konseptual SMKK. Pada tahap perancangan diperlukan dokumen
berupa rancangan konseptual, KAK, HPS, risk analysis, dan biaya SMKK. Pada tahap
pembangunan dokumen yang diperlukan antara lain dokumen penawaran teknis, RKK, RMPK,
RKK pelaksanaan, serta RKPPL dan RMLLP jika risiko yang dihadapi sedang atau besar.
Sehingga dapat diketahui bahwa dokumen SMKK antara lain :
Universitas Indonesia
13
1. Lokasi
Dimulai dengan melihat kondisi lokasi, ketersediaan material, bahan dan alat. Sehingga
rekomendasi teknis dapat dimulai dengan merencanakan perlaukan metode yang sesuai
dengan kondisi yang dibutuhkan.
2. Lingkungan Fisik
Dilanjutkan dengan melihat pengaruh kosntruksi pada vegetasi, polusi, dan bangunan
sekitar proyek. Sehingga dapat direncanakan terkait rekomendasi teknis berupa kebutuhan
perlindungan lingkungan fisik dan keselamatan public di sekitar proyek.
3. Sosio – ekonomi
Dilanjutkan dengan melihat pengaruh hubungan social, budaya, ekonomi, Kesehatan
masyarakat, dan kearifan local masyarakat sekitar proyek. Sehingga dapat direncanakan
terkait rekomendasi teknis berupa kebutuhan pengkajian dampak konstruksi terhadap sosio
– ekonomi masyarakat sekitar proyek.
4. Dampak lingkungan
Dilanjutkan dengan melihat dan menelaah aspek dari lingkungan yang akan menjadi
pertimbangan dalam memberikan rekomendasi teknis terkait kebutuhan penyusunan
dokumen lingkungan seperti AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL.
Pada rencana keselamatan konstruksi penyusunan dilakukan oleh beberapa pihak seperti
penyedia jasa konsultasi konstruksi berupa manajemen penyelenggara konstruksi, penyedia jasa
konstruksi dari segi pengawasan, penyedia jasa pekerjaan konstruksi, dan penyedia jasa pekerjaan
konstruksi terintegrasi. Dimana untuk pekerjaan pengawasan Degnan pengadaan langsung jasa
konsultasi, tenaga ahli yang dilibatkan merangkap sebagai ahli keselamatan dan Kesehatan kerja
konstruksi dan/atau ahli keselamatan konstruksi. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan kosntruksi
dengan risiko keselamaran konstruksi kecil melalui pengadaan langsung disusun SKK sederhana
minimal memuat
Universitas Indonesia
14
Dalam penerapan SMKK terdapat komponen kegiatan yang digunakan dalam penerapan di
lapangan antara lain :
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
BAB 3
KESIMPULAN
Universitas Indonesia