Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH POLITIK BANI UMAYAH

Oleh :
Karisma Hardian Timur
Al Adawiah
Amin Rais
Sejarah politik bani umayah
A. Pemerintahan pasca khulafaur rasyidin
Pemerintahan dinasti Bani Ummayah (41-132 M), Periode
negara Madinah berakhir dengan wafatnya khalifah ali bin abi
thalib. Tokoh yang naik kepanggung politik dan
pemerintahan adalah Mu’awiyah Bin Abi Sofyan, Gubernur
wilayah Syam sejak zaman Khalifah Umar, ia adalah pendiri
dan khalifah pertama dinasti ini. Terbentuknya dinasti ini,
Muawiyah memangku jabatan Khalifah secara resmi menurut
ahli sejarah, terjadi pada tahun 661 M/41 H. bukan pada
pertengahan tahun 660 M atau 40 H pada saat Umayah
memproklamirkan diri menjadi khalifah di Iliya (palestina).
Sejak pihaknya dinyatakan oleh majlis tahkim sebagai
pemenang.
B. Kebijakan-Kebijakan Pemerintahan Bani Umayah
• Pemindahan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus.
• Muawiyah memberi penghargaan kepada orang-orang yang berjasa dalam pejuangannya
mencapai puncak kekuasaan.
• Menumpas orang-orang yang beroposisi yang dianggap berbahaya jika tidak bisa
dibujuk dengan harta dan kedudukan, dan menumpas kaum Khawarij yang merongrong
wibawa kekusaannya dan mengkafirkannya.
• Membangun kekuatan militer yang terdiri dari tiga angkatan darat, laut, dan kepolisian
yang tangguh dan loyal.
• Meneruskan perluasan wilayah kekuasaan Islam baik ketimur maupun kebarat.
• Muawiyah mengadakan pembaharuan dibidang administrasi pemerintahan dan
melengkapinya dengan jabatan-jabatan baru yang di pengaruhi oleh kebudayaan
Byzantium.
• Kebijaksanaan dan keputusan politik penting yang dibuat oleh khalifah Muawiyah
adalah mengubah sistem pemerintahan dari khilafah yang bercorak Demokratis menjadi
sistem monarki dengan mengangkat putranya, Yazid menjadi putra mahkota untuk
menggantikannya sebagai khalifah sepeninggalnya nanti.
C. Sistem Pemerintahan Bani Umayah
Pengelolaaan administrasi pemerintahan dan struktur
pemerintahan Dinasti Bani Umayah merupakan
penyempurnaan dari pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang
diciptakan oleh khalifah Umar. Wilayah kekuasaan yang luas
itu, sebagaimana pada periode Madinah, dibagi menjadi
beberapa wilayah Propinsi, setiap Propinsi di kepalai oleh
Gubernur dengan gelar Wali atau Amir yang diangkat oleh
Khalifah. Gubernur didampingi oleh seorang atau beberapa
Katib (sekretaris). Seorang Hajib (pegawai) dan pejabat-
pejabat penting lain yaitu shahib Al Kharajj (pejabat
pendapatan), Shahib Al-Syurihar (pejabat kepolisian), dan
Qadhi (kepala keagamaan dan hakim). Pejabat pendapatan
dan Qadhi diangkat oleh khalifah dan betanggung jawab
kepadanya.
D. Pembahasan tentang pemerintahan dinasti bani umayah.
• Unsur pengikat bangsa lebih ditekankan pada kesatuan politik dan ekonomi,
khalifah adalah jabatan secular dan berfungsi sebagai kepala pemerintahan
eksekutif.
• kedudukan khalifah masih menggunakan tradisi syaikh (kepala suku) arab,
dan karenanya siapa saja boleh bertemu langsung khalifah unutk
mengadukan haknya.
• Dinasti ini lebih mengarahkan kebijaksanaan pada perluasan kekuasaan
politik atau perluasan wilayah kekuasaan negara.
• Dinasti ini bersifat eksekutif karena lebih mengutamakan orang-orang
berdarah arab duduk dalam pemerintahan.
• Orang-orang non-arab tidak mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya
seperti orang arab, dan qadhi (hakim) mempunyai kebebasan dalam
memutuskan perkara
• Formalitas agama tetap dipatuhi dan terkadang menampilkan citra dirinya
sebagai pejuang Islam
• Ciri lain dinasti ini kurang melaksanakan musyawarah, karenanya
kekuasaan khalifah mulai berkekuasaan absolut walaupun belum begitu
menonjol. Dengan demikian tampilnya pemerintahan Dinasti Bani Umayah
yang mengambil babak Monarki merupakan babak kedua dari praktek
pemerintahan umat islam dalam sejarah.
E. Masa kemunduran dan keruntuhan
Dinasti Bani Umayah
Masa kemunduran Dinasti Umayah
sepeninggal Umar Bin Abdul Aziz
kekuasan Bani Umayah dilanjutkan oleh
Yazid bin Abdul Malik. Masyarakat yang
sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan
kedamaian, pada masa itu berubah menjadi
kacau. Dengan latar belakang dan
kepentingan etnis politis, masyarakat
menyatakan konfrontasi terhadap
pemerintahan Yazid bin Abd al-Malik
cendrung kepada kemewahan dan kurang
memperhatikan kehidupan rakyat.
KESIMPULAN
Pada waktu wafatnya khalifah ali bin abi thalib, Tokoh yang naik kepanggung politik
dan pemerintahan adalah Mu’awiyah Bin Abi Sofyan, gubernur wilayah Syam sejak
zaman Khalifah Umar, ia adalah pendiri dan khalifah pertama dinasti ini.
Pengelolaaan administrasi pemerintahan dan struktur pemerintahan Dinasti Bani
Umayah merupakan penyempurnaan dari pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab.
ciri-ciri pemerintahan Bani Umayah Unsur pengikat bangsa lebih ditekankan pada
kesatuan politik dan ekonomi, kedudukan khalifah masih menggunakan tradisi syaikh
(kepala suku) arab, Dinasti ini lebih mengarahkan kebijaksanaan pada perluasan
kekuasaan, bersifat eksekutif, Orang-orang non-arab tidak mendapatkan kesempatan
yang seluas-luasnya seperti orang arab, dan qadhi (hakim) mempunyai kebebasan
dalam memutuskan perkara, Formalitas agama tetap dipatuhi, Ciri lain dinasti ini
kurang melaksanakan musyawarah. Keruntuhan Bani Umayah sendiri di dukung oleh
banyak factor baik dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

Anda mungkin juga menyukai