Pgmi
Pgmi
Oleh : Kelompok 1
1. Muhammad Arif
2. Kholilurrohman Arif
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH PROBOLINGGO
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim.
Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuktentang hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi
juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablum min Allah wa hablum min an-
nas), serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna
baik lafal maupun uslub-nya. Suatu bahasa yang kaya kosakata dan sarat makna. Kendati Al-
Qur’an berbahasa Arab, tidak berarti semua orang Arab atau orang yang mahir dalam bahasa
Arab, dapat memahami Al-Qur’an secara rinci. Bahkan, para sahabat mengalami kesulitan untuk
memahami kandungan Al-Qur’an, kalau hanya mendengarkan dari Rasulullah SAW, karena
untuk memahami Al-Qur’an tidak cukup dengan kemampuan dan menguasai bahasa Arab saja,
tetapi lebih dari itu harus menguasai ilmu penunjang (ilmu alat).
Dari keterangan di atas dapat penulis simpulkan bahwa ‘ulum Al-Qur’an atau kita sebut
juga “Study Al-Qur’an” merupakan ilmu yang sangat penting untuk dimiliki oleh seseorang untuk
PEMBAHASAN
secara harfiah, berasal dari kata qara’a yang berarti membaca atau mengumpulkan. Kedua
makna ini mempunyai maksud yang sama; membaca berarti juga mengumpulkan, sebab orang
yang membaca bekerja mengumpulkan ide-ide atau gagasan yang terdapat dalam sesuatu yang
ia baca. Maka perintah membaca dalam Al-Qur’an, seperti yang terdapat di awal Surah Al-‘Alaq,
bermakna bahwa Allah menyuruh umat Islam mengumpulkan ide-ide atau gagasan yang
terdapat di alam raya atau dimana saja, dengan tujuan agar si pembaca melalui gagasan, bukti
atau ide yang terkumpul dalam pikirannya itu, memperoleh suatu kesimpulan bahwa segala yang
Secara terminologi, Al-Qur’an berarti “Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui malaikat Jibril, sampai kepada kita secara mutawatir. Dimulai dengan
Surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Nas, dan dinilai ibadah (berpahala) bagi setiap
orang yangmembacanya”.
Jadi, ‘ulumul Qur’an secara istilah bermakna “Segala ilmu yang membahas tentang kitab
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan turun, bacaan,
“Kajian-kajian yang berhubungan dengan Al-Qur’an dari aspek turun, pengumpulan, susunan,
mansukh, muhkam dan mutasyabihdan lain sebagainya segala pembahasan yang berkaitan
dengan Al-Qur’an. Menurut Az-Zarqani, ‘ulumul Qur’an adalah “Kajian-kajian yang berhubungan
dengan Al-Qur’an, dari aspek turun, susunan, pengumpulan, tulisan, bacaan, tafsir,
mukjizat, nasikh dan mansukh, menolak syubhat darinya, dan lain-lain. Jadi, apa saja ilmu yang
berkaitan dengan Al-Qur’an adalah termasuk dalam perbincangan ‘ulumul Qur’an.[2]
Dari definisi yang ada tersebut ada perbedaan redaksi antara para ulama yang satu
dengan ulama yang lain. Walaupun ada perbedaan, penulis melihat ada maksud yang sama,
baik antara Ash-Shabuni maupun Az-Zarqani, yakni bahwa ‘ulum Al-Qur’an adalah sejumlah
Mengenai kemunculan istilah ‘ulum Al-Qur’an untuk pertama kalinya, para penulis
menyatakan bahwa istilah ini muncul pada abad VI Hijriah oleh Abu Al-Farj bin Al-Jauzi.
Pendapat ini disitir pula oleh Asy-Suyuthi dalam pengantar kitabAl-itqan. Az-Zarqani menyatakan
bahwa istilah itu muncul pada awal abad V Hijriah melalui tangan Al-Hufi (w. 430 H) dalam
kitab Muqaddimatanifi ‘ulumA1-Qur’an yang dicetak tahun 1954 dan diedit oleh Arthur Jeffri,
seorang orientalis kenamaan, Syahbah berpendapat bahwa istilah ‘ulum Al-Qur’an muncul
dengan ditulisnya kitabAl-Mabani fi Nazhm Al-Ma’aniyang ditulis tahun 425 H (abad V H).
Sayangnya, penulis kitab itu belum ditemukan sampai sekarang. Kitab yang hasil cetakannya
berbagai keraguan menyangkut pengkodifikasi Al-Qur’an dan penulisan mushaf, jumlah surat
dan ayat, tafsir, ta’wil, muhkam-mutasyabih, turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf (sab’ah
ahruf) dan pembahasan-pembahasan lainnya. Lebih lanjut, Syahbah mengkritik analisis yang
pertama kali muncul. Persoalannya, Az-Zarqani menyatakan juz I kitab itu hilang. Lalu, dari
mana ia memperoleh nama kitab itu? Tetapi setelah dilakukan pengecekan terhadap
kitab KasyfAzh-Zhunun, menurut Syahbah, ternyata kitab itu bernama Al-Burhan fi Tafsir Al-
Qur’an. Pendapat lain dikemukakan Subhi Al-ShaliH Ia berpendapat bahwa istilah ‘ulum Al-
Qur’an sudah muncul semenjak abad III H, yaitu ketika Ibn Al-Marzuban menulis kitab yang
bahasan yang sangat luas, antara lain ilmu nuzul Al-Qur’an, asbab Al-
definisiyangmereka buat dengan ungkapan “dan lain-lain”. Ungkapan ini menunjukkan, kajian
‘ulumulQur’an tidak hanya hal-hal yang disebutkan dalam definisi itu saja, tetapi banyak hal yang
secara keseluruhan tidak mungkin disebutkan dalam definisi. Ibnu Arabi (w 544 H), seperti yang
dikutip oleh Az-Zarkasyi, menyebutkan, ‘ulumul Qur’an mencakup 77.450 ilmu sesuai dengan
bilangan kata-katanya.Hal itu sesuai dengan pendapatsebagian kaum salaf yang melihat bahwa
setiap kata dalam Al-Qur’an mempunyai makna lahir dan batin, selain itu terdapat
pulahubungan-hubungan dan susunan-susunannya. Maka dengan demikian, ilmu ini tidak terkira
banyaknya dan hanya Allah sajalah yang mengetahuinya secara pasti.[4]
lingkup pembahasan ‘ulum Al-Qur’an terdiri dari enam hal pokok berikut ini:
1. Persoalan Turunnya Al-Qur’an (Nuzul Al-Qur’an) Persoalan ini menyangkut tiga hal:
a. Riwayat mutawatir,
b. Riwayat ahad,
c. Riwayat syadz,
c. Imalah,
e. Isti’arah,
f. Penyerupaan (tasybih).
5. Persoalan Makna-Makna Al-Qur’an yang Berkaitan dengan Hukum Persoalan ini menyangkut
hal-hal berikut:
d. Nash,
e. Makna lahir,
l. Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiri
(musykil),
a. Berpisah (fashl),
b. Bersambung (washl)
f. Pendek (qashr)
2. Ilmu Tawarikh An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan dan menjelaskan tentang masa turun
3. Ilmu Asbab An-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab yangmelatarbelakangi turun
ayat.
4. IlmuQira’ah, yaitu ilmu yang menerangkan tentang macam-macam bacaan Al-Qur’an, mana
5. Ilmu Tajwid, yaitu ilmu tentang cara membaca Al-Qur’an, tempat memulai dan
6. Ilmu Garib Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang makna kata-kata (lafal) yang ganjil,
7. Ilmu I’rab Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang kedudukan suatu lafal dalam kalimat
8. Ilmu Wujuh waAn-Naza’ir, yaitu ilmu yang menjelaskan tentang lafal-lafal dalam Al-Qur’an yang
memiliki banyak arti, dan menerangkan makna yang dimaksud pada suatu tempat.
9. Ilmu Ma’rifah Al-MuhkamwaAl-Mutasyabih, yaitu ilmu yang membahas tentang ayat-ayat yang
10. Ilmu Nasikh wa Mansukh, yaitu ilmu yang menerangkan tentang ayat-ayat yang dianggap
11. Ilmu Badai Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang keindahan susunan ayat-ayat Al-
12. Ilmu I’jaz Al-Qur’an, yaitu ilmu yang secara khusus membahas tentang segi-segi kemukjizatan
Al-Qur’an.
13. Ilmu Tanasuh Ayat Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang kesesuaian suatu ayat dengan
14. Ilmu Aqsam Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang arti dan tujuan sumpah Tuhan dalam
Al-Qur’an.
15. Ilmu Amsal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang perumpamaan-perumpamaan yang
16. Ilmu Jidal Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas tentang bentuk-bentuk perdebatan yang
dikemukakan dalam Al-Qur’an yang ditujukan kepada segenap kaum musyrikin, dan lain-lain.
17. Ilmu adab tilawah Al-Qur’an, yaitu ilmu yang membahas segala aturan yang harus dipakai dan
Ilmu-ilmu Al-Qur’andi masa Rasul, Abu Bakar ra. dan ‘Umar ra. Disampaikan dengan
Di dalam masa pemerintah Utsman, mulailah bangsa Arab bergaul rapat dengan bangsa
Ajam. Utsman menyuruh para sahabat dan para umat supaya berpegang kepada mushaf Al
imam dan supaya dari mushaf itulah disalin mushaf-mushaf yang dikirim ke kota-kota besar,
serta membakar mushaf-mushaf yang lain yang tidak bersumberdari mushaf Al Imam itu.
Dan telah masyhur dalam sejarah Islam pula bahwasanya Ali ra. menyuruh Abul Aswad
ad-Dualy (wafat tahun69 H), membuat beberapa kaidah untuk memelihara keselamatan bahasa
Arab. Maka dengan demikian dapatlah kita menetapkan bahwasanya Ali adalah peletak batu
2. Ibnu Abbas
3. Ibnu Mas’ud
1. Mujahid
2. Atha’ibn Yasar
3. Ikrimah
4. Qatadah,
5. Al Hasanul Bishry
Dari golongan tabi’in-tabi’in, ialah Malik ibn Anas. Beliau mengambil ilmu ini dari Zaid ibn
Aslam.
1. Ilmu Tafsir
Di dalam masa pentadwinan (kodifikasi) ilmu, tafsirlah yang mendapat prioritas pertama,
Di antara tokoh-tokoh ilmu yang memperhatikan ilmu tafsir dan menyusunnya, ialah:
Mereka disusul oleh Ibnu Jarir Ath Thabary, seorang tokoh tafsir yang besar dalam abad
ketiga Hijriah, (wafattahun3l0 H).Tafsirnya adalahtafsir yang paling, tinggi nilainya di antara kitab-
kitab tafsir, karena meliputi riwayat-riwayat yang shahih, terurai dengan baik, i’rab, istinbath dan
manqul.
seluruhnya, ada yang menafsirkan suatu juz daripadanya, ada yang menafsirkan suatu surat
saja, bahkan ada yang menafsirkan suatu ayat atau ayat-ayat tertentu, sepertiayatul ahkam.
3. Ilmu-ilmu Al-Qur’an yang Tumbuh dalam Abad Ketiga Hijriah
Ilmu-ilmu Al-Qur’an yang selain dari ilmu tafsir, disusun dalam abad ke-3 H Dalam abad
ketiga lahirlah ilmu AsbabunNuzul, ilmu Nasikh wal Mansukh, ilmu Ma nuzzila bil Makkata wama
a. Ali Ibnul Madiny (wafat tahun 234 H). Beliau menyusun kitab dalam ilmu Asbabun Nuzul.
b. Abu Ubaid Al Qasim ibn Salam (wafat tahun 224 H). Beliau menyusun kitab tentang ilmu An
Nasikh wal Mansukh, ilmu AI Qua-at dan tentang ilmu Fadha-ilul Qur’an.
c. Muhammad ibn Ayyub Adh Dhirris (wafat tahun 294 H). Beliau mewyrusun kitab tentang ilmu
d. Muhammad Ibn Khalaf ibn Al Marzuban (wafat tahun 309 H). Kitabnya bernama Al Hawi fi
Ulumil Qur’an.
Hijriah ialah:
a. Abu Bakar Muhammad ibn Al Qasim Al Anbary (wafat tahun 328 H): Beliau menyusun kitab
yang dinamakan Aja-ibu ulumil Qur’an. Di dalamnya beliau membahas tentang Fadha`ilulQur’an,
tentang turunnya Al-Qur’an atas tujuh huruf, tentang menulis mushaf dan bilangan surat, ayat
dan kalimat.
b. Abu Hasan Al-Asy’ary (wafat tahun 324 H). Kitabnya dinamakan Al Mukhtazan fi ‘ulumil Qur’an,
c. Abu Bakar As Sijistany (wafat tahun 330 H). Beliau menyusun sebuah kitab dalam ilmu Gharibul
d. Abu Muhammad Al Qashshab Muhammad ibn Ali Al Karakhi (wafat tahun 360 H). Kitabnya
Ikhtilafil Anam.
e. Muhammad Ibn Ali Al Adfuwi (wafattahun 388 H). Kitabnya dinamakan Al Istighna fi ulumil
Qur’an.
a. Abu Amar Ad Dany (wafat tahun 344 H). Kitabnya bernama At Taisir bil Qira-atis Sab’i, dan Al
b. Ali ibn Ibrahim ibn Said Al Hufy (wafat tahun 430 H). Beliau menyusun dua buah kitab, yang
Di antara ilmu yang lahir dalam abad ini, ialah ilmu Amtsalul Qur’an, yang
Di antara yang menyusun ilmu ini ialah AlMawardy (wafat tahun 450 H).
6. Ilmu-ilmu Al-Qur’an yang Tumbuh dalam Abad Keenam dan Ketujuh Hijriyah
a. Abdul Qasim Abdur Rahman, yang terkenal dengan nama As Suhaily (wafat tahun 582 H).
Kitabnya bernama Muhammatul Qur’an, atau bernama At Ta’rifu wa I’lamu bima Ubhima fil Qur’-
b. Ibnui Jauzy (wafat tahun 597 H). Beliau menyusun dua buah kitab, yaitu: Fununul Afnan fi ‘Aja-
a. Alamuddiln As Sakhawy (wafat tahun 643 H). Kitabnya mengenai qira’at yang
Sakhawiyah. Dan beliau mempunyai sebuah kitab pula yang dinamakan Jamalul Qura-y
bernazham (bersajak).
b. Ibnu Abdis Salam, yang terkenal dengan nama Al-Izz (wafat tahun 660 H). Kitabnya
c. Abu Syamah Abdur Rahman ibn Ismail Al Maqdisy (wafat tahun 665 H). Kitabnya bernama Al
a. Ilmu Bada-i’ul Qur’an, yang membahas tentang aneka macam badi’yang terdapat dalam Al-
ulama yang menyusun ilmu ini ialah, Najmuddin Ath-Thufy, (wafat tahun 716 H).
antara yang menyusun kitab ini, ialah Ibnul Qayyim (wafat tahun 752 H).
Jalan yang mereka tempuh dalam menyusun kitab ini, ialah menelitisatu per satu
juz’iyah-juz’iyah Al-Qur’an. Oleh karenanya haruslah kita ringkaskan ilmu-ilmu ini, dalam suatu
Dalam percakapan yang terjadi antara Harun Ar Rasyid dengan Asy Syafi’i, dapat kita
Di antara para ulama yang menyusun kitab dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an dalam abad
kedelapan ialah: Badruddin Az Zarkasyi (wafat tahun 794 H). Kitabnya bernama Al Burhan fi
Ulumil Qur’an. (Kitab ini telah diterbitkan oleh Muhammad Abul Fadhli Ibrahim, serta
ditahqiqkannya).
Dalam abad kesembilan Hijriyah, lahirlah banyak karya dalam bidang, ini. Di antara yang
a. Muhammad ibn Sulaiman Al Kafiyajy (wafat tahun 873 H). Di dalamnya diterangkan makna
tafsir, takwil, Al-Qur’an, surat dan ayat. Juga di dalamnya diterangkan tentang syarat-syarat
Nujum.
c. As Sayuthy (wafat tahun 911 H). Kitabnya bernama At Tahbir fi Ulumit Tafsir, yang kemudian
disusuli dengan kitabnya yang dinamakan Al Itqan fi Ulumil Qur’an.[7]
Setelah memasuki abad XIV H, bangkitlah kembali perhatian ulama dalam penyusunan
kitab-kitab yang membahas Al-Qur’an dari berbagai segi. Kebangkitan ini di antaranya dipicu
oleh kegiatan ilmiah di Universitas Al-Azhar Mesir, terutama ketika universitas ini membuka
jurusan-jurusan bidang studi yang menjadikan tafsir dan hadis sebagai salah satu jurusannya.
Ada sedikit pengembangan tema pembahasan yang dihasilkan para ulama abad ini
menebarkan keraguan di seputarAl-Qur’an yang dilakukan oleh kalangan orientalis atau oleh
orang Islam sendiri yang dipengaruhi oleh orientalis. Salah satunya adalah Thaha Husein dalam
karyanya Asy-Syi’ri Al-Jahili.
tahun 1335 H
2) JamaluddinAl-Qasimy (w. 1332 H) yang menyusun kitab MahasinAl-Ta’wil. Juz pertama kitab ini
Qur’an (2 jilid).
wa‘Ulum Ashriyyah
8) Ustadz Malik bin Nabi yang menyusun kitabAz-ZhahirahAl-Qur’aniyah.Kitab ini sangat penting
Al-Qur’an.
11) DR. Subhi As-Salih, Guru Besar Islamic Studies dan Fiqhu Lugah pada FakultasAdab
Universitas Libanon, yang menyusun kitab Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an. Kitab ini selain
membahas ‘ulum Al-Qur’an, juga menanggapi secara ilmiah pendapat-pendapat orientalis yang
16) Syekh Muhammad Musthafa Al-Maraghi yang menyusun sebuah risalah yang menerangkan
PENUTUP
Kesimpulan
‘Ulum Al-Qur’an merupakan ilmu yang pokok bagi seseorang untuk bisa memahami ayat-
ayat Al-Qur’anul Karim. Dengan ilmu tersebut, seseorang khususnya seorang mufassir, bisa
‘Ulum Qur’an merupakan suatu kajian yang amat dalam, karena dalam kajian tersebut
banyak terkandung ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya, sebagaimana yang dikemukakan oleh