Anda di halaman 1dari 5

Busana Muslim : Atribut Keislaman Seorang Muslim

Busana atau pakaian menurut bahasa adalah segala sesuatu yang menempel pada
tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menurut istilah, busana adalah pakaian yang kita
kenakan setiap hari dari ujung rambut sampai ujung kaki berserta segala pelengkapannya,
seperti tas, sepatu, dan segala macam perhiasan/aksesoris yang melekat padanya. Sejarah
busana atau pakaian manusia dimulai sejak zaman purbakala, dimana ketika itu orang-orang
belajar menggunakan kumparan untuk membuat benang dari serat tanaman dan hewan.
Dalam sejarah busana atau pakaian pada saat itulah alat tenum priitif muncul pertama
kalinya. Ketika itu pakaian terbuat dari kulit binatang.
Arkeolog menemukan benda-benda yang terlihat seperti jarum jahit buatan tangan
yang telah usang diperkirakan muncul dari 40.000 tahun yang lalu. Jarum yang pertama kali
muncul, diyakini milik budaya Solutrean yang ada di Perancis dari 19.000 SM hingga 15.000
SM. Terdapatnya bukti dari serat rami yang dicelup, jauh pada tahun ke 36.000 SM dan
ditemukan di sebuah gua prasejarah di Republik Georgia.
Ditemukannya alat tenun pertama di Dolni Vestonice di Republik Ceko dalam bentuk
cetaka tekstil, keranjang dan jaring yang terbuat dari potongan tanah liat dan berusia 27.000
tahun. Patung-patung Venus dari Eropa Barat yang dihiasi dengan keranjang topi atau
penutup kepala, ikat pinggang dan tali pengikat pakaian yang diperkirakan berasal dari
sekitar 25.000 tahun yang lalu. Patung-patung Venus dari Eropa Timur yang mengenakan
ikat pinggang dan seuntai rok. Arkeolog juga menemukan pengukur rajutan, kumparan jarum
dan tongkat tenun,yang diyakini digunakan dalam pembuatan tekstil.
Di beberapa titik dalam sejarah busana, manusia Neanderthal adalah yang pertama
kali membuat pakaian. Neanderthal adalah anggota genus Homo yang telah punah dan
berasal dari zaman Pleistosen. Spesiesnya ditemukan di Eurasia, dari Eropa Barat hingga
Asia Tengah dan Utara. Spesies ini dinamakan Neanderthal sesuai dengan lokasi tempat
pertama kali ditemukan di Jerman, Neanderthal atau Lembah Neander. Mereka belajar
bagaimana menggunakan kulit binatang yang diburu sebagai pelindung untuk menjaga tubuh
tetap hangat dan kering. Ada juga kemungkinan bahwa pertama kalinya digunakan sebagai
alat mistis, penghias, pemujaan atau penghormatan dan kemudian dipakai juga.
Busana di Barat
Dampak perang dunia mengakibatkan terjadinya perubahan besar-besaran dalam
mode dunia. Estetika busana tidak lagi menjadi prioritas. Dengan demikian, siluet dan detail
busana tampil semakin minimal. Pasca perang, lingkup fashion semakin bervariasi seiring
munculnya unsur-unsur kebudayaan yang datang dari orang muda. Salah satu pengaruh
terbesarnya adalah musik. Pemerintah Inggris bahkan mengeluarkan peraturan dalam
membuat pakaian, yaitu memakai 5 kancing, 6 jahitan, 4 lipatan, 4 meter jahitan benang,
tanpa dekorasi, tanpa panel hiasan, dan tidak lebih dari 5 kantong.
Usai perang dunia, wanita kembali ke peran utama sebagai ibu rumah tangga sehingga
mendatangkan gairah untuk kembali berdandan. Atasan yang dikenakan dengan rok A-line
lebar, dikenakan bersama aksesori tas, sarung tangan, dan sepatu warna sepadan. Warna baju
lebih bervariasi dan mencolok. Disertai kemunculan kain motif print flora dan fauna. Emilio
Pucci adalah salah satu pionir yang memperkenalkan print di atas material silk dan potongan
celana capri.
Periode sixties disebut sebagai era terbaik dalam sejarah mode. Remaja dan orang
muda memegang peranan penting dalam lahirnya kebudayaan dan istilah mode baru seperti
Swinging Sixties (1960-1967), sub kultur hippies, hingga futuristis. Di akhir tahun 60-an,
generasi muda mulai memasuki era “Sex, Drugs, and Rock’n’roll”. Orang muda mulai
mencari kebebasan dengan menentang keinginan orang tua dan bergabung dalam grup kultur
yang bepergian dari satu tempat ke tempat lain tanpa sebuah tujuan pasti. Mereka yang
disebut sebagai the hippies, mengeskpresikan diri melalui musik, tarian, dan gaya busana
baru yaitu bohemian.

Busana di Indonesia
Menurut Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya (1996) Kebaya
berasal dari bahasa Arab ‘Kaba’ yang berarti ‘pakaian’ dan diperkenalkan lewat bahasa
Portugis ketika mereka mendarat di Asia Tenggara. Kata Kebaya dapat diartikan sebagai
jenis pakaian (atasan/blouse) pertama yang dipakai wanita Indonesia pada kurun waktu abad
ke-15 atau ke-16 Masehi. Argumen Lombard tentu dapat diterima terutama lewat analogi
penelusuran lingustik yang memang sampai saat ini kita masih mengenal ‘Abaya’ yang dapat
diartikan tunik panjang khas Arab.
Sementara sebagian yang lainnya percaya Kebaya kaitannya dengan pakaian tunik
perempuan pada masa Dinasti Ming di Cina, dan ini membawa pengaruh setelah imigrasi
besar-besaran menyambangi semenanjung Asia Selatan dan Tenggara di abad ke-13 hingga
ke-16 Masehi. Terlepas dari asal usulnya yang Arab, atau Portugis, atau Cina, kita sangat
mahfum bahwa penyebarannya ini memang dari arah utara kepulauan Indonesia. Artinya,
negara-negara yang dilewati oleh penyebaran ala bangsa Arab, Portugis, dan Cina bisa jadi
mereka memiliki versi berbeda dari kebayanya masing-masing.
Tahun '50-an ditandai dengan gaya berbusana klasik yang elegan, yang populer
dengan sebutan gaya "New Look" yang diadaptasi dari tren fashion dunia. Dahulu, model
busana ini sering dianggap sebagai model rancangan Christian Dior, yang pada tahun 1947
memperkenalkan corolle line, namun kemudian lebih dikenal sebagai The New Look. Meski
banyak perancang lain seperti Balenciaga, Balmain dan Faith yang juga turut mengadaptasi
bentuk ini sebelumnya pada tahun 1939. Sayangnya, usaha mereka ini terhambat akibat
meletusnya Perang Dunia II. Alhasil, dua tahun setelah perang, Dior yang berhasil
menciptakan 'sensasi internasional' dengan rancangan gaya New Look ini.
Tahun '70-an mode di Indonesia terlihat makin berwarna. Kehadiran perancang baru
membuat nuansa warna yang sudah ada terlihat semakin kuat dan menarik. Tahun '70-an ini
identik dengan gaya hippies serta gaya disco. Karena itulah gaya berbusana yang populer di
era ini didominasi oleh celana bell bottom, kemeja pas badan dengan kerah super lebar, dan
sebagainiya. Siluet untuk busana wanita sendiri masih banyak mengolah gaya mini serta
potongan longgar.
Tahun 1990-an ditandai dengan isu globalisasi dan internet. Artinya, kemudahan
masyarakat mengakses informasi mode dari luar negeri menyebabkan kegandrungan akan
budaya Barat yang glamour. Glamoritas ini terasa pada karya disainer-disainer yang naik
daun di tahun 1990-an. Sebastian Gunawan, misalnya. Tahun 2000 hingga sekarang, demam
K-pop yang melanda Indonesia turut mempengaruhi perkembangan fashion di tanah air. Lihat
saja gaya remaja Indonesia sekarang yang mengikuti tren fashion korea. Hal ini dikarenakan
semakin banyaknya boy band dan girl band korea yang begitu popular, bahkan sekarang
begitu banyak bermunculan boy band dan girl band Indonesia yang meniru gaya maupun
fashion mereka.
Busana dalam Islam
Busana pada zaman modern ini dianggap sebagai urusan pribadi, tetapi sebagai kaum
muslimin kita tidak boleh masa bodoh dengan hal ini. Karena pada kenyataannya busana
yang dikenakan anak muda sekarang dapat menimbulkan rangsangan seks atau kebrutalan
yang bersumber dari mode-mode busana setengah telanjang atau penonjolan aurat, yang
dapat mengarah pada kejahatan.
Masyarakat yang berperadaban modern pada umumnya sangat menyukai mode-mode
busana yang memamerkan atau tidak menutupi aurat wanita. Rok mini atau celana ketat
merupakan gejala yang terpisahkan dari peradaban masa kini. Sesungguhnya kecenderungan
pada mode-mode pada busana yang tidak senonoh ini menunjukkan kelemahan moral
masyarakat. Pada hakikatnya mode busana mini dan ketat itu dapat merusak kesahatan dan
pertumbuhan mental masyarakat itu sendiri dan juga tidak memilki nilai tambah sama sekali.
Mode yang semacam ini mempengaruhi cara berfikir dan bertindak mereka yang pada
akhirnya akan mengubah rasa harga diri mereka.
Pakaian orang Arab sebelum Islam, orang Arab sebagai satu bangsa yang mempunyai
kultur tersendiri maka mereka juga mempunyai pakaiannya sendiri yang sesuai dengan
kehidupan di padang pasir, bersesuaian dengan cuaca dan udara yang panas terik serta ada
kaitan dengan apa yang telah mereka warisi dari datuk nenek mereka. Mereka ini sebelum
kedatangan Islam telah memakai jubah, surban, selendang dan sebagainya.
Para wanita muslimahpun demikian, berbusana ala pakaian Arab. Hanya saja pakaian
perempuan Arab masih memperlihatkan beberapa anggota tubuh yang banyak mengundang
perhatian. Baru setelah perintah berhijab turun para wanita muslimah mulai melaksanakannya
dengan tidak menampakan bagian bagian tubuh yang dilarang, semisal leher dan dada.
Terdapat nash-nash Al-Quran yang menyuruh umat Islam supaya memakai pakaian,
diantaranya Firman Allah SWT.:
“Wahai anak Adam, pakailah pakaian kamu yang indah setiap kali memasuki masjid
dan makanlah dan minumlah serta jangan kamu melampaui batas karena Dia ( Allah ) tidak
suka orang-orang yang melampaui batas.” ( QS.al-A’raaf: 31 )
Di dalam ayat ini, Allah SWT. menyuruh manusia supaya memakai pakaian ketika
memasuki masjid untuk beribadat sama saja untuk mendirikan sholat atau tawaf. Ini karena
orang-orang musyrikin melakukan tawaf dalam keadaan bertelanjang. Sedangkan perintah
berjilbab bagi wanita tertera dalam al-Qur’an surat Al Ahzab ayat 59:
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mu’min : “hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka”. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.al-Ahzab: 59)
Dahulu wanita muslimah pada permulaan Islam datang, mempunyai kebiasaan-
kebiasaan jahiliah dengan memakai pakaian kerja harian yang berupa kerudung, yaitu
penutup kepala yang dijuraikan kepunggung sehingga leher dan kedua telinganya tidak
tertutup, maka nampaklah perhiasan-perhiasan yang dipakainya yang itu semua tidak berbeda
dengan wanita-wanita kala itu, baik mereka yang merdeka ataupun budak.
Fungsi dan urgensi busana muslim dan muslimah yakni : taat pada perintah Allah;
menutup aurat; agar lebih dikenali dan tidak diganggu orang lain; menutupi tubuh dari aib;
dan menyelisihi Yahudi dan Nasrani. Fungsi dan urgensi inilah yang diatur dalam Islam
untuk seluruh umat Islam. Islam begitu komprehensif membahas seluruh aturan mengenai
manusia termasuk mengenai busana yang berupaya menjaga manusia dari berbagai
keburukan. Fungsi dan urgensi ini mewajibkan kepada seluruh umat Islam untuk senantiasa
taat akan aturan Allah tentang busana agar selamat dunia dan akhirat. Ini menunjukkan
bahwa Islam hadir adalah mercusuar yang berbeda dengan perbadaban manapun dengan
menjaga kemulian penganutnya yakni dengan adanya aturan berbusana dalam Islam.
Islam merupakan agama yang sempurna dengan seluruh aturannya. Termasuk aturan
berpakaian yang sangat berbeda dengan agama lain. Ini menjelaskan bahwa Allah sebagai
pencipta manusia menginginkan umat Islam untuk mampu menjaga dirinya dari keburukan
dengan adanya aturan yang Allah turunkan. Busana Muslim yang diwajibkan dalam Islam,
sesuai dengan nash al-Qur’an sejatinya adalah bentuk kasih sayang Allah pada hamba-Nya.
Juga merupakan penggambaran bahwa umat Muslim adalah umat terbaik dengan penjagaan
yang luar biasa terhadap kehidupan manusia. Sehingga manusia mampu menjalani
kehidupannya dengan baik serta bahagia di dunia maupun di akhirat. Busana Muslim adalah
atribut yang mencirikan keislaman seorang Muslim yang tidak pernah bisa dilepaskan dengan
Islam itu sendiri sebagai agama yang komprehensif dalam seluruh aturan kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai