Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

3 Penentuan Penyebab Masalah

No Hasil eksplorasi Akar penyebab


Analisis akar penyebab masalah
. penyebab masalah masalah
1 1. Pedagogik: Penyampaian materi Kajian literatur:
a. Guru yang kurang Menurut Mulyadi (2016). “ Salah
kurang menarik satu upaya untuk menciptakan
media yang menarik perlu
memotivasi
adanya kesadaran terhadap
siswa dalam pentingnya mengembangkan
belajar media pembelajaran di masa
b. Kurangnya mendatang”.
daya
dukung dari Nuryani, Abadi. (2021). Media
lingkungan Pembelajaran Flipbook Materi
Sistem Pernapasan Manusia pada
peserta
Muatan IPA Siswa Kelas V SD.
didik Jurusan Pendidikan Dasar,
c. Pembelajara Universitas Pendidikan Ganesha.
n yang Volume 5Nomor 2, pp 247-254
disampaika
n guru https://ejournal.undiksha.ac.id/in
kurang dex.php/JIPP/article/view/32934
/18794
menarik
2. Literasi: Menurut Sabrina, R., Fauzi, dan
a. Membaca M. Yamin (2017:117) ”yaitu proses
pemahaman pembelajaran terasa
peserta membosankan dan monoton.
didik masih Dalam menjelaskan materi
pelajaran, guru kurang dalam
rendah
menggunakan media belajar dan
b. Kurangnya hanya ceramah”.
motivasi
dari guru S Alfiah.S, Isitiyati.S , dan
c. Kurangnya Mulyono.H (2021). Analisis
bacaan penyebab rendahnya motivasi
yang belajar dalam pembelajaran ips
menarik peserta didik kelas V sekolah
minat dasar.Vol 9, No 5
peserta
didik https://jurnal.uns.ac.id/JDDI/arti
d. Guru belum cle/view/49328/30667
melaksanak
Menurut Como dan Snow (2021).
an literasi
“Menilai bahwa model
dengan pembelajaran IPS yang
optimal diimplementasikan saat ini masih
3. Numerasi: bersifat konvensional sehingga
a. Peserta siswa sulit memperoleh
didik pelayanan secara optimal.
kurang Pembelajaran demikian
menimbulkan perbedaan
memahami
individual siswa di kelas tidak
konsep dapat terakomodasi sehingga sulit
b. Kurangnya tercapai tujuan pembelajaran;
minat siswa tujuan spesifik pembelajaran
dalam
dalam terutama bagi siswa
pelajaran berkemampuan rendah”.
matematika
Budi Herijanto (2012).
c. Penyampaia
PENGEMBANGAN CD
n materi INTERAKTIF PEMBELAJARAN
yang IPS MATERI
kurang BENCANA ALAM. rogram
menarik Pascasarjana, Universitas Negeri
Semarang, Indonesia. VOL 1 NO 1
(2012)

Diunduh dari:
https://journal.unnes.ac.id/sju/in
dex.php/jess/article/view/73

Pembelajaran yang disampaikan


guru kurang menarik akan
mengakibatkan:
1. Pembelajaran kurang
menyenangkan
2. Peserta didik merasa bosan
3. Tujuan pembelajaran tidak
tercapai

2 1. Peserta didik Motivasi belajar Kajian literatur:


tidak terampil peserta didik kurang Menurut Sanjaya (2010). “Bahwa
dalam menulis: kuat lemahnya atau semangat
tidaknya usaha yang dilakukan
a. Guru
seseorang untuk mencapai tujuan
kurang akan ditentukan oleh kuat
memberikan lemahnya motivasi yang dimiliki
umpan orang tersebut”.
balik dalam
keterampila Emda (2017). KEDUDUKAN
n menulis MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN. Fakultas
b. Guru
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-
kurang Raniry Banda Aceh.Vol. 5 No. 2.
membimbin 93-196
g peserta
didik dalam https://jurnal.ar-
menulis raniry.ac.id/index.php/lantanida/
c. Guru jarang article/view/2838/2064
memberikan
Menurut Anggita & Herri (2019).
latihan “Dalam hal akademik akan
menulis mempengaruhi motivasi belajar
yang baik yang rendah, hasrat untuk
2. Peserta didik memahami dan berhasil dalam
tidak bisa fokus belajar sangat rendah dan
menghilangkan daya fokus saat
dengan kegiatan
belajar di sekolah. Hal ini
belajar dikarenakan siswa tidak mau
a. Motivasi untuk bekerja keras dan
belajar menganggap diri sendiri rendah
peserta yang tidak memiliki kemampuan
apa-apa.
didik
kurang Sulaiman, Shabrina, Sumarni
b. Kebiasaan (2021). Tingkat Self Esteem Siswa
Kelas XII pada Pembelajaran
menyalin
Matematika Daring. Universitas
pekerjaan Swadaya Gunung Jati . Volume
teman 10, Nomor 2.
c. Penyampaia
n materi https://journal.institutpendidikan.
yang ac.id/index.php/mosharafa/article
kurang /view/mv10n2_02/785
menarik
Motivasi belajar peserta didik
3. Peserta didik kurang mengakibatkan:
tidak dapat 1. Pemahaman peserta didik
menyelesaikan rendah
tugas tepat 2. Peserta didik tidak mau untuk
waktu: bekerja keras
a. Guru 3. Peserta didik kurang percaya
memberikan diri
tugas yang
kurang
dipahami
peserta
didik
b. Peserta
didik lebih
senang
mengobrol
dengan
temannya
c. Kebiasaan
peserta
didik yang
sering
menunda
pekerjaanny
a

3 1. Hubungan Guru kurang Kajian literatur:


komunikasi optimal membangun Menurut Axelsson, Hägglund, &
antara guru dan relasi dengan orang Sandberg (2015). “Setiap siswa
tua pada dasarnya memiliki potensi,
orang tua
adalah tugas sekolah untuk
peserta didik mengembangkan setiap potensi
terkait tersebut, namun
pembelajaran pengembangannya memerlukan
masih kurang strategi yang tepat dari pihak
terjalin dengan sekolah yang sekaligus melibatkan
baik orang tua untuk terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan belajar
a. Guru
mengajar”.
disibukan
dengan Menurut Chandran & Ariffin
aktivitas (2015).
mengajarny “ Untuk mendapatkan hasil yang
a optimal, keterlibatan komponen-
b. Guru komponen utama dalam
pendidikan yaitu guru, orang tua
kurang
dan anak di sekolah harus dikelola
mengoptima dengan baik”.
lkan wa
grup dalam
berkomunik Lickona (2012: 59). Menyebutkan
asi bahwa beberapa orang tua
2. Komunikasi tentunya masih ada saja yang
bersikap acuh atau tidak
dengan orang
mendukung adanya usaha sekolah
tua peserta dalam memberikan pendidikan
didik dilakukan nilai.
hanya pada
akhir semester Trigartanti, Rachmawati, Putra
a. Kurang (2020). Strategi Guru dalam
komunikasi membangun komunikasi dengan
Orang Tua
antara guru
Siswa di Sekolah.Universitas Islam
dan orang Bandung, Bandung, Indonesia.
tua Volume 8, No. 1, hlm. 99-113
b. Guru sibuk
dengan https://journal.student.uny.ac.id/
aktifitas index.php/pgsd/article/vi%20ew/
2483/2133
mengajarny
a
3. Orang tua Guru kurang optimal membangun
peserta didik relasi dengan orang tua
kurang mengakibatkan:
merespon relasi 1. Orang tua acuh terhadap
yang coba guru pendidikan nilai
bangun:
a. Guru
kurang
optimal
membangun
relasi
dengan
orang tua
b. Kesibukan
orang tua
dengan
pekerjaanny
a

4 1. Guru belum Guru masih Kajian Literatur:


mengoptimalka menggunakan model Menurut Suhardiyanto (2009).
n model pembelajaran “Guru dituntut
konvensional. keprofesionalitasannya dalam
pembelajaran
meramu proses pembelajaran
yang inovatif dengan model pembelajaran yang
sesuai dengan inovatif dengan menempatkan
peserta didik sebagai subyek
pembelajaran bukan obyek
karakteristik pembelajaran, serta dapat
materi: menggali pengetahuan peserta
a. Pemahaman didik secara kongkret dan
mandiri”.
guru
tentang
model Menurut Trianto (2007). “Masalah
pembelajara lain yang muncul dalam
n inovatif pembelajaran pada
masih pendidikan formal (sekolah)
terbatas dewasa ini adalah masih
rendahnya daya serap peserta
b. Guru
didik. Hal ini nampak
disibukan rerata hasil belajar peserta
dengan didik yang senantiasa masih
aktivitas sangat memprihatinkan. Prestasi
mengajar ini tentunya merupakan hasil
dan kondisi pembelajaran yang masih
kelengkapa bersifat konvensional”.
n
Yusrina, Ba’in, Suryadi (2019).
administrasi Hambatan Guru Dalam
kelas Menerapkan Model Pembelajaran
c. Guru masih Inovatif Pada
menggunak Mata Pelajaran Sejarah di SMP
an model Negeri 3 Magelang. Program Studi
Pendidikan Sejarah UNNES.Vol. 8.
pembelajara
No. 1
n
konvension
al. https://journal.unnes.ac.id/sju/in
d. Guru jarang dex.php/hp/article/view/34597/1
mengikuti 4346
pelatihan
pembelajara
Pemahaman guru tentang model
n inovatif. pembelajaran inovatif masih
2. Guru belum terbatasmengakibatkan:
membuat 1. Rendahnya daya serap
rancangan peserta didik
pembelajaran 2. Rerata hasil belajar
yang sesuai peserta didik yang
dengan kurang
karakteristik
materi:
a. Kurangnya
pemahaman
guru
tentang
karakteristi
k
kebutuhan
khusus
peserta
didik
b. Guru hanya
mengandalk
an buku
pelajaran
dalam
mengajar
c. Guru
menggunak
an
rancangan
pembelajara
n yang
sudah ada

5 1. Terbatasnya Kurangnya Kajian Literatur:


pemahaman pemahaman guru
guru terkait tentang Menurut Fanani (2018).”Salah
pembelajaran HOTS satu elemen transformasi
materi Literasi
kurikulum di tingkat sekolah
numerasi dasar adalah penguatan proses
a. Sumber pembelajaran dan penerapan
belajar tematik terintegrasi dengan
berupa menggunakan pendekatan
buku dan saintifik dan mengakrabkan
soal-soal pengembangan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) bagi
yang
siswa”.
berbasis
literasi Hastuti, Pujiastuti, Tiarani,
numerasi Nugroho, Herwin (2021). Pelatihan
sangat pengembangan pembelajaran
kurang berorientasi HigherOrder Thinking
b. Minimnya Skills (HOTS) bagi guru sekolah
dasar Pendidikan Guru Sekolah
pemahaman
Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan,
guru Universitas Negeri
terhadap Yogyakarta.Volume 12, No 1. (29-
literasi 36)
numerasi
c. Guru Diunduh dari:
https://journal.uny.ac.id/index.ph
mengandalk
p/foundasia/article/view/36360/1
an buku 5474
pelajaran
dalam
pembelajara Schulz & FitzPatrick (2016). “
n Menemukan para guru
2. Penyampaian menunjukkan ketidakpastian
tentang konsep HOTS dan
konsep materi
mereka tidak siap untuk
yang keliru: mengajar atau menilai HOTS”.
a. Peserta didik
tidak Retnawati (2018). “Menunjukkan
memahami bahwa pengetahuan guru
tentang HOTS, kemampuan
mereka untuk meningkatkan
penjelasan HOTS siswa, memecahkan
guru masalah berbasis HOTS, dan
b. Peserta didik kegiatan mengukur HOTS siswa
masih rendah”.
menarik
kesimpulan Ernawati (2019). “ guru sekolah
secara dasar yang berpartisipasi
salah dalam penelitiannya belum
3. Pembelajaran di memiliki pemahaman
kelas belum komprehensif tentang HOTS”.
berbasis HOTS
a. Kurangnya
Diunduh dari:
pemahaman https://ejournal.undiksha.ac.id/in
guru dex.php/JISD/article/view/25336
tentang /15392
pembelajara
n HOTS Menurut Husamah, Fatmawati, &
b. Guru belum Setyawan (2018). “Permasalahan
yang muncul adalah bahwa skor
membiasak
HOTS siswa masih relative
an rendah”.
pembelajara
n HOTS di Ichsan, Sigit, Rahmayanti
setiap ,Purwanto, Rosyid, Suwandi, Ali,
pembelajara Hermawati (2020). Implementasi
model pembelajaran ILMIZI dan
n
peningkatan HOTS siswa SD
c. Guru lebih berdasarkan gender pada
memilih pembelajaran lingkungan. JIPVA (J
pembelajara URNAL PENDIDIKAN IPA
n berbasis VETERAN). Volume 4.Nomor 1.
LOTH

Diunduh dari:
https://www.e-
journal.ivet.ac.id/index.php/jipva/
article/view/1076/845

Kurangnya pemahaman guru


tentang pembelajaran HOTS akan
mengakibatkan:
1. Guru belum optimal
mengajar HOTS.
2. Guru belum optimal
menilai HOTS.
3. Kegiatan mengukur HOTS
siswa masih rendah
4. Skor HOTS siswa masih
relatif rendah

6 1. Guru belum Guru masih Kajian literatur:


mengoptimalka menggunakan cara Menurut Paltimer
n pemanfaatan konvensional dalam (1991).”Membandingkan
pembelajaran. pembelajaran kalkulus yang
teknologi
menggunakan computer dengan
informasi (TIK) pembelajaran konvensional
dalam menujukkan bahwa hasil
pembelajaran pembelajaran berbasis komputer
a. Guru lebih baik daripada pembelajaran
konvensional”.
enggan
memanfaatk
an TIK Menurut Hjelle dan Ziegler, (1992).
sebagai “Mengingat proses komunikasi
media dengan kehadiran TIKberubah,
pembelajara maka proses belajar di dalam
n. kelas juga menuntut berubah”.
b. Guru lebih
Warsihna (2014). PERANAN TIK
memilih DALAM PEMBELAJARAN DI
menggunak SEKOLAH DASARSESUAI
an buku KURIKULUM 2013.Jurnal Teknodik
pelajaran Vol. 18 - Nomor 2.
dari pada
menggunak Diunduh dari:
https://jurnalteknodik.kemdikbud
an TIK
.go.id/index.php/jurnalteknodik/a
dalam rticle/view/120/120
pembelajara
n Menurut Eva.N.
2. Guru kurang (2016).”Pembelajaran konvensional
mengikuti menempatkan siswa sebagai objek
belajar yang berperan sebagai
perkembangan
penerima informasi secara pasif”.
TIK:
a. Guru masih Prayitno, Kurniawati, Ilham
menggunak Arvianto (2018). PEMANFAATAN
an cara TEKNOLOGI INFORMASI DAN
konvension KOMUNIKASI (TIK) UNTUK
al dalam MENINGKATKAN KUALITAS
PEMBELAJARAN. Program Studi
pembelajara
Sistem Informasi, STMIK
n. AKAKOM, Yogyakarta. Vol 1 No
b. Perkembang 01.
an TIK yang
begitu pesat Diunduh dari:
membuat http://jurnal.untag-
guru sby.ac.id/index.php/semnasuntag
/article/view/1689
tertinggal.
c. Guru lebih Sholeha (2018). “Pembelajaran di
senang kelas masih menggunakan
menggunak model pembelajaran
an buku konvensional yaitu
sebagai pembelajaran yang berpusat
pada guru. Guru
sumber
menyampaikan dan menjelaskan
belajar materi secara langsung
3. Perangkat TIK dilanjutkan dengan pemberian
disekolah contoh soal serta cara
kurang menyelesaiannya, setelah itu
memadai: siswa diminta untuk
a. Terbatasnya mengerjakan soal latihan. Guru
membimbing siswa
sumber
dalammengerjakan soal latihan
daya dan menjelaskan kembali apabila
pengelola ada siswa yang bertanya. Siswa
TIK di dalam pembelajaran konvensional
kurang dilibatkan secara aktif dan
sekolah
kurang dilibatkan dalam
b. Perangkat menentukan penyelesaian soal
TIK di sehingga siswa tidak dapat
sekolah menggunakan kemampuannya
terbatas dalam menyelesaikan soal lain
yang lebih bervariasi. Dampak
dari pembelajaran konvensional
ini menyebabkan siswa merasa
jenuh dan malas belajar serta
mengakibatkan pemahaman siswa
tidak terlalu mendalam terhadap
materi yang diberikan guru
apalagi untuk materi yang
dianggap sulit”.

Saiselar, Anderson Palinussa,


Tamalene (2019). KOMPARASI
HASIL BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TAI DAN MODEL
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
PADA MATERI INTEGRAL. Program
Studi Pendidikan Matematika,
FKIP Universitas Pattimura.
Vol. 1 No. 1.Hal. 29-36

Diunduh dari:
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.p
hp/sciencemap/article/view/984/
817

Guru masih menggunakan cara


konvensional dalam pembelajaran.
akan mengakibatkan:
1. Siswa menjadi penerima
informasi yang pasif.
2. Siswa merasa jenuh
3. Pemahaman siswa tidak
terlalu mendalam

Anda mungkin juga menyukai