Anda di halaman 1dari 16

Mengenal BK di Sekolah sebagai Upaya dalam Meningkatkan Efektivitas Layanan BK

(Makalah Mata Kuliah Manajemen BK)


Dosen Pengampu: Muhammad Ubaidillah, M.Pd.

Disusun oleh kelompok 3 :


Nama : 1. Anggi Lusiana Dewi (2041040195)
2. Muhammad Andra Bagastara (2041040205)
3. Nabila Putri Amalia (2041040207)
4. Sulistiawati (2041040198)
Kelas : BKI/C/4

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya
kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas teori motivasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah wawasan
tentang “Mengenal BK di Sekolah sebagai Upaya dalam Meningkatkan Efektivitas
Layanan BK.” Ucapan terima kasih kami haturkan kepada rekan-rekan dan semua pihak yang
telah membantu, terutama pertolongan dari Allah, sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya yang
bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan sesungguhnya hanya
datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Bandar Lampung, 23 Maret 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. Pengenalan Bimbingan dan Konseling...................................................................................5
B. Efektivitas Bimbingan dan Konseling di Sekolah..................................................................7
C. Sembilan Jenis Layanan BK di Sekolah dan Madrasah........................................................10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia.
Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam kehidupannya selalu menghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang
lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam
sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa
bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan
bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito,
2010: 10).
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan. Mengingat
bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan
kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal ini sangat relevan
jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar yang bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi-potensi (bakat, minat, dan kemampuan).
Kepribadian menyangkut masalah prilaku atau sikap mental dan kemampuan meliputi
masalah akademik dan keerampilan. Tingkat kepribadian dan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang merupakan suatu gambaran mutu dari orang bersangkutan (Sukardi, 2007: 1).
Sekolah dan madrasah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar
berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah dan madrasah hendaknya memberikan bantuan
kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa.
Dalam kondisi seperti ini, pelayanan bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah sangat
penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa mengatasi berbagai masalah yang
dihadapinya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengenalan bimbingan konseling?
2. Bagaimana efektivitas bimbingan dan konseling di sekolah?
3. Apa saja jenis layanan BK di sekolah dan madrasah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Bimbingan dan Konseling


1. Pengertian
Bimbingan atau dalam bahasa inggris gudance dapat diartikan sebagai suatu
proses pemberian bantuan kepada sesorang agar ia mampu memahami diri,
menyesuaikan diri, dan mengembangkan diri (3 M) sehingga mencapai kehidupan yang
sukses dan bahagia. (WS Winkel).
Sedangkan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara oleh seorang konselor atau tenaga ahli untuk mengatasi suatu masalah atau
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
2. Kegiatan bimbingan konseling mencakup 4 bidang :
a. Bidang Pribadi
Layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan
mengembangkan diri pribadi sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri. Di
bidang ini juga membahas masalah-masalah pribadi.
b. Bidang Sosial
Layanan Sosial bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk mengenal
lingkungannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik dan pribadi yang
bertanggung jawab.
c. Bidang Belajar
Layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat membentuk
kebiasaan belajar yang baik. Selain itu bidang belajar ditujukan untuk
mengembangkan lebih lanjut rasa ingin tahu dan memunculkan semangat dan
motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
d. Bidang Karier
Layanan bimbingan kepada siswa yang merencanakan dan mengembangkan masa
depan, berkaitan dengan dunia pendidikan dan dunia kerja.
3. Jenis layanan bimbingan konseling mencakup 7 aspek, yaitu :
a. Layanan Orientasi
Layanan yang diberikan pada siswa untuk dapat lebih mengenal lingkungan
sekolah yang baru dimasuki.
b. Layanan Informasi
Layanan yang diberikan pada siswa guna memberikan informasi kepada siswa
tentang berbagai hal yang diperlukan untuk tugas dan kegiatan sekolah.
c. Layanan Penempatan
Penyaluran membantu dalam menempatkan siswa pada bagian yang sesuai
dengan bakat dan minatnya.
d. Layanan Pembelajaran
Membantu siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan
penuh makna.
e. Layanan Konseling Individu
Tatap muka antara konselor dan klien → dalam rangka pemecahan masalah
pribadi yang bertujuan memaksimalkan potensi diri untuk dapat hidup mandiri dan
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
f. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling yang diberikan secara terbuka yang memiliki masalah yang
sama dalam rangka pemecahan secara bersama – sama.
g. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan yang diberikan kepada sekelompok siswa yang baik yang memiliki
masalah ataupun tidak.
4. Fungsi BK secara umum :
a. Fungsi pencegahan (preventif ) yaitu pemberian bantuan kepada siswa sebelum ia
mengadapi masalah.
b. Fungsi pengembangan (Development) yaitu proses pemberian bantuan kepada siswa
agar ia mampu mengembangkan diri secara optimal.
c. Fungsi penyembuhan (Curative) yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa ada saat
ia mengalami masalah.
d. Fungsi pemeliharaan (treatment) yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa untuk
menjaga dan membangun kesehatan mental.
5. Karakteristik BK Tujuan
Prof Prayitno dan Erman Amti mengetengahkan pandangan merkeka tentang karakter
Bimbingan, yang meliputi :
 Bimbingan merupakan suatu proses
 Bimbingan mrupakan pemberian bantuan
 Bimbingan diberikan kepada individu baik secara perorangan mapun berklompok.
 Pemecahan dan keputusan atas masalah merupakan hak yang harus dilakukan oleh
klien bukan oleh konselor.
6. Sedangkan ciri umum konseling adalah :
 Konseling melibatkan dua orang yang saling berinteraksi melalui komunikasi
langsung.
 Model interaksi di dalam konseling terbatas pada dimensi verbal.
 Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan
terarah dalam tujuan pencpaian.
 Konselor menerima klien tanpa syarat atau apa adanya.
7. Selanjutnya tujuan dari Bimbingan dan Konseling itu sendiri adalah :
 Pengembanagan diri secara optimal
 Arah diri yang sepenuhnya
 Memahami diri
 Membuat keputusan
 Penyesuian
 Belajar yang optimal di sekolah
Dan dapat dikatakan bahwa inti dari layanan BK adalah pengembanagan diri,
mengatasi maslah hanya sebagian kecil dari proses bimbingan. Misi utama BK adalah
menjadikan kulit hidup seseorang lebih berharga untuk mendapatkan kesejahteraan jiwa
dan sukses dalam mengoptimalkan kemampuan diri pribadi untuk keberhasilan hidupnya
dan dalam mengatasi masalah.
B. Efektivitas Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Kesan terhadap kinerja BK di sekolah untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa
dalam ranah kehidupan intrapersonal, interpersonal, akademis, dan karir masih belum
dirasakan efektif oleh semua pihak. Persepsi bahwa BK menjadi “polisi sekolah”, “ember
bocor”, ataupun “mata-mata” masih belum terhapus dalam ingatan siswa. Dikalangan guru,
keberadaan BK masih dipandang sebelah mata, karena dianggap tidak jelas pekerjaannya.
Fenomena semacam ini banyak terjadi bukan hanya di sekolah negeri tapi juga di sekolah
swasta. Ketidakefektifan kinerja BK disekolah sepanjang yang saya cermati tidak lepas dari
variabel-variabel yang terjadi berikut ini.
Sebutan “siswa bermasalah” yang sering kita dengar di sekolah merupakan contoh nyata
dan hal yang biasa, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan psikologi yang dimiliki guru
masih tergolong minim dan perlu ditingkatkan. Efek dari tindakan labeling (sebutan siswa
bermasalah) adalah siswa akan benar-benar memerankan apa yang dilabelkan pada dirinya.
Faktor lain adalah fungsi dan peran guru BK belum dipahami secara tepat baik oleh
pejabat sekolah maupun guru BK itu sendiri. Di beberapa sekolah, banyak guru BK yang
berfungsi ganda dengan memerankan beragam jabatan misalnya, disamping sebagai guru BK
dia juga menjabat wali kelas dan atau guru piket harian. Akibatnya, dia terlibat dalam
penegakan tata tertib sekolah, pemberian hukuman, dan atau tindakan razia yang merupakan
tindakan yang dibenci oleh siswa.
Efeknya, kepercayaan siswa terhadap netralitas yang diperankan guru BK menjadi
menurun dan tidak sedikit siswa beranggapan bahwa sosok guru BK sama saja dengan guru
yang lain serta bukan tempat yang nyaman buat para siswa. Konsekuensinya, siswa menjadi
enggan untuk melakukan konseling dengan sukarela, padahal ini merupakan tugas utama
yang dipercayakan kepada guru BK di sekolah dan tidak bisa digantikan oleh siapapun.
Fungsi dan peran guru BK yang berstandar ganda ini jelas menyalahi kode etika profesi
sebagai konselor.
Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah selama ini juga turut mempersulit
keefektifan pelayanan konseling yang dijalankan. Aturan yang memberlakukan 1 guru BK
menangani 150 siswa itu terkesan menutup mata dari fakta yang ada karena guru BK
memerlukan data siswa tidak hanya yang bersifat kuantitatif tapi juga kualitatif yang justeru
lebih penting untuk didalami dalam memahami dan memfasilitasi perkembangan siswa,
sebab terkait erat dengan tindakan konseling dan terapi yang akan dilakukan bila siswa
mengalami suatu permasalahan. Terlebih lagi, pelayanan yang diberikan guru BK sebenarnya
bukan hanya untuk siswa yang mempunyai masalah saja tapi juga siswa yang punya potensi
lebih, tetapi belum mampu berprestasi secara memadai. Pelayanan BK juga harus merambah
siswa berprestasi yang ingin mengembangkan prestasinya lebih baik lagi. Bayangkan saja,
jika seorang guru BK ingin melakukan wawancara untuk mengeksplorasi bakat dan minat
siswa, tentu ini menjadi sulit dalam penentuan waktu dan tempat pelaksanaannya pada saat
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung di sekolah.
Ketidakefektifan kinerja BK yang terjadi selama ini sebetulnya akibat system yang masih
belum membumi, juga disebabkan oleh kompetensi personal dan professional seorang guru
BK yang belum memadai. Dalam berbagai pertemuan yang dihadiri oleh guru BK
kebanyakan masih berkutat membicarakan masalah administrasi, bukan membicarakan hal
yang lebih esensial seperti materi pengembangan diri yang diberikan kepada siswa dan
bagaimana melakukan sesi konseling yang benar baik secara individu maupun kelompok.
Padahal guru BK dituntut melakukan kegiatan tersebut yang merupakan pelayanan khas dan
lebih produktif yang hanya bisa diberikan oleh guru BK di sekolah.
Jika kita menginginkan kinerja guru BK menjadi efektif, sudah selayaknya system yang
ada saat ini dibenahi segera, agar siswa disekolah dapat mengembangkan beberapa potensi
ranah kehidupan intrapersonal seperti: memiliki konsep diri yg positif, mampu mengatur diri,
percaya diri, dan independen. Juga, siswa dapat mengembangkan ranah kehidupan
interpersonal sehingga mereka memiliki kepedulian sosial, kemampuan menjalin &
mempertahankan hubungan, dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Dalam
ranah kehidupan akademis, itu pun diharapkan berkembang sehingga siswa punya motivasi
yang tinggi dalam belajar, dan dapat berprestasi dalam kesehariannya. Demikian juga dalam
ranah kehidupan karir, siswa mampu mengenali & memahami profesi dan pekerjaan yg
sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya agar dia mampu menjadi produktif, kreatif,
dan inovatif serta memiliki iman dan taqwa dalam pekerjaan dan profesi yang digelutinya
kelak.

Konseling yang efektif dan efisien, yaitu:


 Memiliki fasilitas yang dibutuhkan.
 Program konseling dibuat dan disusun sesuai kebutuhan siswa.
 Mempunyai tujuan dan realistis.
 Dilakukan secara berangsur-angsur.
 Penyusunan disesuaikan pada program pendidikan dimana bimbingan tersebut berada.

C. Sembilan Jenis Layanan BK di Sekolah dan Madrasah


1. Layanan Orientasi
Lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang asing. Dalam
kondisi tersebut individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi. Ketidak
mampuan bersosialisasi juga menimbulkan perilaku mal adaptif (perilku
menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan
antara individu dengan suasana atupun objek-objek baru. Layanan ini dapat dilakukan
secara individu atau kelompok dan sebaiknya di programkan pada setiap awal tahun
ajaran baru. Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi berguna bagi seorang klien untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan. Layanan informasi dapat diberikan secara individu atau kelompok.
Misalnya bagi seorang individu yang membutuhkan informasi khusus dalam
menangani kesulitan belajar atau bersosial. Untuk layanan informasi kelompok
misalnya tentang informasi perguruan tinggi, kesehatan, dll.
Secara lebih rinci isi layanan informasi pada sekolah dasar atau madrasah adalah
(a) informasi tentang perkembangan diri,
(b) informasi tentang hubungan pribadi, sosial, nilai-nilai dan moral,
(c) informasi tentang pendidikan kegiatan belajar,
(d) informasi tentang dunia karir,
(e) informasi tentang sosial budaya, dan
(f) informasi tentang agama.
Teknik atau metode yang digunakan konselor untuk menyampaikan informasi
yaitu melalui :
 Ceramah, tanya jawab, diskusi
 Media
 Acara khusus
 Narasumber
Pelaksanaan layanan informasi untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran
siswa yang dilaksanakan oleh guru BK, yakni guru BK memberikan layanan
informasi dengan tema yang mudah di pahami seperti pembelajaran efektif yang
biasanya guru BK berikan secara klasikal di dalam satu kelas ataupun beberapa kelas
yang di gabungkan sesuai dengan situasi dan kondisi, kemudian dalam pelaksanaan
layanan informasi, banyak partisipasi pihak lain yang dilibatkan dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam meningkatkan efektifitas
pembelajaran siswa di kelas seperti partisipasi aktif dari kepala sekolah yang
memantau hasil dan laporan yang di berikan oleh Guru BK/ Konselor serta sama
sama bermusyawarah dengan pihak guru bidang studi dan juga wali kelas.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk membantu siswa dalam
memperoleh kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Siswa
memerlukan bantuan konselor untuk mengembangkan potensi mereka. Sebab
mayoritas siswa masih belum memahami minat bakat yang mereka miliki.
Penempatan dan penyaluran siswa disekolah meliputi :
1) layanan penempatan di kelas,
2) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar,
3) penempatan dan penyaluran kedalam kegiatan ektrakurikuler,
4) penempatan dan penyaluran ke jurusan/program studi,
5) penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan.
Jika orangtua, guru, dan konselor memberikan layanan penempatan dan
penyaluran secara matang dan kompak, maka seorang siswa akan mengalami
perkembangan pada jalur yang sesuai dan tepat.
4. Layanan Konseling Individu
Layanan konseling individu dilakukan untuk membantu siswa yang memiliki
masalah pribadi. Konseling individu dilakukan dengan cara tatap muka secara
langsung antara konselor dan klien untuk menyelesaikan masalah yang dialami klien.
Konseling merupakan layanan inti yang pelaksanaannya menuntut persyaratan
dan mutu usaha yang benar-benar tinggi sebab konseling merupakan “jantung
hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh.
Materi yang dibahas pada layanan konseling individu tidak terbatas sebab
masalah setiap individu berbeda-beda misalnya dalam segi ekonomi, sosial, belajar
dan karir.
Pelaksanaan layanan konseling individu sama dengan layanan yang lain, yaitu
menempuh tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil, tindak lanjut dan
laporan.
5. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu suatu kegiatan informasi kepada sekelompok
siswa untuk menyusun rencana dan suatu keputusan. Dalam layanan kelompok harus
dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah konselor yang
terlatih dan berwenang. Tujuan layanan ini yaitu untuk pengembangan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomuniakasi (verbal maupun non verbal)
siswa. Topik pembahasan biasanya diberikan oleh pembiming (pimpinan kelompok)
atau bisa ditentukan sendiri secara bebas oleh anggota kelompok. Untuk jumlah ideal
anggota kelompok yaitu 8-10 orang agar efektif dan efisien.
6. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas
berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah
individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas
masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
7. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada individu
maupun kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui
kegiatan belajar. Dengan penguasaan konten, siswa diharapkan mampu memenuhi
kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya dan berguna untuk
menambah wawasan, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai cara-cara tertentu.
Oleh sebab itu, konselor harus secara aktif menyajikan bahan , memotivasi dan
mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif mengikuti materi dan kegiatan pelayanan.
Kegiatan layanan penguasaan kontek melalui teknik-teknik yaitu:
1) penyajian materi pokok,
2) tanya jawab dan diskusi,
3) kegiatan lanjutan seperti diskusi kelompok, penugasan, dll.
8. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan ini diberikan secara individu atau pun
kelompok yang memiliki masalah yang sama.

9. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi dilaksanakan oleh konselor (pembimbing) terhadap seorang
pelanggan (konsulti) yang memungkinkanya memperoleh wawasan, pemahaman, dan
cara-cara yang perlu dilaksanakanya dalam menangani kondisi atau permasalahan
pihak ketiga. Di lingkungan sekolah atau madrasah yang bisa menjadi konsulti adalah
kepala sekolah atau kepala madrasah, guru-guru, dan orang tua siswa.
Masalah yang dikonsultasikan mencangkup berbagai hal yang dialami pihak
ketiga dalam kehidupan sehai-hari terutama menyangkut statusnya sebagai siswa baik
disekolah atau madrasah maupun dirumah serta di lingkunganya. Isi layanan
konsultasi dapat menyangkut berbagai bidang kehidupan yang luas yang dialami oleh
individu (pihak ketiga). Terhadap siswa di sekolah dan madrasah, masalah-masalah
yang dikonsultasikan hendaknya lebih di prioritaskan pada hal-hal yang berkaitan
dengan status siswa sebagai pelajar.
Perlu diingat bahwa semua penanganan layanan diatas, guru BK sebaiknya
bekerjasama dengan guru, TU, dan tenaga lain yang terkait. Sebagai calon guru SD
hendaknya perlu memahami pentingnya pemahaman tentang lingkup BK serta jenis-
jenis layanan BK agar menunjang ketercapaian tujuan pelaksanaan BK yang searah
dengan tujuan pendidikan nasional.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan atau dalam bahasa inggris gudance dapat diartikan sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada sesorang agar ia mampu memahami diri, menyesuaikan diri, dan
mengembangkan diri (3 M) sehingga mencapai kehidupan yang sukses dan bahagia. (WS
Winkel).
Sedangkan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara oleh seorang konselor atau tenaga ahli untuk mengatasi suatu masalah atau
mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Ketidakefektifan kinerja BK yang terjadi selama ini sebetulnya akibat system yang masih
belum membumi, juga disebabkan oleh kompetensi personal dan professional seorang guru
BK yang belum memadai. Dalam berbagai pertemuan yang dihadiri oleh guru BK
kebanyakan masih berkutat membicarakan masalah administrasi, bukan membicarakan hal
yang lebih esensial seperti materi pengembangan diri yang diberikan kepada siswa dan
bagaimana melakukan sesi konseling yang benar baik secara individu maupun kelompok.
Padahal guru BK dituntut melakukan kegiatan tersebut yang merupakan pelayanan khas dan
lebih produktif yang hanya bisa diberikan oleh guru BK di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarok, M. H. (2012, April 4). Efektivitas Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah. Retrieved Maret 16, 2022, from https://www.kompasiana.com/:
https://www.kompasiana.com/emhusni/550f0d0ca33311b72dba8389/efektifitas-bimbingan-
konseling-di-sekolah
P, E. M. (2017, April 10). Apa saja sih sembilan jenis layanan BK di sekolah atau madrasah?
Retrieved Maret 16, 2022, from https://www.kompasiana.com/:
https://www.kompasiana.com/ekamaulindah/58eae07f939773ef56379e36/apa-saja-sih-sembilan-
jenis-layanan-bk-di-sekolah-atau-madrasah?page=all&page_images=1

Anda mungkin juga menyukai