Anda di halaman 1dari 16

“INFRASTRUKTUR RAMAH DAN IDEAL SERTA PERUBAHAN IKLIM”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Fiqh Ekologi


Dosen Pengampu : Alan Yati, S.H., M.H.

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. Dewi Andayani 2021030042


2. Lutfia Rafida Sari 2021030429
3. Ivano Zakheus Karogan 1821030263

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AJARAN 1444 H / 2022 M
1. Pengertian Infrastruktur
Sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai infrastruktur, tetapi ada beberapa
kessepakatan mengenai infrastruktur tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana umum dapat diketahui sebagai
fasilitas publik seperti rumah sakit, jalan jembatan, sanitasi, dan telepon.

Sedangkan Menurut American Public Works Association, infrastruktur adalahfasilitas-


fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen pubik untuk fungsi-
fungsi pemerintahan dalam pemyediaan air, tenaga listrik, pembangunan limbah,
transportasi an pelaynan-pelayanan semiliar untuk memfasilitasi tjuan-tujuan tertentu
maka infrastruktur meruoakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia dalam rung lingkup sosial dan ekonomi.

Menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan


transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun
kebutuhan ekonomi. 1

Secara teknik infrastruktur dijelaskan sebagai aset fisik yang dirancang dalam sistem
sehingga memberikan pelayanan publik yang penting. Oleh karena itu, infrastruktur
merupakan bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan
satu sama lain yang didefinisikan dalam suatu sistem.

Sehingga Green Infrastructur adalah jaringan infrastruktur yang saling berhubungan antara
ruang terbuka dengan daerah alam, seperti lahan basah, taman, dengan mempertahankan
hutan dan vegetasi tanaman asli yang secara alami mengelola strowm water, mengurangi
resiko banjir dan kualitas air. Karena infrastruktur ramah lingkungan tidak mengganggu
siklus alami lingkungan mulai dari tahap parancangan, pembangunan, pengoperasian,
hingga tahap pemeliharaan karena memperhatikan aspek-aspek dalam melindungi,
menghemat, mengurangi penggunaan sumber daya alam.

1
Putri Monica Sari, Studi Mengenai Hambatan Dan Kesulitan Penerapan Konsep Green Infrastructur, (Yogyakarta
: UAJY, 2015), Hlm.2
2. Jenis-Jenis Infrastruktur
a) Infrastruktur keras, jenis ini biasanya kita lihat dari segi fisiknya yang berupa
bentuk secara nyata. Biasanya jenis infrastruktur in mencakup jalan raya, pelabuhan
bandara, saluran irigasi, dan jenis fasilitas umum lainnya.
b) Infrastruktur Keras Non-Fisik, hal ini menckup berbagai upaya yang dilalakukan
untuk mendukung sarana dan prasarana secara umum yang berguna untuk
mendukung berbagai kegiatan sosial serta ekonomi masyarakat umum. Misalnya
terkait pengadaan air bersih, jaringan telekomunikasi, dan penyediaan pasokan
listrik, serta upaya yang berhubungan dengan pangadaan sumber pasokan energi.
c) Infrastruktur Lunak, merupakan hal yang berperan sebagai penunjang dalam
kelancaran berbagai kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat luas. Dimana hal itu
tidak terlihat dalam bentuk fisik dan wujudnya secara kasat mata, umumnya , hal
tersebut bergerak di dalam suatu aturan, sistem, dan juga norma yang disediakan
oleh pihak pemerintah maupun pihak lain. Contohnya layanan publik, peraturan
pemerintah yang mencakup UU perdagangan.

3. Segi Material Ramah Lingkungan dan Ideal


a. Bioswale (Wet or Dry), yaitu sistem rembasan air hujan alami yang indah dengan
tanaman, bunga serta semak belukar.
b. Constructed Wetland, yaitu dibuat untuk mengelola air limbah dan mengelola
limpasan dengan menghilangkan sedimen dan polutan.
c. Dry Pond, yaitu kolam yang menahan air setelah hujan dan memungkinkan
sedimen untuk menetap sebelum dibuang.
d. Ecosystem Planning, yaitu perencanaan pengembangan kawasan baru yang
mempertimbangkaan keadaan alami sekitar dan saluran drainase..
e. Green Roof, yaitu vegetasi atap yang memberikan nilai ekologis, mengurangi
limpasan air hujan, dan meningkatkan kinerja bangunan.
f. Green Wall, yaitu struktur vertical yang dirancang untuk menyerap polusi udara
dan berfungsi sebagai penghalau suara serta menambah keindahan.
g. Hedgerow, yaitu deretan tanaman yang berfungsi sebagai penyangga angin untuk
mengurangi erosi tanah dan menyediakan habitat satwa liar.
h. Perforated Pipe, yaitu pipa bawah tanah dengan lubang-lubang kecil yang
memungkinkan masuk dan keluarnya dari air hujan ke tanah.
i. Permeable Pavement, yaitu permukaan pavement yang cocok untuk lalu lintas
kendaraan atau pejalan kaki yang memungkinkan air menyerap ke dalam tanah
j. Rain Garden And Bioretention, yaitu batuan dan tanaman yang disusun untuk
menggumpulkan, menyerap, dan menyaring limpasan air hujan.
k. Rain Harvesting, yaitu penggunaan barrel atau tangki untuk mengumpulkan air
hujan dan menambah pemasokan air.
l. Riparian Buffer, yaitu vegetasi yang memprlambat aliran air ke sungai, serta
mengurangi erosi, sedimentasi, dan polusi di saluran air.
m. Soakaways, Infiltration Trenches And Chambers, yaitu sistem penyimpanan aliran
air di bawah tanah.
n. Tree Canopy Expansion, yaitu sistem penanaman pohon, pemeliharaan
meningkatkan jumlah pohon, yang membantu membersihkan udara, menyaring air
dan memberi naungan.
o. Wet Pond
Kolam permanen besar yang memungkinkan sedimen untuk mengendap serta
biofiltrasi untuk memprlambat dan menyaring air.
p. Xeriscaping
Pengelompokan vegetasi dengan kebutuhan yang sama, khususnya spesies lokal,
untuk mengurangi kebutuhan penyiraman.2

2
http://ciptakarya.pu.go.id/green-inrastruktur
4. Fungsi Infrastruktur Ramah dan Ideal
a) Mengurangi limpasan air hujan
Contoh mengurangi limpasan air hujan dengan sistem green roof, downspouts rain
barrels and cisterns.
Green roof adalah lapisan vegetasi hidup yang dipasang di atas bangunan, mulai
dari garasi kecil hingga bangunan industri besar. Sistem ini mampu mengelola
banjir dan berkontrabusi dalam peningkatan kualitas air dengan mempertahankan
dan menyaring air hujan melalui tanah tanaman dan zona pengambilan akar.
Kemudian dalam metode downspouts rain barrels and cisterns ini meski tidak akan
secara substansial mengurangi banjir, namun dapat menurangi limpasan langsung
dari banjir yang lebih kecil dan mengalihkan air dari sistem saluran pembuangan
gabungan. 3

b) Menghemat dan mendaur ulang air.


Contoh menghemat air dilakukan dengan pengelolaan air bersih menggunakan daur
ulang yaitu memanfaatkan air bekas (grey water) dilakukan pengolahan di STP
(Sewage Treatment Plant) sehingga air yang keluar menjadi besih dan dapat
dimanfaatkan kembali untuk digunakan sebagai siram tanaman, flushing dan make
up cooling tower. Sehingga terjadinya penerapkan kaidah-kaidah hemat dalam
proses pembangunan energi dan airnya, termasuk kawasan halamannya juga harus
“green site” ramah lingkungan. 4

3
Siti Sarifa Kartika dan Tetty Harapah, Aplikasi Perencanaan Infrastruktur Pemukiman Ramah Lingkungan : Dari
Satu Rumah Menuju Satu Kota (Palembang :Universitas Indo Galobal Mandiri, 2017), Hlm. 275-276.

4
https://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera1/article/perilaku-hemat-energi-dan-air, diunggah pada tanggal 29 Oktober
2022.
c) Menyaring dan menyerap polutan dalam air.
Dengan memanfaatkan teknologi LID (Low Impact Development) adalah suatu
konep pengelolaan air hujan secara lokal dan ramah lingkungan. LID dirancang
untuk mengontrol polusi air limpasan permukaan, mengurang volume,
memperpanjang waktu pengaliran, dan menyelesaikan masalah-masalah yang
berkaitan dengan ekologi. Dengan kata lain, LID adalah salah satu upaya untuk
mengkonservasi air.
Contohnya dengan sistem Bioinfiltration : Rain Gardens. Sistem bionfiltrasi
dangkal, terutama lansekap digunakan untuk meningkatkan penyerapan dan
infiltrasi limpasan air hujan. Praktek pengelolan ini sanggat efektik dalam
menghilangkan polutan dan mengurangi volume limpasan, tertama saat digunakan
pada lokasi parkir air. Banjir mengalir ke daerah bioinfiltrasi, kolam di pemukiman,
dan secara bertahap meresap kedalam dasar tanah5

d) Menyimpan air hujan.


Melakukan pembuatan danau, embung, kolam retendi, kolam retensi, reservior air
alami atau buatan yang mengalami sedimentasi dan pertumbuhan eceng-gondok.
Kolam retensi merupakan kolam / bak yang dapat menampung atau menyimpang
air hujan dalam jangka waktu tertentu yang berfungsi untuk memotong puncak
banjir yang terjadi pada badan air / sungai.
Kolam detendi dirancang untuk menahan volume limpasan air hujan,
menyimpannya sementara dan melepaskannya segera setelah hujan berlalu.
Sebagian besar kolam detensi dirancang untuk mengkosongkan air hujan yang
tertampung dalam jangka waktu kurang dari 24 jam, sehingga kapsitas
penyimpanan tersedia untuk kejadian limpasan air hujan berikutnya. Yang di
dukung denganadanya pipa outlate.6

5
Nova Annisa, Rony Riduan, Model Rain Garden Untuk Penanggulangan Limpasan Air Huajn Wilayah Perkotaan,
(Banjarbaru : Unlam, 2016), Hlm. 81

6
Hardianti Fitri Rahmasari, Penentuan Potensi Penerapan Infrastruktur Hijau Dalam Mengurangi Genangan Di
Daerah Aliran Sungai Keduru, (Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2017), hlm. 28-29.
e) Pengisian kembali air tanah.
Pengisian kembali air tanah secara buatan dimaksudkan untuk menambah kuantitas
air tanah, meningkatkan infiltrasi di lereng pegunugan dan perbukitan, mencegah
terjadinya banjir, mengurangi dan mencegah intrusi air laut ke daratan dengan
beberapa metode seperti metode penyebaran air di permukaan yaitu penyebaran air
tanah di atas permukaan tanah, sehingga terjadi penambahan jumlah peresapan air
permukaan kedalam tanah / batuan dan penambahan perlokasian dalam muka air
tanah.7

f) Penghematan energi.
Contoh penghematan energi seperti energi listrik diganti dengan panel surya dan
waduk. Karena dengan adanya efek pemanasan mengakibatkan kenaikan
pemakaian listrik di perkantoran dan perumahan. Kenaikan pemakaian listrik ini
mengakibatkan pembagkit listrik melakukan pembakaran bahan bakar fosil lebih
banyak sehingga menghasilkan Green House Gases dalam jumlah yang banyak.
Pengubahan energi listriknya diawali dengna modup fotovoltaik untuk mengubah
energi matahari menjadi energi listrik. 8

g) Menangani urban heat islan effect.


Contoh menangani urban heat islan effect dengan metode green teknologi dan green
rooof pada atap-atap bangunan di Indonesia terutama kota besar seperti Jakarta
karena merupakan solusi paling tepat dalam mengatasi efek pemanasan yang terjadi
di kota-kotta besar Indonesia. Green roof adalah sebagian atau seluruh permukaan
atapnya di tutupi dengan vegetasi atau media tumbuhan yang dilapisi oleh membran
penghalang air. Adapun beberapa alasan kuat yang mendukung penggunaan green
roof pada kota di Indonesia, yaitu :

7
Helfia Edial, Pengisian Air Tanah Buatan Dalam Rangka Mengatasi Bencana Banjir Longsor Dan Ketersediaan
Air Tanah Di Kota Padang, (Padang : UNP, 2015), Hlm.11-12.

8
Dr.Ir.Jaka Windarta,M.T., Penerapan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sebagai Sekolah Hemat Energi
Dan Ramah Lingkungan, (Semarang :UNDIP, 2019), Hlm.216-217
(1) mengurangi pemakaian energi lisrik sebesar 25% yang disebabkan oleh
penggunaan AC dalam ruangan guna mengatasi efek pemanasan.
(2) mengurangi biaya yang digubakan ubtuk peremejaan atap dengan menambah
umur atap sekitar 20-40 tahun.
(3) dengan adanya sistem drainase dan irigasi, mengurangi ptensi banjir sebesa 11-
15%.
(4) Membantu menyeimbangkan kelembapan udara di kota indonesia dan
pinggiran kota dengan perbedaan 3%-7% sehingga cuaca di kota Indoensia
teratur.9

h) Menyerap gas rumah kaca


i) Menambah keindahan
j) Menyediakan tempat rekreasi
k) Mengurangi erosi tanah
l) Menjaga kebersihan habita

9
Andrew V.Limas, Pembahasan Mengenai Urban Heat Islan Dan Solusi Altrnati, (Jakarta :Binus University, 2014),
Hlm. 32
5. Contoh Infrastruktur Ramah Lingkungan dan Ideal Kawasan Perkotaan.
Infrastruktur yang aman dan ideal untuk wilayah bagian pinggir kota mencakup bagian
perumahan, jalur pedestrian, taman dan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Konsep infrastruktur
hijau sangat penting untuk diterapkan dalam pembangunan di kota karena dapat
meningkatkan beberapa hal seperti kualitas udara, menyaring polutan air, meningkatkan
estetika, meningkatkan kesehatan pengguna, dan menciptakan habitat baru bagi spesies
lokal maupun spesies yang berimigrasi.

 Konsep Perumahan.
Jalur perkotaan yang salah satunya dijadikan agenda komplek perumahan dapat
dijadikan infrastruktur ramah dan ideal dengan cara penambahan vegetasi, menanam
pohon di pinggiran jalan perumahan atau atap perumahan dan fitur alam lain yang
dapat meningkatkan kualitas udara. Bioswale Untuk mengatasi banjir karena bentuk
rekayasa bioswale memungkinkan aliran air di arahkan ke suatu tempat
penampungan.. Green Roof dan Green Walls yang dapat mengurangi panas. Rain
Barrels yang dapat digunakan untuk menyimpan air hujan sebagai sumber air
tambahan untuk bercocok tanam dan mencuci mobil. Serta permeable pavements
untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah. Kemudian dibuatnya IPAL
untuk buangan cuci pakaian, air mandi, air cuci piring. IPAL ini menggunakan
pengolahan secara kimia, fisika dan biologis. 10

10
Ibid, Hlm.278
 Konsep Kesempatan Rekreasi dan Transportasi
Dalam Infrastuktur perkotaan yang ramah dan ideal membutuhkan Konsep Ruang
Terbuka Hijau (open green space). Adanya ruang terbuka hijau menyediakan ruang
sosialisasi masyarakat, mewadahi kegiatan masyarakat dari berbagai tingkatan usia
baik kegiatan pasif maupun aktif, sarana pemberi informasi bagi masyarakat,
memperindah lingkungan serta meningkatkan fungsi ekologis lainnya seperti
penghasil O2, pencipta iklim mikro, membentu penyerapan air tanah, dan rute hijau
untuk mendorong masyarakat sekitar berjalan kaki dan bersepeda daripada
berpergian menggunakan kendaraan bermotor sehingga emisi karbon dari
transportasi dapat berkurang.

Selain itu dengan berjalan kaki dan bersepeda juga dapat meminimalisasi berbagai
ancaman kesehatan yang mungkin terjadi. Sebuah penelitian oleh Yayasan Kesehatan
Mental di Inggris (WHO) menemukan bahwa ruang terbuka hijau sangat berpengaruh
terhadap kondisi kesehatan masyarakat seperti obesitas, kesehatan mental, sistem
peredaran darah, dan asma.

Fitur alami dan rekayasa di dalam Ruang Terbuka Hijau termasuk pepohoan dan
constructed wetland menyediakan wadah untuk aktivitas outdoor dan habitat bagi
satwa liar. Ruang Terbuka Hijau juga dapat menjaga keseimbangan alam dan
berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim. Metode-metode yang dapat
diterapkan sangat bervariasi, mulai dari Rain Gardens dapat menampung hujan,
menangkap aliranan permukaan dan menahannya untuk sementara waktu agar air
dapat lebih banyak meyerap ke dalam tanah, serta mengurangi dampak polusi yang
terbawa oleh air hujan. green wall yang berfungsi menyerap polusi udara dan
berfungsi sebagai penghalau suara, green street, green roof, ataupun green drainage
yang berfungsi sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya
diserapkan kedalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa
melampaui kapasitas sungai sebelumnya.11

11
Qurrotu Aini Besila, Astrid Widiasari Kusumadewi, Penerapan Konsep Ekologis Untuk Pendidikan Lingkungan
Pada “Taman Pintar” di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur (Jakarta : Universitas Trisakti, 2018), Hlm. 776-780
 Konsep Pedestrian.
Dalam penerapan Infrastruktur perkotaan yang aman dan ideal juga membutuhkan
konsep pedestrian yang dimana untuk memenuhi hak masyarakat saat berjalan kaki.
Yang dimana jalur pedestrian juga harus dibuat bagian yang timbul khusus
penyandang disabilitas agar berlajan di luar pun masyarakat tetap aman.

 Meningatkan Kualitas Udara.


Penerapan konsep infrastruktur hijau yang sederhana seperti menanam pohon dan
tanaman di tepi jalan dapat meningkatkan kadar oksigen dan memperlancar sirkulasi
udara di kawasan kota. Hal tersebut dapat membuat kualitas udara di kota membaik,
mengingat banyaknya kendaraan bermotor dan industri-industri yang mengeluarkan
gas beracun.

Selain itu keberadaan pepohonan, taman, dan infrastruktur hijau lainnya juga dapat
mengurangi polusi yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar. Salah satu
konsep yang bisa diterapkan yaitu green street atau penanaman pohon di sisi kiri dan
kanan dari infrastruktur jalan ataupun di pembatas / median jalan. Aplikasi tersebut
dapat menekan emisi karbon dari kendaraan bermotor yang ada di kawasan
perkotaan. Selain green street (jalan bervegetasi), terdapat juga green roof (atap
bervegetasi).

Green roof bukan berarti atap yang dicat dengan warna hijau, melainkan dengan
meletakkan tanaman pada permukaan atap. Konsep tersebut sebenarnya sangat cocok
diterapkan di wilayah perkotaan mengingat keterbatasan lahan kosong untuk
menanam tanaman. Penelitian menunjukkan bahwa 19,8 ha green roof di Chicago
dapat menghilangkan polutan udara sebesar 1675 kg per tahun dengan 27% O3, 27%
NO2, 14% PM10, dan 7% SO2. Selain itu, green roof juga menambah nilai estetika
dari suatu bangunan.
 Memanajemen Air Hujan
Manajemen air hujan merupakan usaha mengurangi limpasan permukaan (run off)
dengan menginfiltrasi air hujan ke dalam tanah sebagai usaha pencegahan banjir.
Dalam memanajemen air, infrastruktur hijau menggunakan pendekatan non-struktural
dengan biaya yang sangat rendah dibanding penggunaan infrastruktur abu-abu,
contohnya bendungan.

Sebagian besar lahan di kota sudah tertutup dengan beton dan aspal sehingga apabila
hujan turun, limpasan yang dihasilkan akan sangat besar dan akan mengakibatkan
banjir. Salah satu contoh penerapan konsep infrastruktur hijau dalam mencegah
terjadinya banjir yaitu dengan retensi (panen) air hujan. Prinsipnya adalah menangkap
dan menyimpan air hujan untuk digunakan di kemudian hari, dan di samping itu juga
dapat mengurangi limpasan hujan yang terjadi serta peluapan manakala terjadi banjir
akibat hujan dengan intensitas yang tinggi.

Sistem infiltrasi dan pemanenan air hujan dapat menjaga ketersediaan pasokan air
untuk keperluan sehari-hari sehingga dapat mengurangi penggunaan air perkotaan
secara signifikan. Selain itu, terdapat juga penerapan lainnya, seperti pembuatan taman
hujan (rain garden), jalan bervegetasi (green street), dan atap bervegetasi (green roof)
yang sangat cocok diterapkan di daerah perkotaan yang terbatas lahannya.

Rain garden dan green street berfungsi untuk menginfiltrasi limpasan dari jalan raya,
trotoar, dan tempat parkir sehingga dapat mencegah rusaknya lapisan aspal mengingat
aspal tidak tahan terhadap genangan air serta meminimalisasi kemungkinan terjadinya
banjir di jalan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Sheffield
di Inggris menemukan bahwa selain meminimalisasi terjadinya banjir, penanaman
pohon di kota juga dapat meningkatkan kualitas air di perkotaan secara signifikan.
Sementara itu, fungsi green roof selain yang disebutkan sebelumnya adalah
menciptakan kondisi penyimpanan air buatan sekaligus mengurangi limpasan yang
terjadi. Dari penelitian yang dilakukan oleh departemen pengelolaan lahan, hutan dan
alam Belgium, ditemukan bahwa hanya dengan penerapan green roof sebesar 10% dari
keseluruhan wilayah Brussel dapat mengurangi limpasan tahunan sebesar 2,7%. Hal
tersebut membuktikan bahwa green roof berkontribusi besar dalam pengelolaan air di
perkotaan.12

Begitu banyak manfaat yang dihasilkan dengan penerapan konsep infrastruktur hijau,
menunjukkan betapa pentingnya penerapan konsep tersebut di kawasan perkotaan
mengingat situasi pemanasan global yang terjadi semakin parah. Oleh sebab itu, sangat
disarankan bahwa konsep infrastruktur hijau dapat diterapkan di kota-kota besar di
Indonesia khususnya di pulau Jawa mengingat di situlah pusat perekonomian dan
pemerintahan Indonesia. Selain itu, jumlah penduduk yang sangat padat telah
menyebabkan sebagian besar lahan alami yang ada dikonversi menjadi kawasan
pemukiman ataupun komersial sehingga diperlukan sebuah konsep pembangunan yang
ramah lingkungan untuk meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan.

12
Naga Wijaya, Infrastruktur Hijau Untuk Pembangunan Kota (https://news.detik.com/kolom/d-
5133224/infrastruktur-hijau-untuk-pembangunan-kota, diunggah pada tanggal 14 Agustus 2020)
6. Infrastruktur Yang Menyebabkan Perubahan Iklim.
Pembangunan infrastruktur yang dilakukan terus-menerus berdampak negatif pada
lingkungan. Salah satu dampak negatifnya adalah pemanasan global akibat hutan yang
digunduli dan diganti dengan beton, besi, ataupun kaca.

Perubahan iklim global yang merupakan implikasi dari pemanasan global telah
mengakibatkan ketidakstabilan di lapisan bawah atmosfer, terutama yang dekat dengan
permukaan bumi. Disebut-sebut penyebab dari perubahan iklim ini yang sering terjadi
adalah lahan pertanian dan kehutanan digunduli dan dijadikan lahan perumahan terutama
rumah kaca di perkotaan sehingga adanya kenaikan gas-gas rumah kaca terutama uap air
(H2O), karbondioksida (C02) dan mentana (CH4), ozon (O3), nitrous oksida (N2O), CFC
(chloro fluoro carbon), dan HFC (hidro fluoro carbon). yang merupakan hasil kegiatan
manusia di bumi ini, yang mengakibatkan dua hal utama terjadi di lapisan atmosfer paling
bawah tersebut, yaitu fluktuasi curah hujan yang tinggi dan kenaikan muka air laut.
Fluktuasi curah hujan yang tinggi dan kenaikan muka air laut inilah yang merupakan
bagian dari fenomena perubahan iklim. 13

Studi tentang suhu udara yang diukur di Bandara Midway yang terletak dekat dengan pusat
kota dan Laboratorium Nasional Argonne (U.S Department of Energy) di pedesaan
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan suhu yang signifikan sebesar 54°F atau 3°C antara
kota dan daerah pedesaan. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut merupakan dampak dari
infrastruktur abu-abu (gray infrastructure) di area perkotaan. Oleh sebab itu diperlukan
infrastruktur hijau yang memiliki peran untuk mengurangi efek pemanasan akibat
perubahan iklim dan penyerapan radiasi matahari secara langsung oleh bangunan
(khususnya bangunan berkaca).

13
Dr, Agus Hermawanto, M.H.I., Fikih Ekologi, (Malang : CV. Literasi Nusantara Abadi, 2022), hlm 121
Sebuah penelitian yang dilakukan di Greater Manchester menemukan bahwa dengan
meningkatkan kawasan infrastruktur hijau sebesar 10% dapat menurunkan temperatur
panas hingga 2,5°C. Konsep yang dapat diterapkan dapat berupa green roof ataupun green
street. Kedua konsep ini sangat cocok diterapkan di kawasan perkotaan lantaran tidak
memakan ruang yang luas. Di samping dua konsep ini, kita juga bisa menanam pohon di
sekitar rumah. Menanam pohon di sekitar rumah juga bermanfaat sebagai pemecah angin
ataupun memperkecil kekuatan angin apabila terjadi angin kuat.
Daftar Pustaka

Putri Monica Sari, Studi Mengenai Hambatan Dan Kesulitan Penerapan Konsep Green
Infrastructur, (Yogyakarta : UAJY, 2015)

http://ciptakarya.pu.go.id/green-inrastruktur

Siti Sarifa Kartika dan Tetty Harapah, Aplikasi Perencanaan Infrastruktur Pemukiman Ramah
Lingkungan : Dari Satu Rumah Menuju Satu Kota (Palembang :Universitas Indo Galobal Mandiri,
2017)

https://sda.pu.go.id/balai/bwssumatera1/article/perilaku-hemat-energi-dan-air, diunggah pada


tanggal 29 Oktober 2022.

Nova Annisa, Rony Riduan, Model Rain Garden Untuk Penanggulangan Limpasan Air Huajn Wilayah
Perkotaan, (Banjarbaru : Unlam, 2016)

Hardianti Fitri Rahmasari, Penentuan Potensi Penerapan Infrastruktur Hijau Dalam Mengurangi
Genangan Di Daerah Aliran Sungai Keduru, (Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
2017)

Helfia Edial, Pengisian Air Tanah Buatan Dalam Rangka Mengatasi Bencana Banjir Longsor Dan
Ketersediaan Air Tanah Di Kota Padang, (Padang : UNP, 2015)

Dr.Ir.Jaka Windarta,M.T., Penerapan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sebagai


Sekolah Hemat Energi Dan Ramah Lingkungan, (Semarang :UNDIP, 2019)

Andrew V.Limas, Pembahasan Mengenai Urban Heat Islan Dan Solusi Altrnati, (Jakarta :Binus
University, 2014)

Qurrotu Aini Besila, Astrid Widiasari Kusumadewi, Penerapan Konsep Ekologis Untuk Pendidikan
Lingkungan Pada “Taman Pintar” di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur (Jakarta : Universitas Trisakti,
2018)

Naga Wijaya, Infrastruktur Hijau Untuk Pembangunan Kota (https://news.detik.com/kolom/d-


5133224/infrastruktur-hijau-untuk-pembangunan-kota, diunggah pada tanggal 14 Agustus 2020)

Dr, Agus Hermawanto, M.H.I., Fikih Ekologi, (Malang : CV. Literasi Nusantara Abadi, 2022)

Anda mungkin juga menyukai