Anda di halaman 1dari 22

Efektivitas Perkuliahan Online Menggunakan Video Conference

pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Nasional di Masa


Pandemi Covid 19

Dwi Aji Purnomo ( 203516516092 )


Muhammad Kevin Rifqi Nandaru (183112351650507)
Muhammad Rafid Setiadi Putra (203516516076)
Muhammad Rayhan Putra (203516516387)

UNIVERSITAS NASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JAKARTA

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan aktivitas interaksi antara pendidik dan peserta didik dengan
komunikasi timbal balik langsung untuk mencapai tujuan belajar. Sering dalam proses
penyampaian materi peserta didik merasa tidak tertarik dengan materi pembelajaran,
karena cara pendidik menyampaikannya terlalu monoton sehingga membosankan.
Seorang pendidik dituntut untuk mampu mewujudkan suasana dan proses belajar yang
interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang serta dapat memotivasi peserta didik
untuk belajar. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 yang menyebutkan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,


inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pandemi Covid 19 yang terjadi diseluruh dunia mengakibatkan pemberlakuan


pembelajaran jarak jauh oleh pemerintah Indonesia melalui kebijakan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi terhadap semua instansi pendidikan
baik formal maupun nonformal, telah membuka celah baru dalam pelaksanaan sistem
pembelajaran. Awal Maret 2020 pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan
kegiatan di luar rumah dengan mengalihkannya di rumah saja. Baik itu kegiatan instansi
pemerintahan, perkantoran, perusahaan dan kegiatan di instansi pendidikan. Pemerintah
berupaya untuk mencegah terjadinya penularan virus Covid-19 dengan menerapkan dan
menganjurkan kerja dari rumah, belajar dari rumah, menjaga jarak, memakai masker dan
sering mencuci tangan.

Pandemi Covid19 (Corona Virus 2019) yang melanda di berbagai negara


termasuk Indonesia yang berdampak pada perubahan sosial, budaya dan sistem
pendidikan. Penerapan aturan Social Distancing dan Physical Distancing di masa
pandemi ini diarahkan oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus
tersebut. Sistem pendidikan dan proses pembelajaran setiap jenjang pendidikan di
Indonesia termasuk tingkat perguruan tinggi mulai mengikuti aturan tersebut, dengan
meminimalisir proses pembelajaran tatap muka di kelas dan lebih memanfaatkan media
digital secara online untuk melakukan proses belajar mengajar.

Diberlakukannya pembelajaran online (daring) oleh pemerintah ini mengharuskan


seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan di rumah. Pelaksanaan pembelajaran online
dilakukan sebagai salah satu upaya atau solusi untuk tetap mewujudkan tujuan pendidikan
di Indonesia di tengah pandemi Covid-19, serta sebagai upaya pencegahan penyebaran
virus Covid-19. Pandemi ini membuat sistem pembelajaran di sekolah dipaksa berubah
secara online, dari pertemuan tatap muka menjadi secara online. Pelaksanaan
pembelajaran online ini dilakukan dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Di Universitas Nasional Jakarta sendiri terdapat berbagai Platform yang
digunakan di antaranya Google Classroom, Zoom Meeting, Whatsapp, Google Meet, dan
sebagainya.

Untuk mencegah dan menutus mata rantai penularan Virus Covid 19 Kemendikbud
mengeluarkan Surat Edaran tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah
dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19. Isi dari surat ini salah satunya adalah
meliburkan kegiatan belajar mengajar dan mengganti dengan pembelajaran berbasis
jaringan (Daring) via E-learning yang dapat digunakan berbagai instansi pendidikan. Pada
kondisi seperti ini semua dosen atau tenaga pendidik diharuskan untuk mengganti
pembelajaran menggunakan E-learning atau melalui media online.

Pembelajaran dengan video conference dapat menggantikan pembelajaran yang


biasanya dilakukan dengan tatap muka dikelas menjadi kegiatan tatap muka secara virtual
melalui bantuan aplikasi yang terkoneksi dengan jaringan internet.Pemanfaatan video
conference pada pembelajaran jarak jauh akan sangat membantu mahasiswa dalam belajar
karena pendidik dapat berinteraksi walaupun ditempat yang berbeda.Untuk merangsang
semua aspek perkembangan.

Kebijakan pembelajaran daring tertuang dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36962/ MPK. A/ HK/ 2020 tentang
pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran
Corona Virus Disease (Covid-19). Cara tersebut diambil sebagai salah satu upaya untuk
memutus rantai penyebaran covid-19 dengan melakukan pembatasan interaksi
masyarakat. Kebijakan pemerintah ini menyebabkan segala kegiatan pendidikan
dilakukan di rumah, sehingga menyebabkan para pendidik untuk lebih kreatif dalam
membuat bahan ajar yang dapat dilakukan di rumah.

Selama pandemi Covid-19 pelaksanaan pembelajaran jarak jauh perlu


memperhatikan faktor yang dapat mendukung keberhasilan dari pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh. Tiga faktor utama dalam menunjang keberhasilan pembelajaran
jarak jauh, yaitu pengajar, pembelajar dan teknologi. Pada pembelajaran jarak jauh dosen
harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan media penunjang
pembelajaran, selain itu harus memiliki kreativitas dan pengalaman dalam melakukan
serta mengemas interaksi virtual dengan mahasiswa. Semenatara itu pada faktor
mahasiswa, yang akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
diantaranya kultur, latar belakang sosio ekonomi, interes, pengalaman dan tingkat
pendidikan

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini membawa berbagai perubahan
dalam kehidupan manusia. Peranan teknologi informasi dan komunikasi semakin
berkembang dalam berbagai sektor termasuk di bidang pendidikan. Pembelajaran daring
merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk
menjangkau kelompok target yang masif dan luas. Melalui jaringan, pembelajaran dapat
dilaksanakan secara masif dengan peserta yang tidak terbatas. Pembelajaran daring dapat
saja berlangsung dan mengikuti secara gratis maupun berbayar. Di dalam bukunya “The
One World Schoolhouse”, Salman Khan (2012) mengatakan:
“Pendidikan tidak terjadi di dalam ruang antara mulut pendidik dan telinga peserta didik.
Pendidikan terjadi di ruang di dalam otak masing - masing.”

Melalui pembelajaran berbasis daring ini, peserta didik dapat melakukan


pembelajaran dari tempat masing- masing tanpa harus bertemu secara tatap muka dengan
pendidik. Adanya metode pembelajaran diharapkan mampu membantu mengatasi
masalah dalam bidang pendidikan saat pandemi.
Pada kondisi seperti ini semua dosen atau tenaga pendidik diharuskan untuk
mengganti pembelajaran menggunakan E-learning atau melalui media online. Berbagai
platform digunakan untuk melakukan pengajaran sehingga perlu didukung dengan
fasilitas pembelajaran yang baik dan pemanfaatan teknologi informasi . Seluruh
mahasiswa diwajibkan untuk menggunakan alat komunikasi seperti Handphone dengan
bijak untuk mendukung proses pembelajaran.

Pembelajaran daring dengan tatap muka melalui aplikasi menjadi hal yang paling
menguntungkan guna memutus penyebaran Covid-19 serta menjaga kesehatan
keselamatan jiwa dosen dan mahasiswa dari terpaparnya virus tersebut, serta penggunaan
jaringan internet diharapkan dapat menjadi jalan keluar yang baik agar proses
pembelajaran dapat tetap berlangsung. Perubahan proses pembelajaran yang terjadi saat
ini memiliki berbagai masalah yang harus dihadapi bersama, baik dari sisi mahasiswa
maupun dari sisi pendidik. Tidak sedikit mahasiswa yang mengeluh dengan pembelajaran
online. Selain menambah beban biaya untuk keperluan kuota, mahasiswa pun tidak
mendapat keringanan dalam hal pembayaran kuliah. Masalah sapras menjadi masalah
pertama yang dialami mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran secara daring, apalagi
mahasiswa yang berasal dari luar DKI Jakarta. Sistem pembelajaran yang sangat berubah
ini membawa dampak besar dalam dunia pendidikan. Situasi pendidikan pada masa
pandemi Covid-19 sedang berlangsung pembelajaran daring sejak 17 Maret 2020 yang
dikeluarkan melalui surat edaran Kemendikbud hingga saat ini per tanggal 17 April 2022
memiliki hambatan dan tantangan tersendiri bagi mahasiswa.

Pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak
jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Berdasarkan Undang-Undang No.
12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pada bagian Pendidikan jarak jauh
sebagaimana dimaksud pada pasal 31 ayat 1 bertujuan: memberikan layanan Pendidikan
Tinggi kepada kelompok Masyarakat yang tidak dapat mengikuti Pendidikan secara tatap
muka atau reguler; dan memperluas akses serta mempermudah layanan Pendidikan
Tinggi dalam Pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam
berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar
serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan Tinggi. Pembelajaran berbasis daring ini tentunya memliki berbagai
tantangan, salah satu tantangan yang dihadapi adalah keefektifan pembelajaran ini bagi
mahasiswa karena tidak melakukan pembelajaran secara langsung. Media online yang
digunakan seperti youtube, whatsapp, e-learning, zoom. Materi yang diberikan dalam
bentuk power point, video singkat, serta bahan bacaan. Sistem pembelajaran ini
merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka antara pengajar dan peserta didik,
sehingga hal ini dapat dilakukan di mana pun selama terhubungan dengan jaringan
internet. Penggunaan sistem ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan efektivitas
dalam proses pembelajaran sehingga kualitas hasil belajar peserta didik juga meningkat.
Pembelajaran secara tidak langsung ini memiliki banyak tantangan di antaranya fokus
mahasiswa yang kurang efektif karena proses penyampaian materi tidak dilakukan secara
langsung atau tatap muka. Adanya pembelajaran secara daring mengharapkan mahasiswa
mampu bertangggung jawab terhadap kewajibannya masing-masing. Pelaksanaan
pembelajaran berbasis daring perlu adanya media yang mampu menambah semangat
peserta didik untuk selalu fokus dalam pembelajaran.

Tampak beberapa mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilih strategi


pembelajaran pada masa pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti
kendala jaringan, oleh karena itu pemilihan media pembelajaran teknologi berbasis
internet harus benar-benar dipertimbangkan karena jika tidak tepat guna dapat
memberikan dampak buruk pada manfaat belajar. Dimana seorang pendidik harus dapat
memahami prinsip dan faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas teknologi digital
didalam proses pembelajaran (Putrawangsa & Hasanah, 2018). Salah satu pembelajaran
jarak jauh yang dapat diimplementasikan pada mahasiswa adalah dengan video
conference.

Menurut pendapat Wahyuddin dan Nurcahya (2018), indikator efektivitas


pembelajaran meliputi: (1) Hasil belajar. Menurut Khaeruddin (2015), hasil belajar adalah
evaluasi akhir yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur tingkat penguasaan peserta
didik terhadap materi pembelajaran setelah mengikuti pembelajaran, sedangkan Sapto
Haryoko (2009) berpendapat bahwa hasil belajar adalah nilai sebagai pengukur
penguasaan materi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Sudjana
(2008:45) menyatakan bahwa hasil belajar dapat diukur melalui nilai. (2) Keaktifan
peserta didik selama proses pembelajaran. Menurut Paul B. Diedric (Aliwanto (2017:66)),
ada beberapa jenis aktivitas peserta didik agar pembelajaran dapat dikatakan maksimal,
yaitu: a.) Visual activities b.) Oral activities c.) Listening activities d.) Writing activities
e.) Mental activities. Menurut Mulyasa (Nugroho (2016:130)), jika sebagian atau seluruh
peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran, maka pembelajaran dapat dikatakan
berhasil. Dari beberapa indikator di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator efektivitas
pembelajaran di antaranya adalah hasil belajar peserta didik dan keaktifan peserta didik
selama proses belajar mengajar dilaksanakan. Hasil belajar peserta didik dapat diukur
melalui nilai. Selain itu, jika sebagian atau seluruh peserta didik aktif, maka proses
pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Menurut pendapat Hamalik (2009:15), respon
adalah tanggapan seseorang terhadap suatu stimulus. Menurut Agus Sujanto (1993) dalam
Candra Widyastuti (2017), tanggapan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Berdasarkan indera yang mengamati
a. Tanggapan auditif (indera pendengar).
b. Tanggapan visual (indera pelihat).
c. Tanggapan perasa (indera perasa).
2. Berdasarkan terjadinya
a. Tanggapan ingatan (tanggapan baik tentang kejadian yang lalu).
b. Tanggapan fantasi (tanggapan baik tentang yang telah dibayangkan).
c. Tanggapan pikir (tanggapan baik tentang yang telah dipikirkan).
3. Berdasarkan lingkungannya
a. Tanggapan benda (tanggapan baik tentang benda-benda di sekitar).
b. Tanggapan perkataan (tanggapan baik tentang benda-benda di sekitar, yang
telah dikatakan orang-orang di sekitar).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa respon adalah


tanggapan seseorang terhadap suatu stimulus. Tanggapan dapat terjadi karena didasarkan
pada indera yang mengamati, terjadinya sesuatu kejadian, dan juga lingkungannya.

Pembelajaran dengan video conference dapat menggantikan pembelajaran yang


biasanya dilakukan dengan tatap muka dikelas menjadi kegiatan tatap muka secara
virtual melalui bantuan aplikasi yang terkoneksi dengan jaringan internet. Pemanfaatan
video conference pada pembelajaran jarak jauh akan sangat membantu mahasiswa dalam
belajar karena pendidik dapat berinteraksi walaupun ditempat yang berbeda. Untuk
merangsang semua aspek perkembangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran
berbasis videoconference sebagai media pembelajaran online pada mahasiswa Program
Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional saat pandemi Covid-19.

Hasil penelitian diharapkan menjadi inspirasi bagi pendidik di lembaga setingkat


perguruan tinggi dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi
Covid-19.

B. Rumusan Masalah
Penelitian ini merumuskan masalah yang ada pada keefektivitasan pembelajaran berbasis
video conference sebagai media pembelajaran online pada mahasiswa Program Studi
Ilmu Komunikasi Universitas Nasional saat pandemi Covid-19.

Maka penulis merumuskan masalah penelitian yaitu :

1. Seberapa besar pengaruh penggunaan videoconference sebagai media pembelajaran


online pada mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional saat
pandemi Covid-19?
2. Bagaimana strategi pembelajaran daring yang dilakukan oleh dosen Universitas
Nasional?
3. Faktor apa saja yang menjadi penghambat efektivitas pembelajaran pada masa
pandemi covid-19 di Universitas Nasional

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan video conference sebagai media pembelajaran


online pada mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional saat
pandemi Covid-19.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan kajian dalam khasanah
keilmuan khususnya dalam bidang Kehumasan dan komunikasi yang berkaitan
dengan implementasi perkembangan teknologi media baru untuk meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nasional
agar lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dimasa pandemi covid
19.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini semoga dapat diterapkan sebagai masukan untuk sekolah maupun
perguruan tinggi sekaligus pengajar agar pemanfaatan videoconference sebagai media
pembelajaran online dapat berjalan lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa pada saat kegiatan daring berlangsung.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Terdahulu


Penelitian sebelumnya bertujuan untuk mendapatkan perbandingan dan bahan referensi.
Selain itu, untuk menghindari asumsi kesamaan dengan penelitian ini. Kemudian dalam
studi literatur ini peneliti mencantumkan hasil penelitian sebelumnya sebagai berikut:

Nama Penulis/ Teori dan Metode


No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Institusi/ Tahun Penelitian

1. Felisitas Erika Efektivitas Metode Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan


Kusumawardhani Pembelajaran Kualitatif bahwa sebagian besar
Berbasis mahasiswa telah
Daring Bagi mampu menggunakan
Mahasiswa perangkat pembelajaran
Pendidikan dengan baik sehingga
Keagamaan Katolik mengurangi
Universitas Sanata hambatan yang terjadi saat
Dharma perkuliahan. Efektivitas
Yogyakarta Di menjadi pedoman atas
Masa Pandemi keberhasilan dari suatu
Covid- 19 kegiatan pembelajaran. Hasil
tersebut menunjukkan
sebanyak 32,5% mahasiswa
merasa ‘cukup’ dengan
pernyataan tersebut.
2. Dwi Yulianto, Efektivitas Metode Penelitian Hasil dari penelitian ini
Aninditya Sri Pembelajaran Kualitatif menunjukkan bahwa dari
Nugraheni Daring Dalam jumlah 29 siswa kelas VI B
Pembelajaran SD Sendangsari, didapatkan
Bahasa Indonesia hasil wawancara sebanyak 26
siswa setuju dengan
pembelajaran daring.
Selebihnya tidak setuju karena
kondisi keluarga mereka yang
masih kurang sejahtera.
Berdasarkan pembahasan,
maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Bahasa
Indonesia dalam metode
daring
dapat dikatakan cukup efektif.
Terlihat dari tercapainya
tujuan pembelajaran Bahasa
yaitu mengembangkan
keterampilan Bahasa
Indonesia.
3. Agus Adi Analisis Efektivitas Metode Penelitian Penggunaan WhatsApp
Cahyono, Tika Pembelajaran Kualitatif sebagai media pembelajaran
Dedy Prastyo, Daring Berbasis pada mata pelajaran
Mukodi Grup Whatsapp pemrograman dasar kelas X
Pada Mata Multimedia 2 di SMKN
Pelajaran Kebonagung menunjukkan
Pemrograman dampak tidak efektif.
Dasar Di SMKN
Kebonagung
B. Landasan Teori
a) Model Komunikasi yang dapat diterapkan dalam perkuliahan online
Terdapat empat model komunikasi dalam membantu keterampilan komunikasi
pendidikan dalam pembelajaran online pada masa pandemi Covid-19 ini
diantaranya yaitu;
 model komunikasi Aristoteles yang menjelaskan bahwa setiap komunikasi
akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama : Pembicara (speaker), Pesan
(message), dan Pendengar (listener).
 model komunikasi David K. Berlo mendefinisikan komunikasi sebagai
instrument dari interaksi social yang berguna untuk mengetahui dan
memprediksi sikap orang lain serta mengetahui keberadaan diri sendiri.
model komunikasi David K. Berlo memiliki beberapa unsur yang terdiri
atas SMCR, yakni Source(Sumber atau pengirim),Message(pesan atau
informasi), Channel(Saluran dan media),dan Receiver(penerima). Di
samping itu, terdapat tiga unsur lain, yaitu Feedback (tanggapa n balik),
efek, dan lingkungan.
 model komunikasi Bovee dan Thill yang mendefinisikan komunikasi
sebagai proses mengkirimkan dan menerima pesan-pesan.
 model komunikasi teori informasi Menurut model ini, sumber adalah
tempat asal dari pesan. Ide dalam sumber berasal dari berbagai hal, seperti
dari stimuli (rangsangan) internal, atau sebagai respon terhadap stimulus
dari luar sumber, dan yang paling sering adalah berupa suatu respon
terhadap komunikasi dari orang lain. Kemudian ide ini dikode, sehingga
menjadi pesan yang layak untuk ditransmisikan.

Dalam kegiatan perkuliahan online saat ini mahasiswa melakukan komunikasi


verbal yaitu, berbicara, menulis dan mendengar secara online baik menggunakan
media zoom, google meet, google classroom, whatsapp group dan media aplikasi
lainnya sehingga belajar daring atau dalam jaringan dilakukan dengan mudah.
Beberapa hambatan yang terjadi dalam pembelajaran online di masa pandemi
Covid-19 ini mampu diatasi jika seorang dosen memiliki keterampilan
komunikasi yang baik dalam melakukan pembelajaran secara online kepada
mahasiswa.

b) Efektifitas video conference sebagai media pembelajaran mahasiswa


Menurut Karen Hyder, dkk (2007) pengertian video conference ialah
gabungan video dan audio dalam mode layer penuh, serta memungkinkan
seorang dengan yang lain berbagi layar dan mendokumentasikan input sumber
kamera (tatap muka). Video conference bekerja paling efektif ketika
pembelajaran kelas dikontrol dalam jarak jauh, melalui microphone yang
memungkinkan semua partisipan untuk memberikan komentar, split screen, dan
multistream video feeds. Dengan kata lain video conference / video konferensi
merupakan sebuah teknologi berupa alat komunikasi jarak jauh yang
menggabungkan video dan audio dalam waktu yang bersamaan, yang
memungkinkan mahasiswa dan dosen bertatap muka dalam full screen mode
maupun share screen mode.
Menurut pendapat Wahyuddin dan Nurcahya (2018), indikator efektifitas
pembelajaran meliputi; Hasil belajar. Menurut Khaeruddin (2015), hasil belajar
adalah evaluasi akhir yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran setelah mengikuti
pembelajaran, sedangkan Sapto Haryoko (2009) berpendapat bahwa hasil
belajar adalah nilai sebagai pengukur penguasaan materi peserta didik setelah
melakukan kegiatan pembelajaran. Sudjana (2008:45) menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diukur melalui nilai. Adapun Keaktifan mahasiswa selama proses
pembelajaran. Menurut Paul B. Diedric (Aliwanto (2017:66)1, ada beberapa
jenis aktivitas peserta didik agar pembelajaran dapat dikatakan maksimal, yaitu;
Visual activities, Oral activities, Listening activities, Writing activities, Mental
activities. Menurut Mulyasa (Nugroho (2016:130), jika sebagian atau seluruh
peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran, maka pembelajaran dapat
dikatakan berhasil.

1
Paul B. Diedric (Aliwanto (2017:66)
c) Teori pembelajaran jarak jauh
Dogmen dalam Aristorahadi (2008) pembelajaran jarak jauh merupakan
organisasi yang mengatur cara belajar mandiri, materi pembelajaran
disampaikan melalui media dan tidak ada kontak langsung antara penngajar
dengan pembelajar. Mackenzie dalam Aristorahadi (2008)2 mengatakan
pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang menggunakan
korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pembelajar dengan
pengajar. Secara keseluruhan Pembelajaran jarak jauh merupakan sistem belajar
dengan mengirimkan materi pembelajaran dan informasi berupa video, foto,
maupun document. lalu dibahas dalam bentuk video conference dengan bantuan
aplikasi seperti google meet, zoom meeting, dscord, dan lain lain. pembelajaran
jarak jauh atau distance learning ini sangat efektif dilakukan di masa pandemic
Covid-19 ini karena Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
khususnya perkembangan teknologi komputer dengan internetnya, yang sangat
pesat ini berpengaruh terhadap berkembangnya konsep pembelajaran jarak jauh.
Internet menjadi media yang sangat tepat dalam pembelajaran jarak jauh karena
mampu menembus batas waktu dan tempat atau dapat diakses kapan saja,
dimana saja, multiuser dan memberikan kemudahan. Dengan teknologi ini
informasi dan materi pembelajaran menjadi cepat sampainya.

C. Landasan Konsep
a) Pengertian Pembelajaran Daring /Internet Learning
Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“ yaitu suatu kegiatan yang
dilaksanakan dengan sistem daring yang memanfaatkan internet. Menurut Bilfaqih
& Qomarudin (2015, hlm. 1) “pembelajaran daring merupakan program
penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan untuk menjangkau kelompok
target yang masif dan luas”. Thorme dalam Kuntarto (2017, hlm. 102) 3
“pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi
multimedia, kelas virtual, CD ROM, streaming video, pesan suara, email dan
telepon konferensi, teks online animasi, dan video streaming online”. Sementara
itu Rosenberg dalam Alimuddin, Tawany & Nadjib (2015, hlm. 338) menekankan
bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk

2
Mackenzie dalam Aristorahadi (2008)
3
Thorme dalam Kuntarto (2017, hlm. 102)
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
Menurut Ghirardini dalam Kartika (2018, hlm. 27)4 “daring memberikan metode
pembelajaran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait,
menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi
pembelajaran berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan menggunakan simulasi dan
permainan”. Sementara itu menurut Permendikbud No. 109/2013 pendidikan jarak
jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara jarak jauh melalui
penggunaan berbagai media komunikasi.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa
perubahan dan kemajuan diberbagai sektor terutama pada bidang pendidikan.
Peranan dari teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan sangat
penting dan mampu memberikan kemudahan kepada guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran daring ini dapat diselenggarakan dengan cara masif
dan dengan peserta didik yang tidak terbatas. Selain itu penggunaan pembelajaran
daring dapat diakses kapanpun dan dimana pun sehingga tidak adanya batasan
waktu dalam penggunaan materi pembelajaran.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring atau e-
learning merupakan suatu pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dengan
menggunakan internet dimana dalam proses pembelajarannya tidak dilakukan
dengan face to face tetapi menggunakan media elektronik yang mampu
memudahkan siswa untuk belajar kapanpun dan dimanapun.

b) Karakteristik/ciri-ciri Pembelajaran Daring/ E-Learning.


Tung dalam Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019, hlm. 154) 5 menyebutkan karakteristik
dalam pembelajaran daring antara lain:
1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen
multimedia,
2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti
video conferencing, chats rooms, atau discussion forums,
3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya
4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM untuk

4
Ghirardini dalam Kartika (2018, hlm. 27)
5
Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019, hlm. 154)
meningkatkan komunikasi belajar,
5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui,
6) Meningkatkan interaksi antara mahasiswa dan fasilitator,
7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal,
8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet

Selain itu Rusma dalam Herayanti, Fuadunnazmi, & Habibi (2017, hlm. 211) 6
mengatakan bahwa karaktersitik dalam pembelajaran elearning antara lain:
1) Interactivity (interaktivitas),
2) Independency (kemandirian),
3) Accessibility (aksesibilitas),
4) Enrichment (pengayaan).

Pembelajaran daring harus dilakukan sesuai dengan tata cara pembelajaran jarak
jauh. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(PERMENDIKBUD) nomor 109 tahun 2013 ciri-ciri dari pembelajaran daring
adalah:
1) Pendidikan jarak jauh adalah proses belajar mengajar yang dilakukan secara
jarak jauh melalui penggunaan berbagai mendia komunikasi.
2) Proses pembelajaran dilakukan secara elektronik (e-learning), dimana
memanfaatkan paket informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi
untuk kepentingan pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik
kapan saja dan dimana saja.
3) Sumber belajar adalah bahan ajar dan berbagai informasi dikembangkan dan
dikemas dalam bentuk yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi
serta digunakan dalam proses pembelajaran.
4) Pendidikan jarak jauh memiliki karakteristik bersifat terbuka, belajar,
mandiri, belajar tuntas, menggunakan teknlogi informasi dan komunikasi,
menggunakan teknologi pendidikan lainnya, dan berbentuk pembelajaran
terpadu perguruan tinggi.
5) Pendidikan jarak jauh bersifat terbuka yang artinya pembelajaran yang
diselenggarakan secara fleksibel dalam hal penyampaian, pemilihan dan
program studi dan waktu penyelesaian program, jalur dan jenis pendidikan
6
Rusma dalam Herayanti, Fuadunnazmi, & Habibi (2017, hlm. 211)
tanpa batas usia, tahun ijazah, latar belakang bidang studi, masa registrasi,
tempat dan cara belajar, serta masa evaluasi hasil belajar.
disimpulkan bahwa karakteristik/ciri pembelajaran daring yaitu dengan
menggunakan media elektronik, pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan
internet, pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun serta
pembelajaran daring bersifat terbuka
.
c) Manfaat Pembelajaran Daring/ E-Learning. Bilfaqih dan Qomarudin (2105, hlm.
4) menjelaskan beberapa manfaat dari pembelajaran daring sebagai beikut:
 Meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan dengan memanfaatkan
multimedia secara efektif dalam pembelajaran.
 Meningkatkan keterjangkauan pendidikan dan pelatihan yang bermutu
melalui penyelenggaraan pembelajaran dalam jaringan.
 Menekan biaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang bermutu
melalui pemanfaatan sumber daya bersama.
Selain itu Manfaat pembelajaran daring menurut Bates dan Wulf dalam Mustofa,
Chodzirin, & Sayekti (2019, hlm. 154)7 terdiri atas 4 hal, yaitu:
 Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan
guru atau instruktur (enhance interactivity),
 Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan
saja (time and place flexibility),
 Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a
global audience),
 Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities)
Adapun manfaat e-learning menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 127)8 adalah:
 Adanya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang
 Peserta didik dapat berkomunikasi dengan guru setiap saat. Artinya,
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi
pembelajaran.

7
Bates dan Wulf dalam Mustofa, Chodzirin, & Sayekti (2019, hlm. 154)
8
Hadisi dan Muna (2015, hlm. 127)
Dapat disimpulkan bahwa manfaat dari proses pembelajaran daring diantaranya
yaitu adanya kemajuan dalam bidang teknologi yang mampu meningkatkan mutu
pendidikan serta mampu meningkatkan proses pembelajaran dengan
meningkatkan interaksi, mempermudah proses pembelajaran karena dapat
dilakukan dimanapun dan kapanpun selain itu mudahnya mengakses materi
pembelajaran dan mampu menjangkau peserta didik dengan cakupan yang luas.

d) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring/E-Learning


 Kelebihan pembelajaran daring/e-Learning Kelebihan pembelajaran
daring/e- learning menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 130)9 adalah:
 Biaya, e-learning mampu mengurangi biaya pelatihan. Pendidikan dapat
menghemat biaya karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk peralatan
kelas seperti penyediaan papan tulis, proyektor dan alat tulis.
 Fleksibilitas waktu e-learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu
belajar, karena dapat mengakses pelajaran kapanpun sesuai dengan waktu
yang diinginkan.
 Fleksibilitas tempat e-learning membuat pelajar dapat mengakses materi
pelajaran dimana saja, selama komputer terhubung dengan jaringan
Internet.
 Fleksibilitas kecepatan pembelajaran e-learning dapat disesuaikan
dengankecepatan belajar masing-masing mahasiswa

e) Efektivitas pengajaran e-learning merupakan teknologi baru, oleh karena itu


pelajar dapat tertarik untuk mencobanya juga didesain dengan instructional design
mutahir membuat pelajar lebih mengerti isi pelajaran.

 Adapun kelebihan pembelajaran daring/e-learning menurut Seno & Zainal


(2019, hlm. 183)10 adalah:
 Proses log-in yang sederhana memudahkan siswa dalam memulai
pembelajaran berbasis e-learning
 Materi yang ada di e-learning telah disediakan sehingga mudah diakses
oleh pengguna.
9
Hadisi dan Muna (2015, hlm. 130)
10
Seno & Zainal (2019, hlm. 183)
 Proses pengumpulan tugas dan pengerjaan tugas dilakukan secara online
melalui google docs ataupun form sehingga efektif untuk dilakukan dan
dapat menghemat biaya
 Pembelajaran dilakukan dimana saja dan kapan saja.

 Sedangkan kelebihan pembelajaran daring menurut Hendri (2014, hlm. 24) 11


diantaranya adalah:
 Menghemat waktu proses belajar mengajar
 Mengurangi biaya perjalanan
 Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku)
 Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
 Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.

 Kekurangan pembelajaran daring/e-learning Kekurangan pembelajaran


daring/e- learning menurut Hadisi dan Muna (2015, hlm. 131)12 antara lain:
 Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri
yang mengakibatkan keterlambatan terbentuknya values dalam proses
belajar- mengajar.
 Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
 Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada
pendidikan.
 Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung
gagal.
 Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).

 Adapun kekurangan pembelajaran daring/e-learning menurut Seno & Zainal


(2019, hlm. 183)13 antara lain:

11
Hendri (2014, hlm. 24)
12
Hadisi dan Muna (2015, hlm. 131)
13
Seno & Zainal (2019, hlm. 183)
 Tampilan halaman login yang masih membutuhkan petunjuk lebih
dalam.
 Materi yang diberikan kurang luas dan disajikan dalam bentuk Bahasa
inggris sehingga merepotkan dalam mempelajarinya.
 Adanya pengumpulan tugas yang tidak terjadwal serta tidak adanya
pengawasan secara langsung atau face to face dalam pengerjaan tugas
yang membuat pengumpulan tugas menjadi molor.
 Materi pembelajaran menjadi kurang dimengerti saat pembelajaran
tidak ditunjang dengan penjelasan dari guru secara langsung.

D. Kerangka pemikiran

Lokasi perkuliahan
online

Kendala dalam
perkuliahan online Efektif

Pembelajaran
online
Efektifitas
menggunakan
video comverence
Alat yang dipakai Kurang
saat kuliah online efektif

Pemahaman
mahasiswa
menyerap materi
pembelajaran
online
DAFTAR PUSTAKA

Kemendikbud. (2020). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3, 2020


tentang Standart Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia.

Nurcahya, W. (2018). Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Aktif


Tipe Everyone is A Teacher Here (ETH) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Takalar.
Al-Khawarizmi: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Vol. 2, No. 1, Juni
2018, (https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/alkhawarizmi/article/view/4500)

Khaeruddin. (2015). Kualitas Instrumen Tes Hasil Belajar. Jurnal Madaniyah, Volume 2
Edisi IX Agustus 2015, (https://media.neliti.com/media/publications/195121-ID-kualitas-
instrumen-tes-hasil-belajar.pdf

Haryoko, S. (2009). Efektivitas Pemanfaatan Media Audio Visual Sebagai Alternatif


Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi @ Elektro Vol 5 No. 1 Maret 2009,
(https://docplayer.info/30865133-Efektivitas-pemanfaatan-media-audio-visual-sebagai-
alternatif-optimalisasi-model-pembelajaran.html)

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/
123456789/59454/1/11170150000097_Siti%20Muzayyanah.pdf

Departemen Pendidikan Nasional. (2013). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat


Bahasa.

Hamalik. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sujianto, Agus. (1993). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung : Alfabeta.


Erika Kusumawardhani, F. (2021). Efektivitas Pembelajaran Berbasis Daring Bagi
Mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Di
Masa Pandemi Covid-19, (http://repository.usd.ac.id/40282/2/171124006_full.pdf)

Yulianto, D, Sri Nugraheni, A. (2021). Efektivitas Pembelajaran Daring Dalam


Pembelajaran Bahasa Indonesia,
(https://journal.umkendari.ac.id/index.php/decode/article/download/5/5)

Adi Cahyono, A, Dedy Prastyo, T, Mukodi. (2021). Analisis Efektivitas Pembelajaran


Daring Berbasis Grup Whatsapp Pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar Di SMKN
Kebonagung, (https://repository.stkippacitan.ac.id/id/eprint/520/4/AGUS%20ADI
%20CAHYONO_PI_AR2021.pdf)

Anda mungkin juga menyukai