Anda di halaman 1dari 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

IV SD 1 BANTUL DALAM MEMAHAMI MATERI


GAGASAN UTAMA DAN GAGASAN PENDUKUNG
MELALAUI VIDEO YANG MENARIK
(Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD I Bantul) Bantul
Tahun Pelajaran 2019-2020

Oleh:
Galang Putra Nugraha
NIM. 8279287024

ABSTRAK

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD menitikberatkan pada keterampilan


berbahasa. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa keterampilan berbahasa itu
dibagi menjadi 4 aspek, yaitu mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara.
Meskipun mempunyai karakteristik dan kekhasan masing-masing, akan tetapi
keempat aspek keterampilan berbahasa itu mempunyai hubungan yang integral dan
tidak dapat dipisah-pisahkan.
Membaca merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi. Membaca
dapat membuat seseorang lebih mengenali kemampuan dan potensinya. Tetapi
seringkali siswa kesulitan menemukan ide pokok dan gagasan pedukungnya dalam
kegiatan membaca.
Untuk mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam dalam
mengembangkan keterampilan membaca serta mengidentifikasi sebuah paragraf,
maka pada kesempatan ini, saya akan mengadakan suatu penelitian tindakan kelas,
sebagai tindak lanjut dalam perbaikan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan kajian teori-teori yang terdapat didalam
kegiatan penelititan, ternyata pengguna media atau alat alat peraga dalam
pembelajaran menjadi suatu unsur yang paling berpengaruh dalam membantu
mengoptimalkan cara berpikir siswa. Hal itu dapat dilihat dari hasil penelititan yang
menunjukkan bahwa kemampuan siswa untuk memperhatikan dan antusias dalam
belajar lebih meningkat setelah diadakan kegiatan perbaikkan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran dalam hal ini media video.

Kata kunci : Gagasan pokok dan pendukung, Media Pembelajaran,Video


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap paragraf mempunyai Gagasan pokok, dan gagasan pendukung. Gagasan pokok
merupakan inti atau kesimpulan dari keseluruhan isi paragraf. Dari gagasan pokok sebuah
paragraf, pembaca dapat menerka keseluruhan isi bacaan tersebut. Dari gagasan pokok pula,
pembaca dapat mengambil sikap apakah bacaan itu perlu dibaca secara keseluruhan karena
penting atau tidak perlu dilanjutkan karena isinya sudah diketahui. Menemukan gagasan pokok
merupakan suatu kewajiban bagi pembaca ketika mencoba menambah wawasan pengetahuannya
melalui bacaan. Jika siswa mampu menemukan gagasan pokok dengan baik, maka
pemahamannya mengenai bacaan tersebut akan baik pula. Untuk menemukan informasi yang
terkandung di dalam suatu bacaan. Maka pembaca juga harus menemukan gagasan pokok yang
terdapat di setiap paragraf. Gagasan pokok merupakan inti suatu bacaan dan pikiran utama dari
suatu pemahaman. Selain menemukan gagasan pokok, siswa dituntut untuk menemukan
permasalahan yang terdapat dalam suatu paragraf untuk lebih memahami isi suatu paragraf yang
kemudian ditulis kembali menjadi sebuah ringkasan dengan menggunakan kalimat yang runtut.
Pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum mampu menemukan gagasan pokok dan
gagasan pendukung dalam membuat ringkasan bacaan dengan kalimat yang runtut. Berdasarkan
hasil observasi awal di SDN 1 Bantul menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum
mampu menentukan gagasan pokok dalam paragraf hal ini terlihat dari tugas yang penulis
berikan berupa wacana satu paragraf ternyata dari beberapa siswa belum mampu menentukan
gagasan pokok dalam paragraf dengan tepat. Selama peroses belajar mengajar ada beberapa
permasalahan berdasarkan pengamatan penulis, diantaranya 1) siswa sering menunda tugas
latihan diberikan guru; 2) siswa kelas IV pura-pura mengerti/paham dengan penjelasan guru; 3)
siswa kelas IV belum mampu menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang epat
yang tepat
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya siswa kurang mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dan terlibat langsung dalam pembelajaran.
Pembelajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar dan senang karena mereka merasa
tertarik dan mengerti apa yang dipelajarinya (Moh. Uzer Ustman 2002: 31).
               Mengingat akan pentingnya pemahaman dan penguasaan bidang studi bahasa Indonesia
sebagai modal utama dalam komunikasi dan kegiatan pembelajaran, maka dirasa sangat penting
untuk segera menuntaskan kendala dan hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran
bahasa guna memenuhi target kurikulum dan harapan semua pihak yang berkompeten dengan
dunia pendidikan, khusunya dalam pendidikan berbahasa yang baik dan benar pada siswa.
Berbagai permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran bidang studi bahasa
Indonesia perlu segera diupayakan pemecahannya. Seperti yang dialami penulis di kelas IV SD 1
Bantul dalam pelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi ”Menentukan gagasan pokok dan
gagasan pendukung” siswa mengalami kesulitan. Untuk mengetahui penyebab kegagalan
pembelajaran penulis sebagai guru kelas IV dibantu oleh teman sejawat.
Rendahnya tingkat keterampilan dan penguasaan ini pada umumnya dilatar belakangi :
1. Rendahnya motivasi siswa dalam menyerap informasi dari berbagai sumber termasuk di
dalamnya guru dan media
2. Metode pembelajaran yang kurang diminati siswa
               Salah satu upaya guna meningkatkan pemahaman dan penguasaan serta prestasi belajar
siswa pada materi “Menentukan Gagasan pokok dan gagasan pendukung” dengan menggunakan
video pembelajaran. Kegiatan  pembelajaran ini terangkum dalam sebuah kegiatan penelitian
tindakan kelas dengan judul :
“ Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD 1 Bantul dalam memahami materi gagasan utama
dan gagasan pendukung melalui video yang menarik“.
               Dalam laporan perbaikan pembelajaran ini difokuskan pada kegiatan belajar mengajar
menggunakan media video.

B.  Rumusan Masalah


Setelah melakukan identifikasi dan analisis masalah, maka perbaikan pembelajaran ditekankan
pada upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam menentukan gagasan pokok
dan gagasan pendukung bagi siswa kelas IV SD, Dengan demikian, rumusan masalahnya yaitu
“Bagaimana meningkatkan  Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD 1 Bantul dalam memahami materi
gagasan utama dan gagasan pendukung melalui video yang menarik ?”

C. Tujuan Penelitian
      Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD 1 Bantul
dalam memahami materi gagasan utama dan gagasan pendukung melalui video yang menarik

D. Manfaat Penelitian
               Penulis berharap penelitian tindakan kelas ini dapat dirasakan manfaatnya bagi :
1.     Siswa : Dapat memahami pelajaran yang disampaikan gurunya sehingga pembelajaran menjadi 
aktif, kreatif,  dan menyenangkan.
2.     Guru : Lebih bijaksana dalam melihat kesulitan siswa dan dapat membantu meningkatkan
aktifitas siswa dalam proses diskusi kelas.
3.      Sekolah : Meningkatnya kualitas pembelajaran sekolah serta prestasi sekolah
4. Peneliti : Menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama
dalam materi gagasan pokok dan gagasan pendukung.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A . Hakikat Pembelajaran


Gagasan (pikiran) adalah sesuatu (hasil pemikiran, usulan, keinginan, harapan) yang akan
di sampaikan penulis kepada pembaca atau pendengarnya. Lebih lanjut, gagasan itu akan
dilengkapi dengan fakta, data, informasi dan pendukung lainnya yang diharapkan dapat
memperjelas gagasan dan sekaligus meyakinkan calon pembacanya (Suyono,2004).
Menurut Widyamartaya (1990) gagasan adalah kesan dalam dunia batin seseorang yang hendak
di sampaikan pada orang lain. Gagasan berupa pengetahuan, pengamatan keinginan, perasaan,
dan sebagaimya. Penuturan atau penyampaian gagasan meliputi penceritaan, pelukisan,
pemaparan, dan pembahasan.
Penataan gagasan menyangkut berupa seni, yaitu asas aturan, teknik, kerangka, pola, dan
angka. Penceritaan atau narasi bertujuan menyampaikan gagasan dalam urutan waktu atau dalam
rangka waktu dengan maksud menghadirkan di depan mata angan-angan pembaca serentetan
peristiwa yang biasanya memuncak pada suatu kejadian utama. Pelukisan atau dieskripsi
bertujuan menyampaikan dalam urutan atau rangka ruang dengan maksud menghadirkan di
depan mata angan-angan pendengar segala sesuatu yang dilihat didengar oleh pembicara
biasanya berkisar kesan utama tentang sesuatu yang dicercap. Pemaparan bertujuan
mengungkapkan gagasan yang berupa pemaparan dengan maksud untuk memberitahukan atau
menerangkan sesuatu (misalnya masalah, manfaat, jenis, proses, pembicara, dan langkah-
langkah).

1.       Pengertian Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung


a. Pengertian Gagasan Pokok
                 Gagasan pokok/utama adalah pikiran yang dikembangkan sehingga menjadi teks bacaan
(Hardiningsih, 2008: 83). Selain itu, gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar
pengembangan sebuah paragraf (Susanti, 2008: 146). Pendapat lainnya gagasan utama atau ide
pokok merupakan pernyataan yang menjadi inti pembahasan (Sapari, 2008: 192). Ide pokok
merupakan pikiran dalam paragraf yang dituangkan ke dalam kalimat utama seperti dalam
sebuah bacaan, biasanya penulis meletakkan kalimat utama di awal bacaan atau paragraf, di
akhir, di awal dan di akhir paragraf (Marsudi, 2009:93).

b. Pengertian Gagasan Pendukung


              Pengertian gagasan pendukung adalah suatu uraian atau informasi tambahan yang
melengkapi gagasan pokok, atau bisa di artikan sebagai kalimat yang menjelaskan dan
melangkapi gagasan pokok secara detail. Pada dasarnya gagasan ini disajikan dalam bentuk
kalimat penjelas.
Dengan gagasan penjelas ini maka setiap ide pokok dapat dikembangkan kembali menjadi lebih
rinci dan membuat pembaca mengetahui maksud yang ingin disampaikan penulis. Begitupula
penulis dapat mengembangkan setiap ide tulisannya sehingga terkesan lebih menarik bagi
pembaca.

II.    Ciri-ciri Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung


a. Ciri-ciri Gagasan Pokok :
1)      Terdiri atas satu kalimat utuh yang berdiri sendiri.
2)    Dibentuk tanpa kata sambung atau transisi. 
3)   Tersusun atas topik permasalahan utama yang dapat dijelaskan lebih lanjut.
4)    Memiliki kalimat yang jelas tanpa dihubungkan kalimat lain.
5)    Gagasan utama yang berada di akhir umumnya ditandai dengan kata (oleh karena itu,
kesimpulannya, oleh sebab itu, dengan demikian dan lain sebagainya).

b. Cara Menemukan Gagasan Pokok


Ada 2 cara untuk menemukan gagasan pokok dalam sebuah paragraph :
1) Membaca dengan cermat
Kita tidak perlu membaca fokus keseluruhan dari sebuah bacaan. Gagasan utama adalah
pokok dari bahasan sebuah paragraf sehingga kita hanya perlu mengetahui apa yang
dibahas dari paragraf yang kita baca dengan cara memilah mana kalimat yang tidak
menjelaskan kalimat lain.
2)      Menemukan kalimat utama
Selanjutnya adalah menentukan letak kalimat utama. Setelah membaca dengan cermat
sebuah bacaan dan mengetahui maksud isi dari bacaan tersebut, kita dapat mengetahui letak dari
kalimat utama sebuah paragraf.
Pada umumnya kalimat utama terletak di awal atau di akhir paragraf. Namun, kalimat
utama tidak selalu menjadi kalimat pertama sebuah paragraf.
Oleh karena itu, kita dapat menemukan kalimat utama dengan membaca cermat terlebih
dahulu sebuah paragraf sebelum menentukan kalimat utamanya. Setelah menemukan kalimat
utama maka secara tidak langsung kita dapat mengetahui gagasan utama dari sebuah paragraf.

Contoh paragraf :
Jenderal Khalid bin Walid adalah Panglima yang tak pernah kalah sepanjang karirnya
memimpin tentara di medan perang. Dia bergelar “Pedang Allah yang Terhunus”. Dalam
suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah
pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000
orang. Namun, dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya
dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit. Gagasan utama pada paragraf tersebut terletak
diawal paragraph atau biasa disebut juga dengan paragraph deduktif ( Gagasan yang terletak
diawal).

Contoh paragraf :
Karya sastra merupakan hasil olahan imajinasi pengarangnya. Pengarang harus membebaskan
imajinasinya agar hasil karyanya berkualitas. Tanpa daya imajinasi, mustahil seorang pengarang
berhasil menciptakan sebuah karya sastra bernilai tinggi. Oleh karena itu, imajinasi
merupakan aspek penting dalam proses penciptaan karya sastra. Gagasan Utama pada
paragraf tersebut terletak diakhir atau bisa disebut paragraph induktif (gagasan utama yang
terletak diakhir paragraph)

III. Pembelajaran Gagasan pokok dan Gagasan Pendukung


1. Persiapan Pembelajaran
               Agar berhasil melaksanakan pembelajaran Gagasan pokok dan gagasan pendukung,
seorang guru harus mempersiapkan terlebih dahulu, baik fisik maupun mental. Secara fisik harus
sehat jasmani / rohani, cerah, bersih, dan rapi. Secara mental seorang guru harus menguasai
materi ajar, kelas, metode dan menyelami jiwa anak. Tahap persiapan pembelajaran apresiasi
anak :
a.       Memilih bahan ajar
Bahan ajar dapat diperoleh dari buku tematik kelas 4 SD dan buku LKS pelajaran sekolah.
b.      Menentukan metode pembelajaran
Penentuan metode pembelajaran dipilh sesuai dengan keadaan dan suasana kelas. Beberapa
metode itu anta lain : Metode interaksi,ceramah menggunakan viseo
c.       Menulis persipan mengajar harian
Persiapan mengajar harian (PMH) merupakan suatu perencanaan yang dilakukan seorang guru
sebelum melaksanakan praktek pembelajran di kelas. Sistematika penulisan PMH meliputi :
1)      Mata pelajaran
2)      Pokok bahasan
3)      Kelas / semester
4)      Alokasi Waktu
5)      Tujuan pembelajaran
6)      Materi pelajaran
7)      Metode pembelajaran
8)      Kegiatan pembelajaran
9)      Evaluasi belajar
10)  Daftar pustaka
2. Pelaksanaan Pembelajaran
               Pelaksanaan pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah merupakan wujud nyata
mempraktekkan semua teori, pengetahuan dan pengabdian guru. Tugas guru hanya sebagai
pembimbing, fasilitator dan nara sumber dari murid-murid yang sedang belajar. Langkah-
langkahnya :
1)      Pra Kegiatan Belajar Mengajar
Satu minggu sebelum KBM dilaksanakan, siswa diberikan salina cipta sastra anak, kemudian
guru memberi tugas membaca atau menghafal di rumah dan mencatat kata-kata sukar serta
mencari artinya
2)      Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Dapat dilakukan dengan memberi tugas membaca cerita, deklamasi di depan kelas. Kemudian
diadakan tanya jawab, berdiskusi bersama merumuskan isi, tema dan amanat.
3. Evaluasi Pembelajaran
Merupakan indikator keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi
hendaknya mengandung tiga komponen, yaitu kognisi, afeksi dan keterampilan. Pada umumnya
dikenal dengan bentuk penilaian :
a.       Penilaian prosedur, meliputi penilaian proses belajar dan hasil belajar
b.      Alat penilaian, meliputi tanya jawab, penugasan, esai dan pilihan ganda.

IV. Media Pembelajaran


a. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan aspek yang penting dalam proses pembelajaran selain
metode atau pendekatan yang digunakan oleh pendidik. Bahkan dapat dikatakan bahwa media
akan menunjang pilihan metode atau pendekatan yang telah didesain oleh guru dalam skenario
pembelajarannya. Kata media berasal dari kata latin medius yang artinya tengah, perantara, atau
pengantar. Secara umum, media adalah semua bentuk perantara untuk menyebarkan atau
menyampaikan sesuatu pesan (message) dan gagasan kepada penerima. National Education
Association (NEA) mendefinisikan media sebagai suatu benda yang 20 dapat dimanipulasi,
dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan
tersebut (Mukminan, 2009: 97). Heinich (1996: 8) menyatakan: “A medium (plural media) is
channel of communication. Derivered from the Latin word meaning “between”, the refers to
anything that carries information between a source and receiver. Examples include film,
television, diagrams, printed materials, computers, and inctructors. These are considered
instructional media hen the carry message with in instructional purpose. The purpose of media is
to facilitate communication”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa media merupakan
segala sesuatu yang membantu atau memfasilitasi sampainya sebuah pesan dari pengirim atau
penyampai pesan kepada penerima pesan. Termasuk dalam media ini adalah film, televisi,
diagram, dan lain-lain. Pada konteks pembelajaran, media pembelajaran adalah sebuah alat yang
berfungsi dan digunakan untk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Bentuk komunikasi tidak akan berjalan
tanpa adanya bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat
dipergunakan sebgai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas,
gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam (Hujair AH Sanaky, 2009: 3).
Smaldino dkk (2005: 86) beberapa prinsip penggunaan media secara umum yang disebut dengan
“The Assure Model” yaitu: 1) Analyze learners 2) State standards and objectives 3) Select
strategies, technology, media, and materials 4) Utilize technology, media, and materials 21 5)
Require learner participation 6) Evaluate and revise Dalam memilih media untuk kepentingan
pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: (Arief S. Sadiman dkk:
86): (a) ketersediaan sumber setempat, artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada
sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri, (b) apakah untuk membeli atau
memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga, dan fasilitasnya, (c) faktor yang menyangkut
keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waku yang lama artinya
media dapat digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapan pun serta
mudah dijinjing dan dipindahkan, dan (d) evektivitas biayanya dalam jangka waktu yang
panjang.
b.    Manfaat Media Pembelajaran
Media mempunyai peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, termasuk
dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut Nana Sudjana & A Rifa’i (2002: 2) merinci
manfaat media pembelajaran yang meliputi: 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya sehinga dapat dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan
pembelajaran lebih baik. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. 22 4) Siswa lebih
banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Hujair AH.
Sanaky (2009: 5) menjelaskan tentang manfaat media pembelajaran baik bagi pengajar maupun
bagi pembelajar antara lain: 1) Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, yaitu: (a)
memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan, (b) menjelaskan struktur dan urutan
pengajaran secara baik, (c) memberikan kerangka sistematis mengajar secara baik, (d)
memudahkan kendali pengajar terhadap materi pembelajaran, (e) membangkitkan rasa diri
seorang pengajar, dan (f) meningkatkan kualitas pengajaran. 2) Manfaat media pembelajaran
bagi pembelajar yaitu: (a) meningkatkan motivasi belajar mengajar, (b) memberikan dan
meningkatkan variasi belajar pembelajar, (c) memberikan struktur materi pembelajaran dan
memudahkan, (d) pembelajar untuk belajar, (e) memberikan inti informasi, pokok-pokok, secara
sistematik sehingga memudahkan pembelajar untuk belajar, (f) merangsang pembelajar untuk
berpikir dan beranalisis, (g) menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan, (h)
pembelajar dapat memahami materi pembelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar
lewat media pembelajaran. Dari uraian dan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar dapat
memperjelas penyajian pesan sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran


Bentuk dan jenis media pembelajaran sangat beragam. Dari berbagai aneka ragam media
tersebut maka dapat dijumpai berbagai macam klasifikasi jenis media pembelajaran. Menurut
Nana Sudjana & Ahmad Rifai (2002: 3-4) ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa
digunakan dalam proses pengajaran, yaitu: (1) media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan
atau diagram, poster, kartun, komik, dan lainlain. Media grafis juga sering disebut media dua
dimensi karena media ini mempunyai ukuran panjang dan lebar; (2) media tiga dimensi, yaitu
dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model
kerja, mock up, diorama, dan lain-lain; (3) media proyeksi seperti slide, film strips, film,
penggunaan OHP dengan transparasi, dan lain-lain; dan (4) lingkungan, yaitu segala sesuatu
yang ada disekitar siswa, pasar, kebun, pedagang, perilaku guru, hewan dan lain-lain. Pendapat
lain oleh Nasution (2008: 101) alat pendidikan seperti fotografi, gramofon, film, film strip,
sampai kepada radio, televisi, komputer, laboratorium bahasa, video, dan sebagainya. Pada
dasarnya pengelompokan-pengelompokan media seperti di atas bertujuan untuk memberi
kemudahan bagi para pengguna media dalam memanfaatkan media dan bagi para petugas media
dalam mengelola media pembelajaran sehingga dapat memberi masukan yang positif agar media
pembelajaran dimanfaatkan dengan baik. Dalam hal ini peneliti memilih jenis media video
animasi, yakni video pembelajaran yang disesuaikan dengan tema atau materi siswa.

V. Media Audiovisual
Kecanggihan teknologi saat ini, memungkinkan kita untuk berekspresi maupun
menyajikan informasi tidak hanya dalam bentuk gambar melainkan audiovisual. Gambar yang
bergerak, sekaligus disertai musik dan suara. Media audiovisual adalah sarana atau media yang
utuh untuk mengkolaborasi bentuk-bentuk visual dengan audio. Menurut Syaiful Bahri dan
Aswan (2002: 141) media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan lebih baik karena mencakup dua aspek media
sekaligus. Adapun pembagian dari media audiovisual terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film
bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video-cassette. Adapun pembagian yang lain dari media
audiovisual ini adalah sebagai berikut:
 Audiovisual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu
sumber seperti film video-cassette.
 Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber
yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari
slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Media
audiovisual ini bisa dipergunakan untuk membantu penjelasan guru sebagai
peneguh, sebagai pengantar, atau sebagai sarana yang didalami. Media ini tidak
hanya dikembangkan melalui bentuk film saja, tetapi dapat dikembangkan melalui
sarana komputer dengan tehnik powerpoint dan fash player, hal ini perlu
ketrampilan dan sarana yang khusus. Menurut Amir H. Sulaiman (1985: 11) alat-
alat audiovisual adalah alat-alat “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat
yang “visible” artinya dapat dilihat yang berfungsi agar komunikasi menjadi
efektif. Dale (1996: 180 dalam Azhar Arsyad, 2004:24) menambahkan bahwa
bahan-bahan audiovisual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
. Menurut Azhar Arsyad (2004: 30) penggunaan teknologi audiovisual adalah cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Andre Rinanto (1982: 21)
menambahkan media audiovisual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang
disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah
antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar. Atau dengan kata lain, media
audiovisual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang
mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang melihatnya. Jadi, pengajaran melalui
audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapannya melalui pandangan dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol
yang serupa. Masih menurut Andre Rinanto, (1982: 52-56) penggunaan media audiovisual
dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga motivasi anak lebih meningkat dan
mampu menghilangkan kejenuhan.
2) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, mendengar dan
melakukan demonstrasi.
3) Mampu melatih taraf berpikir anak dari yang konkret ke abstrak, dari berpikir
sederhana ke berpikir yang komplek.
4) Siswa mampu menghubungkan pesan visual dengan pengalamanpengalamannya.
Selain itu, media audiovisual juga mempunyai kepraktisan antara lain:
(1) dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki anak didik,
(2) dapat melampaui batas ruang dan waktu,
(3)memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungannya,
(4) memberikan keseragaman pengamatan,
(5) dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret dan realistis,
(6) membangkitkan keinginan dan minat baru
(7) memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak.
Menurut Azhar Arsyad (2004: 30) ciri-ciri utama teknologi media audiovisual adalah
(1) biasanya bersifat linier,
(2) dinamis,
(3) sudah ditetapkan sebelumnya,
(4) merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak,
(5) dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif
(6) umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah.
Abdul Majid (2006: 180) menandaskan kelebihan dan keuntungan yang didapat jika bahan ajar
disajikan dalam bentuk video/film, antara lain:
1) Dengan video/film seseorang dapat belajar sendiri.
2) Sebagai media pandang dengar video/film menyajikan situasi yang komunikatif dan
dapat diulang-ulang.
3) Dapat menampilkan sesuatu yang detail.
4) Dapat dipercepat maupun diperlambat.
5) Memungkinkan untuk membandingkan antara dua adegan berbeda diputar dalam
waktu bersamaan.
6) Dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, mengangkat, suatu situasi
diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk, interview, dan menampilkan satu
percobaan yang berproses. Adapun tujuan pemakaian media audiovisual, dalam hal
ini yang dimaksud secara umum dalam proses pembelajaran adalah :
1) Untuk Tujuan Kognitif Dengan menggunakan video, mitra kognitif dapat dikembangkan
yakni yang menyangkut kemampuan mengenal kembali kemampuan memberikan rangsangan
berupa gerak yang serasi. Misalnya : pengamatan benda terhadap kecepatan relatif suatu objek
atau benda yang bergerak, penyimpangan dalam gerak interaksi antara ojek dan benda. Dengan
video dapat pula dipertunjukan serangkaian gambar diam maupun untuk menunjukkan contoh-
contoh bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi
manusiawi, sehingga dapat dimungkinkan mengoreksi langsung terhadap penampilan yang
tidak memenuhi syarat.
2) Untuk Tujuan Psikomotor Video merupakan media yang paling tepat untuk memperlihatkan
contoh keterampilan yang menyangkut gerak, karena dapat diperjelas dengan cara dipercepat
atau diperlambat
3) Untuk Tujuan Afektif Dengan menggunakan dengan berbagai teknik dan efek, video dapat
menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
VI.    Media Video Animasi
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses penyampaian informasi
atau perantara untuk menyampaikan pesan, informasi, materi ajar kepada peserta didik
sehinggga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minatnya dalam suatu proses
pembelajaran yang dilakukan. Film sebagai media audio visual merupakan sederetan gambar
dengan ilusi gerak, sehingga terlihat hidup dalam frame yang diproyeksikan melalui
proyektor dan diproduksi secara mekanis sehingga dapat dilihat dan didengar. Animasi
dihasilkan dari suatu rangkaian gambar tak hidup yang tersusun dengan urut dalam
perbedaan gerak yang minimpada setiap frame. Frame adalah struktur gambar dasar pada
suatu gerakan animasi atau gambar-gambar berkesinambungan sehingga menghasilkan gerak
yang baik di dalam film maupun video.

BAB III

PELAKSANAAN PENNELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek,Tempat dan Waktu dan Subjek Penelitian

1. Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Bantul , dengan alamat Jalan Gatot Subroto,

Mandingan,Ringinharjo,Kecamatan Bantul Kabupaten Bantul.

2. Subjek Penelitian

Subjek pelaksanaan perbaikan pembelajaran aalah siswa kels IV D SD 1 Bantul dengan

jumlah siswa 24 anak, terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 10 anak dan siswa perempuan 14

anak. Karakteristik siswa kelas IV D cukup aktif dalam kegiatan pembelajaran.

 3. Waktu Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran

Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam beerapa tahapan,

diuraikan dalam table dibawah ini :


No Kegiatan Tanggal Materi

1 Siklus 1 Gagasan Pokok dan Gagasan

pendukung

2 Siklus 2 Gagasan Pokok dan Gagasan

pendukung

4. Pihak Yang Membantu

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti ibantu oleh teman sejawat yaitu :

Nama : Prita Biasanti, S.Pd

Jabatan : Guru Kelas IV

Unit Kerja : SD 1 Bantul

Teman sejawat membantu peneliti melakukan observasi selama penelitan dilaksanakan. Hasil

observasi digunakan untuk melakukan refleksi dan diskusi, menemukan berbagai kekurangan

dan kelebihan pelaksanaan penelitan. Kekurangan yang ditemukan kemudian didiskusikan

kembali untuk diberikan solusi dan perbaikan pada siklus berikutnya

1. Siklus I
a.  Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I penulis menyusun

Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan merumuskan bagaimana meningkatkan hasil belajar

Siswa Kelas IV SD 1 Bantul dalam memahami materi gagasan utama dan gagasan pendukung

melalui video yang menarik.

Dalam siklus pertama ini,Penneliti menggunakan sebagai medianya. PPT ini akan

digunakan sebagai media anak untuk memahami dan membuat sebuah gagasan utama beserta
gagasan pendukungnya . Melalui PPT proses pembelajaran akan lebih  menarik . Untuk melihat

proses perbaikan pembelajaran berlangsung baik atau tidak , penulis membuat lembar

pengamatan diskusi , penulis membuat lembar pengamatan berupa checklist , lembar

pengamatan diskusi dan tes evaluasi berupa tes tulis

Perbaikan pembelajaran direncanakan dengan apresepsi berupa tanya jawab  tentang

pengerian gagasan pokok dan gagasan pendukung.Kemudian dalam kegiatan inti siswa

berdiskusi mengidentifikasikan ciri-ciri Gagasan pokok serta gagasan pendukung. Dilanjutkan

dengan memberi contoh dengan sebuah uraian cerita. Untuk mengetahui pemahaman anak dalam

memahami gagasan pokok dan pendukung, guru memberikan evaluasi berupa tes tulis .

b. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran menggunakan waktu kurang lebih 70 menit dengan alokasi

waktu untuk kelas IV adalah 2 jam pelajaran yaitu 2 X 35 menit .

  Kegiatan Awal

Kegiatan awal dilaksanakan kurang lebih 10 menit , diawali dengan guru menunjukkan

contoh bacaan 1 dan bacaan 2 ( bacaan 1 adalah uraian cerita dari buku tematik dan bacaan 2

dalah soal uraian juga dari LKS ) , kemudian menunjuk salah satu siswa untuk membacanya .

Dilanjutkan siswa diberikan pertanyaan yaitu :

1)      Apakah perbedaan gagasan utama dan gagasan pendukung ?

2)     Tentukan Gagasan pokok pada bacaan nomor 1 !

3)      Tentukan gagasan pendukung pada bacaan nomor 2?

Untuk memfokuskan siswa pada materi pelajaran guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yaitu dengan menuliskan cerita berparagraf dengan ciri – ciri

gagasan pokok serta gagasan pendukungnya . Dilanjut guru memberi soal untuk latihan
  Kegiatan Inti

Kegiatan inti dilaksanakan kurang lebih 50 menit , dimulai guru menjelaskan

pengertian gagasan pokok dan gagasan penndukung , langkah-langkah menentukan , dan ciri-

ciri. Kemudian guru mendiskusikan ciri – ciri gagasan pokok dan gagasan pendukung pada LKS

yang disediakan oleh guru . Berdasarkan  hasil kerja siswa guru membimbing untuk

mengidentifikasikan langkah-langkah menentukan besrta ciri-ciinya dengan memberikan

beberapa pertanyaan yaitu :

1)            Tentukan gagasan pokok paragraph tersebuttt ?

2)            ada berapa jumlah gagasan pendukung dalam paragraph tersebut ?

3)            Dimanakah letak gagasan pokok dalam paragraf tersebut ?

Bagi siswa yang hasil kerjanya betul mendapatkan reward berupa tepuk tangan .

  Kegiatan Akhir

Dalam kegiatan akhir waktu yang dibutuhukan kurang lebih 10 menit . Guru bersama

siswa merangkumnya . Untuk melihat pemahaman konsep terhadap materi pelajaran guru

memberikan evaluasi berupa tes tulis.

c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan oleh guru sebagai peneliti dan teman sejawat sebagai

pengamat . Teman sejawat diberikan lembar penngamatan berupa chek list , alat ini berisikan

serangkaian daftar kejadian penting yang akan diamati yaitu kegiatan pembelajaran dari kegiatan

awal sampai kegiatan akhir . Ketika pengamatan berlangsung pengamat secara objektif memilih

dengan cepat dan memberi tanda chek list pada daftar kejadian . Disediakan pula kolom kosong
untuk menuliskan komentar yang dipandang perlu untuk menambahkan kejadian penting yang

belum ada pada daftar (M. Toha Anggoro ,2007 : 5.20) . Selain chek list penngumpulan data

diperoleh dari hasil pengamatan diskusi siswa dan hasil belajar siswa yang berupa tes tulis

d. Refleksi
Pelaksanaan refleksi dilakukan 2 jam setelah kegiatan perbaikan pembelajaran pada

siklus I selesai . Kegiatan ini dilakukan di ruang kelas IV SD 1 Bantul. Setelah melaksanakan

kegiatan perbaikan pembelajaran guru bersama teman sejawat berdiskusi berdasarkan hasil

pengamatan yang diperoleh .

Dapat disimpulkan  bahwa kegiatan awal ketika guru memberikan apresepsi dengan

beberapa pertanyaan tentang ciri-ciri gagasan pokok dan gagasan pendukung, siswa masih

bingung membedakan apa itu gagasan pokok dan gagasan pendukung bahkan ada yang terbalik

dalam membedakanya. Berdasarkan hasil refleksi dengan teman sejawat pada pembelajaran

siklus I dinyatakan belum berhasil karena dari 24 siswa yang mendapat nilai sesuai KKM baru

mencapai 76% sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

2.Siklus II
a.  Perencanaan
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan diawali dengan membuat RPP siklus II dengan

memperbarui langkah - langkah pembelajaran. Selain itu peneliti memperbaiki media

pembelajaran bukan dengan PPT lagi yang monoton tapi dengan Video yang peneliti buat

dengan menggabungkan animasi dan materi. Untuk mengetahui peningkatan proses

pembelajaran peneliti menyiapkan lembar observasi yang seperti yang dilakukan pada siklus I

yaitu berupa lembar pengamatan diskusi , lembar chek list dan lembar penilaian siswa .
Sedangkan alat ukur yang digunakan peneliti berupa soal – soal tes tulis tentang gagasan pokok

dan pendukung .

Pada perbaikan pembelajaran siklus II memfokuskan pada bacaaan yang mudah

dipahami siswa atau bahasa yang komunikatif dalam menginformasikan tujuan dan pada

kegiatan menjelaskan tata cara menentukan langkah dalam mengidentifikasikan seta menentukan

gagasan pokok seta gagasan pendukungnya.

b.  Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran memerlukan waktu 70 menit sesuai dengan 

alokasi waktu 1 kali pertemuan 2 x 35 menit . Kegiatan awal dilaksanakan kurang lebih 10 menit

, kegiatan inti 50 menit dan kegiatan akhir 10 menit .

  Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang diawali dengan bertanay apah siswa masih ingat materi minggu

kemaren tentang gagasan pokok dan gagasan pendukung, kemudian menunjukkan contoh

paragraph pendek yang berisi gagasan pokok serta gagasan pendukungnnya kemudian

memberikan pertanyaan kepada siswa

Berdsarkan jawaban anak – anak , guru menyampaikan tujuan dan kegiatan

pembelajaran yaitu siswa dapat menentukan serta mengembangakn sebuah paragraph yang berisi

gagasan pokok dan gagasan pendukungnya.

  Kegiatan Inti

Kegiatan inti diawali dengan mendiskusikan dengan mendiskusikan ciri-ciri gagsan

pokok dan gagasan pendukung pada buku tematik tema 11 : Indahnya Kebersamaan yang

disediakan oleh guru. Berdasarkan hasil kerja siswa guru membimbing mengidentifikasikan ciri
– ciri gagasan pokok serta gagasan pendukung dengan memberikan pertanyaan sesuai dengan

materi dibuku tematik yang ada , yaitu :

1.            Tentukan Gagasan pokok pada paragraph cerita no.1

2.            Tentukan gagasan pendukung pada bacaan no 1

3.            Tentukan Gagasan pokok pada paragraph cerita no. 2

4.            Tentukan gagasan pendukung pada paragraph cerita no.2

5.            Tentukan gagasan pokok pada paragraph cerita no.3

6.            Tentukan Gagasan pendukung pada paragraph cerita no.3

7.            Tentukan gagasan pokok pada paragraph cerita no.4

8.            Tentukan Gagasan pendukung pada paragraph cerita no.4

9.            Tentukan gagasan pokok pada paragraph cerita no.5

10. Tentukan Gagasan pendukung pada paragraph cerita no.5

Bagi siswa yang hasil kerjanya betul mendapat reward berupa pensil .

  Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi pelajaran

kemudian siswa mencatatnya . Untuk melihat pemahaman konsep terhadap materi pelajaran /

guru memberikan evaluasi berupa tes tulis

c. Pengumpulan Data
               Pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan teman sejawat sebagai

pengamat selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung . Teman sejawat memberikan

catatan terhadap semua peristiwa dan memberikan komentar serta saran . Catatan , komentar ,

dan saran dicatat dilembar chek list . Selain itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
guru menyiapkan lembar pengamatan diskusi , lembar penilaian produk dan lembar penilaian tes

tulis individu . Lembar pengamatan untuk siswa diamati oleh guru sebagai peneliti

d. Refleksi
Pelaksanaan refleksi dilaksanakan 1 hari setelah kegiatan perbaikan pembelajaran

pebaikan pada siklus II selesai . Kegiatan ini dilakukan di kantor guru SD 1 Bantul

Dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan awal ketika guru memberikan pertayaan pada

siswa sangat antusias . Pada kegiatan inti siswa sangat aktif . Hal ini tampak pada dalam kegiatan

diskusi antara siswa dengan guru . Demikian juga ketika guru menggunakan video animasi

sebaai media pembelajaran, siswa sangat antusias dan fokus memperhatikan dalam kegiatan

tersebut . Hal ini dikarenkan dalam  menjelaskan materi pelajaran , guru menjelaskan dengan

bahasa yang mudah untuk dipahami oleh anak atau bahasa yang komunikatif ditambah degan

media animasi yang pastinya anak-anak suka. Dari hasil tes tulis individu 100% siswa mencapai

nilai rata – rata KKM. Dengan demikian sudah tidak perlu mengadakan perbaikan pembelajaran

pada siklus III.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SD 1 Bantul terkait hasil belajar

Bahasa Indonesia tentang meninkatkan hasil belajar siswa kelas IV tentang gagasan pokok dan

gagasan pendukung melalui media video, yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I

dan siklus II secara lengkap dijabarkan sebagai berikut :.

1. Siklus 1

Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 Juli 2020 dengan siswa

kelas IV SD 1 Bantul. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. pembelajaran berlangsung dengan

baik sesuai dengan rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar

untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Hasil pembelajaran siklus I disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Siklus I Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia

Penguasaan Materi
Awal
Membaca Menentukan Menentuk
No Nama Siswa Kategori
cerita gagasan an gagasan SKOR
(20) pokok pendukung
(40) (40)

1 Afika 20 30 25 75 TUNTAS
2 Alika 20 35 30 85 TUNTAS
3 Alleyra 20 30 30 80 TUNTAS
4 Alvaro 20 25 20 65 TIDAK TUNTAS
5 Angelica 20 30 30 80 TUNTAS
6 Annisa 20 30 15 65 TIDAK TUNTAS
7 Arga 20 30 20 70 TUNTAS
8 Aziz Putra 20 30 20 70 TUNTAS
9 Bima Wahyu 20 25 15 60 TIDAK TUNTAS
10 Clara Alice 20 30 25 75 TUNTAS
11 Daviana 20 25 15 60 TIDAK TUNTAS
12 Dimas 20 35 25 80 TUNTAS
13 Goezinda 20 30 25 75 TUNTAS
14 Hilda 20 30 30 80 TUNTAS
15 Ilyasha 20 35 30 85 TUNTAS
16 Kayla 20 25 20 65 TIDAK TUNTAS
17 Keisha 20 30 25 75 TUNTAS
18 Latifa 20 35 30 85 TUNTAS
19 M. Akhdan 20 25 30 75 TUNTAS
20 M. Haikal 20 25 25 70 TUNTAS
21 Sabrina 20 25 20 65 TIDAK TUNTAS
22 Satrya 20 30 25 75 TUNTAS
23 Vabrina 20 35 30 85 TUNTAS
24 Zivanka 20 25 30 75 TUNTAS
Jumlah 1.845

Rata-Rata 74,80

Nilai Terendah 60

Nilai Tertinggi 85

Dari tabel di atas dapat kita lihat siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 18 siswa,
sedangkan nilai kurang dari 70 sebanyak 6 siswa dari jumlah 24 siswa. Untuk mengetahui
presentasi nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3
Analisis Hasil Tes Perbaikan Siklus I

No Nilai Frekuensi ExF %


1 60 2 120 8,00
2 65 4 260 16,00
3 70 4 280 16,00
4 75 7 525 28,00
5 80 4 320 16,00
6 85 4 340 16,00
Jumlah 435 25 1845 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diperoleh analisis data yaitu 18 orang siswa
(76%) dinyatakan berhasil memperoleh nilai di atas KKM. Sedangkan 6 orang
siswa (24%) dinyatakan belum TUNTAS /berhasil mencapai nilai KKM. Untuk
lebih meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, maka perlu dilanjutkan kembali perbaikan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 06 Juli 2020
dengan objek siswa kelas IV semester I SD 1 Bantul. Skenario pembelajaran
berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir
pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar.

untuk mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil pembelajaran siklus II disajikan dalam


tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4

Hasil Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II

Penguasaan Materi
Awal
Membaca Menentukan Menentuk
No Nama Siswa Kategori
cerita gagasan an gagasan SKOR
(20) pokok pendukung
(40) (40)

1 Afika 20 30 25 75 TUNTAS

2 Alika 20 30 23 85 TUNTAS

3 Alleyra 20 30 25 80 TUNTAS

4 Alvaro 20 25 25 65 TIDAK TUNTAS

5 Angelica 20 30 25 80 TUNTAS

6 Annisa 20 25 25 65 TIDAK TUNTAS

7 Arga 20 30 30 70 TUNTAS

8 Aziz Putra 20 30 30 70 TUNTAS

9 Bima Wahyu 20 25 25 60 TIDAK TUNTAS

10 Clara Alice 20 30 30 75 TUNTAS

11 Daviana 20 25 25 60 TIDAK TUNTAS

12 Dimas 20 30 30 80 TUNTAS

13 Goezinda 20 25 25 75 TUNTAS

14 Hilda 20 30 30 80 TUNTAS
15 Ilyasha 20 30 25 85 TUNTAS

16 Kayla 20 30 30 65 TIDAK TUNTAS

17 Keisha 20 30 35 75 TUNTAS

18 Latifa 20 30 25 85 TUNTAS

19 M. Akhdan 20 25 35 75 TUNTAS

20 M. Haikal 20 30 35 70 TUNTAS

21 Sabrina 20 30 30 65 TIDAK TUNTAS

22 Satrya 20 30 35 75 TUNTAS

23 Vabrina 20 30 35 85 TUNTAS

24 Zivanka 20 25 35 75 TUNTAS

Jumlah 1.845

Rata-Rata 74,80

Nilai Terendah 60

Nilai Tertinggi 85

Dari tabel diatas dapat kita lihat semua siswa yang mendapat nilai diatas
70 dari jumlah 24 siswa. Untuk mengetahui presentasi nilai maka diadakan analisis
yang disajikan pada tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.6
Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II

No Nilai Frekuensi ExF %


1 70 5 350 20,00
2 73 1 73 4,00
3 75 5 375 20,00
4 80 10 800 40,00
5 85 4 340 16,00
Jumlah 508 25 1938 100

Berdasarkan data hasil perolehan nilai siswa pada kegiatan perbaikan


pembelajaran siklus II di peroleh hasil 24 siswa (100%) dinyatakan berhasil dan
TUNTAS dalam pencapaia KKM.
Dari analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan dilaksanakannya
tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II hasilnya sangat memuaskan dan
sesuai dengan target KKM yang ditentukan. Hal itu ditunjukan dari 25 orang siswa
semua mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan.
Dari tabel siklus 1 sampai dengan pembelajaran siklus II pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV semester I tentang Gagasan pokok dan
gagasan pendukung di SD 1 Bantul, dapat disajikan pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6
Hasil Belajar dan Peningkatan Nilai Rata – Rata
No Ketuntasan Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 19 76% 24 100

2 Belum Tuntas 6 24% - -

3 Nilai rata -rata 74,80 77,52

Berdasarkan tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa pada Siklus 1 hanya 76%
dan pada Siklus II sebanyak 100% hal ini menunjukkan bahwa peningkatan yang
signifikan apabila kita menggunakan metode dan cara belajar yang tepat sehingga
siswa dapat belajar dengan semangat dan meraih prestasi sesuai yang kita harapkan.
Pada nilai rata – rata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai
rata – rata pada pembelajaran awal 62,32, pada siklus I mengalami peningkatan
yaitu 74,80 dan pada perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 77,52. Perbaikan
pembelajaran cukup pada siklus II tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya
karena semua siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan.

A. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Perolehan hasil belajar sebelum dilaksanakan perbaikan sampai
perbaikan siklus ke 2 mengalami peningkatan yang baik, walaupun pada perbaikan
siklus pertama siswa yang mencapai nilai KKM baru 76 % masih dibawah target
ketercapaian KKM.
Dengan menerima masukan dari supervisor tentang kekurangan-
kekurangan yang dilakukan pada siklus 1, maka pada siklus kedua diadakan
perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus 2 siswa diberi
penjelasan secara detil tentang hal-hal yang berhubungan dengan menulis karangan
dan siswa disuguhkan dengan media video yang menarik dalam hal ini video
sebagai media pembelajaran. Sehingga siswa dapat menyerap pembahasan dan
mampu mengembangkannya menjadi lebih luas.
Penggunaan media video secara efektif dapat menumbuhkan motivasi
dalam meningkatkan kemampuan mengembangkan antusias siswa dalam belaja dan
memahami sebuah pelajaran. Dengan demikian media video sebagai media
pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan tetapi memiliki fungsi tersendiri
sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang lebih efektif
dan menarik.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui
pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi menentukan gagasan okok dan
gagasan pendukung di kelas IV semester I tahun pelajaran 2019/2020 di SD 1
Bantul, maka dapat disimpulkan bahwa media video mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam membuat siswa antusias untuk belajar dan mudah
memahami.
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya
peningkatan pada Presentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang
signifikan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada perbaikan pembelajaran
siklus I sejumlah 18 siswa atau 76% dari jumlah 24 siswa dan pada siklus II
menjadi 24 siswa atau 100%.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian
Tindakan Kelas untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa SD 1 Bantul
dikemukakan saran dan tindak lanjut sebagai berikut.
1. Guru sebaiknya mengusahakan media pembelajaran yang menarik.
2. Guru harus memberi motivasi dan bimbingan pada peserta didik yang
mengalami kesulitan.
3. Guru hendaknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
4. Peserta didik perlu dilatih dalam merasakan tanggung jawabnya pada tugas-
tugasnya, sehingga bisa menjadi pengalaman bagi mereka dalam kehidupan
sehari-hari, nanti.
Tabel 1

Data Hasil Obsevasi (Chek List) Siklus I

N ASPEK-ASPEK YANG DITELITI YA TIDAK KOMENTAR


O
1 Apakah guru membuka pelajaran  -
dengan tanya jawab ?
2 Apakah apersepsi yang disampaikan  -
ada kaitannya dengan materi yang
akan diajarkan ?
3 Apakah guru menyampaikan tujuan  -
pembelajaran ?
4 Apakah guru mengarahkan siswa - 
untuk menentukan konsep ?
5 Apakah dilakukan diskusi dalam  -
KBM ?
6 Apakah penggunaan alat peraga siswa  -
menjadi aktif ?
7 Apakah guru melaksanakan penilaian  -
proses belajar ?
8 Apakah guru memberikan penguatan? -
9 Apakah guru memberikan kesempatan - 
bertanya kepada siswa ?
10 Apakah selama proses pembelajaran  -
berlangsung keadaan siswa aktif ?

Anda mungkin juga menyukai