Laporan PKP Bahasa Indonesia
Laporan PKP Bahasa Indonesia
Oleh:
Galang Putra Nugraha
NIM. 8279287024
ABSTRAK
A. Latar Belakang
Setiap paragraf mempunyai Gagasan pokok, dan gagasan pendukung. Gagasan pokok
merupakan inti atau kesimpulan dari keseluruhan isi paragraf. Dari gagasan pokok sebuah
paragraf, pembaca dapat menerka keseluruhan isi bacaan tersebut. Dari gagasan pokok pula,
pembaca dapat mengambil sikap apakah bacaan itu perlu dibaca secara keseluruhan karena
penting atau tidak perlu dilanjutkan karena isinya sudah diketahui. Menemukan gagasan pokok
merupakan suatu kewajiban bagi pembaca ketika mencoba menambah wawasan pengetahuannya
melalui bacaan. Jika siswa mampu menemukan gagasan pokok dengan baik, maka
pemahamannya mengenai bacaan tersebut akan baik pula. Untuk menemukan informasi yang
terkandung di dalam suatu bacaan. Maka pembaca juga harus menemukan gagasan pokok yang
terdapat di setiap paragraf. Gagasan pokok merupakan inti suatu bacaan dan pikiran utama dari
suatu pemahaman. Selain menemukan gagasan pokok, siswa dituntut untuk menemukan
permasalahan yang terdapat dalam suatu paragraf untuk lebih memahami isi suatu paragraf yang
kemudian ditulis kembali menjadi sebuah ringkasan dengan menggunakan kalimat yang runtut.
Pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum mampu menemukan gagasan pokok dan
gagasan pendukung dalam membuat ringkasan bacaan dengan kalimat yang runtut. Berdasarkan
hasil observasi awal di SDN 1 Bantul menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum
mampu menentukan gagasan pokok dalam paragraf hal ini terlihat dari tugas yang penulis
berikan berupa wacana satu paragraf ternyata dari beberapa siswa belum mampu menentukan
gagasan pokok dalam paragraf dengan tepat. Selama peroses belajar mengajar ada beberapa
permasalahan berdasarkan pengamatan penulis, diantaranya 1) siswa sering menunda tugas
latihan diberikan guru; 2) siswa kelas IV pura-pura mengerti/paham dengan penjelasan guru; 3)
siswa kelas IV belum mampu menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung yang epat
yang tepat
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia khususnya siswa kurang mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki dan terlibat langsung dalam pembelajaran.
Pembelajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar dan senang karena mereka merasa
tertarik dan mengerti apa yang dipelajarinya (Moh. Uzer Ustman 2002: 31).
Mengingat akan pentingnya pemahaman dan penguasaan bidang studi bahasa Indonesia
sebagai modal utama dalam komunikasi dan kegiatan pembelajaran, maka dirasa sangat penting
untuk segera menuntaskan kendala dan hambatan yang muncul dalam proses pembelajaran
bahasa guna memenuhi target kurikulum dan harapan semua pihak yang berkompeten dengan
dunia pendidikan, khusunya dalam pendidikan berbahasa yang baik dan benar pada siswa.
Berbagai permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran bidang studi bahasa
Indonesia perlu segera diupayakan pemecahannya. Seperti yang dialami penulis di kelas IV SD 1
Bantul dalam pelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi ”Menentukan gagasan pokok dan
gagasan pendukung” siswa mengalami kesulitan. Untuk mengetahui penyebab kegagalan
pembelajaran penulis sebagai guru kelas IV dibantu oleh teman sejawat.
Rendahnya tingkat keterampilan dan penguasaan ini pada umumnya dilatar belakangi :
1. Rendahnya motivasi siswa dalam menyerap informasi dari berbagai sumber termasuk di
dalamnya guru dan media
2. Metode pembelajaran yang kurang diminati siswa
Salah satu upaya guna meningkatkan pemahaman dan penguasaan serta prestasi belajar
siswa pada materi “Menentukan Gagasan pokok dan gagasan pendukung” dengan menggunakan
video pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini terangkum dalam sebuah kegiatan penelitian
tindakan kelas dengan judul :
“ Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD 1 Bantul dalam memahami materi gagasan utama
dan gagasan pendukung melalui video yang menarik“.
Dalam laporan perbaikan pembelajaran ini difokuskan pada kegiatan belajar mengajar
menggunakan media video.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD 1 Bantul
dalam memahami materi gagasan utama dan gagasan pendukung melalui video yang menarik
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian tindakan kelas ini dapat dirasakan manfaatnya bagi :
1. Siswa : Dapat memahami pelajaran yang disampaikan gurunya sehingga pembelajaran menjadi
aktif, kreatif, dan menyenangkan.
2. Guru : Lebih bijaksana dalam melihat kesulitan siswa dan dapat membantu meningkatkan
aktifitas siswa dalam proses diskusi kelas.
3. Sekolah : Meningkatnya kualitas pembelajaran sekolah serta prestasi sekolah
4. Peneliti : Menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama
dalam materi gagasan pokok dan gagasan pendukung.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Contoh paragraf :
Jenderal Khalid bin Walid adalah Panglima yang tak pernah kalah sepanjang karirnya
memimpin tentara di medan perang. Dia bergelar “Pedang Allah yang Terhunus”. Dalam
suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah
pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000
orang. Namun, dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya
dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit. Gagasan utama pada paragraf tersebut terletak
diawal paragraph atau biasa disebut juga dengan paragraph deduktif ( Gagasan yang terletak
diawal).
Contoh paragraf :
Karya sastra merupakan hasil olahan imajinasi pengarangnya. Pengarang harus membebaskan
imajinasinya agar hasil karyanya berkualitas. Tanpa daya imajinasi, mustahil seorang pengarang
berhasil menciptakan sebuah karya sastra bernilai tinggi. Oleh karena itu, imajinasi
merupakan aspek penting dalam proses penciptaan karya sastra. Gagasan Utama pada
paragraf tersebut terletak diakhir atau bisa disebut paragraph induktif (gagasan utama yang
terletak diakhir paragraph)
V. Media Audiovisual
Kecanggihan teknologi saat ini, memungkinkan kita untuk berekspresi maupun
menyajikan informasi tidak hanya dalam bentuk gambar melainkan audiovisual. Gambar yang
bergerak, sekaligus disertai musik dan suara. Media audiovisual adalah sarana atau media yang
utuh untuk mengkolaborasi bentuk-bentuk visual dengan audio. Menurut Syaiful Bahri dan
Aswan (2002: 141) media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan lebih baik karena mencakup dua aspek media
sekaligus. Adapun pembagian dari media audiovisual terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film
bingkai suara (sound slides), film rangkai suara, cetak suara.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak seperti film suara dan video-cassette. Adapun pembagian yang lain dari media
audiovisual ini adalah sebagai berikut:
Audiovisual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu
sumber seperti film video-cassette.
Audiovisual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambar berasal dari sumber
yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari
slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder. Media
audiovisual ini bisa dipergunakan untuk membantu penjelasan guru sebagai
peneguh, sebagai pengantar, atau sebagai sarana yang didalami. Media ini tidak
hanya dikembangkan melalui bentuk film saja, tetapi dapat dikembangkan melalui
sarana komputer dengan tehnik powerpoint dan fash player, hal ini perlu
ketrampilan dan sarana yang khusus. Menurut Amir H. Sulaiman (1985: 11) alat-
alat audiovisual adalah alat-alat “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat
yang “visible” artinya dapat dilihat yang berfungsi agar komunikasi menjadi
efektif. Dale (1996: 180 dalam Azhar Arsyad, 2004:24) menambahkan bahwa
bahan-bahan audiovisual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru
berperan aktif dalam proses pembelajaran.
. Menurut Azhar Arsyad (2004: 30) penggunaan teknologi audiovisual adalah cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan
elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Andre Rinanto (1982: 21)
menambahkan media audiovisual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang
disinkronkan dengan media audio, yang sangat memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah
antara guru dan anak didik di dalam proses belajar mengajar. Atau dengan kata lain, media
audiovisual merupakan perpaduan yang saling mendukung antara gambar dan suara, yang
mampu menggugah perasaan dan pemikiran bagi yang melihatnya. Jadi, pengajaran melalui
audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penerapannya melalui pandangan dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol
yang serupa. Masih menurut Andre Rinanto, (1982: 52-56) penggunaan media audiovisual
dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga motivasi anak lebih meningkat dan
mampu menghilangkan kejenuhan.
2) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, mendengar dan
melakukan demonstrasi.
3) Mampu melatih taraf berpikir anak dari yang konkret ke abstrak, dari berpikir
sederhana ke berpikir yang komplek.
4) Siswa mampu menghubungkan pesan visual dengan pengalamanpengalamannya.
Selain itu, media audiovisual juga mempunyai kepraktisan antara lain:
(1) dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki anak didik,
(2) dapat melampaui batas ruang dan waktu,
(3)memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungannya,
(4) memberikan keseragaman pengamatan,
(5) dapat menanamkan konsep dasar yang besar, konkret dan realistis,
(6) membangkitkan keinginan dan minat baru
(7) memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak.
Menurut Azhar Arsyad (2004: 30) ciri-ciri utama teknologi media audiovisual adalah
(1) biasanya bersifat linier,
(2) dinamis,
(3) sudah ditetapkan sebelumnya,
(4) merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak,
(5) dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif
(6) umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah.
Abdul Majid (2006: 180) menandaskan kelebihan dan keuntungan yang didapat jika bahan ajar
disajikan dalam bentuk video/film, antara lain:
1) Dengan video/film seseorang dapat belajar sendiri.
2) Sebagai media pandang dengar video/film menyajikan situasi yang komunikatif dan
dapat diulang-ulang.
3) Dapat menampilkan sesuatu yang detail.
4) Dapat dipercepat maupun diperlambat.
5) Memungkinkan untuk membandingkan antara dua adegan berbeda diputar dalam
waktu bersamaan.
6) Dapat digunakan sebagai tampilan nyata dari suatu adegan, mengangkat, suatu situasi
diskusi, dokumentasi, promosi suatu produk, interview, dan menampilkan satu
percobaan yang berproses. Adapun tujuan pemakaian media audiovisual, dalam hal
ini yang dimaksud secara umum dalam proses pembelajaran adalah :
1) Untuk Tujuan Kognitif Dengan menggunakan video, mitra kognitif dapat dikembangkan
yakni yang menyangkut kemampuan mengenal kembali kemampuan memberikan rangsangan
berupa gerak yang serasi. Misalnya : pengamatan benda terhadap kecepatan relatif suatu objek
atau benda yang bergerak, penyimpangan dalam gerak interaksi antara ojek dan benda. Dengan
video dapat pula dipertunjukan serangkaian gambar diam maupun untuk menunjukkan contoh-
contoh bersikap atau berbuat dalam suatu penampilan, khususnya yang menyangkut interaksi
manusiawi, sehingga dapat dimungkinkan mengoreksi langsung terhadap penampilan yang
tidak memenuhi syarat.
2) Untuk Tujuan Psikomotor Video merupakan media yang paling tepat untuk memperlihatkan
contoh keterampilan yang menyangkut gerak, karena dapat diperjelas dengan cara dipercepat
atau diperlambat
3) Untuk Tujuan Afektif Dengan menggunakan dengan berbagai teknik dan efek, video dapat
menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi.
VI. Media Video Animasi
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses penyampaian informasi
atau perantara untuk menyampaikan pesan, informasi, materi ajar kepada peserta didik
sehinggga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minatnya dalam suatu proses
pembelajaran yang dilakukan. Film sebagai media audio visual merupakan sederetan gambar
dengan ilusi gerak, sehingga terlihat hidup dalam frame yang diproyeksikan melalui
proyektor dan diproduksi secara mekanis sehingga dapat dilihat dan didengar. Animasi
dihasilkan dari suatu rangkaian gambar tak hidup yang tersusun dengan urut dalam
perbedaan gerak yang minimpada setiap frame. Frame adalah struktur gambar dasar pada
suatu gerakan animasi atau gambar-gambar berkesinambungan sehingga menghasilkan gerak
yang baik di dalam film maupun video.
BAB III
1. Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Bantul , dengan alamat Jalan Gatot Subroto,
2. Subjek Penelitian
jumlah siswa 24 anak, terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 10 anak dan siswa perempuan 14
pendukung
pendukung
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti ibantu oleh teman sejawat yaitu :
Teman sejawat membantu peneliti melakukan observasi selama penelitan dilaksanakan. Hasil
observasi digunakan untuk melakukan refleksi dan diskusi, menemukan berbagai kekurangan
1. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I penulis menyusun
Siswa Kelas IV SD 1 Bantul dalam memahami materi gagasan utama dan gagasan pendukung
Dalam siklus pertama ini,Penneliti menggunakan sebagai medianya. PPT ini akan
digunakan sebagai media anak untuk memahami dan membuat sebuah gagasan utama beserta
gagasan pendukungnya . Melalui PPT proses pembelajaran akan lebih menarik . Untuk melihat
proses perbaikan pembelajaran berlangsung baik atau tidak , penulis membuat lembar
pengerian gagasan pokok dan gagasan pendukung.Kemudian dalam kegiatan inti siswa
dengan memberi contoh dengan sebuah uraian cerita. Untuk mengetahui pemahaman anak dalam
memahami gagasan pokok dan pendukung, guru memberikan evaluasi berupa tes tulis .
b. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran menggunakan waktu kurang lebih 70 menit dengan alokasi
Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilaksanakan kurang lebih 10 menit , diawali dengan guru menunjukkan
contoh bacaan 1 dan bacaan 2 ( bacaan 1 adalah uraian cerita dari buku tematik dan bacaan 2
dalah soal uraian juga dari LKS ) , kemudian menunjuk salah satu siswa untuk membacanya .
pembelajaran yang akan dicapai yaitu dengan menuliskan cerita berparagraf dengan ciri – ciri
gagasan pokok serta gagasan pendukungnya . Dilanjut guru memberi soal untuk latihan
Kegiatan Inti
pengertian gagasan pokok dan gagasan penndukung , langkah-langkah menentukan , dan ciri-
ciri. Kemudian guru mendiskusikan ciri – ciri gagasan pokok dan gagasan pendukung pada LKS
yang disediakan oleh guru . Berdasarkan hasil kerja siswa guru membimbing untuk
Bagi siswa yang hasil kerjanya betul mendapatkan reward berupa tepuk tangan .
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir waktu yang dibutuhukan kurang lebih 10 menit . Guru bersama
siswa merangkumnya . Untuk melihat pemahaman konsep terhadap materi pelajaran guru
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilaksanakan oleh guru sebagai peneliti dan teman sejawat sebagai
pengamat . Teman sejawat diberikan lembar penngamatan berupa chek list , alat ini berisikan
serangkaian daftar kejadian penting yang akan diamati yaitu kegiatan pembelajaran dari kegiatan
awal sampai kegiatan akhir . Ketika pengamatan berlangsung pengamat secara objektif memilih
dengan cepat dan memberi tanda chek list pada daftar kejadian . Disediakan pula kolom kosong
untuk menuliskan komentar yang dipandang perlu untuk menambahkan kejadian penting yang
belum ada pada daftar (M. Toha Anggoro ,2007 : 5.20) . Selain chek list penngumpulan data
diperoleh dari hasil pengamatan diskusi siswa dan hasil belajar siswa yang berupa tes tulis
d. Refleksi
Pelaksanaan refleksi dilakukan 2 jam setelah kegiatan perbaikan pembelajaran pada
siklus I selesai . Kegiatan ini dilakukan di ruang kelas IV SD 1 Bantul. Setelah melaksanakan
kegiatan perbaikan pembelajaran guru bersama teman sejawat berdiskusi berdasarkan hasil
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan awal ketika guru memberikan apresepsi dengan
beberapa pertanyaan tentang ciri-ciri gagasan pokok dan gagasan pendukung, siswa masih
bingung membedakan apa itu gagasan pokok dan gagasan pendukung bahkan ada yang terbalik
dalam membedakanya. Berdasarkan hasil refleksi dengan teman sejawat pada pembelajaran
siklus I dinyatakan belum berhasil karena dari 24 siswa yang mendapat nilai sesuai KKM baru
mencapai 76% sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
2.Siklus II
a. Perencanaan
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan diawali dengan membuat RPP siklus II dengan
pembelajaran bukan dengan PPT lagi yang monoton tapi dengan Video yang peneliti buat
pembelajaran peneliti menyiapkan lembar observasi yang seperti yang dilakukan pada siklus I
yaitu berupa lembar pengamatan diskusi , lembar chek list dan lembar penilaian siswa .
Sedangkan alat ukur yang digunakan peneliti berupa soal – soal tes tulis tentang gagasan pokok
dan pendukung .
dipahami siswa atau bahasa yang komunikatif dalam menginformasikan tujuan dan pada
kegiatan menjelaskan tata cara menentukan langkah dalam mengidentifikasikan seta menentukan
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran memerlukan waktu 70 menit sesuai dengan
alokasi waktu 1 kali pertemuan 2 x 35 menit . Kegiatan awal dilaksanakan kurang lebih 10 menit
Kegiatan Awal
Kegiatan awal yang diawali dengan bertanay apah siswa masih ingat materi minggu
kemaren tentang gagasan pokok dan gagasan pendukung, kemudian menunjukkan contoh
paragraph pendek yang berisi gagasan pokok serta gagasan pendukungnnya kemudian
pembelajaran yaitu siswa dapat menentukan serta mengembangakn sebuah paragraph yang berisi
Kegiatan Inti
pokok dan gagasan pendukung pada buku tematik tema 11 : Indahnya Kebersamaan yang
disediakan oleh guru. Berdasarkan hasil kerja siswa guru membimbing mengidentifikasikan ciri
– ciri gagasan pokok serta gagasan pendukung dengan memberikan pertanyaan sesuai dengan
Bagi siswa yang hasil kerjanya betul mendapat reward berupa pensil .
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi pelajaran
kemudian siswa mencatatnya . Untuk melihat pemahaman konsep terhadap materi pelajaran /
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan teman sejawat sebagai
catatan terhadap semua peristiwa dan memberikan komentar serta saran . Catatan , komentar ,
dan saran dicatat dilembar chek list . Selain itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
guru menyiapkan lembar pengamatan diskusi , lembar penilaian produk dan lembar penilaian tes
tulis individu . Lembar pengamatan untuk siswa diamati oleh guru sebagai peneliti
d. Refleksi
Pelaksanaan refleksi dilaksanakan 1 hari setelah kegiatan perbaikan pembelajaran
pebaikan pada siklus II selesai . Kegiatan ini dilakukan di kantor guru SD 1 Bantul
Dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan awal ketika guru memberikan pertayaan pada
siswa sangat antusias . Pada kegiatan inti siswa sangat aktif . Hal ini tampak pada dalam kegiatan
diskusi antara siswa dengan guru . Demikian juga ketika guru menggunakan video animasi
sebaai media pembelajaran, siswa sangat antusias dan fokus memperhatikan dalam kegiatan
tersebut . Hal ini dikarenkan dalam menjelaskan materi pelajaran , guru menjelaskan dengan
bahasa yang mudah untuk dipahami oleh anak atau bahasa yang komunikatif ditambah degan
media animasi yang pastinya anak-anak suka. Dari hasil tes tulis individu 100% siswa mencapai
nilai rata – rata KKM. Dengan demikian sudah tidak perlu mengadakan perbaikan pembelajaran
Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SD 1 Bantul terkait hasil belajar
Bahasa Indonesia tentang meninkatkan hasil belajar siswa kelas IV tentang gagasan pokok dan
gagasan pendukung melalui media video, yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I
1. Siklus 1
Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 Juli 2020 dengan siswa
baik sesuai dengan rencana. Pada akhir pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Hasil pembelajaran siklus I disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Evaluasi Siklus I Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
Penguasaan Materi
Awal
Membaca Menentukan Menentuk
No Nama Siswa Kategori
cerita gagasan an gagasan SKOR
(20) pokok pendukung
(40) (40)
1 Afika 20 30 25 75 TUNTAS
2 Alika 20 35 30 85 TUNTAS
3 Alleyra 20 30 30 80 TUNTAS
4 Alvaro 20 25 20 65 TIDAK TUNTAS
5 Angelica 20 30 30 80 TUNTAS
6 Annisa 20 30 15 65 TIDAK TUNTAS
7 Arga 20 30 20 70 TUNTAS
8 Aziz Putra 20 30 20 70 TUNTAS
9 Bima Wahyu 20 25 15 60 TIDAK TUNTAS
10 Clara Alice 20 30 25 75 TUNTAS
11 Daviana 20 25 15 60 TIDAK TUNTAS
12 Dimas 20 35 25 80 TUNTAS
13 Goezinda 20 30 25 75 TUNTAS
14 Hilda 20 30 30 80 TUNTAS
15 Ilyasha 20 35 30 85 TUNTAS
16 Kayla 20 25 20 65 TIDAK TUNTAS
17 Keisha 20 30 25 75 TUNTAS
18 Latifa 20 35 30 85 TUNTAS
19 M. Akhdan 20 25 30 75 TUNTAS
20 M. Haikal 20 25 25 70 TUNTAS
21 Sabrina 20 25 20 65 TIDAK TUNTAS
22 Satrya 20 30 25 75 TUNTAS
23 Vabrina 20 35 30 85 TUNTAS
24 Zivanka 20 25 30 75 TUNTAS
Jumlah 1.845
Rata-Rata 74,80
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 85
Dari tabel di atas dapat kita lihat siswa yang mendapat nilai diatas 70 sebanyak 18 siswa,
sedangkan nilai kurang dari 70 sebanyak 6 siswa dari jumlah 24 siswa. Untuk mengetahui
presentasi nilai maka diadakan analisis yang disajikan pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3
Analisis Hasil Tes Perbaikan Siklus I
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diperoleh analisis data yaitu 18 orang siswa
(76%) dinyatakan berhasil memperoleh nilai di atas KKM. Sedangkan 6 orang
siswa (24%) dinyatakan belum TUNTAS /berhasil mencapai nilai KKM. Untuk
lebih meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia, maka perlu dilanjutkan kembali perbaikan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus II
Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 06 Juli 2020
dengan objek siswa kelas IV semester I SD 1 Bantul. Skenario pembelajaran
berlangsung dengan baik. Peneliti melaksanakan sesuai rencana. Pada akhir
pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar.
Tabel 4.4
Penguasaan Materi
Awal
Membaca Menentukan Menentuk
No Nama Siswa Kategori
cerita gagasan an gagasan SKOR
(20) pokok pendukung
(40) (40)
1 Afika 20 30 25 75 TUNTAS
2 Alika 20 30 23 85 TUNTAS
3 Alleyra 20 30 25 80 TUNTAS
5 Angelica 20 30 25 80 TUNTAS
7 Arga 20 30 30 70 TUNTAS
12 Dimas 20 30 30 80 TUNTAS
13 Goezinda 20 25 25 75 TUNTAS
14 Hilda 20 30 30 80 TUNTAS
15 Ilyasha 20 30 25 85 TUNTAS
17 Keisha 20 30 35 75 TUNTAS
18 Latifa 20 30 25 85 TUNTAS
19 M. Akhdan 20 25 35 75 TUNTAS
20 M. Haikal 20 30 35 70 TUNTAS
22 Satrya 20 30 35 75 TUNTAS
23 Vabrina 20 30 35 85 TUNTAS
24 Zivanka 20 25 35 75 TUNTAS
Jumlah 1.845
Rata-Rata 74,80
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 85
Dari tabel diatas dapat kita lihat semua siswa yang mendapat nilai diatas
70 dari jumlah 24 siswa. Untuk mengetahui presentasi nilai maka diadakan analisis
yang disajikan pada tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.6
Analisis Hasil Tes Formatif Siklus II
Tabel 4.6
Hasil Belajar dan Peningkatan Nilai Rata – Rata
No Ketuntasan Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 19 76% 24 100
Berdasarkan tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa pada Siklus 1 hanya 76%
dan pada Siklus II sebanyak 100% hal ini menunjukkan bahwa peningkatan yang
signifikan apabila kita menggunakan metode dan cara belajar yang tepat sehingga
siswa dapat belajar dengan semangat dan meraih prestasi sesuai yang kita harapkan.
Pada nilai rata – rata juga mengalami peningkatan yang signifikan, nilai
rata – rata pada pembelajaran awal 62,32, pada siklus I mengalami peningkatan
yaitu 74,80 dan pada perbaikan pembelajaran siklus II menjadi 77,52. Perbaikan
pembelajaran cukup pada siklus II tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya
karena semua siswa telah mencapai KKM yang ditetapkan.
A. Simpulan
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui
pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi menentukan gagasan okok dan
gagasan pendukung di kelas IV semester I tahun pelajaran 2019/2020 di SD 1
Bantul, maka dapat disimpulkan bahwa media video mampu meningkatkan
kemampuan siswa dalam membuat siswa antusias untuk belajar dan mudah
memahami.
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya
peningkatan pada Presentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang
signifikan setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada perbaikan pembelajaran
siklus I sejumlah 18 siswa atau 76% dari jumlah 24 siswa dan pada siklus II
menjadi 24 siswa atau 100%.