Anda di halaman 1dari 2

Shaloom

Selamat Pagi & Salam Sejahtera untuk kita semua

Yang saya hormati ibu Aloysia Maria Muti, S.Pd. Selaku guru bahasa Indonesia, Dan teman-teman
yang berbahagia

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat ,Tuhan Yang Maha Esa karena hingga hari ini kita
masih diberinya nikmat yaitu nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan, sehingga kita dapat
berkumpul di tempat ini.

· Yang terhormat Bapak Kepala Kantor Perpustakaan Dokumentasi dan Arsip Kabupaten
Labuhan Batu Selatan.

· Yang terhormat Bapak dan Ibu dewan juri.

· Yang terhormat Bapak Ibu guru pendamping.

· Dan tidak lupa pula,yang saya sayangi teman-teman peserta lomba,serta

· Hadirin yang berbahagia.

Sebelum menyampaikan pidato ini,terlebih dahulu saya akan memperkenalkan diri.Nama : Nani
Chairani Lestari Lubis. Adapun tema pidato yang akan saya sampaikan adalah : “Selamatkan Budaya
Indonesia”.

Bebicara tentang Budaya Indonesia, kita bersama-sama mengetahui bahwa negara tercinta kita ini
sangat terkenal dengan keanekaragaman budayanya.Terdapat ratusan bahkan lebih suku bangsa
yang tersebar di Indonesia.Kemudian, dari suku-suku ini terbentuk suatu kebudayaan yang berbeda
antara satu sama lain. Budaya Indonesia memang sangat kaya namun, berapa banyak kebudayaan
Indonesia yang bisa kita sebutkan dari sedemikian banyaknya budaya yang dimiliki Indonesia ?
Mungkin jawaban kita hanya bisa dihitung dengan jari. Ironis memang. Tapi inilah kenyataan yang
ada. Kita, penerus generasi bangsa, seakan tidak peduli terhadap kebudayaan kita sendiri. Kita
harusnya melestarikannya. Tapi mengapa kita malah tak peduli dan mengabaikannya ?

Tanggal 2 Oktober 2009,United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO)
telah meresmikan BATIK sebagai warisan asli Indonesia. Tapi sebelum UNESCO bertindak apakah
kita semua masih ingat ? BATIK dan beberapa kebudayan kita telah diklaim oleh negara
tetangga.Tentu kita geram akan tindakan mereka yang dengan seenaknya mengklaim kebudayaan-
kebudayaan kita,seperti : reog ponorogo, lagu sayange, barong bali, tari pendet, batik dan baru-baru
ini kita dengar Tari Tor-Tor dan Gordang Sambilan dari daerah Sumatera Utara pun berusaha diklaim
juga oleh negara tetangga. Ini merupakan tamparan keras bagi kita semua, rakyat Indonesia
khususnya para generasi muda. Kita tidak bisa serta merta menyalahkan negara tetangga yang telah
mengklaim kebudayaan kita. Kita sebagai rakyat Indonesia juga harus sadar akan kesalahan kita. Kita
harus introspeksi diri. Berapa banyak dari kita yang sebelumnya perduli pada kebudayan asli
Indonesia, sebelum kejadian ini terjadi ? Untuk itu Marilah kita generasi muda sama sama merenung
dalam hati nurani kita masing masing.

Tidak jauh-jauh,dari fakta yang ada kebudayaan di ruang lingkup kita sendiri,Kabupaten Labuhan
Batu Selatan pun sekarang semakin hari semakin jarang ditemui. Seperti Ulame makanan khas
Labuhan Batu Selatan, kita temui hanya setahun sekali itu pun hanya pada saat Hari Raya Idul Fitri
saja.Kesenian Endeng-endeng pun juga, kita bisa menyaksikannya hanya pada acara resepsi
pernikahan sebuah keluarga itu pun belum tentu. Tradisi Zikir Bordah yang tidak mempunyai
penerus. Begitu juga dengan tradisi Cenggak-Cenggok yang kehabisan generasi. Kemana kita semua
selama ini wahai putra-putri Labuhanbatu Selatan ???

Tidak hanya tari-tarian, lagu-lagu daerah, pertunjukan seni, tapi budaya dalam kehidupan kita sehari-
hari,juga tidak mencerminkan suatu budaya bangsa yang memiliki norma prilaku yang tinggi. Banyak
masyarakat Indonesia khususnya remaja yang membuang percuma waktunya. Sehingga terjadilah
krisis ilmu, kebodohan mewarnai kehidupan, dan tentunya menurunkan minat membaca
masyarakat. Padahal dengan membaca kebutuhan otak terpenuhi sehingga pengetahuan dan nalar
bisa terlatih. Pemerintah pun sudah berupaya membuat masyarakat menjadi pintar melalui
perpustakaan yang nyaman dan juga perpustakaan keliling. Untuk itu marilah kawan, kita
manfaatkan perpustakaan yang ada, untuk meningkatkan pengetahuan melalui budaya membaca
buku yang ada di perpustakaan. Dengan banyak membaca,kita akan terhindar dari kebodohan.

Hadirin yang terhormat !!!

Seperti yang telah kita ketahui bersama, rasa bangga dan kepedulian melestarikan kebudayaan
kurang tertanam digenerasi muda Indonesia saat ini. Kita lebih tertarik mempelajari kebudayaan
asing, salah satu faktor penyebabnya adalah banyaknya sarana yang memperlihatkan kebudaya
asing yang dibawa oleh arus globalisasi dan moderenisasi. Memang tidak semua yg dibawa oleh arus
globalisasi tersebut berdampak negatif bagi kehidupan kita. Masyarakat Indonesia khusus nya
generasi muda kebanyakan tidak dapat menyaring baik buruknya kebudayaan asing tersebut.

Hadirin yang terhormat !!!

Mari sama-sama kita cintai kebudayaan kita,siapa lagi yang mencintainya kalau bukan kita, orang
Indonesia.

Sebelum mengakhiri pidato ini saya akan menyampaikan beberapa pantun :

Ada hewan bernama kera

Ada juga bernama buaya

Indonesia kaya akan budaya

Mari semua melestarikannya

Burung irian

Burung cendrawasih

Cukup Sekian

Dan terimakasih

Demikianlah pidato yang saya sampaikan.Semoga apa yang telah saya sampaikan bisa memotivasi
diri kita untuk menjadi pemuda yang lebih bertanggng jawab atas apa yang ditinggalkan oleh nenek
moyang kita dan dapat membantu melestarikannya

Akhir kata,mohon maaf jika ada kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai