Anda di halaman 1dari 38

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS

PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT


UMUM DELIA KAB LANGKAT
TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH

Digunakan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan


Program Pendidikan Ahli Madya Kebidanan
DELI HUSADA Delitua

Oleh :

EMMA KARINA BR GINTING


NPM: 19.13.009

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA


FAKULTAS KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA
T.A 2022
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL

Judul : Hubungan pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi


Baru Lahir 0-7 Hari di Rumah Sakit Umum Delia Kab Langkat
Tahun 2022.

Nama : Emma Karina Br Ginting


Nim : 19.13.009
Jenjang : Diploma Tiga
Program Studi : Kebidanan

Menyetujui,
Pembimbing

(Ns. Herri Novita Tarigan ,M.Kep )


Npp.19801019.200609.2.002

Mengetahui,
Ketua Program Studi

Bd. Stefani Anastasia Sitepu, SST, M.Tr. Keb


NPP : 19900326.201008.2.002
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA


BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DELIA KAB
LANGKAT TAHUN 2022

Yang Dipersiapkan Dan Dipertahankan Oleh:


EMMA KARINA BR GINTING
NPM : 19.13.009

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Penguji I

Ns.Herri Novita Tarigan,M.Kep


NPP:19801019.200609.2.002

Penguji II penguji III

Bd. Putri Ayu Yessy Ariescha SST, M.Keb Bd Peny Ariani ,SST,M.Keb
NPP : 19900326.201008.2.002 NPP: 198906142010082002

Mengesahkan,
Ka. Prodi IlmuKebidanan
InstitutKesehatan Deli Husada Deli Tua

Bd. Stefani Anastasia Sitepu, SST, MTr.Keb


NPP:199105272013082002

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
Nama :Emma Karina Br Ginting
Tempat/Tanggal Lahir :Sepirak, 07 februari 2000
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1 dari 4 bersaudara
Nama Ayah : Rejeki Ginting
Nama Ibu : Ely Irmayani
Alamat : Dusun Sepirak

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


Tahun 2006-2012 : SD NEGERI NO 055981 BERUAM
Tamat dan Berijazah
Tahun 2012-2015 : SMP NEGERI 1 KUALA
Tamat dan Berijazah
Tahun 2015-2018 : SMA NEGERI 1 KUALA
Tamat dan berijazah
Tahun 2018-2021 : Mengikuti Pendidikan Kebidanan Di
Fakultas Kebidanan Deli Husada Delitua

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Berkat dan Karunia-Nya maka peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Hubungan Pemberian ASI
dengan Kejadian Ikterus pada bayi baru lahir 0-7 hari di Rumah Sakit Umum
Delia Kab Langkat”. Penelitian ini dibuat untuk melengkapi tugas dan salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kebidanan Deli Husada
Delitua.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati dan
penuh rasa hormat peneliti mengucapkan terimakasih kepada :

1. Terulin S. Meliala, Am.Keb, SKM, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Rumah


Sakit Umum Sembiring Delitua yang telah memberikan fasilitas
pendidikan.

2. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes, selaku REKTOR Institut Deli


Husada Delitua.

3. Bd. Peny Ariani, SST, M.Keb, selaku Dekan Program Studi Kebidanan
Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Deli Husada Delitua.

4. Bd. Stefani Anastasia, SST, M.Tr.Keb selaku Ketua Jurusan Fakultas


Kebidanan Deli Husada Delitua Program Studi Diploma III Kebidanan.

5. Ns.Herri Novita Tarigan ,M.Kep selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah


ini yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan
bimbingan kepada peneliti hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai

iii
6. Bd. Stefani Anastasia Sitepu, SST, M.Tr.Keb, selaku Wali Tingkat yang
telah banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam menyusun Karya
Tulis Ilmiah ini hingga selesai.

7. Kepada Bapak/Ibu Asrama yang telah banyak membantu dan memotivasi


dalam keseharian di asrama.

8. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Fakultas Kebidanan Deli Husada Delitua
yang telah memberikan bekal dan motivasi serta bimbingan bagi peneliti.

9. Teristimewa kepada Orangtua Tercinta, buat Ayahanda Rejeki Ginting dan


Ibunda Tersayang Ely Irmayani , yang telah memberikan semangat dan
dorongan sekaligus kasih sayang yang begitu besar kepada peneliti selama
mengikuti Pendidikan Di Fakultas Kebidanan Deli Husada Delitua,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Kepada Teman Saya (Dinda Fajar Ayu,fathul dan khusus Teman kamar
E213) atas semangat dan kerja sama dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.

11. Seluruh Mahasiswa/I Program Studi Diploma III Fakultas Kebidanan Deli
Husada Delitua yang telah bersama-sama berjuang selama kurang lebih 3
tahun di Asrama.

Akhir kata peneliti hanya dapat berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Hidayah dan Rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca maupun peneliti sendiri.

Delitua, Maret 2022

Peneliti

Emma Karina Br Ginting


NPM:19.13.009

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..............................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
DAFTAR TABEL..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................
1.3.2 Tujuan Khusus..............................................................
1.4 Manfaat Peneliti
1.4.1 Bagi Rumah Sakit........................................................
1.4.2 Bagi Peneliti................................................................
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan............................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bayi Baru Lahir
2.1.1 Definisi Bayi Baru Lahir............................................
2.1.2 Penanganan Bayi Baru Lahir......................................
2.1.3 Pemeriksaan Fisik .....................................................
2.1.4 Tanda Bahaya.............................................................
2.1.5 Pemulangan Bayi Lahir Normal................................
2.2 Ikterus
2.2.1 Definisi Ikterus .........................................................
2.2.2 Tanda-tanda...............................................................
2.2.3 Penyebab Ikterus pada Bayi Baru Lahir....................
2.2.4 Diagnosis Ikterus karena ASI...................................

v
2.3 ASI
2.3.1 Definisi ASI..............................................................
2.3.2 Keuntungan ASI.......................................................
2.3.3 Keuntungan ASI.......................................................
2.3.4 Air Susu Menurut Stadium Laktasi..........................
2.4 KERANGKA KONSEP.....................................................
2.5 HIPOTESIS........................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian...............................................................................
3.2 Lokasi dan Waktu
3.2.1 Lokasi Penelitian......................................................
3.2.2 Waktu Penelitian .....................................................
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi....................................................................
3.3.2 Sampel......................................................................
3.4 Variabel dan Definisi Operasional....................................
3.5 Instrumen Penelitian..........................................................
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Data Primer.............................................................
3.6.2 Data Sekunder.........................................................
3.7 Prosedur Penelitian............................................................
3.8 Kode Etik Penelitian .........................................................
3.9 Analisis Data
3.9.1 Analisis Data Univariat...........................................
3.9.2 Analisis Bivariat......................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR KONSUL
LEMBAR KUESIONER

vi
DAFTAR GAMBAR
2.2.5. Gambar Bagian Tubuh Yang Kuning............................................

vii
DAFTAR TABEL
3.4. Variabel Definisi Operasional..........................................................

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Lembar permohonan menjadi responden
Lampiran II : Lembar persetujuan menjadi responden (informed
Consent)
Lampiran III : Lembar Kuesioner
Lampiran IV : Lembar Konsul

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


ASI yang di berikan pada bayi baru lahir kurang dari 1 jam pertama
kelahirannya dapat membantu meningkatkan harapan hidup dan memberikan
manfaat sepanjang kehidupannya. Resiko kematian pada bayi baru lahir akan
meningkat menjadi 1,3 kali lipat jika bayi baru lahir baru mendapatkan ASI di 2-
23 jam pertama kelahirannya dan bisa meningkat menjadi 2 kali lipat bila
menyusui ditunda dihari pertama kelahiran atau lebih. Sebagian besar bayi yang
baru lahir akan menyusu ASI sebanyak 8-12 jam sehari atau setiap 2-3 jam sekali
dengan lama 5-7 menit, karena umumnya perut bayi akan kosong kembali dalam
waktu tersebut. Oleh karena itu sangat diperlukan perhatian dalam frekuensi
pemberian ASI, bayi yang sehat akan menyusu 8 hingga 12 kali perhari (Arif
2016).
Menurut Saleh (2017) ada hubungan antara pemberian ASI dengan
kejadian ikterus pada bayi baru lahir. Yaitu dengan hasil: dari 71 responden yang
diteliti, frekuensi pemberian ASI yang tidak sering sebesar 63,3% mengalami
ikterus, dan 36,7% yang tidak mengalami ikterus. Frekuensi p
baru lahir di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin (
ρ=0,016=0,05¿ . Ada hubungan pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada
bayi baru lahir 0-7 hari.
ASI yang keluar dihari pertama hingga hari ketiga disebut dengan
kolostrum. Kolostrum adalah air susu pertama yang kaya akan nutrisi dan dapat
membantu mencegah bayi baru lahir terkena infeksi. Kolostrum berupa cairan
susu kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel alveoli
payudara ibu. Kolostrum juga dapat berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk
membersihkan zat tidak terpakai dari usus bayi baru lahir (American Pregnancy
Association, 2018).
Ikterus adalah kondisi dimana terdapat bilirubin dalam jumlah yang
berlebihan di dalam darah yang menyebabkan warna kuning pada kulit bayi di
minggu pertama 0-7 hari. Ikterus neonatorum tidak selamanya merupakan ikterus

1
2

fisiologis, akan tetapi bila tidak segera ditangani dengan baik akan menimbulkan
cacat seumur hidup atau bahkan kematian. Data epidemiologi menunjukkan
bahwa lebih 50% bayi baru lahir menderita ikterus yang dapat dideteksi secara
klinis dalam minggu pertama kehidupannya (Dr Lyndon Saputra, 2020).
Ikterus dapat menimbulkan ensefalopati bilirubin (kern ikterus) yang
merupakan komplikasi ikterus yang paling berat. Selain memiliki angka mortalitas
yang tinggi, retardasi mental dan gangguan proses pertumbuhan. Peningkatan
kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada
gangguan dalam pengeluaran bilirubin (Sefti dan Rita, 2017).
Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2015, AKB di Indonesia mengalami
penurunan yaitu 22,23 per 1000 kelahiran hidup. Meski mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya, jumlah tersebut masih terbilang cukup tinggi.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015,
menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia disebabkan oleh asfiksia
(37%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), ikterus (5%), post
matur (3%), dan kelainan kongenital (1%) (Kementrian Kesehatan RI, 2016).
Berdasarkan data Rekam Medik pada tahun 2014 di RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin dari 1713 bayi yang dilahirkan terdapat 109 bayi
(6,3%) yang mengalami ikterus neonatorum, kemudian menurun pada tahun 2015
yaitu dari 2070 bayi yang dilahirkan terdapat 99 bayi (4,7%) yang mengalami
ikterus neonatorum, akan tetapi pada tahun 2016 mengalami peningkatan yaitu
dari 2653 bayi yang dilahirkan terdapat 205 bayi (7,7%) yang mengalami Ikterus
neonatorum.
Menurut data UNICEF (2018), bayi baru lahir atau 3 dari 5 bayi baru lahir
tidak mendapat inisiasi menyusu dini pada 1 jam pertama kelahirannya. Hasil
Riskesdas Indonesia 2018 memaparkan bahwa bayi baru lahir yang mendapatkan
IMD hanya 58,2% yang terbagi atas 84,1% mendapatkan IMD <1jam pertama
kelahiran. Untuk Provinsi Jawa timur cakupan IMD pada bayi baru lahir hanya
sekitar 62% dan masih ada sekitar 38% bayi yang belum mendapatkan IMD saat
kelahirannya.
Xavier, C. dan Cherian (2016) menyampaikan bahwa dehidrasi pada
jaundice yang tidak ditangani segera dapat menjadi ikterus, sehingga hal ini
3

memerlukan fototerapi, support laktasi yang kuat atau keduanya. Suryandari dan
Agustina (2013) mengemukakan bahwa pemberian kolostrum dini (6 jam setelah
lahir) dapat mencegah terjadinya ikterus, Sedangkan pemberian kolostrum lebih
dari 6 jam kelahiran dapat meningkatkan kejadian ikterus pada bayi baru lahir.
Menyusui dimulai dalam satu jam pertama kelahiran dan secara eksklusif
disusui selama enam bulan pertama kehidupan tanpa ada makanan atau cairan lain
yang diberikan, termasuk air. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat penting untuk
kelangsungan hidup bayi baru lahir dan keberhasilan menyusui dalam jangka
waktu yang panjang (UNICEF, 2018).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


tentang :Hubungan Pemberian ASI Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru
Lahir 0-7 Hari Di Rumah Sakit Umum Delia Kab Langkat”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang diangkat
adalah “Adakah Hubungan Pemberian ASI Dengan Kejadian Ikterus Pada
Bayi Baru Lahir 0-7 Hari Di Rumah Sakit Umum Delia Kab Langkat”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengindentifikasi hubungan pemberian ASI dengan kejadian
ikterus pada bayi baru lahir 0-7 dari di Rumah Sakit Umum Delia Kab
Langkat.

1.3.2. Tujuan Khusus


a. Untuk mengindentifikasi pemberian ASI Pada Bayi 0-7 Hari di
Rumah Sakit Umum Delia di Kab Langkat
b. Untuk mengindentifikasi kejadian Ikterus pada Bayi 0-7 Hari di
Rumah Sakit Umum Sembiring Di Kab Langkat
c. Untuk mengindentifikasi adakah Hubungan pemberian ASI Pada Bayi
0-7 Hari dengan kejadian Ikterus Di Rumah Sakit Umum Sembiring
Kab Langkat
4

1.4. Manfaat Peneliti


1.4.1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan kepada pihak rumah sakit tentang pencegahan ikterus
pada bayi baru lahir serta penatalaksanaannya melalui konseling dan penyuluhan-
penyuluhan kepada ibu-ibu hamil tentang manfaat ASI.
1.4.2. Bagi Peneliti
Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan untuk menambah informasi
tentang ikterus pada bayi baru lahir dan sebagai bahan acuan untuk penelitian
lebih lanjut mengenai hubungan pemberian ASI dengan kejadian ikterus.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan
diperpustakaan atau referensi untuk mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bayi Baru Lahir


2.1.1. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai
42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat
bawaan. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih
dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor
yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi,
adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan
mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek
transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatic dan cepat berlangsung adalah
pada sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa (Ai
Yeyeh Rukiyah, 2019).
2.1.2. Penanganan Bayi Baru Lahir
Penanganan utama untuk bayi lahir normal mencakup menjaga bayi agar
tetap hangat, membersihkan saluran nafas (hanya jika perlu), mengeringkan tubuh
bayi (kecualitelapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat
tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan suntikan vitamin
K1,memberi salep mata antibiotik pada kedua mata, memberi imunisasi Hepatitis
B, serta melakukan pemeriksaan fisik (Dr Lyndon Saputra, 2020).
2.1.3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika
terdapat kelainan pada bayi. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan dalam
dua tahap. Tahap pertama adalah pengkajian segera setelah lahir. Tujuan
pengkajian ini adalah mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan di dalam
uterus ke kehidupan di luar uterus, yaitu dengan melakukan penilaian APGAR.
Penilaian ini meliputi appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace
(refleks atau respons terhadap rangsang), activity (tonus otot), dan respiratory

5
6

effort(usaha bernafas). Tahap kedua adalah pengkajian keadaan fisik bayi baru
lahir. Pengkajian ini dilakukan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau
tidak mengalami penyimpangan (Dr Lyndon Saputra, 2020).

2.1.4. Tanda Bahaya


Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir perlu diwaspadai serta
dideteksi lebih dini untuk segera diberi penanganan agar tidak mengancam nyawa
bayi. Tanda bahaya tersebut antara lain sebagai berikut (Dr Lyndon Saputra,
2020).
1. Tidak mau minum atau banyak muntah
2. Kejang
3. Bergerak hanya jika di rangsang
4. Mengantuk berlebihan, lemas, lunglai
5. Napas cepat (> 60 kali/ menit)
6. Napas lambat (< 30 kali/ menit)
7. Tarikan dinding dada ke dalam sangat kuat
8. Merintih
9. Menangis terus-menerus
10. Teraba demam (suhu aksila > 37,5℃ )
11. Teraba dingin (suhu aksila < 36℃ )
12. Terdapat banyak nanah dimata
13. Pusar kemerahan, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, berdarah
14. Diare
15. Telapak tangan dan kaki tampak kuning mekonium tidak keluar setelah 3
hari pertama kelahiran atau feses berwarna hijau, berlendir, atau berdarah
16. Urine tidak keluar dalam 24 jam pertama

2.1.5. Pemulangan Bayi Lahir Normal


Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dapat dipulangkan minimal 24 jam
setelah lahir apabila selama pengawasan tidak dijumpai kelainan. Sementara itu,
bayi yang lahir di rumah dianggap dipulangkan pada saat petugas kesehatan
meninggalkan tempat persalinan. Jika bayi lahir normal dan tanpa ,masalah,
7

petugas kesehatan dapat meninggalkan tempat persalinan paling cepat 2 jam


setelah lahir (Dr Lyndon Saputra, 2020).
Bayi yang memenuhi syarat untuk dipulangkan adalah sebagai berikut.
1. Dapat bernapas tanpa kesulitan
2. Suhu tubuh stabil antara 36,5℃ – 37,5 ℃
3. Dapat menyusu dengan baik
4. Tidak terdapat ikterus, atau jika mengalami ikterus derajat ikterusnya
menurun.
2.2. Ikterus
2.2.1. Definisi Ikterus
Ikterus adalah kondisi dimana terdapat bilirubin dalam jumlah yang
berlebihan di dalam darah yang menyebabkan warna kuning pada kulit neonatus,
membran mukosa, dan sklera. Pada bayi baru lahir terbagi menjadi ikterus
fisiologis dan patologis. Ikterus merupakan penyakit yang sangat rentang terjadi
pada bayi baru lahir, terutama dalam 24 jam setelah kelahiran, dengan pemberian
ASI yang sering, bilirubin yang dapat menyebabkan terjadinya ikterusnakan
dihancurkan dan dikeluarkan melalui urine. Oleh sebab itu, pemberian ASI sangat
baik dan dianjurkan guna mencegah terjadinya ikterus pada bayi baru lahir (Dr
Lyndon Saputra, 2020).
a. Ikterus Fisiologis
Ikterus Fisiologis sering di jumpai pada bayi dengan berat badan lahir
rendah, dan biasanya akan timbul pada hari kedua lalu menghilang setelah
minggu kedua, ikterus fisiologi muncul pada hari kedua dan ketiga, bayi
aterm yang mengalami hiperbilirubinemia memiliki kadar bilirubin yang
tidak lebih dari 12mg/dl, BBLR 10mg/dl, dan dapat hilang pada hari ke-
14, penyebabnya ialah karna bayi kekurangan protein.
b. Ikterus patologis
Ikterus patologis merupakan ikterus yang timbul segera dalam 24 jam
pertama, dan terus bertambah 5mg/dl setiap harinya, kadar bilirubin untuk
bayi matur diatas 10mg/dl dan 15mg/dl pada bayi prematur, kemudian
menetap selama seminggu kelahiran, ikterus patologis sangat butuh
penanganan dan perawatan khusus.
8

2.2.2. Tanda-Tanda
1. Ikterus muncul dalam 24 jam pertama dan kadar melebihi 12mg/dl
2. Terjadi peningkatan kadar bilirubin sebanyak 5mg/dl dalam 24 jam
3. Ikterus yang disertai dengan hemolisis
4. Ikterus akan menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi aterm, dan
14 hari pada bayi BBLR
2.2.3. Penyebab Ikterus pada bayi baru lahir
Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masi
belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah, kuning juga bisa
terjadi karena beberapa kondisi klinism diantaranya adalah:
A. Ikterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi
baru lahir, jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada
ikterus disebut bilirubin tidak terkunjungi. Hati bayi baru lahir masih
belum matang sehingga masih belum mampu untuk melakukan
pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan kadar
bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada kulit
bayi
B. Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapatkan air susu
(ASI) ekslusif, terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada
hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak
C. Ikterus ASI (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI
dari seorang ibu tentu biasanya akan timbul pada bayi yang disusukannya
bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin.
D. Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidak cocokan
golongan darah (inkompatibilita ABO) dan (inkompatibilitas rhesus) ibu
dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi antibodi yang akan memyerang
sel darah merah sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah merah
sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah merah.
2.2.4. Diagnosis ikterus karena ASI
Semua penyebab ikterus harus disingkirkan. Orang tua dapat ditanyakan
apakah anak sebelumnya juga mengalami ikterus. Sekitar 70 % bayi baru lahir
yang saudara sebelumnya mengalami ikterus karena ASI akan mengalami ikterus
9

pula. Beratnya ikterus bergantung pada kematangan hati untuk mengkonjungasi


kelebihan bilirubin indirek ini. Untuk kepastian diagnosis apalagi bila kadar
bilirubin telah mencapai di atas 16 mg/dl selama lebih dari 24 jam adalah dengan
memeriksa kadar bilirubin 2 jam setelah menyusu dan kemudian menghentikan
pemberian ASI selama 12 jam (tentu bayi mendapat cairan dan kalori dari
makanan lain berupa ASI dari donor atau pengganti ASI dan ibu tetap diperah
agar produksi ASI tidak berkurang). Setelah 12 jam kadar bilirubin diperiksa
ulang, bila penurunannya lebih dari 2 mg/dl maka diagnosis dapat dipastikan. Bila
kadar bilirubin telah mencapai < 15 mg/dl, maka ASI dapat diberikan kembali
kadar bilirubim diperiksa ulang untuk meihat apakah ada peningkatan kembali
(Tridini lestari, 2015).
Menurut (Ari Sulistyawati, 2018) menyebutkan penanganan ikterus pada
bayi terdiri dari:
a. Penanganan sendiri di rumah
1) Berikan ASI yang cukup 8 sampai 12 kali sehari.
2) Sinar matahari dapat membantu memecah Bilirubin sehingga lebih
mudah diproses oleh hati.
3) Tempatkan bayi dekat dengan jendela terbuka untuk mendapatkan
matahari pagi antara jam 7 sampai jam 8 pagi agar bayi tidak kepanasan,
atur posisi kepala agar wajah tidak menghadap matahari langsung.
4) Lakukan penyinaran selama 30 menit, 15 menit terlentang dan 15 menit
tengkurap. Usahakan kontak sinar dengan kulit seluas mungkin, oleh
karena itu bayi tidak memakai pakaian ,dan hati-hati jangan sampai bayi
kedinginan.
10

Gambar 2.2.5
Zona Bagian Tubuh Yang Kuning
1 Kepala – Leher
2 Badan atas (di atas umbilikus)
3 Tungkai bawah dan paha (di bawah
umbilikus)
4 Ekstremitas atas dan kaki bawah
5 Telapak tangan dan tumit.

2.3. ASI
2.3.1. Definisi ASI
ASI adalah makanan cair yang secara khusus diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan bayi akan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan disamping memenuhi kebutuhan bayi akan energi. Hanya dengan
diberi ASI saja tanpa makanan lain, bayi mampu tumbuh dan berkembang dengan
baik sampai 6 bulan (Moehji, 2015).
ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan, faktor pertumbuhan,
anti alergi, serta anti inflamasi sehingga ASI merupakan makanan yang
11

mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial, maupun
spiritual (Purwanti, 2015).

2.3.2. Manfaat Pemberian ASI


Pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.
Kolostrum, susu jolong, atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk
mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting bagi bayi sekali untuk
segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setiap 2-3 jam.
ASI mudah dicerna oleh bayi (Ari Sulistyawati, 2018).
Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan. Bayi kuning (Ikterus) terjadi pada usia antara 2-10 hari. Bayi kuning
lebih sering terjadi dan lebih berat kasusnya pada bayi-bayi yang tidak mendapat
cukup ASI. Warna kuning disebabkan kadar bilirubin yang tinggi dalam darah,
yang dapat terlihat pada kulit dan sclera. Untuk mencegah agar warna kuning
tidak lebih berat, bayi jelas membutuhkan lebih banyak ASI (Ari Sulistyawati,
2018).

2.3.3. Keuntungan ASI


Beberapa keuntungan yang di peroleh bayi dari mengkonsumsi ASI:
1. ASI mengandung semua bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
2. Dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas
bakteri, dan dalam suhu yang sesuai, serta tidak memerlukan alat bantu.
3. Bebas dari kesalaham dalam penyediaan.
4. Problem kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit dari pada
bayi yang mendapatkan susu formula.
5. Mengandung zat anti yang berguna untuk mencegah penyakit infeksi usus
dan alat pencernaan.
2.3.4. Air Susu Menurut Stadium Laktasi
a. Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi
dari pada ASI sebenarnya, khususnya:
12

1. Imunoglobulin A (IgA) yang banyak terdapat pada kolostrum. Kolostrum


adalah ASI berwarna kekuningan yang keluar pertama dari payudara. Zat
ini melindungi bayi dari seragam infeksi. IgA melapisi saluran pencernaan
agar kuman tidak masuk ke dalam aliran darah dan akan melindungi bayi
hingga sistem kekebalan tubuh bayi berfungsi dengan baik.
2. Ganfiosida (GA) yang berperan dalam pembentukan memori dan fungsi
otak besar serta sebagai alat penghubung antarsel otak pada bayi. Ketika
lahir, bayi memiliki 100 miliar sel otak yang belum terhubung dan GA
dibutuhkan untuk menghubungkannya.
3. Protein, yaitu dalam bentuk kasein dan whey. Protein ini lebih mudah
dicerna oleh tubuh bayi dibandingkan dengan protein yang dihasilkan dari
susu mamalia lainnya.
4. Asam lemak yang merupakan komponen semua jaringan tubuh dan
diperlukan untuk perkembangan jaringan sel, otak, retina, dan susunan
saraf. Asam lemak yang terkandung dalam ASI berupa asam lemak tak
jenuh ganda berantai panjang (long-chain polysaturated fatty acid atau LC-
PUFA) yang terdiri dari DHA (docosahexaenoic acid atau asam
dokosaheksaenoat), LA (linoleic acid atau asam linoeat), ALA (alpha
linoleic atau asam alfa linoleat), dan AA (arachidonic acid atau asam
arakidonat).
Menurut Baskoro (2016), beberapa ciri penting yang menyertai produksi
kolostrum adalah:
a. Komposisi kolostrum mengalami perubahan secara berangsur-angsur
setelah bayi lahir.
b. Kolostrum adalah cairan kental berwarna kekuningan dan lebih kuning
dari pada ASI matang.
c. Kolostrum bertindak sebagai laksatif yang berfungsi membersihkan dan
melapisi mekonium usus bayi yang baru lahir, serta mempersiapkan
saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
Moerschel et al (2015) mengatakan bahwa ASI memberikan manfaat yang
besar bagi bayi baru lahir. Namun bila pemberian tidak adekuat, maka hal itu
13

dapat menyebabkan penurunan berat badan bayi dan berhubungan dengan


kejadian ikterus.
Ikterus yang terkait dengan pemberian ASI merupakan hasil dari hambatan
kerja glukoronil transferase oleh pregnanediol atau asam lemak yang terdapat
dalam ASI terjadi 4-7 hari setelah lahir dimana terdapat kenaikan bilirubin tak
terkonjugasi dengan kadar 25-30 mg/dl selama minggu ke 20 – ke 3. Biasanya
bisa mencapai usia 4 minggu dan menurun setelah 10 minggu. Jika pemberian
ASI dilanjutkan, serum bilirubin akan menurun berangsur angsur dapat menetap
selama 3-10 minggu pada kadar yang lebih rendah. Jika pemberian ASI
dihentikan, kadar bilirubin serum akan turun dengan cepat biasanya 1-2 hari dan
pengganti ASI. Ibu menyusui bayinya minimal 8 sampai 12 kali sehari selama
beberapa hari setelah melahirkan agar intake nutrisi yang didapatkan oleh bayi
secara adekuat sehingga meminimalisir resiko terjadinya ikterus pada bayi.

2.4. Kerangka Konsep


Kerangka konsep membahas ketergantungan antar variabel atau visualisasi
hubungan yang berkaitan atau dianggap perlu antara satu konsep dengan konsep
lainnya atau variabel satu dengan variabel lainnya. Untuk melengkapi dinamika
situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti

Variabel Independent Variabel Dependent

Kejadian Ikterus
Pemberian ASI

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan (suposisi) yang logis, dugaan yang
berasal atau ramalan ilmiah yang dapat mengarahkan jalan pikiran peneliti
mengenai masalah penelitian yang dihadapi, dan dengan demikian akan
membantu memecahkan masalah tersebut. Membangun atau merumuskan
14
hipotesis merupakan langkah penting berikutnya setelah merumuskan masalah
dan membangun kerangka teoritis (Malik Saepudin, 2011).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:


Ha: Ada Hubungan Pemberian ASI Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru
Lahir 0-7 Hari Di Rumah Sakit Umum Delia Kab Langkat.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi, dimana
pengumpulan data dalam penelitian baik variabel dependen maupun variabel
independen dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus. Dengan tujuan untuk
mengetahui Hubungan pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru
lahir di Rumah Sakit Umum Delia Kab Langkat pada tahun 2022.
3.2. Lokasi dan Waktu
3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama
kasus berlangsung (Notoadmojo, 2010) , Lokasi penelitian ini akan dilakukan di
Rumah Sakit Umum Delia, Jalan K.H. Dewantara, Desa No.09, Sei Limbat,
Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan januari sampai juli 2022.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Dalam
penelitian ini populasinya adalah Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian
Ikterus Pada Bayi Baru Lahir 0-7 Hari di Rumah Sakit Umum Delia Kab Langkat
Tahun 2022.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2016). Penelitian ini mengambil sampel dengan teknik non
probability sampling dengan pendekatan purposive sampling, yaitu suatu teknik
pengambilan sampel dengan kriteria tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti.
Sampel penelitian yang saya ambil di Rumah Sakit Delia Kab Langkat di16
ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) sebanyak 5 bayi.
Ada pun kriteria Inklusi dan Eksklusi responden adalah sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
15
1) Bayi usia 0-7 hari
2) Bayi lahir aterm dan berat lahir bayi normal
3) Ikterus pada bayi merupakan ikterus fisiologis yang didapat dari data
rekam medik berdasarkan hasil diagnosis dokter
4) Ikterus muncul dari hari kedua atau ketiga sampai akhir minggu
pertama
5) Ibu bersedia menjadi responden dan mengisi data serta mengisi
informed consent
b. Kriteria Eksklusi
1) Bayi lahir normal
2) Ikterus pada bayi merupakan ikterus fisiologis
3) Ikterus muncul dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir
4) Ibu tidak bersedia menjadi responden

3.4. Variabel dan Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Dependen Operasional
t
1 Ikterus Warna kuning Kuesioner -positif: Nominal
yang terjadi Bila warna
pada kulit dan kuning
selaput mata terlihat pada
bayi karena 0-7 hari
penumpukan setelah bayi
kadar lahir.
bilirubin -Negatif :
dalam darah. Bila tidak
terlihat
warna
kuning
dalam
waktu 0-7
hari setelah
bayi lahir.
2 Independe Air susu ibu Kuesioner -Sering : ≥8 Nominal
nt yangdiberikan kali
Pemberian ibu kepada pemberian
ASI bayinya dari ASI 0-7 hari
umur 0 hari -Tidak
sampai 6 Sering
bulan. ≤8 kali
pemberian
ASI 0-7 hari

3.5. Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan untuk variabel pemberian ASI
terhadap kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-7 hari adalah Kuesioner.
Kuesionar merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab.

18
3.6. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Delia , Jalan
K.H. Dewantara, Desa No.09, Sei Limbat, Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera
Utara.
3.6.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti dari responden
sewaktu pelaksanaan penelitian melalui lembar kuesioner.

3.6.2. Data Sekunder


Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari Rumah Sakit Umum Delia,
Jalan K.H Dewantara, Desa No 09, Sei Limbat, Selesai, Kabupaten Langkat,
Sumatera Utara. Data bayi ikterus , catatan perkembangan dan sumber lain yang
mendukung penelitian ini seperti nama, umur, jenis kelamin, dan riwayat ikterus.
3.7. Prosedur Penelitian
a.Editing
Pengecekan kembali kelengkapan jawaban langsung setelah kuesioner
diisi oleh responden yang bertujuan untuk memeriksa kelengkapan isian data pada
kuesioner.
b.Coding
Memberi tanda kode terhadap kuesioner yang telah di isi dengan tujuan
untuk memudahkan proses pengolahan data selanjutnya.
c.Seoring
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden
pertama sampai responden terakhir untuk dimasukkan kedalam tabel sesuai
dengan variabel yang di teliti.
d.Tabulating
Pengelompokkan responden yang telah dibuat pada tiap-tiap variabel yang
diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
3.8. Kode Etik Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan kepada
Institusi pendidikan yaitu D-III Kebidanan Delihusada Deli Tua. Kecamatan Deli
Tua Kabupaten Deli Serdang, untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah
mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan
masalah. Jika dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan
serta responden menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati hak-haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti
tidak mencantumkan nama pada pengumpulan data, cukup dengan memberi
nomor kode masing-masing lembar tersebut. Kerahasiaan informasi yang
diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti.
Berikut ini prinsip etik yang harus diperhatikan antara lain:
1 . Informed Consent (Persetujuan)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan Informed
Consent adalah agar responden memahami maksud dan tujuan penelitian serta
sebelum melakukan penelitian. Informed Consent harus diberikan kepada
responden sebelum melakukan penelitian. Apabila responden atau subjek
bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
2 . Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika ini merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara hanya memberikan atau
mencantumkan kode nama responden pada lembar kuesioner, lembar
Pengumpulan data, dan hasil penelitian yang akan disajikan.

3 . Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality merupakan prinsip etik yang memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian. Peneliti harus menjamin kerahasiaan data responden
yang telah dikumpulkan dan hanya data tertentu yang dapat dilaporkan pada hasil
riset.
4 . Justice
Berdasarkan prinsip Justice, maka peneliti menerapkan prinsip keadilan
dan tidak melakukan dekriminasi. Hal ini diaplikasin dengan memilih sampel
berdasarkan alasan masalah penelitian, bukan atas subjektifitas atau kepentingan
lain. Seluruh subjek peneliti menjadi responden dalam penelitian ini. 20
5 .Beneficience
Pada prinsip ini penelitian berusaha untuk melakukan penelitian yang
memberikan manfaat bagi responden. Dengan memberikan informasi terkait
Hubungan pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir yang
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3.9. Analisis Data
3.9.1. Analisis Data Univariat
Analisis data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk menilai
adanya hubungan pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir.

3.9.2. Analisis Bivariat


Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen
dengan variabel dependen.

DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh Rukiyah, S,Si.T, MKM (2020) Asuhan Neonatus Bayi dan


Anak Balita
https://123dok.com/document/-kti-hubungan-pemberian–asi-dengan-
kejadian-ikterus
https://eprints.poltekkesjogja.ac.id
https://eprints.umm.ac.id.Neonatus
https://
scholar.google.co.idjurnal+hubungan+pemberian+Asi+dengan+kejadi
an+ikterus+pada+bayi+baru+lahir
https://scholar.google.co.id=jurnal+bab2ikterus
https://scholar.google.co.id/
scholer=2017&as_vis=1&9=menurut+muchtarpembagian+bayi+barul
ahir
https://scholar.google.co.id/scholar=jurnal+bayi+baru+lahir
https://www.google.com/search=depkes+RI+BBL
https://scholar.google.co.id/scholar=pengertian+bbl+menurut+who
https://unprimdn.ac.id/schoral=hubungan pemberian + Asi dengan
kejadian ikterus
https://binausadabali.ac.id jurnal bayi baru lahir
https://eprints.poltekkesjogja.ac.id
https://eprints.umm.ac.id.Neonatus
https://scholar.Tridini lestari, 2015 Neonatus

Lampiran I
PERMOHONAN MENJADI
21 RESPONDEN
Responden yang terhormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa :
Fakultas :
Program Studi :
Alamat :

Dalam kesempatan ini, saya memohon kepada ibu untuk menjadi


responden mengenai “Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus Pada
Bayi Baru Lahir 0-7 Hari di Rumah Sakit Umum Delia Kab Langkat Tahun
2022”.
Penelitian ini ditujukan untuk KTI Program Studi Diploma III Kebidanan
dan juga untuk memberikan masukan kepada ibu tentang Hubungan Pemberian
ASI dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir 0-7 Hari.
Saya memohon kepada ibu selaku responden atas kesediaannya untuk
diminta keterangan dengan lembar kuesioner melalui penelitian yang akan
dilakukan responden. Saya akan menjaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan
untuk kepentingan penelitian ini.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Responden Deli Tua, April 2022


Peneliti

(……………..) (Emma Karina Br Ginting

Lampiran II
LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) BERSEDIA
BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Saya :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang dilakukan oleh:
Nama :Emma Karina Br Ginting
NIM : 19.13.009
Pendidikan : Mahasiswa Kebidanan DIII Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Deli Husada

LAMPIRAN KUESIONER
I. Identitas Ibu

Nama :

Alamat :

Umur :

Agama :

Pendidikan ibu :

Pekerjaan ibu :

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah Yang dikatakan bayi


kuning apakah bagian tubuh yg
kuning dari kepala sampai telapak
tangan dan tumit

2. Pemberian Asi Dengan frekuensi >


8x/ hr

3. Pemberian Asi Dengan frekuensi <


8x/ hr

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM


STUDI KEBIDANAN D-III INSTITUT KESEHATAN
DELI HUSADA DELI TUA
TAHUN 2022

Nama : Emma Karina Br Ginting


Npm : 19.13.009
Pembimbing : Ns. Heri Novita, M.Kep
Judul KTI : HubunganPemberian ASI dengan Kejadian Ikterus pada
Bayi Baru Lahir 0-7 Hari di Rumah Sakit Umum Delia.

N TANGGAL PENDAHULUAN SARAN PARAF


O
1 20-12-2021 Konsul Judul ACC

2 13-01-2022 BAB I Perbaikan

3 22 -04-2022 BAB I,II,III Perbaikan

4 17-05-2022 BAB I,II,III Perbaikan

5 23-05-2022 BAB I,II,III Perbaikan

6 27-05-2022 BAB I,II,III ACC

Dosen Pembimbing
Ns. Herri Novita Tarigan, M.Kep
NPP : 19801019.200609.2.002

Anda mungkin juga menyukai