DEFEK Insomnia
DEFEK Insomnia
Definisi
DSM-V Permenkes no.5 2014
DSM-V
Faktor Risiko
● Adanya gangguan organik (seperti gangguan endokrin, penyakit
jantung).
● Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan
depresi, gangguan cemas, dan gangguan akibat zat psikoaktif.
● Sering bekerja di malam hari.
● Jam kerja tidak stabil.
● Penggunaan alkohol, kafein atau zat adiktif yang berlebihan.
Klasifikasi
● Psychophysiological Insomnia (PPI)
keluhan insomnia terjadi bersama dengan jumlah kecemasan yang
berlebihan dan khawatir tentang tidur dan sulit tidur.
● Idiopathic Insomnia
Insomnia yang dimulai pada masa kanak-kanak dan seumur hidup, tidak
dapat dijelaskan dengan penyebab lainnya. Informasi menunjukkan bahwa
kondisi ini dialami sekitar 0,7% remaja dan 1,0% dewasa sangat muda
● Paradoxical Insomnia
Keluhan insomnia berat terjadi meskipun tidak ada bukti gangguan tidur
pada hasil EEG. Hal ini dianggap paling umum pada anak muda dan
dewasa paruh baya.
● Short sleeper
Kondisi seseorang tidur <5 jam/hari, namun dapat berfungsi normal dalam
aktivitas sehari-hari (walaupun jumlah jam tidur kurang).
● Insomnia due to drug or substance, medical condition, or mental disorder
Gejala insomnia sering diakibatkan oleh salah satu penyebab ini. Insomnia
lebih sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan, seperti depresi, daripada
dengan kondisi medis lainnya. Di antara remaja dan dewasa muda,
prevalensi bentuk insomnia ini sedikit lebih rendah. 2% dari populasi umum
dipengaruhi oleh jenis insomnia ini.