Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum Wr.

Wb

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah robbil ‘alamin wabihi nasta'in 'alaa umuriddunya waddiin, wassholatu


wassalamu ‘alaa asrofil anbiyaa ii wal mursalin sayyidina muhammadin, wa’ala alihi wa
ash habihi ajmain.

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah nikmatnya
sehingga kita dapat berkumpul bersama dalam rangka bersilaturahmi dan
mendengarkan tausiyah.

Tak lupa sholawat beserta salam kita selalu haturkan kepada junjungan nabi kita nabi
agung Nabi Muhammad SAW yang telah memimpin umat Islam dan semoga kita
semua mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak.

Yang saya hormati Al-Mukarom Bapak Abi usman firdaus


Yang saya horamati kepala sekolah pak ade

Yang saya hormati jajaran para guru yg insyaallah allah muliakan

Yang saya hormati saudara saudari kakak kakak teman teman seperjuangan yg saya
banggakan

Dan tak lupa yang saya hormati kepada mc atau pembawa acara yang telah
memberikan saya waktu untuk berbicara didepan..

Tanpa belama-lama disini saya sebagai khotib atau pembicara akan berpidato dengan
judul :

WAFATNYA NABI MUHAMMAD S.A.W

tak bisa luput dari ingatan kita,seorang hamba yang memberikan penerangan bagi
seluruh umat di dunia yaitu,Nabi kita muhammad saw,Tak bisa dipungkiri sungguh
mulia dan indah akhlak baginda Rasulullah SAW. Detik-detik sakratul maut yang
dialami Rasulullah SAW adalah penyempurna bukti Kemuliaan Rasulullah SAW.

'Pagi itu, Rasulullah SAW dengan suara terbata memberikan petuah,

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-
Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada
kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati
mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-
sama masuk surga bersama aku".

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah SAW yang teduh
menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan
napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan
kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah SAW akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala
itu.

Manusia tercinta itu... hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu
semakin kuat.
Badan Rasulullah SAW mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya
bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.

"Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum - peliharalah


shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah
menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah
SAW yang mulai kebiruan.

"Ummatii.., ummatii.., ummatii...!"

"Umatku.., umatku.., umatku...!"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi cahaya dunia itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allaahumma sholli 'alaa Sayyidina Muhammad


wa'alaihi wasahbihi wasallim.
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
"Apa yang sudah kita buat? Air mata tidak cukup menolong agama Rasulullah SAW, tolonglah
agama Allah ini, orang-orang kaya, raja-raja kalian dirikanlah madrasah, tolong fakir miskin,dan
sayangi anak yatim"
Semoga kita mendapat syafaatnya di yaumil akhir dan dapat berkumpul dengan rosulullah
S.A.W di surga. Amiin
Sebelum saya tutup, saya selaku pembicara, apabila ada salah kata atau ucapan yang kurang
berkenan di hati bapak ibu dan teman-teman sekalian, saya mohon maaf sebesar-besarnya.
Wabilahitaufiq walhidayah
Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai