Anda di halaman 1dari 66

PT HAERTE

SNI 2847- 2019 TERKAIT DENGAN


BANYAK PERUBAHAN PADA ACI 318-19

PEMANDU
HADI RUSJANTO TANUWIDJAJA SNI 2847-19
SNI 1726-19
ACI 318-14 DAN 19
5/13/2020 ASCE 07-16 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING
PT HAERTE

PRESENTASI
1. Waktu 1 jam 45 menit (presentasi 75 menit
diskusi & tanya jawab 30 menit)

2. Sifat terbuka 2-arah , sharing pengalaman , tidak


ada konklusi, tidak ada unsur merubah peraturan

3. Tujuan unsur edukasi, kemajuan pengembangan


pengetahuan di masa mendatang dan ditujukan
Enjinir muda yang tidak berkempatan membaca
peraturan rujukan SNI
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 2
PT HAERTE

AGENDA

1. Sekilas sejarah SNI 2847 terkait dengan


ACI 318

2. Fokus bahasan hanya terkait dengan revisi,


perubahan, tambahan yang ada di ACI 318-19

3. Sedikit ilustrasi dengan contoh-contoh praktis

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 3


PERLUKAH SNI 2847-19
PT HAERTE

DIREVISI SESUAI ACI 318-19 ???


Awal bulan Pebruari 2020 pemerintah melalui Badan Standarisasi Nasional Indonesia
secara resmi telah mempublikasikan Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Bertulang
2847-2019 dan Peraturan Bangunan Tahan Gempa SNI 1726-2019 yang baru. Ke dua
peraturan tersebut dipahami sebagian besar mengadopsi (copy-paste) standar
peraturan Amerika ACI 318-14 dan ASCE 07-16. Hampir bersamaan dengan proses
penggodokan pembuatan SNI 2847-19, pada bulan Juli 2019, ACI 318-19 di Amerika
secara resmi dipublikasikan untuk periode 5 tahun masa berlakunya menggantikan ACI
318-14.
Salah satu perubahan yang sangat menyolok dari ACI 318 edisi sebelumnya adalah
adanya penggunaan variasi gambar-gambar dengan warna spesifik untuk menunjukan
penegasan penjelasan dan klarifikasinya. Penulis mencatat tidak kurang dari 20 (dua
puluh) bab/bagian termasuk Appendix A yaitu peraturan dan ketentuan khusus
mengenai analisa nonlinear riwayat waktu (NRHA) dari sebelumnya ACI 318-14 yang
telah mengalami perubahan dan perbaikan secara cukup sigfinikan pada peraturan
terbaru ACI 318-19.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 4
PT HAERTE
SNI 2847-2014
ACI 318-2019
ACI 318-2014
27 BAB + APPENDIX B 27 BAB + APPENDIX A
(513 HALAMAN) (623 HALAMAN)

REVISI, PERUBAHAN DAN TAMBAHAN MENDASAR


SEBANYAK 20 BAB TERMASUK APPENDIX A

BAB :
7 13 19 24

8 15 20 25
SERIAL LECTURES SAMPAI
9 16 21 26 TUNTAS SETIAP
MINGGU/BULAN
10 17 22 27

11 18 23 APPENDIX A (dibahas terpisah yad)

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 5


APAKAH ANDA TAHU SEJARAH ACI 318 (SEJAWAT SNI2847)
PT HAERTE
Hadi Rusjanto Tanuwidjaja(1)
Pada mulanya ACI didirikan dengan nama The National Association of Cement
Users (NACU) pada Kongres enjinir di St Louis World Fair pada bulan Oktober Pada tahun 1940 komisi gabungan ACI-ASCE memutuskan untuk tidak melanjutkan
1904 dan mempunyai kantor di Philadelphia. tentang kegiatan “Joint Committee Report of Recommended Practice and Standard
Specifications for Concrete and Reinforced Concrete”. Hal ini dapat dipahami peraturan
Tahun 1913 NACU berubah nama menjadi American Concrete Institute yang
standar ACI-318 sudah dilengkapi dengan tambahan yang memadai yaitu melalui
dirasakan lebih cocok karena hubungan dengan dominasi penggunaan material
tambahan kelengkapan penerbitan buku panduan tentang hal yang menyangkut
semen pada dunia industri konstruksi. Kantor pusatnya dipindahkan ke Detroit,
material di dalam peraturannya. Perkembangan lanjut dari komisi ACI-318 terfokus
Michigan tahun 1919.
kepada upaya peningkatan dan tanggung jawab untuk hal-hal yang terkait dengan
Standard Peraturan Beton ACI yang pertama diterbitkan oleh NACU pada kelengkapan praktik desain dan pekerjaan lapangan struktur beton bertulang. Puncak
tahun 1910 dengan nama Standard Building Regulations for the use of keberhasilan komisi ACI-318 adalah dengan terakomodasikan merevisi standar
Reinforced Concrete dengan total jumlah halaman hanya 14 saja !! Bisa peraturan tahun 1941 yang puncaknya menjadikan untuk pertama kalinya ACI 318
dibandingkan dengan ACI 318-19 yang mempunyai 628 halaman hampir 45 resmi menjadi standar peraturan struktur beton bertulang.
kali lipat. Pada waktu itu masih dipakai sebagai acuan standard peraturan
Perubahan luar biasa terjadi pada tahun 1956, walaupun di dalam keseluruhan
sementara.
peraturan masih menggunakan metode perencanaan berbasis beban kerja (ASD
Melalui upaya kolaborasi antara ACI-Committee dengan The Committee on atau (WSD) namun metode berbasis beban terfaktor (USD) cikal bakal LRFD
Engineering Practice of Concrete Reinforcing Steel Institute, “Tentative Building
sekarang sudah dimasukan di dalam bab tambahan. Bab baru ditambahkan
Regulations for the Use of Reinforced Concrete” kemudian ditetapkan sebagai ACI mengenai perhitungan perencanaan geser atas dasar keruntuhan gaya tarik
standard sejak tahun 1920. Pada akhirnya beberapa perbedaan yang semula diagonal di daerah sekitar momen lentur sama dengan nol di mana teoritis
masih terdapat di dalam kedua peraturan tersebut di atas secara terpisah, tulangan lentur dapat dihentikan.
selanjutnya disepakati untuk dapat dipersatukan menjadi bentuk satu standar
peraturan baru. Dalam perjalanannya adaptasi penyerapan kemajuan teknologi,
ilmu pengetahuan melalui hasil penelitian dan hasil evaluasi yang didapatkan di
dalam praktik lapangan dimasukkan sebagaimana tertuangkan di dalam dinamika
setiap perubahan bentuk standard peraturan modern dengan fokus terhadap
kelengkapan persyaratan teknis yang masih tetap diberlakukan sampai sekarang.
Dari sudut pandang perencanaan struktur beton, perubahan besar terfokus kepada
adanya peningkatan minat untuk SRPM-kaku sebagai implementasi dari kondisi
cor-monolit di mana metode perhitungan tegangan sudah lebih akurat demikian
halnya ketentuan mengenai keamanan struktur berbasis kinerja yang lebih rasional.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 6
Perkembangan perubahan peraturan terus berlanjut dan pada tahun 1971, metode
PT HAERTE perhitungan perencanaan berbasis beban terfaktor (USD) sudah terlaksanakan
penuh dan untuk pertama kali di dalam peraturannya ditambahkan bab mengenai
komentar. Buku mengenai peraturan dan komentar dibuat secara terpisah yang
saling terkait sebagai satu kesatuan dokumen peraturan legal. Pada tahun 1983,
bab mengenai komentar ditampilkan secara bersandingan sisi dengan sisi (side
by side) sebagaimana yang selanjutnya kita saksikan dalam peraturan ACI 318-19,
teranyar. Secara berkesinabungan peraturan ini secara konsisten diperbarui
setiap periode enam tahunan. Namun di dalam perjalanan lanjutannya karena
mengikuti pola siklus perubahan peraturan IBC (International Building Code) ,
selanjutnya siklus perubahan peraturan ditetapkan setiap tiga tahunan dimulai
sejak tahun 1992.
Perubahan besar berikutnya terjadi pada penerbitan peraturan 2014 di mana
presiden ACI periode 2019-2020 Randal W. Poston(2) bertindak selaku ketua komisi
ACI 318. Penataan pola letak pengaturan bab sudah disesuaikan dengan urutan
pola-alir beban kesetiap elemen strukturnya (pelat dan balok lantai, diaphragm,
kolom dan dinding geser) untuk memudahkan pekerjaan perencanaan struktur
beton bertulang. Bentuk keunggulan pola penyusunan setiap bab tersebut
dirasakan mengurangi pengulangan penggunaan bab-bab yang sama sehingga
jumlah halaman dapat jadi lebih sedikit dan pengguna dijamin tidak akan tersesat
di dalam proses lengkap suatu perencanaan struktur bangunan beton bertulang.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 7
PT HAERTE

halaman

628 Rujukan
ACI 318-1910 to 318-2019 SNI 2847-13 S/D 19

392

113
19
1910 1963 1983 1999 2019 ACI 318
PT HAERTE

SNI 2847-13 COPY PASTE SEBAGIAN DARI ACI 318-11


SNI 2847-19

SNI 2847-13 ????


SNI 2847-19 COPY PASTE TOTAL DARI ACI 318-14

KONSEKWENSI NYA SANGGUPKAH


SNI 2847 MENGIKUTI ACI 318 ???

PERUBAHAN PERIODE
LIMA TAHUNAN
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING
PT HAERTE

Load Paths

(alur beban)
SNI 2847-19
ACI 318-14

COLOR EYE CATCHING)


Bahaya kalau
tidak ada
ACI 318-19 elemen
pengikat

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 10


PT HAERTE

PERINGATAN !!!

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 11


PT HAERTE

INFO AWAL

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 12


1. Bab 7 – Tulangan Minimum Keandalan Struktur
PT HAERTE
Pada ACI 318-19 pasal 4.10 persyaratan tulangan minimum untuk keandalan struktur (structural
integrity reinforcement) sesuai yang tercantum di dalam Tabel 4.10.2.1, syarat penggunaanya telah
diperluas dan ditambahkan untuk diberlakukan sama juga pada struktur pelat lantai dengan tulangan
satu-arah. Tambahan pasal baru, pasal 7.7.7 khusus untuk syarat detail tulangan ketangguhan
struktur pada pelat lantai dengan tulangan saru-arah.

Tabel 4.10.2.1 Tulangan Minimum untuk Keandalan Struktur

Member type Section

Nonprestressed one-way cast-in-place slabs 7.7.7

Nonprestressed two-way slabs 8.7.4.2

Prestressed two-way slabs 8.7.5.6

onprestressed two-way joist systems 8.8.1.6

Cast-in-place beam 9.7.7

Nonprestressed one-way joist system 9.8.1.6

Precast joints and connections 16.2.1.8

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 13


2. Bab 8 – Persyaratan Pelat Lantai Tulangan 2-arah
PT HAERTE Sejak pertama kali syarat-syarat detail perhitungan perencanaan pelat lantai dengan tulangan 2-arah diperkenalkan di
dalam ACI 318-71 dan masih terus dipertahankan sampai ACI 318-14. Seiring dengan perkembangan teknologi perhitungan
pelat lantai menggunakan metode FEM (metode elemen hingga) dengan bantuan perangkat lunak sudah merupakan hal
yang biasa dewasa ini, maka di dalam ACI 318-19 syarat-syarat perhitungan pelat lantai dengan tulangan 2-arah
untuk cara langsung maupun portal ekivalen telah dihapus sama sekali. Pasal 8 ini sedikit lebih ramping.

Tabel tulangan ini


hanya berlaku
untuk kombinasi
beban D+L saja
PASAL
Untuk kombinasi
dengan beban 8.7.4.1.3
gempa , panjang
tulangan perlu
diperiksa karena
tidak cukup

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 14


PT HAERTE

Pasal baru 8.6.1.2 telah ditambahkan dalam ACI 318-19, karena hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa
pada daerah geser kritis sekitar pertemuan pelat dengan kolom dan atau pelat lantai yang dibebani beban
terkonsentrasi (pada luas tapak terbatas) tulangan tarik lentur akan mencapai tegangan lelehnya sehingga
menimbulkan tambahan putaran sudut plastis dan melebarnya retak diagonal setempat. Catatan
tambahan baru pada pasal 8.6.1.1 tentang syarat penting tulangan minimum pelat harus diletakan sedekat
mungkin terhadap bagian muka pelat sisi tarik terluar.

Hal ini akan berdampak terhadap pengurangan kuat-ada geser pons sesuai yang telah dihitung
menggunakan rumus-persamaan pada peraturan ACI 318-14 (tercapainya tegangan leleh tulangantarik
sekitar pertemuan pelat lantai-kolom akan memperbesar putaran sudut dan pelebaran retak diagonal
pelat). Pasal 8.6.1.2 ditambahkan untuk memperhitungkan dan menghindari terjadinya keruntuhan geser
tersebut di atas.

1 5v b b
jika vuv   s  f c' (MPa) maka As ,min  uv slab o
6  s f y

2
di mana s   1.0 faktor modifikasi sehubungan dengan ukuran ketebalan (tinggi) penampang
d
1
10
 adalah faktor modifikasi untuk memperhitungkan korelasi hubungan kuat tekan beton ringan yang lebih
kecil dari beton strukur biasa untuk kuat tekan beton f c' yang sama. (  =1.0 untuk beton normal)  s
(pasal 22.6.5.3) faktor konstanta untuk memperhitungkan kondisi pertemuan titik hubung balok-kolom.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 15


3. Bab 9 – Tulangan Penggantung
PT HAERTE
Dalam hal sebuah balok menumpu ke pada balok penumpu yang lain yang dicor bersamaan (monolit) dan
mempunyai satu atau 2 bidang muka pertemuan dengan balok penumpunya, maka bidang bagian bawah
balok penumpu harus diberikan tulangan penggantung tambahan untuk menghindari retak prematur
diagonal di luar tulangan geser yang sudah ada.

BALOK /BEAM

TEGANGAN/GAYA GESER YANG TERJADI


BEAM < GIRDER (UMUM)
1
PRASYARAT 4
f c' bw d
BEAM > GIRDER (LANTAI JOIS) ???
RATIO PERBANDINGAN TINGGI BEAM/GIRDER ≤ 0.5
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 16
4. Bab 10 – Penghapusan Kolom Komposit
PT HAERTE
Oleh team ACI 318-19, bab dan pasal mengenai kolom komposit yang tercantum di dalam ACI 318-14
(pasal 10.6.1.2) sudah tidak terupdate dan kurang lengkap sehingga perlu dihilangkan.

Pendekatan perencanaan struktur komposit (kombinasi struktur baja dan beton) seperti balok kopel dengan
struktur baja yang terbungkus penuh di dalam struktur beton, diharuskan mengikuti standar peraturan
struktur baja SNI 1729-2019 ?? atau AISC 360-16 (revised 2019) bab I yang telah mengatur tata cara
dan persyaratan perhitungan dan pendetailan yang jauh lebih memadai.

BAGIAN I

KOMPONEN STRUKTUR KOMPOSIT


TERISI & TERBUNGKUS BETON

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 17


PT HAERTE

Ada slip  2 garis netral


BALOK DAN KOLOM
LENTUR
KOMPOSIT SNI 1729-15

AKSIAL & LENTUR

BALOK BAJA KOMPOSIT


KOLOM BAJA TERBUNGKUS

No slip satu garis netral


KOLOM BAJA TERISI
SNI 1729 -15
PT HAERTE
AISC 360 -16

BALOK BETON BERTULANG BALOK DAN KOLOM


n= Es/Ec KOMPOSIT
b b beff beff/n
c tc tc
g.netral
d
h SNI 2847-19 Baja profil Baja profil
WF n= Es/Ec WF
n x As ACI 318 -14
Pelat Beton komposit Pelat Baja ekivalen komposit
dengan Baja profil WF dengan Baja profil WF
Penampang Beton Penampang Beton
bertulang bertulang ekivalen
Beton dikonversikan ke Baja
Baja Tulangan dikonversikan Profil
ke Beton
ACI 318 -19 SNI 1729 -15
DELETED AISC 360 -16
REFER
5. Bab 11 - Gaya Geser dalam Bidang Dinding Geser
PT HAERTE
Pada umumnya peraturan standar sebelum ACI 318-19, telah dibedakan persyaratan dan persamaan gaya
geser dalam bidang (inplane-shear) untuk dinding geser yang direncanakan tidak (Bab 11) dan dengan
yang direncanakan memikul gaya geser akibat beban lateral gempa (Bab 18).

Untuk menghilangkan ketidakserasian (inkonsistensi) ketentuan di dalam Bab 11 dan 18 tersebut di atas
maka pada ACI 318-19, maka ketentuan persyaratan mengenai gaya geser dalam bidang untuk elemen
struktur dinding geser pada Bab 11 (persamaan 11.5.4.3) dimodifikasi dan diperluas penggunaannya
dengan format persamaan yang sama supaya dapat secara konsisten bentuk persyaratan persamaannya
dapat dipergunakan untuk kriteria yang sebelumnya tercantum di dalam Bab 18 (persamaan 18.10.4.1).

In-plane shear tidak memikul gaya gempa

Vn  ( c  f c'  t f yt ) Acv ACI 318-19 persamaan


(11.5.4.3.1) dengan format yang sama untuk ACI
318-14 (19) persamaan (18.10.4.1)

In-plane shear memikul gaya gempa

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING


Tidak berbeda 20
6. Bab 13 dan 18 - Pondasi Dalam
PT HAERTE
Perubahan dan penambahan yang dilakukan terhadap persyaratan peraturan mengenai struktur pondasi
dalam untuk perencanaan struktur bangunan tahan gempa dengan kategori desain gempa SDC (C) sampai
F ; ACI 318-19 bab 13 dan 19, ditunjukan untuk mengeliminir adanya perbedaan persepsi terhadap
ketentuan yang diberlakukan baik untuk elemen struktur beton bertulang ataupun beton pracetak
(prategang) di dalam ACI 318, ASCE 07 dan IBC. Perubahan dan tambahan persyaratan dan ketentuan
mengenai pondasi dalam di ACI 318-19, bab 13.4 berlaku baik untuk struktur pondasi dalam cor di tempat
maupun menggunakan beton pracetak. Sebagian ada yang mengambil dari bagian peraturan yang sama
di dalam ACSE 07-16 dan untuk pondasi tiang beton pracetak pada dasarnya mengambil ketentuan atas
dasar rekomendasi dari PCI piling komite yang sesuai dan tercantum di IBC-2018.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 21


Pada ACI 318-14 belum dilakukan pembatasan gaya aksial pada perhitungan perencanaan struktur
PT HAERTE
pondasi dalam. Dalam ACI 318-19, pasal 18.13.5.10.6 ditambahkan ketentuan baru mengenai kapasitas
gaya aksial yang diperbolehkan untuk perhitungan perencanaan struktur pondasi dalam supaya konsisten
dengan ketentuan yang diberikan dalam peraturan IBC. Persyaratan ini dimaksukan untuk menghindari
rontoknya beton penutup tulangan sebelum tiang mengalami retak lentur yang berakibat mengurangnya
kuat kapasitas aksial tiang tersebut.

Gaya Aksial Maksimum Terfaktor Tiang Pancang Prategang Prekast

Tiang pesegi 0.2 f c ' A g


atau bujur sangkar

Tiang sirkular 0.4 f c ' A g


atau octagonal

Perubahan mendasar perhitungan struktur pondasi di dalam peraturan yang baru ini memberikan
kebebasan perencana struktur untuk dapat menggunakan metode perencanaan perhitungan dengan
memakai metode konvensional beban kerja menggunakan tegangan atau beban izin dengan faktor
keamanan (pasal 13.4.2) atau metode beban batas menggunakan faktor reduksi kekuatan dengan beban
terfaktor (pasal 13.4.3)..

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 22


PT HAERTE

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 23


7. Bab 15 dan 18 – Titik Hubung Balok dan kolom
PT HAERTE
ACI 318-19 melengkapi persyaratan detail tulangan geser di daerah titik hubung balok-kolom baik untuk
struktur bangunan yang diperhitungkan untuk memikul gaya gempa dengan kategori desain gempa SDC
A, B dan C dan termasuk struktur bangunan yang tidak diperhitungkan untuk memikul gaya gempa (pasal
15.3) dan juga untuk seluruh strukur bangunan yang tidak maupun diperhitungkan memikul gaya gempa
dengan kategori desain gempa SDC D sampai F (Bab 18).

Modifikasi dan tambahan pasal baru 15.2.4 dan 15.2.5 memperhitungkan kondisi kritis pada titik hubung
balok-kolom untuk kolom sudut terutama yang mengalami tambahan beban lantai (luar) kantilever.
Terjadinya momen lentur buka-tutup dua-arah yang berakhir pada titik hubung kolom sudut (D-region)
yang mengakibatkan momen transfer dalam arah potongan diagonal titik hubung tersebut yang tidak dapat
dilakukan redistrbusi momen kepada struktur statis tertentu kantilevernya. Bab 23 memberikan persyaratan
detail ketentuan perhitungan struktur untuk titik hubung kolom sudut menggunakan metode “strut and tie”

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 24


8. Bab 16 - Hubungan Antar Elemen Struktur
PT HAERTE
Didefinisikan sebagai hubungan ikatan pada pertemuan antar elemen struktur beton bertulang untuk
transfer beban melalui bidang-bidang permukaan beton seperti a.l. pada struktur :

a. Struktur pertemuan antar balok beton precast


b. Pertemuan antara struktur pondasi dengan elemen struktur beton cor di tempat ataupun elemen
struktur beton precast
c. Pertemuan bidang geser horizontal pada balok lentur beton komposit
d. (konsol pendek )
Struktur braket dan korbel

Persyaratan detail dan ketentuan mengenai hubungan interaksi pada beton prekast melalui bearing pad
yang menerima beban tetap jangka panjang; sudah diperbaharui secara menyeluruh dan konsisten untuk
memperhitungkan gaya perlawanan terhadap pengaruh perubahan volume yang ditimbulkan akibat creep,
susut dan perubahan temperatur. (b)

(d)

(Pasal baru 16.2.2.3 (e)


&
(a)
16.2.2.4)
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 25
PT HAERTE
BAB 16 SAMBUNGAN ANTAR KOMPONEN
(ELEMEN STRUKTUR) ACI 318-19 (16.2.2.3 & 16.2.2.4)
Pada ACI 318-14 persyaratan dan ketentuan untuk menghitung gaya perlawanan pada bearing hanya
berlaku untuk struktur braket dan korbel saja.

SNI 2847-19
ACI 318-14

ONLY KONSOL
PENDEK (BRACKET PREKAST VS PREKAST
& CORBEL)
PREKAST, BETON COR
TEMPAT VS PONDASI
BALOK & KOLOM
INTERAKSI BETON VS KOMPOSIT
BAJA PROFIL
PT HAERTE
9. Bab 17 – Pengangkuran terhadap Beton

Ankur terhadap beton didefinisikan sebagai ankur yang berfungsi menghubungkan satu elemen struktur
Shear Lugs
terhadap elemen struktur yang lain dan atau elemen struktur untuk keamanan gedung (misalnya sistim
pengaman sprinkler, berat pipa-pipa instalasi MEP, deretan pagar pengaman yang dipasang tergantung
pada elemen struktur beton) melalui transfer gaya tarik, geser atau kombinasi ke dua gaya tarik dan geser.

Revisi format penjajian pasal-pasal mengenai persyaratan dan ketentuan ankur terhadap beton pada ACI
318-19 dengan tujuan supaya lebih konsisten dan menyesuaikan dengan Bab dan pasal lainnya dari
peraturan ini secara keseluruhan. Sesuai dengan mekanisme pemasangan ankur selanjutnya dibedakan
ankur yang dipasang bersamaan (cast in place) dan atau ankur yang dipasang sesudah (post-installed)
pengecoran elemen struktur betonnya.

Di dalam praktik lapangan pemasangan ankur sesudah pengecoran seperti halnya, ankur yang dapat
mengembang, ankur yang dibor dan atau ankur terbenam (under-cut) penggunaannya semakin luas.
Namun demikian prediksi kapasitas gaya cabutnya belum dapat dipastikan sehingga uji-uji prakualifikasi
tambahan sesuai persyaratan dan ketentuan di dalam ACI 355.2-07 harus diberlakukan.

ACI 318-19 menambahkan pasal baru tentang penggunaan shear-lugs yaitu elemen struktur baja yang
dilas ke pelat baja dasar yang dimaksudkan supaya meningkatkan transfer gaya geser melalui mekanisme
bearing terhadap elemen struktur pondasi betonnya.

Untuk membantu pemahaman tentang penggunaan jenis variasi faktor-faktor  pada persamaan
perhitungan kapasitas tarik dan geser terkait dengan jarak bersih tepi dan atau ketebalan elemen strukur
disusun dalam pasal 17.6 (mengenai kuat tarik ankur).

Persyaratan dan ketentuan tambahan untuk Post Installed


perencanaan ankur terhadap beton
khususnya mengenai spesifikasi dan Anchors
prosedur pemeriksaan lapangan (ACI 318-14)
dipindahkan ke Bab 26 (ACI 318-19) yang
dianggap
5/13/2020lebih tepat. HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 27
10. Bab 18 – Struktur Beton Tahan Gempa
PT HAERTE
ACI 318-19 melakukan beberapa revisi dan tambahan persyaratan dan ketentuan baru mengenai
perencanaan struktur dinding geser. Salah satu perubahan yang sangat signifikan adalah perubahan pada
pasal 18.10.3.1 yang pada dasarnya akan menghasilkan peningkatan gaya geser desain yang cukup besar.
Perubahan ini terkait dengan hasil penelitian dan evaluasi intensif dari pengalamana selama lebih kurang
15 tahun menggunakan analisa dinamis non-linear pada bangunan yang mempunyai beberapa struktur Perubahan mendasar
kor-dinding beton yang menghasilkan peningkatan kuat gaya-geser lebih yang besar akibat pengaruh
modal getaran yang lebih tinggi. Dalam banyak hal faktor peningkatan gaya geser dapat melebihi dari 2
detail tulangan
kali persyaratan dan ketentuan peraturan ACI sebelumnya.

Penelitian setelah kejadian gempa Chili (2010) dan gempa Christchurch (2011) di New Zealand dan Pada boundary
konfirmasi hasil uji-laboratorium membuahkan persyaratan dan ketentuan baru mengenai detail tulangan
dinding geser pada daerah batas ujung dari elemen struktur dinding-geser khusus.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 28


11. Bab 19 – Material dan Syarat Keandalannya
PT HAERTE

Sementara peraturan IBC sudah sekian lama mencantumkan persyaratan dan ketentuan mengenai beton
shot-crete (beton semprot bertekanan), sampai ke pada ACI 318-14 secara eksplisit tidak pernah
melakukan hal serupa tentang beton shot-crete (beton semprot bertekanan) .

Bekerja sama dengan komite kerja ACI 506 (American Shotcrete Association), ACI 318-19 telah
mengakomodasi persyaratan dan ketentuan beton semprot bertekanan ini melalui perubahan di dalam
pasal terkait lainnya yang tersebar di dalam peraturan ACI 318-19 sebagimana terlihat pada komentar
untuk Tabel R. 4.2.1.1.
ACI 318-19 menambahkan pasal baru tentang penetapan harga faktor pengurangan kuat tekan pada beton
ringan  yang sudah tidak dikaitkan lagi dengan tegangan tarik pemisahan (splitting tensile strength) fct'
dalam ACI 318-14; melainkan lebih dimudahkan penggunaanya jika dikaitkan dengan kepadatan densitas
beton ringan wc (kg / m3 ) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 19.2.4.1 (b).

Sampai dengan ACI 318-14, persyaratan peraturan tentang reaksi negatip dari agregat alkali belum
dicantumkan di dalam batang tubuh peraturannya. ACI 318-19 secara spesifik melakukan penambahan
persyaratan peraturan tentang upaya pencegahan terhadap reaksi alkali-silika (ASR).

Pendekatan yang diupayakan dalam peraturan adalah menegaskan tugas utama dari perencana struktur
untuk mengidentifikasi keadaan permukaan beton yang akan terbuka terhadap lingkungan berkondisi
reaktip alkali-silika kemudian menyelidiki dan menentukan kelas desain keterbukaan permukaan (F, S, W
dan C) lihat Tabel 19.3.1.1 kemudian memilih campuran adukan beton yang tepat sesuai persyaratan
peraturan yang akan diberlakukan kepada agregat yang rentan terhadap ASR, lihat Tabel 19.3.2.1

Agregat yang rentan terhadap reaksi alkali-carbonation dilarang dipergunakan di dalam ACI318-19 ini.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 29
ACI 318-19 menambahkan pasal baru tentang penetapan harga faktor pengurangan kuat tekan pada beton
ringan  yang sudah tidak dikaitkan lagi dengan tegangan tarik pemisahan (splitting tensile strength) fct'
PT HAERTE dalam ACI 318-14; melainkan lebih dimudahkan penggunaanya jika dikaitkan dengan kepadatan densitas
beton ringan wc (kg / m3 ) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 19.2.4.1 (b).

Sampai dengan ACI 318-14, persyaratan peraturan tentang reaksi negatip dari agregat alkali belum
dicantumkan di dalam batang tubuh peraturannya. ACI 318-19 secara spesifik melakukan penambahan
persyaratan peraturan tentang upaya pencegahan terhadap reaksi alkali-silika (ASR).

Pendekatan yang diupayakan dalam peraturan adalah menegaskan tugas utama dari perencana struktur
untuk mengidentifikasi keadaan permukaan beton yang akan terbuka terhadap lingkungan berkondisi
Akali reaction
(agregat)
reaktip alkali-silika kemudian menyelidiki dan menentukan kelas desain keterbukaan permukaan (F, S, W
dan C) lihat Tabel 19.3.1.1 kemudian memilih campuran adukan beton yang tepat sesuai persyaratan
peraturan yang akan diberlakukan kepada agregat yang rentan terhadap ASR, lihat Tabel 19.3.2.1

Agregat yang rentan terhadap reaksi alkali-carbonation dilarang dipergunakan di dalam ACI318-19 ini.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 30


Persyaratan teknis baja tulangan ulir
PT HAERTE
untuk struktur bangunan tahan
gempa yang mempunyai kategori
desain gempa SDC C, D, E DAN F
12 Bab 20 – Baja Tulangan Mutu Tinggi

Perubahan mendasar pada ACI 318-19 yaitu dengan diizinkan memperluas batasan penggunaan
persyaratan dan ketetapan penggunaan baja tulangan mutu tinggi sampai f y  690 MPa untuk
perencanaan struktur bangunan tahan gempa sebagaimana terlihat di dalam Tabel 20.2.2.4 (a)

Dampak Penggunaan
Mutu Baja Tinggi ???

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 31


PT HAERTE SNI 2847-19 ACI 318-14 vs ACI 318-19

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 32


PT HAERTE Kekuatan dan daktilitas elemen struktur penampang beton melalui pengenalan persyaratan dan
ketentuan baru untuk sifat mekanis baja tulangan, pengaturan tentang perhitungan penggunaan faktor
reduksi penampang (  ) untuk penampang yang memikul momen lentur dan kombinasi momen lentur
dan gaya aksial lihat gambar R.21.2.2.b, revisi persyaratan perhitungan panjang penyaluran tulangan, dan

PERINGATAN pembatasan nilai maksimum f y untuk menentukan kapasitas kuat tekan maksimum Pn ,max suatu
penampang kolom. Diperkirakan pada masa mendatang penggunaan baja tulangan mutu f y = 690 MPa
akan banyak dipergunakan pada elemen struktur kolom dan dinding geser pada pembangunan bangunan
tinggi tahan gempa serta tidak tertutup kemungkinan dipergunakannya mutu baja tersebut pada

HARUS DISESUAIKAN kebutuhan pemakaian elemen struktur pelat lantai yang diharuskan memikul beban lantai yang sangat
besar.

DENGAN PERSYARATAN INI


Hasil penilitian dan uji laboratorium (ACI foundation dan Pankouw Foundation) tentang penggunaan baja
mutu tinggi dengan f y = 560 - 690 MPa pada elemen struktur pemikul momen dan dinding geser khusus
membuktikan prilaku yang andal dan layak diterima.

ACI 318-19 memperbolehkan penggunaan baja tulangan mutu tinggi f y = 560 - 690 MPa untuk
perencanaan elemen struktur yang memikul gaya aksial, geser dan momen lentur. Terkait dengan
penggunaan mutu baja tinggi maka perlu diberikan syarat-syarat tambahan untuk persyaratan-persyaratan
jarak tulangan perimeter penampang (hoops), ukuran dimensi penampang hubungan balok-kolom, lokasi
penampatan sambungan lewatan yang dimaksudkan supaya dapat menghasilkan perilaku penampang
struktur beton yang lebih daktail sebagaimana disyaratakan untuk sistim struktur pemikul gempa (LRFS)
khusus.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 33
PT HAERTE

13. Bab 21 – Koefisien Reduksi Penampang

Penggunaan baja tulangan mutu tinggi harus diimbangi dengan penyesuaian harga dari faktor reduksi
penampang  untuk penampang memikul momen lentur dan atau kombinasi momen lentur dan gaya
aksial.

Pada peraturan baru ACI 318-19 ini untuk kontrol keruntuhan tekan didefinisikan sebagai regangan tarik
netto  t   ty , kontrol keruntuhan tarik didefinisikan sebagai  t   ty  0.003 , di mana  ty didefinisikan
sebagai regangan tarik nominal pada tegangan leleh baja tulangan ulir.

Bersamaan dengan hal tersebut, peraturan baru mensyaratkan untuk penampang beton balok dan pelat
dengan kondisi P u  0.1 fc Ag (gaya aksial normal kecil) mempunyai kontrol keruntuhan tarik maka
'

koefisien reduksi penampang  dapat selalu diambil sebesar nilai 0.9 (lihat gambar R21.2.2b)

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 34


PT HAERTE
TERKAIT PRILAKU PENAMPANG

1st yield on steel rebar


(displacement controle) ---> andal (ductile) Instant failure on concrete
(force controle) ----> brittle (getas)

b  c  0.003  c  0.003
b

d d
h h

 t  f y / Es  t  f y / Es
compression failure
Penampang Beton 1st yield on steel rebar Penampang Beton
bertulang under-reinforced bertulang over reinforced(progressive)
tension failure ---> large displacement
instant / sudden
PT HAERTE

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 36


14. Bab 22 – Kekuatan Penampang (kuat lentur, axial, axial & lentur, kuat geser 1 & 2 arah
PT HAERTE kuat geser torsi, ,bearing dan friksi)
Persamaan Geser Penampang Baru

ACI 318-19 melakukan penyederhanaan dengan memperkenalkan bentuk model persamaan baru lihat
Tabel 22.5.5.1, untuk menghitung kuat geser satu-arah yang dapat dipergunakan pada elemen struktur
beton biasa seperti halnya balok, pelat dan dinding yang dibebani tegak lurus bidangnya (out-of plane
loadings). Persamaan ini sudah memperhitungkan pengaruh ukuran penampang yang yang tidak
memerlukan tulangan geser (lebih kecil tulangan geser minimum), Av  Av,min .

Shear stress pada saat


keruntuhan untuk balok lebih
tinggi dan dengan
berkurangnya luas tulangan
memanjang akan lebih kecil

f  70 MPa
c
'

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 37


Kuat geser 2-arah tanpa tulangan geser tidak meningkat
PT HAERTE sesuai dengan tinggi penampangnya, fenomena ini
dikenal sebagai “pengaruh ukuran penampang” (size
effect)

Size effect ini juga berlaku untuk perhitungan geser


menggunakan metode strut and tie (metode sokongan
dan gantungan)

Pengaruh ukuran penampang (size effect) tidak dapat


diberlakukan untuk perhitungan pondasi dangkal tunggal
dan gambungan (isolated& combined footings).

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 38


PT HAERTE

Geser 1-arah Lentur Axial & lentur


Torsi
bearing
geser friksi
Geser 2-arah

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 39


PT HAERTE

15.Bab 23 – Metode Sokongan dan Gantungan (strut


& tie method)

Metode Sokongan dan Gantungan (STM) dapat


diidealisasikan/dianalogikan sama seperti model struktur
rangka batang yang terdiri dari interaksi antara komponen
elemen-elemen gaya sokong/tekan (strut), gaya
gantungan (ties) yang dihubungkan satu dengan lainnya
melalui daerah titik pertemuannya yang disebut titik-titik
nodal/nodes. Nodes dibedakan dengan menggunakan 3
huruf, CCT – titik yang menghubungkan 2 gaya tekan
(atau reaksi) dengan 1 gaya tarik; CTT – titik yang
menghubungkan 1 gaya tekan dan 2 atau lebih gaya tarik
dan CCC – titik yang menghubungkan 3 atau lebih gaya
tekan.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 40


PT HAERTE

Balok (sokongan)
Strut
(sokongan)
Ties
(gantungan)

SEKOLAH JADUL
ILMU GAYA –PROF SOEMONO
Strut
(sokongan)
Ties
(gantungan)

Balok (gantungan)

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 41


STRUT AND TIE METHOD (STM)
PT HAERTE

(METODE SOKONGAN DAN GANTUNGAN -SGM)

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 42


PT HAERTE

MOHR’S CIRCLE
SANGAT PENTING

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 43


PT HAERTE

Vu = Vc + Vs

Flexural Shear hanya berlaku METODE SOKONGAN DAN GANTUNGAN BISA DIPAKAI BAIK UNTUK
untuk B- Region B-REGION MAUPUN D-REGION
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 44
ACI 318-19 menetapkan 12 perubahan baru yang terkait dengan metode STM ini khususnya mengenai
PT HAERTE perencanaan sekitar daerah (D-region). Persyaratan dan ketentuan mengenai tulangan distribusi minimum
Av
untuk balok-tinggi (lihat tabel 23.5.1) diperluas penggunaannya untuk kasus-kasus D-region lainnya
bw s
yang meskipun secara perhitungan tulangan distribusi tersebut tidak dibutuhkan untuk gaya tekan bagian
dalam (interior struts terkekang pada setiap bidag mukanya oleh elemen struktur beton yang mempunyai
ketebalan lebih besar dari separuh lebar strut, tulangan distribusi tersebut dapat memberikan sumbangan
yang berdampak positip yaitu meningkatkan capaian daya-layannya (performance-serviceability) buat
daerah D-region yang meluas. Pile cap (tutup kumpulan kepala tiang/poer) dan balok-korbel yang memikul
beban terpusat adalah contoh kasus pengekangan beton sesuai pasal 23.5.3 (b)

(Catatan : selain tulangan distribusi tidak diperlukan dan seringkali tidak praktis untuk dilaksanakan; seperti
halnya struktur tutup kumpulan kepala-tiang (poer/pile-cap).

STM menggunakan penyederhanaan simulasi model lintas kerja tegangan keseluruh penampang
elemen strukturnya sehingga analisis perhitungan akan memperkirakan kuat kapasitas ultimit yang
selalu lebih kecil dari kekuatan kapasitas aktualnya (lower bound approach). STM selalu menghitung
kuat ultimit yang lebih aman namun tidak memperhatikan daya layannya/serviceability.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 45


Perlu mendapat perhatian adanya tambahan pasal baru 23.10 mengenai persyaratan perpanjangan
PT HAERTE satu atau lebih tulangan lengkung tarik menerus di luar daerah bengkokan (curved bar node) di
mana dua ikatan tulangan itu memotong satu strut atau resultante dari dua atau lebih strut (lihat
gambar R 23.10. 4 dan 5) dan atau satu ikatan diankur bengkokan 180o (lihat gambar R 23.10.2),
Secara keseluruhan pasal perubahan pada persyaratan penggunaan metode STM ini akan menghasilkan
perencanaan yang lebih baik ditinjau dari aspek peningkatan keamanan dan capaian prilaku struktur yang
lebih andal.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 46


16. Bab 24 – Daya Layan (serviceability)
PT HAERTE
Persyaratan dan ketentuan baru terkait metode perhitungan efektip momen inertia penampang lentur Ie
(Tabel 24.2.3.5) yang lebih akurat perhitungan terutama pada elemen struktur yang mempunyai ratio
tulangan rendah (< 1%) dan memberikan pengaruh yang lebih baik selama pembebanan pelaksanaan
konstruksi terhadap retak dari struktur beton bertulang ramah lingkungan (green concrete-beton yang tidak
korosif).

SNI 2847-19 ACI 318-14


(Branson) vs ACI 318-19 (Bischoof)
Underes timate accurate
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 47
PT HAERTE

17 Bab 25 – Detail Penulangan

Cukup banyak data hasil penelitian yang sedang berjalan menunjukan diperlukannya pengembangan
lanjut mengenai persyaratan dan ketentuan detail di dalam ACI 318-14 mengenai : panjang penyaluran
untuk baja tulangan ulir (pasal 25.4.2), standar tulangan ankur kait , dan detail kepala baja pada tulangan
tarik (pasal 25.4.3) kesemuanya terkait langsung terhadap penggunaan baik beton struktur dan baja
tulangan mutu tinggi.

Persyaratan dan ketentuan detail panjang penyaluran tulangan ulir relatip sama dengan ACI 318-14, tetapi
perlu tambahan faktor baru  g  1.0 yaitu faktor modifikasi terkait dengan mutu baja (pasal 25.4.2.5) dan
persyaratan kebutuhan tulangan melintang jika dipergunakan baja tulangan mutu yang lebih tinggi.
Meskipun tidak ada persyaratan untuk adanya tulangan melintang sepanjang panjang penyaluran tarik
atau sambungan lewatan, hasil penelitiannya membuktikan bahwa pada tegangan tekan beton yang
sangat tinggi seringkali terjadi keruntuhan getas di daerah ankur tulangan yang tidak diberikan tulangan
melintang yang cukup memadainya. Hasil uji laboratorium sambungan lewatan untuk tulangan
berdiameter 25 mm dan 36 mm dengan mutu kuat tekan beton f c  105 MPa, adanya tulangan
'

melintang meningkatkan prilaku duktilitas beton di daerah pengakuran tersebut (pasal 25.4.2.1).
Tabel 25.4.3.2 sudah lebih disempurnakan dan adanya penambahan faktor modifikasi baru  o  1.0
untuk memperhitungkan letak posisi ankur kait, panjang penyaluran ankur untuk daerah di dalam inti
elemen struktur kolom dengan tebal penutup beton yang kurang dari 65 mm dan atau 6 db akan
membutuhkan panjang kait yang 25 % lebih panjang jika dibandingkan dengan yang mempunyai penutup
beton lebih besar.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 48
Catatan :
Distribusi tulangan pengekang
PT HAERTEPersyaratan dan ketentuan yang tercantum di dalam pasal 25.4.3.4 ini dapat juga dipergunakan untuk
kondisi ujung-ujung dari balok bertumpuan sederhana, ujung bebas struktur balok kantilever dan untuk
ujung pertemuan balok-kolom yang tidak melewati titk pertemuannya.
berupa sengkang/pengikat
Persyaratan dan ketentuan tersebut di atas tidak dapat dipakai untuk ankur kait pada ujung-ujung luar
sejajar atau tegaklurus
tepi elemen struktur pelat yang diberi tulangan pengekang pada ke dua sisinya dalam arah tegaklurus
bidang ankurnya.
terhadap tulangan yang akan
diberi ankur kait 90o dan 180o ,
sepanjang ekornya dapat
dilihat pada gambar R
25.4.3.3.a dan b. Baja tulangan
kait ankur sangat mudah
terganggu oleh pecahnya beton
jika tebal penutup beton baik
di dua sisi tegaklurus terhadap
bidang kaitnya dan di atas dan
bawah (di dalam bidang kait)
tipis (gb. R25.4.3.4). Untuk
menghindari hal ini dibutuhkan
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING tambahan tulangan sengkang.
49
PT HAERTE

Persyaratan dan ketentuan mengenai detail kepala baja tulangan sangat berbeda dengan peraturan
sebelumnya dan sudah lebih disempurnakan untuk memperhitungkan pengaruh besaran diameter
tulangan (  35.0 mm), mutu kuat tekan beton (berlaku untuk beton biasa), jarak antar tulangan, mutu
baja tulangan (sekarang tidak dibatasi) dan tingkat pemakaian tulangan pengekang sesuai panjang yang
dibutuhkan (lihat Tabel 25.4.4.3 dalam pasal 25.4.4).

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 50


Perubahan mendasar tentang modifikasi-modifikasi faktor yang mempengaruhi perhitungan panjang
PT HAERTE
penyaluran ankur kait menggunakan kepala baja tulangan ulir dapat dilihat dalam Tabel 25.4.4.3

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 51


PT HAERTE

Total luas tulangan yang dipasang dalam arah sejajar terhadap panjang penyaluran dari ankur kait
menggunakan kepala baja tulangan ulir Att harus terdiri dari sengkang kait dan sengkang keliling (hooks),
yang terletak di daerah 8 db ( db diameter dari kepala baja tulangan) dari pusat kepala baja tulangan ke
arah tengah (dalam) sebagaimana tergambar dalam gambar R25.4.4.4 akan memberikan sumbangan
kekuatan pengangkuran sesuai bagian daerah terkait hal tersebut. Tulangan semacam ini akan
memberikan pengikatan beton terdekat dengan kepala baja tulangan sampai ke sisi lainnya dari bidang
hancur permukaan sehingga memobilisasi tambahan kekuatan pengangkurannya.

Untuk pengangkuran selain hubungan balok-kolom tulangan sengkang kait Att tidak boleh diperhitungkan,
dan faktor modifikasi  p dapat diambil sebesar 1.0 dengan catatan jarak antar tulangan kait tidak kurang

dari 6 db (pasal 25.4.4.5).

Dalam hal tulangan momen negatip (atas) dipakai kepala baja tulangan ulir yang berhenti di dalam titik
hubung balok-kolom, kolomnya harus diperpanjang ke arah sebelah atas titik hubung sejauh jarak minimum
h (ukuran horizontal penampang titik hubung dalam arah gaya yang sedang ditinjau). Sebagai alternatip,
tulangan balok harus dibungkus dengan tambahan tulangan vertikal yang dapat memberikan pengekangan
ekivalen bagian beton di atas titik hubung tersebut (pasal-pasal 25.4.4.6 dan 18.4.4.5).

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 52


Untuk pelat lantai dengan tebal h  200 mm tidak diperlukan tambahan tulangan diameter 13 mm sejajar
tepi pelat (untuk daerah lokal setempat), yang dapat berhubungan atau tidak , dengan arak pusat tulangan
PT HAERTE tersebut  100 mm terhadap kepala bidang muka bearing dari alat penjangkarannya dan tulangan tersebut
harus diperpanjang minimum  150 mm di kedua sisi terhitung dari ujung luar alat penjangkarannya (lihat
gambar R25.9.4.4.6; potongan A dan B masing-masing untuk tebal pelat h  200 mm dan h  200 mm).

Dalam hal jarak antar kabel sebagai alat jangkar  300 mm, kumpulan alat penjangkaran ini dapat
dijadikan menjadi satu grup. Untuk setiap grup yang terdiri dari 6 buah atau lebih alat penjangkaran maka
minimum harus dipasang sejumlah n  1 tulangan berbentuk tusuk konde (hairpin/ U-shape) atau
sengkang keliling (hoops) berdiameter 10 mm. ( n adalah jumlah alat penjangkaran dalam setiap grup)
lihat gambar R25.9.4.4.6a. Satu buah tusuk konde atau sengkang ini harus dipasang di antara pusat alat
jangkar yang berdekatan dan masing-masing satu buah di kedua sisinya dari setiap grup. Setiap tusuk
konde atau tulangan sengkang ini harus dipasang dengan kaki-kaki horizontalnya tertanam menjorok ke
arah bagian dalam dan tegak lurus terhadap ujung tepi pelat. Jarak pusat tulangan vertikal tusuk
konde/sengkang yang berdekatan dengan bagian kepala alat penjangkaran harus dipasang sejauh
3 / 8 -1/2 h terhitung dari bidang muka bearing alat penjangkarannya.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 53


PT HAERTE

Tulangan sengkang harus didetail sesuai persyaratan dan ketentuan pasal 25.7.1.1 (harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga berdekatan dengan tepi-tepi luar penampang tertekan maupun tertarik sesuai
tebal penutup beton yang diizinkan dan tidak berbenturan dengan tulangan terpasang yang berdekatannya.
Kaki-kaki tulangan sengkang harus diperpanjang sampai sejauh pertimbangan praktis pelaksanaan
mendekati serat penampang tertekannya dan harus dilengkapi dengan kait pada setiap ujungnya.

Pasal 25.9.4 telah dipebaharui untuk mengklarifikasikan persyaratan daerah pengakuran kabel prategang
menggunakan strand tunggal (  12.7 mm) yang tidak terlekat beton pada ujung-ujung tepi struktur pelat.

Hasil analisis uji laboratorium membuktikan bahwa penjangkaran pada ujung-ujung tepi struktur pelat lantai
beton akan berprilaku lebih andal jika diberikan tambahan tulangan sengkang horizontal (tulangan tusuk
konde) sejajar tepi pelat dan diletakan sedekat mungkin terhadap alat penjangkaran (dalam praktis umum
dikenal sebagai “back-up bars”. Perubahan persyaratan dan ketentuan di dalam ACI 318-19 ini sekaligus
mengklarifikasikan penggunaan pasal tersebut untuk struktur pelat lantai yang mempunyai variasi
ketebalan.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 54


18 Bab 26 - Dokumen Konstruksi dan Pengawasan
PT HAERTE
Ada persyaratan dan ketentuan tambahan mengenai alternatip penggunaan jenis semen yang akan
dipergunakan (pasal 26.4.1.1, melalui Tabel 26.4.1.1a. Persetujuan pemakaian atas dasar pemeriksaan
data hasil uji laboratorium yang harus memenuhi syarat penggunaan terkait dengan capaian prilaku
structural, keandalan dan ketahanan terhadap api.

Persyaratan dan ketentuan tentang penggunaan bekas pecahan beton yang menggunakan bahan semen
hidrolis atau agregat-ulang pakai juga dizinkan pemakaian setelah melalui evaluasi tenaga akhli terkait
terhadap data dokumentasi hasil uji laboratorium yang harus memenuhi pasal 26.4.1.2.1c:

(1) Sifat teknis beton basah dan setelah pengerasan berlangsung sangat bergantung kepada sifat
alami, kualitas dan variabilitas dari pusat tempat pengambilan agregat beton bekas pakai, gradasi
dan keseragaman butiran.
RCA (recycle (2) ASTM C33 memberikan perhatian dan catatan perlunya tambahan progam uji material untuk
membuktikan konsistensi agregat dan kontrol kualitas sifat teknis beton selama pelaksanaan

concrete aggregate) pekerjaan berlangsung. Termasuk dalam konsiderasi tersebut adalah persyaratan keandalan
agregat yang harus sesuai ASTM C33 dan usulan campuran adukan beton yang memenuhi
keandalan terhadap pengaruh keterbukaan lingkungan reaktif alkali-silika, konten zat kimia klorida
dan sulfat di dalam beton.
(3) Selanjutnya tinjaun sifat teknis beton yang terbuat dari pecahan beton semen-hidrolis akan lebih
bervariasi jika dibandingkan dengan beton konvensional menggunakan material agregat biasa.

Penggunaan kedua jenis material sangat menarik perhatian sebagai upaya pembuatan struktur beton yang
lebih lestari namun demikian asas kehati-hatian perlu disyaratkan di dalam peraturan ini untuk menjamin
keandalan sifat teknis beton sebelum layak untuk dipergunakan dalam praktiknya.

Pasal 26.13.1.3 lebih menegaskan lagi tentang perubahan pemakaian istilah pengawas berkualitas
menjadi pengawas bersertifikasi disamping mempunyai syarat utama sebagai Licensend Design
Professional (LDP) atau enjinir professional yang berlisensi (mempunyai izin berpraktik).

Persyaratan dan ketentuan tentang pengawasan pekerjaan merupakan pengembangan semua ketentuan
yang sekarang sudah diberlakukan di dalam peraturan IBC (International Building Code). Selanjuntya
diharapkan bahwa IBC juga akan mengambil referensi ketentuan dan persyaratan dari ACI 318-19 tentang
hal terebut di atas.

Banyak perubahan telah diberlakukan tentang persyaratan dan ketentuan pengawasan pekerjaan selama
pembuatan peraturan ACI 318-19 yang baru ini.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 55
RCA (recycle concrete aggregate)
PT HAERTE

Strength, durability,
workability, lower modulus
elasticity

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 56


19. Bab 27 - Evaluasi Kekuatan Bangunan Eksisting
PT HAERTE

Standarisasi peraturan persyaratan tentang pekerjaan uji beban pada struktur bangunan eksisting
dikembangkan melalui peraturan ACI 437.2-13. Banyak perubahan telah dicapai di dalam Bab 27 ACI 318-
19 dengan melakukan modifikasi persyaratan besarnya beban uji dan kriteria penerimaan besarnya
hubungan beban-lendutan yang diukur dan yang masih dapat diizinkan supaya lebih konsisten sesuai ACI
437.2-13 (pasal 27.4.6 dan 27.5.3). Hal baru dengan menggunakan konsep dasar serupa juga
diberlakukan dalam ACI 318-19 untuk persyaratan uji beban siklik pada struktur bangunan mengggunakan
tata cara kriteria uji beban dari ACI 437.2-13 (pasal 27.6).

ACI 318-19

ACI 318-19
SNI 2847-19ACI 318-14

SNI 2847-19ACI 318-14


5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 57
20. Appendix A – Verifikasi Desain Menggunakan Nonlinear Response History Analysis

PT HAERTE Belum terlalu lama , penggunaan metode analisa dinamis nonlinear (NRHA) perhitungan perencanaan
struktur bangunan tahan gempa masih terbatas pemakaiannya untuk keperluan penelitian akademis saja.
Hanya selang waktu beberapa tahun saja, sudah banyak bangunan-bangunan ikonik pencakar langit
terbesar dan tertinggi di seluruh kota besar di dunia (Dubai, Los Angeles, Beijing , Shanghai, Jakarta) yang
dibangun di daerah rawan gempa, telah dihitung dan direncanakan menggunakan metode NRHA ini.

ACI 318-19 menambahkan Bab baru terdiri dari 13 pasal ditempatkan dalam bentuk appendix yang
diperkirakan pada peraturan ACI 318-25 berikutnya akan dimasukan sebagai satu kesatuan peraturan
yang akan datang.

Appendix ini merupakan pelengkap persyaratan peraturan dari Bab 16 ASCE 07-16 mengenai analisis non-
linear riwayat waktu untuk menentukan perencanaan bangunan beton struktur tahan gempa.

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 58


PT HAERTE

WORLD SEISMIC DESIGN APPROACH

1. PRESCRIPTIVE CODES

2. NON-PRESCRIPTIVE CODES
(ALTERNATIVE)

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 59


PRESCRIPTIVE CODES
PT HAERTE

US CODES  COMPLY WITH INDONESIAN CODES


THE CODES
REQUIREMENTS

1. ASCE 07-2016 1. SNI 1727-2013


 FORCED BASED
2. ACI 318-19 DESIGN 2. SNI 1726-2019
APPROACH
3. IBC (2018) 3. SNI 2847-2019

REINFORCEMENT BARS

4. ASTM 706-M 4. SNI 2052-2017

5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 60


PT HAERTE
SEISMIC DEMAND

S DS S D1
Cs   Cs  for T  TL
R
 
 Ie 
R
T 
 Ie 
PRESCRIPTIVE CODES
 Cs 
S D1 TL
for T  T
(Force Based Design)
 R 
T2  
 Ie 
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 61
PENJELASAN SINGKAT PERENCANAAN MENGGUNAKAN ANALISIS
PT HAERTE
NON LINEAR RIWAYAT WAKTU (PERFORMANCE BASED SEISMIC DESIGN)

PBSD VS
CODES
Using Nonlinear Response History RSA produce Equivalent Lateral Force (ELF) &
Analysis (NRHA) adequate Response Spectrum Analysis (RSA)
tall building – traditional linear-analysis
designs in methodologies that use seismic
reduction factors (“ R ”) to account
1. More accurate consideration of large
for energy dissipation through
energy dissipation of individual earthquake nonlinear behavior :
components through modeling but “damage
of nonlinear behavior levels & 1. At the system scale : applied to
locations be reasonable for buildings of
Lower levels of energy modest height & conventional
are not well geometry
dissipation in NRHA predicted
than Code “ R “ i.e. for 2. At the component scale :
shear wall systems in property modifiers are applied
tall buildings to all elements to account for
effective member stiffness
Resulting in NRHA
shear wall demands >
(Displacement/Performance
code prescribed levels (Force Based Design)
Based Design)
in some cases.
PT HAERTE

PERFORMANCE VS SEISMIC DEMAND


OBJECTIVES
Performance
Level
TARGET CAPAIAN
OPERATIONAL IMMEDIATE OCCUPANCY LIFE SAFEY COLLAPSE PREVENTION

Service
LevelSLE
GEMPA
Earthquake
(KECIL)
(SLE)

Design
LevelDBE
GEMPA
Earthquake
(SEDANG)
(DE)

Maximum
Considered
GEMPA MCE
Earthquake
(KUAT)
(MCE)
PERFORMANCE OBJECTIVE AT SPECIFIED
LEVELS OF SEISMIC INTENSITY (ASCE 41)
PT HAERTE

OPERATIONAL
LEVEL (VERY IMMEDIATE OCCUPANCY COLLAPSE PREVENTION (SEVERE DAMAGE)
STRUCTURAL
LIGHT DAMAGE)

1. NO PERMANENT 1. LITTLE RESIDUAL STIFFNESS & STRENGTH


DRIFT
2. RETAINED 2. GRAVITY LOAD BEARING COLUMN & WALL FUNCTION
ORIGINAL
STIFFNESS & 3. EXTENSIVE DAMAGE (NON-STRUCTURAL)
STRENGTH
3. ALL SYSTEM GREATER LIFE SAFETY RISK
IMPORTANT TO
NORMAL
OPERATION TOTAL COLLAPSE
FUNCTION SOME RESIDUAL
4. VERY LOW LIFE STIFFNESS &
SAFETY RISK STRENGTH LEFT PERFORMANCE
IN ALL STORIES
STANDARD DEFINITIONS
MORE DAMAGE LIFE SAFETY ASCE 07 & ASCE 41
HIGHER SAFETY
RISK
PERFORMANCE OBJECTIVE
ARE PRIMARY RELATED TO
MIN. LIFE SAFETY IN “DE”
LEVEL EVENT ASSOCIATED
WITH A SPECIFIED RISK
CATEGORY
PT HAERTE ACUAN DASAR
 u  Cd  e PERHITUNGAN PBSD
Equal Displacement approach
1. STRUCTURAL PERFORMANCE
a. Collapse prevention
b. Life Safety CODES
c. Immediate Occupancy
d. No damage (operational)

2. Batasan
ETABS (push over, PBSD), PERFORM 3D a. maximum lateral deflection u
b. Interstory drift
c. R-actual vs R-design code 
y
Equal Energy approach

3. Theoretical Background (ductility demand)


a. Equal Displacement approach
b. Equal Energy approach

Luas segitiga besar = Luas segitiga kecil + epp


0  u 0  y  y  u

Ee  Eu
PT HAERTE

THANK YOU

THANK YOU
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 66

Anda mungkin juga menyukai