Sni 2847-2019 Terkait Banyak Perubahan Aci 318-19, 13 Mei 2020
Sni 2847-2019 Terkait Banyak Perubahan Aci 318-19, 13 Mei 2020
PEMANDU
HADI RUSJANTO TANUWIDJAJA SNI 2847-19
SNI 1726-19
ACI 318-14 DAN 19
5/13/2020 ASCE 07-16 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING
PT HAERTE
PRESENTASI
1. Waktu 1 jam 45 menit (presentasi 75 menit
diskusi & tanya jawab 30 menit)
AGENDA
BAB :
7 13 19 24
8 15 20 25
SERIAL LECTURES SAMPAI
9 16 21 26 TUNTAS SETIAP
MINGGU/BULAN
10 17 22 27
halaman
628 Rujukan
ACI 318-1910 to 318-2019 SNI 2847-13 S/D 19
392
113
19
1910 1963 1983 1999 2019 ACI 318
PT HAERTE
PERUBAHAN PERIODE
LIMA TAHUNAN
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING
PT HAERTE
Load Paths
(alur beban)
SNI 2847-19
ACI 318-14
PERINGATAN !!!
INFO AWAL
Pasal baru 8.6.1.2 telah ditambahkan dalam ACI 318-19, karena hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa
pada daerah geser kritis sekitar pertemuan pelat dengan kolom dan atau pelat lantai yang dibebani beban
terkonsentrasi (pada luas tapak terbatas) tulangan tarik lentur akan mencapai tegangan lelehnya sehingga
menimbulkan tambahan putaran sudut plastis dan melebarnya retak diagonal setempat. Catatan
tambahan baru pada pasal 8.6.1.1 tentang syarat penting tulangan minimum pelat harus diletakan sedekat
mungkin terhadap bagian muka pelat sisi tarik terluar.
Hal ini akan berdampak terhadap pengurangan kuat-ada geser pons sesuai yang telah dihitung
menggunakan rumus-persamaan pada peraturan ACI 318-14 (tercapainya tegangan leleh tulangantarik
sekitar pertemuan pelat lantai-kolom akan memperbesar putaran sudut dan pelebaran retak diagonal
pelat). Pasal 8.6.1.2 ditambahkan untuk memperhitungkan dan menghindari terjadinya keruntuhan geser
tersebut di atas.
1 5v b b
jika vuv s f c' (MPa) maka As ,min uv slab o
6 s f y
2
di mana s 1.0 faktor modifikasi sehubungan dengan ukuran ketebalan (tinggi) penampang
d
1
10
adalah faktor modifikasi untuk memperhitungkan korelasi hubungan kuat tekan beton ringan yang lebih
kecil dari beton strukur biasa untuk kuat tekan beton f c' yang sama. ( =1.0 untuk beton normal) s
(pasal 22.6.5.3) faktor konstanta untuk memperhitungkan kondisi pertemuan titik hubung balok-kolom.
BALOK /BEAM
Pendekatan perencanaan struktur komposit (kombinasi struktur baja dan beton) seperti balok kopel dengan
struktur baja yang terbungkus penuh di dalam struktur beton, diharuskan mengikuti standar peraturan
struktur baja SNI 1729-2019 ?? atau AISC 360-16 (revised 2019) bab I yang telah mengatur tata cara
dan persyaratan perhitungan dan pendetailan yang jauh lebih memadai.
BAGIAN I
Untuk menghilangkan ketidakserasian (inkonsistensi) ketentuan di dalam Bab 11 dan 18 tersebut di atas
maka pada ACI 318-19, maka ketentuan persyaratan mengenai gaya geser dalam bidang untuk elemen
struktur dinding geser pada Bab 11 (persamaan 11.5.4.3) dimodifikasi dan diperluas penggunaannya
dengan format persamaan yang sama supaya dapat secara konsisten bentuk persyaratan persamaannya
dapat dipergunakan untuk kriteria yang sebelumnya tercantum di dalam Bab 18 (persamaan 18.10.4.1).
Perubahan mendasar perhitungan struktur pondasi di dalam peraturan yang baru ini memberikan
kebebasan perencana struktur untuk dapat menggunakan metode perencanaan perhitungan dengan
memakai metode konvensional beban kerja menggunakan tegangan atau beban izin dengan faktor
keamanan (pasal 13.4.2) atau metode beban batas menggunakan faktor reduksi kekuatan dengan beban
terfaktor (pasal 13.4.3)..
Modifikasi dan tambahan pasal baru 15.2.4 dan 15.2.5 memperhitungkan kondisi kritis pada titik hubung
balok-kolom untuk kolom sudut terutama yang mengalami tambahan beban lantai (luar) kantilever.
Terjadinya momen lentur buka-tutup dua-arah yang berakhir pada titik hubung kolom sudut (D-region)
yang mengakibatkan momen transfer dalam arah potongan diagonal titik hubung tersebut yang tidak dapat
dilakukan redistrbusi momen kepada struktur statis tertentu kantilevernya. Bab 23 memberikan persyaratan
detail ketentuan perhitungan struktur untuk titik hubung kolom sudut menggunakan metode “strut and tie”
Persyaratan detail dan ketentuan mengenai hubungan interaksi pada beton prekast melalui bearing pad
yang menerima beban tetap jangka panjang; sudah diperbaharui secara menyeluruh dan konsisten untuk
memperhitungkan gaya perlawanan terhadap pengaruh perubahan volume yang ditimbulkan akibat creep,
susut dan perubahan temperatur. (b)
(d)
SNI 2847-19
ACI 318-14
ONLY KONSOL
PENDEK (BRACKET PREKAST VS PREKAST
& CORBEL)
PREKAST, BETON COR
TEMPAT VS PONDASI
BALOK & KOLOM
INTERAKSI BETON VS KOMPOSIT
BAJA PROFIL
PT HAERTE
9. Bab 17 – Pengangkuran terhadap Beton
Ankur terhadap beton didefinisikan sebagai ankur yang berfungsi menghubungkan satu elemen struktur
Shear Lugs
terhadap elemen struktur yang lain dan atau elemen struktur untuk keamanan gedung (misalnya sistim
pengaman sprinkler, berat pipa-pipa instalasi MEP, deretan pagar pengaman yang dipasang tergantung
pada elemen struktur beton) melalui transfer gaya tarik, geser atau kombinasi ke dua gaya tarik dan geser.
Revisi format penjajian pasal-pasal mengenai persyaratan dan ketentuan ankur terhadap beton pada ACI
318-19 dengan tujuan supaya lebih konsisten dan menyesuaikan dengan Bab dan pasal lainnya dari
peraturan ini secara keseluruhan. Sesuai dengan mekanisme pemasangan ankur selanjutnya dibedakan
ankur yang dipasang bersamaan (cast in place) dan atau ankur yang dipasang sesudah (post-installed)
pengecoran elemen struktur betonnya.
Di dalam praktik lapangan pemasangan ankur sesudah pengecoran seperti halnya, ankur yang dapat
mengembang, ankur yang dibor dan atau ankur terbenam (under-cut) penggunaannya semakin luas.
Namun demikian prediksi kapasitas gaya cabutnya belum dapat dipastikan sehingga uji-uji prakualifikasi
tambahan sesuai persyaratan dan ketentuan di dalam ACI 355.2-07 harus diberlakukan.
ACI 318-19 menambahkan pasal baru tentang penggunaan shear-lugs yaitu elemen struktur baja yang
dilas ke pelat baja dasar yang dimaksudkan supaya meningkatkan transfer gaya geser melalui mekanisme
bearing terhadap elemen struktur pondasi betonnya.
Untuk membantu pemahaman tentang penggunaan jenis variasi faktor-faktor pada persamaan
perhitungan kapasitas tarik dan geser terkait dengan jarak bersih tepi dan atau ketebalan elemen strukur
disusun dalam pasal 17.6 (mengenai kuat tarik ankur).
Penelitian setelah kejadian gempa Chili (2010) dan gempa Christchurch (2011) di New Zealand dan Pada boundary
konfirmasi hasil uji-laboratorium membuahkan persyaratan dan ketentuan baru mengenai detail tulangan
dinding geser pada daerah batas ujung dari elemen struktur dinding-geser khusus.
Sementara peraturan IBC sudah sekian lama mencantumkan persyaratan dan ketentuan mengenai beton
shot-crete (beton semprot bertekanan), sampai ke pada ACI 318-14 secara eksplisit tidak pernah
melakukan hal serupa tentang beton shot-crete (beton semprot bertekanan) .
Bekerja sama dengan komite kerja ACI 506 (American Shotcrete Association), ACI 318-19 telah
mengakomodasi persyaratan dan ketentuan beton semprot bertekanan ini melalui perubahan di dalam
pasal terkait lainnya yang tersebar di dalam peraturan ACI 318-19 sebagimana terlihat pada komentar
untuk Tabel R. 4.2.1.1.
ACI 318-19 menambahkan pasal baru tentang penetapan harga faktor pengurangan kuat tekan pada beton
ringan yang sudah tidak dikaitkan lagi dengan tegangan tarik pemisahan (splitting tensile strength) fct'
dalam ACI 318-14; melainkan lebih dimudahkan penggunaanya jika dikaitkan dengan kepadatan densitas
beton ringan wc (kg / m3 ) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 19.2.4.1 (b).
Sampai dengan ACI 318-14, persyaratan peraturan tentang reaksi negatip dari agregat alkali belum
dicantumkan di dalam batang tubuh peraturannya. ACI 318-19 secara spesifik melakukan penambahan
persyaratan peraturan tentang upaya pencegahan terhadap reaksi alkali-silika (ASR).
Pendekatan yang diupayakan dalam peraturan adalah menegaskan tugas utama dari perencana struktur
untuk mengidentifikasi keadaan permukaan beton yang akan terbuka terhadap lingkungan berkondisi
reaktip alkali-silika kemudian menyelidiki dan menentukan kelas desain keterbukaan permukaan (F, S, W
dan C) lihat Tabel 19.3.1.1 kemudian memilih campuran adukan beton yang tepat sesuai persyaratan
peraturan yang akan diberlakukan kepada agregat yang rentan terhadap ASR, lihat Tabel 19.3.2.1
Agregat yang rentan terhadap reaksi alkali-carbonation dilarang dipergunakan di dalam ACI318-19 ini.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 29
ACI 318-19 menambahkan pasal baru tentang penetapan harga faktor pengurangan kuat tekan pada beton
ringan yang sudah tidak dikaitkan lagi dengan tegangan tarik pemisahan (splitting tensile strength) fct'
PT HAERTE dalam ACI 318-14; melainkan lebih dimudahkan penggunaanya jika dikaitkan dengan kepadatan densitas
beton ringan wc (kg / m3 ) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 19.2.4.1 (b).
Sampai dengan ACI 318-14, persyaratan peraturan tentang reaksi negatip dari agregat alkali belum
dicantumkan di dalam batang tubuh peraturannya. ACI 318-19 secara spesifik melakukan penambahan
persyaratan peraturan tentang upaya pencegahan terhadap reaksi alkali-silika (ASR).
Pendekatan yang diupayakan dalam peraturan adalah menegaskan tugas utama dari perencana struktur
untuk mengidentifikasi keadaan permukaan beton yang akan terbuka terhadap lingkungan berkondisi
Akali reaction
(agregat)
reaktip alkali-silika kemudian menyelidiki dan menentukan kelas desain keterbukaan permukaan (F, S, W
dan C) lihat Tabel 19.3.1.1 kemudian memilih campuran adukan beton yang tepat sesuai persyaratan
peraturan yang akan diberlakukan kepada agregat yang rentan terhadap ASR, lihat Tabel 19.3.2.1
Agregat yang rentan terhadap reaksi alkali-carbonation dilarang dipergunakan di dalam ACI318-19 ini.
Perubahan mendasar pada ACI 318-19 yaitu dengan diizinkan memperluas batasan penggunaan
persyaratan dan ketetapan penggunaan baja tulangan mutu tinggi sampai f y 690 MPa untuk
perencanaan struktur bangunan tahan gempa sebagaimana terlihat di dalam Tabel 20.2.2.4 (a)
Dampak Penggunaan
Mutu Baja Tinggi ???
PERINGATAN pembatasan nilai maksimum f y untuk menentukan kapasitas kuat tekan maksimum Pn ,max suatu
penampang kolom. Diperkirakan pada masa mendatang penggunaan baja tulangan mutu f y = 690 MPa
akan banyak dipergunakan pada elemen struktur kolom dan dinding geser pada pembangunan bangunan
tinggi tahan gempa serta tidak tertutup kemungkinan dipergunakannya mutu baja tersebut pada
HARUS DISESUAIKAN kebutuhan pemakaian elemen struktur pelat lantai yang diharuskan memikul beban lantai yang sangat
besar.
ACI 318-19 memperbolehkan penggunaan baja tulangan mutu tinggi f y = 560 - 690 MPa untuk
perencanaan elemen struktur yang memikul gaya aksial, geser dan momen lentur. Terkait dengan
penggunaan mutu baja tinggi maka perlu diberikan syarat-syarat tambahan untuk persyaratan-persyaratan
jarak tulangan perimeter penampang (hoops), ukuran dimensi penampang hubungan balok-kolom, lokasi
penampatan sambungan lewatan yang dimaksudkan supaya dapat menghasilkan perilaku penampang
struktur beton yang lebih daktail sebagaimana disyaratakan untuk sistim struktur pemikul gempa (LRFS)
khusus.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 33
PT HAERTE
Penggunaan baja tulangan mutu tinggi harus diimbangi dengan penyesuaian harga dari faktor reduksi
penampang untuk penampang memikul momen lentur dan atau kombinasi momen lentur dan gaya
aksial.
Pada peraturan baru ACI 318-19 ini untuk kontrol keruntuhan tekan didefinisikan sebagai regangan tarik
netto t ty , kontrol keruntuhan tarik didefinisikan sebagai t ty 0.003 , di mana ty didefinisikan
sebagai regangan tarik nominal pada tegangan leleh baja tulangan ulir.
Bersamaan dengan hal tersebut, peraturan baru mensyaratkan untuk penampang beton balok dan pelat
dengan kondisi P u 0.1 fc Ag (gaya aksial normal kecil) mempunyai kontrol keruntuhan tarik maka
'
koefisien reduksi penampang dapat selalu diambil sebesar nilai 0.9 (lihat gambar R21.2.2b)
b c 0.003 c 0.003
b
d d
h h
t f y / Es t f y / Es
compression failure
Penampang Beton 1st yield on steel rebar Penampang Beton
bertulang under-reinforced bertulang over reinforced(progressive)
tension failure ---> large displacement
instant / sudden
PT HAERTE
ACI 318-19 melakukan penyederhanaan dengan memperkenalkan bentuk model persamaan baru lihat
Tabel 22.5.5.1, untuk menghitung kuat geser satu-arah yang dapat dipergunakan pada elemen struktur
beton biasa seperti halnya balok, pelat dan dinding yang dibebani tegak lurus bidangnya (out-of plane
loadings). Persamaan ini sudah memperhitungkan pengaruh ukuran penampang yang yang tidak
memerlukan tulangan geser (lebih kecil tulangan geser minimum), Av Av,min .
f 70 MPa
c
'
Balok (sokongan)
Strut
(sokongan)
Ties
(gantungan)
SEKOLAH JADUL
ILMU GAYA –PROF SOEMONO
Strut
(sokongan)
Ties
(gantungan)
Balok (gantungan)
MOHR’S CIRCLE
SANGAT PENTING
Vu = Vc + Vs
Flexural Shear hanya berlaku METODE SOKONGAN DAN GANTUNGAN BISA DIPAKAI BAIK UNTUK
untuk B- Region B-REGION MAUPUN D-REGION
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 44
ACI 318-19 menetapkan 12 perubahan baru yang terkait dengan metode STM ini khususnya mengenai
PT HAERTE perencanaan sekitar daerah (D-region). Persyaratan dan ketentuan mengenai tulangan distribusi minimum
Av
untuk balok-tinggi (lihat tabel 23.5.1) diperluas penggunaannya untuk kasus-kasus D-region lainnya
bw s
yang meskipun secara perhitungan tulangan distribusi tersebut tidak dibutuhkan untuk gaya tekan bagian
dalam (interior struts terkekang pada setiap bidag mukanya oleh elemen struktur beton yang mempunyai
ketebalan lebih besar dari separuh lebar strut, tulangan distribusi tersebut dapat memberikan sumbangan
yang berdampak positip yaitu meningkatkan capaian daya-layannya (performance-serviceability) buat
daerah D-region yang meluas. Pile cap (tutup kumpulan kepala tiang/poer) dan balok-korbel yang memikul
beban terpusat adalah contoh kasus pengekangan beton sesuai pasal 23.5.3 (b)
(Catatan : selain tulangan distribusi tidak diperlukan dan seringkali tidak praktis untuk dilaksanakan; seperti
halnya struktur tutup kumpulan kepala-tiang (poer/pile-cap).
STM menggunakan penyederhanaan simulasi model lintas kerja tegangan keseluruh penampang
elemen strukturnya sehingga analisis perhitungan akan memperkirakan kuat kapasitas ultimit yang
selalu lebih kecil dari kekuatan kapasitas aktualnya (lower bound approach). STM selalu menghitung
kuat ultimit yang lebih aman namun tidak memperhatikan daya layannya/serviceability.
Cukup banyak data hasil penelitian yang sedang berjalan menunjukan diperlukannya pengembangan
lanjut mengenai persyaratan dan ketentuan detail di dalam ACI 318-14 mengenai : panjang penyaluran
untuk baja tulangan ulir (pasal 25.4.2), standar tulangan ankur kait , dan detail kepala baja pada tulangan
tarik (pasal 25.4.3) kesemuanya terkait langsung terhadap penggunaan baik beton struktur dan baja
tulangan mutu tinggi.
Persyaratan dan ketentuan detail panjang penyaluran tulangan ulir relatip sama dengan ACI 318-14, tetapi
perlu tambahan faktor baru g 1.0 yaitu faktor modifikasi terkait dengan mutu baja (pasal 25.4.2.5) dan
persyaratan kebutuhan tulangan melintang jika dipergunakan baja tulangan mutu yang lebih tinggi.
Meskipun tidak ada persyaratan untuk adanya tulangan melintang sepanjang panjang penyaluran tarik
atau sambungan lewatan, hasil penelitiannya membuktikan bahwa pada tegangan tekan beton yang
sangat tinggi seringkali terjadi keruntuhan getas di daerah ankur tulangan yang tidak diberikan tulangan
melintang yang cukup memadainya. Hasil uji laboratorium sambungan lewatan untuk tulangan
berdiameter 25 mm dan 36 mm dengan mutu kuat tekan beton f c 105 MPa, adanya tulangan
'
melintang meningkatkan prilaku duktilitas beton di daerah pengakuran tersebut (pasal 25.4.2.1).
Tabel 25.4.3.2 sudah lebih disempurnakan dan adanya penambahan faktor modifikasi baru o 1.0
untuk memperhitungkan letak posisi ankur kait, panjang penyaluran ankur untuk daerah di dalam inti
elemen struktur kolom dengan tebal penutup beton yang kurang dari 65 mm dan atau 6 db akan
membutuhkan panjang kait yang 25 % lebih panjang jika dibandingkan dengan yang mempunyai penutup
beton lebih besar.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 48
Catatan :
Distribusi tulangan pengekang
PT HAERTEPersyaratan dan ketentuan yang tercantum di dalam pasal 25.4.3.4 ini dapat juga dipergunakan untuk
kondisi ujung-ujung dari balok bertumpuan sederhana, ujung bebas struktur balok kantilever dan untuk
ujung pertemuan balok-kolom yang tidak melewati titk pertemuannya.
berupa sengkang/pengikat
Persyaratan dan ketentuan tersebut di atas tidak dapat dipakai untuk ankur kait pada ujung-ujung luar
sejajar atau tegaklurus
tepi elemen struktur pelat yang diberi tulangan pengekang pada ke dua sisinya dalam arah tegaklurus
bidang ankurnya.
terhadap tulangan yang akan
diberi ankur kait 90o dan 180o ,
sepanjang ekornya dapat
dilihat pada gambar R
25.4.3.3.a dan b. Baja tulangan
kait ankur sangat mudah
terganggu oleh pecahnya beton
jika tebal penutup beton baik
di dua sisi tegaklurus terhadap
bidang kaitnya dan di atas dan
bawah (di dalam bidang kait)
tipis (gb. R25.4.3.4). Untuk
menghindari hal ini dibutuhkan
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING tambahan tulangan sengkang.
49
PT HAERTE
Persyaratan dan ketentuan mengenai detail kepala baja tulangan sangat berbeda dengan peraturan
sebelumnya dan sudah lebih disempurnakan untuk memperhitungkan pengaruh besaran diameter
tulangan ( 35.0 mm), mutu kuat tekan beton (berlaku untuk beton biasa), jarak antar tulangan, mutu
baja tulangan (sekarang tidak dibatasi) dan tingkat pemakaian tulangan pengekang sesuai panjang yang
dibutuhkan (lihat Tabel 25.4.4.3 dalam pasal 25.4.4).
Total luas tulangan yang dipasang dalam arah sejajar terhadap panjang penyaluran dari ankur kait
menggunakan kepala baja tulangan ulir Att harus terdiri dari sengkang kait dan sengkang keliling (hooks),
yang terletak di daerah 8 db ( db diameter dari kepala baja tulangan) dari pusat kepala baja tulangan ke
arah tengah (dalam) sebagaimana tergambar dalam gambar R25.4.4.4 akan memberikan sumbangan
kekuatan pengangkuran sesuai bagian daerah terkait hal tersebut. Tulangan semacam ini akan
memberikan pengikatan beton terdekat dengan kepala baja tulangan sampai ke sisi lainnya dari bidang
hancur permukaan sehingga memobilisasi tambahan kekuatan pengangkurannya.
Untuk pengangkuran selain hubungan balok-kolom tulangan sengkang kait Att tidak boleh diperhitungkan,
dan faktor modifikasi p dapat diambil sebesar 1.0 dengan catatan jarak antar tulangan kait tidak kurang
Dalam hal tulangan momen negatip (atas) dipakai kepala baja tulangan ulir yang berhenti di dalam titik
hubung balok-kolom, kolomnya harus diperpanjang ke arah sebelah atas titik hubung sejauh jarak minimum
h (ukuran horizontal penampang titik hubung dalam arah gaya yang sedang ditinjau). Sebagai alternatip,
tulangan balok harus dibungkus dengan tambahan tulangan vertikal yang dapat memberikan pengekangan
ekivalen bagian beton di atas titik hubung tersebut (pasal-pasal 25.4.4.6 dan 18.4.4.5).
Dalam hal jarak antar kabel sebagai alat jangkar 300 mm, kumpulan alat penjangkaran ini dapat
dijadikan menjadi satu grup. Untuk setiap grup yang terdiri dari 6 buah atau lebih alat penjangkaran maka
minimum harus dipasang sejumlah n 1 tulangan berbentuk tusuk konde (hairpin/ U-shape) atau
sengkang keliling (hoops) berdiameter 10 mm. ( n adalah jumlah alat penjangkaran dalam setiap grup)
lihat gambar R25.9.4.4.6a. Satu buah tusuk konde atau sengkang ini harus dipasang di antara pusat alat
jangkar yang berdekatan dan masing-masing satu buah di kedua sisinya dari setiap grup. Setiap tusuk
konde atau tulangan sengkang ini harus dipasang dengan kaki-kaki horizontalnya tertanam menjorok ke
arah bagian dalam dan tegak lurus terhadap ujung tepi pelat. Jarak pusat tulangan vertikal tusuk
konde/sengkang yang berdekatan dengan bagian kepala alat penjangkaran harus dipasang sejauh
3 / 8 -1/2 h terhitung dari bidang muka bearing alat penjangkarannya.
Tulangan sengkang harus didetail sesuai persyaratan dan ketentuan pasal 25.7.1.1 (harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga berdekatan dengan tepi-tepi luar penampang tertekan maupun tertarik sesuai
tebal penutup beton yang diizinkan dan tidak berbenturan dengan tulangan terpasang yang berdekatannya.
Kaki-kaki tulangan sengkang harus diperpanjang sampai sejauh pertimbangan praktis pelaksanaan
mendekati serat penampang tertekannya dan harus dilengkapi dengan kait pada setiap ujungnya.
Pasal 25.9.4 telah dipebaharui untuk mengklarifikasikan persyaratan daerah pengakuran kabel prategang
menggunakan strand tunggal ( 12.7 mm) yang tidak terlekat beton pada ujung-ujung tepi struktur pelat.
Hasil analisis uji laboratorium membuktikan bahwa penjangkaran pada ujung-ujung tepi struktur pelat lantai
beton akan berprilaku lebih andal jika diberikan tambahan tulangan sengkang horizontal (tulangan tusuk
konde) sejajar tepi pelat dan diletakan sedekat mungkin terhadap alat penjangkaran (dalam praktis umum
dikenal sebagai “back-up bars”. Perubahan persyaratan dan ketentuan di dalam ACI 318-19 ini sekaligus
mengklarifikasikan penggunaan pasal tersebut untuk struktur pelat lantai yang mempunyai variasi
ketebalan.
Persyaratan dan ketentuan tentang penggunaan bekas pecahan beton yang menggunakan bahan semen
hidrolis atau agregat-ulang pakai juga dizinkan pemakaian setelah melalui evaluasi tenaga akhli terkait
terhadap data dokumentasi hasil uji laboratorium yang harus memenuhi pasal 26.4.1.2.1c:
(1) Sifat teknis beton basah dan setelah pengerasan berlangsung sangat bergantung kepada sifat
alami, kualitas dan variabilitas dari pusat tempat pengambilan agregat beton bekas pakai, gradasi
dan keseragaman butiran.
RCA (recycle (2) ASTM C33 memberikan perhatian dan catatan perlunya tambahan progam uji material untuk
membuktikan konsistensi agregat dan kontrol kualitas sifat teknis beton selama pelaksanaan
concrete aggregate) pekerjaan berlangsung. Termasuk dalam konsiderasi tersebut adalah persyaratan keandalan
agregat yang harus sesuai ASTM C33 dan usulan campuran adukan beton yang memenuhi
keandalan terhadap pengaruh keterbukaan lingkungan reaktif alkali-silika, konten zat kimia klorida
dan sulfat di dalam beton.
(3) Selanjutnya tinjaun sifat teknis beton yang terbuat dari pecahan beton semen-hidrolis akan lebih
bervariasi jika dibandingkan dengan beton konvensional menggunakan material agregat biasa.
Penggunaan kedua jenis material sangat menarik perhatian sebagai upaya pembuatan struktur beton yang
lebih lestari namun demikian asas kehati-hatian perlu disyaratkan di dalam peraturan ini untuk menjamin
keandalan sifat teknis beton sebelum layak untuk dipergunakan dalam praktiknya.
Pasal 26.13.1.3 lebih menegaskan lagi tentang perubahan pemakaian istilah pengawas berkualitas
menjadi pengawas bersertifikasi disamping mempunyai syarat utama sebagai Licensend Design
Professional (LDP) atau enjinir professional yang berlisensi (mempunyai izin berpraktik).
Persyaratan dan ketentuan tentang pengawasan pekerjaan merupakan pengembangan semua ketentuan
yang sekarang sudah diberlakukan di dalam peraturan IBC (International Building Code). Selanjuntya
diharapkan bahwa IBC juga akan mengambil referensi ketentuan dan persyaratan dari ACI 318-19 tentang
hal terebut di atas.
Banyak perubahan telah diberlakukan tentang persyaratan dan ketentuan pengawasan pekerjaan selama
pembuatan peraturan ACI 318-19 yang baru ini.
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 55
RCA (recycle concrete aggregate)
PT HAERTE
Strength, durability,
workability, lower modulus
elasticity
Standarisasi peraturan persyaratan tentang pekerjaan uji beban pada struktur bangunan eksisting
dikembangkan melalui peraturan ACI 437.2-13. Banyak perubahan telah dicapai di dalam Bab 27 ACI 318-
19 dengan melakukan modifikasi persyaratan besarnya beban uji dan kriteria penerimaan besarnya
hubungan beban-lendutan yang diukur dan yang masih dapat diizinkan supaya lebih konsisten sesuai ACI
437.2-13 (pasal 27.4.6 dan 27.5.3). Hal baru dengan menggunakan konsep dasar serupa juga
diberlakukan dalam ACI 318-19 untuk persyaratan uji beban siklik pada struktur bangunan mengggunakan
tata cara kriteria uji beban dari ACI 437.2-13 (pasal 27.6).
ACI 318-19
ACI 318-19
SNI 2847-19ACI 318-14
PT HAERTE Belum terlalu lama , penggunaan metode analisa dinamis nonlinear (NRHA) perhitungan perencanaan
struktur bangunan tahan gempa masih terbatas pemakaiannya untuk keperluan penelitian akademis saja.
Hanya selang waktu beberapa tahun saja, sudah banyak bangunan-bangunan ikonik pencakar langit
terbesar dan tertinggi di seluruh kota besar di dunia (Dubai, Los Angeles, Beijing , Shanghai, Jakarta) yang
dibangun di daerah rawan gempa, telah dihitung dan direncanakan menggunakan metode NRHA ini.
ACI 318-19 menambahkan Bab baru terdiri dari 13 pasal ditempatkan dalam bentuk appendix yang
diperkirakan pada peraturan ACI 318-25 berikutnya akan dimasukan sebagai satu kesatuan peraturan
yang akan datang.
Appendix ini merupakan pelengkap persyaratan peraturan dari Bab 16 ASCE 07-16 mengenai analisis non-
linear riwayat waktu untuk menentukan perencanaan bangunan beton struktur tahan gempa.
1. PRESCRIPTIVE CODES
2. NON-PRESCRIPTIVE CODES
(ALTERNATIVE)
REINFORCEMENT BARS
S DS S D1
Cs Cs for T TL
R
Ie
R
T
Ie
PRESCRIPTIVE CODES
Cs
S D1 TL
for T T
(Force Based Design)
R
T2
Ie
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 61
PENJELASAN SINGKAT PERENCANAAN MENGGUNAKAN ANALISIS
PT HAERTE
NON LINEAR RIWAYAT WAKTU (PERFORMANCE BASED SEISMIC DESIGN)
PBSD VS
CODES
Using Nonlinear Response History RSA produce Equivalent Lateral Force (ELF) &
Analysis (NRHA) adequate Response Spectrum Analysis (RSA)
tall building – traditional linear-analysis
designs in methodologies that use seismic
reduction factors (“ R ”) to account
1. More accurate consideration of large
for energy dissipation through
energy dissipation of individual earthquake nonlinear behavior :
components through modeling but “damage
of nonlinear behavior levels & 1. At the system scale : applied to
locations be reasonable for buildings of
Lower levels of energy modest height & conventional
are not well geometry
dissipation in NRHA predicted
than Code “ R “ i.e. for 2. At the component scale :
shear wall systems in property modifiers are applied
tall buildings to all elements to account for
effective member stiffness
Resulting in NRHA
shear wall demands >
(Displacement/Performance
code prescribed levels (Force Based Design)
Based Design)
in some cases.
PT HAERTE
Service
LevelSLE
GEMPA
Earthquake
(KECIL)
(SLE)
Design
LevelDBE
GEMPA
Earthquake
(SEDANG)
(DE)
Maximum
Considered
GEMPA MCE
Earthquake
(KUAT)
(MCE)
PERFORMANCE OBJECTIVE AT SPECIFIED
LEVELS OF SEISMIC INTENSITY (ASCE 41)
PT HAERTE
OPERATIONAL
LEVEL (VERY IMMEDIATE OCCUPANCY COLLAPSE PREVENTION (SEVERE DAMAGE)
STRUCTURAL
LIGHT DAMAGE)
2. Batasan
ETABS (push over, PBSD), PERFORM 3D a. maximum lateral deflection u
b. Interstory drift
c. R-actual vs R-design code
y
Equal Energy approach
Ee Eu
PT HAERTE
THANK YOU
THANK YOU
5/13/2020 HAKI-HAERTE JAKARTA - ZOOM MEETING 66