Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA


“TEORI PEMBENTUKAN ALAM SEMESTA, GALAKSI DAN BINTANG”

Dosen Pengampu : Sitti Rahma Yunus, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1/REGULER B

KHAERUNNISA
A. PUTRI MAHARANI
NURHIKMAH
ST. ZAHRAH
ANNISA
WIDYAWATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Teori
Pembentukan Alam Semesta, Galaksi dan Bintang” ini dapat diselesaikan. Shalawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun untuk
diajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga menjadi pembelajaran bagi kami
agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Demikian, semoga makalah ini dapat menjadi
bahan pembelajaran dan bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG ................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 2
C. TUJUAN ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3


A. ALAM SEMESTA ........................................................................................................ 3
B. GALAKSI ...................................................................................................................... 9
C. BINTANG ................................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 18


A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 18
B. SARAN ....................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang dan waktu dimana
semua energi dan materi berpadu. Alam semesta, kadang disebut alam raya atau
mayapada. Terjadinya alam semesta telah dipelajari oleh manusia sejak dahulu. Dari
waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan akal pikiran manusia yang diikuti oleh
kemajuan teknologi, pandangan terhadap alam semesta semakin luas.
Terbentuknya alam semesta menjadi teka-teki yang menyibukkan bagi umat
manusia. Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam semesta, belum ada yang dapat
membuktikan secara empirik kebenarannya. Hal ini dikarenakan manusia adalah hal nisbi
bagi alam raya. Manusia adalah sesuatu yang sangat baru di alam raya. Maka walaupun
manusia dengan susah payah mencari-cari bagaimana terbentuknya alam semesta sering
terhalang keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat terikat dengan
pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan bahwa pandangan
tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Awal mula, manusia berpandangan bahwa alam semesta terbentuk dalam mitos.
Menurut bangsa Mesir Purba, alam raya ini dikuasai Dewi Langit Nut yang tubuhnya
bertaburan bintang, memayungi alam raya sambil menopang langit agar tidak runtuh
menekan bumi. Setiap malam dia menelan matahari dan memuntahkannya di pagi hari. Di
antara pagi dan malam hari matahari berlayar di langit dengan menggunakan perahu.
Di kehidupan sehari-hari kita selalu melihat benda langit seperti matahari, bulan,
bintang, ataupun lainnya yang berhubungan langsung dengan apa yang ada di alam
semesta ini. Satelit adalah salah satu benda langit, begitu pun dengan planet-planet Di
langit yang begitu luas ini terdapat begitu banyak benda-benda yang begitu indah mengisi
langit alam semesta ini. Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang
terdiri atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan
lubang hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi
hipotetis yang dikenal dengan materi gelap. Dan tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.
Untuk lebih jelasnya, dalam makalah ini penulis akan membahas teori-teori dan hal-hal
berkaitan dengan pembentukan alam semesta , galaksi dan bintang.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud alam semesta?
2. Bagaimana proses pembentukan alam semesta?
3. Apa yang dimaksud galaksi?
4. Bagaimana proses pembentukan galaksi?
5. Apa yang dimaksud bintang?
6. Bagaimana proses pembentukan bintang?

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian alam semesta.
2. Mengetahui proses pembentukan alam semesta?
3. Mengetahui pengertian galaksi?
4. Mengetahui proses pembentukan galaksi?
5. Mengetahui pengertian bintang?
6. Mengetahui proses pembentukan bintang?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ALAM SEMESTA
1. Pengertian Alam Semesta

Alam semesta
(Sumber : www.melinweb.com)

Menurut pengetahuan terkini dalam fisika modern, planet bumi mengelilingi


matahari. Galaksi bintang-bintang tempat matahari berada merupakan satu dari jutaan
galaksi yang tersebar pada sistem ruang dan waktu yang berkembang dari ledakan energi
milyaran tahun lalu. Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar
yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya terjadi
segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang tidak.
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrolosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom,
elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Awal konsep alam semesta para ilmuwan menetapkan bumi sebagai pusatnya,
yaitu dengan istilah geosentris yang Cladius Ptelemolus. Seiring majunya zaman, Nicolas
Copernicus menemukan teori baru yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat alam
semesta yang disebut teori heliosentris. Namun teori tersebut ternyata lebih tepat untuk
tata surya. Tata surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan masih banyak galaksi yaitu
kumpulan bintang yang ada di alam semesta ini.
2. Teori Tentang Terbentuknya Alam Semesta
Ada tiga teori besar tentang terciptanya alam semesta, yaitu Teori Keadaan
Tetap (Ready State Theory), Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Teori Osilasi.

3
a. Teori Keadaan Tetap (Ready State Theory)
Ahli astronomi Inggris Freud Hoyle mengajukan Teori Keadaan
Tetap (Steady State Theory) sebagai wujud adanya alam semesta. Menurut teori
ini, hanya materi yang ada, dan begitulah adanya sepanjang waktu yang tak terbatas.
Dari pendirian itu, diklaim bahwa alam semesta selalu ada dan tidak diciptakan. Teori
ini dianut oleh kaum materialisme.
Sebagai tambahan bagi klaim mereka, bahwa alam semesta ada dalam waktu
yang tidak terbatas, penganut materialisme juga mengemukakan bahwa tidak ada
tujuan atau sasaran di dalam alam semesta. Mereka menyatakan bahwa semua
keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan yang tampak di sekitar kita hanyalah
peristiwa kebetulan.
b. Teori Osilasi
Teori Osilasi hampir sama dengan Teori Keadaan Tetap (Steady State
Theory) yang menyatakan bahwa alam semesta tidak ada awal dan tidak ada akhir.
Namun, model osilasi ini mengakui adanya dentuman besar yang mengakibatkan
terjadinya pengembangan, lalu gravitasi akan menyedot kembali sehingga
kempis (collapse) yang kemudian akan padat kembali. Setelah kembali, selanjutnya
terjadi dentuman besar lagi dan mengempis lagi. Dengan kata lain alam semesta ini
berkelakuan melar-menciut-melar-menciut. Begitu seterusnya.
c. Teori Dentuman Besar (Big Bang)
Pendapat bahwa alam semesta sudah ada sejak waktu yang tak terbatas
terkubur ketika abad 20 ditemukan penemuan baru. Sejak tahun 1920-an, telah muncul
bukti tegas bahwa pendapat ini tidak mungkin benar. Para ilmuwan sekarang merasa
pasti bahwa jagat raya tercipta dari ketiadaan, sebagai hasil suatu ledakan besar yang
tak terbayangkan, yang dikenal sebagai Teori Dentuman Besar (Big Bang)”.
Teori ini berbunyi : “Alam semesta diciptakan kira-kira 15.000.000.000 (lima
belas trilyun) tahun yang lalu, kejadiannya berawal dari meledaknya atom prima atau
atom awal (Primeval Atom). Ledakan itu sangat besar dan dahsyat yang menyebabkan
berhamburannya seluruh isi (materi dan energi) atom prima itu ke segala arah.”
Abad ke-20 juga menyaksikan kehancuran klaim materialis bahwa segala
sesuatu di jagat raya adalah hasil dari kebetulan dan bukan rancangan. Riset yang
diadakan sejak tahun 1960-an dengan konsisten menunjukkan bahwa semua
keseimbangan fisik alam semesta umumnya dan bumi kita khususnya dirancang
dengan rumit untuk memungkinkan kehidupan.
4
Teori yang akhirnya diposisikan dan diterima sebagai pandangan yang ilmiah
adalah Teori Dentuman Besar (Big Bang). Teori ini berpandangan bahwa alam
semesta ini pada mulanya terjadi dengan peledakan. Menurut George Ganow dalam
Musthafa (1980), pada saat-saat permulaan dari timbulnya alam semesta ini, ialah
bahwa semua massa (benda-benda) yang akan membentuk alam semesta seperti
galaksi-galaksi, semua nebula, gas-gas, matahari, bintang-bintang, seluruh planet dan
satelit serta zat-zat kosmos lainnya, berkumpul menjadi satu di bawah tekanan yang
maha tinggi dan sangat kuat, sehingga menyebabkan pecah dan runtuh
berantakan (collapse). Alam semesta tercipta dari sebuah ledakan kosmis sekitar 10-
20 milyar tahun yang lalu mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam
semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi
terkumpul dalam sebuah titik.
3. Proses Terbentuknya Alam Semesta
Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta
(cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan
padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-
muatan energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di
alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya
gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis.
Partikel-partikel dasar yaitu elektron, photon, neutron dan lain-lain saling
bertubrukan untuk kemudian membentuk proton dan neutron. Selama masa ini sebagian
besar energi masih berbentuk radiasi (percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap
ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam
semesta mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron
yang bermuatan negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan
helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.
Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan
suhunya juga semakin mendingin.
Proses pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang
tinggi. Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk
akibat Big Bang, sehingga menciptakan gumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalan-
gumpalan ini semakin memadat, inti gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-
lipat dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai
5
bentuk awal sebuah bintang. Saat semua kantong-kantong gas mengalami proses serupa
maka kelompok bintang-bintang muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang
(galaksi). Seluruh proses di atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta
galaksi berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun.Seperti halnya proses
pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal dengan nama
Matahati (sun) juga terbentuk dari gumpalan atau kantong awan gas. Gumpalan awan gas
yang berbentuk piringan yang sangat luas ini beterbangan berputar-putar. Bagian
tengahnya mulai padat dan memanas untuk kemudian menyala menjadi bintang sementara
materi sisa disekelilingnya saling bertumbukan, menyatu dan menggumpal membentuk
planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang merupakan bagian kecil dari material
yang menggumpal ini menjadi planet ke tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih dingin,
memungkinkan terbentuknya atmosfer pendukung kehidupan.
4. Terbentuknya Alam Semesta Menurut Pandangan Islam
Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas abad yang lalu.Al Quran
mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Beberapa fakta yang
baru dapat diungkap dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam
Al Quran empat belas abad yang lalu. Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti yang
memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan alam semesta.
Kenyataan bahwa dalam Al Quran tersebut sesuai dengan temuan terbaru ilmu
pengetahuan modern adalah hal penting, karena keasesuaian ini menegaskan bahwa Al
Quran adalah ” firman Allah”.
Dari sejumlah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan enam masa, Surat An-Nazi’at
ayat 27-33 di atas tampaknya dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis.
Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Masa I (ayat 27) : penciptaan langit pertama kali
Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang
disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah
gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang
terbentuk dari ledakan tersebut terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama
yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika
temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi
inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi
berupa pancaran sinar infrared. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan
6
E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa atom hidrogen
yang berubah.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar
dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa
berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas
terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan
struktur filamen(lembaran) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal
sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
b. Masa II (ayat 28) : pengembangan dan penyempurnaan
Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan
”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam
semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit
terlihat makin tinggi.
Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi,
pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang, melainkan proses
pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan
efek doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang,
yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta
merta terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Sebelum langit itu
disempurnakan, keadaanyya masih primitif dan masih sempit atau belum
meluas. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini
dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
c. Masa III (ayat 29): pembentukan tata surya termasuk Bumi
Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang
gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai
penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi
siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang
yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti
pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.
Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi
berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak
mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan
fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar
7
ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu
benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-
unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.
d. Masa IV (ayat 30): awal mula daratan di Bumi
Masa III hingga Masa IV ini juga bersesuaian dengan Surat Fushshilat ayat 9
yang artinya, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang
menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’
(Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.
Sedang dalam Surat Nuh ayat 9, “Dan Allah menjadikan bumi untukmu
sebagai hamparan”. Bumi dijadikan hamparan. Meskipun tidak licin, tetapi sudah
memenuhi syarat-syarat untuk bekerja/berfungsi sebagaimana mestinya dan sudah
memenuhi syarat hidup bagi makhluk biologis dan botanis.
e. Masa V (ayat 31): pengiriman air ke Bumi melalui komet
Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika
mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air
menjadi ada air. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika
atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian
bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian
turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio
Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet.
Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada
umumnya. Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk,
kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
f. Masa VI (ayat 32-33): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia
Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung-gunung dipancangkan dengan
teguh.” Artinya, gunung-gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan
air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar
lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung
mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan
dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu
geologi.
Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat
dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi,
”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan
8
kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)-nya
dalam empat masa, memadai untuk (memenuhi kebutuhan) mereka yang
memerlukannya”.

B. GALAKSI
1. Pengertian Galaksi

Galaksi
(Sumber : www.idntimes.com)

Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri
atas bintang (dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang neutron dan lubang
hitam), gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis
yang dikenal dengan materi gelap.
Galaksi yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau kita
cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar diumpamakan
dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang bertebaran
di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di langit. Galaksi kita berbentuk spiral,
dapat kita samakan dengan lingkaran obat nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing
bila dilihat dari samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips.
Hal ini dibuktikan dengan ukurannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan
lebar10 tahun cahaya dan Tata Surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan mata
telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni galaksi Andromeda,
Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil. Galaksi Andromeda lebih besar
daripada Milky way.
Ada satu Hipotesis (dugaan sementara yang harus teruji kebenarannya sehingga ia
menjadi teori), yaitu hipotesis Fowler (1957), menurutnya 12 ribu tahun yang lalu, galaksi
kita tidak seperti keadaan seperti sekarang ini, ia masih berupa kabut gas hidrogen yang

9
sangat besar yang berada di ruang angkasayang bergerak perlahan melakukan rotasi
sehingga keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya beratnya maka ia mengadakan
kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada sumbunya. Saat kontraksi massa
bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian yang berkisar (berputar) lambat dan
mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk bintang-bintang. Dengan cara yang
sama bagian luar yang tertinggal juga mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah
planet. Demikian juga planet membentuk satelit bulan. Galaksi, tempat matahari kita
berinduk diberi nama MILKY WAY atau BIMA SAKTI.
2. Macam-Macam Galaksi
Dari hasil pengamatan selanjutnya, ternyata di alam semesta terdapat beribu-ribu
galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran yakni :
a. Galaksi Elips

Galaksi Elips
(Sumber : aurailmui.com)

Galaksi Elips merupakan galaksi yang sudah tua, terbentuk dari bintang-
bintang yang sudah tua, lebih redup dibandingkan tipe spiral dengan banyak bintang
merah besar, pambentukan bintang baru sudah berhenti.
b. Galaksi Spiral

Galaksi Spiral
(Sumber : www.ign.com)

10
Galaksi Spiral berbentuk spiral amat besar dengan inti di tengah (nukleus)dan
lengan spiral dan cakram (disk). Pada lengan ini terkonsentrasi debu dan gas (nebulae)
dimana terdapat pembentukan bintang aktif, bila dilihat dari samping, galaksi ini
tampak seperti elips berlengan dan dikelilingi atmosfer bercahaya, serta terdapat
lingkaran-lingkaran kumpulan beribu-ribu bintang yang disebut Globular Cluster.
Jumlah galaksi ini kurang lebih 80% dari galaksi yang ada. Salah satu contoh galaksi
spiral adalah galaksi Canes Venatici.
c. Galaksi Tak Beraturan

Galaksi Tak Beraturan


(Sumber : www.infoastronomy.com)

Galaksi Tak Beraturan terdiri dari bermiliar-miliar bintang muda berwarna


putih kebiruan dan bintang raksasa biru yang sangat panas. Diantara bintang-bintang
tersebut bertebaran gas dan debu luar angkasa. Banyaknya galaksi berbentuk tak
beraturan ialah 3%.
d. Galaksi Bima Sakti

Galaksi Bima Sakti


(Sumber : menatarindo.com)

Induk dari matahari kita ialah galaksi Bima Sakti atau Milky Way, karena
berdasarkan pengamatan, Galaksi Bima Sakti bila dilihat dari atas berwujud seperti
spiral raksasa yang berputar. Dari samping terlihat seperti elips yang sangat besar.

11
Bintang-bintang bertebaran dalam lengan spiral, diantaranya matahari kita. Jaraknya
30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi atau 20.000 tahun cahaya dari ujung atau
pinggir galaksi. Galaksi Bima Sakti bergaris tengah 100.000 tahun cahaya. Makin ke
tengah, tebaran bintang makin merapat dan diperkirakan pusat galaksi merupakan bola
bintang raksasa sehingga galaksi ini berbentuk bulat pipih seperti kue cucur. Galaksi
bima sakti merupakan galaksi spiral yang besar yang didalamnya terdapat tata surya.
3. Teori Terbentuknya Galaksi
Terdapat dua teori utama mengenai bagaimana terbentuknya sebuah galaksi, yakni:
a. Teori Kelompok Chaostic
Pendapat dalam teori ini dikemukakan oleh sekelompok sarjana kosmologi
modern, yang meyakini bahwa terbentuknya galaksi berhubungan dengan Teori Big
Bang pada proses pembentukan alam semesta. Apabila kita melihat kembali apa itu
teori Big Bang, yang mana merupakan teori bahwa alam semesta ini berasal dari suatu
ledakan yang hebat sehingga mampu melemparkan segala benda ke segala arah. Nah,
lambat laun, benda-benda yang terlempar tersebut membentuk sebuah galaksi.
b. Teori Kelompok Quiescent
Pendapat dalam teori ini dikemukakan oleh sekelompok sarjana kosmologi
yang percaya bahwa alam semesta sebenarnya memiliki jumlah kecil kondisi yang
inhomogenitas, sehingga lambat laun akan berkembang membentuk galaksi. Namun
hingga sekarang, belum ada ahli astronom yang memiliki teori pasti akan bagaimana
proses terbentuknya galaksi. Meskipun kedua teori pendapat tersebut memiliki
kelebihan masing-masing, tetapi secara konkrit belum dapat dipastikan teori mana
yang benar adanya.

C. BINTANG
1. Pengertian Bintang

Bintang-bintang
(Sumber : babacaca.com)

12
Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya. Ada benda langit yang
bisa menghasilkan cahaya sendiri, adajuga benda langit yang menerima cahaya dari benda
langit lain kemudian memantulkan cahaya tersebut. Secara umum biasanya istilah bintang
hanya dipakai untuk benda langit yang menghasilkan cahaya sendiri. Bintang merupakan
semua objek bermassa antara 0,08 sampai 200 massa matahari yang sedang dan pernah
melangsugkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Bintang yang terdekat
dengan bumi adalah matahari.
2. Teori Pembentukan Bintang
Setelah terjadinya ledakan (big Bang), terjadilah semacam bencana alam semesta
(cosmic cataclysm). Alam semesta dipenuhi oleh bola-bola api yang sangat panas dan
padat. Dari bola-bola api inilah kemudian terbentuk partikel-partikel dasar dan muatan-
muatan energi, dari muatan-muatan energi ini kemudian terbentuk daya-daya kekuatan di
alam semesta. Daya kekuatan alam yang diperkirakan pertama kali terbentuk adalah daya
gravitasi, kemudian daya nuklir serta daya electromagnetis. Partikel-partikel dasar yaitu
elektron, photon, neutron dan lain-lain saling bertubrukan untuk kemudian membentuk
proton dan neutron. Selama masa ini sebagian besar energi masih berbentuk radiasi
(percikan-percikan cahaya dari bola-bola api).
Alam semesta terus mengembang dan perlahan-lahan mulai mendingin. Pada tahap
ini, inti atom hidrogen, helium dan litium mulai membentuk. Tahap selanjutnya alam
semesta mulai memasuki tahap suhu yang cukup dingin sehingga partikel-partikel elektron
yang bermuatan negatif dapat berkait dan menyatu dengan inti-inti atom hidrogen dan
helium yang bermuatan positif untuk kemudian membentuk atom-atom yang netral.
Karena alam semesta terus membesar, kepadatannya otomatis semakin berkurang dan
suhunya juga semakin mendingin.
Proses pengembangan alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang
tinggi. Daya gravitasi mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk
akibat Big Bang, sehingga menciptakan gumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalan-
gumpalan ini semakin memadat, inti gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-
lipat dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai
bentuk awal sebuah bintang. Saat semua kantong-kantong gas mengalami proses serupa
maka kelompok bintang-bintang muda ini membentuk menjadi sebuah gugusan bintang
(galaksi). Seluruh proses di atas, dari Big Bang hingga terbentuknya planet, bintang serta
galaksi berlangsung dalam kurun waktu milyaran tahun. Seperti halnya proses
pembentukan bintang-bintang yang lain, bintang kita, yang kita kenal dengan nama
13
Matahati (sun) juga terbentuk dari gumpalan atau kantong awan gas. Gumpalan awan gas
yang berbentuk piringan yang sangat luas ini beterbangan berputar-putar. Bagian
tengahnya mulai padat dan memanas untuk kemudian menyala menjadi bintang sementara
materi sisa disekelilingnya saling bertumbukan, menyatu dan menggumpal membentuk
planet-planet, bulan-bulan dan asteroid. Bumi yang merupakan bagian kecil dari material
yang menggumpal ini menjadi planet ke tiga. Dengan suhunya yang relatif lebih dingin,
memungkinkan terbentuknya atmosfer pendukung kehidupan.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Alam semesta adalah Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha
besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya
terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun yang
tidak. Ada tiga teori besar tentang terciptanya alam semesta, yaitu Teori Keadaan
Tetap (Ready State Theory), Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Teori Osilasi.
2. Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat oleh gaya gravitasi yang terdiri atas bintang
(dengan segala bentuk manifestasinya, antara lain bintang, neutron dan lubang hitam),
gas dan debu kosmik medium antarbintang, dan kemungkinan substansi hipotetis yang
dikenal dengan materi gelap. Teori pembentukan galaksi ada dua yaitu Teori
Kelompok Chaostic dan Teori Kelompok Quiescent.
3. Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya. Bintang merupakan semua
objek bermassa antara 0,08 sampai 200 massa matahari yang sedang dan pernah
melangsugkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Proses pengembangan
alam semesta terus berlanjut dengan tingkat kecepatan yang tinggi. Daya gravitasi
mulai mempengaruhi tingkat kepadatan gas-gas yang terbentuk akibat Big Bang,
sehingga menciptakan gumpalan-gumpalan awan gas. Saat gumpalan-gumpalan ini
semakin memadat, inti gumpalan gas tersebut juga bertambah padat berlipat-lipat
dengan suhu yang juga terus meningkat panas sampai akhirnya menyala sebagai
bentuk awal sebuah bintang.

B. SARAN
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan saran yang bersifat
membangun agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Waluya, B. 2009. Memahami Geografi SMA / MA Kelas X Semester 1 Dan 2. Jakarta :


ARMICO.

Anjayani, E., dan Haryanto,T. 2009. Geografi Untuk Kelas X SMA / MA. Jakarta : PT. Cempaka
Putih.

Iskandar, L. 2009. Geografi 1 : Kelas X SMA dan MA. Jakarta : Remaja Rosdakarya.

Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung : Citra Praya.

Aly, A., dan Rahma, E. 2022. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai