Anda di halaman 1dari 5

1.

Islam adalah agama yang secara inheren menegaskan mengenai prinsip kebebasan
manusia yang di bawa sejak lahir. Tunjukkan bagaimana prinsip-prinsip kebebasan
manusia dalam Islam beserta ayat Al-Quran yang mendukungnya?
Jawab:
Islam menyatakan bahwa setiap manusia lahir dalam kondisi fitrah atau suci. Karena itu,
manusia memiliki kebebasan yang di sesuaikan dengan prinsip keadilan dll. Segala
sesuatu yang bersifat membatasi dan mengingkari fitrah ini lahir dari luar dan bukan
dari bawaanya. Salah satu bentuk pengingkaran terhadap pengingkaran adalah
perbudakan. Untuk menghapus perbudakan itu, islam mengajarkan beberapa poin
penting, yaitu;
a. Manusia merdeka sejak dilahirkan
b. Di haramkan orang merdeka dijadikan budak
c. Budak boleh membebaskan dirinya dengan membayar secara cicil
d. Budak kafir yang masuk islam dengan sendirinya merdeka
e. Budak yang di aniaya, disakiti dan di perlakukan secara tidak wajar, ia merdeka.
f. Anak seorang budak wanita dari tuanya adalah merdeka dan tidak menjadi budak
g. Orang yang mampu wajib memerdekakan hamba sahaya
h. Membebaskan budak dijadikan sebuah pilihan untuk penebusan atau
kesalahan yang telah di lakukan , seperti kifarat sumpah palsu
i. Membebaskan budak sebagai kifarat dosa-dosa yang tidak di tentukan
di pandang sunnah.
j. Kerabat kaya di haruskan untuk memerdekakan kerabatnya yang budak

Dari uraian diatas tampak jelas, islam adalah agama yang secara inheren
menegaskan mengenai prinsip prinsip kebabasan manusia yang di bawa sejak
lahir. Karena itu segala bentuk penindasan yang salah satunya perbudakan harus
di hapuskan. Namun demikian, kebebasan sifatnya terbatas sesuai dengan fitrah
keterbatasan manusia itu sendiri. Prinsipnya dalam islam adalah kebebasan
yang tidak mengingkari kebebasan itu sendiri. Dengan kata lain kebebasan
yang bertanggungjawab, kebebasan yang bisa mengantarkan kepada
terciptanya kemasalahatan bagi semua orang.
Dalam pernyataaan diatas ditunjukkan dalam al qur’an yang artinya; ‘ yaitu
mereka yang mengajak kepada kebajikan dan melarang kemaksiatan,
menegakkan sholat, memberikan zakat, mentaati allah, dan rasulnya. Mereka
itulah yang di rahmat allah, sesungguhnya allah maha perkasa dan maha
bijaksana. Qs. Attaubah 71.

2. Berikan penjelasan tentang peran dan fungsi ilmu terhadap iman dan amal
seseorang, disertai dengan menyebutkan ayat Al-Quran tentang larangan orang yang
taklid buta
tanpa penalaran dan pemahaman yang benar tentang keyakinannya hanya ikut-ikutan
saja.
Jawab ; 1
Penjelasan:

Iman tanpa amal itu hampa, sedangkan amal tanpa iman itu percuma. Ada saja Muslim yang
hanya mengaku beriman, tapi lalai menger jakan amal saleh. Padahal, jika memang benar-
benar beriman, seharusnya melaksanakan ibadah dan amal kebaikan lainnya secara
berkelanjutan.Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia, yang tidak akan
memberatkan. Namun, bukan berarti penganutnya dapat menggampangkan urusan agama
dengan alasan yang dibuat-buat sendiri.Dalam buku berjudul Kesepaduan Iman dan Amal
Saleh, Abdul Malik Karim Amrullah atau Buya Hamka menegaskan bahwa pertanda kosongnya
jiwa serta binasa nya hati. Yaitu, ketika seorang Muslim sekadar mengaku beriman, tapi enggan
mengerjakan amal saleh secara berkelanjutan.Hal itu sesuai dengan kondisi sekarang.
Keimanan hanya dijadikan 'topeng' untuk meraih keuntungan tertentu, seperti halnya dalam
politik.
Namun, untuk mengerjakan amal saleh mereka lalai.Padahal, iman dan amal saleh merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena, apabila salah satunya hilang, kesungguhan
menjalankan Islam menjadi tidak sempurna.
Iman tanpa amal itu hampa, sedangkan amal tanpa iman itu percuma.Hal ini terlihat dari
sabda Nabi SAW: Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima
amal perbuatan tanpa iman. (HR ath-Thabrani). Dalam karyanya ini, Buya Hamka menjelaskan
tentang bagaimana seharusnya menempatkan porsi iman dan amal saleh secara tepat sesuai
tuntunan syariat.Bukti kita percaya kepada-Nya ten tu kita ikuti perintah-Nya. Kita mengikuti
perintah-Nya adalah karena kita percaya, kata Buya Hamka. Pada zaman modern ini, sebagian
masyarakat mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa shalat tidak harus berupa ritual
ibadah.Perempuan tidak harus menutup aurat, yang penting adalah menjaga hati, dan lain
sebagainya. Anggapan semacam itu sangat bertolak belakang dengan ajaran agama Islam.
Karena, Rasulullah sangat tekun melaksanakan ibadah dan amal saleh.Saat mengerjakan shalat,
kaki Rasulullah bahkan sampai bengkak. Uangnya pun tak pernah tersimpan lama di rumahnya
karena langsung disedekahkan. Allah menjadikan manusia sebagai makhluk teristimewa.Allah
menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi sehingga malaikat dan iblis pun disuruh sujud
padanya. Sementara, manusianya sendiri justru banyak yang mengabaikan perintah-
Nya.Melihat fenomena semacam itu, Buya Hamka pun tergugah un tuk menyusun tulisan-
tulisannya berke naan dengan keimanan yang lekat dengan amal saleh. Jika me ngaku Islam,
menurut Hamka, umat sudah selayaknya menger jakan ibadah dan amal saleh lainnya.Namun,
sebaliknya amal saleh tanpa iman juga tidak dibenarkan dalam agama. Banyak orang yang
kelihatan berbuat baik, padahal ia tak beriman. Ia banya beramal, tapi hal yang dilakukannya
tidak berlandaskan iman.Padahal, Allah telah menegaskan dalam Alquran bahwasanya amal
seseorang menjadi siasia jika mempersekutukan Allah dengan yang lain (Surah al-An'am ayat
88). Karena itu, umat mem butuhkan iman agar amal saleh nya diterima oleh Allah.Menurut
Buya Hamka, iman yang baik akan menimbulkan amal yang baik. Sedangkan, amal yang baik ti
dak akan ada kalau imannya ti dak ada. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW: Allah tidak
menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuat an tanpa iman.
(HR ath- Thab rani).Hamka juga mengatakan, suatu amal yang timbul bukan dari iman pada
hakikatnya adalah menipu diri sendiri. Mengerjakan kebaikan tidak dari hati adalah dusta. Jika
manusia menegakkan kebaikan tidak dari iman, akan telantar di tengah jalan. Lantaran tidak
ada semangat suci yang men dorongnya.Jika seseorang telah mengakui percaya kepada Allah
dan rasul- Nya, niscaya kepercayaan itu akan mendorongnya berbuat baik. Tujuannya tentu
untuk menggapai ridha Allah. Hubungan antara iman dan amal adalah antara budi dan
perangai.

Ayat Al-quran :
Agama ini tidak memperkenankan seorang untuk bertaklid pada suatu pendapat
tanpa memperhatikan dalilnya. Hal ini dikarenakan beberapa alasan sebagai
berikut:Pertama: Allah ta’alla memerintahkan para hamba-Nya untuk memikirkan
(bertafakkur) dan merenungi (bertadabbur) ayat-ayat-Nya. Allah ta’alla berfirman, ‫ف ِن ِ إ‬ ّ
‫ِتو َْل َى‬
َ ‫مو‬ ٰ
َ ٰ َ ‫ف ّل ْر ِق ّ لس‬ ٰ
ِ ‫ت َل‬ َ ٰ ‫ت َل َءا‬
ِ ‫ي ِ ْي لِ َو لنّهَار ِض َو ْخ‬ َٰ
ٍ ‫ب ِب لْ ِ لللو لى َْل‬
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah
kami dari siksa neraka.” (QS. Ali Imran: 190-191).
3. Piagam Madinah menunjukkan pentingnya peran umat beragama dalam
menciptakan sebuah tatanan sosial politik yang adil, terbuka, sejahtera dan
demokratis. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan umat beragama dalam
mewujudkan masyarakat madani tersebut?
Jawab ;
Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi
dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan maju. Dalam
masyarakat madani, setiap warganya menyadari dan mengerti akan hak-haknya serta
kewajibannya terhadap negara, bangsa dan agama. Masyarakat madani sangat
menjunjung tinggi hak asasi manusia. Masyarakat madani adalah masyarakat bermoral
yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat,
dimana masyarakat memiliki motivasi dan inisiatif individual. Masyarakat madani
merupakan suatu masyarakat ideal yang didalamnya hidup manusia-manusia partisipan
yang masing-masing diakui sebagai warga dengan kedudukan yang serba serta dan sama
dalam soal pembagian hak dan kewajiban. Pada intinya pengertian masyarakat madani
adalah masyarakat yang memiliki kehidupan ideal, baik dalam hak dan kewajiban warga
dapat terlaksana secara seimbang serta mampu berkembang dengan dunia luar demi
majunya kehidupan.
Upaya yang dapat di lakukan umat beragama dalm mewujudkan masyarakat madani
dapat di lakukan melalui Karakteristik dalam masyarakat yang madani yaitu :
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses
penuh terhadap setiap kegiatan publik, yaitu berhak dalam menyampaikan
pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada
publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak
dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan
kepentingankepentingannya
3. Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas
yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang
majemuk disertai dengan sikap tulus,
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian antara hak
dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari
rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan
8. Sebagai pengembangan masyarakat melalui upaya peningkatan pendapatan
dan pendidikan
9. Sebagai advokasi bagi masyarakt yang teraniaya dan tidak berdaya
membela hakhak dan kepentingan
10. Menjadi kelompok kepentingan atau kelompok penekan.

4. Deskripsikan prinsip kebebasan dalam berekpresi, berpikir dan menyatakan pendapat,


beragama, musyawarah, dan berpindah tempat yang dijelaskan dalam Al-Quran,
serta sebutkan ayat Al-Quran yang menjelaskan kelima prinsip kebebasan dalam
Islam tersebut.
Jawab ;

a. Kebebasan berekspresi
Kebebasan berekspresi adalah kebebasan untuk menyalurkan kehendak mengenai hal
apa saja baik melalui pernyataan maupun perbuatan.
Piagam madinah ayat 23 menyatakan ‘ bila kami sekalian berbeda pendapat dalam
seuatu hal, hendaklah perkaranya diserahkan kepada ketentuan allah dan rasulullah’.
Perbedaan pendapat adalah salah satu hal yang wajar sebagai bentuk ekspresi dari
setiap orang yang berbeda satu sama lain. Akan tetapi perbedaan itu harus disikapi
secara posistif jangan saampai menimbulkan perpecahan.

b. Kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat


Ketika islam menelorir perbedaan pendapat yang di lembagakan dalam bentuk
musyawarah, itu berarti islam memberikan kekuasaan kepada manusia untuk
menyatakan pemikiranya dan pendapatnya. Kebabasan berpendapat dan kebebasan
menyatakan pendapat dijamin oleh islam baik secara individual maupun kolektif,
dengan sendrinya,islam juga menjamin hak untuk berorganisasi.

Yang di tunjukkan dari ayat ; ‘ katakanlah muhammad, sesungguhnya aku menasihatimu


dengan satu hal, yaitu agara kalian menegakkan urusan untuk allah berdua-dua
berserikat atau sendiri-sendiri.’ Qs. Saba’.46

c. Kebebasan beragama
Islam adalah agama yang benar yang di bawa oleh rasulullah. Islam mewajibkan umatnya
untuk berdakwah kepada manusia untuk menerima ajaran allah yang di bawa oleh
utusan terakhir itu. Akan tetapi dakwah harus di sampaikan dengan cara yang baik dan
manusiwi. Keyakinan yang berbeda harus di hormati. Karena itu pemaksaan dan
penindasan manusia agar menerima islam bukanlah perbuatan yang baik. Kebebasan
beragama sangat di jamin oleh islam.
‘ tidak ada paksaan dalam agama, telah jelas mana yang baik dan mana yang buruk.’
Qs. Al-baqarah.256
Kemudian di tunjukkan dengan ayat yang lain yaitu
‘ dan apabila tuhanmu menghendaki niscaya akan beriman kepada allah, apakah engkau
memkasa manusia sehingga mereka beriman.’ Qs. Yunus 99.

d. Kebebasan bermusyawarah
Musyawarah merupakan upaca memecahkan bersama untuk menghindari
penyimpangan dan meletakkan langkah-langkah bersama yang secara bulat di sepakati.
Dalam al- qur’an di tunjukkan melalui ayat

‘ sedang urusan mereka di putuskan dengan musyawarah di antara meraka.’ Qs .


assyuura 38

e. Kebebasan berpindah tempat


Tidak ada larangan dalam islam untuk berpindah tempat dan mencari kehidupan. Ini
berarti islam memberikan kebebasan untuk menentukan hidupnya sendiri. Bahkan
berpindah tempat di anjurkan jika akan meningkatkan kualitas hidup.

Dan bagi kalian tempat tinggal di muka bumi ini. Qs. Al- baqarah 36

Anda mungkin juga menyukai