Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES PEMATANGAN MANUSIA


( Untuk memenuhi salah satu tugas makalah : Ilmu Pendidikan )
Dosen pengampu : Hj. Eti Shobariyah., M.Pd

Disusun oleh kelompok 7 :

KIKI MAYSAH RAHAYU 2022010112


LAYLATUZZAHRO 2022010132
MUHAMMAD HAMZAH 2022010115

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL KHAIRIYAH
CILEGON
TA 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya juga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Ilmu Pendidikan yang berjudul Pendidikan Sebagai Proses
Pematangan Manusia.

Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Hj. Eti Sobariyah., M.pd yang telah memberikan
tugas ini dan membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya dan tersusun dengan baik.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,semoga
pembaca dapat memakluminya dan penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini
terdapat kesalahan baik itu penulis maupun penyusunan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.

Cilegon, 30 Septemmber 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...1

A. Latar Belakang……………………………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..1

C. Tujuan……………………………………………………………………………....2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………....3

A. Pendidikan Sebagai Proses Pematangan Diri…………………………..……….…3

B. Konsep Kematangan Diri……………………………………………………….….4

C. Karakteristik Kematangan Diri……………………………………………….…….5

D. Pendidikan Sebagai Faktor Perubahan…………..…………………………….…..6

E. Manusia Perlu Pendidikan……………………………………………………..…..7

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..…..9

A. Kesimpulan …………………………………………………………………..…..9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….…..10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, semuanya punya tujuan yang sama yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, agar terhindar dari jurang kebodohan. Dalam
melaksanakan pembelajaran, guru selalu menggunakan media yang dapat membantu dalam
proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi menarik dan sampai ke peserta didik.
Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.

Cara melaksanakan pendidikan Indonesia sudah tentu tidak bisa terlepas dari tujuan
pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah pendidikan
yang dilakukan di Bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan
bangsa Indonesia tertera dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 sebagai berikut:
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, beraklak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UURI, No. 20 tahun 2003, hal.5).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan bisa menjadi proses pematangan manusia?
2. Mengapa manusia membutuhkan Pendidikan?
3. Apa saja factor perubahan pada Pendidikan?
4. Apa pengertian kematangan diri?
5. Apa saja karakteristik kematangan pada manusia?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pembahasan mengenai Pendidikan sebagai proses pematangan
manusia
2. Untuk mengetahui alasan manusia memerlukan Pendidikan
3. Untuk mengetahui factor-faktor perubahan pada Pendidikan
4. Untuk mengetahui tentang pematangan pada manusia
5. Untuk mengetahui apa saja karakteristik pematangan pada manusia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Sebagai Proses Pematangan Diri

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses
tersebut diharapkan manusia dapat memahami arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan
bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Fokus pendidikan
diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitik beratkan pada proses
pematangan kualitas logika, hati, ketrampilan, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan
adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup. Dalam pengertian dasar, pendidikan
adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh
sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nurani secara utuh. Pendidikan tidak
dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik sama seperti gurunya.
Proses pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi peserta didik secara
manusiawi agar mereka menjadi dirinya sendiri yang mempunyai kemampuan dan
kepribadian unggul.

Pendidikan itu pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dan
bertujuan untuk mendewasakan cara berpikir seseorang sehingga seseorang itu menjadi
matang dalam pemikirannya. Sikap optimisme itu modal utama dalam melaksanakan setiap
perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu harus dicermati secara arif sebab di dunia
ini tidak ada yang abadi. Dan tidak ada sosok manusia begitu lahir langsung menjadi figure
yang matang tanpa melalui proses pendidikan. Hal ini Allah sebutkan dalam Alquran surah
An-Nahl : 78 yang berbunyi :“ Wallohu akhrojakum mimbuthuuni ummahatikum la
ta’lamuna syaia” yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun”. Tapi setiap manusia mempunyai potensi untuk
tumbuh dan berkembang melalui proses Pendidikan.

Ahli pendidikan Jonh locke (1632-1704) mengatakan bahwa “Pengalaman dan


pendidikan merupakan factor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Ia tidak
mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge). Isi kejiwaan anak ketika

3
dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana bentuk dan corak kertas
tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana cara kertas itu ditulisi“. Istilahnya tabula
rasa (seseorang yang lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain kosong. Dan seluruh
sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat
indranya terhadap dunia di luar dirinya). Namun lain halnya dengan Jean Jacques Rousseau (
1712-1778 Prancis) yang mengatakan bahwa “Anak berbeda secara kualitatif dengan orang
dewasa. Menolak pandangan bahwa bayi adalah makhluk pasif, yang perkembangannya
ditentukan oleh pengalaman. Ia beranggapan bahwa sejak lahir anak adalah makhluk aktif,
dan suka berekporasi, maka biarkan anak memperoleh pengetahuan dengan cara sendiri
melalui interaksinya dengan lingkungan.”

Dari beberapa perbedaan yang kontras antara Jonh locke dengan Jean Jacques Rousseau
merangsang alam pikiran para ahli pendidikan di Republik Indonesia ini untuk mencari bentuk
dan metode pendidikan yang tepat dalam suatu ruang dan waktu, seperti halnya “Pendidikan pra
orde baru diarahkan kepada proses indoktrinasi dan menolak segala unsure budaya yang
datangnya dari luar. Bila anak dibiarkan berkembang secara wajar, maka perkembangannya akan
berjalan mengikuti tahapan-tahapan yang teratur, dan pada setiap tahapan perkembangan, anak
merupakan makhluk yang utuh dan terintegrasi. Tugas orang tua dan pendidik dalam hal ini
adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga memungkinkan perkembangan yang
telah diatur oleh alam tersebut berjalan secara spontan.

B. Konsep Kematangan Diri (Self Maturity)

Kematangan diri (self maturity) merupakan kemampuan individu dalam


mengaktualisasikan dirinya yang ditandai dengan pribadi yang selalu berjuang demi mencapai
masa depan, berani, tekun, mandiri dan berkomitmen terhadap apa yang menjadi tanggung
jawabnya. Menurut Wasty Soemanto perkembangan kematangan manusia (self maturity)
meliputi 3 aspek berikut :

a. Perkembangan Fisiologi

Kematangan diri manusia secara fisiologis berkisar usia 17 sampai dengan 20


tahun. Dalam tahap ini pertumbuhan fisik anak menuju kearah kematangan fisiologisnya.

4
Semua fungsi jasmaniahnya berkembang menjadi seimbang. Keseimbangan fungsi
fisiologis memungkinkan pribadi manusia berkembang secara positif sehingga manusia
bertingkah sesuai dengan dengan tuntutan sosial, moral, serta intelektualnya.

b. Perkembangan Psikologis

Masa kematangan terlihat ketika individu berumur 20 tahun. Tahap ini


perkembangan fungsi kehendak mulai dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya
tiga macam tujuan hidup pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keinginan
kelompok, dan pemuasan keinginan masyarakat. Semua ini direalisasikan oleh individu
dengan belajar mengandalkan kehendaknya. Pada masa ini manusia mulai mampu
melakukan “self direction” dan “self controle”. Dengan kemaampuan keduanya ini, maka
manusia tumbuh dan berkembang menuju kematangan untuk hidup berdiri sendiri dan
bertanggung jawab.

c. Perkembangan Secara Paedagogis

Kematangan pribadi merupakan tahapan dimana intelek memimpin


perkembangan semua aspek kepribadian menuju kematangan pribadi, sehingga individu
tersebut mempunyai kemampuan mengasihi sesama manusia.

Abraham Maslow mengemukakan beberapa teori tentang kematangan diri (self maturity)
yaitu :

a. Self actualization, memiliki kemampuan efisiensi dalam menerima realistis,


mempunyai relasi yang baik dengan lingkungannya dan tidak takut pada hal-hal yang
belum pernah dialami.
b. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain tanpa ada kebenciaan dan rasa malu.
c. Mempunyai spontanitas dalam mengapresiasi dunia dan kebudayaan.
d. Sanggup bebas dan mandiri terhadap lingkungan dan kebudayaan.
e. Mempunyai kesegaran apresiasi yang continue terhadap sesama manusia dan tidak
f. bersikap stereotipis, serta mempunyau spontanitas yang sehat terhadap pengalaman-
pengalaman baru.

5
g. Mempunyai rasa sosial yang dalam dan kesanggupan identifikasi.
h. Memiliki afeksi, simpati, menaruh belas kasih terhadap sesama makhluk di dunia.

C. Karakteristik Kematangan Diri

Individu dikatakan matang apabila dalam perkembangannya individu tersebut mencapai


suatu pertumbuhan dan perkembangan yang menunjukkan pribadi yang matang. Menurut Allport
ada enam karakteristik kematangan diri individu, yaitu :

a. Perluasan perasaan diri


Perluasan diri adalah kemampuan untuk berpartisipasi dan menyenangi rentang
aktivitas yang luas, kemampuan mengidentifikasi diri dan interesnya terhadap orang
lain dan begitu juga sebaliknya, kemampuan masuk ke masa depan, berharap dan
merencanakan.
b. Hubungan diri yang hangat dengan orang lain
Merupakan kemampuan bersahabat dan kasih sayang, keintiman yang melibatkan
hubungan cinta dengan keluarga dan teman, kasih sayang yang diekspresikan dalam
menghormati dan menghargai hubungannya dengan orang lain.
c. Keamanan emosional dan penerimaan diri
Kemampuan menghindari aksi yang berlebihan terhadap masalah yang menyinggung
dorongan spesifik dan mentoleransi frustasi sehingga perasaan menjadi seimbang.
Diri yang matang adalah diri yang menerima segala segi yang ada pada dirinya, tidak
terkecuali kelemahan-kelemahan, mempunyai kecerdasan emosional yang membuat
individu mengontrol emosi dan tidak menyembunyikan, terbebas dari perasaan tidak
aman dan ketakutan. Diri yang matang juga tidak mudah menyerah dan akan terus
mencari cara-cara untuk mencapai tujuannya sehingga ia dapat menanggulangi
kecemasan yang muncul tanpa terduga.

6
d. Persepsi, keterampilan, dan tugas yang realistis
Kemampuan memandang orang, objek, dan situasi seperti apa adanya. Individu yang
matang juga akan memiliki kemampuan dan minat dalam memecahkan masalah,
keterampilan yang cukup dalam menyelesaikan tugas, dan dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa ada panik, takut, rendah diri atau tingkah laku
destruktif lainnya. Diri yang matang dan sehat dapat memandang dunia secara
objektif, menunujukkan keberhasilan pekerjaan, perkembangan keterampilan dan
bakat tertentu sesuai kemampuannya, mampu menggabungkan keterampilan dan
komitmen, menghubungkan tanggung jawab dengan kelangsungan hidup yang positif.
Orang yang mempunyai diri matang dan sehat akan melakukan pekerjaan dan
tanggung jawab dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan
yang dimilikinya
e. Objektifikasi diri
Objektifikasi diri adalah kemampuan untuk memandang objektif diri sendiri dan
orang lain. Orang yang mempunyai pribadi yang matang dan sehat akan memiliki
pemahaman diri yang tinggi hal ini berarti akan bersikap bijaksana terhadap orang
lain. Hal ini akan membuat dirinya diterima baik oleh orang lain. Individu ini
mencerminkan diri yang cerdas dan humoris.

D. Pendidikan Sebagai Faktor Perubahan

Dengan belajar, manusia dapat mengalami perubahan melalui latihan atau usaha. Dengan
belajar itulah anak memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan
kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh si anak itu terjadi karena belajar, tanpa
belajar anak tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.

Adapun kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan untuk fisik
berfungsi sebagai perquisite atau keuntungan untuk perkembangan, misalnya perkembangan
bicara/ bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/ didukung oleh pematangan alat
bicara. Jadi dalam kaitanya dengan belajar, pematangan itu berfungsi sebagai pemberi atau bahan
dasar untuk belajar. Dan posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan.

7
Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan.
Tanpa melalui belajar mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau
dengan kata lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah laku seperti manusia.
Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsur kematangan dan
belajar.

Dalam beberapa toeri-teori yang mempengaruhi perkembangan juga dijelaskan dalam


Teori Konvergensi yang dikemukakan oleh Stern, perkembangan seseorang merupakan hasil
proses kematangan dan belajar. Teori Naturalisme perkembangan seseorang terutama ditentukan
oleh faktor alam, bakat pembawaan, keturunan, termasuk didalamnya kematangan seseorang.
Sementara itu, Teori Empirisme berpendapat bahwa perkembangan seseorang terutama
ditentukan oleh faktor lingkungan tempat anak itu berada dan tumbuh – kembang, termasuk
didalamnya lingkungan keluarga, sekolah, dan belajar anak. Contoh: perkembangan bakat atau
kemampuan seorang anak yang berbakat di bidang musik tidak akan optimal apabila tidak
mendapat kesempatan belajar musik. Jadi, potensi anak yang sudah ada atau dibawa sejak lahir
akan berkembang optimal apabila lingkungan mendukungnya. Dukungan itu diantaranya dengan
penyediaan sarana prasarana serta kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi
dirinya.

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting dalam proses
perkembangan. Tanpa adanya unsur kematangan tersebut perkembangan sulit untuk di
wujudkan. Dan adanya kematangan juga diperoleh dari belajar, karena dengan belajar seseorang
akan lebih matang dalam bidang yang digelutinya. Kematangan dan belajar merupakan satu
kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya dalam proses perkembangan manusia.
Seperti salah satu isi dari prinsip-prinsip perkembangan, yang menyatakan bahwa perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

E. Manusia Perlu Pendidikan

Pendidikan telah ada seiring dengan lahirnya manusia, karena pada dasarnya Pendidikan
adalah upaya alami mempertahankan kelangsungan kehidupan. Secara alamiah sejak pertama
manusia yang berstatus orangtua akan mendidik anaknya agar bertahan hidup sehingga

8
kehidupannya dan keturunannya berlangsung. Di lingkkungan masyarakat primitive (berbudaya
asli), misalnya Pendidikan dilakukan oleh dan atas tanggung jawab kedua orangtua terhadap
anak-anak mereka. Ppendidikan kemudian bisa secara sederhana diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di
dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses Pendidikan. Upaya ntuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani melalui Pendidikan anak agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup dan menghidupkan anak tanpa kehilangan keselarasan dengan alam dan masyarakatnya.
Maka Pendidikan selalu berusaha melestarikan dan memajukan manusia, mendidik bermaksud
membuat manusia meningkat hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Mendidik
telah menjadi kegiatan pokok dari kebudayaan manusia.

Manusia membutuhkan Pendidikan untuk mempertahankan keberlanjutan kehidupannya


yang tidak hanya keberlanjutan keberadaan fisik atau raganya akan tetapi juga keberlanjutan jiwa
jiwa dan peradabannya dalam arti terjadi peningkatan kualitas budayanya, baik melalui
Pendidikan yang dilaksanakan secara alami oleh orangtua kepada anak atau masyarakat kepada
generasinya hingga Pendidikan yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi Pendidikan
yang lebih mudah dikenal dengan istilah sekolah, baik sekolah formal maupun non formal.

Dalam lingkup fungsi yang lebih luas, Pendidikan bagian dari upaya pemeliharaan dan
perbaikan kehidupan suatu bangsa (masyarakat) terutama membawa warga masyarakat yang
baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawab di dalam masyarakat.
Pendidikan merupakan proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam
sekolah saja. Fungsi Pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan
Pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses Pendidikan formal di luar sekolah.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui


proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami arti dan hakikat hidup, serta untuk
apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar.
Kematangan diri (self maturity) merupakan kemampuan individu dalam
mengaktualisasikan dirinya yang ditandai dengan pribadi yang selalu berjuang demi
mencapai masa depan, berani, tekun, mandiri dan berkomitmen terhadap apa yang
menjadi tanggung jawabnya. Individu dikatakan matang apabila dalam perkembangannya
individu tersebut mencapai suatu pertumbuhan dan perkembangan yang menunjukkan
pribadi yang matang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Buku Dasar-Dasar Kependidikan Oleh Dr. Nana Suryapermana, M.Pd. dan Imroatun,
S.Pd.I, M.Ag.

https://bloghamdan.wordpress.com/2009/06/23/pendidikan-sebuah-proses-pematangan-
diri/

https://www.kompasiana.com/hanietz745/552bd9956ea83471398b4586/perkembangan-
merupakan-hasil-proses-kematangan-dan-belajar

https://www.kompasiana.com/hanietz745/552bd9956ea83471398b4586/perkembangan-
merupakan-hasil-proses-kematangan-dan-belajar

https://disdik.purwakartakab.go.id/teori-pengembangan-kematangan-diri?/teori-
pengembangan-kematangan-diri

11

Anda mungkin juga menyukai