Kel 7 Ilmu Pendidikan-1
Kel 7 Ilmu Pendidikan-1
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya juga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Ilmu Pendidikan yang berjudul Pendidikan Sebagai Proses
Pematangan Manusia.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Hj. Eti Sobariyah., M.pd yang telah memberikan
tugas ini dan membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman yang telah membantu dan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya dan tersusun dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,semoga
pembaca dapat memakluminya dan penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini
terdapat kesalahan baik itu penulis maupun penyusunan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang……………………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..1
C. Tujuan……………………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………....3
A. Kesimpulan …………………………………………………………………..…..9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….…..10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia, semuanya punya tujuan yang sama yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, agar terhindar dari jurang kebodohan. Dalam
melaksanakan pembelajaran, guru selalu menggunakan media yang dapat membantu dalam
proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi menarik dan sampai ke peserta didik.
Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Cara melaksanakan pendidikan Indonesia sudah tentu tidak bisa terlepas dari tujuan
pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah pendidikan
yang dilakukan di Bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia. Tujuan pendidikan
bangsa Indonesia tertera dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 sebagai berikut:
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, beraklak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UURI, No. 20 tahun 2003, hal.5).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan bisa menjadi proses pematangan manusia?
2. Mengapa manusia membutuhkan Pendidikan?
3. Apa saja factor perubahan pada Pendidikan?
4. Apa pengertian kematangan diri?
5. Apa saja karakteristik kematangan pada manusia?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pembahasan mengenai Pendidikan sebagai proses pematangan
manusia
2. Untuk mengetahui alasan manusia memerlukan Pendidikan
3. Untuk mengetahui factor-faktor perubahan pada Pendidikan
4. Untuk mengetahui tentang pematangan pada manusia
5. Untuk mengetahui apa saja karakteristik pematangan pada manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses
tersebut diharapkan manusia dapat memahami arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan
bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Fokus pendidikan
diarahkan pada pembentukan kepribadian unggul dengan menitik beratkan pada proses
pematangan kualitas logika, hati, ketrampilan, akhlak, dan keimanan. Puncak pendidikan
adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup. Dalam pengertian dasar, pendidikan
adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh
sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nurani secara utuh. Pendidikan tidak
dimaksudkan untuk mencetak karakter dan kemampuan peserta didik sama seperti gurunya.
Proses pendidikan diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi peserta didik secara
manusiawi agar mereka menjadi dirinya sendiri yang mempunyai kemampuan dan
kepribadian unggul.
Pendidikan itu pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dan
bertujuan untuk mendewasakan cara berpikir seseorang sehingga seseorang itu menjadi
matang dalam pemikirannya. Sikap optimisme itu modal utama dalam melaksanakan setiap
perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu harus dicermati secara arif sebab di dunia
ini tidak ada yang abadi. Dan tidak ada sosok manusia begitu lahir langsung menjadi figure
yang matang tanpa melalui proses pendidikan. Hal ini Allah sebutkan dalam Alquran surah
An-Nahl : 78 yang berbunyi :“ Wallohu akhrojakum mimbuthuuni ummahatikum la
ta’lamuna syaia” yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun”. Tapi setiap manusia mempunyai potensi untuk
tumbuh dan berkembang melalui proses Pendidikan.
3
dilahirkan adalah ibarat secarik kertas yang masih kosong, dimana bentuk dan corak kertas
tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana cara kertas itu ditulisi“. Istilahnya tabula
rasa (seseorang yang lahir tanpa isi mental bawaan, dengan kata lain kosong. Dan seluruh
sumber pengetahuan diperoleh sedikit demi sedikit melalui pengalaman dan persepsi alat
indranya terhadap dunia di luar dirinya). Namun lain halnya dengan Jean Jacques Rousseau (
1712-1778 Prancis) yang mengatakan bahwa “Anak berbeda secara kualitatif dengan orang
dewasa. Menolak pandangan bahwa bayi adalah makhluk pasif, yang perkembangannya
ditentukan oleh pengalaman. Ia beranggapan bahwa sejak lahir anak adalah makhluk aktif,
dan suka berekporasi, maka biarkan anak memperoleh pengetahuan dengan cara sendiri
melalui interaksinya dengan lingkungan.”
Dari beberapa perbedaan yang kontras antara Jonh locke dengan Jean Jacques Rousseau
merangsang alam pikiran para ahli pendidikan di Republik Indonesia ini untuk mencari bentuk
dan metode pendidikan yang tepat dalam suatu ruang dan waktu, seperti halnya “Pendidikan pra
orde baru diarahkan kepada proses indoktrinasi dan menolak segala unsure budaya yang
datangnya dari luar. Bila anak dibiarkan berkembang secara wajar, maka perkembangannya akan
berjalan mengikuti tahapan-tahapan yang teratur, dan pada setiap tahapan perkembangan, anak
merupakan makhluk yang utuh dan terintegrasi. Tugas orang tua dan pendidik dalam hal ini
adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa, sehingga memungkinkan perkembangan yang
telah diatur oleh alam tersebut berjalan secara spontan.
a. Perkembangan Fisiologi
4
Semua fungsi jasmaniahnya berkembang menjadi seimbang. Keseimbangan fungsi
fisiologis memungkinkan pribadi manusia berkembang secara positif sehingga manusia
bertingkah sesuai dengan dengan tuntutan sosial, moral, serta intelektualnya.
b. Perkembangan Psikologis
Abraham Maslow mengemukakan beberapa teori tentang kematangan diri (self maturity)
yaitu :
5
g. Mempunyai rasa sosial yang dalam dan kesanggupan identifikasi.
h. Memiliki afeksi, simpati, menaruh belas kasih terhadap sesama makhluk di dunia.
6
d. Persepsi, keterampilan, dan tugas yang realistis
Kemampuan memandang orang, objek, dan situasi seperti apa adanya. Individu yang
matang juga akan memiliki kemampuan dan minat dalam memecahkan masalah,
keterampilan yang cukup dalam menyelesaikan tugas, dan dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi kehidupan tanpa ada panik, takut, rendah diri atau tingkah laku
destruktif lainnya. Diri yang matang dan sehat dapat memandang dunia secara
objektif, menunujukkan keberhasilan pekerjaan, perkembangan keterampilan dan
bakat tertentu sesuai kemampuannya, mampu menggabungkan keterampilan dan
komitmen, menghubungkan tanggung jawab dengan kelangsungan hidup yang positif.
Orang yang mempunyai diri matang dan sehat akan melakukan pekerjaan dan
tanggung jawab dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan
yang dimilikinya
e. Objektifikasi diri
Objektifikasi diri adalah kemampuan untuk memandang objektif diri sendiri dan
orang lain. Orang yang mempunyai pribadi yang matang dan sehat akan memiliki
pemahaman diri yang tinggi hal ini berarti akan bersikap bijaksana terhadap orang
lain. Hal ini akan membuat dirinya diterima baik oleh orang lain. Individu ini
mencerminkan diri yang cerdas dan humoris.
Dengan belajar, manusia dapat mengalami perubahan melalui latihan atau usaha. Dengan
belajar itulah anak memiliki berbagai kemampuan, pengetahuan dan sebagainya. Atau dengan
kata lain, semua aspek perkembangan yang diperoleh si anak itu terjadi karena belajar, tanpa
belajar anak tidak mungkin tahu apa-apa dan tidak akan bisa apa-apa.
Adapun kaitanya dengan proses perkembangan mental psikologis kematangan untuk fisik
berfungsi sebagai perquisite atau keuntungan untuk perkembangan, misalnya perkembangan
bicara/ bahasa tidak mungkin terjadi dengan baik tanpa adanya/ didukung oleh pematangan alat
bicara. Jadi dalam kaitanya dengan belajar, pematangan itu berfungsi sebagai pemberi atau bahan
dasar untuk belajar. Dan posisi belajar dalam proses perkembangan itu sangat menentukan.
7
Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadinya perkembangan.
Tanpa melalui belajar mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangakan. Atau
dengan kata lain tanpa belajar maka manusia tidak akan dapat bertingkah laku seperti manusia.
Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsur kematangan dan
belajar.
Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa kematangan itu sangat penting dalam proses
perkembangan. Tanpa adanya unsur kematangan tersebut perkembangan sulit untuk di
wujudkan. Dan adanya kematangan juga diperoleh dari belajar, karena dengan belajar seseorang
akan lebih matang dalam bidang yang digelutinya. Kematangan dan belajar merupakan satu
kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lainnya dalam proses perkembangan manusia.
Seperti salah satu isi dari prinsip-prinsip perkembangan, yang menyatakan bahwa perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar.
Pendidikan telah ada seiring dengan lahirnya manusia, karena pada dasarnya Pendidikan
adalah upaya alami mempertahankan kelangsungan kehidupan. Secara alamiah sejak pertama
manusia yang berstatus orangtua akan mendidik anaknya agar bertahan hidup sehingga
8
kehidupannya dan keturunannya berlangsung. Di lingkkungan masyarakat primitive (berbudaya
asli), misalnya Pendidikan dilakukan oleh dan atas tanggung jawab kedua orangtua terhadap
anak-anak mereka. Ppendidikan kemudian bisa secara sederhana diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaannya. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di
dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses Pendidikan. Upaya ntuk memajukan budi
pekerti, pikiran serta jasmani melalui Pendidikan anak agar dapat memajukan kesempurnaan
hidup dan menghidupkan anak tanpa kehilangan keselarasan dengan alam dan masyarakatnya.
Maka Pendidikan selalu berusaha melestarikan dan memajukan manusia, mendidik bermaksud
membuat manusia meningkat hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya. Mendidik
telah menjadi kegiatan pokok dari kebudayaan manusia.
Dalam lingkup fungsi yang lebih luas, Pendidikan bagian dari upaya pemeliharaan dan
perbaikan kehidupan suatu bangsa (masyarakat) terutama membawa warga masyarakat yang
baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawab di dalam masyarakat.
Pendidikan merupakan proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam
sekolah saja. Fungsi Pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan
Pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses Pendidikan formal di luar sekolah.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku Dasar-Dasar Kependidikan Oleh Dr. Nana Suryapermana, M.Pd. dan Imroatun,
S.Pd.I, M.Ag.
https://bloghamdan.wordpress.com/2009/06/23/pendidikan-sebuah-proses-pematangan-
diri/
https://www.kompasiana.com/hanietz745/552bd9956ea83471398b4586/perkembangan-
merupakan-hasil-proses-kematangan-dan-belajar
https://www.kompasiana.com/hanietz745/552bd9956ea83471398b4586/perkembangan-
merupakan-hasil-proses-kematangan-dan-belajar
https://disdik.purwakartakab.go.id/teori-pengembangan-kematangan-diri?/teori-
pengembangan-kematangan-diri
11