Anda di halaman 1dari 1

Bacaan Injil hari ini diambil dari Yohanes 5:1-16 yang berkisah tentang Yesus

menyembuhkan seorang lumpuh di kolam Betesda. Uniknya, Yesus menyembuhkan orang


lumpuh tersebut pada hari sabat. Tindakan Yesus inilah yang menuai kritik dari orang-orang
Yahudi karena tidak seharusnya Yesus menyembuhkan orang sakit pada hari sabat. Akan tetapi,
Yesus tidak takut menghadapi orang-orang Yahudi itu. Sikap yang ditunjukkan oleh Yesus
berbeda dengan sikap yang ditunjukkan oleh orang-orang Yahudi. Mereka menegur si orang
lumpuh karena memikul tilamnya pada hari sabat. Orang Yahudi berusaha mempersalahkan
Yesus dengan alasan bahwa Yesus melanggar hukum Sabat. Hati mereka adalah hati yang tidak
peduli dan tidak peka oleh rasa belaskasihan. Mereka adalah orang-orang yang hanya
memperhatikan dirinya sendiri.

Akan tetapi, kehadiran Yesus membawa harapan bagi orang lumpuh tadi. Di hadapan si
orang lumpuh itu, selalu ada harapan untuk sembuh yaitu ketika malaikat turun di kolam itu.
Tetapi, harapannya selalu hilang ketika orang sakit lain mendahuluinya turun ke kolam tersebut.
Selain itu tidak ada orang yang mempunyai belas kasihan untuk menolongnya. Namun, Yesus
peduli dengan ketidakberdayaan yang dialami si lumpuh. Yesus datang untuk memberi harapan
dengan mengatakan “maukah engkau sembuh.”

Sebagai manusia kita pasti tidak mau merasakan penderitaan, entah itu penderitaan
karena kita cacat, terkena bencana alam, penindasan dan sebagainya. Namun kenyataan
menunjukkan bahwa kita tidak pernah terluput dari penderitaan. Tetapi bacaan Injil hari ini
mengajarkan kepada kita bahwa di balik penderitaan, selalu terdapat harapan, meskipun
seringkali kita merasa tidak berdaya. Tetapi janganlah kita berputus asa. Selalu ada harapan bagi
setiap orang yang percaya. Seperti si orang lumpuh, harapan itu datang dengan kehadiran Yesus.
Maka, sebagai orang beriman, kita juga dipanggil untuk peka terhadap penderitaan orang-orang
di sekitar kita. Melihat situasi yang mereka alami, apakah kita bersikap seperti Yesus ataukah
kita bersikap seperti orang-orang Yahudi? Semoga melalui permenungan ini kita diantar pada
sikap untuk selalu menaruh harapan pada Yesus serta mau menjadi pembawa harapan bagi
orang-orang menderita di sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai