Anda di halaman 1dari 5

RESENSI FILM “ KITA VS KORUPSI”

Film yang berjudul “KITA VS KORUPSI” ini merupakan kumpulan cerita pendek yang
menceritakan tentang korupsi yang terjadi disekitar kita. Berikut review dari beberapa cerita
pendek tersebut dalam film “KITA VS KORUPSI” :

1.      RUMAH PERKARA
Sutradara : Emil Heradi
           Film ini mengangkat sebuah cerita tentang seorang kepala desa/ lurah yang tidak menepati
semua janjinya untuk mensejahterakan, melindungi dan menjaga rakyat dan daerahnya
dengan disertai sumpah DEMI ALLAH. Tetapi setelah terpilihnya dia sebagai kepala desa,
dia menyetujui suatu program, dimana sebagian tanah didesanya tersebut akan dijadikan
tempat wisata. Karena mendapatkan kucuran dana yang tidak sedikit dari para investor dan
para jajaran proyektor itu, kepala desa secepatnya mengambil hak tanah milik warga. Banyak
warga disana yang pergi dari desanya tersebut dikarenakan sudah tidak memiliki hak atas
tanahnya yang sudah diambil pengusaha pemilik proyek pembangunan tempat wisata
tersebut. Namun terjadi sebuah konflik, dimana kepala desa tersebut memiliki simpanan yang
tidak mau pindah dari rumah itu, karena rumah adalah rumah satu-satunya yang dia miliki.
Dan singkatnya setelah kepala desa tersebut telah berhasil mendapatkan surat tanah dari
wanita simpanannya itu. Saat para proyektor sudah habis kesabaran karena wanita itu tidak
mau meninggalkan rumahnya, lalu mereka membakar rumah wanita tersebut dan wanita
tersebut masih ada didalamnya, dan dengan menyesal kepala desa tersebut datang terlambat
ke rumah itu dan mendapati rumah itu telah terbakar habis.
Perkembangan watak kepala desa : kepala desa sangatlah menang sendiri dalam film ini,
karena tidak mempertimbangkan nasib rakyatnya.
Korupsi yang ditampilkan : kepala desa melakukan korupsi yaitu dengan menyetujui suatu
program yang tidak mempertimbangkan nasib rakyatnya karena dia akan mendapatkan
kucuran dana yang sangat besar.
 Akibat yang timbul : kepala desa menyesal yang sangat terdalam dia terima karena dia tidak
bias menjalankan amanahnya.

Resume Film 1 (Rumah Perkara):


Sebuah desa yang dipimpin seorang lurah bernama Yatna melakukan sebuah kerja sama
dengan seorang developer perumahan untuk membangun sebuah real estate di desanya itu.
Dengan iming-iming tentu saja. Semua penduduk di desa itu disuruh pergi meninggalkan
desa, dan hanya tersisa seorang janda yang masih menetap di sana. Akhirnya karena bingung
mengusir janda itu, bawahan-bawahan sang developer melakukan cara tercepat dan termudah
dengan membakar rumah sang janda, padahal janda itu sedang berada di dalam rumah.
Namun, seorang anak tiba dimana anak dari kepala desa pergi ke rumah janda itu untuk
mencari ayahnya, masuk kedalam rumah, dan dia juga ikut terbakar disana.

Tanggapan Film 1 (Rumah Perkara):


Pada film berjudul ”Rumah Perkara” menekankan kita ketika kita menjadi pemimpin jangan
memberikan janji yang belum tentu kita bisa lakukan apalagi jika bersangkutpaut dengan
adanya uang dari pihak lainnya. Sehingga ketika kita berjanji banyak hal dan terpilih suatu
hari nanti maka sangat sulit melakukan hal yang benar saat sudah berhadapan dengan uang
yang ada di depan mata. Maka dari itu, pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar dalam
hal janji dan perlindungan, bukan untuk masalah kepentingan diri sendiri ataupun uang yang
mereka dapatkan dari pihak lainnya.  

2.      AKU PADAMU
Sutradara : Lasja Fauzia Susatyo
 Film ini berkisahkan dari seorang gadis yang akan pergi untuk kawin lari dengan kekasihnya
karena dia sudah muak akan ayah nya yang sering melakukan korupsi dan kecurangan. Dia
tidak ingin sosol ayahnya datang dipernikahannya, namun persyaratan pernikahan itu harus
memakai kartu keluarga, tetapi satu sama lain tak ada yang membawa kartu keluarga dan
kekasih gadis tersebut berkata padanya untuk memakai bantuan orang dalam agar prosesnya
lebih cepat, seketika gadis tersebut menolak karena dia mengingat akan masa lalunya, dimana
masalalu yang mengajarkan dia untuk memulai sesuatu yang kecil pun harus dengan
kejujuran karena “DIRIMU YANG SEKARANG ADALAH CERMINAN KEHIDUPAN
MU NANTI”
 Pada masa kecilnya, dia memiliki guru yang tidak mau menyogok ayahnya untuk menjadi
seorang PNS , dan akhirnya guru itu pun dipecat dari sekolahnya karena tidak memberikan
uang kepada bagisan pengurus kepegawaian, tapi guru itu tetap berusaha untuk mengajar
muridnya walau bukan sebagai guru disekolahnya. Guru itu tetap bertahan dengan keadaan
yang seadanya, guru itu pun akhirnya meninggal karena sakit. Karena pengalaman masa
kecilnya tersebutlah yang membuat seorang gadis ini memiliki pendirian untuk tidak
menyogok.
 Perkembangan watak laras (seorang gadis) : gadis ini memiliki pendirian untuk tidak
menyogok karena pengalaman yang didapat pada masa kecilnya dulu.
·    Korupsi yang ditampilkan :
o   Korupsi untuk mengangkat seorang guru untuk menjadi PNS
o   Calo untuk mempermudah proses menikah di KUA
·         Akibat yang timbul : hingga akhir hidupnya dia (Laras) tidak pernah menyesal karena dia
melakukan hal yang benar dan jujur.

Resume Film 2 (Aku Padamu):


Vano dan Laras ingin menikah tanpa sepengetahuan orang tua Laras. Ketika mereka sampai
di KUA, mereka tidak bisa langsung menikah karena surat kesahannya nggak lengkap.
Hasilnya, keinginan mereka terhambat urusan kartu keluarga, dan calo pun menjadi pilihan.
Vano untuk mempercepat penyelesaian masalah tersebut. Namun Laras tidak mau karena itu
termasuk salah satu tindak yang dekat dengan korupsi yaitu nepotisme, dan dia sangat anti
yang namanya korupsi, karena Ayahnya adalah seorang pegawai negeri yang sempat
melakukan korupsi sertifikasi guru. Laras ternyata bukanlah sekedar anak muda zaman
sekarang yang biasa. Dalam dirinya tertanam nilai-nilai anti suap yang diwariskan oleh guru
panutannya saat SD, seorang guru honorer yang rela hidup susah hingga akhir hidupnya
karena tidak mau membayar uang pelicin kepada ayah Laras, sang kepala sekolah.  

Tanggapan Film 2 (Aku Padamu):


Pada film berjudul ”Aku Padamu” ini menekankan kalau kita tidak boleh mengalah dan
menyerah untuk menjalani hidup dengan jujur apalagi segala sesuatu di dalam kehidupan ini
berawal dari yang kecil hingga akhirnya menjadi besar. Sekali tidak jujur maka akan terbiasa
menjadi tidak jujur. Bahkan menggampangkan semua hal yang salah karena orang
melakukannya. Padahal kita tahu yang orang lakukan salah. Itulah masalahnya. Hal yang
besar berawal dari sesuatu yang kecil jadi kalau kita sudah melakukan kebohongan di rumah,
maka akan berdampak kepada hal-hal lainnya. Sehingga pada akhir kesimpulan cerita
terdapat kutipan jika kita ingin sesuatu yang benar maka lakukanlah cara yang benar pula. 

3.      SELAMAT SIANG RISA


Sutradara : Ine Febriyanti
Selamat siang risa adalah film yang mengisahkan satu keluarga kecil yang sederhana tapi
bahagia, yang mana didalam satu keluarga ini diajarkan arti hidup sederhana, jujur, dan
bertanggung jawab walaupun bisa dibilang hidup mereka sangat jauh dari kata cukup.
Seorang ayah yang hanya bekerja sebgaai staf penjaga gudang beras yang tidak pernah naik
pangkat karena dia adalah orang yang jujur dalam hal apa saja dan istrinya yang hanya
bekerja sebagai penjahit rumahan yang memiliki satu putri cantik dan satu putra yang
tampan, walaupun keluarga itu mengalami kesulitan uang yang sangat menyusahkan mereka
namun mereka tetap pada pendirian mereka, ketika anak laki-lakinya sakit dan keluarga itu
ada dalam masa dimana mereka tidak mempunyai uang sama sekali, ,mereka mencoba untuk
meminta tolong pada tetangganya tetapi tidak ada satupun tetangganya yang dapat menolong
mereka, dimalam itu juga datang seorang juragan beras kerumah mereka dia meminta tolong
untuk menimbun beras, dan dia akan memberi upah uang yang sangat banyak, tetapi seorang
ayah yang jujur tersebut menolak permintaan juragan beras tersebut karena juragan beras
tersebut bermaksud untuk menyelundupkan beras didalam gudang tersebut.
 Beberapa tahun kemudian pun gadis kecil yang cantik tumbuh menjadi perempuan yang
menjabat sebagai kepala bagian perijinan disuatu perusahaan, dia diminta untuk melancarkan
sebuah proyek agar ijinnya bias cepat dikeluarkan dengan bayaran yang cukup besar, tapi dia
menolak karena ingat apa yang diajarkan ayahnya untuk tidak menerima sogokan. Dan risa
mempunyai pendirian bahwa “ kebaikan itu lahir dari kebaikan sebelumnya”.
·         Perkembangan watak seorang ayah : ayahnya sangat berpendirian agar tidak melakukan
korupsi meskipun hidupnya sangat jauh dari kata cukup.
·         Korupsi yang ditampilkan :
o   Menyogok seorang ayah tersebut untuk membantu menyimpan beras digudangnya dan
mendapat bayaran yang sangat besar.
o   Menyogok risa(kepala bagian perijinan disuatu perusahaan) agar dapat memperlancar bisnis
orang tersebut.
·         Akibat yang timbul :
·         Seorang ayah tersebut berhasil mendidik anaknya dan member contoh agar tidak
melakukan korupsi.

Resume Film 3 (Selamat Siang, Risa):


Seorang penjaga gudang bernama Arwoko yang tengah dilanda kesulitan ekonomi pada masa
Malari. Kebimbangan adalah hal yang sangat sering terjadi ketika kita berhadapan dengan
korupsi, begitu pula yang terjadi saat Arwoko menerima tawaran dari seorang penimbun
beras untuk menggunakan gudangnya yang saat itu sedang kosong, apalagi seluruh teman-
teman dan atasannya telah menerima tawaran tersebut. Pergolakan batin Arwoko tergarap
dengan baik dan penuh emosi di sini. Ada satu tumpuk. Dua tumpuk. Tiga tumpuk uang
seratus ribuan yang di sodorkan perlahan ke atas meja. Arwoko terdiam. Koh Abeng
menyodorkan tiga tumpuk duit itu ke arah Arwoko, seolah Arwoko sungkan untuk
mengambilnya. Di balik kamar, sang isteri berlinang airmata karena bayi mereka yang tengah
sakit membutuhkan biaya obat. Sangat mudah untuk tergoda dengan tumpukan duit itu.
Apalagi, Koh Abeng hanya butuh gudang-gudang kosong di bawah pengawasan Arwoko
untuk meletakkan dagangannya. Arwoko masih terdiam. Wajahnya menyimpan emosi. Ada
beberapa detik yang menentukan apakah Arwoko akan menyerah karena situasi yang sulit
atau dia akan berpegang pada kebersihan dengan risiko penyakit anaknya yang semakin
parah. Arwoko menolak mesti diiming-imingi uang banyak, karena dia konsisten dengan
kerjanya. Padahal kondisi kehidupan mereka juga sedang pas-pasan. Akhirnya Koh Abeng
meninggalkan tempat dan istri tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak bisa.

Tanggapan Film 3 (Selamat Siang, Risa):


Film ketiga yang berjudul “Selamat Siang, Risa” ini menggambarkan seorang anak yang
dibesarkan dengan kejujuran orang tuanya terhadap hidup dan masalah penyalahgunaan
wewenang meskipun kecil mempengaruhi kehidupan dia selanjutnya. Dia belajar banyak dari
kejujuran orang tuanya. Dengan jujur semua pada akhirnya akan baik-baik saja. Bayangkan
kalau ayahnya menerima uang sogokan. Di masa akan datang anaknya pasti akan merasa
biasa saja untuk menerima uang tambahan yang diberikan pihak lain.Ssemua kembali dari
mana kita berasal. Kalau kita dibesarkan dengan menjunjung tinggi kejujuran, kita akan
menjadi orang yang jujur.

4.      Psssstttt….JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA


Sutradara : Chairun Nissa
Judul keempat film kita vs korupsi ini adalah Pssst jangan bilang siapa-siapa. Film ini
menceritakan perilaku anak remaja sekarang yang sering melakukan tindakan berbohong dan
mencoba untuk melakukan korupsi di usia dini. Dalam kehidupan sehari-harilah yang
mengajarkan anak usia dini semacam ini melakukan tindakan korupsi, dari ayah yang sering
berkorupsi di kantor, ibunya yang sering berbohong dan meminta uang belanja lebih, anak
yang berbohong meminta uang untuk keperluan sekolah lebih, seorang guru yang memakai
uang untuk member nilai, mungkin di zaman seakarang kejujuran sangatlah susah. Tetapi
beda dengan pemain yang bernama gita difilm ini, gita berbeda pendapat dengan teman-
temannya yang selalu bangga dengan hal itu, gita memiliki caranya sendiri untuk
memperjuangkan keinginannya seperti membeli kamera hasil menabungnya, dan dia rela
mendapatkan nilai kecil karena dia tidak membeli buku di gurunya karena dia membeli buku
itu diluar namun bagi dia semua kembali pada diri kita semua.
·  Perkembangan watak Ola dan Eci : sering melakukan korupsi dalam keluarganya, termasuk
ayah dan ibunya.
·   Perkembangan watak Gita : sangat berpendirian, tidak mudah terpengaruh oleh teman-
temannya yang suka korupsi.
·   Korupsi yang ditampilkan :
o   Ibu Ola selalu meminta uang belanja lebih
o   Ayah Ola melakukan korupsi dengan atasannya
o   Ola melakukan korupsi dengan meminta uanglebih untuk membeli perlengkapan sekolah
o   Gurunya melakukan korupsi dengan member nilai dengan memakai uang untuk member nilai
·    Akibat yang timbul : Dalam lingkungan Gita sudah jarang ditemukan orang-orang jujur dan
yang tidak melakukan korupsi.

Resume Film 4 (Pssst... Jangan Bilang Siapa Siapa):


Berawal dari sebuah rekaman dalam kehidupan sekolah, Olla yang direkam oleh temannya,
Gita untuk membuat sebuah video-cam tentang temannya. Saat perekeman berlangsung, saat
mereka berada di kantin, mereka bertemu dengan Echi. Saat mereka berbincang di kantin,
Gita menyadari banyak cerita di sekelilingnya yang dia tidak tahu. Temannya Gita yang
bertugas menjual buku dari gurunya mengungkapkan alasan dia mendapat nilai yang lebih
rendah dari temannya hanya karena dia tidak membeli buku yang dijual gurunya. Nilai
bukannya ditentukan prestasinya tetapi ditentukan menguntungkan atau tidaknya guru
tersebut. Di lain pihak, temannya yang lain terbiasa berbohong kepada orang tuanya saat
meminta uang untuk membeli buku pelajaran. Ayahnya anak ini berbohong kepada
atasannya. Atasannya akan berbohong kepada atasannya. Karena ini, terbentuk lingkaran
kebohongan. Temannya Gita menganggap sogok menjadi biasa.  
Tanggapan Film 4 (Pssst... Jangan Bilang Siapa Siapa):
Pada film ”Pssst... Jangan Bilang Siapa Siapa” sangat mudah untuk diambil amanahnya
karena menyangkut dalam kehidupan sehari-hari seorang remaja di sekolah. Dengan teknik
pengambilan gambar video-cam dari mata seorang murid SMA yang sedang membuat film
dokumenter, kita melihat anak-anak SMA masa kini yang dengan enteng menilep duit di
sana-sini. Satu murid ditugaskan gurunya untuk menjual buku pelajaran dengan harga yang
lebih mahal daripada harga buku di toko. Keuntungannya akan dikantongi sang guru dan sang
murid. Korupsi ini terus berantai dari satu orang ke orang lain, dimulai dari usia dini hingga
dewasa dan berlangsung dari lini terbawah hingga atas, vertikal dan horizontal.

KESIMPULAN DAN PESAN MORAL


Dapat ditarik kesimpulan bahwa film film diatas adalah sesuatu itu harus dimulai dari kecil
dan ditanamkan sejak dini seperti kejujuran, kemandirian, dan kesederhanaan yang akan
membuat seseorang terbiasa dan terhindar dari perbuatan korupsi

Anda mungkin juga menyukai