Anda di halaman 1dari 15

Etika dan Profesi Perencanaan

Teori Perencanaan
Etika dan Profesi Perencanaan

1. Definisi

2. Etika Profesional

3. Etika Perencanaan

16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 2


Definisi
Perencanaan:

• Perencanaan dalam artian yang sempit bukanlah


suatu sains;
• Melainkan, suatu bentuk tindak sosial, yang diarahkan
untuk membentuk lingkungan fisik, dan dikendalikan
oleh seperangkat nilai-nilai moral, politik, dan estetika;
• Perencanaan adalah suatu praktek etika, meskipun
sesungguhnya dalam upaya mewujudkan nilai-nilai
yang akan dicapai, perencanaan seyogyanya
memanfaatkan pemahaman ilmiah yang relevan.
16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 3
Etika
• Melibatkan aturan-main atau prinsip-prinsip
yang mengatur tingkah-laku yang mengatakan
apa yang boleh dan tidak boleh;
• Menjembatani antara peraturan perundang-undangan
(yang mensyaratkan atau melarang tingkah-laku tertentu
dan yang disertai dengan sanksi yang ditegakkan oleh
negara), dan etiket (yang berkepentingan dengan
kepantasan dalam interaksi sosial);
• Juga melibatkan code of conduct yang tidak semata-mata
prudential atau didikte oleh self-interest.
16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 4
Etika, adalah:
• Suatu prakondisi dasar bagi kehidupan sosial;
• Berkepentingan dengan aspek tingkah-laku yang
membuat kita bisa hidup bersama-sama, mempunyai
pengalaman hidup dimana kita bisa saling mempercayai
satu sama lain;
• Sangat berkepentingan dengan kebenaran menepati janji,
loyalitas, kejujuran, dan dalam arti yang luas keadilan dan
apa yang baik; dan
• Sangat memperhatikan tugas dan kewajiban.

16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 5


Etika Profesional
• Setiap Profesi mempunyai ciri sbb.:
• Seperangkat pengetahuan kepakaran/keahlian dan metoda;
• Otonomi Profesional;
• Pengawasan Internal atas sertifikasi dan tindakan disipliner
terhadap kolega; dan
• Seperangkat etika, baik eksplisit and implisit.

• Setiap professional code of conduct memiliki serangkaian


standar yang dipakai sebagai ukuran untuk melindungi integritas
keputusan profesional (professional judgment);

• Prinsip-prinsip etika dalam perencanaan berupaya untuk


menghayati isyu-isyu equity and social justice, pentingnya
memperluas pilihan-pilihan dan memperjuangkan interests of
the disadvantages, dan obligations to the environment.

16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 6


Ethical Prescriptions of Planning as an Occupation
Source of Obligation Ethical Prescription Nature of Enforcement

Allegiance

Autonomy Code of Professional


Responsibility
Professional Knowledge and Competence

Guild Loyalty

Concern for the Public Interest

Public Employment Dissent Hortatory only

Loyalty

Social Science Advancement of Knowledge

Legislative Decision Statutory Responsibilities Law

16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 7


Kode Etik Profesional

• Kode Etik Profesi Perencanaan:

• Tanggung jawab perencana kepada publik;


• Tanggung jawab perencana kepada para klien and
pemberi kerja;
• Tanggung jawab perencana kepada profesi dan
kepada sejawat/kolega;
• Tanggung jawab perencana kepada diri sendiri.

16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 8


Prinsip-prinsip Etika Perencanaan
(AICP/APA: adopted May 1992)
• Melayanani kepentingan umum/publik;
• Mendukung peranserta warga masyarakat dalam perencanaan;
• Menyadari bahwa keputusan perencanaan berciri komprehensif dan
jangka panjang;
• Memperluas pilihan dan kesempatan bagi semua warga;
• Memfasilitasi koordinasi melalui proses perencanaan;
• Menghindar dari benturan kepentingan;
• Memberikan jasa perencanaan secara cermat dan teliti;
• Tidak meminta atau menawarkan ‘jasa’
• Tidak membuka atau menggunakan secara tidak pantas informasi
rahasia demi keuntungan finansial;
• Menjamin akses yang sama untuk publik kepa laporan dan studi-studi
perencanaan;
• Menjamin pemaparan sepenuhnya pada waktu konsultasi publik;
• Menjaga kepercayaan publik; dan
• Menghormati professional codes of ethics and conduct.
16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 9
AICP Code of Ethics and Professional Conduct
Adopted March 19, 2005; Effective June 1, 2005

Section A: A Statement of Aspirational Principles


1. Overall Responsibility to the Public
2. Responsibility to Clients and Employers
3. Responsibility to Profession and Colleagues

Section B: Rules of Conduct


Contains rules of conduct to which planners are held accountable
Section C: The Procedural Provisions of the Code
1. Describe the way that one may obtain either a formal or informal
advisory ethics ruling, and
2. Detail how a charge of misconduct can be filed, and how charges are
investigated, prosecuted, and adjudicated.

16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 10


Studi Empirik tentang Etika dalam Perencanaan
• Kejujuran (Honesty)
• Benturan kepentingan
• Suap
• Melakukan dukungan politik
• Pelanggaran peraturan-perundang-undangan atau kontrak

• Keadilan (Duties of Justice)


• Menyediakan jasa nasehat profesional independen
• Bebas dari tekanan politik atas keputusan teknikal
• Kebenaran
• Pekerjaan yang berkualitas
• Kebebasan bicara
• Bertanggung-jawab kepada publik
• Adil/jujur
• Keterbukaan prosedural
16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 11
Studi Empirik tentang Etika dalam
Perencanaan (lanjutan)
• Bertanggung-gugat (Accountability)
• Loyalitas
• Menjaga kepercayaan

• Melayani Kepentingan Umum (Serving the public interest)


• Pemerataan/Keadilan
• Proses
• Lingkungan Alami
• Transportasi
• Rancang Kota

16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 12


Etika Perencanaan
• Adalah aksiomatik bahwa keputusan kebijakan publik
juga merupakan keputusan etika;
• Dalam banyak kebijakan publik lainnya, dimaklumi
oleh umum bahwa keputusan kebijakan publik
melibatkan pilihan moral dan etika;
• Alokasi sosial ruang bagi pemanfaatan dan kegiatan
yang berbeda secara fundamental merupakan
masalah etika. Karena keputusan tata ruang, baik
secara individu maupun kolektif, mempunyai dampak
yang besar terhadap kualitas hidup sosial dan
lingkungan.

16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 13


Etika Perencanaan (lanjutan)

• Semua keputusan tentang pemanfaatan ruang secara


inheren adalah keputusan dan pilihan etika. Keputusan dan
kebijakan dalam penataan ruang seringkali menimbulkan
pertanyaan benar dan salah, baik dan buruk;
• Sebagaimana falsafah moral tradisional, etika
pemanfaatan ruang berkenaan dengan konsep-konsep
tugas, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan sikap bijak.
Etika perencanaan sangat berkaitan dengan hal-hal apa
yang sebaiknya dilakukan, atau bagaimana sebaiknya kita
bertingkah-laku;
• Ada tiga matra yang perlu diperhatikan untuk menghadapi
pertanyaan moral dan etika dari keputusan pemanfaatan
ruang: geographical, temporal and biological.
16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 14
Etika Penataan Ruang (Timothy Beatley, 1994)
• Elemen Pokok Kebijakan Etika Penataan Ruang:
• Maximal public benefit;
• Distributive justice;
• Preventing harms;
• Land-use rights;
• Environmental duties;
• Obligations to future generations;
• Life-style choices and community character;
• Paternalism and risk taking;
• Expectations and promise keeping;
• The privilege of land ownership and use;
• Inter jurisdictional land use obligations; and
• Fair and equitable political process.
16 Nopember 2007 PL 4101_BBS 15

Anda mungkin juga menyukai