Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Konsep Dasar PPKN SD

“Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Isu Dunia”

Dosen Pengampu: Dina Anika Marhayani, S.Pd.,M.Pd.

Di susun Oleh:

Kelompok 11

Adirah 11308505210002

Novania 11308505210083

Sepsepania Rosmalita 11308505210185

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SINGKAWANG

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayahNya kami dapat menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
“Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Isu Dunia” meskipun bentuknya sangat jauh dari
kesempurnaan. Tak lupa pula shalawat serta salam penulis kirimkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan
menuju alam yang terang benderang.

Dalam penulisan makalah, penulis memberikan sejumlah materi yang terkait dengan
materi yang disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh
pembaca. Dan penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Dina Anika
Marhayani, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen yang membimbing mata kuliah Konsep Dasar PPKN SD,
yang dengan sabar memberikan materi serta arahan yang sangat bermanfaat dalam
menyelesaikan makalah ini.

Sebagai manusia biasa tentu penulis tidak dapat langsung menyempurnakan makalah ini
dengan baik, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan usul untuk
memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang yang sifatnya membangun dari dosen
pembimbing maupun pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan, terima kasih.

Singkawang, 21 Oktober 2022

Kelompok 11
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.........................................................................3


B. Globalisasi dalam Pendidikan...........................................................................................
C. Konsep Global Citizenship Education..............................................................................
D. Urgensi Global Citizenship Education.............................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya mendidik warga negara menjadi Smart and good citizenship di sebuah
negara memerlukan pendidikan kewarganegaraan (Citizenship Education). Warga
negara yang baik tergantung kepada sistem kenegaraan atau kaidah yang berlaku di
Negara tersebut, pendidikan kewarganegaraan bukan hanya menjadikan warga negara
yang baik, memahami hak dan kewajiban, tetapi pendidikan kewarganegaraan juga
menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan individu agar bisa berpartisipasi
dalam sistem politik dan hal itu di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari agar
tercapainya hakikat demokratis.
Latar belakang lahirnya pendidikan kewarganegaraan disebabkan oleh
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat di sebuah negara, ada
beberapa hal yang mempengaruhi lahirnya pendidikan kewarganegaraan antara lain:
kondisi geografis, sejarah lahirnya sebuah negara, keberagaman, globalisasi, keadaan
politik serta sosial budaya yang ada di sebuah negara.
Mulai terkikisnya moral anak bangsa pada zaman sckarang ini, merupakan
sebuah teguran cukup keras bagi semua kalangan umum dan bagi pendidik
khususnya. Dalam mengatasi hal ini pendidik harus bisa mengintegrasikan setiap
mata pelajaran menjadi pendidikan yang berkarakter baik secara langsung maupun
tidak langsung. Termasuk dalam matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang
mengajarkan untuk berperilaku sesuai norma-norma yang ada. Oleh karena itu,
melalui tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar kami ingin
membahas lebih dalam mengenai globalisasi dalam Pendidikan, konsep global
citizenship education dan urgensi global citizenship education.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas terkemukakan beberapa rumusan masalah yang akan di

bahas dalam pembuatan makalah ini, yakni sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?

2. Bagaimana Globalisasi dalam Pendidikan?


3. Bagaimana Konsep Global Citizenship Education?

4. Bagaimana Urgensi Global Citizenship Education?

C. Tujuan

Dari beberapa rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan di buatnya suatu

makalah bertujuan untuk:

1. Mengetahui Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Mengetahui Globalisasi dalam Pendidikan.

3. Mengetahui Konsep Global Citizensip Education.

4. Mengetahui Urgensi Global Citizensip Education.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang

tercantum dalam kurikulum pendidikan. Mata pelajaran ini mengajarkan tentang

berbagai kchidupan sosial yang ada di keluarga, sckolah, maupun di masyarakat serta

mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Pendidikan kewarganegaraan

berorientasi untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang kritis dan

partisipatif dengan berakar pada nilai-nilai budaya sendiri sehingga berguna bagi

dirinya juga bagi masyarakat dan negara (Sofhian, 2011:7).

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang

tercantum dalam kurikulum pendidikan. Mata pelajaran ini mengajarkan tentang

berbagai kehidupan sosial yang ada di keluarga, sekolah, maupun di masyarakat serta

mempelajari masalah-masalah yang ada di dalamnya. Pendidikan kewarganegaraan

berorientasi untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang kritis dan

partisipatif dengan berakar pada nilai-nilai budaya sendiri sehingga berguna bagi

dirinya juga bagi masyarakat dan negara Pendidikan kewargancgaraan dapat

membentuk manusia yang cerdas, terampil, mandiri dan bertanggungjawab sehingga

dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu,

diterapkan mata pelajaran pendidikan kewargancgaraan (PKN) di sekolah, yang

bertujuan untuk pembentukan karakter peserta didik yang berilmu dan berahklak

mulia. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKN) di sekolah dasar lebih

memfokuskan pada pembentukkan karakter peserta didik sebagai makhluk sosial yang

diharapkan nantinya mampu menjadi warga negara yang baik dengan berpegang
teguh pada Pancasila dan UUD 1945. Hal ini dapat dilihat dalam pembahasan PKn

yang berusaha menghubungkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya serta

memasukkan kehidupan nyata, pengalaman dan permasalahan, kebutuhan, serta

lingkungan maupun budayanya. sangat penting dimiliki oleh peserta didik yang kelak

akan menjadi warga negara ee ada dan berpartisipasi aktif di era global.

B. Globalisasi Dalam Pendidikan

1. Globalisasi

Arus globalisasi yang sudah terjadi sejak abad ke 20, memaksa setiap

negara khususnya Indonesia untuk menerima kenyataan masuknya pengaruh

luar terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa. Menurut Princenton N.

Lyman, Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling

ketergantungan dan hubungan antara negara-negara didunia dalam hal

perdagangan dan keuangan.. Berdasarkan sejarahnya, akar munculnya

globalisasi adalah revolusi elekrronik dan disintegrasi negara-negara komunis.

Kata “globalisasi” dari kata global yang berarti universal atau ruang

lingkupnya mendunia. Globalisasi pada dasarnya merupakan proses yang

ditimbulkan dari suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui

batas kebangsaan dan kenegaraan.

Hamijoyo dalam Mimbar (1990) menjelaskan cirri-ciri globalisasi,

antara lain :

a. Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan

teknologi, transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan

organisasi dan manajemen yang tangguh.


b. Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut

harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi, social politik dan

sekaligus mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit

dipertemukan.

c. Adanya ketergantungan antar negara.

d. Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal

gagasan, pembaharuan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode

pendidikan dan pengajaran sudah lama terjadi (melalui literature,

kontak antar pakar dan mahasiswa).

Kebudayaan sendiri dapat diartikan hasil dari nilai-nilai yang dianut

dalam masyarakat yang menyangkut pandangan terhadap berbagai hal.

Globalisasi dalam bidang kebudayaan berkembang secara pesat, hal ini

ditandai dengan adanya kemampuan akses infomasi secara cepat. Hal ini

justru akan menjadi masalah penting dalam globalisasi, pada kenyataannya

ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini dikuasai atau didominasi oleh

negara-negara maju, bukan negara berkembang. Ini akan memicu

kekhawatiran tersendiri bagi negara berkembang, yaitu kekhawatiran

tertinggal dari negara maju baik dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.

Globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mengubah dunia secara mendasar.

2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Pendidikan

Menurut Affan (2014) Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia

tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu

pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan

tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga


pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk

menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat

meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan

memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta

memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan

pendidikan. Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas

dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah

globalisasi, menimbulkan dampak positif dan negatif dari dari pengaruh

globalisasi dalam pendidikan.

Beberapa dampak positif globalisasi :

a. Semakin mudahnya akses informasi.

Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah mempermudah

pekerjaan manusia, khususnya dalam hal akses informasi. Internet kini

sudah menjadi kebutuhan tersendiri. Dengan internet, masyarakat

dapat mengakses informasi dalam waktu yang sangat singkat.

Informasi yang diakses tidak terbatas dalam negeri, melainkan dari

seluruh dunia dapat diperoleh melalu internet. Bagi siswa tentu ini

sangat memudahkan bagi mereka untuk memperoleh sumber belajar

lain, disamping dari buku dan penjelasan guru.

b. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang

profesional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan.

Dalam hal ini yang dimaksud adalah pendidik. Apaila pendidikan

dilakukan dilaksanakan secara berkualitas dan mengikuti

perkembangan arus globalisasi maka akan menghasilkan lulusan yang

siap kerja seuai dengan keahliannya, termasuk dihasilkannya tenaga


pendidik yang pofesional dan berstandar internasional. Hal ini tentunya

akan membawa perkembangan positif bagi peserta didik yang

diajarnya kelak, yaitu dihasilkannya lulusan yang berkualitas.

c. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing

dengan negara-negara lain.

Globalisasi pendidikanterjadi secara mengglobal atau mendunia, segala

perubahan-perubahan aspek pendidikan terjadi di berbagai negara

termasuk Indonesia. Apabila perkembangan globalisasi dapat diikuti

dan disesuaikan dengan tepat, maka akan membuat kualitas pendidikan

Indonesia memiliki standar yang sama atau lebih bagus dari negara-

negara lain. Sehingga pendidikan di Indonesia dapat disejajarkan atau

mampu bersaing dengan negara- negara lain.

d. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan

mampu bersaing.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, apabila pendidikan dilaksanakan

secara berkualitas dan mengikuti kebutuhan dan perkembangan

globalisasi, maka akan menciptakan tenaga kerja yang terampil dan

siap bersaing di dunia Internasional.

e. Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang meningkatkan

tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Demi terselenggarakannya pendidikan yang lebih bermutu dan

berkualitas, tidak mungkin mempertahankan struktur dan metode

pendidikan yang sudah ada. Semua harus menyesuaikan dengan

perkembangan dan kebutuhan saat ini. Misalnya dengan memanfaatkan

teknologi berupa media pembelajaran berbasis komputer, internet atau


sejenisnya. Selain itu diperlukan juga evaluasi terhadap kurikulum

yang sudah ada sehingga dapat dilakukan pembenahan pada rancangan

kurikulum selanjutnya. Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer

dan internet, telah membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia

pendidikan dan sudah menjadi pemandangan biasa dalam praktik

pembelajaran di sekolah di Indonesia. Selain itu akibat kemajuan

teknologi, pola pengajaran pada dunia pendidikan pun juga turut

berubah. Apabila dulu, guru hanya menulis dengan sebatang kapur

untuk menulis, menggambar sederhana serta menggunakan media-

media elajar sederhana, kini dengan komputer, tulisan, gambar, suara,

film dan lain-lain dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi

materi belajar.

Selain dampak positif, globalisasi juga memiliki dampak negatif

tehadap pendidikan di Indonsia, berikut diantaranya :

a) Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh pemilik modal.

Artinya, sekolah-sekolah dapat dijadikan objek komersil seiring

dengan berkembangan neoliberalisme yang melanda dunia. Globalisasi

bisa memaksa lliberalisasi menjadi sektor yang dulunya non-komersil

menjadi komoditas dalam pasar yang baru. Hal ini dapat ditunjukkan

dengan adanya sekolah-sekolah yang masih memungut anggaran dari

orang tua murid dengan label uang komite atau uang sumbangan

pembangunan. Maka rakyat dari kelas- kelas menengah keatas dan

mampu membayar lah yang dapat menikmati bangku pendidikan,

meskipun pemerintah sudah menyediakan dana Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) namun persebarannya belum merata. Belum lagi BOS


yang tidak sampai ke tempat karena dikorupsi. Selain itu tak sedikit

kampus-kampus yang menawarkan pembelian Gelar dengan murah

tanpa harus kuliah.

b) Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang

berdampak munculnya “tardisi serba instan”.

Dengan memanfaatkan internet sebagai media pencari informasi, bisa

didapat banyak keuntungan diantaranya adalah mendapatkan informasi

yang lengkap dan dalam waktu singkat. Namun hal ini justru memicu

dampak negatif tersendiri bagi penggunanya terutama bagi pelajar.

Terlalu bergantung pada internet cenderung membuat mereka menjadi

semakin malas karena tinggal akses internet mereka mendapat

informasi yang mereka mau, tanpa perlu bersusah payah observasi

secara langsung.

c) Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia

pendidikan.

Peningkatan kualitas pendidikan seharusnya harus dilaksanakan selaras

dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Masih banyak dijumpai

masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan.

Sehingga untuk menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik

memerlukan dana yan cukup besar. Sebagai contoh untuk dapat

menikmati program kelas internasional di perguruan terkemuka di

tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta, jauh lebih mahal jika

dibandingkan denngan kelas biasa atau reguler. Dengan demikian hal

tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dan

golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan


tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang dan dapat

menyeret mereka ke dalam kemiskinan. Masyarakat kelas atas

menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah mewah sementara

saat masyarakat dari golongan ekonomi lemah harus bersusah payah

bahkan untuk menyekolahkan anak mereka ke sekolah biasa.

Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang dapat

mengakibatkan konflok sosial.

d) Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya

budaya dari luar.

Globalisasi dapat menyebabkan masuknya budaya atau percampuran

budaya asing (akulturasi kebudayaan) dengan budaya asli Indonesia.

Jika bangsa Indonesia tidak siap menerima perubahan globalisasi,

maka bukan tidak mungkin Indonesia akan cenderung mengarah ke

memudarnya nilai-nilai kelestarian budaya. Salah satunya pemanfaatan

dari internet yang membawa dampak negatif, salah satunya adalah

situs pornografi yang dapat diakses oleh semua orang termasuk para

siswa. Hal itulah merupakan awal dari pergeseran budaya yang tidak

sesuai dengan budaya Indonesia yang condong ke adat ke-timuran

yang menjunjung nilai-nilai moral dan kesopanan.

C. Konsep Global Citizenship Education

Citizen atau penduduk dari sebuah kota (polis). Menurut Kerr (Winataputra

dan Budimansyah, 2007:4), mengemukakan bahwa Citizenship education or civics

education didefinisikan sebagai berikut:


Citizenship or civics education is construed broadly to encompass the preparation

of young people for their roles and responsibilities as citizens and, in particular,

the role of education (trough schooling, teaching, and learning) in that

preparatory process.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan

dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk

mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus,

peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam

proses penyiapan warga negara tersebut.

Warga Negara Global merupakan pemahaman antar budaya tentang konsep

keadilan, kebebasan, dan perdamaian, yang merupakan nilai-nilai dasar yang

seyogyanya dikembangkan dan menjadi landasan dalam meningkatkan semangat

kebersamaan antar sesama umat manusia, saling perhatian, pengertian dan tolong

menolong. (Wang, 1999)

Konsep warga negara global (global citizen) sesungguhnya lahir seiring

semakin pesatnya arus globalisasi. Global citizenship atau warga negara global adalah

mereka yang menempatkan dirinya sebagai bagian dari warga negara global dan

mampu berperan aktif dalam kehidupan masyarakat dunia paling tidak dalam

penyelesaian masalah global. Konsep global citizenship muncul karena banyaknya

permasalahan global yang diakibatkan globalisasi, dan hal itu menjadi permasalahan

yang harus diselesaikan bersama-sama. Civic engagement (keterlibatan warga negara)

adalah hal yang sangat penting dalam penyelesaian permasalahan global. Oleh karena

itu, konsep global citizenship education lahir dengan harapan mampu meningkatkan
keterlibatan warga negara dan membentuk rasa empati serta tanggung jawab setiap

orang sebagai bagian dari warga negara global.

Mendidik warga global dapat dilakukan dengan mengajarkan keterampilan

dan sikap yang membuat peserta didik menjadi warga negara yang menyadari

posisinya sebagai bagian dari warga negara global, aktif dalam menjalankan

perannya, kritis dalam menanggapi isu-isu global serta mudah bergaul dengan warga

negara lain tanpa memandang perbedaan-perbedaan yang ada. Pendidikan yang

mengarah kepada pembentukan warga negara global dapat disampaikan melalui

Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya mempelajari

hak dan kewajiban warga negara saja, tetapi lebih luas juga bertujuan untuk

mempersiapkan warga negara global. Pendidikan kewarganegaraan global bertujuan

untuk menciptakan persamaan persepsi setiap orang terhadap persamaan tugas, hak

dan kewajiban warga negara dalam lingkup kehidupan global tanpa membeda-

bedakan suku, agama, ras, dan setiap kelompok yang sebenarnya sama-sama memiliki

hak asasi. Tujuan tersebut menjadi dasar diadakannya pendidikan warga negara

global.

Dalam konteks inilah pendidikan global (global education) sangat berperan

untuk membekali warga negara dengan kompetensi atau kemampuan yang relavan

dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan global tersebut. Meskipun harus disadari

pendidikan bukanlah satusatunya instrumen dalam mempersiapkan kompetensi

mumpuni warga negara global. Aspek politik, ekonomi, budaya, bahkan relasi

kekuasaan juga bisa menjadi instrumen pendukung lahirnya warga negara global yang

memiliki kepedulian terhadap permasalahan dunia.

Dapat disimpulkan konsep citizenship education merupakan suatu proses

edukasi yang memfokuskan diri pada kesempatan seluruh warga negara untuk
berpartisipasi dalam pembangunan agar masyarakat dan bangsanya menjadi lebih

baik, sehingga egara menjadi tempat yang sama dan nyaman untuk ditinggali,

kewajiban-kewajiban setiap warga negara adalah saling menghormati, membayar

pajak, menghormati bendera nasional, memilih wakil rakyat, mematuhi hukum,

meningkatkan ikatan sosial, menyantuni orang lain yang membutuhkan, mendidik

generasi muda menjadi lebih baik daripada diri sendiri, serta menyadari bahwa setiap

hak harus diimbangi dengan tanggung jawab.

Louis Douglas dalam Global Citizenship (2002) memandang warga negara

global sebagai orang/ masyarakat yang:

1. Menyadari dunia secara luas dan mempunyai perasaan sendiri sebagai

warganegara dunia.

2. Pengakuan terhadap nilai-nilai keberagaman.

3. Memiliki satu pemahaman bagaimana dunia bekerja secara ekonomis, politis,

sosial, kultural, teknologi, dan lingkungan.

4. Menolak ketidakadilan sosial.

5. Berpartisipasi dan berperan luas dalam masyarakat mulai tingkat lokal sampai

global.

6. Memiliki kemauan untuk bertindak dan membuat dunia sebagai suatu tempat

yang patut.

7. Bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan mereka.

D. Urgensi Global Citizenship Education

Pendidikan kewarganegaraan global sebagai daya tarik baru di tengah

dinamika globalisasi yang melahirkan keterikatan dan ketergantungan antara bangsa-

bangsa. Konsepsi pendidikan kewarganegaraan global mulai berkembang pada Tahun


1990 (Franch, 2019). Hadirnya pendidikan kewarganegaraan global akibat

meningkatnya masalah-masalah global yang semakin tidak terhindarkan seperti

kemiskinan, ketidaksetaraan, dan tantangan-tantangan transnasional. Pendidikan

kewarganegaraan global muncul akibat kecenderungan khusus yaitu pembangunan

kewarganegaraan, masalah- masalah global, identitas global, dan hak asasi manusia

yang universal (Davies & Ross, 2018). Pendidikan kewarganegaraan global memiliki

urgensi yang penting dalam menghadapi permasalahan-permasalahan internasional

akibat pengaruh globalisasi.

Pendidikan kewarganegaraan global telah menjadi inisiatif kebijakan

internasional terkemuka. The United Nations Educational, Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) pada Tahun 2013 memberlakukan kewarganegaraan global

sebagai salah satu pendidikan yang diberikan kepada pelajar (Kiwan, 2018).

UNESCO mengampanyekan pendidikan kewarganegaraan global dengan

mengembangkan konsepsi dengan misi belajar untuk hidup bersama. UNESCO pada

agenda konsultasi teknis pendidikan di Seoul dan Bangkok menghasilkan publikasi

kerangka kerja berupa panduan kurikulum internasional untuk semua fase usia dan

jenjang pendidikan baik formal maupun non formal. Kurikulum internasional yang

dipublikasikan UNESCO digunakan sebagai panduan pedagogis bagi negara-negara

di seluruh dunia untuk mengintegrasikan dan meningkatkan pendidikan

kewarganegaraan global ke dalam sistem pendidikan nasional (Toukan, 2018).

Pendidikan kewarganegaraan global dipublikasikan oleh UNESCO sebagai upaya

untuk mempersiapkan pelajar menghadapi tantangan abad 21.

Pendidikan kewarganegaraan global bertujuan untuk menghadapi tantangan

dan permasalahan global. Hakikat dari pendidikan kewarganegaraan global yang

dimuat dalam publikasi kurikulum internasional UNESCO yaitu memberdayakan


peserta didik untuk ikut andil dan berperan aktif menciptakan perdamaian, keamanan,

keadilan, toleran, inklusif, dan berkelanjutan baik pada tingkat lokal maupun global

(Pashby, 2018). Pendidikan kewarganegaraan global menekankan pada perasaan

kemanusiaan yang sama dan komunitas, serta saling ketergantungan ekonomi, politik,

dan sosial budaya (Cotton dkk., 2019). Pendidikan kewarganegaraan global bertujuan

untuk menambah pengetahuan dan pemahaman peserta didik terkait masalah dan rasa

memiliki terhadap komunitas global (Sundaram, 2018). Pendidikan kewarganegaraan

global memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengeksplorasi,

membayangkan, memahami, dan bertindak sebagai warga dunia baik di tingkat lokal,

nasional, maupun global (Soong, 2018). Pendidikan kewarganegaraan global

membekali peserta didik menjawab berbagai pengaruh globalisasi.

Urgensi pendidikan kewarganegaraan global dapat dilihat dari relevansi dan

tujuan penerapannya. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan global yaitu (a)

mendorong siswa untuk mengembangkan kesadaran diri atas konektivitas dan

tanggung jawab agar menjadi warga negara yang aktif dengan hati nurani global, serta

(b) membentuk warga negara yang sadar akan pemahaman kritis tentang globalisasi,

terlibat di dalam masalah lokal maupun global, dan sadar akan peran untuk masa

depan dengan terlibat dalam tindakan konstruktif mempromosikan perubahan-

perubahan sosial baik tingkat lokal, nasional, regional, dan global (Franch, 2019).

Pendidikan kewarganegaraan global bertujuan untuk mempersiapkan warga negara

yang baik dengan dibekali keterampilan dalam komunitas dunia yang terglobalisasi

(Kiwan, 2018). Pendidikan kewarganegaraan global secara eksplisit bertujuan untuk

memperbaiki situasi ketidaksetaraan ekonomi, politik, dan budaya global.

Pendidikan kewarganegaraan global sangat penting diterapkan di abad 21.

Pentingnya pendidikan kewarganegaraan global karena menempatkan keprihatinan


pada keadilan sosial, toleransi, keberagaman, dan martabat manusia (Davids, 2018).

Pendidikan kewarganegaraan global dapat mendorong seluruh manusia untuk hidup

bersama secara kolaboratif dalam menghadapi tantangan-tantangan dari pengaruh

globalisasi. Idealnya dampak globalisasi perlu direfleksikan agar memiliki berbagai

kemanfaatan khususnya bagi terwujudnya civic engagement generasi muda (Nanggala

& Malihah, 2020). Dimensi kewarganegaraan global sangat penting dikembangkan

dalam pembelajaran kewarganegaraan di sekolah untuk membangun wawasan global

generasi muda (Sutrisno dkk., 2021). Pentingnya pendidikan kewarganegaraan global

di abad 21 membekali peserta didik agar mampu menjadi warga negara global yang

cerdas dan berkarakter.

Pentingnya kewarganegaraan global juga dapat dimaknai dari penyikapan oleh

berbagai negara di belahan dunia yang telah menerapkannya dalam kebijakan nasional

pendidikan. Negara Australia menempatkan pendidikan kewarganegaraan global

sebagai disiplin ilmu tersendiri dan prioritas utama dalam pendidikan di sekolah

(Peterson, Milligan, & Wood, 2018). Orientasi pendidikan kewarganegaraan global di

Australia tidak hanya menekankan pada permasalahan global, tetapi juga

berpartisipasi dalam komunitas lokal, nasional, dan global. Fokus pendidikan yang

berorientasi pada literasi kewarganegaraan juga telah dirancang oleh Negara Kanada

untuk mempromosikan keterlibatan aktif warga negara pada isu-isu global (Pashby,

2018). Pendidikan kewarganegaraan di Amerika Serikat telah mencakup pendidikan

kewarganegaraan global di samping pendidikan hak asasi manusia (Fernekes, 2016).

Pendidikan kewarganegaraan global dalam negara-negara maju di dunia berorientasi

membekali wawasan global kepada peserta didik.

Pendidikan kewarganegaraan global juga telah diterapkan di sebagian besar

negara-negara maju di Asia seperti Hong Kong, Taiwan, dan China. Penambahan isu-
isu global sudah menjadi bagian dari kurikulum sekolah di negaranegara Afrika dan

Amerika Latin (Eten, 2015). Pendidikan kewarganegaraan di Amerika Latin pada

awalnya sangat berkaitan dengan polarisasi politik, tetapi seiring perkembangannya

berubah menuju perspektif kewarganegaraan global dan cosmopolitan. Pendidikan

kewarganegaraan global di Amerika Latin berorientasi pada keseimbangan antara

bentuk langsung dari partisipasi dan representasi, menekankan pengakuan keragaman

budaya di dalam dan di luar batas negara-bangsa, serta mengedepankan kesetaraan

gender (Exsposito & McCowan, 2013). Konsepsi dan praktik pendidikan

kewarganegaraan global di berbagai negara sangat penting dalam rangka

mempersiapkan warga negara muda yang menguasai kompetensi, keterampilan, dan

mampu menjawab tantangan serta permasalahan abad 21.

Pendidikan kewarganegaraan global menjadi konsep dalam wacana kebijakan

pendidikan abad 21 untuk membentuk peserta didik yang memahami dunia

kontemporer dan berperan di dalamnya. Pengembangan kajian kewarganegaraan

global patut dikembangkan dalam kurikulum PPKn di Indonesia. Kewarganegaraan

tidak bisa lepas dari tingkat artikulasinya yaitu nasional, internasional, dan global

(Mansouri, Johns, & Marotta, 2017). Kewarganegaraan global telah menjadi

perspektif baru pendidikan kewarganegaraan di abad 21 sehingga sudah saatnya

memahami kewarganegaraan yang bercita-cita dan bermanfaat untuk dunia dengan

tetap mengembangkan kewarganegaraan nasional (Franch, 2019). Pendidikan

kewarganegaraan global bertujuan agar warga negara dapat memiliki pengetahuan

luas, terhubung secara sosial, menghormati keragaman, bertanggungjawab secara

etika, dan terlibat aktif dalam permasalahan nasional dan juga internasional.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang

cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh

perkembangan globalisasi, Globalisasj terhadap pendidikan mempunyai dua dampak

yakni dampak positif dan negatif. Adapun. konsep global citizenship education lahir

dengan harapan mampu meningkatkan keterlibatan warga negara dan membentuk rasa

empati serta tanggung jawab setiap orang sebagai bagian dari warga negara global.

Sedangkan urgensi pendidikan kewarganegaraan global dapat dilihat dari relevansi

dan tujuan penerapannya.


DAFTAR PUSTAKA

Affan, H. M. (2014). Pengaruh Globalisasi Dalam Pendidikan. Mahkamah Agung. [Online].

Tersedia: https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel/pengaruh-

globalisasi-dalam-pendidikan-oleh-drs-h-m-affan-ma-203. Diakses tanggal 23

Oktober 2022.

Cotton, D. R. E., Morrison, D., Magne, P., Payne, S., & Heffernan, T. (2019). Global

Citizenship and Cross-Cultural Competency: Student and Expert Understandings of

Internationalization Terminology. Journal of Studies in International Education,

23(3), 346-364.

Davids, N. (2018). Global Citizenship Education, Postcolonial Identities, and a Moral

Imagination. London: Palgrave Macmillan.

Davies, I. & Ross, A. (2018). Europe and Global Citizenship. London: Palgrave Macmillan.

Eten, S. (2015). The Prospects of Development Education in African Countries: Building a

Critical Mass of Citizenry for Civic Engagement. Policy and Practice: A

Development Education Review, 20(3), 136-151.

Exsposito, P. L., & McCowan, T. (2013). Editorial: Citizenship and Education in Latin

America. Journal of Social Science Education, 12(3), 2-7.

Fernekes, W. R. (2016). Global Citizenship Education and Human Right Education: Are

They Compatible with U.S. Civic Education?. Journal of International Social Studies,

6(2), 34-57.
Franch, S. (2019). Global Citizenship Education Between Qualification, Socialization, and

Subjectification. London: Palgrave Macmillan.

Hamijoyo. Santoso S. 1990. ”Lima Jurus Strategi Dasar Pendidikan, dalam Era Globalisasi,

dalam jurnal pendidikan”. Mimbar Pendidikan, No 4 tahun IX Desember 1990.

Bandung : University Press IKIP Bandung.Kiwan, D. (2018). The Middle East.

London: Palgrave Macmillan.

Nanggala, A., & Malihah, E. (2020). Peran Tradisi Irung-Irung dalam Memperkuat Civic

Engagement Generasi Muda di Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(1), 1-16.

Pashby, K. (2018). Identity, Belonging, and Diversity in Education for Global Citizenship:

Multiplying, Intersecting, Transforming, and Engaging Lived Realities. London:

Palgrave Macmillan.

Peterson, A., Milligan, A., & Wood, B. E. (2018). Global Citizenship Education in

Australasia. London: Palgrave Macmillan.

Soong, H. (2018). Transnationalism in Education: Theoretical Discussions and the

Implications for Teaching Global Citizenship Education. London: Palgrave

Macmillan.

Sundaram, V. (2018). Gender, Sexuality and Global Citizenship Education: Addressing the

Role of Higher Education in Tackling Sexual Harassement and Violence. London:

Palgrave Macmillan.

Sutrisno, Sapriya, Komalasari, K., & Rahmad. (2021). Implementasi Model Pembelajaran

Proyek Warga Global dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal

Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 6(1), 155-164.


Toukan, E.V. (2018). Educating Citizens of the Global: Mapping Textual Constructs of

UNESCO’s Global Citizenship Education 2012-2015. Education, Citizenship and

Social Justice, 13(1), 51-64.

Anda mungkin juga menyukai