Anda di halaman 1dari 11

Jur. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2014, p : 19-29 Vol. 7, No.

1
ISSN : 1907 - 6037

PENGARUH PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)


TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG

Gilar Cahya Nirmaya1, Istiqlaliyah Muflikhati1*), Megawati Simanjuntak1,

1
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
Bogor 16680, Indonesia

*)
E-mail: muflikhati@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh program Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap kesejahteraan keluarga di daerah tambang Batulicin, Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan
kombinasi dari desain cross sectional dan retrospektif. Data dikumpulkan di desa Sarigadung. Responden dalam
penelitian ini adalah keluarga miskin, yang dibedakan berdasarkan manfaat yang diterima dari program CSR.
Responden berjumlah 70 keluarga yang dipilih secara purposive, separuh diidentifikasi sebagai keluarga
penerima program CSR dan lainnya sebagai keluarga nonpenerima program CSR. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa lebih dari tiga per empat responden menganggap program CSR sangat positif. Pada umumnya,
pendapatan keluarga meningkat setelah mengikuti program CSR. Jumlah keluarga miskin di bawah garis
kemiskinan menurun dan tingkat kepuasan keluarga meningkat. Jumlah pendapatan keluarga penerima program
CSR lebih tinggi daripada keluarga nonpenerima program CSR. Penelitian ini juga menemukan tidak ada
perbedaan signifikan antara kesejahteraan subjektif dari keluarga penerima program CSR dan keluarga
nonpenerima program CSR. Faktor yang memengaruhi kesejahteraan objektif keluarga penerima program CSR
adalah besar keluarga dan manfaat CSR, sedangkan faktor yang memengaruhi kesejahteraan subjektif keluarga
penerima program CSR adalah status pekerjaan istri dan manfaat CSR.

Kata kunci: kesejahteraan objektif, kesejahteraan subjektif, tanggung jawab sosial perusahaan, wilayah tambang

Influence of Corporate Social Responsibility on Family’s Well-being at Surrounding of


Mining Area

Abstract

This research aimed to analyze the influence of Corporate Social Responsibility (CSR) program onfamily’s
well-being in Batulicin mining area, South Kalimantan. This study applied a combination of cross-sectional and
retrospective design. The data were collected in Sarigadung village. Samples in this study were poor families,
whom distinguished by the benefits that received from CSR program. Samples were 70 families that selected
purposively; half were identified as CSR program receiver families while other difined as nonreceiver family of
CSR program. The results showed that more than three-forth of the samples considered CSR programs were
very positive. Generally, the family’s income increased after followed CSR program. Number of poor families
under the poverty line decreased and the number of satisfied family increased. Total income of receiver families
of CSR program was higher than nonreceiver families. This research also found there was no significance
difference between subjective wellbeing of receiver and nonreceiver families of CSR program. Factors that
affected objective family wellbeing were family size and the benefits of CSR, while the factors that influence
subjective family wellbeing were occapation status of wife and the benefits of CSR.

Keywords: corporate social responsibility, mining area, objective wellbeing, subjective wellbeing

PENDAHULUAN CSR merupakan komitmen dunia usaha untuk


terus menerus bertindak secara etis, beroperasi
Setiap perusahaan akan melakukan secara legal dan berkontribusi untuk
berbagai kegiatan terencana untuk dapat peningkatan ekonomi, bersamaan dengan
menjaga eksistensinya dan menjadi good peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan
bussiness. Salah satu caranya adalah dengan keluarganya sekaligus juga peningkatan
mengikuti peraturan yang telah ditetapkan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara
pemerintah untuk menerapkan tanggung jawab luas (The World Bussiness Council for
sosial perusahaan (Corporate Social Sustainable Development (WBCSD), diacu
Responsibility atau disingkat dengan CSR). dalam Wibisono, 2007).
20 NIRMAYA, MUFLIKHATI, & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Keberadaan program sebagai bentuk penelitian adalah 70 keluarga miskin yang


tanggung jawab sosial perusahaan sangat dibedakan berdasarkan penerimaan manfaat
banyak di Indonesia dan tersebar di berbagai CSR, yaitu yang telah maupun yang belum
wilayah. Program-program yang menjadi ruang mendapat manfaat dari program CSR Tambang
lingkup tanggung jawab sosial perusahaan Batulicin. Penentuan jumlah contoh dilakukan
mencakup bidang ekonomi, pendidikan, secara purposive dengan proporsi 35 keluarga
kesehatan, sosial budaya, dan infrastruktur. penerima manfaat program CSR dan 35
Menurut Mapisangka (2009) CSR memiliki keluarga nonpenerima manfaat program CSR.
pengaruh besar terhadap peningkatan Penentuan contoh keluarga nonpenerima
kesejahteraan hidup masyarakat di lingkungan program CSR dilakukan dengan metode simple
Kawasan Batamindo, adapun variabel yang random sampling, sementara penentuan
paling besar berpengaruh adalah corporate responden keluarga penerima program CSR
social program dibandingkan corporate social dilakukan dengan metode purposive.
issue dan corporate social responsibility goal.
Data primer meliputi karakteristik sosial
Keluarga sebagai unit terkecil dari suatu ekonomi keluarga, kepemilikan aset,
masyarakat, merupakan bagian dari sasaran pengetahuan responden mengenai program
program CSR. Masyarakat yang berada di CSR yang ada, kesejahteraan subjektif
sekitar daerah tambang ikut terkena dampak keluarga, manfaat CSR, dan persepsi
dari aktifitas pertambangan. Hal tersebut responden terhadap program CSR yang ada.
menimbulkan pemikiran dan memotivasi Sementara itu, data sekunder meliputi jumlah
penelitian ini untuk mengetahui dan keluarga miskin di sekitar wilayah Tambang
menganalisis sampai sejauh mana CSR telah Batulicin, jumlah keluarga yang telah menerima
memberdayakan dan meningkatkan program CSR, jumlah keluarga yang belum
kesejahteraan serta taraf hidup masyarakat di menerima program CSR, serta data program
sekitar wilayah tambang. CSR Tambang Batulicin yang diperoleh dari
arsip perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
perbedaan kondisi kesejahteraan keluarga Kesejahteraan keluarga yang diukur dalam
penerima manfaat di sekitar tambang sebelum penelitian ini adalah kesejahteraan objektif dan
dan sesudah menerima program CSR, kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan objektif
menganalisis perbedaan kondisi kesejahteraan diukur menggunakan indikator garis kemiskinan
antara keluarga penerima manfaat dengan BPS. Berdasarkan indikator BPS, keluarga
keluarga bukan penerima program CSR, dikatakan miskin jika memiliki pendapatan per
menelaah persepsi dan manfaat yang kapita per bulan kurang dari garis kemiskinan.
dirasakan masyarakat terhadap pelaksanaan Garis kemiskinan yang digunakan untuk menilai
CSR, dan menganalisis variabel-variabel yang kondisi keluarga pada saat sebelum program
memengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga di CSR adalah Garis Kemiskinan wilayah
sekitar tambang. Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2005 yaitu
sebesar Rp159.347,00 per kapita per bulan.
METODE Sementara itu, untuk menilai kondisi
kemiskinan keluarga pada saat penerimaan
Desain penelitian ini adalah kombinasi program CSR digunakan Garis Kemiskinan
cross sectional dan retrospektif. Penelitian (GK) wilayah Kabupaten Tanah Bumbu tahun
dilakukan di Desa Sarigadung, Kecamatan 2009 sebesar Rp219.500,00 per kapita per
Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, bulan.
Provinsi Kalimantan Selatan. Lokasi penelitian
dipilih secara purposive dengan pertimbangan Kesejahteraan subjektif diukur dari tingkat
bahwa lokasi penelitian merupakan daerah kebahagiaan dan kepuasan yang dirasakan
yang telah dimasuki oleh program CSR oleh keluarga dan anggota keluarga yang
Tambang Batulicin. Selain itu, wilayah menjadi responden penelitian ini. Kesejahtera-
penelitian juga termasuk ke dalam lima desa an subjektif diukur berdasarkan 16 pertanyaan
dengan jumlah keluarga miskin terbanyak. tentang kepuasan responden terhadap pe-
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan menuhan kebutuhan pangan, pakaian, kualitas
Maret hingga bulan April 2011. rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan
keluarga, dan pemenuhan kebutuhan sosial di
Populasi penelitian adalah keluarga miskin dalam masyarakat. Penilaian kesejahteraan
yang tinggal di Desa Sarigadung yang subjektif dibagi menjadi tiga, yaitu tidak puas,
berjumlah 217 keluarga. Adapun contoh dalam cukup puas, dan puas.
Vol. 7, 2014 KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG 21

Pengetahuan tentang program CSR dinilai penerima program CSR memiliki rata-rata lama
dari persentase skor yang diperoleh responden. sekolah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
Berdasarkan persentase skor, pengetahuan keluarga nonpenerima program CSR.
tentang program CSR dapat dibedakan menjadi
tiga kategori, yaitu: pengetahuan rendah Rata-rata pendapatan dan pendapatan per
(persentase skor 0,0%-33,3%), sedang kapita keluarga penerima program CSR lebih
(persentase skor 33,4%-66,6%), dan tinggi besar daripada keluarga nonpenerima program
(persentase skor 66,7-100%). CSR. Rata-rata pengeluaran dan pengeluaran
per kapita keluarga penerima program CSR
Persepsi dan manfaat program CSR hanya lebih tinggi dari pengeluaran keluarga
diukur pada keluarga penerima manfaat CSR nonpenerima program CSR. Hasil uji statistik
saja. Persepsi contoh terhadap CSR diukur menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
berdasarkan sembilan pertanyaan terkait signifikan antara besar keluarga, usia kepala
pelaksanaan program CSR Tambang Batulicin. keluarga, usia istri, lama pendidikan kepala
Masing-masing pertanyaan diberi skor 0 jika keluarga, dan lama pendidikan istri antara
jawaban “tidak setuju” atau “netral”, dan skor 1 keluarga penerima program CSR dan keluarga
jika jawaban “setuju”. Penelitian ini juga nonpenerima program CSR. Namun, terdapat
mengukur manfaat yang dirasakan responden perbedaan yang signifikan antara pendapatan
setelah mengikuti program CSR dibandingkan per bulan, pendapatan per kapita, pengeluaran
dengan kondisi sebelumnya. Data manfaat per bulan, dan pengeluaran per kapita antara
program CSR diberi skor 1 jika jawaban “turun”, keluarga penerima program CSR dan keluarga
skor 2 jika jawaban “tetap”, dan skor 3 jika nonpenerima program CSR (Tabel 1).
jawaban “naik”. Selanjutnya, skor yang diper-
Tabel 1 Nilai rata-rata, standar deviasi, dan
oleh dari masing-masing pertanyaan dijumlah-
koefisien uji beda karakteristik
kan, kemudian dibuat penggolongan interval
keluarga penerima dan nonpenerima
kelas menjadi tiga kategori yaitu kurang baik,
program CSR
cukup baik, dan baik.
Rata-rata±Standar
deviasi
Instrumen yang telah disusun, diuji
Karakteristik Non-
reliabilitas dan validitasnya. Nilai Cronbach's Penerima p-value
keluarga penerima
alpha dari kesejahteraan keluarga subjektif program
program
sebesar 0,682, pengetahuan program CSR CSR
CSR
sebesar 0,750, manfaat program CSR sebesar
Besar 4,2±1,3 3,9±1,4 0,303
0,737, dan persepsi program CSR sebesar keluarga
0,701. Data yang telah dikumpulkan diolah (orang)
melalui proses editing, coding, scoring, Usia kepala 45,6±13,2 43,2±19,9 0,549
entrying, cleaning, dan selanjutnya dianalisis. keluarga
Analisis statistik yang digunakan adalah (tahun)
analisis deskriptif dan inferensial, yaitu uji beda Usia istri 38,3±12,6 39,6±14,9 0,692
Paired t-test, uji beda Independent Samples t- (tahun)
test, uji beda Mann-Whitney, uji beda Wilcoxon Lama 5,5±3,5 3,8±3,1 0,160
dan regresi linear berganda. pendidikan
kepala
HASIL keluarga
(tahun)
Karakteristik Keluarga Lama 4,5±3,3 3,4±2,7 0,160
pendidikan
istri (tahun)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pendapatan 1.731.100± 950.250± 0,002***
sebagian besar keluarga baik yang menerima
keluarga 1.205.570 739.920
maupun nonpenerima program CSR termasuk (Rp/bulan)
dalam keluarga kecil dengan rata-rata jumlah
Pendapatan 441.895,7± 285.660± 0,019**
anggota keluarga adalah 4 orang. Rata-rata per kapita 301.720,9 239.216,4
usia kepala keluarga pada keluarga penerima (Rp/bulan)
program CSR lebih tinggi daripada rata-rata Pengeluaran 1.797.740± 1.329.680± 0,032**
usia pada keluarga nonpenerima program CSR. keluarga 923.830 861.500
Sementara itu, rata-rata usia istri pada keluarga (Rp/bulan)
penerima program CSR lebih rendah Pengeluaran 449.835± 350.565± 0,037**
dibandingkan dengan keluarga nonpenerima per kapita 208.668,9 180.785,6
program CSR. Berdasarkan lama sekolah, (Rp/bulan)
kepala keluarga dan istri pada keluarga Keterangan:
**Signifikan pada p<0,05, ***Signifikan pada p<0,01
22 NIRMAYA, MUFLIKHATI, & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Tabel 2 Nilai rata-rata, standar deviasi, dan Tabel 3 Sebaran tingkat kesejahteraan
koefisien uji beda pendapatan pada keluarga berdasarkan indikator garis
keluarga penerima program CSR kemiskinan BPS
sebelum dan sesudah menerima Penerima program CSR Non
program CSR Tingkat
kesejahteraan Sebelum Saat penerima
Penerima program CSR menerima menerima program
Karakteristik Miskin (< GK) 40,0 31,4 51,4
Sebelum Setelah p-value
keluarga
menerima menerima Hampir
Pendapatan 1.134.750± 1.731.100± miskin (1,00 - 0,0 5,7 14,3
0,000*** 1,25 GK)
(Rp/bulan) 1.001.850 1.205.570
Hampir tidak
Pendapatan 300.570± 441.895± miskin (1,25- 14,3 11,4 0,0
per kapita 0,000*** 1,5 GK)
(Rp/bulan) 234.914 301.720
Tidak miskin
Keterangan: 45,7 51,4 34,3
(> 1,50 GK)
***Signifikan pada p<0,01
Total 100,0 100,0 100,0
Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel Minimum-
22.500- 41.700- 15.900-
maksimum
2 juga menunjukkan bahwa keluarga pada saat (Rp/bulan)
1.000.000 1.100.000 860.000
sebelum mengikuti program CSR memiliki Rata-rata ±
pendapatan rata-rata sebesar Rp1.134.750,00 Standar 300.570± 441.895± 285.660±
per bulan dengan rata-rata pendapatan per deviasi 234.914 301.720 239.216
kapita sebesar Rp300.570,00 per bulan. (Rp/bulan)
Setelah mengikuti program CSR, keluarga p-value 0,000*** 0,019**
memiliki pendapatan rata-rata sebesar Keterangan:
**Signifikan pada p<0,05, ***Signifikan pada p<0,01
Rp1.731.100,00 per bulan dengan rata-rata
pendapatan per kapita sebesar Rp441.895,00
per bulan. Rata-rata pendapatan keluarga pada Hasil uji beda t yang disajikan pada Tabel
saat menerima program CSR lebih besar 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
dibandingkan dengan sebelum menerima yang signifikan antara pendapatan per kapita
program CSR. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga penerima program CSR antara
terjadinya peningkatan pendapatan keluarga sebelum dan sesudah menerima program CSR.
setelah mengikuti program CSR. Selain itu, juga ditemukan adanya perbedaan
yang signifikan antara pendapatan keluarga per
Rata-rata pendapatan keluarga non- kapita enerima program CSR dengan keluarga
penerima program CSR adalah Rp950.250,00 nonpenerima program CSR. Pendapatan
per bulan dan pendapatan keluarga per kapita keluarga penerima program CSR lebih tinggi
sebesar Rp285.660,00 per bulan. Hasil uji beda dibandingkan nonpenerima program CSR.
juga menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan pada pendapatan keluarga per bulan Kesejahteraan subjektif. Hasil penelitian
dan pendapatan keluarga per kapita antara menunjukkan bahwa sebelum adanya program
keluarga penerima program CSR dan keluarga CSR, tidak ada keluarga yang merasa puas
nonpenerima program CSR. dengan kondisi keluarganya. Namun, setelah
mengikuti program CSR terdapat sebagian kecil
Kesejahteraan Keluarga responden (20%) yang merasa puas terhadap
kondisi keluarganya. Hasil uji beda Wilcoxon
Kesejahteraan objektif. Hampir separuh menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan
keluarga penerima program CSR berada dalam (p<0,01) antara kesejahteraan subjektif
kategori miskin sebelum adanya program CSR. keluarga sebelum dan sesudah mengikuti
Setelah menerima program CSR, terdapat program CSR. Hasil penelitian yang disajikan
penurunan persentase keluarga miskin pada pada Tabel 4 menunjukkan bahwa lebih dari
keluarga penerima program CSR sebesar 8,6 separuh keluarga merasa sudah cukup puas
persen. Hasil tabulasi silang pendapatan per dengan keadaan keluarganya selama ini
kapita keluarga penerima program CSR dan (60,0% pada keluarga penerima program CSR
nonpenerima program CSR dengan mengguna- dan 62,9% pada keluarga nonpenerima
kan standar garis kemiskinan menunjukkan program CSR). Hasil uji beda Mann-Whitney
bahwa kurang dari sepertiga keluarga penerima menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
program CSR termasuk dalam kategori miskin signifikan (p>0,1) antara kesejahteraan
(Tabel 3). Adapun lebih dari separuh keluarga subjektif keluarga penerima program CSR saat
nonpenerima program CSR termasuk dalam ini dengan keluarga nonpenerima program
kategori miskin. CSR.
Vol. 7, 2014 KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG 23

Tabel 4 Sebaran kesejahteraan keluarga res- Tabel 6 Sebaran keluarga penerima program
ponden berdasarkan kategori kesejah- CSR berdasarkan persepsi dan man-
teraan subjektif faat program CSR
Penerima program Non Persentase
Kategori
CSR penerima (%)
Tingkat
Sebelum Saat program Persepsi tehadap program CSR
kesejahteraan
menerima menerima CSR Kurang baik 14,3
(n=35) (n=35) (n=35)
Cukup baik 8,6
Tidak puas 34,3 20,0 25,7
Cukup puas 65,7 60,0 62,9 Baik 77,1
Puas 0,0 20,0 11,4 Total 100,0
Total 100,0 100,0 100,0 Minimum-maksimum (% persepsi) 0-100
Minimum- Rata-rata ± Standar deviasi (%
12,5- 15,6- 18,8-
maksimum persepsi) 70,8±32,1
65,6 81,3 96,9
(% kepuasan) Manfaat yang dirasakan
Rata-rata ±
Standar 39,03± 51,08± 46,70± Rendah 0,0
deviasi (% 14,79 17,5 17,96 Sedang 57,1
kepuasan) Tinggi 42,9
p-value 0,000*** 0,192 Total 100,0
Keterangan: ***Signifikan pada p<0,01
43,3-
Minimum-maksimum (% manfaat) 83,3
Pengetahuan tentang Program CSR Rata-rata ± Standar deviasi (%
manfaat) 65,4±10,3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keluarga penerima program CSR memiliki Persepsi dan Manfaat Program CSR
tingkat pengetahuan tentang program CSR
Tambang Batulicin lebih tinggi dibandingkan Persepsi tentang program CSR diukur dari
dengan keluarga nonpenerima program CSR. pengetahuan dan pandangan seseorang
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mengenai keberadaan Tambang Batulicin,
terdapat proporsi yang sama pada keluarga tujuan, kualitas pelaksanaan, dan dampak dari
penerima program CSR antara yang memiliki pelaksanaan program CSR perusahaan
pengetahuan rendah dan tinggi mengenai tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan program CSR yaitu sebesar 40 lebih dari tiga per empat keluarga penerima
persen. Lebih dari tiga per empat keluarga program CSR berada pada kategori yang
nonpenerima program CSR memiliki mempersepsikan bahwa pelaksanaan program
pengetahuan yang rendah mengenai CSR Tambang Batulicin dinilai baik. Sebaran
pelaksanaan program CSR. Hasil uji beda keluarga penerima program CSR berdasarkan
Mann-Whitney menunjukkan terdapat persepsi dan manfaat program CSR disajikan
perbedaan yang signifikan (p<0,01) antara pada Tabel 6.
tingkat pengetahuan keluarga penerima dan
nonpenerima program CSR (Tabel 5). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
lebih dari separuh keluarga penerima program
Tabel 5 Sebaran keluarga berdasarkan penge- CSR (57,1%) menilai bahwa program CSR
tahuan tentang program CSR Tambang Batulicin termasuk dalam kategori
Penerima Nonpenerima sedang atau cukup bermanfaat. Hal ini
Kategori disebabkan sebagian besar manfaat yang
program program
Pengetahuan dirasakan keluarga adalah termasuk tetap atau
CSR (n=35) CSR (n=35)
Rendah 40,0 77,1 tidak mengalami perubahan saat keluarga
Sedang 20,0 20,0 mengikuti program CSR hingga saat ini.
Tinggi 40,0 2,9
Variabel-variabel yang Memengaruhi Tingkat
Total 100,0 100,0 Kesejahteraan Keluarga Sekitar Tambang
Minimum-
13,3-
maksimum (% 0,0-73,3
93,3 Model regresi yang dibangun untuk
pengetahuan)
menganalisis kesejahteraan objektif memiliki
Rata-rata ±
18,5±20,6
koefisien determinasi sebesar 0,186 (Tabel 7).
standar deviasi
50,7±26,2 Model ini menemukan bahwa kesejahteraan
(% pengetahuan)
p-value 0,000***
keluarga objektif dipengaruhi oleh status
Keterangan: ***Signifikan pada p<0,01 keluarga apakah termasuk keluarga penerima
program CSR (positif) dan besar keluarga
(negatif).
24 NIRMAYA, MUFLIKHATI, & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Tabel 7 Koefisien regresi variabel yang Tabel 8 Koefisien regresi yang memengaruhi
memengaruhi tingkat kesejahteraan tingkat kesejahteraan subjektif
objektif keluarga keluarga
Variabel B β Sig Variabel B β Sig
Konstanta 558.912,7 - 0,008 Konstanta 26,4 - 0,000
Status 182.787,9 0,327 0,020** Penerima 0,18 0,016 0,919
penerima manfaat CSR
program (0=tidak, 1=ya)
CSR Besar 0,966 0,235 0,087*
(0=tidak, keluarga
1=ya) (orang)
Besar -85,936,6 -0,422 0,000** Umur kepala -0,018 -0,052 0,672
keluarga * keluarga
(orang) (tahun)
Umur kepala 1,461,982 0,087 0,439 Lama 0,284 0,170 0,182
keluarga pendidikan
(tahun) kepala
Lama 3,779,2 0,046 0,692 keluarga
pendidikan (tahun)
kepala Status 0,721 0,063 0,608
keluarga pekerjaan istri
(tahun) (0=tidak
Status 34,815,4 0,062 0,583 bekerja,
pekerjaan 1=bekerja)
istri (0=tidak Pengetahuan -0,060 -0,045 0,759
bekerja, tentang
1=bekerja) program CSR
Pengetahua -1,863,7 -0,028 0,833 (skor)
-
n tentang Pendapatan 4,492x10 0,223 0,111
6
program per kapita
CSR (skor) (Rp/bulan)
F 3,630 F 1,243
Sig 0,004** Sig 0,293
R 0,507 R 0,351
Adjusted R 0,186 Adjusted R 0,024
Square Square
Keterangan: Keterangan:
**Signfikan pada p<0,05, ***Signifikan pada p<0,01, *Signifikan pada p<0,1, B=Beta tidak terstandardisasi,
B=Beta tidak terstandardisasi, β=Beta terstandardisasi β=Beta terstandardisasi

Keikutsertaan dalam program CSR akan


Hasil analisis yang disajikan pada Tabel 8
meningkatkan kesejahteraan objektif yang
menemukan bahwa dari tujuh variabel yang
diukur dari pendapatan per kapita keluarga.
diduga berpengaruh terhadap kesejahteraan
Keluarga yang merupakan peserta program
subjektif, hanya terdapat satu variabel yang
CSR akan mengalami peningkatan pendapatan
berpengaruh secara signifikan, yaitu besar
keluarga sebesar Rp182.787,90 per kapita per
keluarga dengan nilai koefisien β sebesar
bulan. Sementara, penambahan satu anggota
0,235. Besar keluarga memiliki pengaruh yang
keluarga pada keluarga penerima program
positif terhadap kesejahteraan subjektif
CSR akan menurunkan kesejahteraan objektif
keluarga. Hasil ini memperlihatkan bahwa
yang mana keluarga tersebut akan mengalami
penambahan satu anggota keluarga pada
penurunan pendapatan keluarga sebesar
keluarga akan meningkatkan kesejahteraan
Rp85.936,60 per kapita per bulan.
subjektif keluarga, yang mana keluarga
tersebut akan mengalami peningkatan skor
Sementara itu, model regresi yang kesejahteraan subjektif keluarga sebesar 0,966.
dibangun untuk menganalisis kesejahteraan
subjektif keluarga menunjukkan bahwa model
Variabel-variabel yang Memengaruhi Tingkat
yang dibangun memiliki koefisien determinasi
Kesejahteraan Keluarga Penerima Program
sebesar 0,024 (Tabel 8). Nilai ini menunjukkan
CSR
bahwa model yang dibangun hanya dapat
menjelaskan sebesar 2,4 persen pengaruh Hasil analisis regresi untuk menganalisis
variabel-variabel yang ada dalam model variabel-variabel yang memengaruhi ke-
terhadap kesejahteraan subjektif keluarga. sejahteraan keluarga disajikan pada Tabel 9
Vol. 7, 2014 KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG 25

Tabel 10. Model regresi yang dibangun untuk Tabel 10 Koefisien regresi variabel yang
menganalisis tingkat kesejahteraan objektif memengaruhi tingkat kesejahtera-an
keluarga penerima program CSR memiliki subjektif keluarga penerima program
koefisien determinasi sebesar 0,143. Hal ini CSR
berarti bahwa model ini hanya dapat Variabel B β Sig
menjelaskan 14,3 persen pengaruh variabel Besar keluarga 0,859 0,200 0,345
bebas yang terdapat dalam model terhadap (orang)
kesejahteraan objektif keluarga penerima Umur kepala 0,051 0,120 0,522
program CSR, sedangkan sisanya dijelaskan keluarga (tahun)
oleh variabel lain yang tidak diteliti. Lama pendidikan 0,390 0,246 0,152
kepala keluarga
Hasil uji regresi menemukan bahwa hanya (tahun)
terdapat dua dari tujuh variabel yang Pekerjaan istri 4,013 0,362 0,062*
memengaruhi kesejahteraan objektif keluarga (0=tidak bekerja,
penerima penerima CSR secara signifikan yaitu 1=bekerja)
besar keluarga dan manfaat yang dirasakan Pengetahuan -0,165 -0,116 0,570
keluarga terhadap program CSR (Tabel 9). CSR (skor)
Besar keluarga memiliki pengaruh negatif Manfaat csr 0,613 0,339 0,093*
terhadap kesejahteraan objektif. Hasil ini (skor)
menunjukkan bahwa pertambahan jumlah Persepsi csr -0,026 -0,013 0,950
anggota keluarga dapat mengurangi (skor)
-6
kesejahteraan objektif keluarga. Sementara itu, Penghasilan per 2.273x10 0,122 0,533
manfaat yang dirasakan memiliki pengaruh kapita (Rp/bulan)
positif terhadap kesejahteraan objektif keluarga F 1,642
penerima program CSR. Penambahan manfaat Sig. 0,161
yang dirasakan keluarga pada program CSR R 0,579
meningkatkan kesejahteraan objektif keluarga. Adjusted R 0,131
Square
Tabel 9 Koefisien regresi variabel yang Keterangan:
*Signifikan pada p<0,1, B=Beta tidak terstandardisasi,
memengaruhi tingkat kesejahteraan β=Beta terstandardisasi
objektif keluarga penerima program
CSR Tabel 10 menyajikan koefisien regresi dari
Variabel B β Sig model yang digunakan untuk menganalisis
Konstanta -264,703,4 - 0,686 variabel yang memengaruhi tingkat kesejah-
Besar keluarga -103,246,9 -0,445 0,025* teraan subjektif keluarga penerima program
(orang) * CSR. Model regresi yang dibangun untuk
Umur kepala 1,204 0,053 0,775 memiliki koefisien determinasi sebesar 0,131.
keluarga (tahun) Artinya model hanya dapat menjelaskan
Lama pendidikan 13,811,4 0,162 0,330 sebesar 13,1 persen pengaruh variabel bebas
kepala keluarga dalam model terhadap kesejahteraan keluarga
(tahun) subjektif. Hasil analisis menemukan bahwa dari
Status pekerjaan 137,534,1 0,230 0,209 delapan variabel yang berpengaruh terhadap
istri (0=tidak kesejahteraan subjektif, terdapat dua variabel
bekerja,
yang berpengaruh signifikan dan positif yaitu
1=bekerja)
status pekerjaan istri dan manfaat yang
Pengetahuan -14,442,2 -0,188 0,347
dirasakan dengan adanya CSR (Tabel 10).
tentang program
CSR (skor) Keluarga penerima program CSR dengan istri
Persepsi tentang 18.331,9 0,176 0,406
yang bekerja akan meningkatkan skor
program CSR kesejahteraan subjektif keluarga sebesar 4,013.
(skor) Demikian juga halnya dengan peningkatan
Manfaat yang 33,401,6 0,343 0,069* keluarga dalam merasakan manfaat CSR maka
dirasakan (skor) akan meningkatkan kesejahteraan subjektif.
F 1,813
Sig. 0,126 PEMBAHASAN
R 0,565
Hasil penelitian menunjukkan adanya
Adjusted R 0,143
Square perbedaan yang signifikan pada beberapa
Keterangan: karakteristik antara keluarga penerima program
B=Beta tidak terstandardisasi, β=Beta terstandardisasi CSR dan nonpenerima program CSR.
*Signifikan pada p<0,1, **Signifikan pada p<0,05 Berdasarkan pendapatan keluarga, terdapat
26 NIRMAYA, MUFLIKHATI, & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

perbedaan yang signifikan pada pendapatan Keluarga yang menerima program CSR
keluarga sebelum dan sesudah menerima merasakan manfaat dari keberadaan program
program CSR. Selain itu, juga ditemukan tersebut. Manfaat utama yang dirasakan adalah
adanya perbedaan yang signifikan pada adanya peningkatan pendapatan keluarga,
pendapatan keluarga antara keluarga penerima pengeluaran nonpangan keluarga, jumlah
dan nonpenerima program CSR. Keluarga kepemilikan aset, serta modal usaha. Sejalan
penerima program CSR memiliki rata-rata dengan penelitian Simanjuntak, Puspitawati,
pendapatan keluarga Rp1.731.100,00 per bulan dan Djamaludin (2010), peningkatan pendapat-
saat menjadi peserta program CSR. an total keluarga juga dirasakan sebagai
Pendapatan ini lebih besar daripada pen- manfaat utama dari adanya Program Keluarga
dapatan sebelum menerima program CSR yang Harapan (PKH), program sejenis guna
hanya memiliki rata-rata pendapatan sebesar memberdayakan keluarga miskin.
Rp1.134.750,00 per bulan. Pendapatan
keluarga saat menjadi penerima program CSR Dampak dari pelaksanaan program CSR
juga lebih besar dibandingkan dengan keluarga Tambang Batulicin pada tahun 2006 hingga
nonpenerima program CSR yang hanya tahun 2011 dapat berpengaruh terhadap
memiliki rata-rata pendapatan Rp950.250,00 kesejahteraan keluarga, baik secara objektif
per bulan. Demikian pula dengan pendapatan maupun subjektif. Hal ini dapat dilihat dari segi
per kapita yang mana rata-rata pendapatan per kesejahteraan objektif, semenjak berjalannya
kapita keluarga pada saat menerima program program CSR, terdapat penurunan keluarga
CSR sebesar Rp441.895,00 per bulan lebih miskin sebesar 8,6 persen. Dengan demikian
besar dibandingkan dengan sebelum menerima dapat dikatakan bahwa program CSR telah
CSR yang hanya memiliki rata-rata pendapatan mampu menurunkan proporsi keluarga miskin
per kapita sebesar Rp300.570,00 per bulan dan setelah berjalan lima tahun walaupun tingkat
keluarga nonpenerima program CSR sebesar penurunannya belum mencapai target (kurang
Rp285.660,00 per bulan. dari 100%). Penurunan proporsi keluarga
miskin ini disebabkan telah terbukanya peluang
Pelaksanaan program CSR secara usaha bagi keluarga penerima program, yang
bertahap dan belum menyeluruh di wilayah mana mereka dapat meminjam uang di
Desa Sarigadung dapat menyebabkan Lembaga Keuangan Desa (LKD) sebagai
perbedaan pengetahuan dan persepsi bagi modal usaha. Hanya saja, pada pelaksanaan-
masyarakat. Hasil uji beda menunjukkan nya, masih banyak juga keluarga yang gagal
terdapat perbedaan yang signifikan antara dalam melakukan usaha dan mengembalikan
tingkat pengetahuan keluarga penerima pinjaman. Program pinjaman dana mitra ini
program CSR dengan keluarga nonpenerima bagaikan dua sisi mata uang. Apabila suatu
program CSR mengenai program CSR keluarga dapat melakukan pinjaman dan
Tambang Batulicin. Hal yang menarik pada menjalankan usaha dengan terencana maka
keluarga penerima program CSR adalah pinjaman ini dapat meningkatkan kesejahteraan
terdapat proporsi yang sama besar antara keluarga tersebut, akan tetapi banyak juga
keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan keluarga yang gagal dalam menjalankan
tinggi dan rendah. usahanya dan kehabisan modal sehingga
pinjaman ini dapat semakin membelit keluarga
Lebih dari tiga per empat keluarga tersebut dengan kemiskinan. Walaupun
nonpenerima program CSR dan hampir demikian, hasil tabulasi silang antara pendapat-
separuh keluarga CSR memiliki pengetahuan an per kapita keluarga penerima dan non-
yang rendah. Hal yang lebih mengejutkan penerima program CSR yang menggunakan
adalah masih banyak keluarga yang tidak standar garis kemiskinan menunjukkan bahwa
mengetahui apa itu perusahaan pengelola hanya kurang dari sepertiga keluarga penerima
program CSR di Tambang Batulicin, bahkan program CSR (31,4%) yang termasuk dalam
ada yang menyebutkan bahwa perusahaan kategori miskin.
tersebut merupakan perusahaan semen. Selain
itu, masih banyak juga keluarga yang tidak Adapun lebih dari separuh keluarga
mengetahui bahwa adanya program CSR di nonpenerima program CSR termasuk dalam
wilayah Tambang Batulicin. Ketidaktahuan kategori miskin (51,4%). Hal ini juga
keluarga tentang program CSR menyebabkan menunjukkan bahwa program CSR bermanfaat
rendahnya skor pengetahuan keluarga tentang dalam hal peningkatan kesejahteraan keluarga
CSR. Hal ini diduga karena kurang optimalnya terbukti dengan kondisi kesejahteraan keluarga
sosialisasi program ke masyarakat. penerima program CSR yang lebih baik. Hasil
ini mendukung penelitian sebelumnya terkait
dampak program kemitraan bina lingkungan
Vol. 7, 2014 KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG 27

yang berpengaruh signifikan terhadap pen- CSR. Hal ini menunjukkan bahwa apabila suatu
dapatan masyarakat di lingkungan PTPN III program pemberdayaan keluarga dilaksanakan
(Karlos, 2009). dengan sistem perencanaan yang baik akan
berpengaruh terhadap peningkatan ke-
Berdasarkan kesejahteraan subjektif, sejahteraan keluarga. Setelah lima tahun
terdapat peningkatan kepuasan keluarga pelaksanaan program CSR Tambang Batulicin,
sebelum dan sesudah menerima program CSR. saat ini telah dapat terlihat hasil yang cukup
Pada saat sebelum program CSR, tidak ada positif.
keluarga yang merasa puas dengan kondisi
keluarganya, namun setelah adanya program Hasil uji statistik dengan menggunakan
CSR terdapat 20 persen keluarga yang sudah regresi linear berganda menunjukkan bahwa
merasa puas. Hal ini sejalan dengan faktor yang berpengaruh terhadap kesejah-
peningkatan pendapatan yang terjadi pada teraan subjektif keluarga penerima program
keluarga sebelum dan sesudah CSR. Semakin CSR adalah status pekerjaan istri dan manfaat
baik kondisi ekonomi keluarga maka keluarga yang dirasakan dari program CSR. Status
tersebut cenderung semakin puas. pekerjaan istri dan manfaat yang dirasakan dari
program CSR memiliki pengaruh positif
Hal yang menarik dalam penelitian ini terhadap kesejahteraan keluarga penerima
adalah tidak terdapat perbedaan yang program CSR. Apabila seorang istri dalam
signifikan antara kesejahteraan subjektif suatu keluarga memiliki pekerjaan tetap, yang
keluarga penerima program CSR dengan tentunya memiliki penghasilan yang tetap pula
keluarga nonpenerima program CSR secara maka keluarga tersebut merasa lebih sejahtera.
keseluruhan. Padahal kondisi kesejahteraan Hal ini sejalan dengan studi Widyanti et al.
objektif antara keluarga penerima dan non- (2009) yang menyatakan bahwa bertambahnya
penerima CSR berbanding terbalik. Fenomena orang dewasa yang bekerja dalam rumah
ini dapat dijelaskan dengan pernyataan Syarief tangga akan sangat berpengaruh positif
dan Hartoyo (1993) bahwa suatu keluarga terhadap kapasitas dan kondisi ekonomi
walau tinggal di bawah garis kemiskinan, keluarga. Pengukuran terhadap kesejahteraan
mungkin merasa lebih sejahtera, karena subjektif dalam penelitian ini tidak terlepas
merasa lebih bersyukur atas karunia-Nya, dengan kepuasan terhadap kondisi keuangan
merasa semua keinginannya sudah terpenuhi, keluarga. Kondisi ekonomi keluarga yang baik
merasa telah hidup selaras dengan alam, dan dapat menciptakan kepuasan bagi suatu
alasan lainnya. Keluarga nonpenerima program keluarga. Terwujudnya kondisi ekonomi
CSR diasumsikan seperti pernyataan tersebut keluarga yang lebih baik, salah satunya dapat
sehingga mereka walaupun lebih miskin namun melalui istri yang bekerja dan memiliki
cenderung lebih menerima apa yang ada. penghasilan untuk keluarganya.

Hasil uji regresi linear berganda Manfaat yang dirasakan dari program CSR
menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh berpengaruh positif terhadap kepuasan yang
terhadap kesejahteraan objektif keluarga dirasakan oleh penerima program tersebut.
penerima program CSR adalah besar keluarga Kepuasan tersebut dapat tercapai karena
dan manfaat yang dirasakan. Besar keluarga terbukanya kesempatan bagi keluarga-keluarga
memiliki pengaruh negatif terhadap miskin di lokasi penelitian untuk meningkatkan
kesejahteraan objektif keluarga. Hal ini sejalan kesejahteraannya melalui perilaku keterlibatan
dengan penelitian Muflikhati et al. (2010) dan dalam program CSR. Walaupun hasil penelitian
Elmanora, Muflikhati, dan Alfiasari (2012) yang menunjukkan bahwa peningkatan kesejahtera-
menyatakan bahwa keluarga dengan jumlah an secara objektif belum meningkat secara
anggota keluarga lebih sedikit memiliki peluang signifikan, namun kepuasan secara subjektif
lebih besar untuk sejahtera dibandingkan dapat terwujud karena keluarga-keluarga
keluarga dengan jumlah anggota keluarga yang tersebut merasa telah berusaha dan melakukan
lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa proses agar kesejahteraan keluarga mereka
banyaknya jumlah anggota keluarga bukan dapat meningkat.
merupakan potensi untuk meningkatkan
kesejahteraan, tetapi justru menjadi beban Hasil lainnya juga menunjukkan bahwa
karena dengan pendapatan keluarga yang faktor yang berpengaruh terhadap kesejahtera-
sama, semakin banyak anggota keluarga akan an objektif keluarga di sekitar tambang adalah
menjadikan pendapatan per kapita menjadi keikutsertaan dalam program CSR dan besar
semakin rendah. Manfaat yang dirasakan dari keluarga. Keikutsertaan dalam program CSR
program CSR berpengaruh positif terhadap memiliki pengaruh positif terhadap kesejahtera-
kesejahteraan keluarga penerima program an objektif keluarga. Keluarga yang mengikuti
28 NIRMAYA, MUFLIKHATI, & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

program CSR memiliki kesempatan untuk Besar keluarga memengaruhi kesejah-


meningkatkan kesejahteraan objektif keluarga- teraan keluarga baik secara objektif maupun
nya yang terlihat pada peningkatan pendapatan subjektif. Kesejahteraan objektif keluarga juga
per kapita. Program CSR, baik di bidang dipengaruhi oleh keikutsertaan dalam program
ekonomi, pendidikan, dan kesehatan memberi- CSR. Sementara itu, kesejahteraan keluarga
kan manfaat secara langsung terhadap penerima program CSR baik secara objektif
keluarga yang mengikutinya. Keluarga yang maupun subjektif dipengaruhi oleh manfaat
mengikuti program CSR di bidang ekonomi yang dirasakan dengan adanya program CSR.
memperoleh pinjaman modal yang dapat Kesejahteraan objektif keluarga penerima
digunakan untuk kegiatan usaha. Keuntungan program CSR juga dipengaruhi oleh besar
yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut keluarga, sedangkan kesejahteraan subjektif
merupakan tambahan pendapatan bagi keluarga penerima program CSR juga
keluarga. Keluarga yang mengikuti program dipengaruhi oleh status pekerjaan istri.
CSR di bidang pendidikan memperoleh bea-
siswa berupa SPP sekolah gratis karena telah Berdasarkan simpulan, penelitian ini
ditanggung oleh CSR Tambang Batulicin, menyarankan perlu adanya penentuan sasaran
sehingga uang yang dialokasikan untuk mem- penerima program CSR harus lebih valid dan
bayar SPP sekolah dapat ditabung. Keluarga tidak semata-mata menggunakan data
yang mengikuti program CSR di bidang kemiskinan sebelumnya karena dapat saja
kesehatan memiliki penambahan ketrampilan terjadi rumah tangga yang sebelumnya
dari kegiatan pelatihan-pelatihan kesehatan. dikategorikan tidak miskin, ternyata saat
Ketrampilan yang bertambah dapat digunakan pendataan masuk kategori keluarga miskin,
sebagai softskill untuk meningkatkan pendapat- atau sebaliknya. Selain itu, perlu juga dilakukan
an keluarga. sosialisasi mengenai berbagai program CSR
secara intens dengan periode waktu tertentu
Sama halnya dengan kesejahteraan dan merata. Setelah memberikan CSR,
objektif keluarga penerima manfaat CSR, besar diperlukan juga bimbingan atau pendampingan
keluarga juga memiliki pengaruh negatif usaha yang lebih intensif bagi para keluarga
terhadap kesejahteraan objektif keluarga di yang meminjam dana mitra sebagai modal
sekitar tambang. Namun yang menarik, besar usaha untuk mengurangi terjadinya kegagalan
keluarga juga memiliki pengaruh secara usaha dan terbelitnya suatu keluarga dalam
signifikan dan positif terhadap kesejahteraan hutang yang lebih besar.
subjektif keluarga di sekitar tambang. Hal ini
terkait dengan upaya bertahan hidup yang
DAFTAR PUSTAKA
dirasakan oleh keluarga. Keluarga dengan
jumlah anggota keluarga yang lebih banyak
merasa memiliki banyak sumberdaya untuk Elmanora, Muflikhati, I., & Alfiasari. (2012).
membantu melakukan upaya agar keluarganya Kesejahteraan keluarga petani kayu
tetap dapat bertahan hidup, membantu manis. Jur. Ilm. Kel. & Kons., 5(1), 58-66.
meningkatkan kesejahteraan dan memperoleh Karlos. (2009). Dampak program kemitraan dan
banyak dukungan moril sehingga secara bina lingkungan PT Perkebunan
subjektif mereka merasakan kepuasan yang Nusantara III Kebun Rantauprapat
lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga yang terhadap pendapatan dan kesejahteraan
memiliki jumlah anggota keluarga sedikit. masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu.
Jurnal Perencanaan dan Pengembangan
SIMPULAN DAN SARAN Wilayah, 4(3), 153-162.
Kesejahteraan keluarga meningkat setelah Mapisangka, A. (2009). Implementasi CSR
menerima program CSR. Keluarga memandang terhadap kesejahteraan hidup masyarakat,
bahwa pelaksanaan program CSR Tambang JESP, 1(1), 39-47.
Batulicin berjalan dengan baik, terutama dalam
hal kepedulian terhadap masyarakat, Muflikhati, I., Hartoyo, Sumarwan, U., Fahrudin,
kebermanfaatan program, tujuan program, A., & Puspitawati, H. (2010). Kondisi sosial
kontribusi program dalam hal fasilitas desa, ekonomi dan tingkat kesejahteraan
kontribusi dalam hal kesehatan masyarakat, keluarga: kasus di wilayah pesisir Jawa
kualitas pelaksanaan program, pengaruh Barat. Jur. Ilm. Kel. & Kons., 3(1), 1-10.
bantuan terhadap perekonomian keluarga,
serta pengaruh CSR terhadap kesejahteraan
keluarga. Keluarga juga mendapatkan manfaat
yang cukup dari program CSR.
Vol. 7, 2014 KESEJAHTERAAN KELUARGA DI SEKITAR TAMBANG 29

Simanjuntak, M., Puspitawati, H., & Djamaludin, Wibisono, Y. (2007). Membedah konsep dan
M. D. (2010). Karakteristik demografi, aplikasi CSR (Corporate Social
sosial, dan ekonomi keluarga penerima Responsibility). Gresik, ID: Fascho
Penerima Program Keluarga Harapan Publishing.
(PKH). Jur. Ilm. Kel. & Kons., 3(2), 101-
Widyanti, W., Suryahadi, A., Sumarto, S., &
113.
Yumna, A. (2009). The relationship
Syarief, H., & Hartoyo. (1993). Beberapa aspek between chronic poverty and household
dalam kesejahteraan keluarga. Seminar dynamics: Evidence from
Keluarga Menyongsong Abad 21 dan Indonesia/Jakarta, SMERU Research
Peranannya dalam Pengembangan Institute, 2009. SMERU Working Paper,
Sumberdaya Manusia Indonesia. Bogor: Jakarta.
GMSK, Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor dan BKKBN, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai