Anda di halaman 1dari 22

SISTEM EKSKRESI

GINJAL
DEWI WULANDARI
SMAN 11 GARUT
Coba perhatikan gambar berikut? Mengapa bisa terjadi?
Kompetensi Dasar

3.9 Menganalisa hubungan antara struktur jaringan ponyusun organ


pada system ekskresi dalam kaitannya dengan bioproses dan gangguan
fungsi yang dapat terjadi pada system ekskresi manusia (C4)

4.9 Menyajikan hasil analisa pengaruh pola hidup terhadap


kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan
gangguan pada system ekskresi serta kaitannya dengan teknologi.
Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9.1 Menjelaskan system ekskresi (C2)


3.9.2 Menentukan alat ekskresi ginjal (C3)
3.9.7 Menganalisa gangguan system ekskresi (C4)

4.9.3 Menyajikan hasil analisa pengaruh pola hidup terhadap


kelainan pada struktur dan fungsi organ yang
menyebabkan gangguan pada system ekskresi serta
kaitannya dengan teknologi.
Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran model Project Based Learning (PjBL) dengan metode diskusi
kelompok,presentasi, tanya jawab dan penugasan projek ini peserta didik mampu menganalisis
hubungan antara struktur jaringan ponyusun organ pada system ekskresi dalam kaitannya dengan
bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada system ekskresi manusia serta mampu
menyajikan hasil analisa pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi
organ yang menyebabkan gangguan pada system ekskresi serta kaitannya dengan teknologi
penuh rasa religius, disiplin, kerja sama, percaya diri, peduli, dan toleransi.
A. SISTEM EKSKRESI
Organ sistem ekskresi pada manusia: ginjal, hati, paru-paru, dan
kulit.
Fungsi sistem ekskresi:
• Menurunkan kadar zat produk metabolisme (metabolit) dalam
tubuh agar tidak menyebabkan akumulasi.
• Melindungi sel-sel tubuh dari zat-zat yang bersifat racun.
• Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (homeostasis).
• Membantu mempertahankan suhu tubuh.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
1. Fungsi Ginjal

• Mengeluarkan zat sisa organik dan racun.


• Mengatur keseimbangan konsentrasi ion-ion penting dalam tubuh.
• Mengatur keseimbangan asam-basa.
• Menjaga tekanan darah.
• Mengatur produksi sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang.
• Mengendalikan konsentrasi nutrisi darah.
• Mengubah vitamin D yang inaktif menjadi aktif.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
2. Struktur Ginjal
• Bagian-bagian ginjal: lobus ginjal, hilus (hilum), sinus ginjal, parenkim ginjal, dan pelvis
renalis.
• Jaringan penyusun parenkim: korteks (bagian luar) dan medula (bagian dalam).
• Korteks tersusun atas nefron, yaitu unit struktural dan fungsional terkecil dari ginjal. Pada
nefron terdapat komponen pembuluh (arteri aferen, glomerulus, arteri eferen, dan
kapiler peritubuler) dan komponen tubuler (kapsul Bowman, tubulus kontortus
proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
• Medula terdiri atas massa triangular yang disebut piramida ginjal, yang akan berhubungan
dengan saluran pengumpul urine.
Struktur ginjal
Struktur nefron
Korpus renalis (glomerulus dan kapsul Bowman)
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
3. Proses Pembentukan Urine
a. Filtrasi glomerulus
• Yaitu proses penyaringan plasma bebas protein melalui kapiler glomerulus ke
dalam kapsul Bowman.
• Cairan yang difiltrasi akan melewati membran glomerulus yang mampu
menahan sel darah dan protein plasma, serta melewatkan air dan molekul
berukuran kecil.
• Hasil filtrat glomerulus (urine primer): mengandung air dan zat terlarut
(glukosa, klorida, natrium, dll), tanpa protein plasma dan elemen seluler.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
b. Reabsorpsi
• Yaitu proses penyerapan kembali zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
• Terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus
distal, dan tubulus kolektivus.
• Zat yang diserap masuk ke kapiler peritubuler dan dikembalikan ke sistem
peredaran darah.
• Zat yang diabsorpsi: ion natrium, ion klorin, glukosa, air, urea, dan ion
anorganik.
• Hasil reabsorpsi disebut urine sekunder.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
c. Augmentasi
• Yaitu transpor aktif yang memindahkan zat-zat tertentu dari darah ke dalam
urine.
• Terjadi di kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
• Zat yang dipindahkan:
• Ion hidrogen, amonia, kreatinin, asam hipurat, obat-obatan tertentu, dan
zat kimia asing.
• Ion kalium
Jalur pembentukan urine
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
4. Penyimpanan Sementara Urine dan Berkemih
• Urine dari duktus kolektivus ke pelvis renalis, ke ureter, kemudian ke vesika
urinaria (kandung kemih).
• Dinding kandung kemih berlipat-lipat sengan struktur otot yang dapat
meregang untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan urine.
• Keinginan buang air kecil disebabkan isi urine dalam kandung kemih sudah
mencapai 170 – 230 mL.
• Urine dari kandung kemih mengalir ke uretra kemudian melalui lubang luar
dibuang keluar tubuh.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
5. Faktor yang Memengaruhi Proses Pembentukan Urine
• Faktor internal
• Hormon ADH: mengontrol pengeluaran urine.
• Hormon insulin: menurunkan kadar glukosa darah.
• Faktor eksternal
• Suhu lingkungan
• Jumlah air yang diminum
• Alkohol dapat menghambat pembebasan ADH
• Saraf
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
6. Karakteristik Urine
• Sifat fisik urine: volume normal 800 – 2500 mL/hari, warna kuning pucat
sampai kuning tua, berat jenis 1,003 – 1,035 g/cm3, pH 4,7 – 8, bau khas
amonia.
• Komposisi urine: zat buangan nitrogen (urea, asam urat, dan kreatinin),
benda keton, asm hipurat, toksin, zat kimia asing, pigmen, enzim, vitamin,
hormon, dan elektrolit.
• Urine tidak normal: albumin, glukosa, sel darah merah, zat kapur, batu
ginjal, dan badan keton dengan jumlah berlebihan.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan Sistem Urinaria
• Glukosuria, ekskresi glukosa ke dalam urine.
• Albuminuria, glomerulus gagal melakukan penyaringan protein.
• Batu ginjal, adanya endapan senyawa kalsium dan asam urat pada rongga ginjal atau
kandung kemih.
• Diabetes mellitus, banyaknya glukosa dalam urine karena kurangnya hormon insulin untuk
mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di hati.
• Diabetes insipidus, produksi urine berlebihan dan encer karena kekurangan hormon
ADH.
• Poliuria, kelebihan produksi air seni akibat rasa haus yang terus-menerus atau
mengonsumsi cairan yang bersifat diuretik.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan Sistem Urinaria
• Gagal ginjal (anuria), ginjal gagal memproduksi urine.

• Uremia, darah banyak mengandung urea karena ginjal gagal


membuang urea keluar dari tubuh.
• Nefritis, radang nefron karena infeksi bakteri Streptococcus sp.
C. TEKNOLOGI SISTEM EKSKRESI
• Hemodialisis (cuci darah), proses pembersihan darah dari zat-zat sisa
metabolisme melalui proses penyaringan di luar tubuh.

• Transplantasi ginjal, terapi penggantian ginjal pasien dengan ginjal dari orang
yang hidup atau yang sudah meninggal.
• ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), penghancuran batu saluran
kemih menggunakan gelombang kejut yang ditransmisikan dari luar tubuh.
TERIMA KASIH
BIOLOGI ASIK

Anda mungkin juga menyukai