Anda di halaman 1dari 15

MODUL AJAR

A. Informasi Umum
1. Identitas
FASE JENJANG KELAS JUMLAH MODA ALOKASI
SISWA PEMBELAJARAN WAKTU
E SMA X 35 Paduan tatap muka 2 JP x 45’

2. Profil Pelajar Pancasila


Mandiri, Berkebinekaan Global, Kreatif, Bernalar kritis,

3. Persiapan Pembelajaran
a. Materi Ajar (terlampir), Bapak/Ibu silahkan mencetaknya untuk dipergunakan saat
pembelajaran.
b. Rubrik penilaian (terlampir)

4. Metode/Model Pembelajaran yang digunakan


a. Pendekatan pembelajaran : Lingkungan
b. Model Pembelajaran :
Problem Based Learning
c. Metode : Kolaboratif dan Diskusi
B. Komponen Inti
1. Tujuan Pembelajaran bagi Peserta Didik (peserta didik)
a. peserta didik mampu mendeskripsikan ciri-ciri Animalia dengan rinci dalam bentuk mind
map melalui presentasi kelas.
b. peserta didik mampu mengklasifikasikan hewan vertebrata dan invertebrata melalui
diskusi dan identifikasi gambar dengan benar.
c. peserta didik mampu menjelaskan manfaat klasifikasi melalui tayangan video yang
ditampilkan.

2. Pengetahuan Prasyarat
Pengetahuan prasyarat pertama yang perlu dikuasai peserta didik adalah pemahaman
mengenai berbagai jenis keanekaragaman hayati (KH) dari tingkat gen, jenis, hingga
ekosistem. Pengetahuan prasyarat kedua yang perlu dikuasi peserta didik agar tercapai
tujuan pembelajaran adalah mengenai penguasaan dasar klasifikasi. Tahapan klasifikasi
mahluk hidup itu ada tiga, yaitu 1) Melakukan identifikasi mahluk hidup; 2) Melakukan
pengelompokan mahluk hidup; dan 3) Melakukan pemberian nama mahluk hidup tersebut.
Melakukan klasifikasi makhluk hidup bisa dilakukan dengan mengamati morfologi,
anatomi, fisiologi, kromosom, serta tingkah laku organisme tersebut. Pengamatan mengenai
Kromosom sulit untuk diamati, karena memerlukan alat dan proses khusus agar kromosom
bisa terlihat. Oleh sebab itu, pandu peserta didik untuk mengidentifikasi morfologi serta
tingkah lakunya saja dahulu sebagai tahap awal melakukan klasifikasi ini. Gunakan alat
pembanding seperti gambar, spesimen (awetan hewan ataupun tumbuhan), kunci identifikasi
(ini untuk hewan ataupun tumbuhan yang sudah diketahui namanya). Kunci identifikasi
sendiri sering juga disebut sebagai kunci determinasi. Beberapa website yang bisa diakses
untuk beberapa kunci determinasi yang siap digunakan sebagai berikut,
http://fmipa.unj.ac.id/biologi/elearning/kunci-determinasi-paku/
https://gurusekolah.co.id/kunci-determinasi-lengkap-pengertian-dan-contoh-kunci-determinasi/
Atau bisa membuat kunci determinasi sendiri, dengan langkah-lagkah sebagai berikut:
a. Kunci harus dikotom (berlawanan), sehingga satu bagian dapat diterima, sedangkan yang
lain ditolak
b. Ciri yang dimasukkan mudah diamati
c. Deskripsi karakter dengan istilah umum sehingga dapat dimengerti orang
d. Menggunakan kalimat sesingkat mungkin
e. Setiap kuplet diberi nomor
f. Kata pertama dari setiap pernyataan dalam satu kuplet harus identic
Sumber: https://www.dosenpendidikan.co.id/kunci-determinasi/ dan
https://www.materikelasipa.net/2018/09/cara-membuat-kunci-determinasi-beserta.html

3. Pemahaman bermakna
Keanekaragaman Hayati ini perlu untuk disampaikan kepada peserta didik karena
beberapa alasan. Pertama, menumbuhkan kesadaran akan keberadaan berbagai jenis mahluk
hidup yang mendukung daya hidup manusia. Tanpa keberadaan organisme di sekitar, maka
manusia akan mengalami kesulitan dalam melangsungkan kehidupannya dengan layak.
Kedua, memiliki manfaat ekologis agar peserta didik paham bahwa keberadaan setiap
makhluk hidup memiliki peran tersendiri dalam mempertahankan lingkungan di sekitarnya,
sehingga jika ada ketidakseimbangan populasi organisme tertentu, akan lebih cepat
memberikan solusi untuk mengatasinya. Ketiga melestarikan sumber daya air, udara dan tanah
yang merupakan pondasi utama keberlangsungan hidup manusia. Tumbuhan dan hewan yang
hidup berinteraksi satu sama lain saling memberikan manfaat satu sama lain, jika
keberadaannya dipelihara, maka air, udara, dan tanah akan lestari untuk sama-sama
dipergunakan.

4. Persiapan Pembelajaran
Persiapan dasar:
 Buku tulis untuk mencatat dan alat tulis (pulpen, pensil, penggaris, penghapus);
 Buku Paket penerbit mana saja yang berisi materi keanekaragaman hayati Indonesia
 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPeserta didik)_terlampir di Modul
Persiapan tambahan (tidak diwajibkan): laptop, atau PC, printer dengan hasil berwarna, dan
kertas film.
5. Kegiatan Pembelajaran
1. Pembukaan (15 menit)
a. Guru membuka kelas dengan salam, memeriksa kehadiran.
b. Guru mempersilahkan Peserta didik untuk mengumpulkan tugas LKPD yang diberikan
pada pertemuan sebelumnya
c. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik.
d. Guru memberikan motivasi dengan menanyakan “Pernahkah Anda menanyakan alasan
Ibunda memisahkan penyimpanan pakaian kerja/bagus dengan pakaian sehari-hari? ”

2. Kegiatan inti (60 menit)


a. Pemberian stimulus
 Peserta didik melihat cuplikan film Finding Dori
 Guru menanyakan apa yang dapat mereka simpulkan dari cuplikan film tersebut.
 Guru mengakomodasi jawaban Peserta didik dengan tidak membenarkan atau
menyalahkan jawaban apapun yang dikemukakan.
 Kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya akan disajikan dalam LKPeserta didik.

b. Identifikasi masalah
 Guru menanyakan alasan “Dori” mengenali keluarganya meskipun ia pelupa
 Siswa mengidentifikasi ciri-ciri Dori dan menghubungkan dengan ciri-ciri umum
Animalia

c. Pengumpulan dan Pengolahan data (bekerja secara berkelompok)


 Kelompokkan Peserta didik ke dalam tujuh kelompok.
 Guru membagikan LKPD yang akan digunakan dalam pembelajaran
 Masing-masing kelompok mengamati gambar 14 organisme yang telah dipilih dalam
LKPD
 kemudian setiap kelompok memilih dua dari 14 gambar untuk diidentifikasi.
 Guru mengarahkan Peserta didik untuk mendeskripsikan morfologi gambar yang
dipilih.

d. Pengolahan Data dan membuat laporan


 Arahkan Peserta didik untuk mengamati dulu semua ciri morfologi dan perilaku kedua
organisme yang dipilihnya. Misalnya: berkaki, berjalan dengan empat kaki, berjalan
dengan dua kaki, ditutupi sisik tubuh, ditutupi oleh rambut, ditutupi oleh bulu, dapat
terbang, dapat berenang, bernafas dengan insang, bernafas dengan paru-paru, dapat
memanjat, dll.
 Siswa menuliskan hasil identifikasinya dalam mind map yang disediakan.
 Berdasarkan ciri yang diamati, siswa menganalisa klasifikasi hewan tersebut.

e. Pembuktian
 Setelah selesai diskusi, peserta didik mempresentasikan hasil diskusinya.
 Bapak/ibu memfasilitasi Peserta didik untuk berdiskusi, memberikan tanggapan,
sanggahan, dan atau persetujuan atas mind map yang telah disajikan.
 Arahkan Peserta didik untuk menggali dalam diskusi mengenai kebenaran manfaat
keberadaan organisme yang diamati oleh setiap kelompok.
 Perbaiki konsep-konsep yang kurang tepat dengan memberikan feedback atau
tanggapan yang datang dari proses diskusi kelas.

f. Menarik Kesimpulan
Berdasarkan pembuktian di poin (e), arahkan peserta didik untuk menuliskan jawaban dan
kesimpulan mengenai pernyataan guru di poin stimulus (a) pada LKPD yang dimiliki, dan
berikan feedback nilai untuk mind map yang telah ditampilkan.

3. Penutup (15 menit)


a. Membuat kesimpulan
Bapak/Ibu membimbing Peserta didik membuat kesimpulan mengenai manfaat dan cara
pengelompokkan organisme.
b. Post-test
c. Penugasan
Bapak/Ibu sampaikan secara tidak tersirat tujuan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya, lalu berikan materi mengenai Bioteknologi.
Berikan tugas membuat rangkuman materi tersebut maksimal satu halaman yang akan
dikumpulkan di pertemuan berikutnya.
d. Refleksi
Guru bersama-sama dengan Peserta didik mengisi refleksi mengenai hal-hal yang positif
dan negative proses KBM; atau dipahami dan belum dipahami dari materi; terkait tujuan
pembelajaran yang telah dikemukakan di awal pembelajaran. Format yang bisa digunakan
dapat Bapak/Ibu lihat sebagai berikut.

Refleksi untuk Peserta Didik


No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah saya sudah mengerti ciri hewan secara umum?
2 Apakah saya sudah paham perbedaan vertebrata dan
invetebrata?
3 Apakah saya sudah paham tujuan klasifikasi?
4 Apakah saya sudah paham manfaat organisme bagi
kehidupan?

Refleksi untuk Guru


No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah 90% Peserta didik sudah mengerti ciri hewan secara
umum?
2 Apakah 90% Peserta didik sudah paham perbedaan
vertebrata dan invetebrata?
3 Apakah 90% Peserta didik sudah paham tujuan klasifikasi?
4 Apakah 90% Peserta didik sudah paham manfaat organisme
bagi kehidupan?
5 Apakah seluruh Peserta didik nampak mengikuti
pembelajaran dengan gembira dan antusias?

Bapak/Ibu silahkan simpulkan Hasil Refleksi di pertemuan ke-1 ini untuk menentukan
apakah akan lanjut ke pertemuan ke-2 atau perlu ada pengulangan pembelajaran:
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________
________________________________________________________________

A. Perangkat Asesmen
1. Asesmen Diagnostik
Silahkan dijawab pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan hasil observasi yang Anda
lakukan

Soal nomor 1.
Apa ciri umum hewan yang membedakan dengan tummbuhan?

Soal nomor 2.
Berapa banyak jenis hewan khas yang dimiliki oleh daerah Anda? Sebutkan sebanyak
mungkin yang Anda ketahui! Boleh nama daerahnya saja, dan atau nama latinnya akan
menambah poin nilai.

Soal nomor 3.
Bagaimana keadaan hewan khas daerah Anda tersebut? Apakah jumlahnya masih banyak
atau sudah berstatus langka atau punah?

Soal nomor 4.
Penyebab apa yang menjadikan hewan khas di daerah Anda menjadi langka/punah?

Soal nomor 5.
Ide apa yang Anda usulkan agar hewan yang sudah berstatus langka menjadi lestari
kembali?

2. Asesmen Formatif
Indikator Berpikir Kritis (ada empat):
a. Mengajukan pertanyaan
b. Mengidentifikasi dengan panca indera
c. Mengolah informasi dan gagasan
d. Merefleksi pemikirannya sendiri

Rubrik:
Score Deskriptor
4 Jika Peserta didik menunjukkan 4 indikator Score ini bisa dikonversi
tersebut menjadi puluhan
3 Jika Peserta didik menunjukkan 3 dari 4 dengan cara : (score/4) x
indikator 10 = Nilai
2 Jika Peserta didik menunjukkan 2 dari 4
indikator
1 Jika Peserta didik menunjukkan 1 dari 4
indikator
0 Jika Peserta didik tidak menunjukkan satupun
dari indikator

Daftar Cek Peserta Didik


Indikator
No. Nama Peserta Didik Score Nilai
1 2 3 4
1.
2.
3.
4
5.

Indikator bekerja sama/gotong royong (ada empat):


a. Bekerja sama
b. Berkomunikasi positif
c. Tanggap terhadap keadaan
d. Mau berbagi hal-hal positif

Rubrik:
Score Deskriptor
4 Jika Peserta didik menunjukkan 4 indikator tersebut Score ini bisa
3 Jika Peserta didik menunjukkan 3 dari 4 indikator dikonversi
menjadi puluhan
2 Jika Peserta didik menunjukkan 2 dari 4 indikator
dengan cara :
1 Jika Peserta didik menunjukkan 1 dari 4 indikator
(score/4) x 10 =
0 Jika Peserta didik tidak menunjukkan satupun dari indikator Nilai

Daftar Cek Peserta Didik


Indikator
No. Nama Peserta Didik Score Nilai
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.

3. Asesmen keterampilan (pesan tempel)


Indikator :
a. Menggunakan Bahasa yang mudah dipahami
b. Kalimatnya singkat dan jelas
c. Warna dan gambar menarik
d. Tujuan pembuatan mind map langsung terlihat
e. Isi mind map sesuai dengan konsep dan konteks

Rubrik:
Score Deskriptor
5 Jika Poster menunjukkan 5 indikator
tersebut Score ini bisa dikonversi
4 Jika Poster menunjukkan 4 indikator menjadi puluhan dengan
tersebut cara : (score/5) x 10 = Nilai
3 Jika Poster menunjukkan 3 dari 4 indikator
2 Jika Poster menunjukkan 2 dari 4 indikator
1 Jika Poster menunjukkan 1 dari 4 indikator
0 Jika Poster tidak menunjukkan satupun
dari indikator

Daftar Cek Peserta Didik


Indikator
No. Nama Peserta Didik Score Nilai
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
2. Materi
Bapak/Ibu bisa mengakses materi ini pada link https://blog.edukasystem.com/klasifikasi-
makhluk-hidup/
https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Biologi/Perpembelajaran/BIOLOGI-PB9.pdf

A. Pengertian Klasifikasi Mahluk Hidup


klasifikasi makhluk hidup merujuk pada kegiatan pengelompokan makhluk hidup
berdasarkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri yang terlihat pada setiap makhluk tersebut.
Kegiatan pengelompokkan ini bukan hal yang mudah, sebab diperlukan ketelitian dalam
menentukkan parameter yang digunakan sebagai ciri khas atau pembeda dari organisme lainnya.
Itu berarti, diperlukan upaya observasi lebih lanjut pada beberapa organisme yang kemudian
dipilih menjadi sebuah kategori atau kelompok.
Parameter yang digunakan dalam pengelompokan makhluk hidup, bisa berdasarkan
tempat hidup atau habitat, ukuran dan bentuk, ciri morfologi tau anatomi, serta manfaat dari
makhluk hidup tersebut. Ilmu yang mempelajari mengenai klasifikasi makhluk hidup pada
tingkat-tingkat berbeda atau takson berbeda dikenal dengan istilah taksonomi yang dipelopori
oleh Carolus Linnaeus sebagai bapak taksonomi dunia. Ilmu taksonomi menjadi salah satu ilmu
yang sangat dinamis karena perkembangannya akan terus disesuaikan seiring dengan
ditemukannya spesies baru. Oleh sebab itu, pengelompokan makhluk hidup dari awal ditemukan
sampai saat ini telah mengalami beberapa kali perkembangan dari mulai sistem klasifikasi 2
kingdom hingga 6 kingdom.

B. Tahapan Klasifikasi Mahluk Hidup


a. Pengamatan Sifat Mahluk Hidup
Proses yang dilakukan adalah mengidentifikasi makhluk hidup dengan cara mengamati
dari tingkah laku, bentuk morfolofi, anatomi, dan fisiologi (fungsi faal tubuh).
b. Pengelompokkan mahluk hidup berdasarkan ciri yang diamati
Proses pengelompokkan makhluk hidup dilakukan berdasarkan ciri dan sifat atau
persamaan dan perbedaan yang diamati.
c. Pemberian nama Mahluk hidup
Setelah dikelompokkan, langkah klasifikasi selanjutnya adalah member nama makhluk
hidup agar lebih mudah dipahami. Sistem penamaan makhluk hidup salah satunya
adalah system tata nama ganda (Binomial Nomenclature).

C. Takson dalam Klasifikasi Mahluk Hidup.


Taksonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis yang berarti susunan, penyusunan,
penataan atau taxon yang berarti unt dalam klasifikasi objek biologi, dan nomos yang berarti
hokum. Tingkatan makhluk hidup pada taksonomi disebut takson. Tiap takson menunjukkan
kesamaan sifat yang banyak. Tingkatan takson dari yang paling tinggi hingga paling rendah
dituliskan sebagai berikut.
Takson pada Tumbuhan dengan contoh Rosa gallica
https://images.app.goo.gl/2Mq6Ts7hkbgVsKdW8

Takson pada Tumbuhan dengan contoh Ursus americanus


https://images.app.goo.gl/4PoEAFCdiGRkWY2p7
D. Sistem Nama Ganda (Binomial Nomenclature)
1. Penulisan spesies
 Terdiri atas dua kata
 Menggunakan huruf latin
 Ditulis cetak miringatau cetak tegak tapi digarisbawahi
 Kata pertama menunjukkan marga (genus), diawali huruf kapital
 Kata kedua menunjukkan penunjuk spesies, diawali huruf kecil
 Jika ada dua kata penunjuk spesies, maka untuk hewan kedua kata penunjuk spesies
dipisah, sedangkan untuk tumbuhan digabung atau diberi tanda hubung
 Varietas dipisah
Contoh penulisan:
Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu)
Panthera tigris sondaica atau Panthera tigris sondaica (harimau jawa)
2. Penulisan Familia (suku)
Ditambah akhiran –aceae (untuk tumbuhan), dan diakhiri –idea (untuk hewan)
Contoh: Canidae (familia anjing) dan Solanaceae (familia terung-terungan)
3. Penulisan Ordo (bangsa)
Ditambah akhiran –ales
Contoh: Zingiberales
4. Penulisan Classis (kelas)
Ditambah akhiran –nae atau diambil dari ciri khas organisme tersebut
Contoh Equisetinae, Mycotina

E. Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup


Pada konteks keanekaragaman hayati, pengelompokan sangat perlu untuk dilakukan. agar
mempersempit objek kajian, sehingga akan mempermudah untuk mengenal, mempelajari,
dan akhirnya memanfaatkan makhluk hidup untuk kepentingan manusia. Pengelompokan
makhluk hidup dapat dilakukan dengan berbagai sistem. Sistem pengelompokkan tersebut
yaitu artifisial, natural, dan filogeni.

1. Sistem Klasifikasi Buatan (Artifisial)


Sistem klasifikasi buatan merupakan suatu cara pengelompokan berdasarkan pada karakter-
karakter yang dihubungkan dengan kepentingan manusia. Misalnya pada tumbuhan terdapat
beberapa cara penggolongan, diantaranya berdasarkan:
a. Umur
Kita mengenal ada tumbuhan semusim/setahun (annual), contoh diantaranya Cabe,
Tomat, dan Bunga Matahari. Ada juga yang tahunan, contoh diantaranya Jati, Kihujan,
Mangga, Alpukat, dan Jambu Air.
b. Kegunaannya
Pengelompokan berdasarkan kegunaan misalnya tanaman pangan seperti Padi,
Singkong, dan Kentang. Tanaman obat misalnya Binahong, Mahkota Dewa, dan Sirih.
Tanaman perkebunan, seperti Jati, Mahoni, Gaharu, dan lain-lain.

c. Habitatnya
Berdasarkan habitatnya dikenal tumbuhan xerofit (tumbuhan yang dapat bertahan di
daerah kering, seperti Kaktus, ada juga tumbuhan hidrofit (tumbuhan air seperti
Kangkung, Genjer, Teratai, dan lain-lain).
d. Kandungan gizi atau zat utamanya
Dalam pengelompokkan ini dikenal diantaranya tumbuhan sumber karbohidrat seperti
Padi, Singkong, Sagu, dan lain-lain. Tumbuhan sumber protein seperti Kacang Kedelai,
Kacang Tanah, dan Kacang Hijau. Tumbuhan sumber lemak seperti Kelapa Sawit,
Kemiri, dan Wijen. Melalui pengelompokan secara artifisial ini akan memudahkan kita
untuk mengenal sehingga akhirnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia.

2. Sistem Klasifikasi Alami (Natural)


Pengelompokkan pada sistem ini dilakukan berdasarkan pada karakter-karakter alamiah
yang mudah untuk diamati, pada umumnya berasarkan karakter morfologi. Pelopor dari
sistem klasifikasi alami ini adalah Carolus Linnaeus. Ia adalah yang pertama kali meletakkan
dasar-dasar klasifikasi termasuk sistem tata nama binomial nomenclature.
Awalnnya, Carolus Linnaeus mengajukan sistem klasifikasi 2 Kingdom, yaitu Plantae
dan Animalia. Namun selanjutnya Whittaker menyempurnakannya menjadi sistem
klasifikasi 5 Kingdom. Kingdom Fungi dikeluarkan dari Plantae, kemudian membentuk
kingdom baru yaitu Monera dan Protista. Monera yaitu golongan organisme yang merupakan
prokariotik, sedangkan Protista yaitu golongan organisme mikroskopis yang merupakan
organisme eukariotik.
Setelah Whittaker, ilmuwan asal Amerika Carl Woese menyempurnakannya menjadi
sistem klasifikasi 6 kingdom, yaitu Eubacteria, Archaebacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan
Animalia. Namun selanjutnya Kingdom Protista sudah tidak berlaku karena anggotanya
polyphyletic, yaitu ada yang mendekati karakter tumbuhan, hewan, bahkan fungi. Sama
halnya dengan Kingdom Monera yang sudah tidak valid lagi sebagai suatu takson karena
anggotanya terdiri dari dua golongan yang sangat berbeda karakternya (Bacteria dan
Archaebacteria). Oleh karena itu dibentuklah sistem klasifikasi 3 domain yang dinilai dapat
mewadahi kingdom-kingdom sebelumnya yang bermasalah (Protista dan Monera). Ketiga
domain tersebut yaitu Bacteria, Archaea, dan Eucarya.
Pada sistem alami, klasifikasi tumbuhan biasanya didasarkan pada morfologi dari alat
perkembangbiakannya (bunga) termasuk tipe biji, morfologi akar, batang, dan daun.
Sedangkan pada hewan biasanya diklasifikasikan berdasarkan jumlah sel, keberadaan tulang
punggung, saluran pencernaan, sistem rangka, dan lain- lain.

Berikut adalah perkembangan sistem klasifikasi 2 kingdom hingga 5 kingdom

Sistem 2 Sistem 3 Sistem 4 Sistem 5 Sistem 6


kingdom kingdom kingdom kingdom kingdom

1. 1. 1. 1. 1.
Plantae Monera Monera Monera Eubacteria

2. 2. 2.
2. Fungi 2.
Animalia Plantae Protista
Archaebacteria
3. 3.
3. Fungi 3.
Animalia Plantae
Protista
4. 4.
Animalia Plantae 4. Fungi
5.
Animalia 5. Plantar

6.
Animalia
3. Sistem Klasifikasi Filogeni
Sistem klasifikasi filogeni merupakan suatu cara pengelompokkan organisme
berdasarkan garis evolusinya atau sifat perkembangan genetik organisme sejak sel pertama
hingga menjadi bentuk organisme dewasa. Sistem klasifikasi ini sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teori evolusi. Pada sistem klasifikasi ini terkadang ada organisme yang secara
morfologisnya berbeda, namun ternyata memiliki karakter genetik yang dekat.
Sistem klasifikasi filogeni ini merupakan sistem klasifikasi yang mendasari sistem
klasifikasi modern, yang dipelopori oleh Hudchinson, Cronquist, dan lainnya. Biasanya
klasifikasi modern ini dilakukan dengan memperhatikan kecenderungan evolusi organisme itu
lebih maju atau masih primitif adalah dengan melihat pelestarian atau penyusutan dari struktur
sel atau tubuhnya akibat pengaruh seleksi alam. Sebagai contoh, dalam klasifikasi modern
tumbuhan, Hutchinson mengemukakan pendapat diantaranya:
 Tumbuhan berdaun tunggal lebih primitive daripada berdaun majemuk
 Tumbuhan dikotil lebih primitive daripada tumbuhan monokotil
 Tumbuhan berbiji terbuka lebih primitive dari pada tumbuhan berbijitertutup
 Tumbuhan berbunga dengan benang sari dan putik yang banyak lebih primitive dari pada
tumbuhan berbunga dengan benang sari dan putik sedikit.
 Tumbuhan berbunga mahkota lepas-lepas lebih primitive daripada tumbuhan berbunga
mahkota bersatu.

Pada klasifikasi hewan karakter yang diperhatikan untuk penggolongannya yaitu


jumlah sel tubuhnya dan perkembangan sel tubuhnya, serta jaringan embrionalnya. Hewan
yang memiliki jaringan embrional triploblastik (ada ektoderm, mesoderm, endoderm) akan
memiliki struktur tubuh yang lebih sempurna daripada organisme diploblastik (ektoderm dan
endoderm saja, tapi tidak memiliki mesoderm).
Secara umum, untuk melihat tingkat-tIngkat perkembangan makhluk hidup sebagai
dasar klasifikasinya perlu diperhatikan: struktur selnya (prokariotik/eukariotik); jumlah sel
tubuhnya (uniseluler/multiseluler); jaringan embrionalnya (diploblastik/triploblastik); bentuk
tubuh dan organ tubuhnya (thallus/kormus); pergiliran keturunannya (bentuk
gametofit/sporofit); dan sifat- sifat khas morfologis lainnya seperti perkembangan bagian-
bagian bunganya dibandingkan lainnya.

F. Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup


Tidak hanya ilmuwan yang dapat membuat suatu sistem klasifikasi, seperti yang telah
dibahas di bagian sebelumnya. Kita dapat melakukan klasifikasi sederhana berdasarkan karakter
yang diinginkan. Banyak metode yang dapat kita gunakan untuk mengetahui identitas suatu jenis
organisme, diantaranya dengan konfirmasi langsung kepada ahlinya, mencocokkan dengan
spesimen, atau dengan menggunakan suatu instrumen yaitu kunci identifikasi atau kunci
determinasi. Kunci determinasi tersebut merupakan serangkaian pertanyaan yang dapat
menggiring kita sehingga dapat mengetahui nama dari jenis organisme yang ingin kita ketahui
identitasnya.
Kunci determinasi tersebut dibuat dengan menyusun serentetan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan karakter dari berbagai jenis tumbuhan tersebut. Untuk menguji kunci
determinasi yang sudah Anda rancang, Anda dapat melakukannya dengan cara meminta kawan
lain untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang tercantum. Jika ia dapat mengidentifikasi
suatu jenis tumbuhan dengan tepat, maka kunci determinasi tersebut sudah baik. Model dari kunci
determinasi bermacam-macam, namun yang paling sering digunakan adalah model dikotomi.
Kunci dikotomi ini disusun atas dasar pengelompokkan ciri-ciri makhluk hidup menjadi dua
kelompok yang berbeda. Dengan menggunakan dasar persamaan dan perbedaan sifat ciri
(character state) makhluk hidup tersebut, selanjutnya dilakukan pengelompokkan lagi menjadi dua
kelompok kembali hingga akhirnya diperoleh sifat ciri yang spesifik yang langsung merujuk pada
identitas jenis suatu organisme.
Misalnya jika kita akan mengelompokan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekolah
berdasarkan morfologi bunga, buah, daun, batang, dan akar, maka kita harus memahami berbagai
tipe morfologi dari organ-organ tumbuhan tersebut. Agar dapat digunakan oleh orang lain, maka
istilah yang digunakan harus istilah ilmiah yang umum. Dalam perancangan kunci determinasi
model dikotomi, pada setiap nomor selalu disusun dua pernyataan yang saling berkebalikan. Pada
setiap pernyataan akan diteruskan menuju nomor baru yang akan mengarahkan pada dua
pernyataan berikutnya, hingga pada akhirnya akan berhenti pada nama/identitas dari organisme
tersebut. Untuk lebih jelasnya coba Anda perhatikan contoh kunci determinasi dibawah ini (dikutip
dari Van Steenis, 1997):

Biasanya untuk memudahkan dalam pembuatan kunci determinasi, pernyataan yang dibuat
pertama kali adalah pernyataan mengenai sifat ciri morfologi yang paling umum terlebih dahulu,
kemudian selanjutnya diikuti dengan sifat ciri yang semakin spesifik. Kunci determinasi tersebut
merupakan kunci dikotomi karena selalu bercabang dua, jika dibuat bagannya maka akan seperti
Gambar berikut.
3. Sumber referensi belajar guru dan peserta didik yang bisa diakses di internet maupun
cetak.

Arifin, Z. ___. Modul PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) Biologi SMA


Kelompok Kompetensi B, Bab Klasifikasi. Modul Belajar Mandiri. Calon Guru PPPK.
https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Biologi/Perpembelajaran/BIOLOGI-PB9.pdf

Irnaningtyas. 2019. Biologi untuk SMA/ MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

LIPI, 2014. Kekinian, Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014. LIPI Press. Jakarta.
http://penerbit.lipi.go.id/data/naskah1432194926.pdf

Rauf, F. 2020. Kenali Klasifikasi Makhluk Hidup: Pengertian, Taksonomi, Sistem, Contoh
Soal!. Blog. Eduka Sistem.
https://blog.edukasystem.com/klasifikasi-makhluk-hidup/
Lampiran
1. Lembar Kerja Siswa

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


Materi : Klasifikasi dan Determinasi

Nama : Kelas :
Kelompok : Tanggal :

A. Tujuan:
1. peserta didik mampu mendeskripsikan ciri-ciri Animalia dengan rinci dalam bentuk
mind map melalui presentasi kelas.
2. peserta didik mampu mengklasifikasikan hewan vertebrata dan invertebrata melalui
diskusi dan identifikasi gambar dengan benar.
3. peserta didik mampu menjelaskan manfaat klasifikasi melalui tayangan video yang
ditampilkan.

4. Kegiatan:
Perhatikan 14 Gambar hewan di bawah ini.

Berdasarkan morfologi dari keempat organisme yang Anda pilih tersebut, setujukah Anda
dengan pernyataan berikut:

“Kesepuluh organisme tersebut berasal dari kelompok famili yang sama; dan Jika keempatnya
Lanjutan…

1. Pilihlah dua gambar dari 14 gambar tersebut! Amati ciri-ciri dari gambar yang kamu
pilih__________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________

Sebutkan ciri-ciri yang tidak bisa kamu amati dari gambar ____________________________
Keterangan: *) lingkari pilihan Anda.
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________

2. Dimana habitat hewan tersebut?


______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
3. Jelaskan peranan dari hewan tersebut!
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
4. Dari ciri-ciri yang kamu temukan, termasuk kelompok apakah hewan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai