Makalah Arkot Ii (Kelompok Ii C3)
Makalah Arkot Ii (Kelompok Ii C3)
- ZAINAL_03420200002
- ALFINA LUSIANA_03420200027
- MUHAMMAD SYAHDAN SYAHPUTRA_03420200044
- AQILAH AL QARINA BALO_03420200056
- FIKA APRILIANSI_03420200057
- MUHAMMAD SURYA RIANSYAH 03420200071
PENDAHULUAN
Bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan
dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan
watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia
seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif. Negara bertanggung jawab melindungi
segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang
layak dan terjangkau di dalam perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan
berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.
Saat ini kebutuhan masyarakat terhadap pemukiman dan perumahan sangat
tinggi, karena perumahan atau papan adalah kebutuhan primer yang tidak bisa ditawar-
tawar lagi. Terhadap kebutuhan utama (primer) tersebut telah menimbulkan suatu lahan
baru bagi pengusaha pengembang untuk membuat perumahan-perumahan yang
terjangkau dan murah. Hal ini juga merupakan program pemerintah untuk memberikan
perumahan yang laik bagi masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Konsideran Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ("UUPKP")
yang menyatakan:
a. bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan
dasar manusia, dan yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun
manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif;
b. bahwa negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa Indonesia melalui
penyeleggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam
perumahan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan di seluruh wilayah
Indonesia.
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Perumahan
1. Pengertian Perumahan
2. Pengertian Permukiman
Hadi Setia Tunggal (2011) Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2011 tentang permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri
atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
kawasan perdesaan. Menurut Suparno Sastra M (2001), permukiman adalah suatu
tempat bermukim manusia untuk menunjukkan suatu tujuan tertentu. Apabila dikaji
dari segi makna, permukiman berasal dari terjemahan kata settlements yang
mengandung pengertian suatu proses bermukim. Permukiman sebagai tempat
(sarana) hidup manusia dapat digolongkan dalam 2 skala yaitu: 1. Permukiman (Skala
makro) Human Settlement, 2. Perumahan (Skala Mikro) Housing.
RTR wilayah kota merupakan rencana pemanfaatan ruang kawasan perkotaan yang
disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan
dan pengendalian program-program pembangunan perkotaan jangka panjang. Fungsi RTR
wilayah kota adalah untuk menjaga konsistensi perkembangan kawasan perkotaan dengan
strategi perkotaan nasional dan arahan RTRW provinsi dalam jangka panjang. Menciptakan
keserasian perkembangan kota dengan wilayah sekitarnya, serta menciptakan
keterpaduan pembangunan sektoral dan daerah. Muatan RUTR kawasan perkotaan
meliputi tujuan, rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan perkotaan dan
upaya-upaya pengelolaan kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan fungsional
perkotaan dan kawasan tertentu, serta pedoman pengendalian pembangunan kawasan
perkotaan.
Pola lurus membentuk jalan yang berbentuk geometris, segi empat yang
kelebihannya adalah bentuk kapling yang praktis dan efisien. tetapi pola ini akan
menimbulkan, frekwensi lalu lintas yang relatif tinggi karena merupakan jalan tembus
sehingga menimbulkan polusi asap kebisingan pada warga penghuni dan pengawasan
keamanan pada kawasan perumahan relatif lebih sulit.
Adapun perumahan yang menggunakan pola jalan straight street yaitu pada
perumahan :
1. Perumahan Puri Mutiara ( pola grid )
Jalan buntu atau culdesac memberikan privasi yang tinggi dan lalu lintas yang rendah dapat
dicapai, tetapi akan tercipta bentuk kapling yang tidak beraturan. Dengan bentuk jalan buntu,
secara jelas akan tercipta pengelompokan rumah, dan dengan batasan jumlah rumah yang
dilayani maka akan tercipta dimensi jalan yang ekonomis, yaitu dimensi lebar jalan lebih kecil.
Adapun perumahan yang menggunakan pola jalan Pola cul de sac yaitu pada
perumahan Pesona Prima Griya Cluster Emerald, Unnamed Road, Bangkala, Kec.
Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90235
b. Adanya penghijauan atau pohon hias di sekitar kavling rumah atau pada
site perumahan tersebut.
c. Memiliki lebar jalan 4-5m
Pola loop juga menyediakan privasi, keamanan dan bentuk jalan buntu yang
ekonomis tanpa kesulitan untuk berputar kembali, memudahkan sirkulasi lalu lintas
dari dan ke jalan kolektor. Jalan putaran dengan bermacam-macam bentuk dan
ukuran memberikan kesempatan yang menarik bagi pengelompokan rumah, terlebih
bila diberikan halaman untuk parkir.
Adapun perumahan yang menggunakan pola jalan straight street yaitu pada
perumahan :
2. Perumahan green mansion (pola loop)
b. Adanya penghijauan atau pohon hias di sekitar kavling rumah atau pada site
perumahan tersebut.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa analisis, dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa
perumahan di dalamnya terdapat kekurangan fasilitas –fasilitas dan kekurangan
dalam membangun suatu perumahan yang harus dibenahi dan sesuai dengan
standart dari pemerintahan atau berdasarkan disiplin ilmu yang bersangkutan dan
tugas bagi arsitek atau pengembang baik swasta maupun non swasta untuk
menyempurnakan pembangunan perumahan tersebut.