Arsitektur Tradisional Sumatera (KLP 3)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

SEJARA H PERK EM BANG AN ARSITEKTUR

ARSITEKTUR
TRADISIONAL
DI SUMATERA
OLE H : KE LOM P OK 3

SI T I ZHAF IRAH R AMADHANI ( O3 4 2 0 2 0 0 0 0 5 | ALF I NA LUS IANA ( 0 3 4 2 0 2 0 0 0 2 7 ) |


SI T TI NAI LAH NU RKHAL IS AH ( 0 3 4 2 0 2 0 0 0 5 0 )
ARSITEKTUR TRADISIONAL SUMATERA UTARA

a) Latar Belakang & Filosofi


Rumah Bolon berasal dari daerah Sumatera Utara. Rumah
Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal
di Sumatera Utara. Dulunya, rumah Bolon adalah tempat tinggal
dari 13 raja yang tinggal di Sumatera Utara. Ada beberapa jenis
rumah Bolon dalam masyarakat Batak yaitu rumah Bolon Toba,
rumah Bolon Simalungun, rumah Bolon Karo, rumah Bolon
Mandailing, rumah Bolon Pakpak, rumah Bolon Angkola.
Rumah adat bolon justru sengaja dibuat panggung agar
memiliki kolong rumah yang digunakan sebagai kandang bagi
hewan peliharaan mereka seperti babi, ayam, atau kambing.
b) Bentuk & Peruangan
Ruangan Rumah Bolon di bagi atas 4 wilayah (bagian)
yaitu:
• Jabu Bona
• Jabu Soding
• Jabu Suhat
• Jabu Tampar piring
ATAP
Atap Rumah Bolon mengambil ide dasar dari punggung kerbau, bentuknya yang melengkung menambah nilai
keaerodinamisannya dalam melawan angin danau yang kencang. terbuat dari ijuk, yaitu bahan yang mudah
didapat didaerah setempat. Suku batak menganggap Atap sebagai sesuatu yang suci, sehingga digunakan untuk
menyimpan pusaka mereka.

PONDASI
Pondasi rumah batak toba menggunakan jenis pondasi cincin, dimana batu sebagai tumpuan dari kolom kayu yang
berdiri diatasnya. Tiang-tiang berdiameter 42 - 50 cm dan • berjumlah 18 mengandung filosofi kebersamaan dan
kekokohan

DINDING

Dinding pada rumah batak toba miring, agar angin mudah masuk .Tali-tali pengikat disebut tali ret-ret, terbuat dari
ijuk atau rotan. Tali pengikat ini membentuk pola seperti cicak yang mempunyai 2 kepala saling bertolak belakang,
maksudnya ialah cicak dikiaskan sebagai penjaga rumah, dan 2 kepala saling bertolak belakang melambangkan semua
penghuni rumah mempunyai peranan yang sama dan saling menghormati.
ARSITEKTUR TRADISIONAL NANGGROE ACEH DARUSSALAM

a) Filosofi Rumah Aceh


Masyarakat Aceh membuat garis imajiner antara rumah dan
Ka’bah, tetapi sebelum Islam masuk ke Aceh, arah rumah tradisional
Aceh memang sudah seperti ini. Kecenderungan ini nampaknya
merupakan bentuk penyikapan masyarakat Aceh terhadap arah angin
yang bertiup dari arah Timur ke Barat atau sebaliknya.

b) Bentuk dan Peruangan

Struktur rangka atap berfungsi untuk menerima beban dari atap seperti air hujan, angin,
penutup atap, dan beban dari kuda-kuda maupun rangka itu sendiri. Untuk material dari
konstruksi rangka atap ini menggunakan kayu yang kuat, seperti kayu merbau, dsb.
Penutup atap pada rumoh aceh menggunakan material daun rumbia yang dipilin
rapat-rapat, kemudian disusun untuk digabungkan secara berlapis-lapis. Lapisan
kesatuan rumbia ini digabungkan dengan bambu yang disulam dengan rotan. Kemudian
dikuatkan lagi dengan kayu sebagai reng.
d) Ornamen
Adapun Ornamen dari rumah aceh ialah :
RINYEUEN (TANGGA) KINDANG PEULANGAN

Biasanya terdapat dari bagian bawah tangga Kindang (dinding paling bawah dari Terletak di dinding dalam dibagian bawah
sampai di bagian atas tangga. Biasanya rumah aceh) rumah aceh ini sebagian besar antara elevasi serambi dengan kamar tidur.
memanjang seperti ukiran busur panah, tali, dikelilingi ukiran berbentuk flora danfauna Ukiran pada dinding dalam ini didominasi
rantai dan sebagainya disepanjang dinding bawahnya. dari flora dan unsur alam.
ARSITEKTUR TRADISIONAL SUMATRA BARAT

Latar Belakang & Filosofi


Rumah gadang yang merupakan yang merupakan salah satu
ekspresi arsitektur vernakular Minangkabau mampu
mencerminkan kebijakan penggunaan bahasa arsitektural
masyarakat etnis tersebut.
 
Adat dan agama tergambar dalam ungkapan, Adat basandi
syarak, syarak basandi kitabullah (Adat bersendi syarak, syarak
bersendi kitabullah). Agama Islam yang merupakan satu-
satunya agama yang diyakini oleh masyarakat Minangkabau.
(Ismael, 2007 : 22-24).

Bentuk dan Peruangan


 
Secara keruangan, rumah gadang indak baanjuang mempunyai denah yang sederhana
dengan bentuk dasar persegi panjang.
Dari muko ka belakang, rumah terbagi atas empat bagian yang disebut lanjar dimana satu
lanjar adalah jarak antara dua tiang dalam arah depan-belakang.
Adapun Ornamen dari rumah gadang ialah :

SINGO MANDONGKAK JO
TAKUAK KACANG GORENG SIRIAH GADANG KALUAK PAKU

Ukiran ini menggambarkan bahwa segala Ukiran ini menggambarkan konsep-konsep Ukiran ini melambangkan tanggung jawab
sesuatu yang terdapat di alam memiliki dalam sistem sosial orang Minangkabau. seorang mamak terhadap kemenakan di
tanda-tanda yang menunjukkan keadaan rumah orang tua, juga sebagai ayah di rumah
alam itu sendiri istri.
ARSITEKTUR TRADISIONAL RIAU
Latar Belakang & Filosofi
Rumah adat Riau ini disebut Selaso Jatuh Kembar.
Sebutan lain adalah Rumah Pencalang atau Rumah
Lancang. nama Pencalang dan Lancang diberikan
karena bentuk hiasan kaki dinding depannya mirip
perahu

Bentuk & Peruangan


Pada bangunan biasanya diberi hiasan, yakni
pada: Puncak bubungan atap, ujung cucuran
atap, lisplank, bagian atas dan bawah ambang
Rumah Sompu terdiri dari 4 ruangan. Alasan lain menyebutkan pintu dan jendela, sepanjang kaki dinding,
bahwa ruangan harus tetap tiga, karena sesuai dengan Alam Nan
pada sudut-sudut dinding, pada sandin (sudut)
Tigo, yakni tata pergaulan dalam kehidupan masyarakat.
  tiang, kaki tiang, kasau, dan bagian rumah yang
Pertama Alam Berkawan, yakni pergaulan antara sesame warga tampak
kampung. Kedua Alam Bersamak, yakni kaum kerabat dan keluarga.
Dilambangkan dengan ruangan tengah. Ketiga Alam Semalu, yakni
kehidupan pribadi dan rumah tangga. Tempat menyimpan segala
rahasia. Ini dilambangkan pada ruangan belakang.
Struktur & Konstruksi

• Anak tangga dibuat 5 tingkat, jumlah ini ada kaitannya dengan ajaran Islam, yakni Rukun Islam Lima.
• Dinding rumah Lontik bentuknya khusus, yaitu sebelah luar seluruhnya miring keluar, sedangkan dinding dalam tegak
lurus.
• Bentuk jendela ada dua macam, pertama sama seperti pintu, sedangkan kedua bentuknya memanjang.
• Atap bentuknya melengkung ke atas pada kedua ujung perabungnya. Kaki atap juga melengkung ke atas, tetapi tidaklah
sekuat lengkungan bubungannya. Bahan utama atap dahulu adalah ijuk, rumbia dan nipah, tetapi beberapa waktu terakhir
ini sudah banyak yang mempergunakan seng. Atap lainnya yang juga pernah dipergunakan dahulu adalah daun Sikai dan
Bengkang
ARSITEKTUR TRADISIONAL SUMATRA SELATAN
Latar Belakang & Filosofi
Rumah tradisonal Limas mengandung nilai budaya dan historis.
Hal ini dapat dilihat dari bentuk arasitektur dan ragam hias yang
erta kaitannya dengan system kepercayaan, keperluan social,
lingkungan, dan cara hidup masyarakatnya. Lantai rumah limas
bertingkat-tingkat dinamakan Bengkilas. Keekeejeeng (baca :
kekijing) adalah penamaan yang diberikan pada satu papan tebal
yang memisahkan antara satu lantai dengan lantai lainnya.

• Ornamen
Struktur & Konstruksi
 Rumah tradisional limas sebagian Ada banyak gambar jenis tumbuhan yang sering dijadikan
besar terbuat dari kayu. hiasan, khusunya daun dan kembang. Pemilihan jenis
 Belah buluh. Belah buluh adalah tumbuhan yang akan digambarkan disesuaikan dengan tujuan
bambu yang dibelah dua. Bahan ini pembuatannya.
digunakan untuk membuat atap rumah. Motif-motif tersebut antara lain merupakan:
 Genteng. Selain belah buluh, genteng
Motif Pucuk Rebung
juga seringkali digunakan sebagai atap.
Ornamen Motif Bungan Teratai
Ornamen motif buah srikaya
ARSITEKTUR TRADISIONAL KEPULAUAN RIAU
Latar Belakang & Filosofi

Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau


adalah rumah Belah Bubung. Rumah ini juga dikenal dengan sebutan
rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Nama rumah Belah
Bubung diberikan oleh orang Melayu karena bentuk atapnya terbelah.
Disebut rumah Rabung karena atapnya mengunakan perabung.

Bentuk & Peruangan


Rumah Belah Bubung, umumnya terdiri dari tiga bagian yaitu: Selasar, Rumah Induk, dan
Penanggah.
 
1) Selasar. Selasar pada umumnya ada tiga macam, yaitu Selasar Luar, Selasar Jatuh, dan Selasar
Dalam.
2) Rumah Induk. Rumah Induk terbagai ke dalam tiga bagian, yaitu: ruangan muka, ruangan tengah,
dan ruang dalam.
3) Penanggah. Yang dimaksud ruang penanggah adalah ruang Telo dan ruang dapur. Ruang Telo
berfungsi menghubungkan Rumah Induk dengan dapur.
Adapun Ornamen dari rumah belah bubung ialah :
FLORA FAUNA ALAM

Hiasan yang menstilisasi tumbuh-tumbunan Ukiran yang menggunakan bentuk Motif alam yang sering digunakan adalah
banyak digunakan. Secara umum, hewan dalam rumah Belah Bubung sangat motif Bintang-Bintang dan Awan Larat.
penggunaan stilisasi tumbuh-tumbuhan sedikit jumlahnya. Adapun hewan yang Warna yang digunakan untuk mewarnai
dapat dikelompokkan ke dalam tiga dipilih adalah hewan yang dianggap baik oleh ukiran Bintang-Bintang pada umumnya
kelompok induk, yaitu: kelompok kaluk pakis, masyarakat, misalnya semut beriring, itik adalah warna Putih, Kuning dan Keemasan.
kelompok bunga-bungaan, dan kelompok sekawan, dan lebah bergantung. Sedangkan warna yang digunakan untuk
pucuk rebung. mewarnai Awan Larat adalah warna hijau,
biru, merah,kuning, dan putih.
•Struktur dan Konstruksi

ARSITEKTUR TRADISIONAL JAMBI


Latar Belakang dan Filosofi
Atapnya ini dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat
desainnya. Bubungan atap Gajah Mabuk akan tampak seperti perahu
dengan ujung atas yang melengkung.
Lengkungan tersebut dinamakan potong jerambah atau lipat kajang.
Sementara untuk bagian langit-langit, terdapat material yang bernama
tebar layar. Tebar layar adalah semacam plafon yang memisahkan
ruangan loteng dengan ruangan di bawahnya. Ruangan loteng sering
digunakan sebagai ruang penyimpanan, oleh karenanya pada rumah adat
ini terdapat tangga patetah yang digunakan untuk naik ke ruangan loteng.

struktur dan Konstruksi

Rumah adat Kajang Leko sendiri adalah rumah berstruktur panggung yang dikonsep dari
arsitektur Marga Batin. Rumah yang jika dilihat dari atas berbentuk persegi panjang
dengan ukuran 12 x 9 meter ini, berdiri karena ditopang oleh 30 tiang berukuran besar
yang terdiri dari 24 tiang utama dan 6 tiang pelamban. Untuk bagian atap, konstruksi
rumah adat Kajang Leko disebut memiliki keunikan tersendiri.
ARSITEKTUR TRADISIONAL BANGKA BELITUNG
Filosofi
Rumah Adat Kep. Bangka Belitung Adat budaya
masyarakat asli Provinsi Bangka Belitung sendiri tak dapat
dilepaskan dari budaya Melayu. Beragam ikon budaya
yang dimilikinya kental dengan ciri khas Melayu, termasuk
rumah adatnya yang bernama Rumah Panggung atau
Rumah Panggong.

Struktur dan Konstruksi


Sama seperti kebanyakan rumah adat dari budaya Melayu lainnya, rumah Panggung
khas Bangka Belitung juga secara keseluruhan terbuat dari bahan alam. Tiang dan
lantainya terbuat dari kayu, dindingnya terbua dari bambu atau kulit kayu, sementara
atapnya terbuat dari daun rumbia dan ijuk. Beban berat yang harus dipikul membuat
kayu yang digunakan sebagai tiang haruslah kayu nomor satu.
contoh ornament rumah Bangka Belitung sebagai berikut: :
ARSITEKTUR TRADISIONAL LAMPUNG
Latar Belakang/Filosofi
Lampung adalah sebuah provinsi yang terletak paling ujung di Pulau
Sumatera. . Rumah adat Lampung atau yang bernama Nuwou Sesat
adalah bukti eksistensi suku asli Lampung di masa silam.
 
Nuwou Sesat yang menjadi nama rumah adat Lampung berasal dari 2 kata,
yaitu Nuwou yang berarti rumah dan sesat yang berarti adat. Nuwou Sesat
sebetulnya memiliki fungsi utama sebagai balai atau tempat pertemuan
bagi seluruh warga kampung (purwatin).

Ketika memasuki Rumah Adat Lampung kita akan menemukan beberapa bagian, yaitu:
 1. Panggakh: loteng rumah yang digunakan sebagai tempatpenyimpanan barang-barang adat, senjata atau benda
pusaka.Jan: tangga menuju rumah
2. Lepau/ Bekhanda: ruangan terbuka luas di depan rumah seperti serambi yang digunakan sebagai ruang tamu
atau tempat Himpun (bermusyawarah adat).
3. Lapang Lom: ruang keluarga. Digunakan sebagai temapt berkumpulnya keluarga atau acara-acara adat seperti
Himpun atau Bedua
4. Bilik kebik: merupakan kamar tidur utama untuk kepala keluarga
5. Tebelayakh: kamar tidur kedua
6. Sekhudu: terletak di bagian belakang yang digunakan oleh ibu-ibu
7. Dapokh: dapur. Terletak di bagian paling belakang rumah, terdiri dari beberapa ruangan lagi, yaitu: gakhang
atau tempat mencuci peralatan dapur dan bah lamban atau tempat penyimpanan hasil panen.
Ornamen

Pada setiap sisi Rumah Adat Lampung dihiasi ornamen-ornamen, ukiran dan aksara kuno yang diambil dari Kitab Kuntara
Raja Niti. Bebrapa diantaranya yaitu:

1. Pill-Pusanggiri yang artinya setiap manusia harus mempunyai rasa malu jika hendak melakukan perbuatan yang hina
menurut agama dan dapat melukai harga diri.
2. Juluk-Adek yang artinya setiap orang yang telah mendapatkan gelar adat sebaiknya bersikap dan berkeperibadian yang
sesuai.
3. Nemui-Nyimah yang artinya menjaga tali silaturahmi dengan saling mengunjungi sanak keluarga serta bersikap ramah
tamah terhadap tamu.
4. Nengah-Nyampur memiliki makna menjaga hubungan dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Sakai-Sambaian merupakan sikap saling tolong menolong dan bergotong royong.
6. Sang Bumi Ruwa Jurai merupakan sebuah rumah tangga yang berasal dari dua garis keturunan yaitu masyarakat beradat
pepadun dan beradat sebatin. Meskipun terdapat 2 garis keturunan tetapi tetap bersatu.
ARSITEKTUR TRADISIONAL BENGKULU

a) Latar Belakang
Rumah tradisional Bangsa Melayu di
Bengkulu ini termasuk dalam tipe rumah
panggung. Rumah panggung ini dirancang
untuk melindungi penghuninya dari banjir.

Bentuk dan Peruangan


Rumah tempat tinggal memilki fungsi dalam kehidupan. Adapun susunan dan
fungsi ruang pada rumah adat melayu Bengkulu ini adalah sebagai berikut :
1. Berendo
2. Hall
3. Bilik gedang
4. Bilik gadis Ciri Khas
5. Ruang tengah Ciri lain dari rumah adat ini adalah strukturnya panggung dengan anak
6. Ruang makan tangga yang berjumlah ganjil, serta adanya upacara menaikan bubungan
7. Garang yang dilakukan sebagai ritual penolak bala dalam proses pembangunan.
9. Berendo belakang
KESIMPULAN
Setiap wilayahatau daerah pastilah memiliki ciri khas masing-masing arsitekturnya, termasuk
pula wilayah Sumatera. Pulau Sumatera terdiri dari 10 provinsi antara lain Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Nangroe Aceh Darussalam, Bangka
Belitung, Jambi, Lampung serta Bengkulu.

Setiap provinsi dari daerah Sumatera pun memiliki rumah tradisionalnya masing-masing. Dari
keseluruhan rumah adat di pulau Sumatera, dapat dilihat secara langsung bahwa tipologi rumah
dari semua daerah memiliki kesamaan atau tidak berbeda jauh yaitu pada struktur dan konstruksi
bangunan.

Mulai dari bentuk rumah dari atap hingga pondasi menggunakan struktur yang tidak berbeda
jauh, yaitu menggunakan jenis rumah panggung. Hal ini menandakan adanya keterkaitan
hubungan daerah dari rumah-rumah tradisional yang ada.

Anda mungkin juga menyukai