LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Revisi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama : Akhid Bahtoni


NIM : 223153716047

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 a) Masih a) Kajian Literatur Hasil analisis penyebab
diterapkan para guru yang cenderung terbiasa masalah, yaitu:
metode menerapkan model pembelajaran  Masih diterapkan
pembelajaran konvensional yang artinya komunikasi yang metode pembelajaran
konvensional terjadi ketika pembelajaran berlangsung secara konvensiona;
adalah satu arah.  Pembelajaran inovatif
memerlukan waktu
Rujukan: yang lebih panjang.
Fina Hiasa, Emi Agustina 2020,  Minat literasi peserta
Pelatihan model – model didik belum terbangun
pembelajaran inovatif untuk guru
disekolah menengah pertama negeri
 Peserta didik kurang
7 kota Bengkulu, (Diakses secara online
tertarik terhadap
pada 09 November 2022:
materi yang dipelajari
http://download.garuda.kemdikbud.  Peserta didik kurang
go.id/article.php?article=1844308&v bisa menghafal
al=19542&title=Pelatihan%20Model-
istilah2 dalam hal
Model%20Pembelajaran%20Inovatif
pembukuan keuangan
%20untuk%20Guru%20di%20Sekola
h%20Menengah%20Pertama%20Neg
eri%207%20Kota%20Bengkulu

Wawancara dengan pakar


Nama :
Endah Purnomosari, S. Pd, M. Pd
Jabatan : Koordinator PSDM &
Instruktur Nasional
Penyebab masalah dari hasil wawancara
adalah:
 Guru kurang menguasai jenis jenis
pembelajaran inovatif
 Tidak memiliki waktu yang cukup
untuk membuat pembelajaran inovatif
 Masih sedikit guru yang menerapkan
pelatihan tentang pembelajaran
inovatif

b)Kurangnya minat
b) Kajian Literatur
baca peserta didik
Menurut Mansyur (2018) minat baca adalah
terhadap materi
tingkat kesenangan yang kuat karena
yang dipelajari
adanya dorongan yang timbul pada diri
seseorang dalam melakukan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kegiatan membaca
untuk memperoleh informasi, serta
menimbulkan kesenangan dan manfaat bagi
dirinya. Pada dasarnya, minat baca tumbuh
karena adanya dorongan dari diri masing-
masing. Namun demikian, lingkungan juga
menjadi faktor utama tumbuhnya minat
baca seseorang, sehingga untuk
meningkatkannya perlu kesadaran setiap
individu serta lingkungan yang mendukung
Rujukan :
Umar Mansyur 2019, Upaya
meningkatkan minat baca. (Diakses
secara online pada 09 November 2022:
https://www.researchgate.net/profile/
Umar-
Mansyur/publication/337671871_Gem
pusta_Upaya_Meningkatkan_Minat_Ba
ca/links/5de4824c4585159aa45a0c04
/Gempusta-Upaya-Meningkatkan-
Minat-Baca.pdf )

Wawancara dengan pakar


Nama :
Ekwan Sunaryanto, SE
Jabatan : Waka Kurikulum

Dari hasil wawancara penyebab


permasalahan diatas yaitu
 Belum adanya minat peserta didik
terhadap materi yang disampaikan oleh
guru.
 Masih banyak siswa yang memiliki
ketergantungan dengan media sosial
 Peserta didik belum termotivasi untuk
meningkatkan literasi

c) Kurangnya c) Kajian Literatur


pemahaman kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
peserta didik
disebabkan oleh siswa yang cenderung
terhadap tugas
membuat laporan menghafal daripada memahami materi
keuangan, pada sehingga ketika terdapat nama-nama akun
mata pelajaran yang memiliki kemiripan istilah siswa
Praktek Produksi cenderung mengalami kebingungan.
dan Rujukan
Kewirausahaan Satria 2015, Identifikasi kesulitan belajar
siswa pada materi penyusunan laporan
keuangan, (Diakse secara online pada 09
November 2022 :
http://journal.um.ac.id/index.php/jab
e/article/view/6065/2544 )

Wawancara dengan pakar


Nama :
Ekwan Sunaryanto, SE
Jabatan : Waka Kurikulum
Dari hasil wawancara penyebab
permasalahan diatas yaitu:
 Siswa kurang terbiasa menghafal istilah
istilah tertentu
 Siswa sering bingung dalam
menempatkan transaksi

2 a) Peserta didik a) Kajian Literatur Hasil analisis penyebab


kesulitan Faktor-faktor yang menyebabkan anak masalah, yaitu:
menjelaskan mengalami kesulitan belajar ada dua, yaitu  Peserta didik kurang
kembali terhadap faktor internal dan eksternal. Adapun tertarik dengan
materi yang diantara faktor internal mencakup: karakter materi yang
dijelaskan oleh peserta didik, sikap terhadap belajar, disampaikan oleh
guru. motivasi belajar, menggali hasil belajar, guru
kebiasaan belajar, konsentrasi  Peserta didik kurang
belajar, mengolah bahan belajar, rasa memiliki kemapuan
percaya diri. Sedangkan faktor eksternal berkomunikasi yang
mencakup: baik
faktor guru, lingkungan sekolah (teman  Energi peserta didik
sebaya), kurikulum sekolah, sarana dan terlalu diporsir untuk
prasarana. kegiatan di luar
sekolah
Rujukan  Faktor kondis kelas
Suprianti 2021, Identifikasi penyebab yang kurang
kesilitan bealajar. Pada pembelajaran
kondusif
IPS peserta didik kelas VII SMP negeri 22
pontianak (Diakses secara online pada 09
November 2022:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/j
pdpb/article/view/46867/7567658940
8
)

Wawancara dengan pakar


Nama :
Ekwan Sunaryanto, SE
Jabatan : Waka Kurikulum

Dari hasil wawancara penyebab


permasalahan diatas yaitu:
1. Peserta didik kurang
menangkap/memahami materi yang
dijelaskan guru.
2. Peserta didik kurang tertarik dengan
materi yang disampaikan oleh guru
3. Peserta didik memiliki kendala dalam
berkomunikasi dengan baik dan benar

b) Peserta didik sulit b) Kajian Literatur


fokus terhadap Kendala yang dialami diantarannya sinyal,
mapel yang rasa bosan, sulit fokus dan mood siswa.
Solusi pendidik yang digunakan
sedang dijelaskan menanggulangi kendala pembelajaran daring
oleh guru yaitu memberikan berbagai macam ice
breaking

Rujukan
Indah Fitria Sari, Dewi Widiana , Sri
Hartatik , Pance Mariati 2021, Analisis
Pelaksanaan Pembelajaran Daring
terhadap Hasil Belajar Siswa di Sekolah
Dasar. (Diakses secara online pada 09
November 2022:
http://repository.unusa.ac.id/6703/ )

Wawancara dengan pakar


Nama :
Ekwan Sunaryanto, SE
Jabatan : Waka Kurikulum
Dari hasil wawancara penyebab
permasalahan diatas yaitu:
1. Energi peserta didik terlalu di porsir
untuk kegiatan diluar sekolah
2. Faktor kondisi kelas yang kurang
kondusif
3. Guru kurang bisa menguasai kelas

3 Adanya hubungan Kajian Literatur Hasil analisis penyebab


spesial atau pacaran Ada beberapa dari peserta didik yang masalah, yaitu:
anatara peserta berpacaran namun kegiatan keagamaan  Adanya komunikasi
didik yang (Religiusitas) semakin menurun. Padahal yang inten antara
mengganggu dengan berpacaran semestinya mereka dapat peserta didik laki laki
konsentrasi belajar saling memberikan motivasi dalam kegiatan dan perempuan
peserta didik, dan keagaaman dan belajar, saling menguatkan  Kurangnya
orang tua dengan cara saling mengingatkan tentang pengawasan orang tua
mendukung kegiatan keagamaan masingmasing sehingga wali peserta didik
hubungan tersebut pacaran bukan sebagai penghalang untuk kepada putra/putrinya
melakukan kegiatan keagamaan peserta  Kurangnya
didik keterbukaan/komunik
asi antara wali peserta
Rujukan didik dengan guru
Dr. Mohamad S. Rahman, M.Pd.I, Abrari
Ilham, M.Pd, Nuraysah, S.Pd 2020,
Perubahan Perilaku Religiusitas Akibat
Pacaran Bagi Peserta Didik di Madrasah
Aliyah Negeri Model 1 Manado. (Diakses
secara online pada 09 November 2022:
https://journal.iain-
manado.ac.id/index.php/jpai/article/v
iew/1065/770 )

Wawancara dengan pakar


Nama :
Deby Okta Harisanty, S. Pd
Jabatan : Guru BK
Dari hasil wawancara penyebab
permasalahan diatas yaitu:
 Adanya komunikasi yang inten dan terus
meneru antara peserta didik laki laki dan
perempuan
 Adanya keleluasaan dari pihak orang tua
yang memperbolehkan anaknya pacaran

4 a) Kurangnya Kajian Literatur Hasil analisis penyebab


contoh – contoh Survei dilakukan terhadap 171 guru yang masalah, yaitu:
pembelajaran bertugas di daerah 3T yang tersebar di  Kurangnya
inovatif yang 29 provinsi di Indonesia. Mereka dukungan sarana dan
sesuai dengan menyatakan kesulitan menerapkan prasarana
kondisi masing model pembelajaran inovatif sesuai  Kurangnya contoh –
masing siswa K13 karena beberapa contoh pembelajaran
kondisi/alasan.Beberapa di antara ko ndisi inovatif yang sesuai
yang dimaksudkan antara lain adalah: dengan kondisi
b) Kurangnya (1) kurangnya dukungan sarana dan masing masing guru
sarana dan prasarana (30,30%),  Adanya guru yang
prasarana guru (2) kurangnya contoh-contoh memiliki tugas
dalam pembelajaran inovatif yang sesuai tambahan disekolah
menyiapkan kondisi masing-masing (29,09%),  Peserta didik kurang
model (3) kurangnya pelatihan dan bimbingan fokus terhadap
pembelajaran (21,21%), dan pembelajaran
yang inovatif (4) lemahnya pemahaman mereka terhadap inovatif
konsep model pembelajaran inovatif
itu sendiri (19,39%)

Rujukan
Kusnandar 2020, PENGEMBANGAN
MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI (TIK) SESUAI
KURIKULUM 2013, (Diakses secara
online pada 09 November 2022:
https://jurnalkwangsan.kemdikbu
d.go.id/index.php/jurnalkwangsan
/article/view/121 )
Wawancara dengan pakar
Nama :
Endah Purnomosari, S. Pd, M. Pd
Jabatan : Koordinator PSDM &
Instruktur Nasional
Dari hasil wawancara penyebab
permasalahan diatas yaitu:
1. Banyak peserta didik yang lebih
terpengaruh dengan game online,
ketika pembelajaran inovatif
diterapkan
2. Adanya guru yang memiliki tugas
tambahan disekolah sehingga tidak
ada waktu untuk membuat rencana
pembelajaran inovatif
3. Suasana pembelajaran peserta didik
menjadi kurang tertib, karena sarana
dan prasarana belum terpenuhi
5 a) Banyaknya Kajian Literatur Hasil analisis penyebab
peserta didik Hasil observasi yang telah dilakukan di masalah, yaitu:
yang tidak SMAN 1 Teluk Kuantan menunjukkan
memiliki bahwa dalam pembelajaran, guru telah  Peserta didik butuh
kemampuan memberikan soal yang berkategorikan waktu untuk
dalam menelaah HOTS baik pada tingkat menganalisis, membiasakan diri
dan memahami mengevaluasi dan mencipta kepada siswa, dengan pembelajaran
materi namun hanya beberapa butir soal atau metode HOTS
pembelajaran belum secara maksimal dikarenakan guru  Peserta didik kurang
dan soal mengatakan bahwa soal berkategorikan siap menerima
berbasis HOTS HOTS sulit untuk dibuat dan membutuhkan pembelejaran dengan
waktu lama membuatnya Berdasarkan hasil menggunakan metode
wawancara hal tersebut disebabkan karena HOTS
siswa masih belum terbiasa menyelesaikan  Masih banyak siswa
soal pemecahan masalah dalam belum bisa
pembelajaran dikelas mengerjakan soal
berbasis HOTS
Rujukan
DWI TANIA 2021, ANALISIS KEMAMPUAN
HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS)
SISWA PADA PEMBELAJARAN ONLINE DI
SMAN 1 TELUK KUANTAN TAHUN PELAJARAN
2020/2021, (Diakses secara online pada
09 November 2022:
https://repository.uir.ac.id/10502/1
/176510783.pdf )

Wawancara dengan pakar


Nama :
Ekwan Sunaryanto, SE
Jabatan : Waka Kurikulum
Dari hasil wawancara penyebab
permasalahan diatas yaitu:
 Peserta didik butuh waktu untuk
membiasakan diri berfikir kreatif sesuai
dengan metode pembelajaran HOTS
 Peserta didik kurang siap memerima
pembelajaran dengan menggunakan
metode HOTS
 Masih banyak siswa belum bisa
mengerjakan soal berbasis HOTS

6 Guru memerlukan Kajian Literatur Hasil analisis penyebab


waktu yang lebih Guru merasa terbebani untuk bisa masalah, yaitu:
lama untuk mengajar dengan memanfaatkan media  Guru merasa terbebani
mempersiapkan pengajaran, hal ini dikarenakan dengan ketika menggunakan
media media pengajaran guru dituntut harus metode pembelajaran
pembelajaran lebih kreatif serta persiapan pengajaran inovatif
lebih matang. Sebelum mengajar
menggunakan media, guru sudah harus  Guru perlu
mencobanya sehingga ketika di kelas guru menyiapkan waktu
sudah terbiasa dan tidak canggung lagi, pada saat menyiapkan
guru perlu menyiapkan waktu yang lebih metode pembelajaran
lama serta tenaga lebih agar media berbasis teknologi
pembelajaran yang disiapkan bisa berjalan
dengan baik
 Guru belum memiliki
Rujukan sarana yang memadai
Martinus Tekege 2017, Pemanfaatan untuk membuat media
teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran
dalam pembelajaran SMA YPPGI
NABIRE, (Diakses secara online pada 09
November 2022:
https://uswim.ejournal.id/fateksa/a
rticle/download/38/21 )

Wawancara dengan teman sejawat


Nama :
Mawan Rudi Hermanto, S. Kom
Jabatan : Kepala Kompetensi Keahlian
Jurusan Multimedia

Dari hasil wawancara penyebab


permasalahan diatas yaitu:
1. Masih ada guru yang belum memiliki
sarana yang memadai
2. Untuk waktu pembelajaran setelah
pandemi berakhir masih menyesuaikan
sehingga waktu yang tersedia untuk
membuat media pembelajaran masih
belum cukup

Anda mungkin juga menyukai