Anda di halaman 1dari 2

MANFAAT PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT

Persaingan sehat diyakini sebagai cara yang paling baik untuk mencapai pendayagunaan sumber daya
secara optimal guna memenuhi kebutuhan masyarakat.adapun manfaat dari persaingan sehat,antara
lain sebagai berikut :

 Adanya persaingan sehat akan menghindarkan terjadinya konsentrasi kekuatan pasar (Market
Power) pada satu atau beberapa perusahaan.ini berarti konsumen mempunyai banyak alternatif
dalam memilih barang dari produsen sehingga harga benar-benar ditentukan oleh pasar lewat
mekanisme permintaan dan penawaran, bukan oleh hal-hal yang lain. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa adanya persaingan memungkinkan tersebarnya kekuatan pasar yang
menyebabkan kesempatan berusaha menjadi terbuka lebih lebar dan memberi peluang bagi
pengembangan serta peningkatan kewiraswastaan (Entrepreneurship) yang akan menjadi modal
utama bagi kegiatan pembangunan ekonomi bangsa.
 Dari segi makro ekonomi, persaingan yang sehat akan menghindarkan masyarakat terhadap
adanya bobot hilang (Deadweight Loss) yang umumnya disebabkan kebijaksanaan pembatasan
produksi yang biasa dipraktikkan oleh perusahaan monopoli untuk menjaga agar harga-harga
tetap tinggi dalam harga persaingan sempurna (Perfect Competition). Dengan demikian,
persaingan yang sehat akan mengarah pada penggunaan sumber daya ekonomi secara efisien
sehingga bermanfaat juga untuk memaksimalkan kesejahteraan konsumen (Consumer Welfare).
 Persaingan dapat memberikan andil dalam memajukan keadilan karena harga harga yang
bersaing secara wajar dapat menambah pilihan untuk para pembeli maupun para penjual.
Karena apabila persaingan dibatasi, pembeli dipaksa untuk membeli meski tidak sesuai dengan
keinginannya. Demikian pula penjual tidak dapat masuk dengan leluasa dalam pasar untuk
mengekspresikan kreasinya untuk bersaing secara wajar.

CONTOH USAHA YANG TIDAK SEHAT

Persaingan yang tidak sehat merupakan persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara yang tidak jujur atau
melawan hukum atau menghambat persaingan usaha.oleh karena itu,dapat disimpulkan bahwa
persaingan usaha tidak sehat ditandai dengan adanya 3 alternatif kriteria yaitu persaingan usaha yang
dilakukan dengan cara tidak jujur,melawan hukum dan menghambat persaingan usaha.

Adapun yang dimaksud dengan persaingan tidak jujur adalah :

 Perbuatan menjual sesuatu kepada orang lain dengan menipu tidak hanya melalui pemakaian
merek barang dari perusahaan lain, tetapi juga dengan cara menipu melalui menyubstitusi,
mengubah, mengganti barang yang dipesan langganan dengan barang lain.
 Perbuatan bersaing menyangkut penggelapan atau misappropriation dari nilai-nilai yang tidak
dapat diraba yang kemampuan memilikinya belum jelas.
 Termasuk perbuatan curang adalah perbuatan yang sifatnya jahat atau malicious perusahan-
perusahaan dalam melakukan merger, akuisisi, joint venture, dan mendirikan perusahan-
perusahan anak.
Suatu persaingan usaha dikategorikan persaingan yang melawan hukum menurut Pasal 1365 KUH
Perdata,jika memenuhi unsur unsur :

 Perbuatan yang melawan hukum


 Kerugian
 Hubungan kausal
 Kesalahan

Unsur ketiga persaingan usaha yang tidak sehat adalah menghambat persaingan adalah tindakan pelaku
usaha yang mengakibatkan tidak dapat berfungsinya persaingan secara wajar pada pasar
bersangkutan.dimana salah satu contoh tindakan dari unsur ini adalah monopoli.

Monopoli harus dilarang jika menimbulkan dampak negatif terhadap harga barang dan/atau
jasa,kualitas barang dan/atau jasa serta kuantitas barang dan/atau jasa.dalam melarang kegiatan yang
mengakibatkan munculnya monopoli,hukum memakai dua pendekatan yakni Per Se Illegal dan Rule Of
Reason.yang dimaksud Per Se Illegal adalah penentuan pelanggaran tanpa pemeriksaan yang rumit
(tanpa harus dibuktikan dulu apakah tindakan tersebut mengurangi persaingan atau tidak),sementara
itu,pendekatan Rule Of Reason adalah penentuan pelanggaran berdasarkan pemeriksaan yang rumit
(dilarang jika secara substansial mengurangi persaingan).

Dan berikut merupkan contoh kasus persaingan usaha yang tidak sehat :

MA Denda AQUA Rp 13,8 Miliar karena Terbukti Monopoli Usaha

Pada 19 Desember 2017, KPPU memutuskan AQUA melanggar Pasal 15 ayat (3) huruf b dan Pasal 19
huruf a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999. KPPU memutuskan AQUA menghukum Terlapor I
denda sebesar Rp 13,8 miliar dan Terlapor II denda sebesar Rp 6,2 miliar. Dalam pertimbangannya, KPPU
menyatakan tindakan anti persaingan itu terjadi pada tahun 2016. Yaitu di wilayah jangkauan distribusi
satu pemasaran Terlapor II dalam pemasaran produk yang meliputi Cikampek, Cikarang, Bekasi, Babelan,
Pulo Gadung, Sunter, Prumpung, Kiwi, Lemah Abang, Rawagirang, Cibubur, dan Cimanggis.

KPPU menilai pasar bersangkutan dalam perkara a quo adalah Produk Air Minum dalam Kemasan
(AMDK) Air Mineral di wilayah distribusi atau pemasaran Terlapor II pada 2016. Adapun bentuk tindakan
antipersaingan yang terjadi adalah adanya degradasi kepada subdistributor karena menjual produk Le
Mineral. Atas putusan itu, AQUA tidak terima dan mengajukan banding ke Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan (PN Jaksel). Pada 7 Mei 2019, PN Jaksel memutuskan mengabulkan permohonan keberatan dari
Para Pemohon Keberatan untuk sebagian. PN Jaksel membatalkan Putusan Komisi Pengawas Persaingan
Usaha (KPPU) No 22/KPPU-I/2016 tertanggal 19 Desember 2017 dan tidak mempunyai kekuatan hukum
yang mengikat terhadap Para Pemohon Keberatan. Atas vonis itu, giliran KPPU yang tidak terima dan
mengajukan kasasi. Gayung bersambut permohonan KPPU dikabulkan MA.

(Sumber Referensi : BMP EKMA4316/MODUL 6 HAL 6.4-6.6 dan Soal Tugas 3 Tuton Hukum Bisnis Sesi
7)

Anda mungkin juga menyukai