Wa Ode Ayu Asriani F1B117021
Wa Ode Ayu Asriani F1B117021
JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH:
WA ODE AYU ASRIANI
F1B1 17 021
KENDARI
2019
ii
DAFTAR ISI
Sampul.................................................................................................... i
Daftar isi.................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 8
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Luaran yang diharapkan dari hasil PKM-penelitian ini adalah bahan bakar
minyak (biodiesel) dalam bentuk cairan.
2.2 Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar diesel yang terbuat dari bahan
hayati terutama lemak nabati dan lemak hewani. Minyak goreng bekas
merupakan salah satu bahan baku yang memiliki peluang untuk pembuatan
biodiesel, karena minyak ini masih mengandung trigliserida, di samping asam
lemak bebas. Asam lemak dari minyak lemak nabati jika direaksikan dengan
alkohol menghasilkan ester yang merupakan senyawa utama pembuatan
biodiesel dan produk sampingan berupa gliserin yang juga berrnilai ekonimis
cukup tinggi. Proses pembuatan biodiesel dari minyak jelantah sangat
penting, sehingga dapat meningkatkan nilai guna minyak jelantah. Minyak
jelantah yang sebelumnya hanya di buang begitu saja akan lebih bernilai
4
Alat Bahan
1. Wadah 1. Minyak jelantah
2. Timbangan 2. Metanol
3. Erlemeyer 3. Soda api (NaOH)
4. Mixer 4. Air dan cuka
(CH3COOH)
Pembuatan biodiesel
Proses pengendapan
Pemanasan biodiesel
2) Penentuan Kadar FFA (free Fatty Acid atau asam lemak bebas)
Untuk penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan titrasi dengan
larutan NaOH dan indikator PP serta alkohol netral, FFA maksimal untuk
biodiesel proses tranesterifikasi adalah 5%. Untuk kadar asam lemak bebas
atau free Fatty Acid(FFA), dapat dilakukan dengan menimbang 30 gr
berat contoh (biodiesel) dalam erlemeyer, menambahkan 50 mL alkohol
netral yang panas, lalu menambahkan 2 mL indikator PP, dan melakukan
titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH hingga warna biodiesel berubah
menjadi merah muda.
3) Pembuatan biodiesel
Minyak jelantah yang udh terlebih dahulu dihilangkan kotoran-
kotorannya dan diperiksa kadar FFA selanjutnya akan dibuat menjadi
biodiesel melalui proses transesterifikasi dengan memberikan larutan
mektosid yang merupakan campuran antara metanol dan NaOH pada
minyak yang sudah dipanasskan terlebih dahulu dengan memvariasikan
suhu proses, sambil melakukan pengadukan menggunakan mixer dengan
kecepatan adukdan 1050 rpm selama 5 menit.
4) Proses pengendapan(settling)
minyak jelantah yang sudah dicampur metoksid dan di aduk
dengan mixer selanjutnya dilakukan proses pengendapan yang
divariasikan waktunya, sampai terbentuk 2 lapisan biodiesel dan gliserol.
5) Proses pencucian biodiesel
Proses pencucian dilakukan setelah pemisahan antara gliserol dan
biodiesel. Pencucian dilakukan dengan air yang ditambahkan cuka
sebanyak 0,4% dari jumlah air.
7
6) Pemanasan biodiesel
Pemanasan biodiesel dilakukan dengan memanaskan biodiesel
hasil cucian di atas pemanas hingga 100oC yang bertujuan untuk
menghilangkan sisa-sisa air dari proses pencucian.
7) Tahap pengujian kualitas biodiesel
Pengujian kualitas biodiesel dilakukan dengan viskometer kapiler
dan piknometer untuk pengujian densitas serta Flash point tester untuk
titik nyala.
8
DAFTAR PUSTAKA