Anda di halaman 1dari 10

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGOLAHAN MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH) SEBAGAI


PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK (BIODIESEL) BAGI
MASYARAKAT

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

DIUSULKAN OLEH:
WA ODE AYU ASRIANI
F1B1 17 021

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
ii

DAFTAR ISI

Sampul.................................................................................................... i

Daftar isi.................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian................................................................ 2

1.4 Urgensi Penelitian............................................................... 2

1.5 Target Penelitian................................................................. 2

1.6 Luaran Yang Diharapkan.................................................... 2

1.7 Manfaat Penelitian.............................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 3

BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................... 5

3.1 Alat Dan Bahan................................................................... 5

3.2 Diagram Alir....................................................................... 5

3.3 Prosedur Penelitian............................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 8
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan bakar minyak merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
kehidupan. Bahan bakar yang digunakan selama ini berasal dari minyak
mentah yang diambil dari perut bumi, sedangkan minyak bumi merupakan
bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui, sehingga untuk beberapa tahun ke
depan diperkirakan masyarakat akan mengalami kekurangan bahan bakar.
Krisis energi di Indonesia disebabkan oleh peningkatan konsumsi minyak
bumi dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan ini disebabkan oleh
bertambahnya jumlah kendaraan dan jumlah industri. Selain itu, jumlah
minyak bumi semakin menurun. Sumber energi lainnya harus ditemukan dan
diberdayakan untuk menyelesaikan masalah ini. Salah satu jenis produk
minyak bumi adalah solar yang merupakan bagian penting karena digunakan
diberbagai sektor. Berkurangnya jumlah produksi solar menyebabkan
Indonesian harus mengimporkannya dari negara lain. Langkah yang dapat
dilakukan untuk mengurangi konsumsi solar adalah menggunakan biodiesel.
Konsumsi solar dapat dikurangi dengan menggunakan minyak jelantah. Salah
satu langkah yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan minyak jelantah
sebagai biodiesel untuk berbagai media transformasi seperti bus dan
sebagainya(Yandri,2012).
Biodiesel bisa didapatkan dengan mengolah minyak kelapa, minyak kelapa
sawit,minyak jelantah dan Jatropha curcas. Biodiesel merupakan tipe
bioenergi yang baru dan terbarukan. Karakteristik biodiesel menyerupai solar.
Artinya, biodiesel dapat digunakan sebagai pengganti solar. Minyak jelantah
dapat dihasilkan dari sisa pemakaian minyak goreng di pengusaha makanan,
restoran dan rumah tangga. Dalam proses memasak, minyak jelantah tidak
boleh digunakan secara berulang karena mengandung radikal bebas yang bisa
menyebabkan kanker. Minyak jelantah merupakan sisa pemakaian Crude
Palm Oil (CPO) yang digunakan untuk memasak. Proses pembuatan biodiesel
dapat dilakukan melalui tahap transesterifikasi dan pelakuan fisis seperti
pemberian suhu proses dan lama waktu pengendapan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi proses transesterifikasi pada
proses produksi biodiesel ?
2. Bagaimana pengaruh suhu proses terhadap kualitas biodiesel ?
2

1.3 Tujuan Penelitian


A. Internal
1. Mengetahui proses pengolahan limbah minyak jelantah sebagai
biodiesel.
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pada proses produksi
biodiesel.
3. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap kualitas biodiesel.
B. Eksternal
1. Mengurangi pemakaian minyak goreng secara berulang kali.
2. Mengurangi pembuangan limbah minyak goreng bekas (jelantah)
secara sembarangan.

1.4 Urgensi Penelitian

Urgensi PKM-penelitian ini untuk memberikan kontribusi yang besar


dalam penggunaan dan pengolahannya sebagai biodiesel.

1.5 Target Penelitian

Target penemuan pada PKM-penelitian ini adalah untuk mengetahui


bagaimana pengolahan limbah minyak goreng bekas (jelantah) sebagai
biodiesel.

1.6 Luaran yang diharapkan

Luaran yang diharapkan dari hasil PKM-penelitian ini adalah bahan bakar
minyak (biodiesel) dalam bentuk cairan.

1.7 Manfaat Penelitian


A. Internal
1. Dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi peneliti
mengenai pemanfaatan limbah minyak goreng bekas yang dianggap
berdampak buruk tetapi dapat di manfaatkan menjadi sesuatu yang
bernilai ekonomis.
2. Melatih pengetahuan mahasiswa dalam melakukan kegiatan penelitian.
B. Eksternal
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana
pengolahan atau pemanfaatan limbah minyak goreng bekas (jelantah).
2. Menjadi referensi.
3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Jelantah


Minyak jelantah adalah minyak limbah yang biasa berasal dari
jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur,
minyak samin dan sebagainya. Minyak ini merupakan minyak bekas
pemakaian kebutuhan rumah tangga umumnya, dapt digunakan kembali
untuk keperluan kuliner akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya,
minyak jelantah mengandung asam lemak bebas tinggi. Oleh karena itu untuk
menurunkan asam lemak, pada umunya diperlukan 2 tahap konversi minyak
jelantah menjai biodiesel yaitu proses esterifikasi dan transesterifikasi.
Beberapa penelitian tentang sintesis biodiesel dari minyak jelantah telah
dilakukan. Solikhah,dkk (2009) telah mensintesis biodiesel yang diuji hanya
meliputi viskositas, gliserol bebas, dan gliserol total. Padahal untuk
menghasilkan biodiesel yang berkualitas baik dan mempunyai karakteristik
mirip dengan solar harus memenuhi semua persyaratan SNI 04-7182-2006.
Jaruyanon, P dan wongsapai, W(2008); Suirta, I.W (2009) telah mensintesis
minyak jelantah menggunakan proses esterifikasi menggunakan katalis 2
tahap yaitu proses esterifikasi dengan katalis feri sulfat dan katalis basa
potasium hidroksida. Buchori, L(2009) memproduksi biodiesel dengan proses
perengkahan non katalis catalytic cracking. Namun perengkahan non katalis
berlangsung pada suhu dan tekanan yang tinggi sehingga membutuhkan
energi yang besar. Saifuddin, et al (2009) telah mengembangkan teknik
pengolahan biodiesel minyak jelantah menggunakan proses enzimatis.
Kelemahan dari teknik ini yaitu memerlukan biaya produksi yang tinggi dan
waktu reaksi yang lama. (Setiawati dan Fatmir,2012).

2.2 Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar diesel yang terbuat dari bahan
hayati terutama lemak nabati dan lemak hewani. Minyak goreng bekas
merupakan salah satu bahan baku yang memiliki peluang untuk pembuatan
biodiesel, karena minyak ini masih mengandung trigliserida, di samping asam
lemak bebas. Asam lemak dari minyak lemak nabati jika direaksikan dengan
alkohol menghasilkan ester yang merupakan senyawa utama pembuatan
biodiesel dan produk sampingan berupa gliserin yang juga berrnilai ekonimis
cukup tinggi. Proses pembuatan biodiesel dari minyak jelantah sangat
penting, sehingga dapat meningkatkan nilai guna minyak jelantah. Minyak
jelantah yang sebelumnya hanya di buang begitu saja akan lebih bernilai
4

ekonomis bila diolah menjadi biodiesel untuk bahan bakar alternatif,


disamping turut serta dalam mengelola dan memanfaatkan limbah serta dapat
mengatasi kelangkaan BBM di masa depan(Wahyuni dkk.,2015).
Biodiesel juga dapat diproses melalui reaksi esterifikasi
menggunakan katalis asam (Aziz,2011) dan esterifikasi-transesterifikasi
(Berrios,dkk,2010). Pemilihan reaksi bergantung pada kandungan asam
lemak bebas (ALB) didalam bahan baku (Freedman,dkk,2009) menyatakan
bahwa ALB bahan baku untuk biodiesel tidak boleh melebihi 1%. Peneliti
lain menyatakan bahwa reaksi transesterifikasi langsung dapat dilakukan jika
ALB di dalam bahan kurang dari 3% (Rebeiro dkk,2011) atau 5% (van
Gerpen,2005). Kandungan ALB yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya
reaksi penyabunan (saponifikasi), yang dapat mempengaruhi proses
pemurnian biodiesel (Ma dan Hanna,2006). Reaksi transesterifikasi lebih
disukai daripada esterifikasi karena lebih cepat dan memerlukan alkohol lebih
sedikit (Van Gerpen,2005). Transesterifikasi biodiesel dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya waktu reaksi (Yuniawati dan Karim,2009;
Aziz,2011),jenis katalis,dan perbandingan rasio molar triglisarida dengan
alkohol (Jagadale da Jugulkar,2012; Satriana dkk,2012). Produksi biodiesel
secara konvesional umumnya dilakukan pada suhu tinggi dengan sumber
panas eksternal. Perpindahan panas berlangsung kurang efektif karena terjadi
secara konduksi dan konveksi. Pemanasan seperti ini memerlukan energi
yang besar dan waktu yang cukup lama (Motasemi dan Ani,2012).
5

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Alat Dan Bahan

Pada penelitian ini bahan dan alat yang diperlukan untuk


membantu keberlangsungannya penelitian adalah sebagai berikut :

 Alat  Bahan
1. Wadah 1. Minyak jelantah
2. Timbangan 2. Metanol
3. Erlemeyer 3. Soda api (NaOH)
4. Mixer 4. Air dan cuka
(CH3COOH)

3.2 Diagram Alir

Diagram alir tahapan penelitian yang dilakukan yaitu:

Persiapan bahan baku

Penentuan kadar FFA

Pembuatan biodiesel

Proses pengendapan

Proses pencucian biodiesel

Pemanasan biodiesel

Tahap pengujian kualitas


biodiesel
6

3.3 Prosedur Penelitian

1) Persiapan bahan baku


Bahan baku : minyak jelantah
Volume awal : 2 liter (2000 ml)
Berat NaOH : 15 gr
Berat Metanol : 20% (400 ml)
Kecepatan adukan : 1 (1050 rpm)
Waktu pengadukan : 5 menit
Minyak jelantah harus diberi perlakuan atau perlakuan dengan cara
mencampur air dengan 1:1 kemudian dididihkan kira-kira 100 oC lebih
hingga air tersisa setengahnya, tujuannya adalah untuk memisahkan
minyak dari kotoran yang mengendap.

2) Penentuan Kadar FFA (free Fatty Acid atau asam lemak bebas)
Untuk penentuan kadar asam lemak bebas dilakukan titrasi dengan
larutan NaOH dan indikator PP serta alkohol netral, FFA maksimal untuk
biodiesel proses tranesterifikasi adalah 5%. Untuk kadar asam lemak bebas
atau free Fatty Acid(FFA), dapat dilakukan dengan menimbang 30 gr
berat contoh (biodiesel) dalam erlemeyer, menambahkan 50 mL alkohol
netral yang panas, lalu menambahkan 2 mL indikator PP, dan melakukan
titrasi dengan larutan 0,1 N NaOH hingga warna biodiesel berubah
menjadi merah muda.
3) Pembuatan biodiesel
Minyak jelantah yang udh terlebih dahulu dihilangkan kotoran-
kotorannya dan diperiksa kadar FFA selanjutnya akan dibuat menjadi
biodiesel melalui proses transesterifikasi dengan memberikan larutan
mektosid yang merupakan campuran antara metanol dan NaOH pada
minyak yang sudah dipanasskan terlebih dahulu dengan memvariasikan
suhu proses, sambil melakukan pengadukan menggunakan mixer dengan
kecepatan adukdan 1050 rpm selama 5 menit.
4) Proses pengendapan(settling)
minyak jelantah yang sudah dicampur metoksid dan di aduk
dengan mixer selanjutnya dilakukan proses pengendapan yang
divariasikan waktunya, sampai terbentuk 2 lapisan biodiesel dan gliserol.
5) Proses pencucian biodiesel
Proses pencucian dilakukan setelah pemisahan antara gliserol dan
biodiesel. Pencucian dilakukan dengan air yang ditambahkan cuka
sebanyak 0,4% dari jumlah air.
7

6) Pemanasan biodiesel
Pemanasan biodiesel dilakukan dengan memanaskan biodiesel
hasil cucian di atas pemanas hingga 100oC yang bertujuan untuk
menghilangkan sisa-sisa air dari proses pencucian.
7) Tahap pengujian kualitas biodiesel
Pengujian kualitas biodiesel dilakukan dengan viskometer kapiler
dan piknometer untuk pengujian densitas serta Flash point tester untuk
titik nyala.
8

DAFTAR PUSTAKA

Adhari,H dkk.2016.Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel Dengan


Katalis ZnO Presipitan ZINC Karbonat:Pengaruh Waktu Reaksi
Dan Jumlah Katalis.Jurnal FTEKNIK.3(2).
Hambali,M dkk.2016. Teknologi Pengolahan Biodiesel Dari Minyak Goreng
Jagung Bekas Dengan Variasi Bentonit Sebagai alternatif Bahan
Bakar Mesin Diesel.Jurnal Teknik Kimia.2(22).
Setiawan,A dkk.2017.Studi Eksperimental Unjuk Kerja Campuran Solar-
Biodiesel Minyak Jelantah Pada Mesin Diesel.Jurnal Mekanika
Dan Sistem Termal(JMST).2(1).
Setiawan,E dan Fatmir.2012.Teknologi Pengolahan Biodiesel Dari Minyak
Goreng Bekas Dengan Teknik Mikrofil Trasi Dan Transesterifikasi
Sebagai Alternatif Bahan Bakar Mesin Diesel.Jurnal Riset
Industri.6(2).
Wahyuni, S dkk.2015.Pengaruh Suhu Dan Lama Pengendapan Terhadap Kualitas
Biodiesel Dari Minyak Jelantah.Pillar Of Physics.6(33-40).
Yandri.2012.Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Biodiesel Untuk Bahan Bakar
Bus Kampus UNAND Padang.Jurnal Aplikasi Ipteks Untuk
Masyarakat.1(2).

Anda mungkin juga menyukai