Anda di halaman 1dari 11

NAMA : WANNA SARI

NPM : 1402080210

BIDANG PRAKTEK BIMBINGAN BELAJAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang dijadikan pondasi untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (UU No. 20 tahun 2003). Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka

perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah satunya

adalah komponen bimbingan dan konseling. Hal ini juga diungkapkan oleh Juntika

(Tohirin, 2009: 12) bimbingan merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan

memiliki kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan. Bimbingan dan konseling

merupakan suatu perangkat penting dalam dunia pendidikan. Kedudukan layanan

bimbingan dan konseling di sekolah dasar dalam sistem pendidikan di Indonesia sudah

diatur dan dibicarakan khusus dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 pasal 10

ayat (1) yang berbunyi : Penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada SD/MI atau
yang sederajat dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling. Latar

belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah dasar karena adanya kesadaran

akan perlunya sistem pengajaran dan pelayanan kependidikan yang berpusat pada

kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

a. Pengertian Bimbingan

Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian dari bimbingan. Sunaryo Kartadinata

(1998: 3) mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses membantu individu untuk mencapai

perkembangan optimal. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau

perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-

individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan

pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri

(Crow & Crow, dalam Prayitno dan Erman Amti 2004: 94). Bimbingan adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik

anak-anak, remaja, dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan

dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno dan Erman Amti 2004:

94). 9 Rochman Natawidjaja (dalam Syamsu dan Nurihsan, 2006: 6)1 mengartikan bimbingan

sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia dapat

mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan

lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya. Sementara itu, Anas

Salahudin (2010: 7) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan, terutama dari

aspek psikologi yang dilakukan oleh seorang ahli kepada siswa-siswa peserta didik dalam

memahami dirinya, dan menghubungkan dengan lingkungannya, serta memilih, menentukan,

dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri yang dituntut lingkungan berdasarkan norma-

norma yang berlaku. Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat

dikatakan bahwa bimbingan merupakan bagian dari program pendidikan yang berupa pemberian

layanan bantuan secara berkesinambungan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada individu

atau beberapa orang individu, agar individu tersebut mampu memahami dan mengembangkan

kemampuan dirinya secara penuh untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan norma

yang berlaku.

b. Pengertian Konseling

Istilah bimbingan sering dirangkai dengan konseling. Konseling merupakan bagian

integral dari bimbingan (Tohirin: 2009). Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 105)

konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling

dengan seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah

(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. ASCA (American

School Counselor Association) dalam Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2006: 8)

mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh

dengan sikap penerimaan, dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor

mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu kliennya mengatasi


masalah-masalahnya. Konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan

tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau

masalah khusus (Anas Salahudin, 2010: 15–16). Demikian pula, Tohirin (2009: 25)

mengemukakan bahwa konseling bisa berarti kontak atau hubungan timbal balik antara dua

orang (konselor dan klien) untuk menangani masalah klien, yang didukung oleh keahlian dalam

suasana yang laras dan integrasi, berdasarkan norma-norma yang berlaku untuk tujuan yang

berguna bagi klien. 11 Sebagaimana bimbingan, konseling berupaya untuk memberikan bantuan

kepada individu untuk dapat menyelesaikan permasalahan pribadi yang sedang dihadapinya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa konseling merupakan sebuah kegiatan atau proses

memberikan bantuan kepada individu yang sedang mengalami masalah (konseli/klien) dengan

jalan tatap muka atau wawancara konseling yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) dalam

suasana yang laras dengan tujuan klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri atas masalah

yang sedang dihadapi dan dapat teratasi sesuai dengan norma yang berlaku. Sedangkan

pengertian bimbingan dan konseling itu sendiri dapat disimpulkan sebagai suatu proses

berkesinambungan yang diberikan oleh seseorang yang ahli kepada individu untuk memiliki

kemampuan memahami diri dan lingkungannya serta untuk mencari solusi dari masalah yang

sedang individu alami. Achmad dan Sudianto (2005: 8) menjelaskan bahwa bimbingan dan

konseling perkembangan di SD merupakan sebuah upaya pemberian bantuan kepada individu

(peserta didik/siswa) yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya mereka dapat memahami

dirinya sehingga mereka sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai

dengan tuntutan dan keadaan lingkungan SD, keluarga, dan masyarakat serta kehidupan pada

umumnya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Memberikan Layanan Bimbingan

Belajar Di SD

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Maju tidaknya suatu

Negara tergantung pada tingkat pendidikan di Negara tersebut. Semua Negara akan terus

berusaha untuk memajukan pendidikan. Untuk merealisasikan pendidikan yang berkualitas,

maka sekolah harus menyiapkan pendidik yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan mutu

pendidikan. Namun, kegiatan belajar dan mengajar bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi

banyak hal yang secara langsung maupun tidak langsung memiliki keterkaitan dengan kegiatan

belajar. Salah satunya adalah kegiatan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan

konseling mempunyai peranan yang besar dalam membantu siswa untuk pengembangan

kepribadiannya bagi peranan siswa di masa yang akan datang, salah satu peran yang bisa

dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling adalah menciptakan kegiatan belajar mengajar

bernuansa bimbingan konseling. Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak

diberikan oleh Guru bimbingan dan konseling secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP

dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas

menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan
bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali. Dalam konteks pemberian layanan

bimbingan konseling, Prayitno (1997:35-36) mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan

konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,

konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok. Guru SD harus

melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang

dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses

pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa

mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti. 86 Realitas di

lapangan, khususnya di SD menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan

konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas

yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang

membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu kegiatan

belajar mengajar di SD harus di integrasikan dalam bimbingan dan konseling. Salah satu teknik

pelaksanaan bimbingan belajar di SD adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang bernuansa

bimbingan. Prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar bernuansa bimbingan yang harus

diperhatikan antara lain adalah: a. menciptakan iklim kelas yang bebas dari ketegangan dan

menempatkan siswa sebagai subyek pengajaran b. menerima dan memperlakukan siswa sebagai

individu yang memiliki harga diri dan memahami kekurangan, kelebihan serta permasalahannya

c. mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuan siswa d. membina hubungan yang dekat dengan semua siswa e. memahami

setiap permasalahan dan hambatan siswa dalam mempelajari materi pada tiap-tiap bidang studi f.

memberikan bantuan dengan segera pada siswa yang mengalami hambatan belajar g.

membimbing siswa agar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik h. memberikan umpan
balik terhadap evaluasi i. menggunakan pendekatan pembelajaran PAIKEM Melibatkan berbagai

pihak (walikelas, guru mapel, kepala sekolah dan orangtua) dalam proses pendidikan dan

pembelajaran secara utuh. Bimbingan dan konseling belajar berupaya memfasilitasi siswa dalam

mencapai tujuan-tujuan belajar secara optimal. Bimbingan belajar juga merupakan usaha

bimbingan kepada siswa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami. Menurut

Nurihsan (2011:15) layanan dan bimbingan konseling belajar diselenggarakan untuk membantu

siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai macam permasalahan belajar yang ada.

Beberapa permasalahan belajar yang ada diantaranya adalah kebiasaan belajar yang buruk, waktu

belajar yang kurang disiplin, kesulitan membuat catatan, dan lain sebagainya. Kesulitan-

kesulitan itulah yang melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling belajar di SD.

Bimbingan belajar merupakan kegiatan bimbingan yang bertujuan agar siswa mampu mencapai

keberhasilan dalam belajar secara optimal. Beberapa strategi bimbingan belajar dapat digunakan

di antaranya adalah kelompok belajar, informasi cara belajar yang baik dan efisien, cara

mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian belajar, dan lain sebagainya. Dengan

demikian, bimbingan belajar secara umum adalah proses pendampingan terhadap siswa dalam

perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta perbaikan proses belajarnya. Pada

dasarnya kegiatan bimbingan dan konseling untuk anak-anak memiliki tujuan agar siswa dapat

mengubah perilaku yang dapat memunculkan dampak negative (Geldarr & Geldard: 2001:3).

B. Pentingnya Layanan Bimbingan Belajar Bagi Siswa

Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004:111) pentingnya pelayanan

bimbingan bagi siswa adalah sebagai berikut:


a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang anak atau

kelompokanak.

b. Menunjukkan cara-cara mempelajari dan menggunakan buku pelajaran. c.

c. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan

perpustakaan.

d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan ujian.

e. Memilih suatu bidang studi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, cita-cita dan

kondisi fisik atau kesehatannya.

f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu.

g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan cara belajarnya.

h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah

maupun untuk pengembangan bakat dan karirnya di masa depan. 27 Dalam

bimbingan belajar diharapkan siswa dapat melakukan penyesuaian yang baik

dalam situasi belajar seoptimal mungkin sesuai potensi-potensi, bakat, dan

kemampuan yang ada padanya. Berdasarkan pada pendapat di atas dapat diartikan

bahwa pentingnya pelayanan bimbingan belajar adalah untuk membatu siswa

yang mengalami masalah di dalam memasuki proses belajar dan situasi belajar

yang dihadapinya. Menurut Romine (Oemar Hamalik, 1990: 106) fungsi

bimbingan belajar adalah sebagai berikut:

a. Mengorientasikan siswa kepada sekolah.

b. Membantu para siswa untuk merencanakan pendidikannya di sekolah

c. Membantu para siswa untuk mengenal minat dan kemampuannya masing-

masing.
d. Mengorientasikan para siswa ke arah dunia kerja

e. Membantu para siswa untuk memecahkan masalah hubungan antara siswa

perempuan dan laki-laki.

f. Membantu para siswa berlatih menyelesaikan tugas-tugasnya. Pendapat di atas

dapat diartikan bahwa, fungsi layanan bimbingan belajar adalah membantu siswa

merencanakan pendidikannya yang berorientasi ke arah dunia kerja dengan

mempertimbangkan minat dan kemampuan yang dimiliki agar siswa mampu

mnyelesaikan tugasnya masing-masing.

BAB IV

KESIMPULAN

Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru bimbingan dan konseling

secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus

menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua

materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan

bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali. Tugas Guru Kelas di

SD selain mengajar adalah menyelenggarakan kegiatan bimbingan terhadap

seluruh siswa di kelas yang menjadi tanggungjawabnya. Hal itu mungkin dan

sewajarnya demikian karena guru yang amat vital dalam keseluruhan

perkembangan siswa, terutama dalam hal belajar. Realitas di lapangan, khususnya

di SD menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan

konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung

jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan

bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi


belajar siswa. Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-

murid agar mendapat penyesuaian yang baik di dalam situasi belajar, sehingga

setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal.


Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2019. Psikologi Belajar. Bandung: Herdi.

2013.

Bimbingan dan Konseling Kesehatan Mental di Sekolah. Bandung: Rosdakarya.

Irham, Muhammad dan Novan Ardi Wiyani. 2014.

Bimbingan dan Konseling: Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media. Jurnal Teknik Bimbingan dan Konseling dalam Bimbingan dan

Konseling. [diakses pada tanggal 18 september 2021]

Eka Sari Setianingsih.jurnal peranan bimbingan dan konseling dalam memberikan

layanan bimbingan belajar di sd.[diakses pada tanggal 18 september 2021]

Anda mungkin juga menyukai